Transcript for:
Dampak Es Kutub dan Perubahan Iklim

Sosial media sempat ramai dengan pernyataan bahwa disebabkan perubahan iklim adalah fakta yang meragukan. Salah satunya, Tivauziah Tiasuma, lewat akun Twitternya mengatakan, pelelehan es di kutub tidak menyebabkan air laut naik. Dia mengibaratkannya dengan es batu yang meleleh di dalam gelas berisi teh. Teh tidak akan mengubah volume air, tidak membuatnya tumpah dari gelas. Namun, Benarkah bahwa pelelehan es di kutub tidak membuat kenaikan muka laut global? Mengetahui ancaman kenaikan air laut akibat es yang mencair dalam perubahan iklim penting untuk diketahui. Memproyeksikan hilangnya massa secara akurat dari lapisan es adalah kepentingan masyarakat yang kritis. Terang para peneliti di jurnal The Cryosphere. Sebab ada kerugian secara sosioekonomi bagi masyarakat yang sangat terdampak. Yang paling umum ditimbulkan dari dampak kenaikan air laut. Akibat perubahan iklim adalah abrasi. Kehilangan luas tanah dengan penaiknya air laut membuat banjir pada musim hujan atau gelombang pasang. Akibatnya berdampak pada masyarakat nelayan. Sejak 1980-an, para ilmuwan menemukan adanya penurunan jumlah es di kutub. Lelehan itu ternyata menjadi limpasan air bagi laut di sekitarnya. Salah satu penelitian di tahun 2020 juga menegaskan demikian. Masa gletser dan lapisan es yang berkurung menjadi kontributor tahunan yang besar untuk kenaikan air laut. Es mencair karena atmosfer dikutuk memanas. Dr. Tifa menganalogikan mencairnya es teh dalam gelas sebagai pencairan es dikutuk. Namun, ada dua jenis es, yakni es laut dan es darat. Es laut mengapung di atas laut seperti es batu dalam segelas air, sehingga masanya tidak mengubah air dalam gelas saat meleleh, seperti es di atas batu yang mencair. Namun, beberapa es di laut bisa ada karena gletser atau es di darat yang patah, lalu longsor ke laut. Es darat sendiri memang sudah membeku di darat, tidak ada hubungannya dengan masa di laut. Ketika es darat longsor, apalagi dengan jumlah yang banyak, ketika mengapung dan mencair di laut, masanya bisa berkontribusi pada kenaikan permukaan laut dunia. Belum lagi es darat yang mencair di darat, Alirannya bisa bermuara ke laut seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Menambah volume permukaan air laut dan ketinggiannya bertambah. Ada banyak penelitian yang mengungkapkan laporan. Meski demikian, metodenya berbeda-beda. Maka pada tahun 2019, IPCC atau Panel Antar Pemerintah Tentang Perubahan Iklim menyatukan laporannya untuk membuat proyeksi. Proyeksinya berdasarkan jika pemanasan terjadi lebih dari 4 derajat Celcius. Namun, hasil ini dinilai masih belum tepat menurut beberapa laporan. Banyak penelitian setelahnya justru melaporkan hasil yang lebih buruk lagi. Selain itu, jika ada klaim tidak ada dampak nyata tentang kenaikan air laut di beberapa tempat, ada alasannya. Di seluruh dunia, tingkat kenaikan air laut berbeda-beda. Di Indonesia, Kenaikan permukaan laut bisa mencapai 10-100 meter, jika es kutub dengan ketebalan 1000 meter mencair. Di negara lain bisa berbeda, pasalnya setiap kawasan memiliki perubahan volume air yang disebabkan faktor geologis. Misalnya, adanya cekungan samudera yang terbentuk akibat pergerakan lempeng tektonik. Hal itu terjadi pada bumi. Lempeng tektonik mengakibatkan perubahan bentuk dan luas area cekungan di dasar samudera. Ketika superbenua terpecah, Kerak bumi baru akan mekar, membuat kondisi sekitarnya jadi panas, dan mengapung. Benua akan mengisi ruang pada cekungan, dan membuat muka air laut naik. Selain itu juga, bentuk bumi yang tidak bulat sempurna dan lebih lonjong di katul istiwa. Ibaratnya, volume air di suatu kolam renang yang memiliki kedalaman berbeda. Di bagian dalam, yang biasanya dipakai untuk orang dewasa berenang, air akan lebih terisi lebih dulu. Sementara yang lebih dangkal, yang biasa dipakai untuk anak-anak, lebih surut ketika kolam renang sedang diisi. Sementara faktor luar bumi juga berpengaruh sebagaimana yang dijelaskan oleh ahli geofisika, Miletin Milenkovic. Siklus Milenkovic menjelaskan, perubahan air laut disebabkan perubahan organ bumi, seperti eksentrisitas, yakni perubahan terhadap sudut kemiringan sumbu bumi, dan perubahan arah sumbu rotasi, atau precesi. Milenkovic benar tentang siklusnya. Walau sempat dilupakan banyak ahli, bahkan menyebutkan arah bumi yang cenderung mendingin secara geologis. Namun, dampak siklus itu masih kalah dari pemanasan global antroposen, perubahan iklim yang disebabkan manusia. Selain itu, bagaimanapun juga faktor penyebab kenaikan air laut pada dasarnya diperparah oleh aktivitas pemanasan global. Siklus Milenkovic, bentang geografis di bawah laut, dan ditambah pencairan. es akibat suhu bumi yang kian memanas, kenaikannya tidak bisa dihindarkan. Jadi, siapkah Anda memitigasi diri dan membantu masyarakat yang sangat terdampak dari perubahan iklim?