Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Selamat datang di Gedung Nano Universitas Erlangga Surabaya Sebelum Anda mulai aktivitas di lingkungan kami Kami akan memberikan petunjuk keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku di gedung ini Gedung ini mempunyai 10 lantai dan 1 basement. Pastikan Anda mengetahui posisi Anda saat ini dan luangkan waktu sejenak untuk mengetahui pintu darurat dan jalan keluar terdekat. Di dalam gedung ini, Anda dilarang membawa minuman keras, obat-obatan terlarang, dan jagalah kebersihan, serta buanglah sampah pada tempatnya. Di dalam gedung ini Anda dilarang merokok atau melakukan aktivitas sejenisnya. Gedung ini dilengkapi dengan toilet di setiap lantainya.
Assembly point pada gedung ini terletak pada sebelah utara dan sebelah timur gedung ini. Gedung ini dilengkapi dengan tempat ibadah atau musolah yang berada di lantai 2, 5, dan 9. Gedung ini dilengkapi ruang kesehatan yang berada di lantai 9. Untuk keselamatan kita bersama, harap perhatikan hibauan berikut. Alarm berbunyi apabila terjadi situasi darurat. Pada situasi ini, Anda diharapkan untuk tetap tenang dan jangan panik.
Dengarkan baik-baik instruksi yang diberikan oleh petugas. Untuk memudahkan evakuasi, jangan membawa beban terlalu berat dan jangan menggunakan sepatu berhak tinggi. Utamakan atau beri bantuan pada penyandang disabilitas, lansia, ibu hamil, dan anak-anak. Apabila terjadi kebakaran kecil, padamkan api dengan apar yang terpasang di setiap koridor gedung. Namun apabila api semakin besar, segera lakukan evakuasi.
Apabila terjadi gempa bumi, berlindunglah di bawah meja atau di sudut yang kuat seperti di belakang sudut kursi. Hindari obyek yang rawan pecah atau jatuh. Di gedung ini terdapat dua akses keluar dan dua tangga darurat di setiap lantainya. Segera ikuti rute evakuasi hingga mencapai assembly point.
Jika Anda terjebak di dalam lift, tetap tenang dan segera tekan tombol bantuan. Petugas keamanan segera datang untuk menolong Anda. Laporkan pada petugas keamanan apabila ada orang hilang, terluka, dan benda yang mencurigakan.
Demikian petunjuk keselamatan dan kesehatan kerja di Gedung Nano Universitas Erlangga, Surabaya. Terima kasih atas perhatian dan kerjasamanya. Semoga Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita semua. Selalu utamakan keselamatan dan kesehatan kerja dimanapun Anda berada.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua. Shalom om swastiastu, namo buddhaya, salam kebajikan.
Yang terhormat Rektor Universitas Air Langga, Profesor Dr. Muhammad Nasi, SEMTAK. Yang saya hormati, Ketua Belaksana Pimnas ke-37, Bapak Profesor Dr. Eduardus Bimo Aksono Herupradoto, DRH MKS. Yang saya hormati PIC Stadium General Ibu Nur Aini Hidayati, SA, MSI, PhD, para tamu undangan, dan tentunya seluruh para Stadium General Pimnas ke-30 yang berbahagia. Selamat pagi dan selamat datang di acara Stadium General Pimnas ke-30 Junyu di Aula Jambra Dimka, Gedung Tarot Campus C, Universitas Ailangga.
Selamat datang, saya Bagas Jumat Semuka, Direktur Jenderal Riset dan Innovasi BWF UNANA 2024 selagi Master of Ceremony yang akan menemani jalannya Stadion General pagi hari ini. Hari ini kita berkumpul bukan hanya untuk merayakan ilmu dan kreativitas, tetapi juga memperkuat tekat dalam bentuk masa depan Indonesia yang lebih inovatif, solutif, dan produktif. Oleh karena itu tentunya... Tema yang diusung pada hari ini adalah berkompetisi mengasah kreativitas mahasiswa bertalenta Indonesia menjadi pribadi yang solutif, inovatif, dan produktif.
Mengajak kita semua untuk melihat potensi besar dalam diri kita masing-masing dan menjadikannya kekuatan nyata untuk perubahan. Melalui Stadium General ini, kita akan mendapatkan wawasan dari pembicara yang luar biasa yang akan membantu kita untuk menjadi pribadi yang lebih solutif, inovatif, dan tentunya produktif dalam menghadapi dunia yang terus berubah. Untuk memulai atas tetapi jenderal pada pagi hari ini, maka kita menanyakan lalu kebangsaan Indonesia Raya. Hadirin di Jum'at untuk berdiri dan memakai posisi di sikap sempurna. Indonesia kebangsaan ku, bangsa yang kata adil, Marilah kita bersama, Indonesia bersama.
Hidupkan tanahku, hidupkan negeriku, bangsa kurangnya ku, semuanya Bangunlah jiwanya, bangunlah panahnya Jangan lupa like, share, dan subscribe channel ini. Jisro dia, kejar mama, isu cinta mu Selanjutnya kita akan memulai acara Stadium Journal pada pagi hari ini dengan doa bersama. Marilah kita sejenak menuduhkan kepala dan memohon bimbingan serta rido dari Tuhan Yang Maha Esa. Agar acara ini dapat berjalan dengan lancar dan membawa manfaat bagi kita semua. Para hadirin yang kami hormati, mari kita berdoa menurut kepercayaan dan keyakinan masing-masing.
Dan doa akan dipimpin oleh Saudara Ahmad Rizki Fahrozi. mahasiswa Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin. Kepada yang bertugas, disilakan. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Selamat pagi semuanya, salam sejahtera bagi kita semua Sebelum memulai atara peta pagi hari ini, alangkah baiknya kita bersama-sama berdoa kepada Allah yang maha kuasa Agar kita senantiasa diberi kelantaran dan juga keberkahan Doakan saya pepin dalam agama Islam Islam iman bertuah sesuai dengan agama dan juga keyakinannya masing-masing audzubillah imnas syaitonirrajim Bismillahirrahmanirrahim amdan syakirin amdan naimin amdan yuafi ini amahu wa yukafi umma zidah ya rabban ala ala alhamdulillah yang bagi litera liutikal karimi wa adzimi sultanik ya Allah ya Tuhanku ya Tuhan yang maha pengasih lagi maha penyayang Pada kesempatan yang penuh berkah ini, kami bersama memohon pertolongan dari domo agar acara Stadium General ini berjalan dengan lancar dan juga sukses. Ya Allah yang maha pengetahui, berikanlah kami pemahaman, pemahaman yang menalam dan pengetahuan yang bermanfaat dari apa yang kami pelajari hari ini.
Ya Allah Tuhan yang maha bijaksana. Satukanlah hati kami, limpakanlah rahmat dan keberkahan dalam setiap langkah yang kami ambil. Dan jadikanlah pertemuan ini sebagai sarana untuk saling berbagi ilmu dan juga pengalaman.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Baik, selanjutnya kita akan mendengarkan sambutan yang akan disampaikan oleh Ketua Pelaksana PIMNAS ke 37 Universitas Air Langga. Kepada Bapak Prof. Dr. Eduardus Bimo Aksono Heru Pradoto, DRH MKS, disilakan. Baik.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Selamat pagi dan salam sejahtera buat kita semua Semangat semuanya hari ini Baik, yang terhormat narasumber Bapak Arthur Aryo Lenono PhD Beliau adalah Direktur Manajemen Talenta dari BRIN Jadi nanti teman-teman bisa Berdiskusi, tanya banyak hal terkait dengan talenta di Indonesia. Kemudian juga kita beri aplaus narasumber yang kita tunggu-tunggu tentu. Yang pertama adalah Maxwell Salvador.
Ini luar biasa. Maxwell ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Elangga. Narasumber berikutnya juga kita tunggu-tunggu. Terima kasih kepada Adinda, Hania, Binola, siswa dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Melangga.
Kemudian juga terima kasih kami sampaikan kepada Ketua Panitia Studium Generale, Ibu Nur Aini, PhD. Kita berikan ulas. Dan tentu kita semua yang hari ini...
hadir di ruangan ini baik secara offline maupun online. Hari ini kita akan melihat tujuan dari kegiatan Studium Generale ini bagian dari PIMNAS. Karena di setiap PIMNAS itu ada agenda-agenda penunjang, kegiatan penunjang. Tujuannya adalah memberikan wawasan dan juga menginspirasi semua peserta. Baik yang sekarang hadir di Universitas Elangga yang jumlahnya kurang lebih hampir mahasiswa.
Yang kemarin sudah selesai berkompetisi sejak tanggal 14 sampai dengan... Tanggal 17 kemarin dan nanti malam itu puncak kegiatan PIMNAS dan akan diumumkan siapa pemenangnya dan juara umumnya siapa. Dan hari ini kita akan mendengarkan inspirasi yang mungkin disampaikan oleh narasumber Bapak Arthur dan juga dari Maxwell dan juga dari Fania. Demikian sambutan dari kami.
mewakili pimpinan Universitas Elangga dan juga Panitia Pimnas tapi sebelum mengakhiri izinkan saya menyampaikan pantun katanya, kalau sambutan di Universitas Elangga itu harus ada pantunnya Universitas Elangga penuh melati melati putih untuk seremoni semua peserta Studium Generale yang saya hormati Jagab, selamat menikmati Studium General dengan senang hati. Saya kiri, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Terima kasih kepada Bapak Profesor Dr. Edwardus atas samudera yang telah diberikan.
Baik, hari ini yang berbahagia kita akan memasuki acara inti dari Studium General pagi hari ini yang tinggal sudah ditantikan oleh kita semua. semuanya yakni genospits yang akan disampaikan oleh direktur manajemen talenta badan riset dan inovasi nasional Bapak Raden Arthur Aryo lelono PSD kepada Bapak Raden Arthur Aryo lelono PSD di Selamat pagi, salam sejahtera, salam bahagia bagi kita semua. Bagaimana kabarnya rekan-rekan mahasiswa semua yang kemarin sudah Prof. Pimnas yang insyaallah malam ini akan ada penutupan. Pada saat ini izinkan saya Saya perkenalkan Arthur Ariel Lono selaku Direktur Manajemen Talenta di Badan Riset Inovasi Nasional akan sedikit share berbagai skema, berbagai program yang memang nanti bisa dimanfaatkan oleh teman-teman tidak hanya alumnus dari PIMNAS tapi bagi teman-teman yang memang memiliki passion di riset. Teman-teman yang memang akan melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi.
Jadi kalau yang sekarang mahasiswa tingkat 1, tingkat 2, silakan saja. Teman-teman pasti akan tahu nanti program apa saja yang ada di kami. Saya akan coba share, saya kurang lebih punya sekitar 30 menit.
Saya boleh sampaikan di sini. Judul saya akan lebih ke arah From Scouting to Maturing Research Talent. Kalau saya katakan From Cradle to Grave, kita belajar. Belajar itu berbagai macam, salah satunya melakukan riset, melakukan penelitian. Dalam konteks ini kita menghadapi bonus demografi, it's old story.
Alhamdulillah kemarin belum lama perpres 108 tahun 2024 tentang desain besar manajemen talenta nasional itu sudah ditandatangani presiden yang mana salah satunya kita menyiapkan talenta riset inovasi. Dimana itu Brin menjadi koordinator bersama dengan menyiapkan talenta budaya, teman-teman kemendikbud, dan talenta olahraga. Nah disini kami merasa bahwa mahasiswa itu adalah bibit talenta Indonesia.
Kita ada sekitar 9 ribuan, maaf 9 juta mahasiswa. Ada beberapa yang di pendidikannya masih di jenjang S1, 60-an ribu di S2, 100 ribu di S2, 60-an ribu di S3. Bagi mereka yang kira-kira ada rekan-rekan yang memang passionnya di riset, passionnya melakukan mencari kebaharuan, kita siapkan, saya akan coba share pengalaman saya juga nanti, untuk sampai ke level yang kita dorong menjadi seorang profesional di bidang riset inovasi.
Next, beberapa program kami nanti saya akan cerita satu persatu, itu lebih banyak mengupas, memberikan kesempatan, magang, sekolah lebih lanjut, baik dalam skema degree by research maupun beasiswa, bahkan ketika sudah selesai sampai jenjang doktor, pengen menjadi seorang teknoprener, seorang akademisi, profesor di perguruan tinggi atau di lembaga lidbang, kita siapkan. Supaya rekan-rekan tahu. Banyak jalan yang ada di depan Anda, tinggal milih.
Kuncinya satu, which is your passion. Karena itulah which drive the way. Next.
Di sini kalau kita lihat, Klaus selama saya sampaikan, putting me up on the map. Karena ajang talenta seperti Pimnas, itu yang kemudian memunculkan rekan-rekan. Kita sudah passion di bidang riset, kita ikut kegiatan seperti PIMNAS, kontes robot Indonesia, Olimpiade, dan lain-lain.
Itu merupakan berbagai ajang yang ada disediakan oleh teman-teman di Puspresnas, bahkan di BRIN juga memiliki AIRI Fair, Indonesian Research Innovation Fair. Itu merupakan kesempatan bagi rekan-rekan yang memang minat dan passion di research. Kenapa saya tekankan di sini? Karena memang menjadi bagian Tanggung jawab di BRIN untuk menyiapkan talenta muda di bidang riset inovasi.
Salah satu waktu itu di desain besar manajemen talenta nasional, diberikan mandat, tantangan ke kami, bisa enggak 2045 kita memiliki Nobel Prize? Bukannya enggak mungkin, it's possible. Bukannya impossible, but it's possible, tapi membutuhkan proses. Tidak menutup keminan sekarang dalam waktu 20-an tahun mendatang 2045, you guys yang ada duduk disini berpotensi.
Tapi tadi, dengan mengikuti berbagai ajang, teman-teman kemudian menempatkan diri dalam suatu wadah talenta pool, yang mana kita akan scout, kita akan berikan expose beberapa program, memang bisa teman-teman berlanjut. Setelah PIMNAS selesai, ini agak mati-mati ya mas, boleh minta mikrofon? Oh, gak apa-apa.
Ketika selesai PIMNAS, riset itu kami berharap bisa lanjut ke tugas akhir dan lain-lain. Next. Next slide. Dengan kegiatan magang, sudah pernah tahu semua ya magang MBKM, ada beberapa program, salah satu pilihannya itu magang MBKM, yaitu magang riset 6 bulan, keluar kampus.
Ini saya dorong sekali, izin Prof. Bimo, jadi memang saya pengen mendorong teman-teman ketika riset tugas akhir, keluar kampus. Saya membagi pengalaman saya, apa yang saya lakukan waktu tingkat akhir. Saya diminta dosen saya, kamu sudah riset di kampus.
Saya enggak mau. Kenapa? Saya melihat ketika saya keluar dari kampus, saya akan membangun jejaring.
Itu yang saya lakukan. Alhamdulillah waktu itu saya paksakan naik 2 jam, bogor serpong naik PP, hampir setiap hari melakukan riset tugas akhir. Allah mempertemukan pada saat itu calon profesor saya yang kemudian memberikan kesempatan saya bisa sekolah S3 di Jepang dengan beasiswa.
Saya membangun jejaring keluar, outside my comfort zone untuk mencari jejaring. Skema MBKM yang kita siapkan halnya sama, yaitu teman-teman terlibat langsung dalam kegiatan riset, dimentorin oleh teman-teman peneliti di BRIN. Sekaligus membangun jejaring, you build your trust, you build trust between kalian mahasiswa dengan kelompok riset yang akan menjadi mentor kalian ke depan.
Dan skema MBKM inilah yang membuka, yang kita buka setiap tahun, dua kali setahun per semester, itu dimanfaatkan oleh teman-teman. Dan kami ini mendorong, UNER termasuk kampus yang sudah bermitra, silahkan. Ada banyak pusat riset di BRIN yang memang...
bisa menerima program ini. Setelah MBKM, biasanya di semester 6, semester 7, selesai reset MBKM, jangan selesai di sana. Ketika MBKM itu ekivalen dengan 20 SKS, teman-teman keluar dari perguruan tinggi, 6 bulan atau 1 semester, kembali dengan 20 SKS, lanjutkan tugas akhir. Bersama siapa?
Bersama dengan kolompok reset. Kelompok riset yang menjadi mentor tadi pada saat MBKM. Karena pada saat menjadi research assistant, it is a stepping stone. You build your portfolio at the beginning. Membangun portfolio kalian bersama dengan kelompok riset, menulis bersama, publikasi bersama.
It will take one year, 6 bulan MBKM, riset tugas akhir 6 bulan. Satu tahun itu mungkin banyak data yang bisa kalian publikasi bersama. Memang kalau memang passionnya di riset.
Nah, dalam riset asisten, apa yang kita dapatkan? Bisa menyelesaikan tugas akhir. Itu yang paling pertama lah, karena kita ingin tetap selesai kuliah.
Tepat waktu. Kalian akan mendapatkan pengalaman riset yang jauh lebih dalam. Karena apa? Kalau magang yang BKM baru pertama belajar, menyesuaikan diri, oh pakai alat seperti ini, benar-benar.
Kalau ada riset asisten, sudah mulai sedikit independen, walaupun tetap dibandampingi terus. Lalu ketika selesai S1 menyelesaikan tugas akhir, trust yang sudah dibangun oleh teman-teman dengan kelompok riset, itu kita dorong melanjutkan tugas akhir setelah S1 lanjut S2, S3, berbasis riset dengan mentor dari peneliti yang menjadi fasilitator atau host kalian. Nah yang lebih menarik, Adanya insentif, riset asisten itu kalau kita kerja setiap hari dari around 7 hours a day ke bulan kurang lebih ada insentif sekitar 3,5 sampai 4 juta. Lumayan bagi saya. Kalau saya dulu ada kelebatan seperti ini saya akan memanfaatkan.
Tapi inilah yang kita dorong, kita ingin teman-teman melanjutkan, anggaplah setelah selesai dari PIMNAS topik risetnya bisa inline. Silahkan berkolaborasi. Next.
Risetnya mau apa sih? Sekian banyak. PIMNAS tadi kan ada 9 kategori, ada riset STEM, riset sosial humaniora.
Di BRIN ada 85 pusat riset. Ada 770-an lebih riset grup. Dari riset organisasi elektronik, sampai sosial humaniora dan government and public welfare. Tinggal pilih.
Di sini flagshipnya kesehatan, ada riset kesehatan. Yang kebetulan kepala organisasi risetnya Prof. Indi, alumnus UNER juga. It's a good chance, kalian membangun. Kami akan bantu, untuk riset apa, kelompok riset apa silahkan masuk di website ini, kalian klik view research group disitu, itu akan keluar semua pukul riset, kelompok-kelompok riset, untuk kalian mencoba mencari yang pas.
Supaya itu bisa menjadi bridging awal, untuk kenalan, ya sama seperti saya dulu, saya memaksakan diri. pergi ke Lipi, waktu itu saya di Lipi di Puspitek Serpong, saya di Bogor, untuk berkenalan dengan profesor yang ada di Lipi yang kemudian memiliki kolaborasi dengan profesor di Jepang yang kemudian saya berkenalan dengan beliau untuk mendapatkan kesempatan sekolah lebih lanjut. Ketika melanjutkan sekolah, selesai S1 kalian, lanjutlah menjadi S2 atau S3.
Berbasis riset, degree by research. Saratnya, ya punya proposal riset. Dengan siapa kita diskusi?
Dengan mentor teman-teman yang pada saat dibangun, saat magang, tugas akhir, riset asisten tadi. Mereka itulah yang akan jadi mentor dan co-promoter. Lanjutkan pendidikan S2, S3. Kita siapin pembiayaannya.
Teman-teman yang fresh graduate, yang non-ASN. Itu berpotensi menjadi riset asisten, yang saya sampaikan tadi, sebagai mahasiswa aktif mendapatkan insentif bulanan, sekaligus melanjutkan pendidikan S2, S3. Risetnya terserah, sesuai dengan passion kalian. Selama ada kolaborator yang ada di BRIN.
Kolaborator itu dibangun pada saat kalian magang tugas akhir. Next. Sekedar informasi saja, program kami di DBR, itu sudah sekitar 1.300 orang.
baik dalam dan luar negeri. Ini membedakan, dia bukan beasiswa. Risetnya itu dilakukan di Indonesia sebagian, di luar negeri sebagian, atau di berbagai tempat. Skema ini sudah sangat umum.
Kalau dulu saya kuliah S3, mungkin di negara seperti Eropa, Jepang itu memungkinkan dari sejak awal tidak berbasis kurs, tetapi berbasis riset. Ini mungkin kami mendorong nanti ke depan, angka-angka di sini yang untuk ini bisa nambah dengan... Bergabungnya teman-teman mahasiswa karena semakin kesini pendaftar program ini lebih banyak non ASN. Anak-anak dulu yang MBKM, research assistant waktu S1 nya selesai lanjut dia ke S2 dan S3 dalam skema ini. Next.
Nah cara kalian ikuti kami memiliki berbagai skema ada 16 topik. Kalau memang fokus topiknya ini memang kalian misalkan belum punya bayangan. bisa ikut ke adi antara ke 16 ini.
Kenapa? Dalam skema 16 platform kolaborasi, ini akan dikerjakan di Indonesia, tahun pertama, semester pertama, kalian akan tidak di kampus kuliahnya, tapi di on-site, misalkan riset arkeologi di Bumi Ayu. Kalian tahun pertama tidak di kampus, tetapi ada di site melakukan digging.
Nah, skema-skema beberapa topik inilah yang membuat kita bisa memanfaatkan. untuk melanjutkan sekuliah sampai jenjang S2 maupun S3. Biasanya kami di bawah pusat riset beberapa manajer program akan open call. Kemarin sudah open call ini untuk bidang biologi struktur, bisa pemanfaatannya untuk kesehatan, pertanian, dan lain-lain. Silakan nanti dilihat karena kemarin ada sekitar 400an yang mendaftar mahasiswa.
Tapi memang kuota di awal itu sekitar 50-60 orang. Nah kita ingin nanti mudah-mudahan kuota ini akan diperbanyak. Basisnya adalah kompetisi.
Next. Nah ini satu program, kalau tadi degree by reset itu memang bukan beasiswa, kalau ini adalah full beasiswa. Ini adalah skema beasiswa LPDP dengan BRIN, yang sudah sangat umum, yang reguler, yang sudah sangat...
Teman-teman tahu setiap tahun BASISWA ini terbuka, tapi ini hanya 4 bidang refokus saja. Advanced Biodiversity Utilizations, Deep Sea Maritime, Radiation Nuclear Technology, and Space Aeronautics. Ini hanya 4 bidang.
Total 500 kuota yang saya harus distribusikan. Saat ini baru sekitar 12 yang sudah terseleksi. Karena apa? Kita mencari yang terbaik di sini.
bidangnya memang sangat spesifik untuk kepentingan pengembangan bidang-bidang yang memang kebutuhan saat ini diarahkan, khususnya untuk tadi biodiversity utilization bisa dimanfaatkan untuk kesehatan, untuk pertanian, dan lain-lain. Ini silahkan, kami kemarin sudah sampaikan kalau memang ada yang minat, Pak saya masih semester 3, Pak tingkat 3, enggak apa-apa, persiapkan. Karena beasiswa ini sampai di usia maksimum 25 tahun untuk lulusan S1 dan 27 tahun untuk lulusan S2. Kita ingin pada saat kalian selesai skema ini, umur 30, sudah siap untuk postdoktoral.
Dan yang membedakan dengan beasiswa regular LPDP adalah Skema ini memungkinkan kita harus post doktoral di luar. Kalau tidak bisa post doktoral di luar, bisa post doktoral di BRIN. Setelah doktor, pertanyaannya mau kemana? Di BRIN sendiri kita memberikan kesempatan. Kita memberikan kesempatan teman-teman yang sudah selesai doktor menjadi post dok di BRIN.
Dengan gaji tidak banyak. sekitar 15,9 juta per bulan, lumayan fresh graduate PhD. Banyak sekali teman-teman yang kemudian mendaftar menjadi CPNS, CASN, atau P3K dengan skema ini.
Banyak sekali lulusan dari luar negeri yang kemudian menjadi postdoctoral di kami, kemudian menjadi entah dosen, menjadi akademisi, menjadi peneliti di BRIN. Ini kesempatan yang kami berikan, dari jenjang pendidikan S1 sampai ke level jenjang... S3.
Kalau next slide lagi. Dan terakhir disini, it's a spotlight to your achievement. Kita memberikan penghargaan di level yang tertinggi.
Dalam konteks disini ada Habibie Prize. Lima bidang, Sarwono itu long time achievement, Nurtanio Award itu di bidang penerbangan antariksa, Siwabesi Award itu di bidang kenukliran. dan Energi serta Indonesia Innovator Award di bidang kerekayasaan yang menghasilkan royalti.
Jadi ini suatu penghargaan yang kita berikan, hadiahnya sih sekitar hanya 400 juta yang kita berikan langsung kepada penerima. Kemarin 2 tahun yang lalu Habibie Award di bidang agama kebudayaan didapatkan oleh Mas Noval umurnya baru 35 tahun. Kita tidak melihat usia. big achievement itu memang akan kita apresiasi. Nah, next.
Di dalam skema tadi, makanya saya kita bicara dalam manajemen talenta. Is it possible to have a doctoral degree in 28 years old? Yes.
Kita bicara dari awal. MBKM. Sekarang mungkin ada yang sudah lewat MBKM, ada yang belum.
Bagi yang belum, silakan. Teman-teman berstrategi. Saya bisa, Kak.
Nanti ikut. pasca PIMNAS ini mau gak magang tinggal pilih mau magang yang dekat di Surabaya tinggal lihat pusat riset yang diberi semester 7 supaya saya magang lanjut tugas akhir di semester 8 sebagai riset asisten setelah selesai satu lanjut ada dua skema by research dengan skema yang saya sampaikan tadi modelnya dia melakukan riset kolaborasi di perguruan tinggi yang sudah bermitra dengan kami Atau menjadi peserta LPDP, Brain Targeted Scholarship, dengan 4 bidang riset. Nah ini yang kita dorong.
Selesai teman-teman di sini, umur sekarang roughly berapa? 18, 19, 20. Selesai S1 umur 22, bisa melanjutkan usia 23, 24. Selesai 27 atau 28, kalian selesai. Kalau lancar, bismillah.
Tapi terus terang saja, saya beri. cerita saya S1 aja hampir 5,5 lebih tahun, 5,5 tahun ya tetapi ketika ada push untuk beasiswa hanya 5 tahun saya bisa menyelesaikan alhamdulillah S2, S3 dalam waktu 5 tahun artinya itu memungkinkan kita bisa menyelesaikan dokter selama umur 30 lalu kita berkarya dimana saja boleh menjadi seorang tek akademisi di perguruan tinggi menjadi peneliti atau menjadi seorang teknoprener. Let's say, I don't want to be seorang dosen, I don't want to be a researcher, Pak. Tapi saya memiliki teknologi kunci yang kemudian saya ingin kembangkan menjadi teknoprener.
Di kami memiliki skema, yang mana industri, di mana itu memberikan kesempatan. Teman-teman yang di PIMNAS urusan kewirausahaan, pengembangan produk, silahkan memanfaatkan. You punya teknologi kunci, pengen menjadi seorang pengusaha, ada skema untuk industri dan teknoprener.
Sampai di level setelah dokter selesai. Kita siapkan lagi program, artinya bagi teman-teman ingin penguatan, karena selesai program doktor itu kan sebenarnya masih di bawah profesor kita, kita belum mandiri, kita ingin supaya teman-teman mandiri, kita berikan skema doktor. Jadi skema from cradle to grave istilahnya saya buat, ini memberikan kesempatan bagi teman-teman untuk menjadi bagian dari talenta riset. For those syaratnya adalah one simple, it's your passions. in doing research.
Peneliti enggak boleh bohong, tapi peneliti boleh salah. Itulah kuncinya. Mungkin demikian yang dapat saya sampaikan.
Saya tidak ingin banyak, mungkin bisa kita diskusikan, tapi yang ingin saya tekankan di sini. Banyak jalan, banyak program yang kita siapkan untuk teman-teman talenta muda yang spesial dan excellent ini. Karena I believe the champion of Indonesia ya.
Di antara kalian ini, karena pinnaclenya kan kegiatan PIMNAS, the best student terlibat di sana, berkompetisi di tingkat level nasional. Setelah selesai, what's next? Those yang bagi untuk kewirausahaan mungkin membuat perusahaan UMKM, mereka yang bidang riset, yang passionnya di riset, kita siapkan jalannya.
mau melanjutkan sampai S2, S3 dengan berbagai skema menjadi teknoprener. Mungkin demikian yang dapat saya sampaikan dalam waktu yang singkat ini. Silakan kalau ada beberapa pertanyaan, email silakan, ini adalah QR code.
Ini memang kesempatan kami untuk meng-grab, memberikan expose sebanyak-banyaknya kepada teman-teman, mahasiswa di jenjang mungkin tingkat akhir, tingkat 1, tingkat 2 bisa tahu. ternyata nanti ada program ini yang terbuka bagi semua. Intinya program yang ada di Badan Riset Inovasi Nasional ini tidak pernah hanya untuk afirmasi untuk orang BRIN, tapi kita buka semuanya untuk seluruh sivitas, praktisi, dan pegiat riset dan IPTEC di Indonesia. Terima kasih. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Baik, kita beri tepuk tangan yang merah kepada pembicaraan kita yang sangat inspiratif pada pagi ini di sesi Gain Out Speech. Sebenarnya kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Raden Arthur Aryo, Lelano PSD, terkait penyampaian keynote inspiratif pada pagi hari ini. Semoga apa yang disampaikan menjadi wawasan bagi kita semuanya dan menjadi bekal untuk mencapai tujuan di masa depan. Baik, hadirin yang berbahagia, kita memasuki acara berikutnya yang tak kalah menariknya dari acara sebelumnya, yakni adalah sesi talk show interaktif. Oleh karena itu, saya mengundang Seseorang yang sangat luar biasa untuk memandu jalannya pada sesi kali ini.
Oleh karena itu mari kita sambut Komang Putri Widya Pratibi dari Duta... Universitas Air Langga 2023 yang akan bertindak sebagai moderator kita pada pagi hari ini Selamat pagi Kak Putri, bagaimana kabarnya hari ini? Tentunya sangat baik dan juga sangat semangat.
Karena disini juga teman-teman kayaknya dari tadi wajahnya udah berseri. Jadi ikutan semangat buat ngeliat dan juga memoderatori hari ini. Baik.
untuk memandu sesi talkshow interaktif kepada Kak Putri disilakan. Baik terima kasih Bagas atas kesempatannya. Selamat pagi semuanya.
Mohon izin dengan Bapak Arthur, Prof Bimo, Ibu dan juga Dewan Juri saya izin memandu acaranya. Mungkin boleh ke atas dulu ya. Oke, saya ulang lagi selamat pagi semuanya.
Waduh ini tadi terkonfirmasi 500 lebih terdaftar peserta, tapi kok suaranya lemes-lemes ya. Boleh saya dengar lagi suaranya selamat pagi semuanya. Nah ini baru kesukaannya pembicara kita hari ini yang pada semangat.
Oke, karena ini adalah rangkaian Pimnas ke-37, mungkin sebagai awalan saya mau membangkitkan semangat dengan adanya jargon. Pimnas Sobat prestasi Pimnas disini udah pada tau belum jargon Pimnas? Belum Para diem-diem aja berarti belum Oke saya coba contohkan Kalau misalnya nanti saya bilang Pimnas 37 Jawabnya boleh Semangat Semangat berprestasi, mengepangkan tangan.
Semangat berprestasi, talenta sains, menginspirasi. Bisa dipahami sekali lagi ya. Bimnas 37, semangat berprestasi, talenta sains, menginspirasi. Oke, bisa ya.
Kita akan coba, boleh dengan suara yang sangat semangat. Bimnas 37, semangat berprestasi, talenta sains, menginspirasi. Tepuk tangan untuk kita semua. Oke baik untuk acara yang tentunya sangat semangat dan juga luar biasa hari ini kita akan adakan langsung talkshow interaktif Yang mana siapa sih pembicaranya boleh dong diteriakin pembicaranya Siapa sih gak denger boleh Satu aja satu lagi Boleh sebutin keduanya siapa Oke, betul banget kita akan mendapatkan dua pembicara hebat hari ini.
Kita langsung aja mau panggil yang perempuan dulu atau yang laki-laki dulu? Yang perempuan dulu atau yang laki-laki dulu? Aduh perempuan dan laki-laki langsung.
Oke kita akan mulai dulu dari yang laki-laki. Oke disini kita ada pembicara pertama yakni seorang mahasiswa dari fakultas kedokteran universitas. Fakultas Erlangga Angkatan 2021, ia juga menjadi mahasiswa berprestasi Fakultas Kedokteran tahun 2024, bahkan tidak hanya di fakultasnya saja, dia juga menjadi mahasiswa berprestasi tingkat universitas.
tahun 2024 Wow sudah tepuk tangan padahal ada lagi nih yang masih lebih menarik bahkan menjadi peserta class of Champions siapa yang udah tahu acaranya enggak hanya itu bahkan menjadi finalis pemilihan mahasiswa berprestasi nasional 2004 di Gorontalo Marilah kita sambut ala bukan yakni Kamaswell Salvador boleh berikan tepuk tangan yang meriah Ini bahkan dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Angkatan 2024. Wow, tepuk tangan dong. Masih mahasiswa baru loh udah duduk bersama kita di sini. Nah, beliau adalah seorang influencer dan juga content creator.
Siapa yang sudah tahu konten-kontennya? Sangat inspiratif ya, karena untuk kontennya sendiri itu mengangkat tentang inspirasi dan juga kepercayaan diri generasi muda dalam mengambil resiko. dan juga untuk mewujudkan talenta-talenta generasi emas Indonesia. Tak hanya itu, beliau juga memiliki keahlian di penulis dan juga public speaker.
Sehingga menjadikan narasumber di berbagai kegiatan, khususnya pada COP28 United Nations South East Asia Speaker dan pertukaran pelajar Sakura Science Program serta Duta SMA Nasional 2022. Boleh berikan tepuk tangannya? semua nih kayaknya ini boleh nih Oke selamat pagi sebelumnya untuk Prof Bimo Pak Arthur dokter dan ibu sekalian Halo teman-teman semua selamat pagi udah sarapan belum hari ini Nanti yang belum sarapan jangan lupa makan ya abis ini. Semoga hari ini talkshownya bisa berjalan dengan lancar dan kalian bisa dapat banyak ilmu dari talkshow hari ini.
Terima kasih. Kalau gitu boleh langsung duduk. Oke mohon izin saya juga duduk disini.
Baik kita akan langsung masuk ke talkshow interaktif yang mana kalau tadi dari Bapak Arthur, Prof. Bimo dan juga MC sudah menyebutkan nih. Kalau talkshow interaktif kita ini mengangkat tema yang sungguh luar biasa, yakni berkompetisi mengasah kreativitas mahasiswa bertalenta Indonesia menjadi pribadi yang solutif, inovatif, dan produktif. Tentunya di sini teman-teman juga hadir untuk menjadi mahasiswa yang bertalenta.
Sama seperti speaker kita hari ini, keduanya sama-sama berprestasi dan juga bertalenta. Oke, kita akan memetik yang mana tema ini saya ambil ada beberapa kata yang menjadi partnya nih. Pertama itu kreativitas dan yang kedua ada dua soft skill yang yakni ada inovatif dan juga solutif.
Kira-kira nih menurut pemateri kita hari ini, apa sih makna dari kreativitas dan juga solutif? dan inovatif itu, mungkin boleh dari Maxvel kalau menurutku kreativitas itu adalah bagaimana kita itu bisa mencari solusi untuk menyelesaikan masalah itu lebih dari satu solusi jadi setiap masalah ini ternyata gak cuma satu solusinya kayak ada pepatah bilang banyak jalan menuju Roma gitu kak, begitu juga dengan kreativitas, jadi kreativitas ini bagaimana kita bisa menyelesaikan satu masalah ini tapi gak cuma dengan satu solusi gitu toh Dan kemudian dari kreativitas ini kita bisa menemukan solusi yang solutif dan juga inovatif sekaligus. Oke berarti juga sepakat ya dengan Prof Bimo dan juga Bapak Arthur tadi kalau misal banyak jalan menuju Roma.
Betul itu. Oke boleh dari Fania gimana menanggapi pertanyaannya? Oke sebenarnya tiga hal itu tiga kata yang cukup berbeda cuman korelasinya bisa dijadikan satu. Menjadi kreatif itu enggak cuma tentang banyak warna, enggak cuma tentang tidak menjadi monokrom, tapi menjadi kreatif itu juga bagaimana cara kita bisa menonjol di tempat yang sangat ramai. Ramai itu enggak cuma sosial ya, ramai itu banyak sekali.
Dan dengan adanya kreativitas ini kita itu bisa melihat banyak perspektif, karena melihat banyak perspektif dalam sebuah masalah ya. Itu solusinya juga gak cuma satu, balik lagi seperti tadi Kak Maxwell bilang, menjadi kreatif dan melihat banyak perspektif itu menimbulkan banyak solusi yang bisa aja solusinya benar, bisa solusinya tepat, bisa aja solusinya kurang tepat, itu tuh macem-macem and it varies. Solusi itu bisa aja di aku beda, maksudnya aku memilih solusi A, bisa aja Kak Maxwell pentingnya solusi B, karena solusi itu juga dari kita pribadi.
Jadi being creative itu being different from others. Dan being different itu enggak cuma kita cari warna yang banyak, tapi kita juga harus melihat ke depannya. Nah itu makanya kita harus membutuhkan inovasi, karena sekarang kan dunia itu berjalan sangat cepat. Ada yang namanya teknologi, ada yang namanya sosial. Pokoknya semua itu jalannya cepat banget.
Kayak bisa aja kemarin yang rame ini, hari ini yang rame udah beda lagi. Jadi kita membutuhkan inovasi gimana sih caranya kita itu menimbulkan, namun... Nimbulkan kreativitas dari diri kita yang untuk 10 tahun ke depan itu gak akan berubah dan tetap menjadi suatu hal yang unik di orang lain. Jadi itulah kepentingnya ya memiliki kreativitas menjadi solutif dan juga berinovasi. Karena ketika kita cuma memikirkan satu solusi untuk sekarang bisa aja solusinya untuk ke depan tidak akan berlaku lagi.
Oke berarti udah tadi juga disinggung. pentingnya kreatifitas ya teman-teman. Kalau misal di sini teman-teman yang ada mahasiswa juga mungkin ada yang masih belum menemukan passionnya gitu. Kreatifitas itu gimana? Aku mau mulai dari mana itu sulit mungkin ya.
Siapa yang setuju? Mau mulai passion itu dari mana itu sulit? Setuju?
Setuju? Wah ada yang angkat tangan tipis-tipis nih. Nah karena itu memang permasalahan besar.
Jadi kalau misal tadi juga Bapak Arthur bilang nih Kalau permasalahan itu adalah mencari passion pertamanya. Boleh diceritakan dari Maxwell dan juga Fania gimana sih menemukan passionnya. Kalau misal Fania ini kan sebagai content creator ya, gimana sih kok bisa gitu masuk ke dunia content creator mengasah kreatifitasnya Fania di sana. So, semua orang itu pasti memiliki keunikan masing-masing. Dan keunikan itu juga gak timbul sendiri.
Karena kita sendiri yang harus cari. Dan sebenarnya satu kata simpel sih yang bisa jadi jalan buat teman passion, asal berani aja. Karena dulu itu aku itu bukan tipe orang yang misalnya, kalau ngeliat sebuah kegiatan, kalau misalnya itu di luar comfort zone ku, enggak, aku gak mau ikut. It's not my thing.
Tapi aku baru sadar kepribadianku seperti itu, itu akan menghalangi jalanku ke depannya. Jadi waktu aku SMA, cerita dikit aja ya, waktu aku baru masuk SMA, itu aku memutuskan buat nyoba semua hal kegiatan dari A sampai Z. Mau itu gak ada hubungannya sama aku, sampai ada hubungannya sama aku.
Kayak pertukaran pelajaran yang aku ikut pun, itu sebenarnya gak bisa dikolerasikan sama aku. Karena aku adalah seorang ilmu sosial, aku fokusnya di IPS, tapi itu sebenarnya kegiatannya buat anak IPA. yang fokusnya di teknologi.
Dan oleh karena itu, aku mencoba semua hal, dan ketika aku sudah mencoba, pasti ada satu sampai tiga lah, hal-hal yang aku bisa nyaman. Hal-hal yang aku kalau ngelakuin itu, enggak ada capeknya. Hal-hal yang bisa membuat aku senyum dan nyaman.
Mau itu aku lagi kesusahan, aku pasti pengen nyari jalan keluarnya, itu berarti suatu hal yang kita itu nyaman. Karena terkadang, kalau misalnya kita males ngelakuin suatu hal, Itu bisa menjadi indikator bahwa kita itu sebenarnya gak suka sama hal itu. Jadi aku nyari kegiatan yang aku tuh gak males bahkan buat ngelakuin saat aku di tempat tidur. Yaitu aku menulis, aku menjadi content creator dan berkecimbungan di dunia sosial. Walaupun ya MBTI aku, karena ini pelajaran aku ya di semester 1, MBTI aku ada introvertnya tapi it doesn't matter.
Yang penting itu passion ku. Yang penting itu suatu hal yang aku suka, karena asal aku berani untuk nyoba. Dan ketika dari awal aku gak berani buat nyoba terjun ke situ hanya karena aku memikirkan bahwa diriku sangat tertutup, ya aku gak akan pernah tahu kalau aku bisa suka di situ.
Jadi asal teman-teman berani, teman-teman akan mencarikan satu, minimal satu lah, satu hal yang kalian akan suka, bahkan bangun tidur kalian bisa mikirin hal itu. Oke, jawabannya luar biasa sekali. Boleh dong berikan tepuk tangannya.
Wow luar biasa, ini masih anak 2024 nih, kita coba dengerin dari anak yang 2021. Gimana sih pandangannya ketika menemukan passionnya nih, saya mahasiswa berprestasi. Kenapa kok bisa memilih mahasiswa berprestasi itu menjadi tempat untuk pengembangan passion dan juga sampai sekarang menjadi finalis mahasiswa berprestasi nasional. Iya tadi sama kayak Fania juga kata Pak Arthur tadi, kita harus berani keluar dari comfort zone kita. Jadi waktu kuliah awalnya itu aku lebih suka lomba-lomba yang sifatnya itu research, jadi lomba membuat paper, habis itu papernya dipublikasi gitu.
Kemudian waktu ada tawaran jadi mahasiswa berprestasi itu banyak banget pertimbangannya. Karena yang pertama itu mahasiswa berprestasi ini lama banget. Jadi dari awal mahasiswa berprestasi di tingkat fakultas itu bulan Oktober, terus untuk yang finalis di nasional itu bulan Juli, jadi hampir satu tahun lombanya. Dan itu full... hampir setiap hari harus ngerevisi naskah, kemudian latihan bahasa Inggris, buat video, buat poster, terus habis itu latihan presentasi dan lain-lain, jadi banyak banget tapi waktu itu aku putusin buat akhirnya daftar jadi mahasiswa perprestasi karena aku pengen nyoba hal-hal yang ada di luar zona nyamanku habis itu ternyata dari ikut kegiatan mahasiswa perprestasi, ternyata aku bisa dapat banyak banget kesempatan yang ada gitu salah satunya itu koneksi-koneksi yang bisa aku jalin Jadi waktu sebelum pemilihan mahasiswa berprestasi di tingkat universitas, itu aku sempat ikut exchange di Finlandia.
Nah waktu itu exchange-nya itu tentang research, karena memang aku lebih suka tentang research. Tapi setelah ikut filmapress, ternyata aku jadi lebih tertarik buat explore hal-hal lainnya. Jadi yang pertama yang di Finlandia itu aku terusin kita lagi buat paper sama-sama buat dipublikasi.
Terus yang kedua aku mau ikut... exchange tapi bukan yang research sekarang yang clinical di Korea Selatan nanti dua minggu lagi bisa berangkat jadi intinya kalau kita berani intinya kalau kita berani keluar dari zona nyaman kita pasti ada satu atau dua yang kita akhirnya jadi senang dan akhirnya kita apa ya kalau kita ngelakuin hal yang kita suka pasti kita enggak akan merasa terbebani Wow keren sekali ternyata gak kalah menarik boleh berikan tepuk tangan yang muria. Wow ini ternyata setara ya 2024 dan 2021 ya.
Oke nah tadi kita udah membahas tentang kreativitas di masing-masing passion untuk pembicara kita. Kalau misalnya kita tarik lagi nih tadi kreativitas ada juga dua soft skill untuk kita produktif. Kalau misalnya tadi kita lihat itu adalah soft skill solutif dan juga inovatif. Setuju gak nih kalau... dua soft skill ini itu membuat kita jauh lebih produktif.
Setuju sih. Setuju. Nah kalau misal boleh diceritakan kapan sih menemukan soft skill mungkin dari semester berapa kuliahnya itu dan mungkin boleh diceritakan tentang bagaimana solutif dan inovatif ini menjadi suatu hal yang oh ternyata ketika kegiatan ini aku nemuin nih soft skill ini dan aku bakal kembangkan untuk menjadi aku lebih produktif ketika menjadi mahasiswa dan khususnya menjadi mahasiswa bertalenta.
Boleh dari Maxwell. Menurutku yang pertama solutif sama inovatif itu gak harus yang gimana-gimana gitu kak. Jadi contohnya waktu pertama aku extensi Finlandia itu kan di sana bahan-bahan tuh mahal, terus habis itu makanan-makanan tuh mahal. Nah solusinya apa? Aku tuh bawa mie instan tuh 30 bungkus.
Itu kan termasuk apa ya, solusi yang solutif. Karena aku mikir gini, kalau misalnya aku pergi ke sana Habis itu bawa uang secukupnya kalau misalnya makan di luar terus itu enggak akan cukup. Jadi solusinya aku bawa makanan-makanan dari Indonesia, tak bawa ke sana, habis itu di sana aku makan makanan Indonesia.
Menurutku itu salah satu solusi yang solutif. Terus habis itu kalau inovatif dari kegiatan-kegiatan yang kita ikuti, kita itu bisa memilih mana yang menjadi passion kita. Habis itu dari situ kita...
bisa mengatur skala prioritas kita dan manajemen waktu kita itu bisa jadi baik sesuai dengan skala prioritas yang udah kita tentuin. Oke, ternyata jawabannya nggak expect sama sekali ya teman-teman ya. Tapi itu juga bener-bener solutif, kalau misal saya juga kesana kayaknya nggak bakal kepikiran kalau Mas Well nggak bilang sekarang ini.
Oke, boleh selanjutnya dari Fania boleh menanggapi. Oke, tadi ceritanya Kak Mas Well aku langsung keinget pas aku juga summer school di Korea. Itu aku gak bawa mie sih lebih tempatnya, karena disana banyak mie kan dan murah mie nya.
Tapi aku bawa yang basreng. Basreng juga. Tau gak sih basreng pakai nasi, terus bawa sambal juga, terus bawa kremesannya ayam doang.
Dan itu dimakan tiap malam karena mahal di luar. Ya itu salah satu solusi yang solutif banget yang sebenarnya orang kayak kalau dipikirin itu solusi ya. Kayak gitu. Dan apa ya, itu kan tadi ada pertanyaan yang... soft skill ya, nemu soft skill kapan?
Aku mungkin bisa, baru bisa bilang kalau aku baru menemukan soft skill ku itu around SMA, SMA kelas 1 ke kelas 2. Dan FYI, waktu aku masuk SMA itu kan aku pertama kali masuknya IPA. Dan aku yakin kalau misalnya aku masuk IPA itu aku nggak bisa yang sama sekali mikir. Aku tuh bukan orang yang exact, aku tuh nggak bisa yang namanya.
Ketika ada masalah, Ya jawabannya cuma satu, itu aku nggak bisa. Karena aku pasti mempertanyakan semua hal dipertanyaan itu. Jadi akhirnya aku memutuskan mau pindah ke IPS. Dan waktu aku pindah ke IPS, setelah aku mengetahui kemampuanku ya di IPS itu, aku itu direndahkan oleh banyak orang.
Karena anggapannya IPS itu bukan pilihan yang baik gitu untuk masa depanku. Dan aku kayak, who are you to make for my future gitu kan. Bahkan waktu aku di Duta SMA, aku itu salah satu hampir satu-satunya anak IPS waktu itu.
Dan aku tuh hampir diakinin sama beberapa orang di sana yang memang mengurus kegiatan di situ, kamu tuh gak bakal jadi Duta SMA Nasional, udah gak usah berusaha gitu. Dan aku kayak, oh really? Maksudnya apakah hanya karena pilihanku menjadi anak IPS, pilihanku untuk... terjun ke dunia sosial untuk berhubungan dengan manusia secara sosial itu sendiri, apakah itu menjadi halangan untuk aku menyampaikan informasi dan bukannya ketika aku merupakan anak yang berhubungan langsung dengan manusia secara sosial, bukankah itu lebih baik saat menyampaikan informasi? Jadi, aku membuktikannya dengan bagaimana caranya waktu debat aku bisa menghasilkan solusi yang Intinya blowing everyone's mind, yang beda sendiri.
Dan itu juga nyambung dengan inovasi, karena... Inovasi sendiri itu bisa menimbulkan keunikan dari kita sendiri dan solusi kita itu bisa dijadikan solusi-solusi untuk terus ke depannya. Dan alhamdulillah waktu aku debat itu, itu tuh dijadikan prokter terus sampai detik ini di TUT SMA.
Wow luar biasa, inspiratif boleh belum? Tepuk tangannya teman-teman. Nah tadi udah dibahas dua soft skill yang membuat kita jauh lebih produktif. Karena memang benar.
Kalau misalnya kita mempersiapkan generasi emas untuk Indonesia nanti di tahun 2045 tentunya perlu mahasiswa bertalenta. Betul? Nah kuncinya itu untuk menjadi produktif tadi mengembangkan soft skill ini.
Nah kalau misalnya kita ke depannya nih kita monoton atau terus hanya mengembangkan itu-itu saja. Pastinya itu menjadi suatu hal yang menjadi hambatan kita lah ya. Jadi mungkin kita perlu adanya inovasi tadi.
Nah gimana sih? seberapa penting kalau misal kita lihat zaman sekarang ini kita nggak mau kalah saing dengan menerapkan adanya inovasi baru di setiap harinya. Boleh ditolong diceritakan dengan Maxwell dan juga Fania bagaimana keseharian teman-teman nih mungkin kalau dari Maxwell sebagai mahasiswa fakultas kedokteran berinovasi mungkin lewat media atau platform digital terus juga dari Fania juga. Berinovasi melalui konten-kontennya nih, gimana untuk menemukan inovasi itu dan juga berefek jangka panjang gitu ke depannya.
Boleh dari siapa ya, oke dari Fania gak apa-apa, langsung mau suit jangan ya. Oke silahkan. Oke ini kegiatan rutinnya kesaharianku dan inovasi yang ada di kesaharianku.
Mungkin I will give a brief aja ya soal kesaharianku karena mungkin... Itu suatu hal yang beda dari beberapa orang, tapi working hour-ku itu saat sore ke malam. Jadi rata-rata aku bekerja di malam dan paginya aku buat kuliah karena jadwalku itu siang biasanya. Dan apakah paginya aku diem-diem aja dan gak ngapa-ngapain? Enggak juga.
Karena aku sebagai content creator tuh gak cuma buat video ya. It's not all about making videos, it's not all about sharing information, tapi aku juga berusaha untuk terus nulis, berusaha untuk terus berkarya di bidang yang sama-sama di konten. Karena konten itu kan gak cuma video ya, konten itu bisa dari suara, konten itu bisa dari tulisan, konten itu bahkan bisa dari pemikiran itu sendiri. Jadinya gampangannya jadwalku paginya aku biasanya nulis apa yang harus dilakuin di seharian itu, aku ngapain aja, kerjaanku ngapain aja.
siangnya aku biasanya kuliah, karena kuliahku gak ada jadwal liburnya jadi aku Senin sampai Jumat kuliah di siang hari terus biasanya sore sampai malam aku tuh biasanya mengerjakan hal-hal yang memang harus aku kerjakan misalnya membuat video terus aku juga lagi lanjut menulis buku kedua terus lanjut menulis film di Sabtu minggu pun aku jarang banget yang namanya bisa jalan-jalan atau keluar rumah karena ada tanggung jawab yang aku memang harus jalankan dan Mungkin aku membutuhkan inovasi, gimana sih caranya aku bisa menjalankan hal-hal itu tanpa ada rasa nyerah atau tanpa ada rasa capeknya dan tetap hasil-hasil yang aku hasilkan untuk membuat konten atau nilai yang keluar nanti di mata kuliah itu, itu harus baik. Nah, aku tuh biasanya inovasinya dengan skala prioritas. I'm not the type of person yang bisa nulis di agenda buat satu bulan ke depan, enggak.
Aku adalah seseorang yang bisa menentukan kegiatanku. Di waktu itu juga. Makanya aku bilang di pagi hari, aku menentukan skala prioritas. Aku biasanya bagi menjadi tiga.
Satu itu akademik, satu itu non-akademik, dan satu itu leisure time. Leisure time itu enggak cuma soal tidur dan makan, tapi leisure time itu juga jalan-jalan, bersosialisasi, mengikuti acara sana-sini, yang berhubungan tentang kebahagiaan atau kesenanganku. Dari situ kalau misalnya kegiatanku di minggu ini lebih banyak berhubungan dengan akademik dan non-akademik, aku harus menggeserkan sedikit yang leisure time.
Bukan menghilangkan ya, kalau menghilangkan itu seolah-olah aku kayak menghilangkan kebahagiaanku. Aku gak mau juga menghilangkan kebahagiaanku, jadinya berkompetisi untuk pesaing-pesaingnya gitu di dunia digital sekarang ini. Boleh dari Kavani ya.
Oke, kalau aku bisa bilang gimana cara bersaing di dunia sosial media sekarang, dimana orang-orang tuh pengen konten. Maksudnya itu suatu, mungkin memang suatu hal yang sangat-sangat mudah ya untuk dijadikan sebuah pekerjaan bidang untuk mencari atau menambah pendapatan kita. Untuk menjadi berbeda itu gak cuma kita mikirin satu tema di konten kita, misalnya kita mau jadi beauty content creator gitu.
Terus yaudah kita bakal jadi beauty content creator, it's not as simple as that. Sebenarnya itu tuh serumit kita harus memikirkan ide yang berbeda tiap hari agar kita terus berbeda dari orang lain. Karena believe it or not, aku tuh gak cuman aku. Konten kreatoran kayak aku tuh gak cuman aku.
Bisa aja sebenernya banyak banget. Maksudnya yang aku bahkan gak tau, yang aku udah tau aja udah banyak. Apalagi yang aku gak tau gitu kan. Jadi sebenernya itu gak simpel sih. Memikirkan ide tiap hari apa yang kita harus post, apa yang harus kita buat, apa yang harus kita inovasikan.
Misalnya, aku dulu cuma konten doang, aku dulu cuma bikin video-video doang. Tapi, aku sadar bahwa ya kalau aku disitu doang, aku stuck dong, aku gak bakal kemana-mana lagi. Orang akan suatu hari akan bosen ya nonton kontenku satu bulan ke depan, bisa aja orang udah beralih ke orang lain. Makanya dari itu aku itu nulis, aku juga ikut.
Banyak kegiatan di luar buat konten itu sendiri, kayak misalnya diundang, terus juga buat podcast, itu bukan suatu hal yang mudah sih. Emang untuk membuat banyak hal itu, untuk membuat buku, untuk membuat konten podcast, untuk membuat video, itu bukan suatu hal yang mudah untuk dijalankan dalam satu waktu. Tapi percayalah, kalau misalnya udah buat kayak gitu, legacy kita itu bakal panjang banget.
Orang bisa ngeliat kita dari arah sini. Aku tuh pernah dikenal karena aku nulis buku. Tapi mereka gak tau aku punya TikTok, ada juga orang yang ngeliat aku dari TikTok tapi dia gak tau aku buat buku. And it varies dan akhirnya pasarku itu sangat-sangat luas. Dan itu memang yang harus dicari oleh seorang content creator yang pengen legacy-nya panjang, pengen namanya terus menerus untuk meningkat.
Jadi gak boleh cuma satu kegiatan aja, harus bisa cari banyak bidang lainnya. Oke, keren ya. Berarti nih kalau misal kita mau bersaing ya, kita istilahnya tuh harus membuka banyak pintu.
harus berkarya di pintu ini, pintu ini, dan pintu ini. Gak cuma satu pintu ya. Oke, keren sekali.
Nah selanjutnya kita ke Kak Maxwell nih. Gimana nih Kak untuk berdaya saing di era digital saat ini? Iya yang pertama itu aku sebelumnya tuh gak punya pikiran bakal punya followers sebanyak itu gitu di media sosial.
Jadi waktu pertama kali jumlah followersnya tuh meledak. Aku tuh kaget. Dan sampai sekarang tuh aku juga masih gak nyangka.
Dan... apa ya karena aku enggak punya plan apa-apa sampai sekarang tuh juga bingung masih bingung aku tuh harus membuat konten itu kayak apa karena aku juga pertamanya enggak mau jadi ini orang terkenal gitu Kak jadi aku maunya ya ikut lomba ini dibilang diundang ikut lomba ini kayak games game show terus habis itu ikut tahun-tahunya acaranya tuh apa ya booming gitu kan jadinya akhirnya kan followernya meningkat drastis kan meledak nah itu gak ada dalam pikiranku jadi sekarang itu aku bingung kontennya itu kayak apa tapi sekarang aku lebih ke jadi diriku sendiri gitu loh jadi aku belajar ngedit meskipun editannya itu mungkin gak karu-karuan tapi berusaha setiap hari itu oh gini loh cara ngedit gitu jadi aku baru belajar ngedit waktu buat vlog pertama kali jadi setiap hari itu belajar hal-hal baru tapi juga aku tetap mau jadi diriku sendiri gitu karena aku Nggak ngerti ya aku mau mikir buat konten apa hari ini. Jadi kadang-kadang kalau nggak kepikiran konten ya nggak ngepost apa-apa.
Jadi dalam seminggu, dua minggu itu bisa nggak ngepost sama sekali itu bisa. Karena aku juga yang pertama sibuk apalagi waktu mau ujian itu aku kemarin minggu lalu itu nggak membuka media sosial itu sama sekali. Jadi tiga, empat hari itu nggak update sama sekali itu juga pernah. Jadi aku cuma mau jadi diriku sendiri kalau misalnya.
Orang-orang terinspirasi ya bersyukur, terus habis itu ya dianggap ini kesempatan lah. Mungkin mumpung lagi hype, itu ya dimanfaatkan kesempatannya. Kalau misalnya udah menurun yaudah, karena dari awal ya gak ada ekspetasi apa-apa gitu.
Oke luar biasa, ini kalau misal kita lihat tadi hal yang simple aja ya berarti ya udah bisa. meningkatkan inovasi kita. Nah teman-teman kalau misal tadi kita udah bahas tentang kreativitas dan juga dua soft skill yang menunjang kita untuk produktif, kita mungkin mau ngobrol-ngobrol langsung nih dengan teman-teman untuk sesi Q&A. Tapi sebelum itu boleh dong kita sapa-sapa dulu teman-teman ini dari instansi mana aja ya selain luar UNER ada?
Dari mana? Dari mana? Unsu, oke disini ada Unsu. Selanjutnya ada di mana lagi?
Semarang. Jauh banget. Ada lagi yang paling jauh?
Sulawesi Tengah. Wow. Luar biasa ya. Berarti ini terdiri dari banyaknya mahasiswa di seluruh Indonesia. Nah untuk itu kita langsung aja open forum discussion.
Kita akan buka sesi tanya jawab. Untuk itu teman-teman boleh nih ada yang mau bertanya acungkan tangan paling tinggi. Oke boleh tolong dari Panitia untuk memilih. Oke, karena panitia bingung boleh turun tangan dulu, kita coba siap-siap karena banyak ini ya.
Angkat tangan dalam hitungan, eh turun dulu. Satu, dua, tiga. Nah ini nih, dari yang sebelah sini kakak mohon izin. Iya.
Lagi sampai ketawa-ketawa. Oke, boleh disilakan untuk pertanyaannya. Baik, perkenalkan nama saya Jiansy Livaryani dari program studi manajemen perkantoran. Yang saya tanyakan, mengapa sih sebagian orang itu lebih sulit mengembangkan soft skill daripada hard skill?
Nah dari Fania sama Ko Maxwell sendiri, apakah ada solusi yang efektif dari permasalahan tersebut? Baik, terima kasih. Oke, baik terima kasih.
Mohon izin dari Mbak siapa namanya? Hai Jihan Oke terima kasih Mbak Jihan Oke kita akan tampung ya untuk pertanyaan mungkin kloter pertama ada tiga enggak papa ya ya enggak papa ini yang angkat tangan ada 100 Oke boleh kita tanya tanya jawab lagi silakan angkat tangan dalam hitungan 123 siapa ya tadi yang paling tinggi itu yang emasnya yang agak sebelah kiri ya Mas boleh berdiri ya nah Cek, cek. Oke, sebelumnya perkenalkan nama saya Nanda Irfan Fathan dari ProDS 1 Management Universitas Air Langga Angkatan 2024. Izin bertanya untuk Kak Fiona sama Kak Maxwell.
Oh iya, Kak Fania, sorry. Di amuk nih. Oke, silakan.
Jadi, gimana sih Kak Fania sama Kak Maxwell untuk menyeimbangkan antara kehidupan sosial dengan kehidupan akademik maupun akademik? Apalagi? lagi Kak Vanya yang merupakan influencer sekaligus content creator dan Kak Maxwell yang merupakan mahasiswa berprestasi.
Nah gimana sih menyeimbangkannya gitu loh, balance antara kehidupan dengan kegiatan akademik maupun akademik, gitu aja Kak. Oke baik, terima kasih Mas Farhan ya? Nanda.
Oh Mas Nanda, oh Nanda Farhan. Oke, terima kasih. Oke kita ada untuk satu pertanyaan lagi untuk loter pertama, boleh siap-siap angkat tangan.
tangan masih belum oke 123 Hai dari Mbak yang ini dari mohon izin ngamuk ya sebentar ya teman-teman kita masih ada pertanyaan lagi nantinya dari yang sebelah sini ya betul Mbak silakan Panitia yang hijab pink ya betul hai hai Oke sebelumnya terima kasih atas kesempatannya, disini saya mau nanya, terkhususnya perkenalkan nama saya Adi, sebelumnya saya ingin bertanya terkhusus untuk Kak Maxwell. Kebetulan saya kan ini kan mahasiswa semester 1 dan mahasiswa semester 2, mahasiswa baru Nah itu kira-kira gimana caranya biar kita tuh bisa tetap produktif bisa tetap termotivasi untuk kedepannya sampai intinya kita tetap produktif sampai tak sampai semester 2345 yang kelima selanjutnya itu gimana cara bertetap produktif karena kan kebanyakan mahasiswa tuh kayak aktif di semester-semester awal ikut organisasi sana-sini ikut kepanitiaan segala macem tapi udah selalu itu dah malet udah udah nggak ada motivasi hai hai Karena sudah males duluan, itu kira-kira gimana Kak? Terima kasih. Oke baik, terima kasih Kak Adis ya. Adis.
Oke, kita tutup dulu untuk loter pertama. Jadi kita sudah tampung tiga pertanyaan. Dari pertama adalah Kak Jihan, bagaimana untuk mengembangkan soft skill? Karena kalau misal tadi dibilang sama Kak Jihan sendiri, soft skill itu lebih sulit daripada hard skill. Boleh dari Kak Maspel dulu yang menanggapi dan menjawab.
Ya aku setuju kalau misalnya mengembangkan soft skill itu lebih sulit daripada hard skill. Karena hard skill itu kan tinggal belajar nanti lama-lama juga bisa. Tapi soft skill ini menurutku lebih dari pengalaman kita.
Jadi misalnya kita ikut suatu kegiatan. Misalnya exchange itu ya, itu enggak cuma hard skill aja yang bisa kita dapat, tapi ternyata soft skillnya itu juga bisa kita dapat gitu loh. Jadi soft skill kita itu bisa ikut berkembang.
Kalau dari pengalamanku waktu dulu aku exchange, itu aku belajar bukan cuma teorin-teorinya aja, tapi juga soft skill yang pertama itu bagaimana cara aku komunikasi sama mereka. Jadi meskipun kemampuan bahasa Inggris itu biasa aja gitu, tapi aku harus tetap pede kan, supaya yang pertama aku bisa ngikuti pelajarannya yang kedua bisa komunikasi sama mereka dan supaya aku nggak rugi aku udah jauh-jauh dari Indonesia ke sana terus habis itu kalau misalnya aku malu-malu nggak berani ngomong gara-gara aku nggak bisa bahasa Inggris dan terus aku kan nanti rugi gitu jadi aku berusaha percaya diri nggak ngerti ngomongnya gimana ya kan sampai dibilang itu kan kita punya temen ini ya badi ya badi kita dari negara asal mereka terus sampai mereka bilang actionmu itu unik ya gitu, action ngomong bahasa Inggris aku tuh bingung harus seneng atau tersendir gitu maksudnya nah terus habis itu yang kedua yang kedua soft skillnya itu yang kedua dari action itu adalah pengalaman bertahan hidup jadi kayak yang tadi tak bilang aku kan bawa mie instan gitu kan terus di kantin ini itu bisa makan sepuasnya, ngambil sepuasnya itu satu piring itu harganya Rp50.000 kalau mahasiswa kalau misalnya bukan mahasiswa tuh Rp170.000 dari situ makan siang itu tak ambil buahnya jadi sampai badiku tuh kaget orang asli makannya sebanyak ini tak bilang bu enggak ini supaya aku makan siang jadi malam aku enggak lapar lagi jadi aku cuman perlu makan pagi nih gitu jadi di mereka tuh sampai kaget karena ternyata yaitu ternyata ide kita itu banyak banget karena kita yang pertama kreatif, yang kedua karena kita kepepet. Jadi menurutku itu udah soft skill sih.
Oke, ternyata ada soft skill baru ini ya. Jadi kalau misal kita tuh harus solutif juga dalam waktu kepepet. Oke, siap-siap.
Oke, boleh langsung ulang dari Fania. Bagaimana menanggapi soft skill lebih sulit daripada hard skill? Oke, kalau dari Harvia sendiri kan udah jelas ya kenapa soft skill lebih sulit karena Hard skill itu suatu hal yang bisa belajar di textbook, sedangkan soft skill itu enggak. Soft skill itu bahkan kita tuh enggak bisa kalau enggak nyari gitu kan.
Contoh soft skill, komunikatif, terus time management, disiplin, itu apakah ada di textbook kita sehari-hari? Kayaknya enggak deh gitu kan. Jadi cara mencarinya ya seperti yang aku bilang tadi, asal kita berani buat nyoba hal-hal yang mengarah ke situ.
Kayak kegiatan untuk berkomunikasi kan banyak ya. Tadi kan kalau baik-baik saja kan exchange, kalian juga bisa lomba, kita juga bisa berorganisasi. Itu semua berhubungan dengan yang namanya komunikasi, terus finding solutions, terus time management, itu semua berhubungan. Jadi cara yang paling mudah itu tuh sebenarnya menjadi orang yang berani. Aku gak ngomong soft skill, itu nyarinya gampang ya.
Tapi itu cara termudah dan memang sebenarnya untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Itu tuh sudah merupakan salah satu cara untuk kita mencari soft skill. Kayak, kalau aku ya sesuatu PDB ketemu sama orang-orang yang jurusannya beda semua, fakultasnya beda semua, itu gimana caranya aku harus kenalan sama satu-satu karena ada yang namanya tugas untuk wawancara mereka satu-satu dan mengetahui MBTI mereka satu-satu.
Itu tuh suatu hal yang susah banget sebenarnya, tapi kalau kita enggak berani buat nyoba ya kita enggak akan mendapatkan hal itu. Jadi setelah kita bisa berani ya... Kita akan dihadapkan dengan pintu-pintu yang banyak, soft skill-soft skill yang bisa kita kuasai satu-satu, dan kita tinggal pilih aja di situ. Karena kita bukanlah, kita manusia yang bisa salah, kita bukan sempurna, jadi jangan maru ya, jangan maru ambil semua pintu itu. Pilihlah pintu yang bikin kalian nyaman, dan disitulah kalian bisa menciptakan soft skill yang kalian bisa kembangkan sampai kalian nanti tua lah gitu.
Oke ini memotivasi nih, boleh dong tepuk tangannya untuk kedua jawaban nih dari pemoteri kita. Mungkin ada follow up question dari Kak Jihan, sudah terjawab ya. Oke terima kasih kembali.
Nah selanjutnya kita masuk ke Kak Nanda ya tadi ya. Iya oke Kak Nanda ini tentang kehidupan sosial versus kehidupan akademik. Kalau misal kita lihat disini kedua pemoteri kita ini kan mahasiswa yang sibuk juga di dunia non-akademiknya. Gimana nih cara menyeimbangkan kedua hal itu? Mungkin boleh dari Kak Fanny ya.
Oke, mungkin aku pasti sedikit berbeda sama Kak Maxwell karena jurusan kita beda. Jadi fokus kita juga pastinya beda, kegiatanku juga rata-rata kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan sosial ya. Lebih relatif bisa nyambung karena konten yang aku kerjakan, hal yang aku kerjakan sekarang itu sangat nyambung dengan jurusan aku sekarang.
Memang itu sih tujuannya dulu kenapa aku pilih Ilkom karena aku pengen mencari satu kegiatan, satu jurusan yang bisa nyambung dengan kegiatanku yang aku bakal jalankan untuk nanti-nantinya. Tapi itu bukan berarti karena aku udah milih Ilkom jadinya mudah, enggak. Karena itu tetap aja beda. Karena di kuliah kita juga harus belajar textbook, kita harus juga mengikuti jadwal, dan itu tuh suatu hal yang berbeda ya ketika kita melihat pekerjaan sebagai content creator itu tuh sangat berbeda.
Jadi cara aku memisahkan ya seperti yang aku bilang tadi ya, menentukan skala prioritas yang mana. Karena ketika aku sudah menentukan skala prioritasku di hari itu, karena aku bisanya per hari ya orangnya, ketika aku sudah menentukan di hari itu, ya aku akan fokus ke skala itu. Mungkin karena tipeku adalah seseorang yang kalau aku udah tahu mau ngelakuin apa dan aku udah mau ke situ, berarti aku akan fokus untuk ngejar itu sampai aku memang mendapatkan hasil yang aku memang ingin dapatkan. Jadinya kalau aku sih, kalau aku memang sesimpel menentukan skala prioritas itu sudah bisa membagi di antara kehidupan akademik dan kehidupan non-akademik. Oke gitu.
Oke, berarti menentukan skala prioritas. Jadi balik lagi ke jawaban tadi ya. membuat jadwal di setiap harinya. Nah mungkin boleh nih dari Kak Maxwell menanggapi pertanyaan tadi. Yang pertama itu menurutku kita harus kenal sama diri kita sendiri.
Jadi kita harus tahu kelebihan dan kekurangan kita itu apa. Jadi cara belajar kita itu kayak gimana itu kita harus paham dulu. Setelah itu baru kita bisa lihat nih, oh mana nih kesempatan yang bisa kita ambil dan mau kita ambil. Karena kalau misalnya kita enggak kenal sama diri kita sendiri, terus habis itu ada... tawaran-tawaran semuanya diambil nanti kita pasti bakal keteteran gitu Jadi kalau dari aku aku tahu diriku aku udah kenal Aku ini gimana, terus cara belajar ku kayak gimana, dan aku butuh waktu berapa lama buat belajar.
Jadi meskipun sekarang kegiatan itu kan tambah padatnya, pastinya tambah padat dan bohong kalau misalnya aku gak keteteran, keteteran, pasti keteteran. Tapi aku berusaha di kelas itu, aku berusaha dengerin meskipun nyantuk, aku berusaha gak tidur. Habis itu waktu istirahat itu berusaha tak mampetin. Jadi pernah satu ketika itu aku pulang dari Jakarta, ada acara, pesawatnya itu jam 3 pagi.
Hai terus sampai Surabaya itu setengah 5 pagi terus paginya itu ada kuliah nah bukan bisa milih sebenarnya bolos aja tapi aku berusaha supaya aku tetap datang dan ternyata aku bisa tetap datang dan aku dekat kuliah itu enggak ngantuk karena aku tidur di pesawat terus dari bandara ke kampus itu aku tidur jadi aku berusaha buat curi-curi waktu karena aku tahu kekuranganku itu adalah aku ndak isah belajar terlalu lama jadi terlalu malem Kalau aku kurang istirahat, aku gak bisa. Jadi kalau ada waktu, aku berusaha curi waktu buat belajar. Dan ternyata di kampus, meskipun aku cuma tidur beberapa jam, tapi ternyata teman-temanku ngantuk, aku gak ngantuk.
Oke, berarti mengenali diri sendiri juga ya. Kapan tuh mengenali diri sendirinya? Kapan kenalan sama diri sendiri?
Sejak lama sih. Sejak lama. Oke, nah begitu untuk Kak Nanda jawabannya. Apakah ada follow up question?
Sudah, oke. Kita langsung lanjut menjawab pertanyaan ketiga dari Kak Adis. Yang mana ini bagaimana caranya produktif?
Kalau tadi pertanyaannya khusus dengan Kak Maxwell ya. Jadi Kak Adis ini masih mabah, gimana sih supaya produktif dan ini konsisten terus nih. Sehingga sampai di semester akhir. Mungkin boleh tolong dijawab Kak Maxwell.
Menurutku yang paling penting itu adalah lingkungan pertemanan kita. Jadi waktu di semester satu aku itu punya grup, satu grup isinya tiga orang. Terus kita mau ikut lembah paper.
tapi waktu semester 1 kita buat literatur review itu aja nggak bisa kita nggak ngerti gimana konsep membuat literatur review itu kita nggak ngerti caranya tapi dari lingkungan pertemanan ini kita bertiga kita berusaha nyari satu cutting yang bisa istilahnya nentori kita jadi ngajari kita jadi waktu itu kita semester 1 target kita tuh buat literatur review tapi ternyata sama cuttingnya tuh dimarahi gitu, kalau mau menang ya kalian harus belajar juga membuat systematic review jadi waktu semester 1 itu kita udah belajar gimana cara buat systematic review habis itu di semester 2 itu udah belajar membuat meta-analisis terus sekarang udah belajar membuat network meta-analisis jadi ternyata dari lingkungan pertemanan itu kita sama-sama belajar dari awalnya gak ngerti sama sekali ternyata kita sekarang udah bisa membuat Apa ya, karya-karya yang dulu itu kita gak mungkin bisa kalau misalnya mungkin aku gak ketemenan sama mereka. Dan itu sangat membantu terutama dalam proses membuat skripsi itu dari awal. Tanpa ada blok metodologi penelitian pun, aku sama teman-temanku ini udah mulai buat skripsinya. Karena kita udah ngerti gimana cara membuat metodologi penelitian itu. Oke, berarti itu adalah kuncinya membangun relasi dari awal ya, supaya konsisten sampai semester akhir.
Kalau dari Kak Fania nih, udah menemukan relasinya belum? Karena kan ini masih 2024, katanya mulai dari Mabani. Gimana Kak Fania? Agak unfair ya Kak Ana Ilkom soalnya isinya orangnya ngomong. Oh oke, berarti langsung terjalin aja ya relasinya.
Oke, apakah terjawab untuk Kak Adis? Baik, terima kasih. Untuk itu kita langsung saja membuka pertanyaan kloter kedua. Mungkin kalau tadi rekan-rekan dari mahasiswa Universitas Erlangga boleh yang tadi teriak dari luar unar?
Boleh ya? Oke, yang paling semangat boleh di sebelah kanan. Langsung dua.
Pertanyaan nih kayaknya nih, bawa buku ya, kita langsung dengar aja, silahkan. Bismillahirrahmanirrahim, dan selamat pagi. Sebelumnya perkenalkan nama saya Indriani dari Swidianusantara, tepatnya itu di Sulawesi Tengah, Kota Patung. Jadi pertanyaan saya itu seiring dengan...
dengan zaman teknologi apakah ada hard skill yang Kamakswil dan Kavania rasakan semakin penting untuk dipelajari dan jika kakak harus memilih mana yang menurut kakak lebih penting untuk kemampuan teknik hard skill atau kemampuan interpersonal soft skill dan mengapa. Oke baik terima kasih Kak Indriani jauh-jauh nih datang dari Sulawesi Tengah boleh dong berikan tepuk tangan yang meriah. Wow jadi tadi pertanyaannya ada dua ya tentang hard skill dan juga mana lebih penting hard skill dan juga interpersonal atau soft skill.
Oke kita langsung aja mungkin pertanyaan yang kedua dari non-unar dulu nih. Oke oke oke sweet sweet sweet. Oke silahkan boleh yang sebelah sini. Mas sebentar ya, ini cewek-cewek saya takut nanti masnya diamuk. Pagi, Mas Maxwell dan Fania dan kakak moderator.
Sebenarnya makasih banyak sudah dikasih kesempatan untuk memberi pertanyaan. Sebelumnya perkenalkan, aku Nesha. Kami dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara di Medan. Dari Sumo, jadi mungkin pertanyaan aku untuk keduanya sih dan terutama mungkin Mas Maxwell karena udah semester 7 kan ya sekarang.
Nah kita kan sebagai mahasiswa semester 7 tuh sering burn out gak dan kira-kira gimana sih cara Mas Maxwell tuh untuk kayak nge-overcome burn outnya dan apa sih yang masih ngemotivasi Mas Maxwell untuk terus berprestasi sampai sekarang dan Fania juga sih gitu. Mungkin itu aja pertanyaan dari aku, makasih. Oke, baik terima kasih Kak Desya. Boleh berikan tepuk tangannya jauh-jauh dari Medan.
Oke, masih ada satu pertanyaan lagi. Oke, ini ada yang di belakang sini dari tadi, boleh deh mas yang ini biru muda. Cek, cek. Baik, semuanya terima kasih atas kesempatannya.
Perkenalkan saya Muhammad Gardayat dari Universitas 11 Maret, Surakarta. Jadi pertanyaan saya kan kakak-kakak ini selain kuliah juga sangat aktif di non-kuliah ya, maksudnya di non-akademik. Nah gimana caranya menjaga motivasi buat tetap kuliah, sedangkan mungkin di non-kuliahnya lebih senang, lebih bahagia, lebih pengen gitu lah. Gimana sedangkan di kuliah mungkin agak stres, pusing gitu. Pernah gak sih prefer ke non-aktif, fokus di non-kuliah, di non-akademik, mungkin jadi content creator atau jadi yang lain gitu, sedangkan itu kan lebih bahagia, lebih passion.
Gimana tetap menjaga... pasti lebih pria dibandingkan lebih prefer ke non-akademiknya. Terima kasih. Oke baik, mungkin boleh tolong saya ulangi kembali tentang termotivasi untuk di non-akademik supaya bisa membalansikan lagi untuk yang di akademik.
Bagaimana tadi? Maaf tadi kecepatan ya mungkin ya. Ya jadi kan aktif juga di non-akademik, mungkin itu lebih passion juga di non-akademik. Gimana caranya menjaga motivasi supaya bisa tetap fokus kuliah, sedangkan di non-akademiknya lebih passion, lebih suka.
Pernah gak prefer lebih fokus di non-akademiknya daripada kuliahnya. Oke, baik. Sudah menangkap. Baik, terima kasih kakak Hidayat dari Surakarta.
Kenapa? Oh kakak tegar, mohon maaf ya ini hidayat siapa ya? Terima kasih kakak tegar dari Surakarta, boleh berikan tepuk tangan yang meriah. Oke ini kita udah menampung tiga pertanyaan dari mahasiswa teman-teman yang dari luar unar nih, sungguh luar biasa. Jadi kita langsung aja jawab pertanyaan yang pertama dari kak Indriani, itu tentang...
hard skill itu ada gak sih yang paling penting untuk hard skill itu? Dan juga lebih penting mana hard skill daripada interpersonal soft skill? Boleh dari Kak Fania terlebih dahulu.
Oke, terima kasih Kak atas pertanyaannya. Hai. Jadi kalau misalnya ditanya apakah ada hard skill yang penting, menurutku rata-rata hard skill itu penting karena itu suatu hal yang kita belajar di textbook kan.
Itu berarti sudah terbukti kalau kita itu Membutuhkan hal itu untuk masa depan kita. Jadi hard skill itu kan banyak ya, kayak matematika itu udah hard skill kan. Jadi menurutku itu satu hal yang benar karena matematika it's not about counting, tapi it's about gimana cara kita bisa mencari solusi dengan cepat.
Kan kalau matematika kan banyak caranya ya, ada cara cepat dan ada cara lambat. Dan gimana caranya kita bisa cari solusi yang cepat buat satu pertanyaan itu. Dan kalau disuruh pilih lebih penting hard skill atau soft skill, Karena duniaku itu dunia sosial ya, berkecimpungannya.
Aku lebih milih soft skill tapi bukan berarti aku membuang hard skill itu. Kenapa aku milih soft skill? Karena ada alasannya. Kan aku itu dari pro di ilkom kan, dari ilmu komunikasi.
Dan di situ kan yang nomor satu yang paling penting adalah bagaimana cara berkomunikasi dengan orang lain. Bagaimana cara menyampaikan pesan lewat sebuah tulisan, lewat sebuah film dan itu semua itu sebenarnya gak bisa dipelajari di buku, kita itu rata-rata juga belajarnya itu belajar praktek. Jadinya kalau dari aku sendiri dan dari pekerjaan yang aku lakukan dari sekarang itu aku lebih memilih soft skill tapi itu bukan berarti aku membuang hard skill ku, kayak gitu.
Apakah menjawab? Thank you. Oke sudah menjawab, selanjutnya boleh ditambahkan nih dari Kak Maxwell, silahkan. Iya kalau aku juga setuju sama Fania, menurutku Yang paling penting itu adalah soft skill, karena juga dari pengalaman-pengalaman ku, terus juga dari kata-kata dosen ku di kampus itu, beliau bilang yang paling penting itu adalah andap asor.
Jadi percuma kalau kita itu pinter, sepinter apapun, tapi kalau kita enggak punya tata kerama itu menurutku ya kita enggak akan jadi apa-apa kalau menurutku. Jadi yang pertama kita harus bisa menempatkan diri kita, jadi kapan kita harus jadi orang yang seperti ini, terus kapan kita harus jadi seperti ini. itu kita harus tahu batasannya, itu yang pertama.
Terus hard skill itu juga penting. Jadi dari pengalamanku kalau kita buat paper, itu kan kita butuh aplikasi-aplikasi ya. Yang aku tidak mengerti, waktu aku SMA itu aku tidak bisa bahasa pemrograman itu aku setiap pelajaran itu aku stress, karena aku tidak mengerti caranya itu bagaimana.
Tapi ternyata waktu pertama kali menulis paper itu aku pakai Revman. Nah aku ngerasa nyaman aja pakai Revman, gampang banget. Tinggal masuk-masukin, habis itu tiba-tiba jadi keluar hasilnya.
Tapi ternyata aku harus nyoba belajar pakai aplikasi-aplikasi yang lain. Misalnya Stata, kemudian RStudio, terus ada juga SPSS. Karena ada analisis-analisis yang gak bisa dilakukan pakai Revman gitu. Jadi mau gak mau aku tuh harus belajar pakai aplikasi-aplikasi yang lain gitu. Dan terutama RStudio, karena kalau RStudio kan pakai ini ya.
bahasa pemrograman. Nah kalau aku nggak bisa bahasa pemrograman kan aku nggak bisa pakai RStudio. Jadi dua-duanya itu harus seimbang meskipun menurutku soft skill itu lebih penting gitu.
Oke jadi kalau bisa mungkin diseimbangkan ya. Oke apakah sudah terjawab Kakak Indriani? Oke terima kasih.
Selanjutnya kita masuk ke pertanyaan kedua dari Kak Desya. Itu untuk Maxwell yang mana ini Kakak Desya juga sama-sama semester 7. Pernah gak sih ngerasa burnout? Nah, terus gimana caranya mungkin mengatasi itu? How to overcome? Ya, silahkan.
Ya, sebagai manusia pasti kita pernah burnout sih. Yang pertama itu, semua orang pasti pernah burnout. Dan itu tergantung kita, gimana cara kita mengatasinya. Kalau aku pertama mencegah burnout, itu ya itu.
Dari belajar ujian boleh, dari hari pertama kuliah. Tapi itu belajarannya itu di kuliah aja. karena aku pernah coba belajar dari hari pertama kuliah itu maksudnya belajar buat ujian jadi dari pulang kuliah sampai tidur itu aku belajar akhirnya beberapa hari sebelum ujian itu aku burn out terus aku akhirnya gak belajar akhirnya nilainya itu lebih jelek daripada aku belajarnya itu hamil 1-2 minggu sebelum ujian gitu jangan hamil 1 juga tapi ya jangan SKS itu karena gak akan bisa gak akan sempat habis itu kalau misalnya udah burn out biasanya aku Tidur, jadi aku tidur beberapa jam kemudian bangun lagi kalau misalnya masih males itu aku mandi. Jadi aku bisa pernah aku sehari mandi itu lima kali pernah karena ujiannya itu banyak-banyak terus aku enggak punya waktu buat tidur jadi kalau aku ngantuk aku mending mandi gitu. Terus kita juga bisa self-reward jadi penting banget buat kita self-reward sesuai dengan kemampuan kita masing-masing.
Karena menurutku yang paling penting itu kan kita kenal sama diri kita sendiri. Yang kedua itu kita cinta sama diri kita sendiri. Jadi jangan menyiksa diri ya.
Jangan aduh aku hari ini belajar 24 jam. Itu jangan. Karena nanti kita itu akan burn out. Terus kita sakit tambah hasilnya enggak karuan-karuan gitu.
Oke. Nah itu tuh cara mengatasi burn out. Kalau misal tadi pusing ya belajar sampai 5 kali mandi itu berarti.
Otaknya panas langsung disiram air ya berarti ya. Oke kira-kira relate gak nih sama kapannya buat ngatasin burnout juga ketika kuliah? Aku cuma relate satu.
Aku relate-nya di tidurnya. Nah tapi mungkin tidurku lebih lama jadinya aku gak sempat mandi ke 12 sampai pagi. Oke jadi lebih milih tidur ya.
Oke apakah menjawab ya kakak Desya? Oke sudah menjawab kita masuk ke pertanyaan yang... Terakhir dari kloter kedua ini dari Kakak Tegar yakni motivasi untuk mengembangkan skill di non-akademik dan pernah gak sih ngerasa kayak non-akademik ini passionku banget aku disini aja deh pernah gak ngerasa kayak itu boleh dari Kak Fania? Oke kan kalau misalnya soal non-akademik tadi kan memang sudah banyak dijelaskan tapi apakah aku pernah ngerasa kalau misalnya pekerjaanku tuh lebih asik dan lebih apa ya lebih menguntungkan untuk diriku mungkin daripada aku kuliah. Jujur, aku gak pernah mikirin kayak gitu, karena aku selalu menaruh mindset di otakku kalau misalnya kuliah itu gak cuma kita baca buku, belajar, dan menulis dan mengerjakan tugas, tapi juga itu yang membedakan kita dari orang lain dari pola pikir kita.
Jadi aku tuh selalu dikasih tahu sama orangtuaku, sebenarnya kalau kamu mau gak kuliah tuh kamu sudah memiliki kerja stabil, kamu sudah bisa menghasilkan uang dari menjadi penulis, kamu sudah bisa menghasilkan uang dari buat video, maksud saya itu kamu bisa gantungkan dirimu untuk 10 tahun ke depan dengan hal itu. Tapi kamu mau dapat pola pikir dari mana kalau tidak dari kuliah? Itu yang selalu dikasih tahu sama orangtuaku.
Jadi semenjak itu aku selalu berpikir bahwa Kuliah itu sama pentingnya sama hal-hal yang aku lakukan di luar kuliah sehingga aku harus mempertahankan kuliahku sampai aku bisa lulus dari sini dan aku bisa mendapatkan ilmu-ilmu yang aku gak bisa dapetin di membuat konten itu sendiri. Karena aku kalau bisa jujur banyak banget temen-temenku yang seumuran aku ya, ini aku ngomongnya seumuran aku aja, yang dia itu lebih milih konten dan gak milih kuliah. Karena tidak mempertimbangkan hal-hal yang disitu tadi. Jadi aku sangat bersyukur aku bisa melihat perspektif di mana kuliah itu enggak cuma dari membaca textbook, tapi juga bagaimana kita bisa menambah relasi, bisa juga menambah perspektif kita, dan juga bisa meningkatkan pola pikir kita.
Karena menurut aku pola pikir adalah salah satu hal yang paling penting untuk seorang manusia hidup di dunia ini. Semua enggak cuma tentang uang, tapi juga... Bagaimana kita bertahan hidup itu juga dari pola pikir kita.
Oke berarti mulai dari pola pikir kita. Oke silahkan Kak Maxwell untuk menanggapi pertanyaannya. Jadi aku tadi dengar juga dari Vania kan dari konten itu bisa dapat pendapatan.
Ya aku setuju dan aku tuh gak nyangka uangnya tuh sebanyak itu. Jadi aku gak punya ekspetasi apa-apa dari awal, jadi sekarang itu aku juga kaget gitu. Tapi aku sama kayak Fanny, aku juga gak punya pikiran untuk memprioritaskan hal-hal konten itu di atas dari kuliahku. Karena yang pertama itu aku merasa bersyukur aku bisa kuliah di sini, karena benar-benar gak nyangka kalau misalnya dari SD, SMP, SMA, mungkin SD, SMP terutama ya, itu gak punya pikiran aku bisa kuliah di Fakultas Kedokteran UNER. Itu enggak punya pikiran sama sekali.
Jadi kalau sekarang mungkin hasil dari usahaku, terus habis itu doa-doaku, ternyata sudah diwujudkan aku bisa kuliah di sini. Ya sampai kapanpun aku akan tetap berusaha supaya aku bisa lulus gitu. Meskipun ada apa ya, mungkin tantangannya itu banyak banget gitu.
Dari jadwal yang sibuk, habis itu ada hambatan-hambatan yang lain. Tapi aku tetap berusaha untuk menyelesaikan ini karena ya itu. Dari dulu aku ingin dapat yang ini.
Pengen kuliah di sini, kalau misalnya Tuhan sudah mengizinkan aku bisa kuliah di sini, ya aku akan menyelesaikan itu. Oke, keren sekali. Berarti mulai dari langkah kecil saja juga. Oke, selanjutnya kita ini sudah menjawab tiga pertanyaan ya. Tadi kakak apakah sudah terjawab pertanyaan yang terakhir dari kakak Tegar?
Sudah ya? Oke. Nah selanjutnya mungkin ada satu saja pertanyaan terakhir, saya mau mungkin pertanyaan yang menjadi klimaksnya, pertanyaan paling menarik, boleh. Angkat tangan dalam hitungan 3, 2, 1. Mungkin boleh dari kakak yang sebelah sini, silahkan satu pertanyaan saja.
Baik, selamat. Selamat pagi saya Helen Kartika dari Teknologi Pangan Unikat Majaya. Oke baik mungkin langsung aja ya.
Tadi sempat dibahas mengenai skala prioritas dari Maxwell dan juga Fania. Bagaimana cara kakak mengatasi kegiatan yang mendadak gitu ya. Bagaimana cara mengatasi distraksi tersebut yang mana distraksi tersebut merupakan skala prioritas yang penting.
Misalnya saja di sini ada lomba gitu ya dan di sana juga ada lomba dan kebetulan di waktu yang bersamaan itu bagaimana caranya? Terima kasih. Oke baik terima kasih. Dari kakak siapa tadi? Mohon izin namanya.
Nama saya Helen. Helen oke baik terima kasih kakak Helen. Pertanyaan tentang distraksi ya emang kalau misal kita jadwalnya lagi padat apalagi sebagai mahasiswa gimana sih cara kita mengatasi distraksi itu supaya kita mungkin bisa berjalan sesuai plan kita.
Mungkin boleh dari Kak Maxwell. Iya, jadi kita sebagai mahasiswa itu banyak banget hal-hal yang ada di luar kendali kita. Terutama misalnya jadwal kuliah atau jadwal-jadwal organisasi.
Kalau kita ikut banyak kegiatan, banyak organisasi kan pasti jadwalnya kan banyak banget. Dan kadang-kadang itu ada kegiatan-kegiatan yang mendadak gitu. Aku setuju itu jadi masalah yang sampai sekarang itu cukup sulit untuk diatasi. Tapi kalau dari aku, aku tuh berusaha supaya tugas itu misalnya ada tugas ya, langsung tak kerjain. supaya kalau misalnya ada sesuatu yang mendadak itu aku nggak keteteran jadi misalnya kalau di UNER itu kita bisa di FK UNER itu kita bisa sempro semester 4 terus kita bisa sembah setelahnya jadi terserah nah aku itu nyoba sembah semester 5 kemarin karena aku mikir aku nggak tahu di masa depan itu kayak apa jadi aku takut mungkin di masa depan ada kesibukan nanti aku bakal kerepotan gitu dan ternyata bener sekarang aku suibu banget dan untungnya aku sudah sembah di semester 5, aku gak bisa bayangkan kalau misalnya aku belum sembah sekarang dengan kesibukan yang seperti sekarang, aku bakal sepusing apa gitu.
Jadi yang pertama itu kita harus punya plan jauh ke depan. Kalau misalnya ada sesuatu yang bisa dikerjain lebih cepat, ya kenapa enggak gitu. Oke, baik.
Sudah menjawab juga mungkin setengahnya, mungkin boleh dilengkapi lagi dari Kakak Fania. Silahkan. Oke, kalau misalnya kayak gitu, aku itu juga skala prioritas gak cuma aku bagi dari tiga topik itu tadi, tapi aku juga bagi dengan skala prioritas yang benar-benar prioritasnya.
Mana yang mendesak penting, mana yang mendesak tidak penting, mana yang penting tidak mendesak, dan mana yang tidak mendesak tidak penting. Nah, kadang aku itu juga pernah ikut lomba yang cukup banyak, misalnya aku dalam satu waktu, jangka waktu ikut lomba tiga gitu. Tapi ternyata yang satu... ada technical meeting yang satu ada awarding karena rata-rata kita nggak mungkin dong dua-duanya awarding itu sangat-sangat jarang terjadinya Nah kalau memang hal itu terjadi aku harus menentukan tuh skala prioritas di situ mana yang lebih penting ya kali ya yang mendesak dan penting itu pastinya yang awarding dong bukan yang masih technical meeting pasti kita bisa di backup oleh teman-teman kita pasti juga kita bisa di backup oleh notulensi yang kita bakal dapatkan nanti setelah perlombaan itu pemikirannya itu ke arah situ aja, maksudnya jangan diambil susah, mungkin itu adalah konsekuensi ya ketika kita mengikuti banyak kegiatan, ikut banyak lomba, ikut banyak organisasi, itu merupakan satu konsekuensi di mana waktu akan tabrakan.
Tapi selain hal itu juga pastinya ada kan yang tabrakan, gak cuma dari kegiatan akademik, tapi non-akademiknya bisa aja. Mendadak ada acara keluarga di hari yang kita seharusnya ada kegiatan lomba, nah itu tergantung dari diri kita, kita itu lebih mementingkan yang mana. karena itu tidak bisa dijawab oleh orang lain.
Bisa aja dia memprioritaskan dirinya sendiri nomor satu baru orang-orang di sekitarnya. Ada juga yang dia lebih milih untuk memprioritaskan orang lain daripada dirinya sendiri. Jadi itu varies tapi aku cuma bisa bilang disini kita harus tahu mana yang.
penting dan mendesak, mana yang mendesak aja tapi gak terlalu penting, mana yang tidak mendesak tapi penting, sama mana yang tidak penting dan tidak mendesak. Aku harap itu menjawab. Oke baik, apakah sudah menjawab kakak? Oke baik, terima kasih. Oke boleh dong berikan tepuk tangan yang meriah untuk pembicara kita hari ini yang luar biasa.
Ternyata gak kerasa ya kita udah ngobrol banyak banget nih, udah sejam lebih, karena disini emang interaktif banget. Terima kasih banyak teman-teman yang sudah menyimak. Kalau misalnya tadi kita boleh tarik kesimpulannya yang mana untuk menjadi mahasiswa bertalenta, kita harus memiliki kreativitas dan juga soft skill.
Kreativitas di sini kita bisa ambil dengan mengenali diri sendiri terlebih dahulu. Jadi kita tahu bagaimana limit dari diri kita dan juga mungkin banyak-banyak trial and error untuk mengenali passion kita. Dan untuk soft skill ini teman-teman mulai dari semester 1 aja nih. bisa langsung mengembangkan soft skillnya yakni solutif dan juga inovatif supaya nanti teman-teman bisa jauh lebih produktif menjadi mahasiswa yang bertalenta.
Karena kita semua adalah generasi emas Indonesia menuju tahun 2045. Boleh berikan tepuk tangan untuk kita semua? Oke ternyata sudah banyak sekali insight baru pada hari ini. Kami ucapkan terima kasih kepada pembicara kita hebat yang...
Hari ini sungguh luar biasa ya Kak Maxwell dan juga Kakak Fania. Untuk itu boleh dong kita tutup dengan jargon untuk di atas panggung ini. Oke teman-teman masih ingat kan ya untuk jargonnya? Oke nanti boleh berteriak ya kayak Kak Maxwell yang teriak-teriak kalau lagi belajar.
Oke kita langsung aja kalau misal bilang Pimnas 37 jawabnya, semangat berprestasi. Talenta Sains menginspirasi, betul ya? Oke kita langsung saja, BIMNAS 37, semangat berprestasi, Talenta Sains menginspirasi. Tepuk tangan untuk kita semua dan terima kasih untuk pembicara hebat kita, kami persilakan untuk kembali ke tempat. Baik, kita telah melewati sesi...
Talkshow interaktif ya hari ini yang tentunya sangat luar biasa namun sebelum itu karena tadi nih udah bersemangat saya ingin mau mengembalikan ya semangat teman-teman dengan adanya apa ya sedikit performance dari saya. Buah semangka muncul di kartun. Cade.
Akhir kata bolehkah saya berpantun? Oke diizinkan ya. Bapak Menteri pergi ke Pasar Turi, makanya roti dicampur meses. Saya Putri pamit undur diri, semoga dengan acara ini masa depan kita bisa sukses. Kalau ada sumur di ladang, bolehlah kita menumpang mandi.
Jika ada acara lagi yang akan datang, Boleh dong saya moderator lagi. Oke terima kasih. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saya kembalikan ke MC.
Oke baik terima kasih kepada moderator atas sesi talk show interaktif yang sangat inspirasi pada pagi hari ini. Baik selama sesi ini kita telah mendapatkan banyak sekali wawasan yang begitu berharga. Dari gagasan yang inovatif, solusi kreatif, hingga pandangan yang membuka mata kita untuk... Menjadi generasi muda yang bisa berkontribusi nyata bagi negeri ini.
Saya berhati-hati merasa sangat terinspirasi dan saya yakin hari ini juga merasakan hal yang sama. Oke baik, berikutnya adalah ada sesi untuk penyerahan plaka secara simbolis dari pihak Universitas Erlangga kepada pihak Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN. Untuk itu kepada Prof. Bimo dan Prof. Atur dipersilakan menuju panggung.
Hai bisa diakui bisa dibantu yang menyerahkan pelakat simbolis dari pihak penyusunan tas air lagu atau pada pihak badan riset dan inkas nasional Baik, selanjutnya ada pengirapan dari pihak pada riset inovasi nasional Indonesia kepada pihak Universitas Air Langga Musik Bapak yang disampaikan oleh Prokimo pada waktu suatu, pembicara keynote speaker pada pagi ini. Selanjutnya adalah penyerahan cenderung mata yang akan disampaikan oleh Prof. Bimo kepada pih pembicara, kepada Maxwell Solvador bisa menunjuk ke panggung untuk beroperasi di penyerahan cenderung mata. Untuk preview bisa lokan dokumentasi penyerahan cenderamata kepada pembicara Maxwell Salpador Baik berikutnya kami mengundang Saudara Fania dan Ibu Nur Aini untuk penyerahan cinderamata dan memperhagat kepada tuyak pembicara.
Sindromatakan dikampikan oleh Ibu Faraday Mbak Kip di PT ...ke depan kodien untuk sesi foto bersama kepada peserta Stadium General pagi hari ini. Terima kasih. Mohon izin, Bapak Ibu saya akan pandu untuk nanti Untuk teman-teman semua Nanti menjawabnya ketika saya bilang unar, bilang hebat Terus Universitas Erlangga, excellence with morality Oke?
Baik Satu, dua, tiga Unar! Unar! Universitas Erlangga Excellence with morality Baik, dengan dikali BTI, proses yang luar biasa pagi hari ini.
Sebelum kita menutup acara Stadium General Padihir ini, akan ada, maaf saya ulangi lagi, setelah ini adalah sesi penutupan, kami mengucapkan terima kasih dari seluruh pihak yang berpartisipasi atas kehadiran Stadium General Pimnas, ke-37 pada pagi hari ini di Aula Chandra Dimuka, Gedung Nano Kampus C, Universitas Air Langga. Dan dengan ini, saya, Bagus Dimas Pamukas, Direktur Jenderal Riset dan Inovasi BEM Unair 2024, mengucapkan terima kasih atas kehadiran dan partisipasi seluruh pihak dalam acara Stadium General Pimnas ke-37 Universitas Air Langga. Semoga apa yang kita dapatkan hari ini bisa menjadi motivasi dan inspirasi untuk kita semua terus berkarya dan berinovasi. Sampai jumpa di kesempatan berikutnya, tetap semangat, tetap kreatif, dan teruslah menjadi pribadi yang solutif, inovatif, dan produktif. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.