Bismillahirrahmanirrahim. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saudara-saudara sekalian, rahimahkumullah Din yang dibawa oleh Rasulullah SAW Intinya itu ada tiga level Ada level Islam, kemudian Iman, dan Ihsan Islam itu boleh kita sebut sebagai level yang paling rendah.
Setelah itu naik menjadi level iman, dan yang paling tinggi adalah level ihsan. Karena itu kita bisa memahami, kalau misalnya Rasulullah itu pernah menyarankan kepada kita, kalau mencari istri carilah dinnya yang baik. Kalau mencari istri carilah dinnya yang baik, memutuskan menerima lelaki untuk dijadikan suami, pilihlah yang dinnya baik, yang akhlaknya baik, maka sebenarnya kita bisa melaksanakan hal tersebut dengan cara mengecek level dinnya itu masuk mana. Apakah masuk level Islam, level iman, ataukah masuk ihsan. Minimal seorang Muslim itu memenuhi menuhi level Islam ini lebih bagus lagi jika sudah mencapai level iman dan level Ihsan itu adalah level yang sangat tinggi jarang orang yang bisa mencapai level sana dan Insyaallah kita akan mengupas masing-masing dari tiga level ini secara lebih mendalam dalam gajian ini hadits lengkap yang mengjelaskan konsepsi Islam iman dan Ihsan itu diriwayatkan di antaranya oleh muslim saya bacakan lafadnya saya terjemahkan, kemudian kita kupas satu persatu masing-masing dari konsep tersebut An-Umar bin al-Khattab Qawla, dari Umar bin al-Khattab beliau berkata jadi perawi hadis ini adalah sahabat nabi Umar bin al-Khattab salah satu dari khulafah Rashidin seorang sahabat senior salah satu sahabat yang dijamin masuk beliau adalah ayah dari istri nabi yang bernama Hafsah dan Umar ini memiliki banyak keutamaan seperti yang diantaranya disebut dalam hadis marahnya Umar adalah marahnya Allah artinya kalau kita ingin belajar bagaimana marah yang benar di sisi Allah itu maka mempelajari situasi-situasi yang membuat Umar marah adalah sebuah langkah yang benar jadi keutamaan dari Umar ibn al-Khattab Dia mengatakan Tiba-tiba muncullah seorang lelaki Di tengah-tengah kami Jadi ini settingnya adalah Umar ibn al-Khattab menceritakan Konon kondisi bagaimana beliau yang waktu itu bersama dengan sejumlah sahabat sedang bersama Rasulullah SAW tidak diterangkan apa yang mereka lakukan tetapi memang Rasulullah terbiasa duduk-duduk bersama dengan sahabat untuk berbincang-bincang dan Rasulullah mengajari sejumlah ilmu din di tengah situasi semacam itu tiba-tiba muncullah seorang lelaki ketika Umar menyebut disini dengan lafad Rajulun itu maknanya berarti beliau tidak kenal Artinya berarti bukan orang yang selama ini diketahui oleh Umar bin Al-Khattab Karena seandainya beliau kenal, pasti disebut namanya Tapi karena disebut Rajul, berarti beliau tidak kenal Beliau hanya yakin ini seorang lelaki, tetapi beliau tidak mengenalnya Shadidu Bayal Dziad Orang ini memakai pakaian yang sangat putih Bukan sekedar putih disini, tapi disebut sebagai Shadid Sangat putih Artinya Jenis baju yang ia pakai itu memang seperti di luar kebiasaan di tengah-tengah orang Arab.
Karena kita tahu ya, Arab itu kan di zaman itu jelas alamnya itu masih belum seperti di zaman sekarang yang sudah luar biasa perkembangan teknologi, perkembangan ilmu bangunan, dan lain sebagainya. Jadi wajar kalau misalnya di Arab di zaman itu masih banyak. situasi-situasi membuat pakaian menjadi cepat kotor misalnya kena debu, kena angin, dan sebagainya maka kalau sampai ada orang yang memiliki baju yang sangat putih memakai baju yang sangat putih memang kelihatan sangat mencolok sekali apalagi dia orang asing wajar jika kemudian orang akan bertanya-tanya siapakah orang ini?
syadidu sawadisyari dan memiliki rambut yang sangat hitam bukan sekedar hitam, tapi disebut syedidu sawadisyari, sangat hitam sekali, nah ini juga sangat mencolok, artinya sebagai manusia ini seakan-akan manusia ini memiliki keistimewaan bentuk fisik yang luar biasa, dan memiliki aksesoris pakaian yang juga luar biasa La yura'a alaihi asharus safar Tidak terlihat padanya bekas perjalanan Nah ini juga keanehan yang lain Kenapa? Karena Kalau orang asing datang ke Madinah Seharusnya ada jejak orang safar Orang safar itu kan keringetan Kemudian bajunya kotor Bajunya tidak licin Kemudian kelihatan lesu Kelihatan capek Kelihatan lapar Kelihatan haus Orang ini kelihatan kayak swagger, orang yang mungkin wajahnya begitu ganteng, kemudian kepalanya, rambutnya sangat hitam, bajunya sangat putih, seakan-akan baru keluar dari tempat pelayanan kesehatan, tempat pelayanan aksesoris dan sebagainya. tidak ada seorang pun yang mengenal di antara kami.
Nah ini menegaskan apa yang saya sebutkan sebelumnya bahwa Umar bin Al-Khattab tidak mengenal, termasuk semua sahabat juga tidak ada yang mengenal jadi semakin lengkaplah aspek keanehan sosok yang muncul di tengah-tengah para sahabat tersebut hingga dia pun duduk mendekati Nabi SAW jadi dia datang itu ternyata langsung menuju Nabi sehingga para sahabat tahu bahwa orang ini memang sengaja mencari Rasulullah jadi tidak mencari seseorang di kalangan sahabat bukan karena ada urusan mau ketemu siapa bukan jelas yang dicari adalah Nabi karena yang didekati langsung adalah Nabi lalu orang asing ini melakukan sesuatu yang Aneh lagi, disebut disini fa'asnada rukbataihi ila rukbataihi Dia, kemudian lelaki tersebut me- nyandarkan kedua lututnya pada kedua lutut nabi coba bayangkan ya, orang biasa kalau ketemu orang asing semacam ini tiba-tiba kemudian mendekatkan lututnya pada lutut kita itu kan sesuatu yang sangat aneh dan bahkan mungkin kita bisa curiga atau bisa jadi malah mengusir orang tersebut karena itu kan sebuah posisi yang sangat dekat sebuah posisi yang bahkan Mengkhawatirkan kalau yang melakukan seperti itu Dijurigai tidak melakukan perbuatan jahat Tiba-tiba datang lalu menempelkan lututnya pada lutut nabi Tetapi ketika Rasulullah itu dengan tenang menerimanya Ini memberi kesan bahwa Rasulullah mengenal orang ini Walaupun para sahabat tidak ada yang mengenalnya Jadi lutut ketemu lutut Tiba-tiba datang langsung lutut ketemu lutut Artinya berarti bisa kita bayangkan Posisi duduk Nabi itu mungkin kira-kira seperti duduk Iftirosh, kira-kira ya. Mirip seperti duduk Iftirosh, sehingga lututnya bisa ditempelkan dengan lututnya Nabi. Karena kalau duduk persilah kan nggak mungkin, gimana cara menempelkannya itu susah, susah ya. Kita bayangkan Rasulullah duduk seperti duduk Iftirosh, mungkin tidak persis seperti Iftirosh, tetapi... lututnya itu memungkinkan untuk kalau orang dekat itu langsung di depannya sehingga lutut bisa ketemu lutut gitu ya, saking dekatnya dan lelaki asing tersebut meletakkan kedua tangannya pada kedua paha nabi jadi posisinya benar-benar sangat dekat kemudian paha diletakkan itu seakan-akan memberi kesan bahwa orang ini mau berbicara sesuatu yang sangat penting sesuatu yang benar-benar sangat krusial sehingga tidak cukup dia itu duduk hanya dekat pada Nabi bahkan telapak tangannya pun diletakkan pada pahannya Nabi seakan-akan menunggu betul apa yang akan diucapkan oleh Nabi ya, waqawala, dan dia berkata ya Muhammad, akhbirni anil Islam wahai Muhammad, beritahu aku tentang Islam nah Panggilan Wahai Muhammad ini memberi kesan bahwa orang ini ingin tahu tentang Islam.
Karena kalau sudah beriman, mesti manggilnya ya Rasulullah. Ketika ini orang sudah asing, kemudian manggilnya ya Muhammad, maka bisa jadi para sahabat itu menduga ini orang asing yang ingin mengenal Islam. Orang asing yang ingin mengetahui tentang Islam dan mungkin dia ingin tertarik dengan Islam dan ingin masuk Islam.
Bisa jadi begitu, sehingga bertanya Ya Muhammad, akhbirni anil Islam Apa itu sebenarnya Islam? Jadi sebenarnya Rasulullah itu saat berdakwah itu sudah dikenal Kalau mengajak untuk masuk ke dalam Islam Jadi ketika dakwah beliau itu barangkali sudah menyebar ke berbagai kabilah Arab Bisa jadi beberapa orang ingin langsung ketemu Rasulullah Dan ingin dijelaskan apa sebenarnya definisi Islam itu Islam itu adalah kata Nabi Satu Engkau bersaksi bahwa tiada Tuhan yang layak disembah kecuali Allah Dan engkau bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah Artinya hal pertama Yang wajib dilakukan Oleh orang yang ingin Disebut telah Masuk Islam adalah Bersaksi dengan dua kalimat Syahadat, tidak ada Tuhan selain Allah Dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah Yang kedua adalah Mendirikan sholat Menegakkan sholat Waktu krimah sholat Maksudnya tukrim itu mendawamkan Terus-menerus merutinkan sholat Bukan hanya sekali dua kali Tetapi seumur hidup konsisten melakukan sholat Sampai Allah memanggil Mewafatkannya Yang ketiga adalah Wadu utiaz zakah Membayar zakat Maksudnya adalah mengeluarkan Sebagian harta kita Jika sudah mencapai ukuran tertentu Untuk dibagi-bagi kepada orang miskin Wadu utiaz zakah Yang keempat berpuasa Ramadan, berpuasa selama sebulan peluh di bulan Ramadan Yang kelima, Dan yang kelima adalah, berhaji menuju Kaabah Kalau engkau mampu menuju sana Artinya, melakukan perjalanan untuk mengunjungi Kaabah di Mekah Dengan melakukan sejumlah ritual, melakukan sejumlah manasik melakukan sejumlah aktivitas ibadah sesuai yang diajarakan Rasulullah selama kita mampu artinya kalau dikasih uang, dikasih kesehatan, di jalan tidak ada halangan apa-apa maka seseorang yang mau disebut muslim itu harus melaksanakan amalan semacam ini Qala sodakta, dia berkomentar benar kamu nah inilah yang akhirnya membuat para sahabat menjadi heran Kata Umar, fa'ajibna lahu yas'aluhu wa yusaddiquhu Kami pun menjadi takjub, heran kami Ini ada orang bertanya kok, membenarkan Nah ini sebenarnya tanya ataukah ngetes Nah jadi itu yang membuat mereka terkejut karena bisa jadikan di awal-awal pada saat orang ini datang minta diberitahu tentang Islam, mereka menduga ini orang asing pengen belajar Islam, laku setelah dijawab begitu malah memenarkan sebenarnya siapa orang ini nah ini akhirnya mulai menjadi misteri menjadi misteri bagi mereka nah ini hadisnya nanti panjang tapi saya saya kutipkan akhir hadis itu ya untuk menjelaskan Siapa lelaki ini? Di akhirat disitu Rasulullah kemudian bertanya kepada para sahabat Apakah kalian tahu siapa lelaki yang pernah datang untuk bertanya Islam Bertanya iman tentang Ihsan itu siapa? Maka mereka semuanya menjawab tidak tahu Artinya tetap jadi misteri Selampai beberapa lama tetap jadi misteri Kemudian Rasulullah itu memberitahu itulah Jibril Jibril yakni malaikat yang datang kepada kalian dengan maksud untuk mengajari kalian jadi ini ada beberapa kesimpulan yang bisa kita tarik ya dari ucapan Rasulullah bahwa itu adalah malaikat Jibril pertama, malaikat itu bisa menjelma, menjadi manusia ini bagian dari iman kita itu memang harus meyakini seperti itu karena bentuk asli malaikat Jibril itu kan besar sekali ya sangat besar Pernah menampakkan diri pada Rasulullah dalam rupa yang asli Itu Rasulullah itu melihat Malikat Jibril itu Duduk di antara kursi Di antara langit dan bumi Dan memenuhi langit dan bumi Coba bayangkan itu seberapa besarnya Malikat Jibril Tapi ternyata kuasa Allah itu bisa membuat makhluk yang sebesar itu menjadi sebesar manusia Ketika menjelma menjadi manusia Dan itu gak ada susahnya bagi Allah Justru itu makna dari Iman kita bahwa Allah itu Allah itu maha kuasa atas segala sesuatu Jadi kalau misalnya ada hadis-hadis yang menampakkan mengisahkan sebagian dari hal-hal yang gaib ditampakkan pada Rasulullah padahal belum terjadi kemudian menampakkan pada Rasulullah apa yang terjadi di akhirat dan lain sebagainya itu sangat mudah bagi Allah karena Contoh seperti malaikat ini datang ke bumi menjadi bentuk manusia, ini ternyata bisa dilakukan oleh Allah.
Kemudian, Pelajaran yang lainnya adalah bahwa terkadang malaikat itu mengajari dengan cara bertanya Jadi bentuk mengajari itu tidak selalu langsung memberi informasi Tapi dengan kadang-kadang bertanya Pertanyaan yang terarah supaya orang itu bisa memahami lebih jelas lagi poin-poin dari sebuah ilmu Sehingga pertanyaan dijawab langsung langsung pertanyaan yang baik akan melahirkan jawaban yang yang baik kemudian pelajaran yang lain juga ketika Rasul mengatakan yuallimukum amradinikum malaikat Jibril itu mendatang untuk mengajari kalian din kalian ini menunjukkan bahwa definisi din itu mencakup Islam iman dan ihsan Nah itulah yang menjadi topik utama dari kajian kita kali ini sehingga kita bisa paham kenapa dari awal saya katakan din dalam islin itu ada tiga level din yang Bahwa Rasulullah itu, Islam, Iman Dan Ihsan, karena memang Rasulullah Di akhir hadis ini mengatakan Menyebut apa yang dilakukan Malaikat Jibril itu ingin mengajari din kalian Ya, itu Kita lanjutkan hadisnya Qawala fa'akhbirni anil iman Kemudian lelaki tersebut Ya ini Malaikat Jibril yang menyamar itu Kemudian bertanya lagi, beritahu aku Tentang iman Maka Rasulullah menjawab Qawala antu minabil lahi Wa Malaikatihi Wa Kudus Kutubihi wa rusulihi wal yaumil akhiri wa tu'minabil qadari khairihi wa syarrihi. Iman itu intinya adalah percaya pada enam pilar, enam rukun dari iman. Apa itu? Pertama adalah percaya kepada Allah. Maksudnya percaya kepada Allah itu adalah percaya eksistensi Allah.
Percaya kepada Allah itu adalah ada percaya kepada Allah itu. itu maujud, percaya bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang layak disembah yang kedua adalah percaya kepada malekat-malekat Allah, artinya meyakini bahwa malekat-malekat Allah itu ada, mereka adalah makhluk-makhluk yang taat kepada Allah Mereka adalah makhluk-makhluk yang tidak membangkang Allah. Yang ketiga adalah percaya kepada Kudzubihi, kitab-kitab Allah.
Maksudnya adalah percaya Allah memberikan wahyu, segumpulan wahyu, kepada sejumlah nabi dan rasulnya untuk memberi hidayah kepada manusia. Yang keempat adalah Warusulihi, percaya kepada rasul-rasul Allah. Yakni percaya ada manusia yang oleh Allah itu dipilih.
untuk menyampaikan kehendak Allah kepada umat manusia percaya ada sejumlah manusia yang dikasih Allah kitab-kitabnya untuk diajarkan kepada manusia termasuk diantaranya adalah seperti Nabi Muhammad SAW yang oleh Allah dikasih kita berupa Al-Quran yang kelima adalah Wal-Yawmil Akhiri percaya ada hari akhir yakni hari dimana alam semesta ini akan hancur lalu kemudian manusia itu akan Dibangkitkan lagi, dihidupkan lagi Kemudian Allah akan menghisap mereka semua Lalu Allah akan mengembalikan nasib mereka Kalau baik dimasukkan ke dalam surga Dan kalau mereka buruk dimasukkan ke dalam neraka Yang keenam Beriman terhadap takdir Baik maupun buruk Nah beriman terhadap takdir ini Tidak semua manusia memiliki keyakinan seperti ini Ya Ada banyak manusia yang meyakini bahwa segala sesuatu terjadi secara kebetulan. Jadi mereka tidak mau mengimani terhadap takdir. Lalu kemudian, lelaki itu, yakni Malaika Jibil yang menyamar, mengatakan, sodakta, benar kamu.
Qawla, fa'akhbirni anil ihsan. Beritahulah aku tentang ihsan. Apa itu ihsan?
Rasulullah menjawab, anta'budullaha ka'annaka tarahu kamu. Menyembah Allah seakan-akan kamu. melihatnya jadi level ihsan itu menyembah Allah seakan-akan melihat Allah ini lafad yang menarik disini adalah kata-kata ka'an naka seakan-akan memberi kesan bahwa mustahil bahwa manusia selama hidup di dunia akan melihat Allah, tidak bisa, jangankan kita ya Nabi Musa saja tidak bisa melihat Allah, padahal Nabi Musa itu diajak bicara Allah langsung itu, tapi pada saat minta bisa melihat Allah, ternyata beliau tidak bisa, Allah memberikan ...
Contoh bagaimana Nabi Musa tidak akan bisa dengan cara menyingkap sebagian tabirnya pada gunung Ternyata gunung itu hancur lebur sampai Nabi Musa menjadi pingsan Sehingga itu menunjukkan bahwa mustahil manusia biasa di dunia ini akan bisa melihat Allah Makanya lafadnya adalah ka'an naka, seakan-akan kamu melihat Allah Fa'in lam takuntara'ahu fa'innahu ya'ra'aka Kalau kamu tidak bisa melihatnya Kalaupun kamu tidak bisa melihatnya dan jelas tidak akan bisa melihatnya, maka sesungguhnya dia melihatmu. Nah ini level berikutnya, kalau tidak bisa menyembah Allah seakan-akan melihatnya, maka minimal memiliki kesadaran bahwa kita selalu dilihat oleh Allah. Memiliki kesadaran bahwa selalu diawasi oleh Allah. Ini juga masuk levelnya ihsan.
Ini hadisnya saya potong sampai sini, sebenarnya masih ada lagi lanjutannya berbicara tentang hari kiamat, tapi karena konteks kita ini belajar Islam, Iman, dan Ihsan, maka kita fokus di sini. Ini adalah hadis yang sangat agung menjelaskan ringkasan ajaran tentang Islam, Iman, dan Ihsan. InsyaAllah kita akan mengupasnya dalam bentuk poin-poin terpentingnya supaya paham sebenarnya konsep Islam, Iman, dan Ihsan itu bagaimana. Kita mulai dari Islam dulu.
Makna bahasa Islam itu adalah tunduk. Nah ini harus kita pegang ya, harus kita garis bawahi. Makna bahasa Islam itu adalah tunduk. Bahasa Arabnya, inqodah. Seperti tersebut dalam kamus Al-Qomusul Muhyidd, karya Al-Fairuzah Abadi, dia mengatakan, wa'aslama inqodah.
Makna aslama adalah tunduk. Nah, ada pun makna syarinya, Kalau disebut Islam, itu maknanya adalah tunduk pada kehendak Allah. Tunduk pada kehendak Allah.
Jadi nggak sembarang tunduk, yang dimaksud adalah tunduk pada kehendak Allah. Karena orang Arab Jahiliyah, pada saat mereka menggunakan kata aslama sebelum datang Rasulullah, sebelum Rasulullah berdakwah, itu biasanya dipakai untuk konteks menyerah pada saat perang melawan musuh. Kabilah berperang, terus satu kalah, maka yang kalah ini biar tidak dibantai, mereka akan menyerah.
Dan ucapan menyerahnya itu adalah, as-selama. Misalnya kita nyebutnya Aslamat Ghotofan misalnya Kabilah Ghotofan telah tunduk, menyerah Artinya gak mau melanjutkan peperangan Daripada dibantai, mending menyerah Nah itu makna bahasanya gitu lah Begitu Rasulullah diutus, maka Islam di makna isyara syari Bermakna tunduk pada kehendak Allah Nah dengan makna syari seperti inilah Kita bisa menyebut Nabi Ibrahim misalnya adalah seorang Muslim Artinya orang yang aslama, orang yang melakukan aktivitas aslama, Islam. Kenapa? Karena beliau tunduk pada kehendak Allah, yakni tunduk pada wahyu yang diberikan Allah kepada beliau.
Contoh tunduknya beliau, saking ekstrinya, sampai ketika diperintah untuk menyembelih anaknya, beliau taat. Nah, aslama itu kayak begitu ya. Aslama kepada Allah itu adalah pada saat diperintahkan Allah, tunduk pada kehendak Allah, walaupun tidak logis perintahnya. Walaupun menurut akal kita itu seperti menimbulkan tanda tanya.
Tapi kalau sudah yakin itu perintah Allah, maka hamba Allah yang soleh itu tunduk secara mutlak. Seperti tunduknya juga para malaikat saat diperintahkan sujud kepada Nabi Adam. Walaupun Nabi Adam itu sebagai makhluk lebih junior daripada para malaikat.
Nabi Musa bisa disebut seorang Muslim, karena beliau tunduk pada kehendak Allah melalui wahyu. yang ada pada Taurat sehingga pada saat beliau dapat perintah yang berat itu ya tetap dilaksanakan perintah beratnya apa misalnya? disuruh mendakwai Fir'aun padahal Fir'aun itu orang yang mengejar-ngejar Nabi Musa padahal mau dibunuh Nabi Musa terus disuruh mendatangi orang yang hendak membunuhnya, itu berat sekali itu sebenarnya tapi beliau taat ya maka ketaatan beliau ketundukan beliau pada perintah Allah semacam ini, membuat beliau disebut seorang Muslim secara secara syariah termasuk juga Nabi Isa dari sisi ini bisa disebut muslim karena beliau tunduk patuh pada kehendak Allah melalui Injil yang diturunkan Allah kepada beliau makanya pada saat Nabi Isa itu diberintahkan mendakwai Bani Israel ya berat itu sebenarnya karena Bani Israel itu sensitif dengan orang yang mengaku sebagai Nabi kalau nggak mengikuti keinginan mereka maka akan dituduh Nabi palsu kemudian dibunuh dan itulah Nabi Isa itu seperti itu Nabi Musa saat Nabi Isa itu saat mengatakan beliau itu Nabi, kemudian ditanya oleh mereka, kalau kamu memang Nabi Mesias yang dijanjikan itu, ayo kita perang melawan Romawi. Nabi Isa menolak, akhirnya kemudian dituduh sebagai Nabi palsu. Itu kan resiko berat itu ya, mengatakan, mendakwai kaum yang mengikuti hawa nafsu semacam itu.
Termasuk Nabi Muhammad. Nabi Muhammad disebut Muslim karena beliau tunduk patuh pada ganda Allah melalui wahyu yang ada dalam Al- Al-Quran, ya termasuk kita kita semua pengikut Nabi Muhammad disebut Muslim karena kita telah berikrar tunduk patuh kepada kehendak Allah yang disampaikan melalui perantaraan wahyu Al-Quran dan dijelaskan oleh hadis-hadis Rasulullah inilah makna Islam secara syari'i, ya An-Nawawi berkata dalam tahriru al-fawzi tanbih wal-islamu syari'i inqiyadun maksus, Islam secara syari'i adalah ketundukan spesifik, ketundukan khusus nah ini Imam An-Nawawi ketika menjelaskan Islam ini, Islam secara syarih ini beliau pakai istilah yang masih memerlukan penjelasan lagi nah yang lebih lugas adalah Al-Fayyumi Al-Fayyumi itu menjelaskan maksud ketundukan khusus itu adalah ketundukan hanya kepada Allah saja bukan sembarang tunduk, bukan tunduk pada musuh tunduk kepada keinginan seseorang dan lain sebagainya tapi khusus kepada Allah saja dalam kitab Al-Misbahul Munir disebutkan wa aslama lillahi fahuwa muslim aslama adalah tunduk kepada Allah orang yang disebut muslim, nah itu makna syari'nya nah hanya saja yang perlu saya garis bawah disini hukum asal pemanahan Islam salah syari' itu adalah khusus pada agama yang dibawa Nabi Muhammad Jadi kalau disebut Muslim, hukum asalnya itu adalah sikap tunduk patuh kepada wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad. Itu baru bisa disebut Muslim.
Tapi kalau kita berbicara luas Nabi-Nabi dan Rasul selain Nabi Muhammad, barulah boleh dibawa ke pengertian yang lebih luas, yakni tunduk patuh pada kehendak Allah sesuai wahyu yang turun di era masing-masing. Nah ini pengertian yang perlu diperjelas biar tidak kacau oleh pemohaman liberal ya. yang memahami dengan pemahaman kacau yang akhirnya kadang mengatakan bahwa selain Islam di hari ini ya Muslim juga nah itu pemahaman yang merusak itu, tidak seperti itu jadi orang yang mengklaim ngikuti Nabi Isa tapi pada hakikatnya tidak ngikuti Nabi Isa, tidak bisa disebut Muslim orang yang mengklaim ngikuti Nabi Musa tapi dia sebenarnya ngikuti adalah tokoh-tokoh agamanya Tidak mengikuti Nabi Musa, tidak bisa disebut sebagai Muslim.
Nah, Muslim itu ada dua macam. Yang pertama adalah Muslim Hukman, dan yang kedua adalah Muslim Hakon. Muslim hukman itu muslim secara hukum, ya muslim secara hukum Ada pun muslim haqqan itu boleh kita terjemahkan muslim sejati Ya, muslim hukman itu bagaimana?
Muslim hukman itu standarnya sederhana Siapapun yang bersedia membaca dua kalimat syahadat Dengan penuh kesadaran terhadap maknanya Ya, suka rela, tanpa paksaan, tanpa intimidasi, tanpa bujukan yakni mengucapkan Ashadu an la ilaha illallah wa ashadu anna muhammad rasulullah maka saat itu dia dihukumi sebagai muslim nah itulah yang disebut dengan muslim hukuman semua orang mu'alaf yang sudah bersedia mengucapkan syahadat secara sukarela tanpa paksaan maka bisa disebut sebagai muslim hukuman konsekuensinya apa? kalau seseorang sudah bisa disebut muslim hukuman maka dia boleh menikah dengan wanita muslimah boleh menikah dengan laki-laki Muslim, berhak mendapatkan hak-hak Muslim, misalnya ketemu di Salami, kalau dia bersin kita doakan, kalau sakit kita kunjungi, kalau dia meninggal kita ikuti jenazahnya dan sebagainya, ya, jadi mendapatkan hak-hak sebagai Muslim dan dikuburkan secara Islam, di pemakaman kaum Muslim, itu konsekuensi dari Muslim hukuman Tapi kalau misalnya setelah dia mengucapkan kalimat syahadat lalu dia meninggalkan makna dua kalimat syahadat itu Maka dia statusnya dihukumi keluar dari Islam alias murtad Misalnya apa? Misalnya mengakui Yesus sebagai Tuhan Nah itu kan berarti meninggalkan kalimat makna dari La ilaha illallah Atau meyakini bahwa Mirzahulam Ahmad adalah Nabi setelah Nabi Muhammad Itu berarti juga mengingkari makna dari Wa ashadu anna muhammadan Rasulullah. Yang semacam ini, orang itu statusnya adalah murtad. Sudah bukan lagi Muslim walaupun secara hukuman.
Adapun Muslim sejati atau Muslim haqqan, maka dia adalah orang yang melaksanakan lima rukun Islam. Yang dijelaskan Rasulullah kepada malaikat Jibril itu. Jadi simple ya. Disebut Muslim haqqan itu simple. Pokoknya dia mengikrarkan dua kalimat syahadat, satu.
Kedua konsisten sholat. Yang ketiga berpuasa Ramadan. Yang keempat membayar zakat. yang kelima berhaji, maka sudah sah disebut sebagai muslim haqqan hadis riwayat Ibn Hibban menegaskan bahwa siapa saja yang menyempurnakan pelaksanaan lima rukun Islam maka sudah bisa disebut sebagai muslim sejati atau muslim haqqan riwayatnya begini jadi ini riwayat yang lain mirip dengan ini saat Malaikat Jibril itu datang kepada Rasulullah kemudian bertanya kalau saya melaksanakan itu semua apakah saya muslim maka disebut Nabi Naam, nah dia itu menunjukkan bahwa standar seseorang yang disebut muslim sejati hanyalah melaksanakan rukun islam ya, nah jadi sekarang kita bisa memahami orang itu bisa disebut muslim tapi bukan muslim sejati karena dia hanya mengakui dua kalimat syahadat, tetapi islamnya tidak ... baik, ya begitu dia mulai menjalankan rukun Islam dengan baik, sholatnya sudah konsisten dia juga puasa Ramadan dan sebagainya barulah dia disebut sebagai muslim sejati nah inilah yang saya maksudkan tadi kalau misalnya Memeriksa din seseorang Hendak dinikahi itu Diperiksa aspek keislamannya Itu dicek Islam ini level muslim hak Hukman Atau muslim hak Karena muslim hari ini pun juga Ada dua macam itu Ada yang dia itu katipnya islam Tapi gak pernah sholat Ada Tapi dia Ngaku kalau Tuhannya Allah Dan ngaku bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah Ini kita nyebutnya muslim Hukman Ada pula orang yang Alhamdulillah bisa menjalankan rukun Islam dengan baik Solatnya sangat bagus, puasa Ramadan tidak pernah meninggalkan dan lain sebagainya Jadi kalau dari definisi ini, pembagian ini, level terendah seorang Muslim adalah Muslim hukuman.
Di atasnya lagi adalah Muslim haqqan. Menjalankan rukun Islam dengan baik. Walaupun misalnya setelah menjalankan rukun Islam itu dia masih...
masih punya kekurangan yang lain ya, misalnya dia punya kelemahan ya, masih sering menggunjing, atau kadang-kadang berbohong atau tidak amanah dan sebagainya itu kan kekurangan-kekurangan yang sangat mungkin terjadi pada seorang muslim tapi selama dia menjalankan 5 rekon Islam, kita nyebutnya muslim hak Oke, sekarang kita masuk ke yang kedua, iman. Jadi, seorang ketika sudah bagus Islamnya, sudah menjalankan lima rukun Islam, maka perjuangan berikutnya adalah mencapai level iman. Orang yang disebut dengan mu'min.
Level ini lebih tinggi daripada level Islam. Karena di sejumlah hadis itu Rasulullah membedakan itu, antara muslim dengan mu'min. Jadi, ketika ada seorang sahabat yang mengatakan syifulan itu... Mu'min, Rasul membantah Muslim Artinya berarti memang beda Antara level Muslim dengan Mu'min, ada orang yang kadang mencapai Level Muslim saja Tapi ada juga yang mencapai level Mu'min, dan lagi pula Bisa jadi orang itu menjalankan Rukun Islam dengan sempurna Tapi di hatinya sama sekali tidak ada iman Itu mungkin itu Sama sekali ya, bukan lemah imannya, tapi sama sekali nggak ada iman itu sangat mungkin.
Misalnya seperti orang-orang munafik di zaman Nabi. Orang-orang yang punya sifat nifak, orang-orang yang punya sifat hipokrit di masa Nabi itu, mereka menjalankan rukun Islam. Ya syahadat, ya sholat bersama Nabi, ya puasa, ya membayar zakat, ya ikut jihad, dan sebagainya. Tetapi, Quran menyebutnya munafik, karena nggak ada iman di hatinya itu, sama sekali nggak ada iman. Jadi dia kasir di dalam, zahirnya seperti...
Muslim. Jadi orang kayak gitu itu walaupun mendapatkan hak Muslim di dunia, tapi di akhirat dia digolongkan sebagai orang-orang yang kafir. Nah mu'min yang memiliki iman itu ada dua macam. Penjelasan para ulama ada dua macam. Yang pertama adalah mu'min zahir, mu'min yang secara lahir, artificial mu'min ya.
Dan mu'min yang batin. Mu'min lahir itu siapa? Mu'min lahir itu adalah siapapun yang mengakui dan mempercayai enam rukun iman. yang tadi dijelaskan oleh Rasulullah kepada malaikat Jibril apa itu? 1. beriman kepada Allah 2. beriman kepada malaikat-malaikat Allah 3. beriman kepada kitab-kitab Allah 4. beriman kepada Rasul-Rasulullah 5. beriman kepada hari akhir atau kiamat 6. beriman kepada takdir entah baik maupun buruk ini mu'min yang sifatnya zahir ada pun mu'min batin, maka itulah mu'min Sejati, dan itu yang tahu hanya Allah.
Prinsipnya begitu ya, yang tahu hanya Allah. Kita hanya bisa berharap, tapi yang tahu persis hanya Allah. Disinilah sekarang kita bisa memahami mengapa ulama soleh dan besar seperti Hasan al-Basri itu juga tidak berani mengklaim diri beliau itu adalah mu'min yang batin ini, tidak berani. Jadi pernah ada seseorang bertanya kepada Hasan al-Basri, Wahai Hasan, apakah kau seorang mu'min?
Jawaban beliau, iman itu ada dua macam, lahir dan batin. Kalau yang kau maksud iman yang disini adalah mengakui bahwa mempercayai adanya Allah, Malikat Allah, enam rukun iman itu pokoknya, maka saya adalah mu'min. Tapi kalau yang kau maksud iman disini adalah iman batin, yakni yang disebut Allah dalam Al-Quran misalnya, sesungguhnya orang beriman itu adalah orang yang jika Dhuqirallah wa jilat qulubuhum Kalau disebut nama Allah maka hatinya menjadi takut Maka demi Allah saya tidak tahu, kata Hasan al-Basri. Bahkan imam sesoleh Hasan al-Basri pun tidak berani menegaskan dirinya mu'min.
Karena memang untuk mu'min batin ini syaratnya lebih berat. Bukan sekedar mengklaim bahwa dirinya beriman, tetapi juga benar-benar meresap imannya di dalam hati. Nah, disinilah mulai terjadi perbedaan yang sangat meragam di antara orang-orang yang sudah baik islamnya dan mengklaim dirinya mu'min orang-orang yang sudah baik islamnya dan mengklaim dirinya mu'min ini belum tentu mereka itu meresap semuanya iman dalam hati mereka misalnya Saya pernah melihat ada seseorang membuat tulisan di sebuah status Dia membuat tulisan begini Masa mudaku hilang setelah menikah Teman-temanku pergi Waktuku habis mengurusi rumah Jadi ini kalimat yang menunjukkan betapa irinya dia dengan kesenangan suami.
Sementara dia merasa dirinya itu sangat menerita di rumah. Mungkin dia makan bisa kenyang. Dia punya anak-anak yang sehat dan lucu.
Punya suami. Tapi dia itu merasa kayak tidak adil. Suami saya bisa bersenang-senang. Saya kok tidak? Nah ini saya jadikan contoh bagaimana iman belum meresap di dalam hati.
Kenapa? Karena berarti rumah tangga yang dalam persepsi orang seperti ini. Itu visinya masih level bagaimana mengejar kenikmatan dunia ini.
sebanyak-banyaknya. Jadi orang kalau visi hidupnya masih mengejar kenikmatan duniawi sebanyak-banyaknya Artinya berarti belum meresap kalimat iman terhadap hari akhir gitu ya Jadi karena seakan-akan dia itu gak percaya ada hari akhir gitu seakan-akan Walaupun kalau ditanya percaya, ya percaya gitu Tapi perilakunya buah dari perbuatannya, cara pikirnya belum menunjukkan semacam itu Jadi gak bisa melihat besarnya imat Allah dalam ngasih suami dia, ngasih suami bertanggung jawab kemudian dia fokus pada kesengsaraannya ngurus rumah tangga, dianggap sebagai sebuah kesengsaraan contoh lagi misalnya ada orang yang pernah membuat tulisan begini saya memaafkannya ya saya memaafkannya, bukan untuk dia, tapi untuk diriku sendiri, aku harus menjaga kewarasanku karena memelihara rasa benci dan dendam justru semakin merusak mentalku nah ini contoh juga, ini halus sekali kalau nggak pernah belajar ilmu Islam nggak tahu kalau ini salah ya salahnya Salahnya di mana? Salahnya adalah orang ini itu masih menjadikan kebahagiaan duniawi sebagai tujuan hidupnya.
Jadi memaafkan itu bukan karena berharap Allah mengamuni dosanya. Memaafkan orang lain bukan berharap balasan Allah di akhirat. Tetapi balasannya adalah dia ingin tenang di dunia ini.
Pengen sehat mentalnya Nah orang kayak gini gak perlu agama pun bisa melakukan Jenis memaafkan seperti ini Nah orang beriman kan gak begitu kalau memaafkan Orang beriman itu kalau memaafkan Iya ya saya ini banyak sekali dosanya pada Allah Kalau saya ketat Keras kepada orang yang pernah menyakiti saya Gimana nanti Allah kalau keras dan ketat dalam menghisap dosa-dosa saya Sudahlah bismillah Saya maafkan orang ini supaya Allah memaafkan saya Nah itu baru iman pada Allah baru iman kepada hari akhir, ini baru iman yang sifatnya meresap, itu halus banget loh ya Saya menemukan kalimat-kalimat semacam ini banyak direkomendasikan di podcast-podcast barat itu Yang membahas psikologi, mereka mengatakan memaafkan itu bukan untuk mereka, untuk dirimu sendiri katanya Untuk apa? Kamu nggak ngerti makna memaafkan sebelum Kamu memaafkan untuk dirimu sendiri Karena untuk your mental health katanya gitu ya Untuk kesehatan jiwamu sendiri Nah ini contoh Berarti dia itu butuh balasan Tapi di dunia ini gitu ya Balasannya apa? Peace Ketenangan di dunia ini Balasannya apa?
Dia bisa move on Tidak mengingat lagi masa lalu dan lain sebagainya Ada lagi kasus unik Ini kasusnya seorang wanita yang sejak kecil menjaga pergaulan, tidak pernah pacaran, rajin ikut pengajian, menjadi muslimah taat, lalu kemudian menikah melalui proses ta'aruf, ketemu suami yang baik, bahagia luar biasa, suaminya dianggap saleh, taat, lalu tiba-tiba suaminya sakit, lalu kemudian meninggal. Dia sangat terbukul, kemudian komentar. Kenapa aku yang menerima musibah ini?
Why me? Aku ini sudah sholat, aku sudah puasa, aku sudah aktif di organisasi dakwah, aku nggak pernah pacaran, kenapa aku diuji dengan ujian seperti ini? Aku ini baru bersenang-senang sebentar. Kenapa Allah memutus kesenanganku?
Kenapa Allah memanggil suamiku? Kenapa bukan mereka yang pacaran yang dihukum dengan musibah seperti itu? Nah ini ya, ini contoh.
Mungkin dia muslim yang baik sudah menjalankan hukum Islam. Tapi iman belum meresap dalam hatinya Artinya dia belum percaya takdir Allah itu semuanya baik Belum beriman bahwa semua keputusan Allah itu baik Nah ini yang saya maksud ya Jadi maksud dari iman hakon itu kayak begini Iman yang benar-benar meresap dalam hati Berpengaruh pada jiwa, cara pandang, sikap hidup dan Sebagainya Karena itulah Sekarang kita akan membahas Ciri-ciri mu'min sejati itu apa Bukan yang zahir ya, tapi mu'min yang batin ini Ciri-cirinya apa? Dan cirinya ini disebut para ulama banyak sekali Saya akan menyebutkan contoh-contoh utama saja Apa ciri iman sejati itu?
Ciri iman sejati adalah satu Takut hatinya saat mengingat Allah Jadi kalau belum sampai level itu sebenarnya imannya belum meresap Dan ini perjuangan kita bersama ya Kalau kita belum mencapai level itu Takut saat Teringat Allah, takut membayangkan saat bertemu dengan Allah Membayangkan masih banyak salahnya, masih banyak dosanya Takut jika maksiat di dunia di akhirat nanti gimana jika amalnya itu disetel filmnya Disaksikan oleh banyak orang dan lain sebagainya ya Itu satu Yang kedua adalah khusyuknya hati saat mendengar nama Allah dan kitab Allah Khusyuk itu maknanya apa? Khusyuk itu bermakna gabungan takut dan rasa hormat jadi saat mendengar nama Allah Al-Quran itu langsung tunduk hatinya langsung getar-gentar hatinya langsung hina, langsung merendahkan diri, kayak Umar yang pernah emosi banget pada salah seorang rakyatnya terus kemudian dibacakan Al-Quran, lo langsung tenang, nah itu contoh sifat orang yang sudah meresap imannya di dalam hati atau seperti al-fudhail bin iyyab yang saat beliau itu mau mencuri kok mendengar ada orang membaca ayat belum datanglah belum datangkah masa dimana orang beriman hatinya menjadi khusyuk, langsung nangis gak jadi ngerampok, langsung taubat nah itu contoh orang yang sebenarnya di hatinya ada iman Ciri yang lain adalah bertambah iman karena mendengar nama Allah dan mendengar kitabnya. Jadi selesai membaca Al-Quran itu selalu ada ilmu baru yang menambah imannya.
Amalnya juga bertambah. Selesai sholat, membaca Al-Quran itu juga semakin bagus imannya. Selalu mendapatkan pengetahuan baru, mendapatkan insight baru, mendapatkan ilmu baru.
Yang mengoreksi perbuatan salah, memberi pemahaman baru, memberi cara pandang baru. Ciri yang lain adalah... Tawakal hanya kepada Allah Dia menolak bertawakal kepada makhluk Misalnya Berharap di masa tua nanti di asuk anak Nah itu kan salah Harusnya orang itu tawakalnya kepada Allah Anak itu punya kuasa apa kalau gak dikasih Kemampuan oleh Allah, gak bisa Jadi pasrahnya kepada Allah Allah bukan kepada anak.
Termasuk para istri mengandalkan suami untuk memenuhi kebutuhan. Nah itu biasanya diuji oleh Allah. Keliru, suami itu hanya perantara.
Tetap tawakannya hanya kepada Allah. Suami tidak menafkai pun pasti Allah akan memberikan rezeki dari yang... yang lain, jadi menolak bertawaklah pada rasulullah apalagi benda-benda mati, misalnya tawakal pada jimat, pada aki, pada keris, dan semisalnya ciri yang lain iman sejati adalah takut kepada Allah baik terang-terangan maupun sembunyi sembunyi, gitu ya, misalnya yang menarik ini kisahnya Umar bin Abdul Aziz pernah beliau itu didatangi seseorang, kemudian di rumahnya, kemudian Umar bin Abdul Aziz yang waktu itu menjadi khalifah bertanya anda kesini, urusan pribadi atau urusan negara?
Harus dijawab, urusan pribadi. Maka langsung lampunya itu ditiup, dimatikan. Beliau masuk mengambil lampu yang lain. Nah, setelah itu bertanya orang itu, Wahai Amirul Mu'minin, kenapa kok engkau pada saat bertanya seperti itu dan kucap, engkau langsung masuk mengambil lampu yang lain? Jawaban Umar, karena engkau tadi saat bilang bahwa engkau mau ngomong urusan pribadi, maka saya harus memakai lampu pribadi saya.
Ini adalah lampu Yang dibiayai dari uang negara Maka saya tidak berani menggunakannya Untuk urusan pribadi Ini masya Allah, ini tanda takut dalam hatinya itu Benar-benar asli, terang-terangan Walaupun sembunyi, sembunyi Ciri yang lain adalah Ridha terhadap Allah sebagai Rab Islam sebagai din, dan Nabi Muhammad Sebagai utusan Allah Nah ini contohnya Misalnya kalau orang itu misalnya Masih pada saat terdesak itu Masih mencari dukun, mencari orang pintar Itu berarti tandanya belum Ridho Allah sebagai Robnya Kalau sampai jatuh cinta Kepada orang membuat pindah agama Itu tandanya belum Ridho Islam sebagai Dinnya Berarti belum ada iman sebenarnya di hatinya Belum meresap Kalau ada orang yang membaca biografi tokoh Atau siapa itu kemudian Kagum pada tokoh itu Melebih kagum pada Nabi Muhammad Mengutip pemikirannya bahkan sampai menganggap Hatis Nabi di bawah pemikiran orang ini Itu tanda belum Ridho Nabi Muhammad Sebagai Nabi dan Rasulnya Ciri yang lain adalah rela mengorbankan diri dengan menanggung rasa sakit yang hebat Supaya tidak jatuh ke dalam kekufuran Nah ini banyak sekali kisah-kisah di masa lalu ya Seperti Ashabul Uqdud yang rela meninggalkan semua kemewahan Kemudian mati dibakar oleh Raja Kafir waktu itu ya Kisahnya Bilal yang disiksa oleh tuannya disuruh murtad gak mau Kisah keluarga Yasir yang dibunuh oleh pemuka-pemuka Quraish Itu semuanya adalah contoh orang yang rela mengorbankan diri sampai mati demi tidak terjatuh pada kekufuran. Ciri yang lain adalah merasa Allah selalu dekat dengan dirinya. Merasa terus diawasi oleh Allah sehingga takut untuk berbuat maksiat.
Ciri yang lain adalah selalu berusaha mengingat Allah. Jadi berusaha zikir terus. Lisannya selalu dibuat untuk beristighfar.
Sebentar-sebentar lisannya bertasbih. Sebentar-sebentar lisannya bertahmid. Seperti ini.
yang ada zaman sekarang ya ada zaman sekarang itu zekirnya anjay anjir dan semisalnya nah ini belum belum meresap iman, saya gak mengatakan gak punya iman ya, tapi imannya belum meresap ciri yang lain adalah mengutamakan cinta Allah dan Rasulnya daripada cinta selain keduanya, seperti Mus'ab bin Umair yang rela meninggalkan orang tuanya, meninggalkan kekayaannya demi tetap bertahan Islam. Juga seperti kisah saat Nabi Waqas yang lebih memilih Islam daripada ibunya, walaupun ibunya mengancam untuk bunuh diri. Juga seperti kisah Ibn Umar yang taat pada ayahnya untuk mencerai istrinya karena khawatir cintanya pada istrinya itu melebihi cintanya kepada Allah dan Rasulnya. Ini jangan langsung difahami literal ini perlu penjelasan lebih dalam. Jangan sampai karena ceramah singkat saya ini kemudian jadikan dasar membuat keputusan-keputusan jahil ciri yang lain adalah cinta karena Allah dan benci karena Allah ini contoh ekstrimnya seperti sahabat nabi yang bernama Abu Ubaidah bin Al-Jarrah itu seorang mu'min soleh tapi ayahnya kafir lalu kemudian Mereka bertemu dalam peperangan, perang badar.
Nah Abu Ubaidah kan ketemu ayahnya kan tidak enak ya. Masa perang melawan ayahnya sendiri. Jadi beliau selalu menghindar. Tapi ayahnya selalu mengejar Abu Ubaidah bin Al-Jarroq.
Terpaksa hanya dihadapi. Dan akhirnya bapaknya terbunuh sendiri oleh... Abu Baydah bin Al-Jarrah Ini Masya Allah luar biasa ini Ini contoh cinta karena Allah dan benci karena Allah Ciri lain iman adalah Dermawan karena Allah dan pelit karena Allah Jadi kalau ngasih harta pada orang lain Bukan Supaya harum namanya, bukan supaya terkenal dalam sejarah, bukan supaya dikenang orang sebagai orang baik, tetapi niatnya adalah mendapatkan pujian dari Allah, mendapatkan balasan dari Allah.
Kalaupun pelit juga demikian, dia nggak mau memberi harta, itu bukan karena sayang pada hartanya, enggak, tapi khawatir nanti masuk hukum membantu seseorang dalam kemaksiatan. Misalnya diminta sumbangan, tapi mengundang bidualita. untuk joget-joget misalnya. Itu kan acara maksiat ya.
Nah itu kalau pelit darab hal itu benar. Itu namanya pelit karena Allah. Ciri yang lain adalah entengnya jiwa dengan ketaatan harta maupun badan.
Gitu ya. Nah artinya kalau sholat kita misalnya masih berat, masih malas. Artinya berarti iman kita harus diperjuangkan kualitasnya.
Karena tandanya belum meresap. Kalau harta... diajak digunakan untuk haji, untuk umroh, untuk hal-hal yang baik menghutangi orang, untuk menolong orang. Terus terasa berat dan lebih ringan digunakan untuk hal-hal yang sia-sia misalnya. Tandanya iman belum meresap dalam hati.
Karena ciri iman yang meresap itu adalah enteng dibuat taat. Tapi berat dibuat untuk maksiat, apalagi yang sia-sia. Ciri yang lain adalah gembira karena berhasil melakukan amal soleh. Jadi gembiranya itu bukan karena Rekreasi, bukan karena Pencapaian-pencapaian duniawi Ya bukan berarti kayak gitu tuh Gak gembira, tetep gembira secara manusiawi Anak lulus kuliah gembira Anak menikah gembira Lamaran diterima gembira Punya pekerjaan yang bagus bergembira Tapi tidak berlebihan Nah kegembiraan luar biasanya Justru saat melakukan amal soleh Itu jiri orang yang di hatinya Sudah meresap iman Berhasil berlualidan itu senangnya luar Biasa. Berhasil silaturrahma itu rasanya senangnya luar?
Biasa. Bisa sholat sambil khusyuk itu kayak inginnya merayakan terus ya. Kesuksesan. Semacam itu. Nah itu tandanya berarti Sudah Gembira karena berhasil melakukan amal Soleh.
Ciri yang lain adalah Sedih karena melakukan maksiat Jadi kadang-kadang bisa jadi dia tergelincir Melakukan maksiat, tapi selalu Kepikiran, akhirnya sedih banget Itu yang dinyatakan dalam hadis nabi memang Kalau amal soleh itu mengembirakanmu Dan Maksiat menyusahkanmu Berarti kamu seorang seorang mu'min ya, oke jadi, dia sedih dengan urusan duniawi wajar tapi yang paling sedih justru saat bermaksiat ya, ciri yang lain adalah mengutamakan Rasulullah daripada diri harta dan keluarga misalnya seperti kisah seorang mu'min buta yang membunuh istrinya Yahudi, karena si istri itu selalu mencela dan memagi Rasulullah, itu kan contoh ya, berarti mengutamakan Rasulullah daripada diri harta dan keluarga ciri yang lain adalah memiliki sifat malu karena al-hayyak minal iman katanya Nabi kan begitu ya, jadi orang yang tidak punya rasa malu tersingkap auratnya tidak malu Itu tandanya imannya belum meresap di dalam hati. Ciri yang lain adalah berakhlak mulia. Jadi orang walaupun Islamnya baik, tapi kalau utang kemudian ngemplang, lalu dipercaya investasi melarikan modalnya orang, berjanji tidak menepati, masih senang menggunjing, itu tandanya masih belum meresap. imannya di dalam hati, karena belum berakhlak mulia ciri yang lain adalah menyukai untuk orang mu'min sebagaimana dia suka untuk dirinya sendiri artinya apa? artinya sanggup menghilangkan sifat dengki ya, itu ciri iman yang sudah meresap jadi, seorang mu'min yang masih panas hatinya saat melihat tetangga punya mobil baru berarti imannya belum meresap muslim yang sakit hati saat melihat saudaranya menikahi orang yang sangat diinginkannya itu tandanya juga belum meresap imannya di dalam hati muslim yang gak suka anak tetangganya sukses dengan cara yang halal maka itu juga tanda iman belum meresap di dalam hati ciri yang lain adalah membantu kaum mu'minin terutama tetangga jadi kalau ada orang yang muslimnya baik tapi air talangnya masih mengganggu tetangga berarti imannya belum meresap senang nyetel musik keras-keras gak peduli tetangganya terganggu apa enggak belum me meresap bahagia dengan bangga dengan pawai musik horek gak peduli ada yang terganggu apa enggak itu juga sama belum meresap punya ternak kotorannya mengenai properti tetangga dan gak peduli nah itu juga tandanya iman belum meresap, parkir seenaknya di depan rumah orang sampai yang punya rumah gak bisa ngeluarkan kendaraannya, itu tandanya imannya belum meresap Ciri yang lain adalah menolong mu'min dalam konflik dengan orang kafir.
Jadi kalau ada orang mu'min mengkonflik dengan orang kafir, walaupun dia madhabnya apa, itu orang mu'min itu pasti akan membantu sesama mu'min. Jadi kalau ada orang yang mengetahui saudaranya ditindas oleh orang kafir, didolimi oleh orang kafir, yang dicaci malah justru sang mu'min itu, dengan berbagai alasan, itu dipertanyakan. Apakah dia sebenarnya iman yang sudah meresap, ataukah belum?
Ya lihat aja kasus seperti Palestina Israel hari ini Kan masih banyak ya orang yang Bahkan kadang mengaku pejuang dakwah Mengaku orang berjalan di dalam Islam Mengaku membela Islam Tapi lisannya itu wajem sekali kepada Orang-orang muslim yang sedang berjuang melawan penjajah Sementara penjajahnya malah selamat dari lisannya Itu tanda tanya besar itu Imannya belum meresap di dalam hati Termasuk ciri yang lain adalah sedih dengan apa yang menyedihkan mu'min Nah ini gak mudah ya Karena yang terjadi seringkali justru malah bersorak dengan kesedihan orang, terutama sekali jika merasa bersaing atau pernah disakiti orang lain. Kawan kantor saingan, turun jabatan, bersorak. Tetangganya kena musibah, anak narkoba malah senyum, ketawa. Saat teman cerai, seweneng, lalu membedik jandanya atau dudanya. Itu sama itu, itu belum meresap imannya di dalam hatinya.
Harusnya kalau ada yang kena masalah, itu sedih. Ya, sedih sebagaimana kesedihan yang dialami oleh temannya tersebut. Intinya adalah diam karena Allah, bergerak karena Allah. Itu intinya dari iman yang sudah meresap itu seperti apa.
Saat melakukan apapun itu memastikan ini bernilai amal soleh ataukah tidak. Saat mau makan tata niat karena Allah. Supaya bisa dapat energi menaati Allah. Saat mau sikat gigi...
tataniyat, bismillah, saya mau menyebut nama Allah yang maha agung saat mau tidur, menataniyat karena Allah, saya butuh istirahat supaya bisa kuat menyembah Allah, bahkan saat berhubungan suami istri sekalipun juga menataniyat kepada Allah jadi diam dan geraknya semuanya karena Allah menaati Allah, itulah ciri dari orang-orang yang sudah imannya meresap di dalam hati, sampai sini bisa kita pahami ya, ternyata untuk mencapai level mu'min itu butuh perjuangan tersendiri, hingga orang yang disebut sebagai Muslim haqqan sekalipun Tidak semuanya bisa mencapai level mu'min haqqan Kita berharap mudah-mudahan Paling tidak kita bisa mencapai level ini semuanya Yang terakhir tentang ihsan Ihsan itu level tertinggi Saya katakan sangat tinggi Karena level ini adalah levelnya para nabi sebenarnya Jadi kalau misalnya Antum membaca surat di asofat itu Ketika Allah menceritakan kisah tentang Nabi Ibrahim, tentang Nabi Nuh, tentang Nabi Musa, Nabi Harun, Nabi Yunus Itu selalu disebut minal muhsinin Artinya mencapai level ihsan Nabi Yusuf juga demikian Nabi Yusuf itu disebut wakadhalika najakzil muhsinin Itu disebut sebagai muhsinin Memang muhsinin levelnya para nabi, para rasul, para wali, para kekasih Allah Para siddiqin, para kekasih Jadi saya katakan ini level yang jarang dicapai oleh orang yang bisa jadi orang itu sudah mencapai level mu'min tapi belum mencapai level muhsin. Nah, Nafil Ihsan itu orang beragama dimana seseorang itu menyembah Allah seakan-akan melihatnya. Atau kalau nggak bisa, punya kesadaran penuh bahwa Allah melihatnya. Itulah yang tadi kita baca dalam hadis ketika Malaika Jibril bertanya tentang Ihsan, Rasulullah menjawab, Kamu menyembah Allah seakan-akan kamu melihatnya, jika kamu tidak bisa, maka sesungguhnya dia melihatmu.
Nah orang yang mencapai level ini, itu hidupnya itu nyaris gak pernah maksiat lagi. Nyaris ya, gak saya katakan sama sekali itu mustahil. Nyaris gak pernah maksiat lagi, atau minimal sangat jarang dalam bermaksiat.
Kalaupun dia itu bermaksiat segera itu tobatnya itu seakan-akan melakukan dosa yang sangat besar. Jadi orang kayak gini tuh yang mencapai level isan itu, itu menghindari mubah, itu seperti menghindari makruh. Menghindari makruh seperti menghindari haram. Dan menghindari haram itu seperti menghindari kekufuran.
Itu orang yang mencapai level ihsan. Istighfarnya hamba-hamba semacam ini, itu kebanyakan sudah bukan karena maksiat lagi, tapi istighfar mayoritas adalah karena ghoflah, karena lalai. Jadi ketika... Lama gak menyebut Allah itu rasanya dia sudah berdosa Sehingga dia beristifah Nah inilah derajat yang disebut di Al-Quran sebagai Derajat Ihsan, derajatnya Awwabin, derajatnya para Munibin Gitu ya Nah orang yang menjawab Derajat Ihsan Maka hatinya itu ikhlas saat menyembah Allah Ria itu bukan sesuatu yang diperjuangkan atau dihilangkan Tetapi ria itu sudah levelnya sudah sangat dibenci dalam hatinya Karena orang riak itu pada hakikatnya kan orang yang sebenarnya ikatannya dengan makhluk itu masih kuat.
Itu hakikat riak ya. Misalnya ya, bangun malam jam 2, solat tahajud, lalu kemudian begitu selesai, langsung buka medsos buat status. Alhamdulillah, tuntas juga Akhirnya tahajud malam ini Ini kan orang yang sebenarnya masih butuh apresiasi Manusia, perlu pengakuan Dia menunggu untuk di Subhanallah Dia menunggu untuk di Masya Allah Artinya butuh kekaguman dari manusia Artinya berarti ikatan terhadap manusia masih Masih kuat, tapi orang yang ihsan Sudah tidak peduli seperti itu lagi Yang sangat diperhatikan adalah bagaimana Allah memandang saya Apakah sudah rido pada saya Ataukah ataukah belum. Jadi dia akan serius dalam menyiapkan ibadahnya karena yakin akan bertemu dengan Allah. Seperti yakinnya seorang lelaki yang hendak ketemu calon mertua untuk mendapatkan restu menikahnya anaknya, pasti dia akan serius mengerahkan segalap tenaganya untuk membaguskan pakaiannya, ucapannya dibaguskan, tingkah lakunya dibaguskan.
Sama orang yang sudah mencapai derajat ihsan itu yakin akan ketemu Allah maka ibadahnya akan serius. Wudhunya, mulai wudhunya itu Tidak hanya piak-piyak Tapi ditata betul Mulai dari membasuh tangan Membasuh muka Dan sebagainya itu dihayati Membasuh kaki tidak hanya disiram-siram Tapi benar-benar dibasuh Seperti yang diperintahkan oleh Rasulullah Perhatikan ibadah Rasulullah Keseriusan beliau itu Dalam beribadah itu Masya Allah Jadi ada satu hadis Yang menceritakan bagaimana Rasulullah saat sholat malam Waktu itu beliau sholat malam, kemudian seorang sahabat bernama Hudhaifah, beliau bermakmum di belakang Rasulullah. Selesai Rasulullah membaca surat Al-Fatihah, yang dibaca adalah surat Al-Baqarah. Begitu selesai Al-Baqarah, yang dibaca lanjutannya surat An-Nisa. Begitu selesai An-Nisa, kemudian beliau lanjut membaca surat Ali Imran.
Jadi satu rakaat dibaca tiga surat panjang-panjang. Al-Baqarah, An-Nisa, lalu Ali Imran. Setelah itu baru rukuk, dan rukuknya Lamanya mendekati berdirinya Setelah itu iktidal Iktidalnya mendekati Lama rukunya dan seterusnya, sampai dua Rukaat, jadi ini kan Contoh bagaimana Beliau itu sangat membaguskan ibadahnya Sangat menikmati ibadahnya Dan yang semacam ini tidak mungkin Bisa dilakukan, kecuali orang sudah Mencapai derajat ihsan Yang menyembah Allah seakan-akan Melihatnya Itu Kemudian, orang yang punya sifat ihsan itu juga sanggup menghadirkan kesadaran seakan-akan berduaan terus dengan Allah, merasa nyaman dengan Allah, sehingga justru merasa tidak nyaman jika lama-lama dengan makhluk.
Saya ingin mengatakan orang yang mencapai derajat ihsan itu tidak akan pernah merasa kesepian lagi, karena dia selalu merasa nyaman saat munajat berduaan dengan Allah. Mudah-mudahan. Allah memberikan taufik kepada kita semuanya supaya suatu hari bisa mencapai juga derajat ihsan ini Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh