Transcript for:
Konsep dan Proses Ilmu Laduni

Ada beberapa ayat yang populer menunjukkan bahwa Allah memang ngasih ilmu laduni pada hamba yang dia sayangi Itu surat kahfi ceritanya Nabi Musa sama Khidir Jadi Nabi Musa sama Khidir ini biasanya jadi simbol ceritanya laduni Suatu ketika ceritanya Nabi Musa itu ditanya oleh umatnya, Wahai Nabi Musa, manusia paling pintar di dunia ini siapa? Dengan pedenya, Musa bilang, Aku. Nggak ada lagi yang lebih pintar dari aku.

Terus oleh Allah, Musa kamu kok gaya gitu? Ya, baiklah. Ayo kamu tak kenalkan dengan hambaku yang...

Jauh lebih pintar dari kamu Terus Musa ngajak muridnya Namanya Yusha bin Nun itu nanti Naik laut disuruh mencari pertemuan dua laut Karena hamba yang disayangi Allah ini Menguasai dua lautan Ini sebenarnya analogi pengetahuan dua tadi Dia cerdas secara rasional, cerdas secara intuitif Bismillah Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Bismillah Mari kita lanjutkan ngaji kita Malam hari ini kita ada di sesi terakhir Tentang ilmu dan pengetahuan Malam ini kita masuk ke tema yang Populer sekali, mungkin kita juga sering mendengar, meskipun kadang-kadang salah paham apa yang dimaksud dengan istilah ini, yaitu ilmu laduni. Biasanya yang belajar-belajar tenaga dalam, belajar-belajar, itu kan istilah ini populer. Saya lupa beberapa tahun yang lalu ada lembaga yang menawarkan kemampuan bisa bahasa inggris instan secara laduni ya jadi saya lupa tahun berapa itu jadi teman-teman kalau ingin pinter bahasa inggris enggak usah capek-capek belajar jadi nanti akan di semacam di transfer pengetahuan model Laduni langsung bisa ngomong bahasa Inggris itu kan luar biasa, kamu cari di luar negeri gak akan ketemu yang seperti itu, termasuk di negara tempat kelahirannya ilmu Laduni juga gak ketemu yang bisa ilmu Laduni yang terus bikin orang pinter bahasa Inggris ada juga yang Laduni itu semacam orang bisa Bermain silat kanuragan tanpa harus belajar ditransfer langsung oleh gurunya Disebut silat laduni Jadi kalau dia wiritan sampai ke level apa terus tiba-tiba gerak sendiri Namanya silat laduni Itu kreatifnya orang Indonesia Jadi Alhamdulillah ya kita punya bangsa yang kreatif Nggak apa-apa itu kekayaan budaya kita Cuma saya belum pernah ngecek serius yang tadi yang lembaga bahasa Inggris tadi Kalau memang benar bisa begitu kan kita bikin kerjasama besar-besaran itu Biar mahasiswa nggak trauma lagi sama bahasa Inggris Cuma itu susah ya hari ini Lembaga-lembaga semacam itu mungkin mulai tersisih Sebenarnya unik kalau memang Ada peluang-peluang tertentu untuk kesana Cuma kayak kita yang gitu-gitu kan kita sebenarnya apatis duluan sebelum diteliti Kita nggak punya tradisi kritis dan tradisi penelitian Ya coba diteliti lah kalau memang lembaganya masih ada Siapa tahu, ya kan?

Cuma seperti kritiknya Gozali Kita kecenderungannya memang pengetahuan kita ya kalau nggak teks ya, rasio Semua yang di luar jangkauan teks, di luar rasio, cepet-cepet kita fonis sebagai bukan pengetahuan, sebagai tidak valid Kalau bahasa baratnya pengetahuan itu positivistik, yang di luar itu terus kita klaim sebagai bukan pengetahuan, tidak masuk akal Nah, itu hari ini Gozali mau ngomong ranah yang sering kita anggap Tidak masuk akal itu. Meskipun malam ini saya tidak murni membawa Gozali, saya bawa beberapa tambahan dari Suhrawardi untuk lebih memudahkan. Karena kitabnya Gozali menurut saya agak tipis di Ar-Risalah Al-Laduniyah itu. Dan baunya terlalu sufistik.

Nanti kita tambah beberapa asumsi epistemologi dari Suhrawardi. Kalau Gozali sendiri saya nggak perlu ngasih pengantar ya, kita tokoh favorit di ngaji kita Gozali Paling sering diangkat, mungkin sampai besok-besok karena memang karyanya luar biasa Tulisan-tulisannya banyak, itu pun nggak ada seperempatnya yang nyampe ke kita Gozali dikisahkan sempat menulis sekitar 228 kitab Padahal beliau usianya cuma 53 tahun Jadi beliau meninggal belum terlalu tua Tapi sempat menulis 200 lebih, 228 Itu kan kalau dikruskan semua umurnya itu hampir setiap tahun dari umurnya nulis sekitar 4 jilid kitab Bayangkan itu kalau begitu lahir nulis kitab loh itu Ya kan? Begitu umur setahun langsung nulis kitab Itu sampai umur 53 kalau dikali empat kan 200an Dia nulis 200 Jadi umur baru lahir nulis 4 kitab setahun Nah itu 228 Ada banyak yang hilang ketika Baghdad jatuh Diserang oleh Mongol nanti Termasuk Kabarnya ada 40 jilid kitab tafsir karyanya Gozali Kalau ada itu bisa bermanfaat untuk mahasiswa tafsir Sayangnya hilang atau dikejar aja secara laduni siapa tau Ya kan saya pernah cerita ya ada mahasiswa Mahasiswa tafsir yang nulis skripsi tentang Ibn Arabi Metodenya Laduni Jadi dia nulis gagasannya Ibn Arabi secara luar biasa Tapi tidak ada footnote-nya Waktu saya tanya, ini kamu referensinya dari mana?

Saya wawancara langsung Pak sama Ibn Arabi Kamu tidak nyambung mesti kan Tapi kalau kalian baca tulisannya Memang tulisannya bagus Dan dia berani jamin, silahkan bapak cek Nyari di buku apa yang saya ngotip Kalau dituduh saya pelagian Memang susah Dia merasa, dia ini warga torekot Jadi dia torekotan dulu wasilahan Terus kalau butuh itu mendatangkan Ibn Arabi Ya kamu bisa dipelajari Nanti kamu bisa mendatangkan Socrates Immanuel Khan Itu kan enak, kamu bisa wawancara lebih Mendalam daripada baca bukunya kan kesuai Atau sekali-sekali ngaji secara laduni nanti Ustaznya dimasuki rohnya Soekrates terus ngomong Oke Jadi Hujatul Islam Abu Hamid Al-Ghazali Karya-karyanya banyak yang suka Banyak ada juga yang tidak suka Biasa itu kan Ada cerita beberapa ulama yang gak suka Gozali membakar kitab-kitabnya Nanti kalian carilah cerita itu, karena memang ada Meskipun orang yang membakar ini nanti akhirnya tobat Karena dimarahi Rasulullah Ada ceritanya kalian cari sendiri itu Karena biasanya beberapa ulama gak suka karena menganggap Banyak hadis-hadis do'if yang dipakai oleh Gozali. Ada cerita suatu ketika Gozali ini disidang oleh beberapa ulama, kod sampean memasukkan hadis-hadis do'if dalam kitab-kitab yang sampean tulis. Jawabannya Gozali, standarnya do'if dan tidak do'if bagi para ulama yang sekarang di hadapan saya itu mungkin beda dengan standar do'if dan tidak do'if menurut saya. Para ulama tanya, kalau menurut sesampian gimana? Kalau saya ada hadis, saya cium.

Kalau banyu, baunya wangi, ini berarti sohe. Ayo, susah kamu kan? Kayak gitu, nggak bisa ditiru itu kan, kalau baunya wangi ini berarti Sohe, kalau nggak ya berarti bukan dari Nabi.

Dan para ulama kan setiap kali satu hadis terus ada sholatnya, ada riadahnya untuk membuktikan apakah itu Sohe apa nggak, setelah sholat, riadah, terus hadis ini dicium. Kalau baunya wangi ya berarti Sohe. Oke, cara kayak gini nggak gampang. Buanggep, oh berarti lebih mudah pak Ya lebih mudah yang konvensional Yang ini gak gampang-gampang orang bisa mencapai itu Mungkin hanya Gozali yang bisa Atau para wali kekasihnya Allah Oke, bismillah Kita mulai ya belajar tentang beliau Saya ingin mengawali tidak kerisalah dulu Saya ingin klarifikasi beberapa istilah yang sering Kaco, saya ambil dulu dari William Hittick, sufi path of knowledge yang membahas Ibnu Arobi. Jadi katanya hasil penelitiannya William Hittick bahwa jalan pengetahuannya manusia sebagaimana dipahami oleh para sufi itu ada tiga jenis.

Ada pengetahuan akali, atau jangan pakai akali lah ya, kalau bahasa Indonesia diakali itu kan jelek. Pengetahuan rasional, jadi pengetahuan akal. Yang kedua pengetahuan intuitif, ini juga sering ambigu istilah intuitif nanti kita bahas, apa itu intuisi. Ada yang ketiga namanya pengetahuan tentang asror Ini penuh harapi tentang pengetahuan rahasia Pengetahuan asror itu nanti terbagi dua Ada yang bisa dipahami oleh akal Ada yang tidak bisa dipahami oleh akal Yang tidak bisa dipahami oleh akal Terbagi dua Ada yang murni Intuisi Ada yang dilimpahi oleh Allah Diinformasi Di informasi Di akhbar Dapat berita langsung dari Allah Di dalam dirinya Dianugerah oleh Allah pengetahuan Namanya akhbar Saya nggak tahu sekarang di TV populer sekali acara TV karma Iya yang ustadnya medianya kan pakai hidung bolak-balik baunya Banyak itu kan acara TV yang sekarang rame sekali itu Ya kamu boleh tanya, jangan-jangan itu termasuk jenis pengetahuan laduni Neng nggak usah di...

Fonis apa-apa dulu kalau kita belum tahu aslinya Ya biarin saja lah kapan-kapan kita teliti Yang jenis-jenis karma itu Tapi kalau tentang orang yang dapat anugerah pengetahuan langsung dari Allah banyak Kisah-kisah para wali juga banyak ceritanya Nggak cuma zaman dulu Hari ini beberapa juga masih ada Cuma pasti Orang-orang semacam ini bukan orang-orang yang populer di medsos, di youtube, di WA. Pasti bukan. Mereka orang-orang yang lebih suka tersembunyi. Karena ujiannya berat.

Nggak sembarangan wali bisa tampil ngomong kayak gini. Ujiannya jauh lebih berat. Apalagi terus banyak orang tahu. Kalau di Indonesia begitu ada wali, alamat sudah dia nggak bisa tenang hidupnya.

Mesti semua berbondong-bondong ke situ, nyari berkah lah, minta salam lah, minta ujiannya berat Tapi pasti masih ada, kalau menurut Ibn Arabi kan di dunia ini selalu ada para kekasih Allah Itulah yang membuat Allah tidak sebel sama kita Kalau hanya kita yang menghuni, mungkin Allah sudah jengkel sejak dulu Tapi karena ada orang-orang yang dikasihi itu Allah tidak jadi marah Analoginya kayak orang naik pesawat kan Kalau Allah ingin menyelamatkan satu orang di pesawat itu Itu kan alamat satu pesawat selamat Kan gak mungkin terus semua jatuh Tinggal dia sendiri gak jatuh Ya satu pesawat itu selamat Dan itu analoginya para wali Nah katanya Ibn Arabi yang dikutip oleh William Hittick Pengetahuan manusia itu Memang ada pengetahuan rasional itu yang tiap hari kita kejar, kita kaji Ada pengetahuan yang murni intuitif Jadi kalau ini intuisi, nanti setelah ini kita jelaskan apa itu intuisi Kemudian ada pengetahuan asrur Meskipun pembagian tiga ini agak lebih kalau beberapa ulama yang lain termasuk Gozali, termasuk Surawardi Biasanya hanya dibagi dua Ilmu atas usaha manusia dengan ilmu anugerah Allah Sebenarnya kalau kita jeli semua ilmu itu anugerah Allah Cuma ada ilmu yang nunggu kita berusaha nyari dulu terus dikasih oleh Allah Ada ilmu yang langsung dikasih oleh Allah karena Allah sayang sama kita Kadang-kadang jalurnya juga tidak terduga-duga Makanya kalian kalau nyari ilmu tidak usah pilih-pilih Nggak usah pilih-pilih dosen, nggak usah pilih-pilih materi, nggak usah pilih-pilih ustadz, cari aja. Kalau kayak ceritanya wayang itu kan, Pandawa itu gurunya, kalau versi Jawa loh ya, bukan versi India, itu kan Resi Durno. Resi Durno itu trik jahat, culas, karena dia membela Kurawa.

Jadi kalau Pandawa sedang minta fatwa, fatwanya yang jelek-jelek. Disuruh ke laut, disuruh itu Tapi dari fatwa jelek ini justru para pandawa dapat Banyak wawasan ke Tuhan dan banyak pengetahuan yang bermanfaat Jadi jangan dikira pengetahuan itu tergantung gurunya, tergantung usahanya Tergantung Allah, kalau kamu nyariin yang beneran Mungkin kamu dapat wawasan baru secara tidak terduga-duga Nah itu logika pengetahuan dalam dunia sufisme jadi kalau di penuh arabi ada ilmul asror yang itu isinya dua, ada yang dapat dipahami akal berarti tentang kehidupan sehari-hari ada juga yang tidak terpahami oleh akal ini biar paham dulu petanya, istilah-istilah ini sering membingungkan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11 Kita pernah dengar istilah ini, maksudnya sama Terminologinya beda, titik fokusnya juga beda Tapi yang dimaksud sama Ada istilah ilmu laduni Dari kata-kata min ladun Kalau dalam Al-Quran kan ada istilah Min ladun haqi min alim Pengetahuan dari sisi Sang Maha Pengetahuan, Sang Maha Bijaksana Jadi istilah ilmu Laduni, titik fokusnya adalah Ini pengetahuan yang berasal dari Allah Itu biasanya pakai istilah Laduni Tapi sama nanti konotasinya dengan yang lain Ada pakai istilah Isroki Ini suhrawardi, pengetahuan itu isyroki kayak bahasa barat pencerahan Jadi kenapa disebut isyrok pencerahan? Karena ilmu ini diperoleh ketika kita terbersihkan sehingga cahaya bisa masuk Sebenarnya ala duni juga begitu Jadi isyrok itu Ketika diri kita layak menerima cahaya, maka cahaya datang dan kita jadi bersinar, bercahaya. Analoginya kan kalbu yang seperti kaca kayak minggu lalu. Kalbu yang seperti kaca yang diterangi kemudian dan seterusnya.

Makanya pengetahuannya pakai simbol cahaya, namanya isyroki. Kalau bahasa yang populer ada istilah iluminasi sama pencahayaan pencerahan orang yang mendapat pengetahuan dari Allah syaratnya jiwanya harus bersih jiwanya harus cerah jadi sama konotasinya sama kadang disebut Irfani maksudnya juga sama kalau dalam Islam kan Ada beda antara alim sama arif Yang alim ini ilmu yang kita cari tiap hari di kampus-kampus, di sekolah-sekolah Nah yang laduni ini jenisnya arif Makanya ada alim billah dan arif billah Kalau alim ini pengetahuan yang masih butuh media Contohnya Ini ustadznya sudah datang belum lihat? Dari luar kamu belum lihat saya?

Oh itu sandalnya sudah datang. Kamu tahu saya dari media sandal. Itu alim.

Masih butuh perantara. Pengetahuan yang butuh mas. Mungkin dari buku, mungkin dari guru, mungkin dari... Dikasih tahu orang. Nanti ada level yang lebih tinggi itu arif.

Kalau arif ini peng... Ustadznya datang belum? Sudah datang, sekarang saya di masjid dan di depan beliau Nah itu berarti arif, ngalami sendiri langsung makanya sufi itu lebih sering gelarnya sebutannya adalah arif billah bukan lagi alim kalau alim itu bahasanya al-quran diatasnya orang berlimu pasti ada yang punya banyak ilmu lebih tinggi ilmu tidak pakai istilah arif kalau arif ini orangnya ngalami sendiri karena derajat kebenarannya lebih tinggi makanya disebut Arif bila Pengetahuan yang mendalam Kayak misalnya kalau saya bilang Kalian ada kata-kata Tulisan misalnya disini saya nulis Kalimat besar judulnya misalnya Takut dengan kata-kata takut Ini kalian ngerti oh takut itu kan Maksudnya kalau ada sesuatu yang Membuat kita merinding terus takut Ini pengetahuan yang masih berjarak Masih konsep akan jadi arif kalau kalian hari ini memang takut perasaanmu sedang ketakutan ini arif kamu ngalami ketakutan sendiri kalau tadi kan cuma membaca tulisan takut dan paham apa itu takut jadi membaca tulisan takut paham apa itu takut namanya ilm ilmu orangnya namanya alim Tapi kalau kamu hari ini mengalami takut itu, terus oh iya ya begini rasanya takut itu, ini arif namanya.

Jadi cuma kalau sufi, irfani, arifnya arif billah, bukan urusan-urusan di luar keagamaan, bukan urusan misalnya gimana ya rasanya korupsi. Hanya orang-orang koruptor yang arif tentang korupsi. Kalau kita cuma alim, ngerti dari jauh. Gimana narkoba yang sakau, yang arif tentang narkoba. Kita hanya alim.

Cuma terminologi arif sama alim ini untuk ranah agama biasanya. Nah, Irfan disini nanti satu makna dengan isyrok. satu makna dengan laduni sama kayak makrifat sama makongnya orangnya namanya arif barangnya namanya makrifat, kondisinya namanya makrifat makrifat ini kan nanti salah satu makong puncak, kalau versinya gozali puncaknya laku tasawuf itu makrifat Nah, ada lagi kasaf.

Kasaf ini juga istilah yang populer, maknanya sama kayak marifat. Orang yang kasaf, kasaf itu artinya terbuka. Dari tidak tahu jadi tahu, itu namanya tersingkap. Terbuka.

Terbuka semua sekarang, itu namanya kasaf. Jadi, Yo, arahnya tetap sama pada ketuhanan. Orang yang kashaf, kashaf ini kondisi keterbukaannya.

Isinya ma'rifah, pengetahuan. Orangnya namanya arif. Jadi itu namanya kashaf, terungkap. Manusia itu hari ini beruntung Allah tidak mengungkap kita.

Bahkan kita disuruh untuk mengungkap Allah itu kasaf Karena kalau kita diungkap semua mungkin manusia sedunia itu isinya jelek semua Jadi manusia itu kan ada yang baik ada yang buruk itu bukan karena perilakunya Tapi antara disembunyikan oleh Allah kejelekannya atau dibukakan oleh Allah kejelekannya kalau Allah mau dibukakan semua seandainya kalian ngaku semua salahmu apa, jelekmu apa, ditulis itu hari ini langsung terbit berapa ratus halaman itu kesalahan dan kejelekanku cuma Allah menyembunyikan, jadi kelihatannya seolah-olah ada jarak ini orang baik, ini orang jelek, tapi kalau Allah dibuka semua Ya mungkin semua orang jelek, kita sama saja sebenarnya Meskipun saya disini, kamu disana Kalau kamu ngerti jelek, jangan-jangan lebih jelek daripada kalian Kalau kalian ngerti, cuma kalian kan gak ngerti Oke, itu kashaf terbuka Cuma ini kashafnya tidak tentang manusia, tapi tentang Allah Dan kalau tentang Allah kashaf kita Man arofa nafsahu arofa robahu Pengetahuan kita tentang Allah otomatis kita kenal tentang manusia Kita arif tentang manusia Dan juga arif tentang alam semesta Karena manusia adalah mikrokosmos Itu kasaf Tentang hakikat Bukan berarti kalau saya ngomong tentang alam semesta, tentang manusia itu terus ngerti Semua orang namanya siapa enggak begitu Ngerti hakikatnya hidup Hakikatnya realitas Itu yang membuat orang Tidak tertipu lagi sama dunia Karena ngerti levelnya dunia Sama kayak kalian ya Ketika jatuh cinta sama seseorang Itu kan dianggap orang ini Baik semua terus putus Terus tahu jeleknya Itu kan nilainya langsung jatuh Sudah tidak mau sama sekali Pokoknya ketemu saja tidak Ketemu melengos, menyapa dan tidak Nah orang-orang ini ketika dibukakan Rahasianya realitas Rahasianya alam semesta juga begitu Sama dunia Ternyata serendah itu dunia Kenapa selama ini aku jatuh cinta Sama dunia Sama kayak kamu sama Oh ternyata engkau serendah itu Menyesal aku jatuh cinta padamu kemarin Oke, kalau bisa menalak dunia semacam itu luar biasa, yang bisa orang yang sudah kasaf. Sebenarnya kalian sudah tahu selama ini bahwa dunia itu jelek. Tapi kenapa kok tidak bisa tidak tertarik sama dunia?

Karena kayak tadi, antara takut dalam konsep dan takut yang ngalami sendiri. mengalami sendiri pengetahuannya masih berjarak masih belum kasaf masih belum marifat yang sedang nyalon jadi gubernur jadi bupati, seolah-olah terus kalau sudah jadi gubernur, jadi bupati sudah luar biasa padahal itu ya dunia kuliahmu ijazah itu ya dunia pekerjaan ya dunia Jadi jangan terlalu jatuh cinta ke sana, pahami hakikatnya dunia. Gnosis, ya ini istilah filsafat, istilah Yunani Romawi.

Konotasinya sama, pengetahuan suci, pengetahuan sakral, ma'rifat, saintia sakra minggu lalu. Istilahnya Gnosis. Fateh, keterbukaan, mirip kayak kasaf, terbuka. Zauk, zauk ini rasa, karena dia kayak tadi ya, takut yang dikonsep dan takut yang dirasa Jadi pengetahuan yang sifatnya zaukiah, pengetahuan rasa Kadang-kadang pakai istilah basiroh, pengetahuan batin Kadang-kadang pakai istilah musyahadah, kesaksian Orang yang menyaksikan itu musahadah Ada yang pakai istilah huduri Ada tulisan yang populer sekali sejak zaman saya mahasiswa Sudah dicetak berulang-ulang Judulnya ilmu huduri Ilmu huduri ini epistemologi lauk, epistemologi rasa, epistemologinya irfan Saya jelaskan sedikit Jadi ilmu hudur itu ilmu yang didapat langsung Kalau bahasa epistemologinya, ilmunya itu sua obyek Ya cirinya sama kayak tadi Nggak ada perantara antara yang tahu dan obyek yang diketahui Takut yang saya alami, itu kan untuk tahu takut saya harus menengok Diriku sendiri, tidak keluar Oke, lumayan ya ada iklan Saya iso istirahat sebentar Nah, jadi Swa obyek itu antara subyek yang tahu Dan obyek yang diketahui itu jadi satu Kalau tadi takut yang konsep, itu kan di luar dirimu. Tapi takut yang kamu rasakan ini untuk paham, kamu menengok dirimu sendiri.

Itu namanya swa-objek, makanya namanya ilmu khuduri, ilmu yang hadir dalam dirimu. Ini konsepnya Surah Wardi, nanti ada tandingannya ilmu khusuli. Kalau ilmu khusuli, ilmu yang harus dikejar, dihasilkan.

Kalian baca buku itu khusuli. Tapi kalau ngalami langsung itu huduri. Kayak di Saintia Sakura kemarin, ilmu ini derajat kepastiannya hakul yakin.

Jadi tidak berjarak. Levelnya tidak lagi ilmul yakin atau ainul yakin, tapi hakul yakin. Kenapa?

Karena kamu ngalami sendiri jadi yang ngerti. Ngaji ini kalau hanya melihat dari luar Termasuk yang mendengarkan Youtube itu mungkin levelnya ilmu liakin, ainu liakin Tapi hadir disini itu hakku liakin Oh alah cuma kayak gini ngaji Kalau didengarkan rekamannya kayak ya oh, kayak wow, kayak apa gitu Ternyata ya gini aja kok Itu kan sekarang hakku liakin, kemarin pengetahuanmu berjarak Kayak hebat-hebat tuh ya ngaji itu ternyata ya cuma gini aja loh Nah itu kan sekarang kamu ngerti dan sekarang lebih pasti kenapa hadir langsung pengetahuan itu dalam dirimu Sama kayak kamu kawin besok misalnya, sudah lama nunggu kawin Bayanganmu kawin itu, wah kawin besok mesti sip, mesti... Bayanganmu kan gitu, kayak luar biasa gitu Ini kan bujangan-bujangan kan gitu Mungkin besok setelah kamu kawin Walah cuma gini aja Bayanganmu kayak Ya ya oh Itu kan Pengetahuanmu hari ini Tentang kawin itu masih Khusuli, masih konsep-konsep Masih bayangan Kamu membayangkan Membayangkan kan gitu Kayak ya ya oh Itu belum kuduri, masih belum hakul yakin Mungkin valid, tapi ilmul yakin Masih teori Kalau besok nanti kawin beneran, baru kamu tahu Oke, ya mungkin kamu menyesal Ayo Alah pak, menyesal saya pak Kok gak dulu-dulu, kok cuma satu ya pak Oke Jadi itu ilmu huduri.

Cirinya ilmu huduri itu, saya ambil dari bukunya Suhrawardi, hadir secara eksistensial. Objek sama subyek jadi satu. Dan ilmu huduri itu pasti benar. Kenapa pasti benar? Karena tidak koresponden.

Kalau khusuli koresponden, khusuli itu bisa meleset. dikonsepkan beda sama kenyataannya tapi huduri kamu rasakan sendiri kayak tadi misalnya tentang kawin saya kecewa pak kawin bayangan saya itu luar biasa ternyata enggak kamu keliru kawin itu luar biasa saya merasakan sendiri loh pak itu enggak bisa dibantah kenapa? kamu ngalami sendiri langsung jadi ilmu huduri itu ilmu yang tidak koresponden Jadi tidak ada kategori benar atau salah Ya mesti benar kamu yang merasakan Kalian kan susah bantah Misalnya ada orang mengeluh Saya itu kamar temanku sekamar itu menyebalkan sekali Itu kan bantahnya susah Kenapa? Dia sendiri yang ngalami Kamu kan tidak bisa bantah Ah jangan-jangan kamu salah merasakannya Lu bong saya yang merasakan Kok jangan-jangan salah, saya sendiri jadi susah dibantah ilmu huduri itu Kenapa? Kategorinya tidak kategori berjarak dengan yang mengetahui, tidak koresponden Jadi antara pengetahuan, antara yang diketahui dengan yang mengetahui itu jadi satu, namanya sua objek Jadi pasti benar, dalam konteks dia, dalam konteks subjektifitasnya Oke, jadi itu cirinya.

Jadi dualisme benar-salah nggak ada. Karena itu penghayatan langsung. Sama kayak misalnya makan rujak yang pedas. Saya makan lomboknya dua dan sudah kepedesan luar biasa.

Kamu kan nggak bisa menyalahkan saya. Pak, lombok cuma dua aja sudah pedes. Saya sepuluh nggak pedes, pak. Loh iya, kamu bener dengan sepuluhmu. Aku benar dengan doaku Sesuai penghayatanku Orang gak bisa bantah Bapak salah loh kalau bilang dua itu pedes Luwong saya yang merasakan dan pedes kok Kan kalian gak bisa bantah Jadi itu jenis ilmu kuduri Nanti arahnya memang ke pengalaman ketuhanan Yang sifatnya personal Tuhan itu kan dialami, kalau sudah dialami Bantahnya susah, makanya diantara argumen pembuktian Tuhan, salah satu yang agak susah dibantah itu argumen from religious experience, dari ranah pengalaman keagamaan.

Kalau cuma pakai argumen sebab akibat argumen penyebab pertama, argumen desain alam semesta, itu masih bisa dibantah. Tapi kalau orang sudah ngomong, saya ngalami sendiri betapa. Maha kuasanya Tuhan Saya yang sudah terancam DO Ya nanti gelarnya PhD Lulusnya pas hampir DO Jadi meskipun S1 gelari PhD Jadi lulus pas hampir DO, Alhamdulillah lulus Oke, jadi sifatnya personal, sua obyek, tidak ada dualitas benar-salah Dan dia hadir dalam diri kita, itulah duri ilmu menerjemahkannya umum Bukan sain kalau barat tapi Mungkin lebih dekat ke knowledge, pengetahuan Oke, nah ini yang tadi saya janji jelaskan dulu Sebelum masuk ke arisalah ala dunia Intuisi itu kemampuan memahami sesuatu Tanpa melalui penalaran rasional dan intelektual tiba-tiba datang jadi itu namanya intuisi saya sering bilang kayak minggu lalu ketika kita ngomong saya dusen nasir bahwa hari ini kita agak defisit karena perangkat intelek kita direduksi hanya pada panca indera sama akal padahal kita masih punya banyak Ada intuisi, ada naluri, ada nurani Naluri ini pengetahuan instinktif Sayang sama orang tua, orang tua sayang sama anak Ini kan instinktif, gak perlu belajar Yang cowok suka sama cewek ini kan instinktif, gak perlu belajar Kalian gak perlu kursus untuk biar saya suka sama lawan jenis Gak usah, otomatis itu Kayak kawin tadi kan kamu gak perlu kursus pak Saya ingin banyak referensi biar bisa pak Kan kamu gak butuh, itu insting Mesti soco khawatir Bok diarahkan, nanti ujungnya mesti kesitu juga jangan khawatir Mesti bisa, kenapa insting Simbamu dulu gak pake kursus macem-macem ya anaknya banyak Kenapa instintif Nah, cuma kita tidak mendaya gunakan ini, tidak memahami teori ini, karena ada banyak yang bisa dielaborasi dari instingnya manusia. Sebagaimana banyak orang sekarang mempelajari instingnya hewan, kan?

Sebenarnya manusia juga punya banyak insting yang bisa dikaji. Nurani juga begitu. Kadang-kadang kalau ada masalah, Kita harus pinter, ini pakai akal apa pancak-pancak indera, atau jangan-jangan ini pakai nurani.

Kalau ada nenek-nenek yang maling kayu, ya secara hukum dia salah. Cuma dia malingnya karena sudah tua, nggak punya keluarga, tetangganya pelit. Terpaksa dia ngambil kayu dijual untuk makan. Nah ini kan yang maju, bukan hukum lagi, bukan akal lagi bahwa dia salah, tapi nurani, moralitas.

Ini juga alat pengetahuan yang tidak tergarap serius di dunia modern. Kenapa hoax, berita palsu, dan yang sejenis itu sekarang merezalela, karena waktu kita nulis berita palsu, nuraninya mesti tidak dipakai. Tidak sadar yang kita jelek-jelekan, yang kita jatuhkan itu manusia yang punya martabat.

Ketika nurani tidak bunyi, ya. Martabat manusia jatuh, itu kita juga miskin untuk belajar, termasuk ini, intuisi Jadi pengetahuan yang memang di luar rasio, kalau kalian ngomong, wah gak masuk akal Ya memang pengetahuannya di luar akal Jangan, hari ini jangan kaget, jangan bingungan kalau ada statement yang gak masuk akal Tidak masuk akal bukan berarti salah Bukan berarti keliru, contohnya intuisi ini jenisnya banyak. Kalau secara teori psikologi, intuisi itu misalnya ada jenis pertama, immediate apprehension, direct knowing.

Contohnya, kalian tiba-tiba ingin baca buku. Ternyata begitu membaca buku itu, oh iya ini informasi yang tak cari-cari dulu, itu jenis intuisi. Tiba-tiba ingin ngaji, begitu berangkat ke sini, oh ini temanku lama nggak ketemu sekarang ada di sini.

Ah itu jenis intuitif, ah itu kan kebetulan pak. Lah iya, nggak rasional kan, nggak masuk akal kan, karena memang di luar ranah rasio, direct knowing. Jadi itu jenis pertama yang sering kita sebut kebetulan atau unconscious mind.

Itu jenis intuisi Kayak kalian yang biasa naik motor itu Kan itu gak pake kalkulasi Kadang jalan sempit masuk aja Ternyata ya masuk Itu kan intuisi yang ngisi-ngisi Tenang aja aman Masuk kayak itu contohnya ya mobil Supir itu kadang-kadang kan ya Kalkulasinya kalkulasi intuitif aja Unconscious Kenapa pengetahuannya sudah mengendap Jadi otomatis jalan begitu saja Nggak pake dipelajari, nggak pake dikaji, sudah tau kebenarannya Alah, kalau kayak gitu kamu mesti gini deh Nah itu unconsious Ada juga jenis, kalau bahasanya itu, head intelligent Ini juga kayak ceritanya film Tiba-tiba mau naik pesawat Nggak jadi ah, perasaanku nggak enak Nah ternyata begitu nggak jadi naik pesawatnya celakaan itu apa head intelligent jadi kayak kalian misalnya besok kalau mau ndak masuk kuliah bilang aja ke dosennya kok kemarin ndak masuk perasaan saya enak pak nanti dosennya bilang Wah kamu benar ternyata kuliahnya kosong saya juga ndak masuk Itu namanya head intelligence Batinmu cerdas bisa membaca yang belum terjadi Jadi head intelligence itu sebenarnya yang kamu lakukan tidak masuk akal Tapi ternyata di belakang benar juga Itu berarti kamu peka kalau bahasa itu Peka itu secara intuitif namanya head intelligence Terus ada lagi direct perception. Direct perception itu sama lagi. Kebetulan, kayak semacam kebetulan.

Sedang butuh uang, tiba-tiba temanmu datang. Kamu butuh uang ya? Aku barusan dapat rejeki banyak. Makan-makan yuk.

Alhamdulillah. Itu direct perception. Ada barang hilang, dicari-cari nggak ketemu. Terus kamu putus asa, tasnya kamu banting, eh tiba-tiba, oh iya di dalam tas ini, ketemu sekarang. Itu seolah-olah kebetulan, tapi ini termasuk jenis ragam pengetahuan intuitif.

Kalau dalam dunia epistemologi sering disebut knowledge by acquaintance, pengetahuan langsung. Saya kasih contoh ya, sain itu juga sering... melibatkan intuisi seni juga sering melibatkan intuisi Said misalnya Newton ketika menemukan hukum gravitasi itu kan dia menyimpulkan ada hukum gravitasi waktu nongkrong di depan kampus terus lihat apel jatuh dari situ muncul gagasan wah ini mungkin ada Gaya tariknya bumi ini Itu intuitif pasti Kenapa? Karena kenapa saat apel itu jatuh kok gak kemarin-kemarin Emangnya sejak kecil sampai jadi mahasiswa Gak pernah lihat barang jatuh Kan mestinya ya sering Cuma hanya ketika apel ini jatuh Dia terus sadar ada hukum gravitasi Sama kayak Archimedes Archimedes itu Menemukan hukum Arjimedes waktu dia kungkum. Mau mandi, kumkum, airnya tumpah Dengan tumpahan sesuai rumus Alcimedas itu Baru dia bilang, Eureka, ketemu sekarang rumusnya Terus lari-lari telanjang, ketemu sekarang hukumnya keluar rumah Sehingga terkenal sekali istilah itu Itu pasti intuitif, kenapa tiba-tiba Ding datang sendiri Dipikir nggak ketemu-ketemu, tiba-tiba ketemunya waktu nggak disengaja Itu intuitif Sastrawan, seniman itu kan nyari itu Mempertajam intuisi Karena kalau sastrawan Intuasinya tidak tajam Gagasannya pasti tidak kreatif Tidak ada yang baru, mula-mula Jadi itu intuisi Modenya knowledge by acquaintance Kalau dalam prakteknya Isinya biasanya Kalau kita menyebutnya virasa Virasat itu gut feeling, perasaan yang khas atau natural feeling Ya kayak tadi, rasanya enggak enak ya Kayak orang Jawa ini kok hawanya sumuk ya, mesti mau hujan Itu jenis virasat Ini saya bilang tadi, kalau ini dikelola bisa kita kembangkan luar biasa Orang zaman dulu lebih canggih daripada manusia modern, sama kayak kritiknya Hussein Nasr.

Orang zaman dulu virasat juga jadi mode pengetahuan. Orang Jawa itu punya teori virasat yang luar biasa, coba dibaca primbon gitu. Itu kan luar biasa, cara niteni realitas orang itu kalau misalnya rambutnya keriting itu biasanya apa. Kalau tai lalatnya di pipi, terus jirinya apa, bisa begitu sampai detail itu dan tebal sekali.

Coba dibaca perimbun-perimbun Jawa itu. Jadi mereka lebih canggih daripada kita. Kita kan untuk ngerti macem-macem kadang harus dibedah lah, harus dipakai analisis teori lah. Mereka kan orang Jawa lebih canggih daripada kita. Bayangkan di Jawa itu kadang orang kawin aja dihitung loh.

wetonnya, gak ada teori weton itu Donald Trump gak ngerti itu wetonnya apa sama wetonnya apa ini cocok apa tidak itu bisa dan bahasanya ilmu titan diawali dari firasat kadang-kadang juga inner voice suara hati instant knowing physical sensation extrasensory perception extrasensory perception itu yang kayak jenis-jenis karma itu extrasensory perception ya, wah ini di pojok sana ada, itu extrasensory nah itu kalimat-kalimat itu jenis pengetahuan intuitif nah, ini psikologi kalau versinya tasawuf yang ilmu laduni, ilmu huduri Semua itu tadi sumbernya adalah Tidak ada yang kebetulan Semua yang seolah-olah kebetulan itu informasi dari Allah ke dalam diri kita Ketika Newton menemukan gravitasi Archimedes Menemukan hukum Archimedes itu Sama Allah memang dipancari cahaya untuk membongkar rahasia itu Sementara kalau dalam teori-teori psikologi modern yang behavioristik Yang manusia dianggap semi kayak mesin Itu kan bukan dari Allah Tapi dari timbunan bawah sadar Nah kalau dalam tasawuf Yaitu yang dari Allah itulah namanya laduni Jadi kayak tadi kamu firasat Saya gak masuk kuliah Firasat saya gak enak Kok terus pas Berarti kamu sebenarnya dapat ilmu ladu Dari Allah Mungkin ya Allah ingin menyadarkan Di antara intervensinya Allah dalam kehidupan manusia Yang semacam itu kebetulan-kebetulan Bahwa itu mungkin untuk membantah orang barat yang deistik Kalau orang barat itu kan alam semesta ini ada hukumnya dan selesai Berarti Tuhan itu setelah menciptakan alam semesta Terus liburan santai-santai di kantornya Besok kalau kiamat baru menghisap Tapi tidak, Allah selalu terlibat dalam hidup kita, makanya kita boleh berdoa, boleh berharap Dan Allah juga intervensi-intervensi, termasuk dalam model dunia ini kan Allah intervensi dalam hidup kita Jadi tenang saja, Allah itu selalu terlibat Nah ini cuma kita yang sering tidak sadar Allah itu selalu sedia, selalu dekat dengan kita Cuma kita yang sering cuek Ya untungnya Allah itu sabar Ya, kalau Allah gak sabar, kamu sudah ditinggalin dari dulu Sudah dicuekin dari dulu Oke, dimulai ngajinya sekarang Arisalah ala dunia Ya, yang tadi cuma pengantar Biar ngerti kita ada dimana Oke, bismillah Nggak banyak, saya tidak meringkas kata-kata, nanti Sumat tak bikin bagan-bagan. Di awal-awal di kitab Arlisalah ala Dunia, Gosali bilang, ini sebenarnya saya nulis kitab ini, ada seorang teman yang tanya padaku, apaya bener ada ilmu jenis laduni ini? Itu di pengantar dia bilang begitu.

Dia meragu. Bukan temannya ini. Oboyo ada pengetahuan itu kan dari akal, dari rasio, dari pengalaman.

Kok ada pengetahuan yang laduni, yang dikasih Allah langsung itu kayak gimana? Akhirnya Gozali ya sudah saya tulis risalah. Nanti jenis risalah itu kan kayak surat.

Jadi tidak terlalu panjang. Semacam jawaban dari pertanyaan teman. tentang ilmu latuh cuma yondak panjangnya kozali yo kalau kamu ngaji bisa tahunan kita pelan-pelan karena kamu dari sobat sarap masalahnya tiap kata buka kamus ke terus kemuliaan ilmu ini bagian awal sayang Saya awali dari sini, di katanya Gozali kalimatnya indah Ilmu itu zatnya sendiri sudah mulia Jadi ilmu itu sebenarnya jenis apapun Hakikatnya dia sebagai ilmu itu mulia Logikanya simple, kenapa?

Karena ilmu lawannya kebodohan Tahu, lawannya tidak tahu. Kalau tahu itu cahaya, ketidaktahuan itu kegelapan. Jadi barangnya sendiri yang namanya ilmu itu sudah mulia.

Maka kalian nyari ilmu apa saja, itu sebenarnya sedang mengambil atau menempati kemuliaan. Cuma ya itu tadi kita ilmunya agak terbatas di rasio dan empiris. Tapi sebenarnya ilmu apapun... Termasuk yang primbon-primbon dan macam-macam tadi sebenarnya hakikatnya itu pengetahuan yang mulia Karena lawan dari ilmu itu kebodohan Maka belajarlah tanpa pilih-pilih guru, pilih-pilih materi, apapun yang terjangkau pelajarilah Itu teorinya Gozali Meskipun demikian, kalau... Bisa carilah ilmu yang utama Meskipun obyek ilmu apapun itu mulia Tapi dahulukan yang utama Pengetahuan untuk hal-hal yang lebih utama Dan diantara yang utama itu Yang paling utama adalah pengetahuan ketuhanan Pemahaman tentang Tuhan Ini yang saya tidak tahu tradisi pemahaman ketuhanan itu tidak menonjol lagi di dunia Islam Padahal itu mungkin ciri khas kita Ciri khas kajian timur Orientasinya teos ketuhanan Jadi katanya Gozali obyek ilmu yang paling mulia itu Tuhan Karena kita nanti Innalillahi wa inna ilaihi roji'un Dari Allah akan kembali ke sana Maka mempelajari kalau bahasa Jawanya Sangkan paraning dumati Asal-usul dari mana kita datang dan kemana kita akan kembali Itu adalah mengenali Tuhan Karena kita datang dari Tuhan kembali ke Tuhan Datang dari Allah kembali ke Allah Maka obyek ilmu paling mulia adalah Allah Kita sejak kecil dikenalkan oleh Allah untuk diyakini jarang yang dikenalkan secara dalam atau diarahkan untuk lebih mengenal biasanya kita pokoknya yakinlah Allah itu ada titik jarang diantara kita yang secara serius mengkaji Allah hakikatnya, sifat-sifatnya mungkin hanya mahasiswa jurusan tertentu yang bahas itu itu pun ya jarang yang sampai dalam padahal itu obyek ilmu yang paling mulia, hakikat kita nanti disitu, dari Allah kembali ke Allah, kalau kita Allahnya tidak kenal, kalau Allah itu hanya sebagai untuk diyakini, kemudian memberikan kewajiban kewajiban, itu kan rasanya Allah itu seperti majikan kita Kita diperintahi macam-macam dan kita nggak kenal dia.

Jarang orang yang intensif berusaha mengenal atau diperkenalkan dengan Allah. Makanya ilmu yang nomor satu kalau di Gozali tauhid. Kita harus kenal Allah.

Kalau kenal lah janda, jangan membayangkan bisa jatuh cinta. Tak kenal maka tak sayang. Jadi di antara kuncinya kenapa? Kemarin kita belajar mahabatullah, cinta sama Allah. Kenapa kok kita susah bisa mencintai Allah?

Karena mungkin kita tidak kenal. Kenal lah janda gimana bisa cinta. Apalagi sekarang ilmu kita hanya ilmu materi sama ilmu rasio.

Positivistik. Hanya percaya yang ada faktanya, ada gambarnya. Wassalam sudah kan? Allah itu sudah goib, kita tidak kenal lagi, kok disuruh mencintai, jauh Maka obyek ilmu yang utama nomor satu adalah ketuhanan Jalannya lewat apa katanya Gozali, wadahnya ilmu itu jiwa Jiwa kita itu makanannya adalah ilmu fisikmu itu makanannya kan yang kamu makan tiap hari yang kamu minum tiap hari kalau ini kebutuhan fisik silahkan diminum yang masih ada yang sudah habis yuk dicari di belakang kalau masih ada kalau di belakang habis di kamar mandi masih banyak Oke, jadi kalau ini untuk fisik, untuk rohani kita, jiwa kita, makanannya adalah ilmu dan ilmu yang paling utama itu ilmu ketuhan, ilmu khid jadi hari ini tradisikan sibuk nambah ilmu Bukan sibuk mendebat orang lain, bukan sibuk gegeran saingan, bukan sibuk hoax Jadi hari ini tuh cirinya manusia hari ini tuh Apa kalau bahasanya hiperrealitas hari ini tuh manusia itu epilepsi komunikasi Epilepsi komunikasi itu Besok saya ngomong itu ada Jadi epilepsi komunikasi itu, kita hari ini dihujani banyak sekali informasi dan kita milih informasi itu bukan kategori mana penting, mana tidak penting tapi kategorinya mana yang menarik, mana yang wow, dan mana yang tidak menarik dan itu yang dilakukan TV-TV, dilakukan web-web, dilakukan internet-internet Nggak penting lagi makna, yang penting wawunya, kayak acara-acara TV yang kita sebut di awal itu. Kamu meleh acara TV kan bukan kamu butuh atau enggak, maknanya penting untuk hidupmu atau enggak, tapi yang bisa menyenangkanmu, yang menarikmu.

Jadi ada keterputusan makna, itu yang disebut epilepsi komunikasi. Jadi putus-putus rangkaian pengetahuan. di pilih yang kamu butuh saja akhirnya apa media menawarkan yang menarik buatmu saja kalau ndak percaya YouTube misalnya bukalah video apa yang kamu senang setelah itu kamu akan ditawari semua video yang berhubungan yang mirip dengan yang kamu buka tadi Google juga begitu sehingga akhirnya kamu kerasan ndak pernah kamu buka YouTube itu satu terus Ya sudah itu saja, butuhnya cuma itu.

Mesti terus kamu ditawari yang lebih menarik di video sebelahnya, sesudahnya, sebelumnya. Dan itu membuat kita epilepsi komunikasi. Epilepsi itu kan orang meledak-ledak sebentar terus sadar lagi.

Tapi meledak-ledak lagi, sadar lagi. Oke, itu teori kajian baru. Hubungannya nanti di bukunya siapa?

Yang Prodiat. Yang Prodiat nulis judulnya Ekstase Komunikasi. Oke, terus Gozali mengklasifikasi jenisnya ilmu.

Gozali, ilmu itu ada dua. Dua, syari sama akli. Ini kalau kalian nanti belajar atau ngajar filsafat ilmu, bagian ilmu-ilmu keislaman boleh pakai kategorinya Gozali ini.

Ini belum di-Ihyak. Kalau di-Ihyak nanti ada kategori etisnya. Kategori etis itu ilmu ada yang mahmud.

mudah ada yang ada yang ada yang filsafat itu tidak perlu semua orang ngerti filsafat nanti malah kacau ya sebagian sudah ngerti filsafat cukup tapi tauhid itu semua orang harus ngerti tauhid ibadah mahto itu harus ngerti Yang syari'i ada dua, ilmu usul dan ilmu furuk. Ilmu usul itu bukan berarti ilmu yang mengajari caranya usul. Usul itu maksudnya ilmu pokok yaitu tawhid. Makanya fakultas usuluddin itu mahasiswanya banyak usul.

Karena namanya usul, pokok. isinya tawhid yang kedua ilmu furuk ilmu cabang diantara ilmu cabang itu yuk fikih fikih itu termasuk haknya Allah ibadah ada muamalah muamalah itu termasuk haknya hamba Mu'amalah nanti oleh Ghazali dibagi dua Hak hamba itu mu'amalah sama mu'akodah Mu'amalah itu hubungan sosial, mu'akodah itu hubungan ekonomi Jadi hak Allah, hak hamba, dan yang ketiga hak jiwa Hak jiwa itu akhlak, moral, etika Itu termasuk ilmu syar Yang ingin belajar agama silahkan mele yang diminati, yang usul, yang furuk Kalau yang furuk boleh mele tentang haknya Allah, tentang ibadah atau haknya hamba, mu'amalah dan mu'akodah atau haknya jiwa Diri kita sendiri secara individu Namanya akhlak Terus nanti ada ilmu akli, ilmu akli ini kalau Gozali logika termasuk berhitung, harus belajar. Kemudian ilmu alamiah, fisika, biologi itu kita ngerti.

Kemudian yang ketiga ilmu kalau kita sebut hari ini metafisika. tentang hakikat realitas, itu ilmu akli. Jadi ilmu alamia, fisika, hakikat realitas, metafisika, ilmu tentang berhitung atau cara berpikir namanya logika Itulah semestanya ilmu-ilmu Kalau ingin disebut ulama ya kuasai ilmu-ilmu syari, usulia, dan furuia Karena ulama itu warosatul ambiyak, pewarisnya para nabi, mewarisi syariah. Ada juga yang akli, mungkin yang akli ini yang ulama modern, spesialis, ahli fisika, ahli matematika, ahli logika, termasuk ahli filsafat itu ilmu akli. Jadi ada syariah, ada akli.

Kalau tentang ilmu itu, nah sekarang baru masuk ke Laduni. Kalau di Gozali, Laduni itu berhubungan dengan proses belajar. Jadi meskipun istilahnya ilmu Laduni, ini bukan berarti terus ada ilmunya sendiri. Makanya kalian lihat di peta sebelumnya ini.

tidak ada lupa ilmu laduni yang mana? tidak ada ilmu laduni itu proses belajarnya jadi metodenya kalau bahasanya kampus epistemologinya itulah duni bukan kok isinya apa ilmu laduni isinya bisa semua ilmu tadi apa ada pak ilmu laduni yang isinya fisika misalnya sama Allah dianugerai ilmu fisika ada saya enggak tahu laduni apa tidak zaman saya dulu di Jemberlada Pondok pesantren Al Hasan ianya namanya Kiai Muzammil beliau ini enggak pernah sekolah SD sampai kelas 4 Cuma otodidak belajar sendiri ilmu falak Sampai kemudian bisa bikin teropong bintang sendiri Dan sekarang jadi tempatnya mahasiswa-mahasiswa praktikum Itu otodidak Nyari bahannya untuk bikin teropong Nyari di pasar-pasar, nyari cermin, nyari Belajar dari kamera, belajar dari itu Cuma sampai kelas 4 SD Kalau ada waktu kesana Di sana banyak dipakai praktikum mahasiswa. Jadi, ya mungkin ada bantuan dari ilmu laduninya.

Bayangkan ilmu laduni isinya teropong bintang itu kan luar biasa. Jadi, dia proses belajarnya namanya laduni. Harusnya kalau nggak pernah sekolah formal kan nggak bisa, tapi beliau bisa. Zaman saya ke sana itu yang terbesar sudah bisa.

Sekian status meter, meter bisa lihat pelanet itu kan luar biasa, tidak sembarangan. Jadi itu proses belajar. Proses belajarnya ada dua, kalau di Gozali, Ta'alum Insani sama Ta'alum Rukbani. Kita ngaji ini ta'alum insani, jadi model belajarnya manusia biasa Jadi karena kita manusia biasa, ya modelnya ya biasa-biasa Isinya berpikir belajar normal, baca buku, mendengarkan kajian, diajari orang lain, dan seterusnya Itu ta'alum insani Ia dapat ilmu, dapat pengetahuan, cuma kayak tadi sifatnya tidak hakul yakin, informatif sifatnya.

Beda sama ta'alum robbani. Ta'alum robbani ini dianugerahi. Kalau di Gozali jenisnya dua, ada wahyu, ada ilham. Jadi kalau wahyu untuk waranat. kalau ilham untuk manusia biasa seperti kita ya kalau ingin cepat dapat ilham ya kalian besok kalau punya anak nomor satu kasih nama wahyu nomor dua ilham sudah dapat dua-duanya sekarang saya sudah dapat wahyu pak dan dapat ilham jadi ini proses ta'alum robbani pengajaran dari Tuhan langsung Jadi itu simple Nah cuma syaratnya Jiwanya harus bersih Untuk tak alum roh Jiwa yang kotor Mungkin Allah melimpahkan Seandainya Allah melimpahkan pun tidak akan terbaca Kayak kita tiap sholat berdoa Ih dinasirotol mustaki mungkin Allah sudah ngasih hidayah menunjukkan jalan yang lurus.

Kok kamu gak ketemu-ketemu jalan lurusnya? Mungkin petunjuknya Allah gak terbaca. Kalau dilihat betapa sayangnya Allah pada manusia, insya Allah kalau kamu baca fatihahnya serius itu kamu beneran sama Allah dikasih petunjuk, dikasih petunjuk jalan yang lurus.

Kenapa tidak terbaca? Kenapa kamu masih kebingungan? Mungkin karena jiwamu gelap.

Ya kayak ruangan yang gelap itu loh, seindah apapun isinya tidak kelihatan. Maka kita butuh jiwa yang jernih katanya Gozali. Bahkan katanya Gozali, jiwa yang jernih itu sudah luar biasa isinya, sudah banyak sekali anugerah pengetahuan dari Allah. Jiwa yang tidak jernih kenapa? Jiwa yang tidak jernih karena sibuk dengan kegelapan, sibuk dengan dunia, sibuk dengan materi.

Analoginya Gozali, Kayak mendung yang menutupi matahari Kalau mendung menutupi matahari itu kan bukan berarti mataharinya tidak ada Jiwamu yang asli itu terang dan jernih Cuma tertutupi oleh dunia Maka kita harus belajar Diawali dengan menyucikan diri Tahapan pertama pembelajar itu membersihkan jiwa, kalau versinya Gozali. Baik ta'alum insani maupun ta'alum robani. Kenapa?

Karena ya, kayak dulu ya disairnya Imam Shafi'i itu, karena ilmu itu nur. Jadi anal ilma nurun. Dan cahayanya Allah tidak akan bisa jadi petunjuk bagi orang yang suka maksiat Karena maksiat membuat hati gelap Kalau hatimu gelap ya Hidayah seperti apapun tidak akan terbaca Bukan Allah tidak ngasih, kamu yang tidak bisa baca Jiwamu gelap Maka syaratnya orang belajar yang pertama membersihkan jiwa Atau kalau jiwanya sakit karena dunia, menyembuhkannya dulu. Makanya katanya Gozali, penting syaratnya orang belajar itu mengenali penyakit jiwanya.

Jiwamu ada penyakit apa yang menggelapkan? Dikenali dulu, terus diobati, baru kamu belajar. Kalau tidak ya susah, cahaya masuk. Jangan-jangan itu yang membuat... Kalau kamu baca buku, baca bukunya paham, akalmu jalan, tapi bukunya ditutup lupa.

Nggak ada yang nyantol satupun, mungkin karena dalamnya gelap. Pengetahuan banyak, ngaji ini aja sampai berapa, hampir seratus berapa sesi, tapi yang tersisa berapa sekarang? Yang nyantol di sini paling kamu lupa. Banyak yang lupa. Ditanami terus tapi tidak tumbuh-tumbuh Itu mungkin karena jiwanya gelap Karena alatnya ilmu laduni itu jiwa Asumsi-asumsinya Diri salah ladunia berarti ilmu laduni itu ilmu yang dilimpahi oleh Allah Berarti dia berasal dari luar diri Yang dimasukkan ke dalam diri Asumsi yang kedua Usahanya bukan usaha insani Tapi usaha ilahi Karena dikasih Maka manusia bukan mencari ilmunya Tapi menyiapkan dirinya agar layak untuk dikasih Jadi untuk dapat ilmu laduni itu tidak bisa ditransfer Kamu tidak transfer ilmu laduni itu tidak bisa Kenapa?

Karena syaratnya adalah kita menyiapkan diri kita Agar layak ditransfer oleh Allah Makanya syaratnya nanti ada mujahadah, pembersihan diri, dan seterusnya Yang ketiga Helmuladuni itu isinya apa, muatannya apa, tergantung yang ngasih. Jadi maka jangan heran kadang-kadang orang nggak ngerti apa-apa tiba-tiba bisa ngomong apa. Ada wali yang tiba-tiba bisa ngomong bahasa Inggris, meskipun nggak pernah khusus bahasa Inggris. Ya mungkin bisa. Kalau itu memang heladuni, dilimpahi Allah kemampuan bisa ngomong bahasa Inggris.

Kalau Allah sayang padamu, pas mau tes tuvel itu kamu dikasih laduni, bahasa Inggris. Pas butuh, pas dapat. Nah itu laduni, tergantung Allah yang ngasih.

Ya mungkin saja kalau Allah mau, cuma syaratnya pasti tidak simpel apa pembersihan jiwa. Dan Allah yang tahu apa butuh kita. Allah akan ngasih sesuai yang Allah ketahui tentang kita yang Allah inginkan atas diri kita Nah itulah dunia Asumsi-asumsinya itu. Medianya, kalbu. Sebenarnya nulisnya nggak pakai kalbu.

Bahasa Indonesia jadi ka. Harusnya pakai kiu, kalbu. Cuma kelihatannya di Indonesia kan jadi kalbu.

Kalau kalbun, bahasa Arab, ya jadi jelek. Makanya ada lagu yang judulnya bahasa kalbu. itu kalau diterjemah jadi jelek itu kan bahasanya kalb harusnya bahasa kolbuh cuma tidak bahasanya kalb jadi dilimpahkan ke dalam jiwa medianya kolb maka yang tadi harus jiwa bagian mana yang harus dibersihkan itu kolbunya Hatinya, jangan salah, kalau kita berpikir yang jelek-jelek, yang jahat-jahat, itu yang kotor kolbu kita.

Kalau kita melakukan maksiat, yang melakukan tindakan fisiknya, yang kotor kolbu, karena efeknya ke dalam. Makanya ada orang bilang, Jangan suka jahat, jangan suka maki-maki Nanti hatimu yang kotor Kalau kamu maki-maki orang Jangan dikira yang rusak dia yang kamu maki-maki Tapi kamu yang maki-maki Kenapa? Hatimu Semakin banyak kekeliruan, kesalahan Semakin gelap hati kita Nah itu padahal dari situlah Allah berhubungan dengan kita Jadi kolbu harus bening, harus jernih Karena di tempat itulah Allah mencahayai hidup kita dengan ilmu dan pengetahuan Nah selanjutnya Kalau di Risalah Ladunia caranya mendapat ilmu Ladunia ada tiga Yang pertama jelas tadi, dianugrai oleh Allah Ya, meskipun rumusnya harus membersihkan jiwa, dalam kasus tertentu mungkin ada orang yang biasa-biasa Mungkin dia cenderung jahat, tapi Allah ingin menolongnya, menghadiahinya dengan hidayah Akhirnya dia bisa melihat hidayah Kalau ini memang hadiah dari Allah Cuma enggak sembarangan orang dapat ini, enggak usah nunggu, makanya orang nunggu hidayah.

Saya nunggu hidayah saja Pak Besun, enggak usah ditunggu. Kamu yang berusaha membersihkan dirimu nanti hidayah datang. Kecuali dalam kasus khusus yang Allah menghendaki, hidayah datang pada orang tertentu yang padahal dia ini jahatnya luar biasa, rusaknya luar biasa.

Mungkin ada orang tertentu begitu. Jadi ini... Memang murni hadiah dari Allah yang pertama Ada jenis kedua Kalau yang ini tadi, yang riadoh, mujahadah, murokobah, mendekatkan diri pada Allah Ini yang pakai usaha Di Risalah dikutip dua hadis Saya nggak tahu, sohih do'ifnya mahasiswa hadis yang ngecek Kalau katanya Gozali ditulis di kitabnya berarti baunya wangi hadis ini Ya, silahkan kamu cium nanti Man amila bima alima Awrathah awrasahullahu ilman malam ya'lam Barang siapa menjalankan Apa yang diketahui, Allah akan memberikan ilmu tentang apa yang dia belum ketahui.

Ini hadis. Jadi syaratnya, kamu dikasih ilmu laduni, yang belum kamu ketahui itu apa? Manfaatkan ilmu, jalankan ilmumu sampai ke level manfaat.

Nanti Allah akan nambah ilmu Makanya Ustadz, guru itu rasanya kok puinter Terus ya, Allah ngasih anugerah Terus ilmunya manfaat, dijalankan Kalian mungkin bukan ustadz, bukan guru Tapi manfaatkan ilmumu Untuk hidupmu, nanti A'urrasahullahu Ilman malam Ya'lam, kalau ini Mujahadah yang lain lagi Man ahla salloha arba'ina so'bahan Alharallahu ta'ala ya nabi al-khikmah Ming kolbihi ala lisani Barang siapa yang ikhlas kepada Allah Empat puluh subuh Empat puluh hari berarti Maka Allah akan menampilkan, menunjukkan sumber-sumber hikmah dari hatinya pada lisannya Silahkan kamu kaji hadis ini Barang siapa yang bisa konsisten ikhlas Ikhlas itu berarti segala amalnya hanya untuk Allah Tidak mengeluh apapun keputusan Allah 40 hari saja itu mungkin Angka itu untuk menunjukkan bahwa kita serius, konsisten, selalu ikhlas kepada Allah Maka Allah akan memberikan hikmah dalam hati kita yang nanti akan tampil dalam lisan kita Sumber-sumber hikmah ditanam dalam jiwa dan itu akan kelihatan dalam ucapan kita Nah itu hadis, kalau dikosan silahkan kamu cek Ya latihan lah yang 40 hari, ikhlas. Bikin program sendiri ya, kalendernya ditulisi. Bulan, mungkin Ramadan besok lah lebih enak. Ramadan 30, 10 hari sebelum Ramadan, nanti ngajinya libur gak apa-apa. 10 hari sebelum Ramadan, program ikhlas.

Kamu hati-hati bener, jangan sampai komplain, protes, mengeluh. Melakukan sesuatu berpamrih dunia Semuanya ikhlas Jal bisa pandang Gak masalah pak Hari ke 39 setengah Saya batal misalnya Ya gak apa-apa Allah kan sudah melihat usahamu Allah itu gak kaku, gak nteso kayak kamu Ya ngerti lah kamu sudah serius Kalau kurang dikit ya gak masalah Kalau sudah ngerti keseriusanmu, kalau Allah mengendaki mungkin gak nyampe 40 hari kamu sudah merasakan hikmahnya Boleh dicoba, uang ini yang memvalidasi hadisnya kan Ghazali Waliullah yang gak diragukan lagi, nah itu jalan riaduh namanya Yang ketiga jalan Tafakkur Kalau ini sebenarnya jalan normal Kalau kita belajar Serius, normal, pakai akal Tidak masalah Kayak gini nih, tidak masalah kalian belajar biasa Tapi yang serius, memang Gairah mencari ilmunya luar biasa Tau'labil ilmi, tetap lillahi ta'ala Nanti Allah akan membukakan Pintu-pintu kegaiban Kalau bahasanya kosa Keseriusan kita akan dibantu oleh Allah Ini yang seperti saya bilang tadi Wom kita belajar insani pun Ilmunya kan juga dari Allah Jadi yang ketiga, tafakkur, ayo belajar. Kita belajarnya satu halaman, hasilnya kita berhalaman-halaman. Dari mana? Dari Allah.

Kita membacanya cuma satu buku, mungkin hasilnya bisa lebih banyak dari itu. Dari mana? Dari Allah.

Kenapa Allah ngasih? Karena kesungguhan kita belajar. Padahal kita membaca cuma satu baris. Tapi... Inspirasi dari satu baris ini luar biasa banyak, wah berarti hubungannya sama itu sama ini Wah, maksudnya kita jadi luas hanya karena satu baris ini Dari mana asalnya?

Dari Allah Karena Allah tahu kesungguhan kita Itu jenis laduni juga Jadi laduni itu bisa dikejar lewat tiga jalur Hadiah murni dari Allah, cuma kalau ini nggak bisa diprediksi, nggak bisa diukur Yang bisa diukur, yang kedua, riadoh kita, usaha kita memang untuk mencari. Atau yang ketiga, ya kita belajar saja, tafakkur, seperti biasa, cuma serius, ikhlas, dikait Allah. Nanti Allah menyambut kita.

Tiga cara. Oke, nah ini yang bagian keterbatasan akal. Ini cerita, Gozali kan suka menarasikan. Bagaimana panca indera itu penuh keterbatasan? Bagaimana akal itu penuh keterbatasan Kalau laduni tidak Kenapa laduni tidak?

Karena laduni sumbernya pengetahuan Dari Allah yang mahatau Panca indera terbatas Keliatannya A tapi bisa jadi hasilnya B Dari jauh kelihatan mulus, dari dekat Wah kok begitu? Nah itu panca indera Bisa mudah tertipu, akal juga begitu. Akal itu kan sering terik, yang baik kelihatan jelek, yang jelek kelihatan baik itu akal.

Akal sering tertipu, merasa orang soleh tapi ternyata sebenarnya belum soleh. Itu ketertipuan akal. Dalam banyak kasus sering terjadi. Nah, kalau akal sama panca indera terbatas, kalau ladunia tidak, kenapa?

karnalah dunia sumbernya langsung dari Allah karena dari Allah yaudah ada batasnya sudah isinya bisa macam-macam dunia wa mafiha wal akhirah wa mafiha bisa makanya para wali itu kadang-kadang bisa bahkan membaca akhirat nanti baca biografi para wali mungkin kamu cek-cek kitab-kitab semacam Tadikirotul Awliya itu biografinya Herat aja dibaca apalagi dunia, apalagi kayak acara karma itu yang kamu pernah melakukan ini itu lebih gampang lagi Kalau Allah menghendaki, jadi gak ada batasnya Jadi makanya besok kalau ada yang gitu-gitu kamu gak usah kaget Kita sudah punya konsep itu lama dalam ilmu laduni Sayangnya memang yang punya laduni gak banyak, itu yang bikin kita kaget-kaget Hari ini apalagi ilmu kita ilmu positifistik, ilmu kaku, ilmu akal, dan panca indera yang serba terbatas Masalahnya disitu Oke, ini kalimat belakangan dalam Arisalahaladunia Jika Allah menghendaki kebaikan pada hambanya, orang yang oleh Allah dikasih pengetahuan ladunia Berarti Allah menginginkan dia kebaikan dengan pengetahuan itu. Allah akan mengangkat tabir antara jiwa hamba dan jiwa yang di dalamnya ada telaka. Maksudnya jiwa universal, akal mustafat atau Nur Muhammad kalau bahasanya Ibnu Arobi.

Allah menampakkan dalam jiwa hamba sebagai rahasia realitas dan memahamkan dalam jiwa hamba makna realitas itu. Maka tersingkaplah jiwa hakiki dan hakikat hikmah bagi hamba yang digendaki Allah melalui ilmu Ayatnya itu Yuktil hikmata mayasya wa mayyuktal hikmata fakot utiyahoy rongkasir Yang diladunikan, dianugerahkan oleh Allah pada manusia itu namanya hikmah Makhluk yang bernama hikmah ini kan yang kita kejar-kejar dengan ngaji filsafat sejak berapa tahun yang lalu Itu kalau Allah menghendaki kamu, gak perlu capek-capek ngaji, langsung dapat masuk dalam jiwamu tentang hikmah ini Dan ini diberikan Allah tanpa syarat apa-apa kecuali satu hal syaratnya mayyasha Yang diinginkan oleh Allah saja Maka Jadikan dirimu sebagai orang yang diinginkan oleh Allah Syarat pertama pasti kamu sendiri harus menginginkan Allah Kalau kamu tidak menginginkan Allah, tidak mungkin Allah menginginkan kamu Jadi maya syak Dan orang yang dapat hikmah ini Fakot utia khairon kashiro Pasti dia dapat kebaikan yang banyak Wamayan legaru illa ulul albab Dan tidak akan berpikir, tidak akan ingat Tentang hal-hal semacam ini Kecuali ulul albab Orang yang peka kolbunya orang yang jernih kolbunya itu ulul albam maka ini al-qur'an jadi kalian cari sendiri jalan biar kita diriduhi oleh Allah Allah menginginkan kita nah nanti dalam hidup ini kenapa sih adalah dunia karena hidup ini variabelnya dua Ada sunnatullah, ada kudratullah. Sunnatullah itu hukum Allah yang pasti. Kalau ini kita bisa belajar secara khusuli, secara ta'alum insani.

Tapi yang kudratullah tidak. Kita menempuh kudratullah satu-satunya jalan, ya secara laduni. Pengetahuan dari Allah langsung.

Ladu ini bisa juga tentang sunatullah, tapi dia juga bisa tentang kudratullah. Tapi ta'alum insani yang model manusia, bisanya hanya sunatullah, tidak bisa kudratullah. Sunatullah itu kalau kamu tidak makan tiga hari, mesti kelaparan, itu sunatullah.

Tapi tidak makan tiga hari, kok kamu masih ketawa-ketawa santai? Ah itu kudratullah. Jadi intervensinya Allah, sunatullah itu kamu loncat dari gedung lantai 20 dan tewas, itu sunatullah.

Kita memedomani sunatullah. Tapi kamu loncat dari gedung lantai 20 kok pas dibawahnya ada truk bawa kasur banyak. Itu kudratullah kehendaknya Allah.

Sunatullah itu kamu cakep dapat pasangan cakep. Kudratullah itu kamu Iya, lu contohnya Gue nunggu Dan kudratullah saya bilang tadi Kudratullah hanya bisa ditangkep oleh Ilmu laduni, ilmu biasa Tidak masuk akal apa Tapi ya, itu laduni Jadi kalau kalian Punya pacar cakep, terus ada, wah gak masuk akal, ini memahaminya pakai laduni Gak bisa pakai ilmu biasa Karena memang itu yang saya bilang tadi, Allah anytime intervensi Kapanpun Allah bisa intervensi Jadi namanya kudrotullah, dari situ ilmu laduni bermain Kalau ilmunya manusia biasa yang kita kejar hanya bisa menjangkau yang sunatullah Kalau ada orang tanya, pak loncat dari lantai 20 tewas enggak pak? Jawabannya iya mesti tewas, kenapa?

Karena kita manusia ngertinya yang sunatullah Meskipun ya enggak mesti juga kalau Allah nolong kemudian Itu levelnya kudratullah Bukan ranah kita tapi masih ada kesempatan enggak tewas Tapi levelnya kudratullah Makanya Manusia disuruh berdoa Kalau hanya sunatullah Kita tidak pakai berdoa Tidak berdoa, semuanya sudah pasti Kalau saya jelek, miskin, seperti ini Mesti dapatnya tidak jauh-jauh dari itu Itu sunatullah Tapi jangan khawatir, ada kudrotullah Jadi pada saatnya Allah bisa intervensi Tenang saja Itu kudrotullah Dan ini levelnya Ladunia Ilmu Laduni Oke, saya pinjamkan dari Suhrawardi seperti janji saya tadi Berarti apa Untuk dapat Isroki Bahasanya Suhrawardi Untuk dapat Laduni Prosesnya ada Empat, yang pertama Penting adalah Proses mempersiapkan diri, ini bagi kita yang biasa-biasa, ini yang berat. Mempersiapkan diri untuk pencahayaan dari Allah, untuk isyrak dari Allah. Ini yang riadoh, ini yang mujahadah, pembersihan diri.

Kalau sudah siap mengalami yang kedua, iluminasi. kalau sudah dicahayai jangan salah sampai di titik ini sampai di nomor 2 itu karakternya ilahi tapi begitu masuk ke 3 ini karakternya manusiawi lagi memaham, membangun pandangan sistematik, dipaham pemahaman ini levelnya manusia Apalagi yang terakhir, mengungkapkan pengetahuan itu. Ini juga levelnya manusia.

Jadi pertanggung jawabannya berarti juga manusia. Ilmuladuninya yang dari Allah itu pasti bagus, pasti baik. Tapi penangkapan kita dan pengungkapan kita itu sepenuhnya tanggung jawab manusia.

Jadi, Akal berperan di mana, manusia berperan di mana dalam ilmu laduni setelah pengetahuan itu diperoleh. Jadi setelah pengetahuan itu diperoleh, terus ilmu ini mau dipakai apa, diungkapkan seperti apa, ungkapan dan pemakaian pemahaman itu sepenuhnya milik kita. Jadi ilmu laduni itu berarti apa? Proses diperolehnya pengetahuan.

Kalau pengetahuannya sudah diperoleh, pengetahuan ini dipahami seperti apa dan diungkapkan seperti apa, itu tanggung jawabnya sudah manusiawi, level ketiga dan level keempat. Jadi kalau ada orang misalnya, saya dapat ilmu laduni untuk membunuh kamu misalnya. Yo kamu boleh mbak, karena selain kamu tidak ada di level laduni, ekspresi dari pengetahuan itu derajatnya manusia. Kayak waktu siapa?

Syekh Abdul Qadir dapat, wahai Abdul Qadir kamu sudah jadi wali sekarang tidak perlu sholat lagi, tidak perlu alam lagi, anda kamu setan. Nah itu kan penangkapannya manusia, dipahami sesuai pengetahuannya selama ini. diekspresikan sesuai situasi saat itu.

Maka kamu tidak bisa kok, Pak saya dapat ilmu laduni, besok ke kampus disuruh tidak pakai baju Pak. Tidak bisa. Ketika kamu tidak pakai baju, kamu sendiri yang tanggung jawab karena seandainya benar itu laduni, cara memahami, cara mengungkapkan itu tanggung jawab.

Kalau di sini berlaku hukum, ke kampus harus pakai baju. Nah itu logikanya di situ. Menghadapi orang yang Dapat ilmu laduni Karena kita tidak dapat itu Kita mengukurnya secara normal Dengan pertanggung jawaban manusiawi Maka kalau ada orang ngomong Saya dapat ilmu laduni Kamu harus kafir ini sekarang Kalau kamu tidak kafir tidak bisa Ngertiku ya meskipun itulah dunia Jadi itulah Kalau menurut surahwardi tahapan-tahapannya Jadi tidak harus Ilmu itu mulia karena sumbernya dari Allah, tapi ketika diekspresikan, diungkapkan, kalau tidak kita bukan yang ngalami, ya tetap tidak masalah kita hadapi sesuai dengan wawasan pengetahuan kita selama ini. Karena kita tidak ikut mengalami itu, yang sifatnya subjektif dia yang mengalami saja.

Nah itu proses selanjutnya. Ini kalimatnya Surah Wardi bagus, saya ambil ya. Way of reason and way of intuition adalah saling melengkap Yolah dunia itu menarik Cuma tetap kita butuh way of reason Dua-duanya saling menengkapi Nalar tanpa intuisi atau iluminasi adalah kekanak-kanakan Kalau bahasanya Husein Nasir kemarin reduktif Dan setengah buta Setengah buta itu kayak mata yang hanya bisa satu yang melihat, serta tidak akan mendapatkan keseluruhan kebenaran dan intelek yang transenden. Sebaliknya, intuisi saja tanpa dukungan logika dan kemampuan rasional akan tersesat dan selanjutnya tidak akan mampu mengekspresikan dirinya secara cermat dan metodologis. Ya karena kita hidup di dunia mengikuti hukum sunnatullah.

Pakai akal, tapi akal ada kelemahannya, tidak segalanya dibantu oleh petunjuk dari Allah, bisa wahyu, bisa ilham. Dua-duanya saling melengkapi kayak dua pasang mata. Salah satunya, ya nggak seru kalau yang sini ditutup, kamu nggak lihat yang sana, sini ditutup, nggak lihat yang sana. Dua-duanya kita butuhkan.

Jadi, akal tanpa intuisi itu kekana-kanaan. Intuisi tanpa akal tidak terarah Dua-duanya kita butuh Maka Yoladuni iya salah satu sumber pengetahuan Akal juga iya Sunnatullah iya, Kudrotullah iya Kita harus percaya Sunnatullah karena berpedoman Sunnatullah kita hidup Kita percaya Kudrotullah biar tidak putus asa karena Allah suatu waktu bisa intervensi dunia ini tidak pasti tapi kita memedomani hukum-hukum pastinya namanya sunnatullah caranya menyikapinya begitu terakhir kita ngaji sebentar namanya ngaji ada beberapa ayat yang populer Menunjukkan bahwa Allah memang ngasih ilmu laduni pada hamba yang dia sayangi Itu surat kahfi ceritanya Nabi Musa sama Khidir Jadi Nabi Musa sama Khidir ini biasanya jadi simbol ceritanya laduni kan suatu ketika ceritanya nabi musa itu ditanya oleh umatnya wahai nabi musa manusia paling pintar di dunia ini siapa dengan pedenya musa bilang aku lagi yang lebih pintar dari aku terus oleh Allah Musa kamu kok bahaya gitu Baiklah Ayo kamu tak kenalkan dengan hambaku yang Jauh lebih pintar dari kamu Terus Musa ngajak muridnya Namanya Yusha bin Nun itu nanti Naik laut disuruh mencari pertemuan dua laut Karena hamba yang disayangi Allah ini menguasai dua lautan Ini sebenarnya analogi pengetahuan dua tadi Dia cerdas secara rasional, cerdas secara intuitif Itu ayatnya Fawajada abdan min ibadina atalinahu indina wa'allamnahu min laduna ilma Kalau dari urutannya ayat dan dia ketemu dengan salah seorang hamba kami Sebelum dikasih ilmu laduni apa dikasihnya? Rahmatan min indina, cinta dan sayang Allah Kalau sudah cinta dan sayang baru alamnahumillah dunna ilmah.

Jadi ini tahapnya. Kejarlah dulu sayang dan cintanya Allah. Maka kamu akan dapat antara lain ilmu.

Itu kalimat selanjutnya. Kola lahumusa hal atta biuka ala antu alimani mimma. ulim tarusda katanya Musa berkata padanya boleh gak saya ikut kamu sehingga kamu bisa mengajarkan padaku yang diajarkan padamu tapi sebenarnya Khidir ini nolak katanya Khidir engkau gak akan sabar ketemu aku kenapa gak sabar bagaimana engkau bisa sabar kalau Engkau nggak tahu, engkau nggak dikasih kabar, karena ilmu ini dikasih.

Kalau nggak ngerti modusnya, nggak ngerti alasannya, kamu nggak akan bisa sabar. Itu kadang-kadang kan ada orang yang mengkritik wali Allah, mengkritik para ulama, karena nggak ngerti ilmunya. Gimana engkau bisa sabar kalau kamu nggak ngerti ilmunya?

Tapi Musa nekat dan terbukti kan nggak sabar. Karena memang... Pakai logika normal yang dilakukan oleh hinder itu tidak masuk akal. Sudah ditumpangi perahu, perahunya malah dirusak. Itu kan tidak tahu terima kasih.

Lagi enak-enak jalan, ada anak kecil tiba-tiba dibunuh. Itu kan kriminal luar biasa. Tidak masuk akal. Diusir-usir orang dari desa, minta makan, minta tolong. Tidak ada yang mau nolong, tiba-tiba ada.

Rumahnya penduduk yang roboh dibantu mendirikan, dibantu bangun. Nah itu kan nggak masuk akal semua. Orang jadi nggak sabar. Kita sudah diusir-usir, kok sekarang malah dibantu orang desa, orang kita yang butuh. Anak kecil nggak tahu apa-apa dibunuh.

Kita sudah ditolong ditumbangi perahu, perahunya malah dirusak. Itu kan nggak nyambung semua. Tapi kalau ngerti alasannya baru nyambung. Nah orang biasa yang tidak dikasih alasannya ini. Kalau khidir dikasih.

Itu yang disebut miladuna ilma. Maka ini bisa kamu jadikan dalil untuk tidak mudah menyalahkan orang lain Karena kita tidak tahu alasannya, tidak tahu motifnya Dia yang tahu Gimana kau bisa sabar, gimana kau bisa menanggung sesuatu yang kamu tidak dikasih informasi Akhirnya bisa, kapan-kapan kita ngomong lagi manusia langit jilid kedua Ayo, khidir bisa diangkat Cuma nunggu ilmu laduni dulu Oke, terus ini ayat-ayat yang juga cerita tentang pengetahuan langsung Al-Anbiya itu Nabi Dawud Oleh Allah diajari cara membuat baju besi untuk perang cek surat alambia atau nabi yusuf diajari tafsirnya mimpi atau surat al-bakoroh nabi adam nabi adam ini diajari kalau versinya sedus enaser diajari saintia sakra Wa'allama'adhamal'asma'akullaha Semua kebutuhan pengetahuan untuk bekal hidup di bumi diajarkan oleh Allah Yang itu malaikat gak diajari Makanya ketika dites ke malaikat, ya malaikatnya gak bisa Kok gak diajari? Malaikat itu kan hanya melakukan yang diperintahkan Nah itu contoh, ya sebenarnya dalam cerita-cerita banyak Nabi para sahabat itu banyak cerita-cerita kayak tadi kayak Nabi Yusuf itu Abu Bakar itu punya kemampuan takwil satu ketika Nabi bilang Abu Bakar saya mimpi melihat saya jalan diikuti oleh domba warna hitam banyak, tapi setelah itu Diikuti oleh domba warna putih lebih banyak lagi sampai warna hitamnya tidak kelihatan.

Nah itu Nabi ngobrol sama Abu Bakar yang bisa menawil mimpinya Abu Bakar. Katanya Abu Bakar, oh itu artinya nanti orang Arab hampir semua akan masuk Islam, itu kambing hitam. Tapi setelah itu akan lebih banyak lagi non-Arab yang masuk Islam, itu kambing putih sampai yang Arabnya tidak kelihatan.

Katanya Nabi Muhammad, pinter kamu Abu Bakar, Jibril juga sudah bilang gitu. Nabi Muhammad ketes berarti. Ya, jadi ya kan ada lagi yang Abu Bakar itu waktu Nabi mimpi Abu Bakar, aku mimpi kita berdua lomba naik tangga dan aku menang.

Aku menang dua setengah tangga katanya Abu Bakar. Oh itu maknanya Nabi Nanti Nabi akan meninggal duluan Dua setengah tahun setelah itu baru saya Dan ternyata ya pas Ke Holifah Nabu Bakar kan dua setengah tahun Terus beliau meninggal Itu Babakar belum lagi umar Kalau umar ya lebih canggih lagi Umar itu enak-enaknya khutbah Jumat terus teriak-teriak Wahai syariah Lari kebalik gunung Teriak-teriak begitu Sahabat ikilu, orang khutbah kok teriak-teriak gak jelas ini. Waktu ditanya, katanya Umar, ya waktu dia khutbah, dia melihat pasukan yang sedang perang di Nahawan, perang di daerah Persia. Itu sedang terdesak mau kalah.

Umar teriak-teriak mengingatkan orang, suruh lari, suruh berlindung kebalikun. Nah ini kan pengetahuan ini dari Allah. Nabi Muhammad kan juga begitu, waktu Isra'Mirot, begitu pulang dari Isra'Mirot, ketemu Abu Jahal, katanya Abu Jahal, beneran kamu habis dari Masjidil Aqsa, iya, berani jamin, berani, akhirnya kan orang-orang tak undang ya katanya Abu Bakar, iya diundang semua, jadi orang pertama yang memperingati Isra'Mirot itu Abu Jahal. Loh iya, dia bikin terus kumpulan Wahai orang-orang Arab Ini Muhammad ngaku habis dari Masjidil Aqsa Dan pagi ini sudah disini lagi Itu kan diperingati pagi-pagi Mabu Zaha Silahkan tanya Akhirnya kan mereka ngetes Nabi Tanya Masjidil Aqsa itu kayak gimana Tiangnya gimana Dan Nabi bisa cerita Karena ceritanya Allah ngasih pengetahuan langsung Jibril datang menunjukkan gambarnya Masjidil Aqsa ini kan jenis ladu nih, kita sebentar lagi isro mirot ya mengikuti yang pertama kali merayakan itu, aku jahat cuma dia karpe ngetes ternyata gagal, akhirnya jadi perayaan beneran, ya kan nanti dari situ ada gelar Abu Bakar karena yang sama sekali tidak bantah, yakin 100% itu Abu Bakar Sehingga dia dikasih gelar asidik Oke, Alhamdulillah itu Wawasan terakhir kita Pengetahuan La Dunia Kita sudah dapat tentang ilmu Baik dari barat maupun dari timur Bulan depan Saya masih mikir-mikir Tapi tadi Ngomong tentang pengetahuan ketuhanan Teologi ingin ngomong teologi ya karena itu tema teologi jarang kita angkat bulan depan kita ngomong teologi modern kita ambil 4 tokoh besar teologi islam modern yang pertama Muhammad Abduh dengan Risalah Tauhidnya Atau gurunya dulu ya, gurunya dulu Jamaluddin Al-Afghani dengan pan-islamismenya.

Terus Muhammad Abduh dengan Risalah Tauhidnya. Terus Iqbal dengan Reconstruction of Religious Thoughtnya. Dan yang terakhir, Amir Ali, idolanya Soekarno.

Dengan spirit of Islamnya Api Islam Biar variasi tema Tidak bosan di tasawuf dan filsafat Kita ngomong gagasan-gagasan Teologi Islam modern Untuk bulan depan Oke saya kira itu Untuk ngaji kita Ketemu lagi minggu depan insya Allah Kurang lebihnya mohon maaf Wallahul Muwafiq Wallahuaklam biswa Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh