Terima kasih. Boleh pak? Pemakorak Kakita Memong warga masyarakat Tora Seji Pada hari ini, di sore hari kita akan melaksanakan yaitu sebuah ritual upacara Ponolak Balla, Bendera Bate Atas perhatian Tamemong, kebersamaan Tamemong Atas nama pemerintah desa menyampaikan banyak-banyak terima kasih Tidak ada yang menang.
Hai teman- Oh hehehehe hehehehe la ilaha illallah Hai, penat atau tidak? Penat atau tidak? Ya Hai bintang-bintang lebih penting ada tidak tapi berarti diberi pendidikan kesengkiraan sudah tanggung masber moya hai hai Kami namu seikaki taiga, torok paleko, torok siya jin.
Pahakolai sampe patainu, kami namu lekabonkela. Kami namoleka, bu ngenkele Kangen nyowaku, ngakisa numukuta Kami namoleka, kami malama, kabu ngenkele Kami nangindakutama Bersama dengan Tuan Tuan Tuan Simei Ranare Kita Nama Mu Mau Dekat Tau Lek Lek Kata Tau selamat menikmati Kalian masih? Lagi empat kali? Oboe mataku indi alo alo, iya laberra madi asamo indi Bola Yanan, Maka Diyala Bagang Epamara Kubele Danaka Nebaon Sakali Tinggalabele Indibaombo Lama muladadi nangalawendi, Boe dia lama dia lanuno, Lama muladadi danakan enapore lama.
Sudah, sudah kita masih tidak didik. Ya sudah lima anak-anaknya ya, masuk sekolah. Saya sudah berusia 12 tahun.
Pilih benar mata ketonan tak masih mendidiki. Terima kasih telah menonton Terima kasih telah menonton Nah, itu nabali buang nama elek, masama. Mereka juga meniapkan ingkatan di sini. Ketan, kamu mau makan apa? Itu pengindah dayak, kaya.
Pengalak kuta. Baru, anu. Itu namanya niak kuta, mana itu? Misalkan kuta.
Ini niak kuta, bawa-bawa tak us. Dekat kebuka nanti, gak ada yang bergerak. Baru gak ada yang bergerak. Gimana ini, angkot itu di atas apa?
Kami menggali ini, ini adalah kursi untuk berkursi. Ini adalah kursi untuk berkursi. Bonsopi datang itu? Iya datang itu Dapat itu dikulir di sedia Di padatai Enggak iya Enggak iya Nyari nanti Lelahana Ini adalah kakak pali Misal ada yang sini, ini ikan, ada datai ke itu enggak?
Datai. Enggak datai ke itu? Ada datai di tamakani, kalau lo nih.
Kau saja. Angka iya mendakani bayi Mendak kinakan sini Kemudian kita di kinakan Kinakan lohu Hai, nanti aku tidur sedikit. Eh, enggak. Saya nanti sama ya. Enggak, enggak.
Cetina kalau bagi. Sama, sama terusan. Sama terusan?
Iya. Sama ada. Sama terusan? Iya.
Ini yang kamu. Oh, nanti aku tidur. Nanti, aku tidur. Oh, nanti aku tidur.
Hai ah tak ada ngeri sambil ya karena ini aja nih Kami menggunakan kain untuk membuat kain. Ini adalah kain. Ini adalah kain. Apa yang kamu lakukan?
Saya menggunakan kain untuk membuat Hai kenapa nyeluh buah kaya angkoh tuli atau sabu S lana s lana nesma nane Minta sakal iku di daa moku giri Nggak ya aku tulangan juga ada sih di balik Hai, apa kabar? Saya berdua. Kalau saya, saya tidak bisa. Kalau saya, saya tidak bisa.
Tidak. Saya tidak bisa. Saya tidak bisa.
Saya tidak bisa. Saya tidak bisa. Saya tidak bisa.
Saya tidak bisa. Tidak. Diga?
Iya. Tata yang anakku, tata yang anakku roh ya. Baru masuk ke, pergi ke pulau-pulau lain, cuma badan.
Oh, dah siap nama senang. Tidak bisa dikasih. Baru.
Badan yang terus. Tidak bawa sama? Bawa sama? Enggak.
Bahaya? Bawa campur-campur. Campur-campur.
Aku menikolobotek Bati rupi dina Mengaku pidi nanya waku itu Tidak menyala Bukan minyak tanah yang dia kasih Air garam Air asin Kami membuatnya dengan kain dan kain yang kita buat. Kami membuatnya dengan kain. Kain yang kita buat, kita akan membuatnya dengan kain. Kami akan membuatnya dengan kain.
Ini umpiknya dipakai, ini longga, ini tinggal. Tahu mah, karku sudah. Ini loka tiana, tanda wadu. Kupaya umpata ini ya, ini loka. Keja mah loka, kanker gada mila, kegema itu loka.
Bu, jangan kamu ketawa, ini hape tidak menyala. Hai daya kasih bisa juga kan berpikir-pikir kaya kunjung ala apa tampoanku berapa sakit mata takut Kita ini ngebah, nih. Nyanggar kita.
Bagaimana? Iya, kenapa nyanggar? Iya, kalau kita pakai, kita pakai. Asalnya, anda, adik. Kalau kita pakai, kita bisa makan, tapi kita tidak bisa.
Tidak anggotak nanti Tidak anggotak, dia pengganti Ketala ngamit, kekampok Bagai Saya kira kamu. Jangan berpikir-pikir. Kili ini?
Dengan tanda yang beli, sepuluhan ada karisnya. Tulis tak? Nganjuk ngebubuk.
Sa, sajuk kuda bui. Yang masal... Yang masal Kepada yang raw, merinjang kami. Bukan moleh kunang-ngatah pun, buahnya pameran yang nangang.
Buah itu, mau merasak luka itu, barak dia luka buahnya. Dia tinggal itu emaminya sana. Bukan emaminya. Tidak sanggilan.
Tidak sanggilan. Tidak itu, itu pantai itu yang meruntuknya. Ini bawang sana. Buasal di daa, di pengganti, di sana, di misah, di misah. Paswur di bua, di pipa.
Di misah, di misah. Di daa, di beli, di bua, di dulu, di kait. Di adu, di kait.
Di tanda, di kait. Saya tidak kebawa. Terima kasih telah menonton Kota Ma'ore Baru diseluarin gini Bapak Alah nombi bapak do Eh Do Ini orangnya? Biasa nggak ada tertentu dengan angkoh. Biasa nggak ada.
Boleh nanggai sekarang, tapi kena sampai patuh. Cerita yang jadi lewat tua dahulu, dah kayak nabura hasil dahulu, dah kasa banding bakal sekarang kayaknya. Tumbe, pas urim kayu, kayu Kalau memang kebiasaan disini, tetap aku tidak disini, tetap saya di rumah disini, tetap disini tinggal melipat.
Betul disini. Aku tidak ada di rumah, jadi melipat saja. Di sekolah, di jalan-jalan di darat, di sekolah. Di kota Roksi, di Kalam Beto, di sekolah. Di Pulau Batu, di sekolah, di sekolah, di sekolah, guru-guru di laut, di jalan-jalan di darat.
Bisa sabar, bisa berakai, sabar sampai. Biasanya kita tidak bisa mengulangi yang lain. Jadi, itu dahulu perbedakan dengan hasil malam itu, itu dahulu.
Jadi, saya tidak akan berdahulu. Bisa biasa kasih-kasih dengan kita, memiliki SDK raja, untuk kita gaji. Tidak ada yang bisa diberikan. Ya.
Jangan lupa untuk berikan. Ya, saya akan berikan. Berikan saja. Ya.
Saya tidak Biasanya tidak ada sangat rumah, tidak ada sangat rumah, tidak ada ruang. Jadi, saya tidak bisa. Saya tidak bisa, saya tidak bisa. Jadi, saya sekolah NTS lainnya. Sedangkan Medan Imbangi, ini abis pemerintahnya disini, dia siswa, tapi sudah terlanjur ke usia disini.
Hai mengiri akni mengupaya dengan ini nekang itu majalah gitu-gitu Bitten kukama jalannya ada gambarnya dia mengecek kak di Kenya Hai Jangan lupa like, share dan subscribe channel ini untuk dapat info terbaru Ketika di sana rumah, tentu saja, mereka mengatakan bahwa mereka tidak tahu siapa saya. Tapi, mereka tidak tahu siapa saya. Ketika mereka melihat saya, mereka tidak tahu siapa saya. Mereka tidak tahu siapa saya.
Mereka mengatakan bahwa mereka sudah bertemu saya di Kalian. Mereka sudah bertemu saya di Laos. Pada awal, kalau dikamatangan anak ini, mereka tidak bisa menghematnya.
Pada awal, mereka tidak bisa menghematnya. Mereka tidak bisa berpakaian. Kami dikamatkan pada awal, mereka tidak bisa berpakaian. Kalau mereka tidak bisa berpakaian, mereka tidak bisa menghematnya.
Ini adalah hal yang terjadi pada awal. Kalau tidak terjadi pada awal, mereka tidak bisa berpakaian. Tapi di petapa di sini, ini jadi adempa. Tapi enggak itu datanglah ya Pak Libu Madara.
Ini ada mana Madara, tapi dia tinggal di laut. Tidak ada yang bisa sampai di laut. Enggak itu sampai kerja Madara. Kita lah Madara, tetap Madara terus nih. Kukuni, ngine, tabidi, tatang jalanina, suwaneng, kadilau.
Meneriak hati, saya sayang. Dulu, ini hadiahnya, ini hadiahnya matanya. Tapi, kalau menjelang, kemudian menjelang, itu sesama. Nah, daya-daya, buaya nebura, sini mati untukku.
Di laut itu, ada banyak minyak. Dari daya air, sampai ke darat. Ini, di bawah ini, ada bui.
Di bawah ini, ada kayu. Di bawah ini, ada kayu timbal. Sejak dulu, di sini ada labu.
Enggak ya, atau kilo, tapi puluh kilo ya. Terima kasih telah Terima kasih telah menonton Terima kasih. Terima kasih.
Hai Terima kasih. Kalau dulu memang sudah masih terang. Memancing saya di pinggir makan sudah dapat ikan.
Tapi ini sekarang tidak bisa. Kalau tidak pergi keluar jauh-jauh tidak bisa dapat ikan. Ini makin lama, ini makin hangat, ini pokoknya tidak ada perubahan ini, laut ini.
Tambah lama, tambah keruh. Kalau dulu memang cari ikan itu tidak terlalu jauh. Biasa kalau kehabisan BBM, kita baku tonda.
Biasa tiga bodi, dua bodi ditonda. Sampai di rumah, kita mau biarkan ke siang. Jangan, jangan komoran takut.
Orang biasa ini, biasa saja ini. Ini supaya komoran kasih bantuan, bantuan perumahan. Jangan komoran tinggal di perahu. Seterusnya kalau tinggal di perahu, bahaya. Jadi, komunitas saja.
Bikinkan rumah supaya menetap komoran. Anakmu sekolah, daripada anakmu tidak sekolah, terlantar. Jadi itu tidak pikirkan yang pemerintah seperti di dina sosial itu. Tidak itu maksudnya.
Jadi kita disini pak, suku Bajo itu tidak ada lahannya. Adakah kabarnya orang Bajo terima harga lahan? Tidak ada. Malahan kita digugat kita punya lahan. Hai apakah kita ini bukan masyarakat aslinya Maromonda bagaimana kita dibantu sama sosial sudah dibagikan lahan Hai tadwa hektare dalam satu kakak Hai kenapa kesian dibuka begini kita hai hai Terima kasih.
Hai sampai ke sini kalau kita juga datang disini berapa puluh tahun nih ke siang hai hai Kita tinggal di sini, biasa juga kita turun ambil kimia kesiam, biasa ada, biasa tidak ada, keadaannya kita orang baju. Masa dulu tinggal kita di perahu, bukan di rumah, bukan di perahu. Kalau di perahu, biasa itu kalau kita buang kopi di laut, pemali juga.
Tapi sekarang ini tidak, bukan seperti dulu. Biasa kalau gabur juga air tinggi kita tidak rapat. Kita pulang kosong. Kalau udang gabur, kita mau mencari di mana.
Tempatnya juga kita ambil ikan gabur, tempatnya kita ambil kimia gabur. Biasa kalau kita berdayung, kalau ada embat, di mana-mana saja ada, halnya di situ tampaknya dia tinggal. Kalau orang baju, kita tahu juga orang baju.
Di sini kita dibikin rumah. Kita naik di rumah. Kita tinggal saja di rumah. Dulu kalau tidak ada perahunya kecil, jalan kaki. Kalau tidak ada perahu, biar juga kita tampaknya ini persaham, kita dapat kima.
Ini tidak, jauh ini tampaknya. Sudah terbongkar semua, tampaknya kima. Biar juga kita mencari di sini, ada juga ikan.
Ini tidak, kalau bukan kita pakai mesin, tidak jadi lagi. Kita kasih jauh-jauh, kalau bagian di sini kita tidak dapat. Kalau bagian tampaknya itu mentiara, tampaknya itu puluh-puluh. Terima kasih.
Terima kasih. Sekarang baru ada mobil, Pak. Kalau dulu tidak ada, kita yang kerja. Eh, kalau begini perusahaan, waktu kita tinggal sudah 15 tahun.
Akhirnya, datang perusahaan, dia bilang, Pak, tolong bisa ini. Lokasi diawalah, nah akhirnya ini pak, itu orang dari Batu Gom, ini tinggal di sini, lama-kelamaan dikasih bau doang gitu. Kita berkebun, Pak.
Tapi, waktu itu kita berkebun. Nah, datang itu landa dibatuk, Pak. Begitu-begitu dia kerja kayu di perkebunan, habis kita punya kebun. Cuma kita 25 kakak, 25 para rupa.
Masih di Tanjung itu kita bikin rumah, pondok-pondok. Datang dari sosial itu, dia bilang kalau begini orang baju, kesian, kita bantu. Bikin rumah di sini.
Di situ di Tanjung Pak, sini di JT, belum digusur itu Pak, masih ada pasir sampai di laut. Di situ kita bikin rumah Pak, ataknya Pak dahur rumbia. Iya, terus di Gusur, Pak, itu tidak diganti rugi.
Nah, saya tahu nyatis, saya dengar. Cang, ini tidak ada kalau di Gusur begitu, Pak. Kan biasa ada pengolahan diganti rugi.
Ini tidak, Pak. Sandalnya diganti saja, bukan kita begini. Kita punya langah apa, mau dibayar atau tidak. Dia bilang untuk tinggal saja nanti ada perusahaan, sampai sekarang, pada mana.
Sekesta kenapa kampung lain bisa terbangun masyarakat di sini? Tidak Pak. Ditambah lagi meskinnya daripada yang dulu.
Dulu Pak kita bukan makan beras, makan gobi Pak. Saya masuk kerja ditambah Pak, dia bilang tidak ada siapa punya jasa. Nanti ada jasa baru bisa masuk ditambah. Tapi kasih tahu dia itu biar ada jasa kalau tidak bisa kerja tidak jadi Pak masuk. Akhirnya corak maju Pak tidak ada yang masuk kerja.
Masyarakat mau dikasih mati, bukan mau dikasih hidup. Jadi kita itu pokoknya tiap hari mencari terus. Kalau entah usah nanti barangkali saya mati baru dibantu di sini. selamat menikmati Selamat malam Terima kasih telah menonton Terima kasih.
Terima kasih telah menonton selamat menikmati Terima kasih telah menonton Terima kasih telah menonton Terima kasih telah menonton Terima kasih. Hikian lama aku hidup menjanda Betapa tak pernah aku melupakanmu Saat bercerai di panpenuh Tetes air mata mengirim sempamu Ku tak akan mungkin bersuami lagi Begitu pun juga minta padamu Kadangku berpikirkan mencari gantimu Sekian lama ayahku hidup menjanda Betapa tak pernah aku melupakanmu Saat bercerai di depan... Danduk curah, siore.
Namun, kera pihik nama di lauk, bele. Nyawa. Apa boleh buat kok, keadaan.
Ini kalau marumah saya, ini takutnya. Terima kasih telah menonton Terima kasih telah menonton Terima kasih telah menonton Terima kasih telah menonton