Segera download Quran Tadabur, tafsir dalam genggaman Anda. Alhamdulillahi ala ihsanihi wa syukrulahu ala tawfiqihi wa imtinanihi wa asyhadu an la ilaha ilallah wa ahdahu la sharika lahu ta'ziman li sya'nihi wa asyhadu anna muhammadan abduhu wa rasuluhu da'ila ribuanih Allahumma salli alaihi wa ala alihi wa ashabihi wa ikhwanih Ikhwan dan akhwat, para wali murid yang dirahmati oleh Allah SWT Pada kesempatan yang bahagia ini kita akan bahas tentang urgensinya kita belajar akhidah secara umum ya. Tentu belajar akhidah sangat penting secara umum ya dalam keseharian kita apalagi dalam dunia pendidikan ya. Terutama kita sama-sama sadar di zaman sekarang ini dengan adanya zaman medsas, zamannya ledakan informasi ya.
Zaman dimana semua orang yukjab, biru'ihe, siap orang bangga dengan... Zaman dimana semua orang menyampaikan isi kepalanya, zaman dimana orang-orang yang ahlul batil menyebarkan kebatilannya dengan melalui informasi dan media sosial dan yang lainnya, maka ini semakin... Menekankan kita akan pentingnya kita belajar akidah yang benar agar kita terbentengi dari segala bentuk keyakinan yang keliru tentu dengan karunia Allah SWT maka pada kesempatan kali ini saya akan menyampaikan beberapa poin-poin sebagai gambaran tentang pentingnya kita belajar akidah.
Kita sendiri perlu belajar. Apalagi anak-anak kita, kita saja sebagai da'i. para ustad, para ustadah semuanya harus belajar ya, karena itu berkaitan dengan kepentingan kita sendiri, demikian juga penting bagi anak-anak didik kita menanamkan akidah kepada mereka, terutama di masa di masa mereka masih, di masa dini ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allah SWT, akidah Ilmu akidah diberi dengan istilah khusus oleh para ulama menunjukkan tentang urgensinya.
Mereka menamakan seperti ilmu usul din, pokok-pokok agama. Maksudnya adalah perkara akidah. Sehingga disebut dengan usuluddin pokok-pokok agama. Yang lain semuanya penting, tapi ini yang paling penting.
Maka disebut dengan usuluddin pokok-pokok agama. Mereka juga menamakan ilmu akhira dengan al-fiqhul akbar. Fiqh besar.
Karena di sana ada fiqh biasa, fiqh... yang berkaitan dengan akam, dengan hukum-hukum fikih, hukum-hukum syari'i ada yang lebih agung daripada itu semua yaitu al-fikhu al-akbar fikih besar, yaitu maksudnya ilmu ilmu akidah oleh karanya para ulama sejak dahulu Mereka memberi porsi yang besar tentang masalah akidah. Mereka menulis buku-buku khusus tentang akidah. Perhatian mereka besar terhadap ilmu akidah. Sejak zaman para salaf hingga saat ini.
Ikhwan dan ahwad yang rahmatillah subhanahu wa ta'ala. Saya akan menyebut tentang berapa poin-poin yang menunjukkan organsinya kita belajar ilmu akidah. Perkara-perkara.
yang menunjukkan urgensinya belajar akidah. Perkara tersebut banyak. Yang pertama, kalau kita menilai kepada sejarah, bahwasannya ternyata ayat-ayat dalam Al-Quran yang pertama kali turun tentang akidah.
Ayat-ayat Al-Quran. Pertama kali turun tentang akidah. Bukan tentang halal dan haram. Ini sebagaimana dijelaskan oleh Aisyah radiyallahu ta'ala dalam hadis yang dilihat dari Al-Bukhari. Hadis nomor 4.993.
Dimana Aisyah radiyallahu ta'ala berkata, Yang pertama kali turun dari Al-Quran adalah surat dari Al-Mufassal Al-Mufassal itu surat-surat pendek mulai dari surat Qaf atau surat Ul-Hujurat sampai surat An-Nas Yang itu adalah Rata-rata adalah surat makiyah, yang rata-rata isinya adalah akidah. Surat mufassal maksudnya suratnya ayatnya pendek-pendek. Sehingga seperti terpotong-potong ya.
Al-mufassal. Dan itu mulai dari surat al-hujurat, ada yang mengatakan dari surat qaf, sampai surat an-nas. Dan itu rata-rata adalah surat makiyah dan rata-rata berbicara tentang akidah, tentang surga dan neraka, tentang hari kebangkitan, tentang kerasulan Nabi Muhammad SAW. Kemudian kata Aisyah Yang pertama yang terdiri dari Al-Quran adalah surat dari Al-Mufassal Situ ada penyebutan tentang surga dan neraka Ketika manusia sudah kokoh dalam Islam, kembali kepada Islam Maka turunlah ayat-ayat tentang Al-Halal dan Al-Haram, tentang fikih Kemudian Aisyah mengingatkan, Seandainya ayat yang pertama kali turun dalam Al-Quran adalah larangan minum khamar.
Seandainya ayat pertama kali turun, Jangan kalian minum khamar. Maka orang-orang kafir Quraish akan berkata, Kami tidak akan meninggalkan minum khamar selama-lamanya. Artinya mereka akan menentang.
Kenapa mereka akan menentang? Karena akidah mereka belum kokoh. Belum kokoh. وَلَوْ نَزَلَ لَا تَزْنُو Seandainya turun firman Allah yang pertama kali, jangan berzina, لَقَالُوا مَرَكَةً لَا نَدَأُوا زِنَىٰ أَبَادًا Kami tidak akan meninggalkan zina selama-lamanya. Oleh karenanya, ini dalil bahwasannya yang pertama kali turun dari Al-Quran, adalah ayatnya tentang akidah.
لَقَوَتْ نَزَلَ بِمَكَّةَ عَلَىٰ مُحَمَّدٍ صَلَىٰ وَلِيْهِ وَسَلَامٍ وَإِنِّ لَا جَارِيَةٌ أَلْعَبٍ Sungguh telah turun kepada Nabi SAW ketika Nabi masih di Mekah. Dan ketika itu, Aku masih adalah seorang gadis kecil remaja yang bermain-main Firman Allah Balis sa'atu ma'u'iduhum wa sa'atu aja'a wa amar Yaitu surat dari surat Al-Qamar Ayat dari surat Al-Qamar Tentang hari kiamat Bahwasanya hari kiamat adalah janji yang akan mendatangi mereka Wa sa'atu aja'a wa amar Dan hari kiamat adalah perkara yang sangat dahsyat Dan lebih pahit Ini jadil bahwasanya Ayat-ayat pertama kali turun dari Al-Quran adalah ayat-ayat tentang akidah, terutama surat-surat Al-Mufassal rata-rata surat-surat Al-Mufassal adalah surat makiyah, kita saja baca tentang surat-surat dalam Juz'Amma nuansanya adalah nuansa akidah tentang hari kiamat surga, tentang neraka, tentang hari kebangkitan, tentang keimanan Al-Quran, tentang Rasulullah SAW, ini menunjukkan bahwasannya akidah harus yang pertama. Tadi isyarat dari Aisyah RA bahwasannya akidah harus yang pertama.
Agar apa? Agar jiwa siap menerima hukum-hukum yang lain. menerima perintah-perintah Allah, dan larangan-larangan Allah. Tadi Aisyah mengatakan, seandainya yang pertama kali turun, jangan minum khamar, mereka akan minum khamar.
Mereka tidak akan nurut. Kenapa? Akidah belum matang.
Kalau seandainya pertama kali turun, la taznu, jangan kalian berzinah, maka mereka akan berzinah. Karena akidah mereka belum matang. Ini menunjukkan tentang urgensinya belajar akidah, terutama di awal-awal pendidikan.
Kemudian urgensi yang kedua misalnya yang menunjukkan akan hal ini, bagaimana perhatian Nabi? Bata Nabi SAW tentang akidah seumur hidup beliau seumur hidup beliau kita tahu ikhwan dan ahwad para wali-wali murid jama'in rahmatillah subhanallah Nabi SAW berdakwah dengan dua fase dua fase dakwah Nabi Yang pertama namanya Fasi Mekah, dan ini selama kurang lebih 13 tahun. Kemudian Fasi Madinah, dan ini kurang lebih 10 tahun.
Jadi Nabi SAW berdoa sekitar 23 tahun. Selama di Mekah, fokus Nabi SAW di Mekah, fokus akidah. Fokus akidah secara total. Pembahasan selalu semua masalah akidah. Selama 13 tahun.
Oleh karenanya tidak turun hukum-hukum fikih. Kecuali sholat. Kecuali sholat menjelang Rasulullah SAW berhijrah. Itu ketika islami raj.
Tidak ada hukum fikih yang turun kecuali sholat. Dan sholat adalah bagian daripada praktek akidah. Karena menguatkan hubungan antara seorang hamba dengan Rabbul Alam. Ketika di Madinah.
Ketika di Madinah. Di sela-sela pembelajaran akidah. turun hukum-hukum fikih turun hukum-hukum fikih namun bukan berarti Nabi SAW tidak lagi membahas akidah, tetap Rasulullah SAW membahas akidah, meskipun divasi makam makanya, diantara akhir perkataan Nabi SAW sebelum Nabi SAW meninggal ini adalah masalah akidah Rasulullah SAW ketika sakit parah dan akan meninggal dunia, Rasulullah SAW berkata لَأْنَتُ اللَّهُ عَلَى الْيَهُدِ وَالنَّصَارَى اِتَّخَذُوا كُبُرَ أَنْبِيَئِهِمَا سَجِدًا Allah melaknat Yahudi Nasara, menjadikan kuburan-kuburan Nabi Nabi mereka sebagai masjid, sebagai tempat ibadah.
Itu Nabi ucapkan menjelang akhir hayat beliau. Jadi jangan sampai salah sangka menyatakan bahwasannya Nabi SAW ketika fokus akidah cuma masalah ketika di Mekah, di Madinah tidak. Di Madinah juga Nabi perhatian sama akidah, cuma disalah-salah perhatian Nabi terhadap akidah.
Alayhissalatu wassalam, turun hukum-hukum fikih. Karena dengan menjalankan hukum-hukum fikih adalah praktik daripada akidah. Mereka mulai tunduk dan mereka menjalankan hukum-hukum fikih. Tetapi Nabi SAW tetap perhatian sama akidah.
Makanya Rasulullah SAW mengirim surat kepada Raja-Raja Nasara, seperti kepada Heraklius, kepada Al-Muqawqis, Heraklius Raja Romawi, Al-Muqawqis Raja Mesir. Semua didakwai oleh Nabi SAW untuk masuk Islam. Rasulullah SAW mengirim da'i-da'i Mu'az bin Jabal ke negeri Yemen untuk menyampaikan akidah. Dan seterusnya.
Bahkan Rasulullah SAW menjelang akhir hayat, jadi saya mengatakan, Rasulullah SAW mengatakan, لَأَنَتُ اللَّهُ لِيَهُدُ مُنَ الصَّرَيْقِ تَخَذُكُ بْرَأَمْبِيَةً مَا سَاجِدَهَا Di akhir hayat beliau, beliau berkata, لَأَنَتُ اللَّهُ لِيَهُ لِيَهُ لِمَا صَلَى Ittakhadu kubur anbiya'ihim masajid. Kata Nabi SAW, Allah melaknat Yahudi Nasara, mereka menjadikan kuburan Nabi-Nabi mereka sebagai tempat ibadah. Ini menunjukkan perhatian Nabi kepada akidah, agar jangan sampai kuburan-kuburan tersebut menjadi sarana untuk berbuat syirik kepada Allah SWT.
Sampai Rasulullah SAW, di tengah sakit beliau, tidak ada pembahasan masalah. Masalah kesyirikan, tahu-tahu Rasulullah SAW berkata, secara ibtidaan, secara langsung beliau berkata, sambil membuka selimut beliau dalam kondisi demam. yang sangat tinggi, beliau berkata, لَأْنَتُ اللَّهُ عَلَى الْيَهُدِ وَالنَّصَارَةِ Allah melakkan Yahudi dan Nasara, إِتَخَذُوا كُبْرَ أَنْبِيَاً مَا سَاجِدًا dimana mereka menjadikan kuburan-kuburan Nabi mereka menjadi masjid Nabi mengatakan Rasulullah akan meninggal jangan jadikan kuburan-kuburan sebagai masjid-masjid tempat ibadah sungguh aku telah melarang kalian dari melakukan perbuatan tersebut ketika merawatkan dari sini beliau berkata kalau bukan karena larangan Nabi tentu kuburan Nabi sudah dikuburkan di luar Tapi kalau Nabi dikeluarkan, dikuburkan di luar tadi, khawatir ada sebagian orang jahil, kemudian menjadikan kuburan Nabi sebagai tempat ibadah sebagaimana kebiasaan orang-orang Yahudi dan Nasor. Tapi diantara urgensinya, yang menunjukkan urgensinya belajar Tauhid, diantaranya Nabi SAW mendahulukan Pengajaran kepada para pemuda tentang tawhid, tentang akidah, tentang iman, sebelum Al-Quran.
Ini poin yang kelihatannya sepil, tapi dia sangat penting. Saya bacakan hadis Nurti Ibn Majah dengan sanat yang sahih disahikan oleh Syekh Al-Bani R.A. dari Jundu bin Abdullah radiyallahu ta'ala anhu Beliau berkata, Kami bersama Nabi SAW dan kami adalah para pemuda yang hazawerah.
Hazawerah maksudnya jama'dari Al-Hazur, yaitu Yaitu masih remaja. Kami masih para pemuda, remaja yang masih kuat. Masih kuat ya, masih giat-giatnya.
Jadi, Jundub bin Abdullah berkata, Kami bersama Nabi SAW, yaitu dia bersama teman-temannya. Dan kami ketika masih fitian, masih para remaja, pemuda yang kuat. Maka apa kata Jundub bin Abdillah?
فَتَعَلَّمْنَا الْإِيمَانَ قَبْلَ أَنَّ تَعَلَّمْ الْقُرْآنَ ثُمَّ تَعَلَّمْنَا الْقُرْآنَ فَزْدَدْنَا بِهِ إِيمَانًا Kami belajar iman sebelum kami belajar Al-Quran. Kemudian kami belajar Al-Quran, maka bertambahlah iman kami dengan Al-Quran. Saya ulangi, beliau berkata, فَتَعَلَّمْنَا الْإِيمَانَ قَبْلَأْنَا تَعَلَّمْنَا الْقُرْآنَ Kami belajar iman sebelum belajar Al-Quran. ثُمَّ تَعَلَّمْنَا الْقُرْآنَ Kemudian setelah itu kami belajar Al-Quran, فَازْدَتْنَا بِهِ إِيمَانًا Maka bertambahlah iman kami dengan belajar Al-Quran.
Ini penting karena sebagian, jadi kita ketika mengajar anak-anak Al-Quran, disembari dengan belajar akidah. Jangan kita fokus Al-Quran, kita tidak ajari akidah. Akhirnya muncul kesalahan ketika seorang tidak diimbing dengan akidah belajar Quran. Mungkin hafalannya bagus, maka anak-anak tersebut mungkin sombong, mungkin angkuh, mungkin riak. Macam-macam ya, bisa penyakit timbul, macam-macam ya.
Niatnya nggak benar hanya sekedar ingin ikut juara-juara lomba, tafid misalnya. Nah penting kita menancapkan akidah dalam hati mereka. Sembari mereka belajar Al-Quran.
Bahkan disini dikatakan bagaimana kami belajar iman dulu, baru-baru belajar Al-Quran. Ketika iman kami sudah dapat, kami belajar Al-Quran, Al-Quran semakin menambah keimanan. Makanya, saya sampaikan bahwasannya ketika belajar Al-Quran, bukan hanya sekedar belajar hafalan, suara yang bagus, kemudian hanya husnul adha, penyampaian yang bagus, ya bagaimana membaca tilawah dengan baik.
Ajarkan juga diantara tafsir ayat-ayat tersebut, terutama Yus'amma. Ajarkan ya, anak-anak mungkin masih kecil, kita ambil surat-surat kecil disitu tentang... Kita pahamkan isinya Mereka mulai belajar tafsir Ayat-ayat tersebut sehingga mereka semakin kokoh Apa yang mereka baca mereka pahami Karena tadi kata Jundi bin Abdullah Kami belajar iman sebelum Al-Quran, jangan sampai Perhatian sama Al-Quran Belajar tajwidnya dengan begitu mendetail Dengan suara hal segini Ini bagus, tidak ada Tidak ada yang mengingkari akan Indahnya belajar ini semua, tetapi ketika Lalai dari mengajarkan akidah, bisa jadi terjadi hal-hal yang keliru.
Lihatlah bagaimana orang khawarij, mereka ahli Quran. Yaqra'un al-Quran, mereka wajah al-Quran. Mereka bahasa Arab, mereka belajar al-Quran. Tapi mereka tidak belajar keimanan.
Mereka tidak belajar keimanan. Maka bisa jadi seorang ketika hanya belajar al-Quran, tidak belajar isinya, tidak belajar keimanan, kemudian akhirnya menyimpang dalam... pemahaman, kita tidak memungkiri sebagian orang yang melakukan praktek-praktek radikalisme misalnya ngebom dan yang lainnya bukan mereka tidak hafal Quran, sebagian mereka mungkin hafal sebagian surah surah Quran, tapi mereka tidak ngerti maknanya, sebagaimana orang khawarij ya, kalau Rasulullah mengatakan ya kura'un al-Quran mereka orang-orang khawaris, mereka membaca Al-Quran tapi Al-Quran tersebut tidak melewati tenggorokan mereka, itu tidak masuk maknanya ke dalam hati mereka, hanya sekedar dibaca dibaca, dibaca, makanya ini penting bahwasannya bagi para pengajar sisikan waktu untuk mengajari anak-anak sebagian daripada tafsir surat-surat pendek tersebut, mulailah mereka terbiasa ternyata Al-Quran ini ada maknanya ternyata maknanya indah, ternyata tentang Allah SWT Ini diantara urgensinya belajar akidah.
Tapi diantara urgensinya yang lain, ini poin satu. Win, coba di foto lanjut. Masih ada poin-poin yang lain, kita lanjutkan setelah ini. Type yang berikutnya, yang keempat, bahwasannya belajar ilmu akidah, belajar akidah membantu Seseorang beribadah kepada Allah dengan baik.
Kita tahu bahwasannya tujuan hidup kita adalah untuk beribadah kepada Allah SWT. Allah berfirman, وَخَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَا إِلَىٰ لِيَعْبُدُونَ إِلَّا لِيَعْبُدُونَ Tidaklah... Aku menciptakan jinn dan manusia kecil untuk beribadah kepada aku.
Nah bagaimana kita bisa beribadah kepada Allah kalau kita tidak tahu tentang siapa yang kita ibadahi. Sering pepatah dalam negeri kita, tak kenal maka tak sayang. Tak sayang maka tak cinta tentunya.
Nah seorang ditutup kepada Allah untuk beribadah kepada Allah dengan rasa takut, dengan berharap, dan rasa cinta. Sebut dengan arkanul ibadat al-qalbiya. Rukun ibadah hati itu takut, berharap, dan cinta.
Nah ini tidak mungkin muncul. Takut kepada Allah Kemudian berharap kepada Allah Dan cinta kepada Allah, kecuali dengan mempelajari Nama-nama Allah dan sifat-sifatnya Itu pembahasan akidah Kalau kita tahu Allah razak, Allah merizik, Allah wahab Maka kita, rojak kita Semakin tinggi Ketika kita mempelajari sifat-sifat Allah Qawiyu, syedidul Iqab, Allah Hukumannya sangat berat, kita ada khawf kepada Allah Subhanallah Ketika kita baca Allah Al-Ghafur Ar-Rahim, maka ada timbul rasa cinta kita kepada Allah SWT. Dan ini menguatkan ibadah kita kepada Allah sehingga ibadah kita bukan ibadah yang hambar. Kita sedang bermu'amalah dengan pencipta kita.
Ketika kita mengenalnya, kita akan lebih mudah untuk beribadah kepada Allah SWT. Makanya, Al-Imam Ibn Rajab pernah berkata, أَفْضُلُ الْعِلْمُ الْعِلْمُ بِاللَّهِ Ilmu yang paling penting adalah ilmu tentang Allah. وَهُوَ الْعِلْمُ بِأَسْمَائِهِ وَصِفَاتِ وَفْعَالِهِ Yaitu ilmu tentang nama-nama Allah. dan sifat-sifatnya, dan perbuatan-perbuatannya. أَلَّا تِتُجِبُ لِصَحِبِهَا مَعْرِفَةَ اللَّهِ Yang dengan belajar ilmu-ilmu ini, maka akan mendatangkan ma'rifat kepada Allah.
وَخَسْيَتَهُ Dan akan menimbulkan rasa takut kepada Allah. وَمَحَبَّتَهُ Akan menimbulkan rasa cinta kepada Allah SWT. وَهَيْبَتَهُ Dan akan meras bagaimana agungnya Allah SWT.
وَإِجْلَالَهُ Dan akan menimbulkan pemulihaan, pengagungan terhadap Allah. وَأَظَمَتَهُ Dan keagungan Allah. dan bagaimana beribadah yang fokus kepada Allah dan akan bertawakal kepada Allah dan bersabar demi di jalan Allah SWT dan akan sibuk dengan Allah bukan kepada selainnya ini penjelasan yang agung dari Al-Imam Ibn Rajab dalam syar hadis Abid Darda beliau mengatakan Bahwasannya orang yang belajar ilmu tentang Allah, tentang sifat dan nama-nama Allah SWT, ini kan menimbulkan tadi khosya, pengagungan, rasa cinta, pengharapan, mencari keridon Allah SWT, sibuk, punya pikir yang selalu terfokus kepada Allah SWT, dan yang lainnya. Dan ini perlu dengan belajar akidah. Sehingga tujuan kehidupan dia di alam semesta ini bisa dia jalankan dengan baik, karena tujuan dia diciptakanlah untuk beribadah kepada Allah.
Nah bagaimana dia bisa menikmati ibadah tersebut jika dia tidak mengenal siapa yang dia ibadahi? Dia harus mengenal siapa yang dia ibadahi. Allah memperkenalkan dirinya dalam Al-Quran, dalam setiap lembar halaman dalam Al-Quran. Allah menyebutkan nama dan sifat-sifatnya.
Seorang berusaha mempelajari nama dan sifat-sifat Allah sehingga dia kenal betul siapa yang dia ibadahi. Benar-benar dia cintai, dia takuti, dia harapkan, dia rojak kepada Allah SWT. Dan seterusnya, dan ini benar-benar membuat dia semangat untuk beribadah.
Sebagian dikatakan oleh sebuah ulama, Siapa yang lebih kenal kepada Allah SWT? Kana minhu akhwaf, maka semakin takut kepada Allah SWT. Wali ibadatihi atlab, semakin semangat beribadah kepada Allah SWT.
Wa an maasiyatihi abad, dan semakin jauh dari maasiat kepada Allah SWT. Ini semua dibangun di atas akidah. Ini dibangun di atas ma'rifatullah. Mau tidak mau belajar ilmu akidah.
Anak-anak saja kalau kita jelas Allah itu begini, Allah begini. Mereka ada. Berharap, maka mereka berdoa Ya Allah masukkan aku dalam surga Ya Allah ilmiah aku dari neraka Ya Allah tolonglah ayah dan ibuku Ya Allah berilah kepadamu Karena mereka tahu Tuhan tempat mereka minta Mereka tahu Tuhan ternyata bisa melakukan apa saja Mereka tahu bosnya segera kebahagiaan di tangan Allah SWT Karena kalau kita ajarin mereka berdoa Mereka berdoa kepada Allah SWT Kenapa? Kita sudah tanamkan akidah kepada mereka Kemudian Di antara organisasi belajar akidah Yang kelima Siapa yang akidahnya kokoh, maka dia akan hidup dengan tenang.
Dia akan hidup dengan tenang. Jauh dari pemikiran yang menyimpang. pemikiran yang kacau dia akan tenang dan dia adalah orang yang paling bahagia bahkan dia adalah orang yang paling bahagia saya bilang orang, kita tahu bahwasannya pemikiran banyak tersebar di zaman sekarang pemikiran orang mentorehkan pemikiran dalam tulisan-tulisan, dalam ceramah-ceramah, semua berpendapat, semua berbicara.
Kalau ternyata hati kita kosong dari akidah, maka pemikiran tersebut akan masuk. Ketika masuk dalam hati kita, sementara kita kosong berbagai maksud, macam bikin carut-marut. Sehingga seorang menjadi bimbang, bingung siapa yang harus dia ikuti dari berbagai macam pemikiran, dari berbagai macam pendapat, dari berbagai macam ide, dan macam-macamnya ya.
Sehingga dia terjebak dan terombang ambing dalam kesatan. Kenapa hatinya kosong, tidak ada akidah yang kuat. Ini bahaya, bahaya terutama di zaman sekarang. Walaupun orang yang memiliki akidah yang benar, dia tenang, dia tahu ini tidak benar. Dia punya filter, ketika dia punya akidah, dia punya filter.
Ini tidak benar, ini ngawur. Sehingga dia tenang, dia kokoh dengan akidahnya yang kuat tersebut. Dia kokoh dengan akidahnya yang kuat, yang kuat tersebut.
Dan itulah yang makanya dikatakan, orang yang memiliki akidah yang kuat, dia memiliki rohan nafsinya, dia memiliki kebahagiaan, ketenangan. Dia memiliki ketenangan. Dan banyak hal yang membuat dia tenang.
Pertama, orang yang paling bahagia, saya boleh gambarkan, pertama adalah dia sangat tenang. Dia tenang. Karena yakin dengan akidahnya.
Berbeda dengan orang yang tidak memiliki akidah yang kokoh, dia aksarutanakul. Orang yang memiliki penyimpangan, aksarutanakul, yaitu sering berpindah-pindah. Kemarin ngomong gini, besok ngomong gini.
Besok keyakinan bini, besok berubah lagi. Kenapa? Akidahnya nggak kokoh.
Bukan di atas Al-Quran dan Sunnah. Berdasarkan pemikiran, berdasarkan akal. Ketika berdasarkan akal, berubah-rubah. Tadi, kemarin ngomong gini, besok ngomong gini, lusa ngomong gini.
Ketemu lagi orang punya filsafat ini, ketemu lagi orang punya khorafat ini. Berpindah-pindah. Orang punya akidah, dia tenang. Karena dia tahu Al-Quran dan Sunnah Dia tenang karena yakin dengan akidahnya Kemudian apa? Dia bahagia karena dia ikhlas Karena ikhlas Dia tidak membutuhkan pengakuan orang lain Karena orang belajar akidah yang benar Dia tahu tujuan dia adalah kepada Allah SWT Dia paling bahagia Mau orang sanjung dia Dia tidak jadi masalah Karena orang cacimak ini tidak jadi masalah Karena yang penting bagi dia adalah penilaian Allah SWT Semua yang dia kerjakan adalah untuk Allah SWT.
Apa yang dia ucapkan, apa yang dia perbuat, apa yang dia bicarakan, apa yang dia tulis, apa yang dilakukan karena Allah SWT. Sejauh mana seorang jauh dari keikhlasan, sejauh itu pula hatinya akan sengsara. Sejauh mana hatinya semakin ikhlas kepada Allah, tujuan ilah Allah, maka dia semakin akan bahagia. Dia akan semakin bahagia.
Makanya saya katakan orang yang akhirnya benar. Dia akan bahagia Karena dia tidak terpedaya dengan Sanjungan manusia ataupun cercaan manusia Bagi dia tidak ada masalah Yang penting adalah apa yang dilakukan benar Karena dia mencari keriduan Allah SWT Makanya dikatakan Ridhon nasi goyatun la tudrok. Goyatun la tudrok.
Keridhoan manusia adalah tujuan yang tidak bakalan dicapai. Kamu buat sebagian kelompok ridho, sebagiannya nggak ridho. Sebagian orang setuju, sebagian orang mencerah.
Seribu orang kasih like, seribu orang kasih dislike. Kalau mau ikuti apa namanya, celotehan manusia. Sehingga, ridhon nasi goyatun la tudrok. Mencari keridhoan seluruh manusia, pujian seluruh manusia. adalah tujuan yang tidak mungkin tercapai.
Tetapi Ridho Allah, keriduhan Allah, tujuan yang mungkin tercapai. Keriduhan Allah adalah tujuan yang tercapai. Bahkan dalam hadisnya katakan, iltamis Ridho Allah, bisa khotinnas.
Carilah keriduhan Allah dengan kemurkaan manusia. Nggak ada masalah. Anda mencari keriduhan Allah, meskipun manusia harus murka sama Anda.
Tapi orang yang, yang kiranya benar, dia akan bahagia. Dia akan bahagia. Kemudian orang yang kiranya benar, Dia paling tegar menghadapi ujian. Kenapa? Dia beriman kepada takdir.
Dia tahu ini semua dilakukan oleh Allah SWT. Dia tahu di balik ini semua ada hikmah. Tenang hatinya. Tenang hatinya. Makanya Subhanallah Nabi SAW mengajarin masalah ini, agar seorang tenang dengan akidah yang benar, mengajarkan akidah yang benar, bahkan kepada...
Ibn Abbas yang masih sangat remaja. Ya gulam ini u'alimuka kalimat. Wahai sang remaja, aku akan ajarkan kepada engkau beberapa kalimat, beberapa pesan-pesan.
Ihfadillah ya ifadillah, ya tajidu tujahaka. Isinya akidah. Jagalah Allah akan menjagamu. Jika minta tolong-minta tolong kepada Allah subhanahu wa ta'ala.
Bagaimana Nabi mengajarkan Ibn Abbas untuk terikat tadinya kepada. Iza sta'anta fastain billah. Jika kau minta tolong, minta tolong kepada Allah SWT.
فَإِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللَّهِ Kalau kau minta, minta kepada Allah. Jika kau minta pertolongan, minta pertolongan kepada Allah. Nabi berkata, وَأْلَمْ أَنَّ الْأُمَّةَ لَوِجْتَمَعُوا عَلَىٰ أَنْ يَنْفَعُكَ بِشَيْءٍ لَنْ يَنْفَعُكَ بِشَيْءٍ إِلَّا مَا قَدْ كَتَبَ اللَّهُ لَكَ Seandainya seketahui lawa ibn Abbas, sehingga seluruh manusia di sepuluh bumi ini bersatu padu, untuk memberikan manfaat kepadamu, semuanya mendukungmu, mereka tidak bakalan bisa memberi dukungan, manfaat kepadamu, kecuali yang telah Allah tetapkan bagimu. وَلُوْ أَنَّهُمْ يِجْتَمَعُوا عَلَىٰ أَنْ يَضُرُّكَ بِشَيْءٍ أَوْ لَا يَجْتَمَعُوا عَلَىٰ يَضُرُّكَ بِشَيْءٍ لَنْ يَضُرُّكَ بِشَيْءٍ إِلَّا مَا قَدْ قَتَبَ اللَّهُ عَلَيْكَ Kalau mereka bersatu padu, semuanya bersepakat untuk beri kemuduratan kepadamu, mereka tidak bakalan bisa beri kemuduratan kepadamu. Kecuali yang telah Allah tetapkan akan menimbamu.
Rufi'atil aklam wa jafatis sohuf. Pena-pena telah diangkat dan lembaran telah kering. Subhanallah, Nabi ajarkan kepada anak yang masih remaja. Karena perjalanan hidup ke depan masih panjang.
Akan terjadi berbagai macam fitnah, berbagai macam kehidupan. Kehidupan keluarga, kehidupan bermasyarakat, kehidupan dalam ruang pekerjaan. Banyak hal-hal yang...
Terjadi yang tidak sesuai dengan keinginan kita, tidak sesuai dengan harapan, maka perlu diinginkan tentang akidah yang benar bahwa semua telah tercatat dan semua telah tidak bisa dirubah. ما أصبعك لم يكن لأخطئت Apa yang menimpamu tidak bakalan lolos darimu. وما أخطأك لم يكن لأسيبك Apa yang meleset darimu tidak akan menimpamu.
Semua telah tercatat. Orang yang punya akidah yang kuat, dia akan tenang. Lihatlah bagaimana sebagai negara. Yang tidak mengajarik akidah yang benar, negara-negara muslim, negara-negara ateis, apalagi, masalah sedikit menurut diri, masalah sedikit menurut diri, lalu akidahnya nggak benar. Akidahnya nggak?
Nggak benar. Tidak menerima keputusan Allah SWT. Maka, ikhwan akhwati yang rahmatillah SWT, ini menunjukkan bahwasannya, urgensinya belajar akidah bukan hanya terkait dengan anak didik kita, kita pun harus belajar. Saya sebagai da'i, antum sebagai audien, semuanya, semuanya belajar akidah. Karena akidah itu bukan perkara yang hanya diucapkan manis di bibir, tapi butuh.
bersama kita dalam perjalanan kehidupan kita kita mungkin teori, kita pandai tapi kita akan diuji oleh Allah di saat itulah, ilmu-ilmu kita tentang akidah kita terapkan ilmu tentang beriman kepada takdir ilmu tentang khusnuluhan kepada Allah SWT ilmu tentang sabar ilmu banyak, harus kita terapkan, dan itu terkadang kita tidak mampu untuk menerapkan, tapi yang menunjukkan kita senantiasa butuh untuk belajar akidah Terus, sampai kapan? Sampai kita meninggal dunia. Rasulullah SAW mengajarkan akidah kepada para sahabat sampai beliau mau meninggal dunia.
Karena itu penting bagi kita, bagi kita semua. Nah, bagi para pengajar, anak-anak dididik sih awal. Anak-anak apalagi muda, mereka didokterin aja, doktrin.
Karena hati mereka masih kosong. Mereka belum kenal syubhat, mereka belum kenal macem-macem. Maka kita isi Mumpung kita isi dengan akidah yang benar Sehingga ketika kokoh dalam hati mereka Ada yang tidak benar, mereka akan tolak Mereka akan tolak Kemudian diantara Organisi belajar akidah Akidah yang benar mengikat kaum muslimin dengan dalil Al-Quran dan Sunnah dan para sahabat kalau kita belajar akidah, akidah itu salaf, Al-Quran dan Sunnah, tidak ada yang lain ma ta'buduna min duni illa asma'an sammaitumu ha'antum wa'aba'ukum ma anzalallahu biha min sultan ada pun akidah yang batil ma anzalallahu biha min sultan, Allah tidak menurunkan dalilnya akidah yang benar, anzalallahu bihi min sultan, Allah turunkan dalilnya Al-Quran maupun As-Sunnah. Kita gak boleh berakidah sembarangan. Ada Al-Quran dan As-Sunnah.
Nah, ketika kita bicara akidah, kita selalu berkata Allah berfirman, Rasulullah bersabda. Allah berfirman, Rasulullah bersabda. Anak-anak yang dengar hal ini selalu terikat dengan dalil.
Oh, ternyata begini. Akidah itu dari Al-Quran dan As-Sunnah. Al-Quran dan As-Sunnah.
Al-Quran dan As-Sunnah. Seperti itu. Kemudian diikat dengan para sahabat.
Bagaimana praktek para sahabat? Ya? Bagaimana praktek sahabat?
Sehingga kalau kita belajar akidah salaf, pasti Al-Quran, Sunnah, dan pengagungan terhadap para sahabat. Kita tahu mereka adalah orang pilihan Sebagaimana Ibn Umar pernah berkata Barang siapa yang ingin meneladani Maka teladani orang yang sudah meninggal dunia Siapa mereka? Mereka adalah sahabat-sahabat Nabi SAW Yang telah direkomendasi oleh Allah Direkomendasi oleh Nabi SAW Ada pun kita sama orang yang masih hidup gak jelas Ada pun yang masih hidup gak jelas bagaimana kesudahannya Ada pun yang sudah meninggal, para sahabat sudah jelas jadi komedasi Allah dan Rasulnya, tinggal ikut. Ibn Mas'ud berkata, إِنَّ اللَّهَ نَظَرَ فِي قُلْبِ الْعِبَادِ فَوَاجَدَ قَلْبَ مُحَمَّدٍ خَيْرَ قُلْبِ الْعِبَادِ Allah melihat kepada hati-hati manusia, dan Allah melihat bahwasannya hati Nabi Muhammad SAW adalah hati yang terbaik di antara manusia. فَاسْتَفَاهُ لِنَفْسِهِ مَكَ اللَّهُ فِي لِمُحَمَدٍ Untuk menjadi Rasulnya.
Allah mendapati hati yang terbaik diantara manusia adalah hatinya sahabat-sahabat Nabi SAW maka Allah menjadikan para sahabat sebagai penolong-penolong Nabi Muhammad SAW mereka berperang untuk membela agamanya Ini jelas, oleh karenanya ketika kita belajar akidah Ahlus Sunnah, selalu Allah berfirman, Nabi SAW bersabda perkataan para sahabat. Tadikalah kita belajar lihat akidah yang sedang tersebar di medsos, nada perkataan sahabat, nada Al-Quran, kemudian berkata ini, berkata ano, menurut perasaan ini, menurut perasaan ini, berkata sufi ini, berkata macam-macam. Berkata failusuf ini, berkata subhanallah. Meskipun bertabrakan dengan Al-Quran, sunnah mereka tidak peduli.
Hilanglah pengagungan terhadap Al-Quran dan sunnah, dan pengagungan terhadap para sahabat. Akidah salaf tidak. Orang belajar akidah salaf, itu adalah pengagungan terhadap Al-Quran, dan pengagungan terhadap... Dalilan pengagungan terhadap para sahabat Sementara kalau kita lihat bagaimana Akidah yang terpengaruh dengan ahli filsafat Datang ayat mereka tolak, bukan begini Oh ini tidak benar, ini begini, ini begini Maksudnya begini, mereka takwil Padat Allah berfirman Fala warabbika la yu'minuna hatta yuhakimuka Fima syajarul bayinahum Thumma la yudu fi anfusim harajamim Maqadaita wa yusallimu taslima Demi Rabbmu Mereka tidak beriman sampai mereka menjadikan engkau Sebagai hakim wahai Muhammad Pada apa yang mereka perselisihkan? سُمَّ لَيْجُدُ فِي أَنفُسِمْ هَارَجَنْ Kemudian mereka tidak mendapati dalam diri mereka Rasa grundul sama sekali وَيُسَلِّمُوا تَسْلِمَا Dan mereka benar-benar menerima keputusanmu Ini baru benar-benar orang yang beriman Bukan sebagian mereka dikasih hadis, enggak Dikasih ayat, bukan begitu maksudnya Puluhan ayat mereka ta'wil, ratusan ayat mereka ta'wil, hadis mereka tolak, dan berbagai macam.
Sahabat tidak mereka pakai, mereka punya ide sendiri. Beda. Akidah al-sunnah tidak demikian, akidah syaraf tidak demikian. Di antara perkara yang sangat penting, dari mempelajari akidah, urgensi pelajar akidah, terutama zaman sekarang, adalah membentengi diri dari syubhad.
Syubhat-syubhat begitu banyak. Ikhwan dan akhwat, syubhat banyak sekali zaman sekarang. Syubhat ini mulai dari kalau kita mau perinci, ya syubhat dari mana?
Dari non-muslim. Dari non-muslim banyak syubhat. Dari ateis.
Kalau kita mau perinci, banyak sekali syubhat-syubhat dari ateis. Kalo syubhat dari ahlul bid'ah. Banyak sekali.
Subah dari kaum liberal, banyak sekali. Tidak ada habis-habisnya kalau kita mau telah dan kita bantah, banyak sekali. Bukan subah dari orang-orang fasik, banyak sekali.
Ingin melegalkan kemaksiatan, menghalalkan ini, menghalalkan anu, banyak ya. Belum bicara masalah akidah, meragukan tentang Tuhan, banyak sekali. Tidak ada jalan lain kecuali kita belajar akidah yang benar. Makanya anak-anak kalau kita sejak awal kita tanamkan akidah, mereka timbul dalam diri mereka pengagungan terhadap Al-Quran dan Sunnah.
Sehingga mereka, apa itu ngomong? Mereka akan mengingatnya, apa ngomong kayak gitu? Mana dalilnya? Mereka melihat orang minta kepada penghuni kubur, mana dalilnya?
Mereka sangat mudah, mana dalilnya? Kenapa? Karena dalam diri mereka sudah tertanam pengagungan terhadap Al-Quran dan Sunnah. Oleh karenanya, Di antara urgensi yang sangat penting di belajar akhidat adalah mempentingi diri dari subah-subahat.
Dan ini mengantarkan kepada yang berikutnya, yaitu mencegah diri dari terjerumus ke dalam kesyirikan. Dalam penyimpangan kesyirikan, bid'ah, maupun yang lainnya, maksiat. Maka ini semua adalah organsi kita belajar, belajar akidah.
Tentu banyak hal-hal yang lain yang menunjukkan organsinya kita belajar akidah, tapi ini sedikit yang ingin saya sampaikan kepada... Para guru, para wali murid Jangan pernah menyepelekan Masalah akidah Jangan sampai kita fokus pada Suatu mata pelajaran Kita melelekan akidah, saya katakan sekarang Saya bahagia betapa banyak sekolah-sekolah Punya ihtimam perhatian terhadap masalah Al-Quran, Tajwid, bagaimana Tapi kalau tidak dibimbing dengan Akidah yang benar, anak-anak bisa jadi Keliru di kemudian hari bisa jadi di media sudah hafal Quran tapi timbul kesombongan, timbul keangkuhan tidak ngerti apa yang dia baca kita tidak ingin demikian, kita ingin anak-anak generasi, mereka paham Al-Quran, tapi mereka juga punya akidah yang kuat, maka perlu dibina akidah sedikit, baik di sekolah dan didukung oleh orang tua di rumah, orang tua di rumah juga membantu untuk mendidikan anak-anak dengan akidah yang benar wa'alaikumsalam, mungkin sampai sini saja yang saya sampaikan, kurang lebih semoga Antum semua bisa sukses dalam mendidik anak-anak kaum muslimin dengan tetap memegang amanah dalam mendidik mereka dan semoga dimudahkan oleh Allah SWT Wa billahi taufiq wal hidayah. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.