Transcript for:
212 Kajian Fi'il dalam Al-Quran

Alhamdulillahirrahmanirrahim Bismillahirrahmanirrahim Bismillahirrahmanirrahim Bismillahirrahmanirrahim Insyaallah kita akan teruskan kajian kita kajian balawatul quran Kita menyambung penjelasan tentang Tazkirul fi'li wa ta'ni turu ma'al fa'il Mudhakar dan mu'anas fi'il bagi fa'il Di dalam Al-Quran Dan tajuk kerjaan kita, ya ini berkaitan dengan fi'il yang boleh dimu'alaskan dan boleh dimulakarkan dalam jumlah fi'li ya yang perlu sentiasa diingat ialah tentang Al-mawadid al-latih ya yuzu fiha ta'ni sun fi'li Tempat-tempat yang diharuskan padanya memuanaskan fi'il atau jumlah filiah yang fiilnya boleh mu'anas, boleh mudahkan itu yang perlu sentiasa diingat yang ini hanya ada 3 fiil boleh mu'anas, boleh mudahkan dalam jumlah filiah ablifainya Hai semua nas hakiki dan ada fasil yang kedua abu-la fa'ilnya isyik Zuhair mu'anazma jazi Hai dan yang ketikinya abu-la fa'ilnya Hai yang matahari ini tidak boleh tidak pasti luar kepala Terima kasih. dan memang tidak banyak pun hanya tiga karena apa? karena yang dibicarakan dalam ilmu balarah yang kita pelajari ini bukan boleh atau tidak bolehnya fiil tadi mu'anas atau mudakar Kalau bertanya kenapa disitu boleh mudakar, boleh mu'anas, jawabannya senang. Ya, karena fa'ilnya mu'anas hakiki ada fasil. Itu jawabannya. Kenapa disitu boleh mu'anas, boleh mudakar? Ya, karena fa'ilnya isim Zohir mu'anas majazi. Kenapa ini boleh mu'anas, boleh mudakar? Ya, sebab fa'ilnya jemaah taksil. itu nahunya tapi lah masuk bala roh nanti ada fiil yang sebetulnya boleh mu'anas juga boleh mudakar tapi sentiasa dimudakarkan atau sentiasa dimu'anaskan dalam Al-Quran boleh dua-duanya mu'anas mu'annas pun boleh, mutakar pun boleh. Bila boleh kenapa dipilihnya yang ayat ini mutakar, tidak ada yang mu'annas, sementara dalam ayat yang lain mu'annas dan tidak bekar. Bahwa kedua-duanya boleh. Contoh yang telah kita penyari, yakni tentang kalimat malaikat tersebut. Kalimah Malaikat ini yakni Jama' Taksir So, bila jama' taksir sebagai koidah tadi, maka fi'ilnya boleh mudhakar, boleh mudhakarkan, begitu. Boleh mudhakar, boleh mudhakar. Tapi bila dimuaknaskan dan bila dimudhakarkan. Atau bila Allah memilih mudhakar, apa maknanya? Bila Allah memilih mu'anas, apa yang disampaikannya? Itu yang kita pelajari selama ini. Jadi rupa-rupanya khas untuk kalimat, apa namanya, malaikat. Kita pilih kalimat malaikat lah selama ini, nanti ada kalimat-kalimat lain. Ada koidah-koidah yang tertentu Yang Menyalahi Apa bukan menyalahi Menjadi pengecualian daripada Koidah tadi Jadi sungguh pun Malaikat Jama'at taksir Fi'ilnya boleh mudhakar Boleh mu'anas Tapi Quran akan sentiasa memilih mudhakar Jika Satu Perintah itu, da'wah itu dijual pada malaikat Dan karena situ, fi'ilnya mesti mudhakar Walaupun hakannya mu'anas boleh Jadi nak cari yang mu'anas nanti tak jumpa Yang ada hanya mudhakar saja dalam Quran Walaupun dari segi nahu, diharuskan Tau bila fiil tersebut Jatuh selepas Kalimah Malaikat Itu pun Kita akan jumpa yang mu'anas Walaupun Lagi-lagi saya katakan Dari segi nahu, boleh mu'anas Sebab hukumnya Jaiskan jama' taksir tadi Bila fahamnya jama' taksir Kan boleh dua-dua Sekali Dan yang ketiganya apabila Jadi Sifat yang terdiri pada Isim atau kalimat isim Yang jadi Sifat bagi malaikat Mesti mutakar Bukan wajib ya Maksudnya sentiasa mutakar Dalam Quran tidak akan kita temukan Yang mu'annas Dan kemudian yang berikutnya Apabila Iya, apabila kalimat itu Fiil perbuatan itu merupakan Ibadah Perbuatan ibadah Yang dilaku dan pelakunya malaikat Maka digunakan Fiil Sekarang Bila itu sudah dipelajari Difahami Ada pula Karena malaikat tadi isim Jama'at taksil Fi'ilnya boleh mu'anas Boleh mudhakar Dalam Al-Quran ada pula Dalam ayat ini Fa'ilnya malaikat Fi'ilnya Mu'anas Dalam ayat yang lain Mudhakar Pertanyaan kenapa dalam ayat ini Allah pilih mu'annas yang ini boleh mutakar Kenapa tak mutakar semuanya atau mu'annas semuanya Nah itulah balarohnya disitu Jadi bila ada ayat yang seperti itu Yang satu mutakar satu mu'annas Mesti ada apa-apanya yang nak disampaikan oleh balaroh Satu di antaranya, yakni apabila Apa itu? Menunjukkan Amrun Siddah Atau Kau Kauah Bila kalimat fi'il tadi merupakan adanya kekuatan, adanya kekerasan, kuat, dasyat maksud saya, kedasatan, maka digunakan mudakar. Contoh bab kematian, contoh bab azab. Sebenarnya bila kita lihat, kita lihat... Azab itu keras, itu dasar Tapi karena azab ini ada kalanya Yang satu berat, yang satu lebih berat Yang lebih berat itu mesti digunakan fiil mudakar Yang hanya berat Azab yang berat, menggunakan Azab memang berat Tapi kan ada yang lebih berat Itulah Itulah sebagaimana Di dalam Surah Muhammad ayat 27 Tempoh hari yang kita pelajari Ketika Allah cerita Tentang azab yang dialami oleh orang-orang kafir ketika mati Allah katakan Tawafat humul malaikah Tawafat itu mu'an mu'an nas Malaikat ketika mematikan orang-orang kafir, malaikat pukul muka mereka, pukul belakang mereka, itu dasar tuh. Itu azab yang dasar. Kenapa azab yang dasar gunakan tawafat umur malaikat? Mu'anas katanya, kalau mu'anas kurang. Ya karena adanya lebih dasar. Karena ada azab yang lebih dasar ditimbulkan pada orang kafir, ya ini sebenarnya Allah sebutkan dalam soal al-anfal ayat 50. Sebenarnya al-anfal 50, di situ ya tawafah, bukan mudhakar. Ketika malaikat mematikan orang kafir Orang kafir, tengok azabnya bertambah Yadribuna wujuhum ada, dalam surah Muhammad pun ada Wadbaruhum, dalam surah Muhammad pun ada Tapi ditambah dalam surah Al-Anfal Wadhuqu azabal arik Maknanya tingkat azabnya lebih kuat dalam surah Al-Anfal Sebab itu fi'enya dipilihnya mudhakar Jadi jika dibalik, salah Salah dari segi balawahnya, walaupun tidak salah dari segi nahunya Katalah, dalam surah Al-Anfal, Allah berfirman Dari segi nahu tidak salah Maknanya kalau ada pelajar ambil exam nahu, tak salah, 100% betul Kalau dia sedang jawab soalan Nahu Sementara yang surah Muhammad katalah Wa kaifa id tawafahumul malaikah Pun tidak salah, dari segi Nahu Jika soalan itu soalan, menjawab soalan Nahu, 100% betul Tapi bila soalan balagoh, jadi salah Jadi yang satu dimuanaskan di mudhakarian itu karena yang mudhakarian itu lebih dasyat, asyadu, wakwa, asyadu azaban Karena siksa yang Allah timpakan pada orang kafir, yang Allah sebutkan dalam ayat Al-Anfal 50 itu lebih kuat, lebih dasar dibandingkan siksa yang Allah teman-teman pada orang kafir pada surah muhammad ayat 20 seperti itu digunakan ini koidah demikian juga dalam ayat yang sudah kita pelajari contohnya malaikat turun fi'il turun boleh mudhakar, boleh mu'anas sebab fa'ilnya malaikat, malaikat yang ini jama' taksir Boleh mutakar pun, boleh mu'anas pun, boleh Tapi bila Allah pilih gunakan mu'anas untuk malaikat Bila Allah pilih gunakan fiil mutakar untuk malaikat Jika perbuatan itu yang satu lebih dasar, lebih susah, lebih menakutkan Digunakannya mutakar Contohnya nanti bila sudah dekat kiamat Ketika langit berkecai, hancur, rantai Mereka turun Turunnya malaikat dalam suasana yang sedasar itu Mesti fiilnya gunakan Mesti mutakar Sementara turunnya malaikat pada malam Yang penuh dengan rahmat Gunakan Begitulah maksud saya Kefahaman kepada seperti itu Dan itu tetap kuidah itu Jangan boleh baca Al-Quran Dan gunakan kuidah itu untuk mengkaji Pasti jawabannya begitu Caranya ingat Ada pun yang dipilihnya mudhakar, tak ada mu'anas Ingat yang pertama tadi Bila iya perintah datang berlaku pada malaikat Bila iya sebab malaikat Bila iya perbuatan ibadah Itu sentiasa, PNnya sentiasa dipilih mudhakar Kabar berita mumpamanya Malaikat kan mengawal abang-abang berikan khabar kegembiraan busro Itu kan suasana tenang, senang Maka filinya dipilih Sudah pasti itu Lihat contohnya punya dalam surah Ali Imran Ayat 42 Ali Imran ayat 45, dua-dua itu, dekat-dekat Dari itu nanti ada yang, contoh yang mungkin membingung sedikit Tapi yang ini kena tidak bingung dulu Kena tidak bingung dahulu Juali Asura Ali Imran Ayat 42 Jadi pertama saya ingat, tiga tempat bila fiil mana boleh memutakar, itu tidak boleh tidak, kena ingat. Sebab itu sangat penting. Yang bila fa'innya mu'anah hakiki, ada fa'innya isim zuhir, mu'anah majazi, fa'innya jama' taksir, tiga itu tidak boleh tidak. Di dalam ayat ke-42 Surah Al-Imran Allah SWT berfirman A'udzubillahimnashaytanirrojim Wa idhqalat Idhqalat Wa idhqalatil malaikatu Ya Maryamu Inna Allah astafaki wa toharaki wa astafaki Ala nisa'il alamin Dan ingatlah ketika berkata malaikat Wahai Maryam Inna Allaha sesungguhnya Allah Istofaqih dia telah memilihmu waimariyam Watoharokih dan telah menyucikanmu Wastofaqih dan dia telah memilihmu ala nisa illa alamin Atas kelemah manusia Engkau adalah perempuan pilihan Allah Engkau adalah perempuan yang Allah telah sucikan engkau Yang disampaikan oleh malaikat atas perintah Allah kepada Maryam ini Bad news ke good news? Good news Sekarang good news gunakan? Kolat Kolat Walaupun saya ulangi lagi sekali ini akan selusak ulang Walaupun dari segi nahu boleh kolat Begitulah Jadi dibila-bila kolak itu karena itulah Karena ada unsur balaginya itu Ada asralul bayan Demikian juga ayat 45 Masih sama Itu lagi jelas In ith qalatil malaikatu ya mariamu Inna allaha yubashshiruki Bi kalimatim minhu Jelas Sama dengan tadi. Ingatlah ketika malaikat berkata, Waim Maryam, sesungguhnya Allah, Yubashiruki. Tengok. Allah memberikan khabar gembira kepada kau, Bikalimatim minhu. Ini khabar gembira. Bushra. Jadi karena datangnya malaikat ini membawa khabar gembira, Khabarnya menyenangkan. Ya, good news lah. Kenakan mu'annas Yang ini mu'annas ini sentiasa good news Yang busro-busro itu turun, macam mereka tadi turun karena turunnya di suasana yang senang penuh dengan rahmat gunakan bisa lah bila demikian juga Di dalam surah Al-Imran juga, ketika Allah SWT memanggil Zakaria, Allah menyampaikan Kemakbulan doa kepada Nabi Zakaria yang memohon apa namanya? Duryat ayat 39 surah yang sama surah yang sama 39 Fana dathul malaiketu wa huwa qa'imun yusalli fil mihrab in annallaha yubashiruka biyahya musadikun ila aril akhila ayah Lama Nabi Zakaria memohon pada Allah agar Allah berikan dia zuriat Nabi Zakaria mohon pada Allah zuriat bukan karena dia tidak punya anak Jangan salah faham Nabi Zakaria memohon pada Allah anak bukan semata-mata karena dia tidak ada anak Tapi Nabi Zakaria mohon pada Allah anak karena tidak ada orang yang akan mengganti jika dia mati Jadi atas dasar kepentingan kaumnya Nabi Zakaria merasa sudah sangat tua Ajal tentu tak lama lagi Apa akan berlaku pada kaumnya Jika ia meninggal Siapa yang akan menggantinya Adik tidak ada, abang tidak ada Sedara tidak ada, anak saudara tidak ada Sepupu tidak ada Dalam arti kata, walinya tidak ada lah, pengantinya tidak ada Ya, akhirnya dia minta anak lah Dan memohon anak, ya ini sesuatu yang paling kurang mustahilnya Atau paling mungkin lah Paling mungkin karena Nak minta abang tidak mungkin, sebab orang tua dah meninggal Katalah dia minta pengganti Ya Allah Berikanlah kami pengganti ya Allah Bila kami dengar ada pengganti Dan pengganti itu abang, tidak mungkin Abang tidak ada, takkan minta abang Atau minta supu, pun tidak mungkin Berikan kami pakcik, pakcik yang mana? Jadi yang paling mungkin minta anak Walaupun dia sudah tua istri mandul Jadi minta anak sebenarnya itu bukan benda yang mudah untuk ukuran kita, sunatullah Tapi itu yang paling mungkin Sekurang-kurangnya kan dia ada istri, walaupun mandul, dan dia dah tua Daripada ya Allah berikan kami pengganti abang lah Itu lagi jauh Nabi Zakirah minta anak pada Allah bukan karena semata-mata tak ada anak, bukan Tapi dia takut, dia khawatir akan generasi penerusnya Lalu Allah kabulkan doanya Doanya dikabulkan di Sama-Malikah Malaikat ini Fana daghul malaikatuh Itu dikabulkan mu'anas, nadat walaupun dari sinahu boleh fanadha fanadahu malaikat nada yunadi memanggil tapi ini nadat wahua sedangkan dia dia zakaria waktu itu koim berdiri usually sedang sholat filmi kharam apa yang disampaikan oleh malaikat anallaha yubashiru kabiah ya musyadikun ila Itu ya, jadi Apa? Manas Agak-agak berapa orang sebenarnya yang datang penempa Zakaria Yang menjumpai Maryam Bahwa Maryam nak dibagi anak oleh Allah namanya Isa Zakaria Allah akan bagi seorang anak namanya Yahya Berapa orang yang datang menemui Maryam dan Nabi Zakaria Tadi Ali Imran 42, Ali Imran 45, ini 35, semua malaikat, malaikat berapa orang agaknya? Kala'al malaikat Jibril seorang, disini ada lagi balagohnya, cuman Jibril itu kan seorang, tapi Allah sebut malaikat, bingung lagi kita, inilah balagohnya Jadi bukan rumbungan dari langit Takut deh Seorang Nah pertanyaannya Cuman malekat hanya seorang Mufrat Tapi Allah sebut jama' Sorob tidak boleh jawab, Nahu tidak boleh jawab Terjemahan jauh sekali Ada sesuatu yang Allah nak sampaikan Dengan dipilihnya malaikat dalam bentuk jama' Walhal Malaikat yang runtuh hanya Jama' sekalian rupanya Sifat malaikat ini dengan sifat manusia berbeza Sudah pasti Saya yakin, saya sedang bercakap ini Jamaah pasti mendengar suara saya hanya dari satu arah Hanya dari suara saya Karena saya duduk di depan, pasti suara datang di depan Orang duduk di belakang saya Jadi, bila kita mendengar suara orang bercakap Suara itu datangnya pasti hanya dari satu arah Contohnya kalau kita dipanggil orang Ada orang panggil kita sebelah kanan Kita akan menulis sebelah kanan Kalau orang panggil dari belakang, kita akan tarik dari belakang Karena kita tahu suara itu datang dari mana Hanya datang dari satu arah Berbeza dengan malaikat Suara malaikat ini rupanya bila menyampaikan suatu kepada manusia Suara itu datang dari segala penjuru Sehingga orang tidak tahu dari mana sebenarnya Seakan-akan Apa namanya? Malaikat itu Ramai Wahanya seorang Karena suara itu datang dari segala penjuru Bukan hari keadaan kanan, jadi kiri Jadi Seorang yang dapat wahyu Daripada Allah milik malaikat Dia tidak perlu tengok kanan, tengok kiri Karena nak tengok kemana Suara datang dari semua arah Kalau kita dipanggil orang, pasti kita menoleh ke arah suara itu sebut. Kan begitu? Tapi bagaimana orang nak menoleh ke arah datangnya suara? Jika suara itu didengarnya, dirasanya datang dari segala arah. Kanan, kiri, depan, belakang, atas, bawah. Itulah malaikat. Jadi suara malaikat ini bila didengar oleh manusia datang dari segala arah sehingga seakan-akan ia datang daripada banyak malaikat Sebab itulah kenapa dalam Al-Quran ini walaupun Allah cerita sebenarnya kisah itu ceritanya seorang malaikat tetapi digunakan jama' Coba sekarang bagaimana terjemahan dalam bahasa apapun Al-Quran Contoh lah yang panggil ini Idkulatil malaikah Nak terjemahkan dalam bahasa apa Yang maknanya seperti itu Tidak mungkin Tidak mungkin Kalau kita terjemahkan apa adanya Mungkin kita kata Idkulat malaikat atau fanadatul malaikat Maka telah memanggil Nabi Zakaria para malaikat Salah juga Yang panggil seorang Tapi kalau kita artikan, maka telah memanggil Nabi Zakaria seorang malaikat, tak betul juga, seorang malaikat itu jama' Atau, maka telah memanggil Zakaria malaikat-malaikat Seorang ke dua, entahlah, tapi banyak namanya Hanya bahasa Arab saja yang boleh menyampaikan maksud seperti itu Jadi ini bukan jama' maksudnya mufrat, bukan Jama' tetap jama' Mufrat, mufrat Tapi pertanyaannya Kenapa Allah sebutkan jama' dan kalimat jama' Walhal malaikat yang diutus hanya seorang Rupanya ada rahasia yang nak disampaikannya Rahasia yang didatangkan, yakni Malaika ini lain suaranya suara yang datang daripada Malaika didengar oleh orang yang dipanggilnya, itu datang suara dari segala arah jadi, ada orang duduk dalam masjid itu tak tahu dari mana Jadi tidak perlu tengok kanan, tengok kiri, tengok bawah, tengok atas Dan serentak Kalau kita kan tidak Duduk di ruangan, ada orang panggil Ya pasti kita menoleh kepada arah panggilan Kalau tak biasa menakutkan itu Soalnya itu orang yang dipanggil oleh malaikat Orang yang Allah pilih untuk mendapatkan Bila ada malaikat, mesti orang pilihan Orang jiwanya sudah tinggi Kalau dia belum tinggi, pasti takut Suara apa nih? Pingsan dia Belum dapat apa, sudah pingsan Sudah pingsan Dan ini apa namanya rahasia dia Apa yang berlaku di alam syahadah dan apa yang berlaku di alam QM ini berbeza Sama sekali Sebab itulah alam yang paling rendah dari alam dunia Kita ini sebenarnya berada di alam yang paling rendah Kalau gunakan bahasa mudahnya lah Sunnatullah yang Allah tasyirkan, yang Allah terapkan kepada alam kita ini Yaitu sunnatullah yang paling rendah, paling mudah, paling sederhana walaupun sangat canggih Saya katakan paling sederhana bila dibandingkan dengan sunnatullah yang Allah terapkan pada Makhluk-makhluk yang ada di alam yang lain Sunnatullah, perhatian Allah kepada para ikat Jauh lebih canggih Di alam barzat lebih canggih Di akhirat sangat canggih Di surga, subhanallah Sunnatullah yang paling mudah difahami Yaitu di alam yang paling rendah Yaitu di dunia paling mudah suara begini, bagaimana orang boleh dengar suara bagaimana telinga boleh dengar bagaimana mata boleh melihat bagaimana api ini panas boleh membakar, itu mudah dipahami tapi masuk aja alam malakut bingung kita sebab itu tidak semua orang Boleh, diajak berdialog secara langsung oleh mereka Orang itu mesti sudah punya persiapan rohani yang tinggi Yang tinggi, tidak semua orang Tidak semua orang Jadi itu seperti mana, Mariam orang hebat Ibu Nabi Musa orang hebat Karena pernah dapat Itu rahasianya, kenapa dipilih kalimah jama' Mudah-mudahan itu ilmu tersendiri gitu Ya kalau sudah pernah mendengar, ya anggap saja itu untuk mengalah Kalau pernah dengar, ya alhamdulillah sebelum kiamat rupanya tahu rahasianya Coba kalau ditanyakan bingung gitu Berapa yang datang Jum'ah Malaikat? Kan jembel seorang lah. Kenapa seorang Malaikat? Coba, kan bingung kita jawabnya. Rupanya itu terjemahan maksudnya. Soalnya terjemahan dalam bahasa apapun di dunia pasti tidak mampu. Tidak mampu menerjemahkan ayat seperti ini yang maknanya sama betul. Tidak mungkin. Sama sekali tidak mungkin Itu kelebihan bahasa Al-Quran Kelebihan bahasa Al-Quran Baik Kemudian lagi satu contoh Ini sengaja saya sampaikan banyak sebelum saya tunjukkan Nanti yang membingungkan sedikit Satu Lagi lihat surah Fussilat Ayat 30 Fussilat 30 Fusilet 30 Ini masih Sama tajuknya Jadi tidak susah memahaminya Hanya contoh lain Innal-lazina qalu rabbunallah Sesungguhnya orang-orang yang mereka berkata Atau orang-orang yang mereka berkeyakinan Tuhan kami adalah Allah Itu maknanya dia dah mengucap kalimah sahadahlah Ashadu an la ilaha ilallah Berikrar Tak cukup berikrar Tum mastakomu Kemudian mereka istiqomah Dengan ikrar Tauhidnya itu Jadi orang yang bertauhid dan istiqamah dalam tawahidnya apa balasan yang Allah berikan ta ta nazzalu alaihimul malaikah ini fiil mudhari jadi bermakna istimrar Sentiasa turun Allah itu bukan turun atas Tapi turun menjumpai, menemui, menghadap Allah Sepertimana dalam ayat sebelumnya kita pelajari Dakhola fi masuk ke dalam Dakhola Allah masuk menghadap Itulah Khoroja Allah Nabi Musa kata Khoroja Allah koumihi Nabi Haa Zakaria selepas dapat berita itu, Khoraja ala kaumihi. Dan bersejarah keluar daripada orang-orang menemui kaumnya. Jadi ini turun menghadap atau menemui mereka malaikat. Malaikat turun menemui mereka orang yang bersyahadat, bertauhid dan istiqamah. Apa yang malaikat bawa untuk disampaikan pada orang-orang ini? Satu, Allah tak khufu. Jangan takut. Kedua, wa la takhzanu, jangan sedih. Ketiga, wa akshiru biljannatillati kuntum tu'adun. Bergembiralah kamu dengan surga yang kamu dijanjikannya. Jangan takut, jangan sedih, bergembiralah kamu dengan surga yang kamu telah dijanjikan Ini berita baik atau tak baik? Berita baik ya, karena berita baik Mana mu'anas? Mana mu'anasnya? Ta Maka fi'ilnya ta ta nazanu, itu mu'anas Kalau mutakan Kalau mau dhakaar, Ya ta nazalu Ini mau dari Ya ta nazalu Daripada film adi Ta nazala Ta nazala Ya ta nazalu Ta ta nazalu Dalam surah Al-Fajr, taknya dibuang menjadi Tanazzalul Malaikatwaru Ufiyah Dan tengok itu, mu'anas Karena turunnya malaikat, membawa khabar gembira Baik Itu sudah selesai Ini tentang malaikat Kenapa ini mu'anas, kenapa ini mutakar Kenapa semuanya mudhakar untuk malaikat, tak ada yang mu'anas Walaupun dari segi nahu, boleh mu'anas, tadi yang tiga sebelumnya tadi Ada fi'il untuk malaikat, karena malaikat ini jama' taksir, boleh mu'anas, boleh mudhakar Itu kualida pertama Kemudian dalam Al-Quran rupanya praktiknya lain Ada fi'il atau kalimat yang diperlukan oleh malaikat, semuanya mudhakar belaka Tidak ada yang mu'anas Ya ini ada tiga tadi Bila itu, bila aran diberdolong kepada malaikat Bila berupa ibadah Bila ianya Sifat Itu mesti dipilihnya mudhakar Sekarang ada yang mu'anas, ada yang mudhakar Pertanyaannya, kenapa yang ini mu'anas sedangkan mudhakar pun boleh Kenapa ini mudhakar sedangkan mu'anas pun boleh Yang telah kita pelajari tadi itu Bila ia Apa? Sudah Itu kena Menjagakan kurang atau gembira baik, sekarang yang ini mungkin sedikit membingungkan ya memang kena bingung dahulu syarat untuk tahu itu kena tak tahu dulu saya selalu kata Syarat untuk tahu apa yang belum tahu, yakni kita kena tahu apa yang kita tak tahu. Sebab itulah tahu apa yang kita tak tahu itu penting. Bingung itu penting. Bingung itu penting. Anda tidak boleh, kita tidak mungkin menunjukkan jalan pada orang yang tak bingung. Sia-sia saja. Tapi bingung dan tak ingin hilang bingungnya, tak baik juga Maknanya selesa dengan kebingungan, itu tak baik juga Selesa dalam kebingungan, itu tak baik juga Bingung itu modal untuk maju Tak tahu itu satu modal utama untuk maju Tapi kalau puas dengan ketidaktahuan Ya itu baru masalah Sekarang coba perhatikan Atau bezakan gitu ya Perhatikan dua ayat Dalam surah An-Nahl Dalam surah An-Nahl Jum'ah surah An-Nahl Lihat ayat yang ke-30 An-Nahl Oh 32, 32 32 Bukan 30 Ini cerita tentang kematian juga A'udzubillahimnashaitanirrojim Alladhina tatawaffahumulmalaikatutayyibin Yaquluna salamun alaikum Udhukhululjannata bimakuntum ta'amalun Alladhina orang-orang yang Tata wafahumul malaikat mematikan, sedang mematikan akan mereka oleh malaikat Bahasa Arab, susunan Bahasa Arab Sedang mematikan akan mereka oleh malaikat Orang-orang yang sedang mematikan akan mereka oleh malaikat Tawiyibin dalam keadaan orang-orang yang baik Itu, itu, itu uslub Arab, bukan uslub Melayu Maksudnya orang-orang yang semasa malaikat mematikannya dalam keadaan Ini orang apa nih yang mati yang sebenarnya? Husnul Khotimah Orang-orang yang matinya Husnul Khotimah Ketika malaikat cabut nyawanya, ia orang yang tayyibin Yaqulun mereka malaikat berkata Assalamualaikum Bagi salam pula malaikat Nak cabut nyawa Luar biasa Maknanya orang ini nak jumpa Allah Tinggalkan alam dunia Pindah ke alam barzah Mendapat salam daripada Allah Melalui malaikat Jadi bahasa kita Allah kirim salam Pada orang ini melalui malaikat Dan malaikat yang dipilih Allah Untuk menyampaikan salamnya itu Malakul maud yang biasanya rasanya seram, bengis, kasar. Tapi tiba-tiba malakul maut jadi Ramah bin Tamah, Sopan bin Santun. Ini tanda khusus lukhatimah yang paling pasti. Lalu dia kata, Masuklah kamu dalam surga. Dengan amalan yang kamu lakukan. Saya ulangi, inilah alamat tanda husul khutbah yang paling pasti. yakni bila orang semasa matinya malakul maut sebelum cabut nyawanya bagi salam orang itu pasti khusus khatimah tapi yang tahu hanya yang punya diri bukan yang hidup yang tahu yang mengalaminya masuk alam barzah ya tersenang-lenang lah sampai kiamat hanya saja yang tahu yang sedang mengalami Sayangnya pula, orang yang mengalami yang pernah malam ini tak diberi pulang oleh Allah untuk cerita Ada pun dalam hadis tandanya seperti mana dahinya berpeluh itu tanda zahir Adakah pasti? Belum tentu Bahkan ada yang mengatakan meninggalnya hari Jum'at, belum tentu Pula Ramadan, meninggal mana? Di Makkah. Belum juga, belum tentu. Itu tanda zahir, bersifat zonni. Artinya, jika orang ketika mati, malakul maut sempat bagi Assalamualaikum, orang itu pasti khusus lukotimah, walaupun meninggalnya Saturday night. Walaupun meninggalnya, dahinya tidak berpeluh, begitulah. Walaupun meninggalnya tidak di Makkah Sebab itu pasti Yang tadi itu hanya alamat-alamat Maksud saya begitu Hanya itulah Yang tahu hanya yang mengalami Ini maksud apa namanya ayat ini Jadi Malekat, malakul maut datang Ini macam mana Untuk memudahkan pemahaman Akhirnya datangnya berpenampilan Ramah Sopan atau bengis kasar Ramah Ramah, mesti ramah nih Senyum-senyum nih Karena senyum-senyum Tengok V.A yang dipilihnya Tata Wafaa Ini mu'anas kan mudhaka nih Tata Wafaa Mu'anas Kalau mudhaka Yata Wafaa Karena ini malaikat nih Masya Allah memberikan Ya bahasa untuk mudahkan pemahaman lah Malaikat senyum-senyum Kan baik itu Memberita baik khusyul khatimah Orang ini Tayyibin Tayyibin itu yakni Sifat kepada Mana ini? Tayyibin ini adalah hal kepada Dalam keadaan Keadaan siapa Tayyibin? Tayyibin ini Keadaan siapa ini? Ini cerita bahasa bukan cerita makna Tayyibin mana? Hal kepada mana ini? Hal lagi Terima kasih. kepada HUM kepada HUM bukan pada Aladina sebab susunannya mesti amil hal, sohibul hal hal kan begitu Mesti susunnya begitu, jumlah halia itu mesti amil, sahibul hal, dan hal Jadi tata wafa amil Hum sahib ta'ibin Kalau ala dina, mana nak cari amilnya? Pening Yaqulun Ini mudhakar atau mu'anas? Yaquluna Mudhakar Boleh tak mu'anas? Yaqulun Kalau mu'anas bagaimana? Sebelum saya tanya boleh atau tidak Kalau mu'anas bagaimana? Yaquluna Yaqulun ini hum Kalau mu'anas bagaimana? Kalau mu'anas, hunna lah. Bagaimana? Ya, yaqulna. Kalau mu'anas, yaqulna. Sebab hum kan? Kalau hum lawannya hunna lah. Ini mudhakar. Boleh tak mu'anas? Siapa nih? Yang yaqulna siapa nih? Mereka nih. Mereka. Jadi boleh tak mu'anas di sini? Boleh. Bo, Ti, Nehi, nehi, nehi Nongka Ya tidak boleh lah, kan kita baru disebutkan tadi Fi'ilnya mesti mudhakar jika jatuh selepas Kan malaikat di belakang Bukan fa'il Al-filu yaqouba dan zikril malaikat. Kan itu yang telah dipelajari. Bingung lagi ya? atau tak ada apa-apa kan sebenarnya sudah suka pelaku katanya kan cerita ini malaikat malaikat katanya sebagai subjek sebagai subjek, pelaku maksudnya Karena malaikat di jamaah taksir sebetulnya Vobnya boleh Muhana boleh Tetapi Tetapi V.A. nya mesti mudhakar Tidak boleh muhanas walaupun sabiaknya Walaupun sabiaknya Ini malaikat Walaupun sabiaknya jamaah taksir Malaikat kan Malaikat itu jamat taksir Hakikatnya Fi'ilnya boleh mu'anas Boleh mudhakar Tetapi Mesti mudhakar Tak boleh mu'anas bagi malaikat Dengan syarat satu Perintah itu datang dari Allah untuk malaikat Tua Jatuh selepas dikru malaikat Kan begitu yang Lupa lagi yang itu Wah, kamu punya ulang-ulang nih setiap Ketiga Tifadah isim Tifadah isim jadi sifatnya Kan ini selepas nih Yaakob itu kan malaikat iyalah, macam pernah dengar ya memang selalu bahkan baru saya sebut itu jadi tak boleh itu yakulna tidak salah katanya malaikat ini jamaah taksir, betul apa kata malaikat jamaah si Goh Mutaljumuh Itu saya katakan tiga-tiga itu tak boleh lupa Pertama tiga Dimana fiilnya boleh mutakal, boleh mu'anas itu kena ingat Kan, itu kena ingat Fiilnya boleh mutakal, boleh mu'anas itu mesti ingat Keduanya, karena contoh malaikat tadi Walaupun malaikat di jamak taksir Fi'anya mesti mudhakar Bila mudhakar, 1, 2, 3 Betul Hai kemudian boleh mu'annas mulai mutakar karena malaikat ini jamaat tapi kenapa dalam Alquran kalau pilih yang ini mutakar yang ini mu'annas kan tadi yang dipelajari bila ia berkaitan dengan cita ke kuwak ke berita baik ke berita burukkan ini kan gitu susunan cara mempelajari tidak susah hanya perlu serius sikit aja Jadi kalau kita sambil melamun-lamun memang tak masuk Jadi, laja'lamun Lata'lamun itu bahasa Arab, maknanya Jangan melamun Itu kata Allah Ta'ala Jadi kata Allah Ta'ala Laa ta'alamoon Yalu, hal yastawil ladhina ya'lamun, waladhina laya'la ya'lamun Samakah orang yang melamun dengan orang yang tak? Memandang kosong, itu melamun lah Yang salamun itu tak boleh lah Yang yakulun itu Sebab Fi'l itu Yaqau ba'da zikril mala'ika Itu sudah ada Uthul-na Itu mudakar atau mu'anas Uthul-na Itu antum kan Jadi kalau mu'anas macam mana Antun-na katalah Uthul-na Boleh tak itu mu'anas Uthul-na Boleh ke tak boleh? Mudaqar, Mudaqar, Mudaqar Ini Mudaqar nih Boleh ke dimuandaskan? Tak? Pasal? Apa pasal? Karena selepas? Malaikat Apa kena mengenanya malaikat Faham lagi Memanglah Mastimudzakar Yang disuruh aladzina Orang-orang yang nak mati Malaikat Kata pada orang yang mati, masuk utuhulu Apa budak jadi? Nah ini tak ada kenalan, ada malaikat Bingung lagi Masih utuhulu lah lah kan orang-orang yang toyib orang-orang yang dimatikan oleh malaikat dan karena khusus khatimah malaikat kata pada mereka uthulu, ini takkan uthulna Dalam agama nijamaah sekalian, bila Allah gunakan jamaah, apa namanya, perintah secara umum, ini gunakannya mutakar. Walaupun ia mencakupi mu'ana. Contoh, ya'alina amanu. Itu mutakar. Tapi tidak hanya menunjukkan pada orang beriman lelaki saja. Akimu sholat. Itu mutakar. Jangan difahami akimu sholat, oh yang Allah suruh sholat hanya lelaki, sebab akimu itu mutakar. Perempuan tak payah sebab mestinya Aqimu wa'akimna Barulah U'budu rabbakum Tak payah u'budu rabbakum Dan u'budna rabbakuna Tak payah Assalamualaikum cukup Semua masuk tuh Laki perempuan lah Masuk semuanya Itulah kuidah bahasa Arab Jadi kalau Assalamualaikum, Waalaikumsalam, itu malah mengada-ngada Itu malah mengada-ngada namanya Konon nak memberikan nahu, nahu malah salah Assalamualaikum wa'alaikumussalam itu mengadil bukan tunjuk pandai malah menunjuk kedunguannya Baik, ini jelas Aladzina tatawafu mulaika tatawafu gunakan fi'il mu'anas Ba'aluk fa'ilnya mulaika Sebab? Kena gunakan mu'anas disini karena? Apa ini? Berita gembira Untuk bushra ini Kebaikan ini Ini bermakna kalau orang itu katalah matinya Su'ul khotimah Fi'ilnya apa? Malaikat mematikannya dengan fi'il apa? Budhakar atau mu'anas Jika yang mati ini Su'ul khotimah Su'ul khotimah kan Jadi malaikat mesti Keraslah mencabut jawabnya Jadi mesti gunakan Itu kan yang terfikir Dalam fikiran kita Terima kasih. Kau idah tadilah Kalau berita baik Maka mereka menyampaikan Dengan fiil manas Kalau orang dimatikan itu Su'ul khatimah Mesti mereka keras nih Mematikannya mesti keras Pada keras mesti menggunakan Itu kan yang Masuk dalam kepala kita Tapi coba perhatikan Ayat yang ke-28 Surah An-Nahl ini yang saya kata tadi membingungkan tadi sengaja saya carikan yang membingungkan surah an-naha ayat 28 Allah berfirman Alladhina tata waffahumul malaikatu zalimi anfusihim Alladhina orang-orang yang tata waffahumul sedang mematikan akan mereka malaikat itu oleh malaikat orang yang dimatikan ini dalam keadaan menzalimi diri-diri mereka, kalau itu orang mati su'ul khotbah Betul? Surah Timah Lalu malaikat tanya pada dia Fa'alqaw Lalu mereka memberikan Assalamu'alaikum Bukan Assalam Assalam itu Assalamu'alaikum Assalamu'alaikum maknanya berserah diri Serendahlah Karena orang ini dah bingung Ini tak boleh menawar-nawar Tak boleh minta tangguh Boleh tak minta sekejap lagi Tak boleh Akhirnya Ya udahlah pasrah aja lah Salam itu mana pasrah Peserah diri Mereka tanya dia Mereka kata Mereka kata Dia masih coba nak berbohong Tidaklah kami pernah beramal melakukan yang tak baik Dia dah berserah diri Dia juga masih coba nak mengelak Kami tak pernah buat tak baik Kami orang-orang yang baik Kenapa langkau pelakukan seperti itu, Kat? Katu Malaikal lah bala bala bala oh tidak, dinafikan jika orang ini Berserah Jika orang ini mendakwa Tak pernah buat jahat Allah kata bala bala bala Inna allaha alimun Bima kuntum ta'malun Sebenarnya Allah itu Maha mengetahui Apa yang kamu Baik Ayat 28 ini Yakni Isah kematian orang yang Su'ul khotimah Dan malaikat pun Agaknya kalau mencaput nyawa orang Su'ul Khotimah, malaikat gimana? Senyum-senyum ke? Mesra ke? Dihidang dulu ke? Dipicit-picit dulu ke? Urut-urut ke? Atau direntap saja? Su'ul Khotimah mesti Dahsyat kan? Bila dahsyat Kenapa fi'elnya tak tawafah? Nah, tata wafat itu apa? Mu'anas kan mutakat? Mu'anas Tadi katanya kalau lembut Mu'anas Kalau kasar Ini aku pening itu, memang biar pening dulu Sebab kalau pening Tak pening, tak rasa, susah lah Begini ya Apa ya Apa dulu pernah, alhamdulillah Dr. Hamka pernah cerita ketika mengajar tafsir Apa ya? Quran ini, kalau tak salah ingatlah, beliau pernah kata Al-Quran ini, kalau kita baca Al-Quran dan kita mengikuti ayat Al-Quran dengan hati kita, dengan perasaan kita maksudnya Al-Quran, ayat Al-Quran yang kita baca ini boleh mempermainkan perasaan kita berarti kita dilambung-lambungkan, dicatokan, dilambungkan, macam itu dihempas-hempas, di... sarannya kita membacanya dengan hati Bukan hanya dengan mulut, bukan? Contoh lah kalau kita baca apa-apanya Al-Qur'i'ah Mal-Qur'i'ah Wama ad-Rok'a Mal-Qur'i'ah Itu jika kita Fahami dan kita Membacanya dengan hati Hati kita ikut sertakan Ketakutan kita, sebab Al-Qur'i'ah itu dasar Mana dia? Ketika kita Sebut Al-Qur'i'ah pun kita hati Dah terpaksa Terasa deketar Kemudian Allah tanya Apa itu koreah? Lagi melambung-lambung Itu hati kita macam dipermainkan Melayang-layang ketakutan kemudian dijatuhkan balik ada pun orang yang amal baiknya berat itu makin itu dinaikkan lagi begitulah ayat Al-Quran surah demikian juga sebelum surah Ar-Rahman, surah apa ya? Surah Ar-Rahman, surah Al-Komar Betul? Sebelum surah Ar-Rahman Kalau kita baca surah Al-Komar Isinya itu membuat hati kita melayang-layang Dilambungkan ketakutan Macam kita mungkin naik kapal terbang, apa namanya itu, avokad lah Macam kita naik rollercoaster lah Macam itu jiwa kita Isi surah Al-Khawmar Sebab itu bila kita kata Kalau kita berhenti baca surah Al-Khawmar Jangan berhenti disitu, jangan sodako Soal hati itu, hati kita waktu ini masih Melayang-layang Baca surah selamanya Ar-Rahman Hati jadi sejuk Hati tiba-tiba jadi Turun balik Tenang balik Bila sudah habis surah Ar-Rahman, hati jadi tenang kan Jangan berhenti, nanti kita open confidence Sambung surah selepahnya Surah Al-Waqif Nanti dilambungkan lagi, betul-betul Syaratnya baca dengan hati Tapi kalau kita hanya Al-Quran Al-Quran Kita tak rasa Soalnya kita mungkin pandang Al-Quran pun pandang kosong Macam tak ada benda pun Saya pernah melihat sendiri Wihamba ketika membaca Quran ngajangkan Kadang-kadang sampai berkedut Bila baca sampai Dan mukanya berubah kemudian Kata, ih apa sebutannya yang menyebabkan Rupanya satu yang nyanyi Coba kamu baca Al-Quran itu dengan hati kamu Nanti hati kamu akan dilambungkan, dijatuhkan, limaukan, jatuhkan Dibaca itu Dan itu, apa ya, boleh dipelajari, cara sebut itu, boleh dipelajari. Jadi jangan baca kosong, kalau baca kosong, enggak. Baca kosong maknanya hati langsung tidak diikusatakan, gitu lah. Jadi, macam... Ya macam katalah melihat apalah, melihat sesuatu dan dalam pandangan kosong kan, pandangan kosong lihat, tengok cerita TV kosong sambil makan kuaci ya Hero jatuh kapal terbang pun Tak suspend Tahu-tahu Habis ke Tak seronok pun Coba kalau yang tertarik Dengan jalannya ceritakan Itu cara baca Al-Quran Betul-betul terkesan waktu itu Ya tak tahulah macam mana caranya Sebab seringkali khutbah demikian juga Khutbah kadang bila menjawabkan ayat itu Apa muka macam Suara ditekan dan muka macam Berkedut lah Berkedut ya Berkerut Berkerut Kemudian ceria Apa sebenarnya yang membuat Macam biasa Yang disampaikan macam benda biasa Yang kita belum dapat memahami Maksud yang disampaikan Rupanya setelah sedikit-sedikit belajar-belajar Oh iyalah Dan itu boleh kita lakukan Seorang diri malam hari Hayati begitu Baca surah Al-Komar Hayati isinya Pasti kita Dilambung-lambungkan Macam Kita Apa itulah Nairul kustalah Hati gitu ketakutan Sebab itu bila udah habis baca Ayat terakhir surah Qumar jangan surah Qalohul Adhim Sambung ar-Rahman hati tak berjadi Tenang Apa namanya Sejuk Habis surah rahmat, jangan berhenti Baca surah Al-Baqir ya Sambung, akhirnya kita mau berhenti baca Quran Sebab nak sodako macam tak puas hati Itu kata Imam An-Nawawi Yang ini setiap kali baca Quran Susah nak menghentikan Karena Ih, kenapa masih ada sambung Ih, ah ih, ah ih Karena apa ya sentiasa ada ya tiba-tiba orang menyelam ke dasar lautan makin ke dalam makin banyak benda yang dia temukan yang cantik-cantik jadi tinggal ayat ini Anah Hal 32 tadi, kita fahamlah gunakan mu'anas kan? Tata wafah karena ini khusus khatimah. Tapi yang an-nahal 28, kenapa juga gunakan-gunakan? Mu'anas sedangkan dia untuk orang-orang yang... yang? sul khotimah jelas, sebab malaikat mengis lah, yang kan kalau ikut koedah yang kita pelajari tadi kan sebenarnya mudhakar alladhina tawaffa humul, ya tawaffa humul malaikat, lebih tepat lah sepatutnya kan itu kata kita sepatutnya walaupun yang kita kata sepatutnya ini tak patut Ya mas kalian, rupurnya betul Orang yang Allah sebutkan dalam ayat 28 An-Nahl ini Memang orang yang matinya tak baik Bila mati tak baik, maknanya tersiksa lah Sudah pasti Sudah pasti tersiksa Siksa namanya suhluk otima. Tetapi, sebagaimana yang kita pelajari sebelumnya, kan siksa ini ada yang lebih, ada yang kurang. Sama-sama teriksa. A mati tersiksa. B mati tersiksa. Tapi, B lebih tersiksa. Mana siksa yang Allah timbangkan pada B lebih? Lebih berat daripada yang A. Dan ini jenis siksa yang ringan. Karena ada yang lebih. Berat Jadi untuk membandingkan ayat yang apa ini Anakhal 28 ini Bukan dengan anakhal 32 Bandingan anakhal 28 ini dengan Anisak 97 Coba lihat Anisak 97 Jadi bandingannya kesana Itu yang tadi saya membingungkan tadi, sengaja saya carikan Susahnya kena tahu bingungnya ya, jangan bingung tak bingung tak tahu pun susah juga An-Nisa 97 Innal-ladhina tawaffahumul malaikatu zalimi anfusihim Kan hampir sama kan bu ya dengan yang tadi Anahal 28 dengan Anisak 97 ini bunyi dia hampir sama, perhatikan betul-betul Innaladzina sesunya orang-orang yang tawaffahumul malaika sedang mematikan Akan mereka oleh malaikat Zalimi anfusihim Orang itu dalam keadaan Menzalimi diri mereka Yang anahal 28 tadi Alladina tatawaf fahumul malaikat Zalimi anfusihim Biasanya hanya ada inat dan tidak ada Kena ditengok kedua-dua sekali Baru nampak nanti Jadi cerita benda yang sama Cerita benda yang sama Pernah sama Orang yang mati dalam keadaan Itu ceritanya Sama betul ayatnya Bizanya hanya itu saja Tapi sambungannya berbeza Ayat yang ke-97, Anisat, tengok Qalu, mereka bertanya Terus mereka tanya itu orang Dia ada semacam dialog Dengan mereka Dalam surah Al-An'ahl tadi, tak ada dialog Dalam Anahal 28 tadi, tak ada dialog antara malaikat dengan mereka Mereka terus mengasihkan, mereka terus mengaku atau tak mengaku berbuat salah Kemudian Allah nafikan, malaikat baru nafikan hujungnya Oh tidak, Allah tahu apa yang kamu buat Tapi karena keadaan kezaliman, tingkat kezaliman orang ini Tingkat kezaliman orang yang Allah subuhkan dalam surah An-Nisa 97 itu lebih tinggi, lebih berat Daripada tingkat kezaliman yang dilakukan oleh orang yang Allah subuhkan dalam An-Nakhal 28 Jadi malaikat pun rasa pelik, dihardik oleh malaikat Malaikat kata, fiwa kuntum Fima kuntum ini sebenarnya bahasa agak kasar ya, tapi walaupun terjemahnya Fima dalam keadaan apakah kuntum adalah kamu? Atau kamu ini dalam keadaan apa? Kan itu terjemahan biasa, tapi sebenarnya ini apa? Pertanyaan keras, kalau dalam bahasa bebasnya Fima kuntum ini, pembahasannya Apa jadilah kamu ini? Hih, apa yang jadi kamu ni? Itu merupakan bahwa yang ditanya itu teruk kah ilah? Teruk lah Hih, apa yang jadi kamu ni? Ada mungkin, ada orang tengok apa namanya keputusan pepesan anaknya balik-balik Lalu orang tuanya kata, Hih, apa yang nak jadi nak? Tuh mana anaknya itu best student atau? Itu dan maki itu Fima kuntum itu sudah ayat makian Menunjukkan bahwa Mukhotobnya memang teruk Tingkat Kezalimannya tinggi Mereka jawab dengan selamba Qalukuna mustad'afina fil'ad Mereka kata, Malikat, kami ini orang-orang yang lemah di bumi Kami ini tak berdaya Sebab itulah kami, ya banyak buat salah karena kami dipaksa buat salah Kami tak ada keberanian untuk buat baik karena kami ini orang-orang yang lemah Malaikat hardik balik, kalu malaikat bertanya Alam takun ardullahi wasi'afatu hajru fiha Bukankah bumi Allah itu luar biasa Luas Lalu kamu boleh berhijrah Ayah ini sebetulnya Turunnya ini kepada orang-orang Mumin yang tidak mau Berhijrah ke Madinah Setelah berlaku perang Bandar, orang Mumin ini dipaksa Oleh Allah, eh dipaksa oleh orang Kafir Quresh untuk bergabung Dengan mereka memerangi Nabi Tuh macam mana Dia orang muslim, tapi tak boleh buat apa Karena dipaksa oleh Orang-orang kafir Quraish Mati dalam keadaan seperti itu Malaikat tanya dia Apa teruk sangat kamu ini? Tergama kamu begitu ya Mematuhi perintah orang kafir Mereka jawab Malaikat, kamu ini orang lemah Tak berdaya nak maluan mereka Malaikat tanya, kan bumi Allah ini luas Kenapa kamu tak pindah Tak tinggalkan Makkah, pergilah Madinah Semua lain pergi Madinah Selamat Islamnya Itu maksud ayat ini, sebab turunnya Tapi ayat ini juga boleh diperluas maknanya Katalah ada orang mu'min Kerja di tempat yang tidak halal Ya mungkin kerja di kilang harap Karena itu saja Kata dia kerja yang boleh-boleh buat Itu pun dulu dapat kerja pun Interview dua hari Non stop Karena tak ada kelayakan Lalu Dia tak boleh Kerja di sini orang Islam tak boleh Apalagi kerja bagian ini Jelas-jelas haram Kami ini apa yang boleh buat? Kami tak ada ijazah, kami tak ada kelayakan. Jadi kalau kami berhenti di sini, nak makan apa, nak cari uang apa? Eh carilah, kerjakan lain. Tak boleh, saya tak ada kelayakan. Katalah orang ini. mati, masih di tempat yang seperti itu, malaikat tanya kenapa teruk sangat keadaan kamu? mereka akan jawab, kami ini orang lemah, kami tidak ada kelayakan untuk membeli kerja jadi malaikat soal balik lah kan banyak kilang-kilang yang lain kamu boleh pindah Terus ya, jadi orang yang mati, yang masih tetap dalam keadaan maksiat Semasa hidup merasa tak mampu meninggalkannya Inilah nanti, bila mati Orang-orang itu, tempat Kembali mereka adalah jahannam Dan jahannam itu wasaat masyiro Seburuk-buruk Sekarang Anahal 28 orang yang sulh Fatimah Maknanya orang yang Zalim An-Nisa 97 Pun Sur Khatimah Orang yang zalim Pertanyaannya Tingkat kezalimannya Mana yang lebih tinggi Nahal 28 Nisa 97 Saya percaya kan Tingkat kezalimannya lebih ini Sebab itulah Seksinya pun Agaknya lebih mana Lebih An-Nisa kan Sebab itu dalam An-Nisa Fi'inya Tawafah Betul Sementara dalam Dalam surah Anahal Tatawaf Faham Jadi bandingkan dengan yang itu Jangan yang Anahal yang 39 Anahal 32 Dibandingkan kepada yang Anisa Itulah Sebagaimana yang telah kita pelajari Tempoh hari, sama betul Surah Al-Anfa 50 Dengan Muhammad sebab kalau kita lihat ini orang suul khotimah kenapa fiilnya gunakan mu'anas ringan katanya kalau yang ringan itu khusul khotimah memang betul lah khusul khotimah tapi rupanya bukan maknanya orang ini orang yang baik dia orang jahat tetap dapat siksa Tapi siksa yang ditimpaan oleh Allah Kepada orang yang Allah sebutkan dalam Anakhal 28 ini Kurang Berbanding siksa yang Allah sebutkan Pada orang yang sebutkan dalam Surah An-Nisa 9 7 Walaupun itu sama sebut disebut dalam surah An-Nahl bandingannya jadi bukan ayat 32 kalau kita bingung lagi nanti yang ayat 32 itu kami faham khusyul khotimah fi'ilnya tata wafah ini su'ul khotimah kenapa tata wafah kalau salah itu oh ya khotimah disiksa tapi siksa relatif ringan berbanding su'ul khotimah 9 ada nampak? nampak apa? Quran ini mengasihkan dalam kita ya contohlah Tadi saya yang tersebut tadi Walaupun tak ada dalam tajuk Macam mana malaka Jebel itu seorang tapi Allah sebut malaikat Coba itu macam mana nak memahaminya dengan dari segi apapun Bukan susah itu Berupa ini Kaitnya dengan sunnatullah Untuk malaikat dengan sunnah Ini tak sama Ada orang bakar mercon di luar Pasti datang suara dari arah Bakar mercon itu lah Bukan datang dari segala arah Beza dengan jika mercon malaikat dibakar. Jadi kalau malaikat bakar mercon, semua orang dengar dari semua arah. Tak menakutkan macam mana. Jadi kadang-kadang saya berpikir begini, nanti pada kiamat ada tiupan sangkakala. Kan begitu kan? Tiupan sangkakala. Itu boleh dengar oleh semua makhluk dari semua arah. Ya, bukan datang dari... Agak datang daripada selatan aja Oh tidak, Itu rahasia kalimat yang Quran Kalimat bahasa Al-Quran Dan tidak ada dalam bahasa apapun Saya yakin seratus-ratus itu Baik, selesai sudah kalimat malaikat Kalimat malaikat bukan yang lain Tapi cerita tentang Mu'annas Mutakar belum habis dah Cita Mu'anna Mu'taqar bagi fa'il belum habis lah, itu khas untuk cita malaikat Mudah-mudahan memberi manfaat bagi saya dan bagi yang menengahkan insyaAllah Subhanallahumma'alaikum warahmatullahi wabarakatuh