Catatan Kuliah tentang Format Assessment

Pendahuluan

• Pengantar tentang pentingnya pemahaman format assessment.
• Reaksi murid terhadap kalimat "besok Kita ulangan"
  • Cemas dan khawatir.
  • Fokus pada hafalan daripada pemahaman.

Klasifikasi Assessment

1. Assessment Tradisional

   • Format paling umum.
   • Bentuk: tes pilihan ganda, tes benar/salah, soal isian pendek, dan esai.
   • Kelemahan:
     • Terbatas dalam menilai kompetensi.
     • Hanya mengukur pengetahuan di waktu tertentu.
     • Tidak bisa membedakan antara pemahaman nyata dan keberuntungan.
   • Penggunaan yang lebih Optimal:
     • Pilihan ganda yang lebih panjang dan analitis.
     • Tes esai untuk penilaian analisis dan refleksi.

2. Assessment Alternatif

   • Mampu mengakomodasi penilaian yang lebih holistic.
   • Alat tes yang digunakan:
     • Pertanyaan terbuka.
     • Bermain peran.
     • Demonstrasi.
     • Praktik langsung.
     • Eksperimen proyek.
     • Portofolio.
   • Contoh Portofolio:
     • Jurnal atau diary untuk refleksi murid.
     • Penilaian berdasarkan rubrik di akhir semester.
   • Proyek:
     • Menunjukkan kemampuan murid dalam mengolah pengetahuan.
     • Penugasan individual atau kelompok.
     • Contoh penugasan: rencana, karya seni, proposal penelitian, presentasi multimedia.

Implementasi Assessment Alternatif

• Melihat proses belajar dari berbagai sisi:
  • Aplikasi pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.
  • Refleksi murid terhadap pengetahuan yang telah dipelajari.
• Menuntut komitmen guru dalam evaluasi.

Perbandingan Format Assessment

• Assessment Alternatif:
  • Mampu mendokumentasikan kemajuan belajar yang lebih berorientasi pada proses.
  • Menilai sikap, perilaku, dan pemahaman mendalam.
• Assessment Tradisional:
  • Mengukur kemampuan dalam waktu singkat.
  • Hanya sebatas pengetahuan dan pemahaman.

Kesimpulan

• Penting untuk membuat assessment yang lebih bermakna bagi murid.
• Penggunaan kedua format asesmen sesuai kebutuhan.
• Selamat bekerja kepada Ibu dan Bapak Guru!