18 tahun Imam Syafi'i sudah siap berfatwa, 18 tahun kita masih nembak cewek gitu ya, 21 tahun Muhammad Al-Fatih membebaskan kota Konstantinopel, 21 tahun kita ngeluh insecure overthinking lalu kemudian gak mau ngapa-ngapain gitu ya, umur 25 Rasul sudah terlibat pada perdamaian perang besar 25 kita susah cari kerja bahwasanya kalau kita berbicara tentang peradaban kita bicara tentang pemuda, karena pemuda ini kan punya semangat yang besar, pemuda punya tenaga yang besar, punya waktu yang juga banyak, dan yang Yang paling penting pada pemuda itu adalah pemuda itu idealis. Maka kalau kita lihat pada peradaban, orang-orang muda yang mereka sukses, bedanya dengan orang-orang muda yang mereka tidak sukses, gampang banget. Orang-orang muda yang sukses tahu apa yang mau mereka ambil. Apa yang mau mereka raih.
Itu tahu jelas. Nah perang pemikiran ini menyesar pada siapa? Menyesar pada anak muda.
Karena nggak mungkin dia menyesar pada orang tua. Karena bangsa itu hancur bukan karena hancurnya orang-orang tua. Tapi hancurnya pemuda-pemuda.
Bisa nggak anak-anak muda tanpa Islam, dia jelas. Dia jadi perprestasi Bisa Contohnya kayak Steve Jobs Tadi kayak Bill Gates Dan segala macem Tapi pertanyaannya kita balikin lagi Kita bicaranya dunia doang Atau kita bicaranya setelah selesai dunia for better life Assalamualaikum Wr Wb Sahabat Insantama Channel Alhamdulillah di kesempatan kali ini Kita bisa bertemu lagi di Rubrik Insantama Podcast bersama saya Fatih Alif, Alhamdulillah Di kesempatan kali ini kita Bisa berjumpa lagi dengan Insya Allah kita akan membahas tema tentang Menjadi pemuda berkualitas yang dirindu umat Alhamdulillah bersama Saya disini sudah ada Bintang tamu spesial kita Ustadz Felix Assalamualaikum Ustadz Assalamualaikum Wr Wb Mungkin boleh disapa dulu Ustadz Pemirsa Insantama Channel Assalamualaikum Wr. Wb Pemirsa sahabat Insantama Channel Insya Allah Alhamdulillah bisa gabung pada hari ini Mudah-mudahan jadi manfaat Alhamdulillah senang sekali Alif disini bisa ngobrol langsung dengan Ustadz Felix Insya Allah kali ini kita Akan membahas tentang suatu tema Yang luar biasa yang menjadi fenomena Saat ini Ustadz Ustadz banyak menulis buku Tentang pemuda ataupun Maksudnya membawa data-data tentang pemuda hari ini gitu.
Nah pertanyaan dari Alif Ustadz, sebenarnya seberapa menyedihkan sih kondisi pemuda di hari ini? Dan kalau misalnya sebegitu menyedihkannya, apa dampaknya buat masyarakat luas Ustadz? Ya, kalau kita bicara tentang pemuda, itu memang kita bicara pemuda itu generasi dengan problemnya masing-masing ya Bang Alif.
Jadi kalau dulu di masanya saya, problemnya itu beda dengan kayak masa sekarang. Kalau masa saya itu kan belum ada sosial media, belum ada... internet, jadi problem-problemnya itu kadang-kadang ya berkaitan dengan fisik, misalnya kayak tawuran kemudian nyontek, lalu ya seks bebas sudah ada, tapi kalau zaman sekarang itu kayaknya problemnya di kali-kali lipat, jadi sudah lah kemudian media yang digunakan atau media yang ada itu semakin berkembang, contoh misalnya kalau zaman dulu kalau bicara tentang seks bebas, bicara tentang pornografi ada nggak?
Ada, tapi kalau untuk nyari barang pornografinya itu susah, karena orang orang harus nyari di tempat-tempat tertentu dan gak semua orang gak bisa diakses semua orang gak bisa dari HP dan contoh misalnya kayak dulu ada namanya video VHS nah itu kalau video-video yang gak benar itu ya harus minjemnya ya bentuknya segitu dan harus punya playernya harus punya TV-nya kalau zaman sekarang kan gak ya zaman sekarang kan orang bisa dari handphone dan segala macem jadi secara media itu kemungkinan problem-problem itu lebih besar kemungkinan pemicu-pemicu trigger-trigger Trigger itu lebih besar Nah secara kemudian Apa namanya Wasilah Atau secara perantara Triggernya itu sudah lebih besar Dan juga ditambah dengan karakter ya Kalau karakter zaman dulu kan Lebih tough ya Kayaknya ya Karena memang Orang zaman dulu sudah terbiasa Mereka gak akan insecure Ketika mereka pergi sekolah Lalu gak punya sepatu baru Kalau zaman sekarang Mungkin lebih insecure dengan itu Atau zaman dulu Kita gak terlalu banyak Mikirin tentang insecurity Overthinking Ataukah Ya segala macem lah Mental illness Tapi Tapi zaman sekarang kayaknya lebih parah ya. Ada orang kemudian mengatakan baru anak SMP, baru anak SMA. Terus bilang wah saya tuh overthinking, saya tuh insecure. Bahkan kemarin tuh ada yang anak kelas 5 SD bunuh diri gara-gara jiledek gitu.
Betul, itu dulu biasa sih. Jadi belum apa ya, ada mungkin tapi gak sebanyak sekarang. Artinya dari segi wasilah secara perantara itu semakin parah, secara karakternya juga terlihat zaman sekarang itu orang-orang semakin apa ya dalam tanda kutip manja. Makanya kan sering diada meme ya kalau misalnya Bang Alief lihat di sosial media gen Z kalau di dunia pekerjaan kayak apa.
Nah contohnya. Ada pertanyaan misalnya, Pak gaji saya di sini berapa misalnya? Terus yang punya perusahaan bilang, ya gaji Anda nanti untuk awal starter kita akan mulai di UMR misalnya sekitar 4,2 juta.
Lalu nanti akan bertambah seiring dengan waktu. Setiap tahun akan naik sekitar misal 5 persen. Lalu mungkin nanti setelah 10 tahun bekerja. Anda akan mendapatkan gaji misalnya 15 juta misalnya.
Terus Gen Z nya jawab ya sudah kalau gitu saya kerjanya sebentar aja. Nanti aja gitu kan ya. Gak usah sekarang gitu. Artinya mereka mudah sekali putus asa. Gara-gara misalnya di kerja ada lot kerja yang banyak.
Lalu kemudian mereka bilang ya lebih baik saya berhenti aja. Nah artinya kalau dari segi mental, dari segi karakter. Gen Z ini memang beda.
Walaupun saya tidak mengatakan bahwa ini adalah sebuah hal yang buruk. Buruk ya, tapi secara mental ini orang bilang Gen Z itu lebih memperhatikan kebahagiaan di dalam dunia kerja daripada kemudian kerja itu sendiri. Jadi begitu kemudian mereka kerja ada sesuatu yang gak enak mereka bilang, wah ini adalah toxic ini lingkungannya ini.
Tidak memperhatikan apa ya namanya ya, mereka bilang kebahagiaan pribadi saya merusak work and life balance. Kata mereka itu tidak balance hidupnya. Jadi sehingga mereka bilang saya keluar kerja aja, ini lingkungan kerja toxic, ini bos toxic dan segala macam. Padahal mungkin mereka yang... Yang kurang karakternya aja Jadi ini kalau kita lihat sekarang Kalau dari segi karakter itu Dan dari segi wasilah itu Akhirnya menghasilkan hal-hal yang mengerikan Seperti tadi yang Bang Alif bilang Apa saja misalnya mengerikan Kayak kemarin di daerah Ponorogo Itu sekitar 100 orang mengajukan Bahwasannya mereka masih boleh sekolah Padahal mereka sudah hamil Ya ajukan nikah duluan Padahal mereka sudah hamil duluan sebelum nikah malah Lalu kemudian angka tawuran Yang semakin meningkat Penggunaan obat-obatan terlarang Misalnya kayak gitu-gitu Belum lagi sifat cuek mereka dan malah kemudian lebih kepada duniawi Maka kita lihat kemarin konser-konser gitu kan ya Itu lebih banyak dipadetin Dan kadang-kadang kalau kita lihat itu juga mungkin beriringan juga Ada harapan juga sih karena memang pengajian juga meningkat Konser-konser meningkat ya karena ada media itu Nah jadi kalau dilihat mengerikannya ya seks bebas semakin mengerikan Pornografi semakin mengerikan Lalu kemudian tadi penggunaan obat-obatan, tawuran dan segala macam Yang akhirnya kalau di total Secara umum adalah Kita lihat sekarang orang-orang muda ini Pertanyaannya adalah mereka tuh Mau kemana dengan hal-hal kayak begini Ada yang memang sukses-sukses banget Mereka punya startup ketika masih muda Mereka punya ketika masih muda Kerjaan yang bagus, tapi tidak Tidak sedikit juga orang-orang yang justru Menjadi ancur Kayak kasus-kasus kayak di Jepang dulu Hikikomori misalnya, ada orang gak mau keluar dari Kamar karena main game terus Lalu dia gak mau bersosialisasi, dia gak mau Untuk punya temen Intro Afortnya parah Fakta ini sekarang ada di Indonesia Jadi penyimpangan-penyimpangan yang aneh-aneh ini sekarang ada di Indonesia Belum lagi kita itu LGBT lah Makin-makin beragam lah ya Dulu kan gak ada tuh Kalau dulu kan cowok sama cewek tuh Sekarang ada orang tiba-tiba ketika di universitas ditanya Kamu masuk disini karena apa?
Dia bilang pertama-tama saya perlu menjelaskan ya Bahwa saya tuh bukan laki-laki tapi saya tuh gender netral Ini kan penyakit-penyakit yang dulu gak ada Nah mau dibawa kemana? Kalau sana yang kebanyakan ini juga Mereka gak mendapatkan arahan yang benar atau tidak mendapatkan platform yang benar dalam kehidupan mereka. Memang betul ada yang sukses, tapi ternyata juga tidak banyak yang kacau-kacau yang kita lihat di berita-berita itu.
Nah, terus dampaknya untuk masyarakat apa ini Ustadz? Kan kita sudah lihat fenomenanya sekarang begitu luar biasa. Nah, dampaknya sendiri untuk masyarakat, kemudian untuk negara sendiri apa Ustadz?
Yang kita sudah bisa lihat adalah kayak di Jepang misalnya. Jepang itu kan digadang-gadang sebagai sebuah negeri yang maju banget. Yang mereka punya teknologi maju, yang semuanya berkiblat ke sana. Yang orang-orang bilang bahwa segala sesuatu disana itu menyenangkan Bagus, punya etos kerja yang bagus Bahkan cenderung waraholik Mereka terus kemudian punya adab yang bagus Etika ya Budaya yang bagus Tapi ternyata sekarang Jepang punya masalah besar Penurunan populasi Penurunan populasi yang sangat besar sekali Jadi dikatakan bahwasannya Mereka tuh punya satu situs Countdown menuju kepunahan bangsa Jepang Kenapa? Karena diakibatkan oleh Lifestyle orang-orang Jepang yang sekarang gak mau menikah Jadi mereka Mereka pikir ngapain kita menikah?
Lebih baik kita kerja aja. Menikah itu gak masuk akal. Kenapa gak masuk akal?
Kalau kita kerja kita bayar dari mana rumah? Kita bayar dari mana anak kita? Dan segala macam.
Nanti kalau gak bisa suntik botoks gimana? Jadi artinya yang kayak gitu-gitu. Jadi Jepang itu sekarang menghadapi populasi yang menurun.
Dan ini problem yang besar. Sekolah-sekolah tutup, rumah sakit-rumah sakit tutup. Bukan karena rugi mengalif. Tapi karena gak ada orangnya.
TK tutup dan segala macam. Nah ini kan kemunduran. Peradaban ya, artinya kalau diteruskan begitu terus lama-lama bisa hancur.
Sekarang aja Jepang itu memprediksi bahwa tahun 2050 Jepang akan menjadi salah satu negara yang terbanyak populasi orang-orang berusia 65 tahun ke atas. Jadi mereka prediksi sekitar 35 tahun. Coba Bang Alief bayangin kalau yang tua-tua itu 35% bahkan lebih bisa 40% Maka sisanya 60% itu adalah orang-orang yang selain 65% Mungkin diantara itu ada sekitar 30% atau 20% di bawah Batas umur produktif misalnya Nah berarti yang umur produktif paling cuma sekitar berapa?
20% 20-40%an gitu kan Itu kan sangat sedikit sekali Dan itu jelas-jelas mengganggu Jepang Makanya mereka sekarang lagi kampanye Cina juga sama Mereka menggadang-gadang juga program satu keluarga satu anak Sekarang mereka justru minta rakyatnya untuk punya banyak anak Belum lagi di Eropa punya hal-hal yang sama Artinya kalau kita berbicara tentang produktivitas Kita bicara tentang pengaruh Kita bicara tentang kesejahteraan sebuah Buat negeri, maka demografi itu Memegang peranan penting Demografi itu apa? Bagaimana Orang-orang yang punya umur diantara 25 sampai 45 Masa-masa produktif atau 18 Sampai 35 lah masa-masa produktif Ini yang menjadi kunci Kalau mereka produktifnya banget Maka negara itu jadi bagus Tapi kalau anak-anak mudanya Atau generasi mudanya ini ternyata Sibuk dengan perkara-perkara yang tidak produktif Maka mau kita ngarepin apa daripada negara itu Gampangnya anak muda Itu menentukan negara Sebenarnya seperti itu Nah tadi kan kita udah bicara Ustadz tentang Fenomena yang terjadi sekarang ini Terus juga banyak anak muda yang tidak tahu Dia itu mau dibawa kemana masa depannya Dan juga banyak anak muda yang tidak tahu Mereka itu punya potensi besar Nah yang bisa Ustadz jelaskan disini Tentang potensi pemuda Itu apa Ustadz? Pemuda itu luar biasa ya Jadi kalau seandainya dulu Bung Karno bilang beri aku 10 anak muda Maka aku akan goncang dunia gitu kan ya, itu adalah sesuatu perkataan yang bukan hanya dikatakan oleh Bung Karno tapi juga dikatakan oleh banyak orang, bahwasanya kalau kita berbicara tentang peradaban kita bicara tentang pemuda, karena pemuda ini kan punya semangat yang besar, pemuda punya tenaga yang besar, punya waktu yang juga banyak, dan yang paling penting pada pemuda itu adalah pemuda itu idealis jadi awareness mereka itu tinggi sekali, jadi mereka itu idealis, kalau orang-orang sudah tua itu kadang-kadang gak idealis kadang-kadang mereka harus pragmatis, karena mereka punya anak misalnya, karena mereka punya rumah yang harus Harus dihidupin.
Dapur yang harus ngebul asapnya. Maka mereka kadang-kadang pragmatis. Mereka gak lihat lagi pada yang namanya. Apa ya idealisme.
Tapi idealisme anak-anak muda ini. Juga disampaikan di dalam Al-Quran. Allah sampaikan surat yang paling banyak. Kata-kata anak mudanya itu suratul kahfi. Dan suratul kahfi ini kita disuruh baca setiap pekan.
Oleh Rasulullah SAW. Maka salah satu kata-kata disitu yang sangat menarik. Adalah. Mereka adalah siapa?
Ashabul kafi'in yang kita disuruh baca terus Mereka adalah fityah Mereka adalah para pemuda Amanu birok bihim yang beriman kepada Tuhannya Wazid nahum huda Dan mereka diberikan hidayah tambahan Maka saya secara pribadi itu gak pernah Ketika membaca Al-Quran mendapatkan Ada tambahan hidayah kecuali itu diberikan Pada anak muda Maka kalau saat ini kita bicara tentang potensi Orang-orang kayak saya itu adalah orang-orang Yang sudah mulai senja Nah kalau senja itu ya memang posisinya adalah Di tempat pinggir Mereka Bukan di tengah panggung peradaban Nah sedangkan yang berada di tengah panggung peradaban ini adalah anak-anak muda Maka anak-anak muda ini banyak yang menorehkan prestasi pada masa mudanya Maka kita bisa lihat misalnya Kalau kita bicara tentang dunia aja ya Duniawi Steve Jobs itu suksesnya pada saat masih muda Bill Gates itu pada saat masih muda Elon Musk juga pada saat masih muda Semua orang-orang itu menorehkan prestasi ketika masih muda Kita bicara tentang Islam Enggak kurang-kurang Muhammad Al-Fatih yang namanya jadi nama Bang Alif sekarang Itu pas masih muda muda malah 21 tahun gitu kan ya apa namanya Rasulullah sendiri itu kemudian memulai karirnya itu pada saat masih muda gitu maksudnya dan belum lagi orang-orang lain yang muda-muda mereka sudah berprestasi artinya ketika mereka masih punya kekuatan itu mereka masih punya waktu, mereka masih punya tenaga, mereka berbuat sesuatu untuk masa depan atau berbuat sesuatu untuk lingkungan atau untuk negaranya nah pertanyaan tadi kalau misalnya kita bicara, kalau misalnya anak-anak muda itu gak tau seperti apa ya itu hancur, makanya cara paling Paling mudah daripada orang-orang yang gak suka dengan sebuah negara nih. Zaman dulu kalau ada satu negara gak suka dengan negara lain. Dia bom. Dia serang habis misalnya. Iya masih pakai senjata.
Nah tapi ada kekurangan senjata ini. Kalau 100 lawan 100. Kita senjatanya bagus misalnya. Berarti kita menang perfect. Taruh lah 100 sono mati. Berarti 100 0. Tapi ada masalah masih.
Kenapa? Karena yang ini tetap 100 ini jadi 0. Nah lalu orang-orang itu berpikir. Gimana caranya agar. agar ketika kita perang 100 lawan 100. Terus ujung-ujungnya bukan 100-0, tapi 200-0. Jadi ini bertambah, bukan tetap, tapi bertambah.
Nah ini pikirannya ini diganti, makanya kan ada namanya perang pemikiran. Nah perang pemikiran ini menyasar pada siapa? Menyasar pada anak muda.
Karena gak mungkin dia menyesal pada orang tua Kalau pemikiran menyesal pada orang tua Yang ngapain orang tua tadi tuh udah gak idealis Udah pragmatis Udah umur 60 Kalaupun dia berubah pikiran terus dia mau apa Tinggal tunggu mati mohon maaf Jadi kalau anak-anak muda yang berubah Nah itu ngeri Kenapa? Karena mereka masih punya Masa depan yang sangat panjang Secara hitungan Tenaga mereka masih kuat Mereka masih punya banyak sekali kemungkinan Maka lebih Kalau secara hitung-hitungan dunia Mendingan aku berinvestasi pada anak-anak muda Daripada berinvestasi dengan orang-orang tua Dan kalau kita bicara lagi Rasulullah SAW Maka Rasul itu mengumpulkan 40 orang pertama Yang beliau dakwahkan Masa istilah Kalau misalnya nanti Bang Alif bisa lihat Itu 90% Itu di bawah 30 tahun 90% Kenapa? Karena kalau bicara tentang orang-orang kafir Quraish itu udah batu semua Nah yang diambilin Rasul anak-anaknya nih Yang masih kemudian punya Sebuah kemungkinan besar untuk bisa Mengubah kehidupan Nah jadi kalau kita bicara tentang Kalau seandainya ini orang-orang gak ngerti Apa yang mereka lakukan, gak paham Apa yang mereka tuju, apa yang mereka ingin raih Ya itu berarti sudah Sudah karena perang pemikiran pemikiran sehingga rakyat ini ancur sehingga umat ini ancur sehingga bangsa ini hancur karena bangsa itu hancur bukan karena ancurnya orang-orang tua tapi hancurnya pemuda-pemuda karena kalau yang tua itu udah dibiarin dikitnya udah selesai tapi tunas-tunasnya ini kalau di ancurin itu itu merusaknya parah jadi menangnya dua kali dan bukan hanya ancur tapi kan nambahnya ke mereka Iya jadi dia mungkin adalah orang-orang yang muda mungkin dia muda dia masih punya banyak masa depan dan dia muslim tapi pemikirannya bukan itu sama aja kayak 100 lawan 100 ujungnya 200 kosong Nah itu kalau pemudanya diambil Nah makanya pemuda ini penting banget terkhusus Ketika tahun 2011 Itu ya itu ada datanya Yang menentukan Negeri ini Indonesia itu ada 3 Dan mungkin juga di negeri-negeri yang lain Pertama adalah youth anak muda Yang kedua adalah women Anak muda perempuan Yang ketiga adalah connected Atau netizen Jadi anak muda perempuan yang terkoneksi Itu yang banyak mempengaruhi nanti Opini atau peta daripada satu negara.
Atau umat. Nah tadi Ustadz sempat mention juga. Muhammad Al-Fatih di usia mudanya begitu sukses.
Nabi Muhammad. Nabi kita salallahu alaihi wasalam. Begitu sukses di usia mudanya juga. Nah banyak sekali tokoh-tokoh Islam.
Yang sukses itu di masa mudanya. Nah pertanyaannya Ustadz. Kenapa umat Islam di masa dulu gitu ya.
Di zaman dulu tuh. Di zaman kegemilangan Islam tuh. Bisa sukses di usia mudanya.
Padahal kalau misalnya kita berkaca di zaman. Zaman sekarang gitu ya. Usianya sama. Tapi apa yang membedakan ya sebenarnya Ustadz?
Pemuda di hari ini dan juga di zaman kerjaan Islam dulu. 18 tahun Imam Syafi'i sudah siap berfatwa. 18 tahun kita masih nembak cewek gitu ya. 21 tahun Muhammad Al-Fatih membebaskan kota Konstantinopel. 21 tahun kita ngeluh insecure, overthinking.
Lalu kemudian gak mau ngapa-ngapain gitu ya. Umur 25, Rasul sudah terlibat pada perdamaian perang besar. 25 kita susah cari kerja Dan seterusnya Apa yang membedakan Yang membedakan adalah gini Kebangkitan itu berdasarkan karena Cara berpikirnya seseorang Maka apa yang beda daripada Felix Yau Ketika dia masih kafir dengan Felix Yau Ketika dia sudah muslim Cara berpikirnya berbeda Sama ketika itu Allah juga menyebutkan Di dalam Al-Quran Maka kemudian yang di highlight disana adalah Beriman kepada Allah Beriman kepada Allah itu adalah perubahan pola pikir Maka ketika mereka sudah berubah pola pikir Mereka sudah punya satu konsep kehidupan yang mereka yakini Dan mereka tahu bahwa mereka akan menerapkan itu Maka pemikiran ini yang memperkuat mereka Maka ketika mereka itu menguatkan diri mereka dengan keimanan Maka mereka juga mengikatkan hati mereka sebelumnya Lalu mereka baru kemudian berdiri dan tegak Berdiri ini kan simbol orang yang sudah kuat ya Kalau orang sudah kuat Nggak kuat, nggak mungkin berdiri.
Maka orang itu kuat gara-gara apa? Orang itu kuat gara-gara dia punya iman. Gara-gara dia punya pola pikir yang khas. Maka kalau kita lihat pada peradaban, orang-orang muda yang mereka sukses, bedanya dengan orang-orang muda yang mereka tidak sukses, gampang banget. Orang-orang muda yang sukses tahu apa yang mau mereka ambil.
Apa yang mau mereka raih. Itu tahu jelas. Muhammad Al-Fatih dari umur 8 tahun sudah tahu persis.
Bahwa dia ingin membebaskan kota Konstantinopel. Maka dia punya resources, dia punya uang, dia punya waktu, dia punya apapun. Maka dia punya kemampuan.
dia akan pusatkan ke sana Dia bisa aja dia main game Dia bisa aja untuk santai-santai Tapi dia tau kalau dia santai tidak ada hubungannya Dengan pembebasan kota Konstantinopel Maka dia coba cari aktivitas-aktivitas Yang bisa mendekatkan dia pada pembebasan kota Konstantinopel Sama kayak kemudian orang-orang Yang memang mereka tuh muslim Dan dikontak oleh Rasulullah sejak kecil Mereka tau apa yang mereka lakukan Masyur kisah ketika Zubair bin Awam Ketika masih kecil Dia denger Rasulullah tuh dihina-hina orang Rasulullah tuh dibuli orang Dia pulang ke rumahnya terus bawa pedang bapaknya Padahal masih kecil Pedangnya diseret sama dia Lalu dia bilang siapa tadi yang ngomong sesuatu sama Rasulullah Saya penggal kepalanya Padahal dia tau dia anak kecil Tapi dalam kepala dia Dia tuh ingin membela Rasulullah Maka ketika sudah gede Wajar Zubair bin Awam menjadi bodyguardnya Rasulullah Yang pegang pedang yang kemudian siap untuk membela Rasulullah Nah jadi orang tuh dari kecil dia sudah tau Kenapa? Karena dia punya iman Iman itu yang memberikan sebuah Apa ya? Panutan Panduan kepada orang Sebuah misi Kepala Pada orang untuk melakukan apa yang dia harus lakukan. Nah iman itu nanti efeknya kemana? Itu nanti tergantung.
Contoh, orang sudah punya iman. Dan dia tahu bahwasannya dia itu punya kontribusi perjuangan di sains. Maka imannya membuat dia jadi orang yang terbaik di bidang sains.
Kalau dia punya iman, lantas dia kemudian tahu bahwa dia seorang atlet. Maka iman dia membuat dia jadi atlet yang terbaik. Dia gak mau jadi nomor dua.
Dia mau untuk penuh di situ. Kalau imannya itu menjadi seorang pelajar misalnya. Maka dia akan menjadi pelajar yang terbaik. Untuk mencari ilmu karena imannya itu. itu.
Kalau imannya itu mewujud pada seorang ibu, maka dia jadi ibu yang terbaik. Bapak, bapak yang terbaik. Dan seterusnya, dan seterusnya, dan seterusnya.
Jadi imannya harus diinstal. Yang menjadi problematika orang Indonesia adalah mereka merasa iman itu cuma sekadar teoritis. Padahal iman itu adalah sebuah konsep pemikiran yang lengkap, yang akhirnya mewarnai seluruh aktivitas-aktivitas manusia yang lain.
Berarti seorang muslim harus belajar Islam, metode. Harus belajar Islam. Terutama mereka belajar tentang keimanan di dalam Islam.
Itu yang menjadi core daripada segara galanya. Ibaratnya gini, kalau kita bicara... Bicara tentang HP, HP itu segala macam itu HP smartphone ya. Segala sesuatu itu bisa jadi kemudian bagus.
Remnya bagus, penyimpanannya banyak, lalu kemudian layarnya keren, dan segala macam-segala macamnya. Itu semua bagus. Tapi kalau dia tidak punya iman, iman itu kayak koneksi. Jadi kayak koneksi yang paket data.
Nah itu iman. Jadi koneksi kita dengan Allah itu adalah iman sebenarnya. Nah kalau dia tidak punya koneksi, percuma aja layarnya.
Cuma untuk dibuka aja, terus dilihat. Tapi tidak berguna sama sekali. sekali, gak ada beda dengan kalkulator nah maka kalau iman itu gak mewujud pada seorang muslim, maka dia ibarat HP yang gak ada paket datanya, lah untuk apa?
dia baru beli, ini keluaran terbaru loh iya, ini adalah release terbaru loh iya, flagship loh, iya tapi kalau gak ada paket untuk apa? itu maksudnya, nah jadi itu kalau tanpa iman kalau tanpa islam ya, nah maka islam harus di install dulu pada orang itu, pada anak-anak muda supaya dia bisa jadi keren, itu yang membedakan antara orang keren dan orang gak keren tambahan lagi, bisa gak anak-anak muda tanpa Islam dia jadi dia jadi perprestasi, bisa contohnya kayak Steve Jobs, tadi kayak Bill Gates dan segala macem, tapi pertanyaannya kita balikin lagi, kita bicaranya dunia doang atau kita bicaranya setelah selesai dunia kalau kita bicara dunia doang, Islam gak perlu Islam gak perlu, kalau kamu cuma pengen dunia doang, Islam gak penting kenapa? karena kita bisa dapet itu dari para motivator kita bisa sukses dengan banyak cara, ambil riba main judi, nipu orang, itu bisa, tapi kalau kita mau bicara tentang akhirat nih... Dan kita mau bicara tentang kebaikan kehidupan di dunia Tanpa ada tumbal Maka kita perlu Islam Nah tadi Ustadz bilang Kalau misalnya kita mau menjadi pemuda yang sama Dengan zaman kejadian Islam dulu Harus diinstal dulu imannya Nah pertanyaan dari Alif sekarang Adakah hal lain yang harus dibenahi Dari pemuda saat ini Selain daripada memperbaiki iman Memperbaiki pola pikir Adakah yang lain Atau malah ada yang lebih berperan Daripada diri diri sendiri untuk perubahan pemuda itu sendiri.
Kalau kita bicara tentang hal-hal lain, itu adalah ikutan daripada iman ya. Sebenarnya ikutan apapun itu adalah ikutan daripada iman. Seperti habitsnya harus diubah, kemudian bagaimana cara dia untuk berjamaah itu juga harus diubah, bagaimana cara dia untuk punya satu sistem yang baik dalam kehidupan itu juga harus diubah.
Ini semua efek daripada keimanan. Jadi kalau bicara tentang pada anak-anak muda sekarang, ada satu pepatah yang mengatakan bahwa gini, kita tidak akan pernah mencapai kejayaan. Kejayaan-kejayaan seperti umat-umat di masa lalu apabila kita tidak mengikuti langkah-langkah mereka di masa lalu.
Maka menarik sekali di dalam Al-Quran itu ketika kita minta pada Allah hidayah. Maka Allah sendiri yang menuntun kita untuk menjawab bagaimana cara meminta hidayah itu. Allah sampaikan.
Yaitu adalah kami meminta hidayahmu ya Allah dengan cara memperhatikan orang-orang yang pernah berlalu sebelum kami. Karena kami tahu bahwasannya semua langkah-langkah yang mereka buat akan mengantar. Terima kasih. pada kejayaan, maka kalau kami membuat langkah-langkah yang sama pasti kami akan dihantarkan pada kejayaan yang sama maka ketika kita berbicara tentang anak-anak muda zaman sekarang tugas mereka adalah mengetahui langkah apa yang dibuat oleh Salahuddin Al-Ayubi langkah apa yang dibuat oleh Muhammad Al-Fatih langkah apa yang dibuat oleh misalnya Rasulullah SAW kalau kejauhan yaudah sahabat-sahabatnya misalnya atau kalau kejauhan lagi yaudah lah langkah-langkah ulama-ulama kita sebelum ini ataupun para panglima-panglima Panglima besar sebelum ini.
Nah itu mereka harus lihat langkah-langkahnya. Nah tapi semuanya itu berbasis pada keimanan tadi. Kalau keimanannya sudah beres.
Lalu kemudian mereka sudah iman itu adalah jawaban daripada pertanyaan why. Kalau jawaban pertanyaan why itu selesai. Maka what and how itu lebih gampang. Jadi kenapa saya jadi seorang muslim?
Kenapa saya harus pakai Al-Quran? Kenapa saya harus punya Tuhan namanya Allah? Kenapa saya harus Islam? Kenapa saya harus berjuang? Kalau semua ini sudah selesai.
Ini pertanyaan keimanan sudah selesai. Baru kita bahas tentang bagaimana cara perjuangan. Apa itu perjuangan?
Tapi yang ini harus beles dulu. Karena kalau jadi gini beda pertanyaan beda jawaban Beda pertanyaan beda jawaban contoh kayak gini Bagaimana ustadz cara kita menjadi nomor satu itu adalah fikih namanya Fikih itu kaifiyat, kaifiyat itu tata cara Bagaimana saya untuk jadi seorang pemain pedang nomor satu itu kaifiyat Tapi kalau pertanyaannya kenapa saya harus jadi pemain pedang nomor satu itu akidah Jadi kalau kenapa itu jawabannya akidah Kalau what and how itu jawabannya pasti fikih atau kaifiyat Nah maka menurut saya sih kaifiyat itu tidak terlalu penting Mending bila dibandingkan dengan akidah. Setelah akidahnya selesai.
Baru kemudian kita bahas kaifiat. Nah kalau kaifiat berarti kita harus meniru pada orang-orang sebelum kita. Menirunya bukan harus naik unta. Mereka naik unta kita naik unta.
Mereka naik kuda kita naik kuda. Bukan itunya. Tapi lebih kepada meniru mentalnya.
Meniru apa ya. Semangatnya. Meniru apa jiwanya itu.
Nah itu yang kita tiru. Masalahnya sekarang kita banyak lihat contoh. Orang itu belajar fikihnya dulu.
Diajarin perintah-perintahnya. Perintah-perintah baru imannya Makanya jadi imannya gak kuat gitu ya Lebih parah lagi mereka berantem Lebih parah lagi mereka berantem Orang-orang tau tentang masalah fikih Akhirnya kemudian gak diajarin Contoh mereka tau tentang sholat semuanya Tapi gak diajarin kenapa mereka harus sholat Maka mereka akan nyalain yang lain Orang yang gak sama dengan dia sholatnya Karena dia gak tau untuk apa dia fikih Eh kamu kok 23 rokaat sih Yang namanya terawih tuh 11 Kamu tuh belajar dulu dong Makanya liat kitabnya Yang 23 bilang emang gue gak punya kitab Gue juga Punya kitab Ustad gue ngajarin gue 23 Lu yang salah, kurang lu itu Males banget sih, terawih itu harusnya 23 Lah mendingan 11 Tapi tumak nina daripada 23 Lalu kemudian gak tumak nina Yang 23 bilang lagi Bukan masalah tumak nina dan gak tumak nina Yang penting niatnya, daripada lu 11 sombong Mereka gak ngerti Padahal sebenarnya untuk apa mereka sholat Kalau mereka ngerti kenapa mereka sholat terawih Mereka gak akan pernah mempermasakan Yang 11 gak pernah mempermasakan Masalahnya yang 23. Yang mereka cari pikir. Yang mereka cari atau mereka pikir adalah. Bagaimana caranya agar masjid ini semakin ramai ketika terawih.
Dan bagaimana ketika terawih mau 11 mau 23. Jamaah ketika pulang itu bawa sesuatu. Bukan hanya misuh. Ketika imamnya bacanya panjang. Atau bukannya seneng ketika imamnya bacaannya pendek. Gitu maksudnya.
Jadi ada sesuatu yang berubah pada umat. Itu yang mereka pikirin. Itu kalau bahasanya akhidah. Kalau bahasanya kaifiat ribut.
Bukan hanya imamnya gak kuat ribut juga. Nah itu masalahnya. Sudahlah imamnya gak kuat ribut.
Gitu kan ya. Nah jadi kan tadi kita udah bahas nih Tentang fenomena pemuda saat ini Kemudian pola pikiran harus diubah Nah sama satu lagi yang Alif simpulkan disini adalah Kita harus butuh pendidikan yang tepat Nah berbicara tentang pendidikan bagaimana Menurut pendapat Ustadz Tentang insan tamak Yang dalam perannya itu Mencetak pemuda untuk menjadi pemimpin di masa depan Bagaimana pendapat Ustadz tentang insan tamak? Setiap pendidikan itu adalah pendidikan yang memang Sorry setiap pendidikan itu Dan menjadi ruh daripada setiap perubahan apapun juga.
Maka kita gak mungkin menghasilkan, sorry Muhammad Al-Fatih gak mungkin ada apabila tidak ada pendidikan yang diberikan pada dia. Maka pertanyaannya adalah seperti apa ibunya mendidik? Seperti apa kemudian si Aksyamsuddin mendidik?
Atau si Ahmad Al-Qurani mendidik Muhammad Al-Fatih? Dan itu sudah banyak sekali pendidikan-pendidikan itu disampaikan. Salahuddin juga sama. Bahkan pendidikan itu dimulai sebelum bapak ibunya nikah.
Bapak ibunya nikah. Ibu-ibunya sudah dididik, mempunyai visi yang sangat jelas tentang Baitul Maqdis. Kemudian mereka bertemu dengan satu visi yang sama. Lalu punya anak dan mendidik anaknya dengan visi yang sama. Maka pendidikan ini terus-menerus ada.
Nah yang menarik adalah bahwasannya kalau kita bicara tentang Insantama. Insantama ini yang mendidikan adalah usat-usat saya juga. Dan kita sudah tahu bahwa saya sebagai salah satu produk daripada usat-usat saya.
Mengerti contoh misalnya. Apa yang menjadi problem daripada pendidikan pada saat ini. Salah satunya misalnya tadi adalah...
pendidikan yang ada Pada saat ini bukan berfokus pada why, tapi berfokus pada what and how. Misal ketika kita berbicara tentang pendidikan zaman sekarang yang dinilai apa? Name-nya tinggi. Yang dinilai apa misalnya?
Apa dia bisa mencapai prestasi olimpiade matematik. Tapi apakah pendidikan itu itu? Atau kita balik tanya misalnya.
Kita balik tanya kalau misalnya saya punya anak. Apakah saya mau anak saya itu misalnya contoh, dia itu pintar, dia itu jago, dia itu gajinya gede, tapi sama ibu dan bapaknya nggak hormat. Tapi dia... kemudian dugem, atau dia mohon maaf misalnya, dia menghamilian orang misalnya, itu kan ngeri, itu kan bukan hasil pendidikan, maka pendidikan di dalam Islam itu beda dengan pendidikan dengan gaya kapitalis, gaya kapitalis pendidikannya diukur berdasarkan materi maka anak yang gajinya 40 juta itu dinilai lebih berhasil pendidikannya daripada gajinya 20 juta lihat aja omongan ibu-ibu kalau sudah kapitalis omongannya gini, kenapa anaknya kuliah di sono, karena nanti kalau sudah selesai gajinya lebih gede, lulusan luar Negeri lebih gede daripada gajinya Daripada lulusan dalam negeri, kan gitu Nah karena kapitalis mengukurnya berdasar materi Islam tidak Walaupun Islam bukan berarti tidak perlu materi Bukan, tapi Islam menstandarkan Yang namanya pendidikan itu pada karakter Jadi apa namanya Transfer of character bukan hanya Transfer of knowledge Nah maka kalau kita berbicara tentang insan tamah Insya Allah dari awal kita juga bisa lihat Bahwa insan tamah kan konsisten pada perubahan karakter itu Jadi bukan hanya orang itu menjadi Tahu, bukan hanya orang itu menjadi Bis Tapi orang itu menjadi orang yang berkarakter Karakter apa yang dicatat pemimpin di masa depan Nah maka ini adalah sesuatu yang saya pikir perlu untuk dijadikan sebagai wacana Pemikiran bagi sekolah-sekolah yang lain Sehingga mereka tidak hanya mencukupkan pada transfer of knowledge Tapi juga pada transfer of karakter Berapa banyak orang-orang misalnya seumur alif yang bisa kemudian untuk jadi MC Atau jadi moderator atau jadi misalnya host daripada acara podcast Ini kan bagian daripada yang kita bisa harus untuk lihat ya Karena di masa Usmani itu Orang-orang itu memang dididik untuk memimpin Jadi mereka itu punya sekolah Itu bukan sekolah sembarangan Mereka tahu bahwasannya Islam itu akan menyebar luas Maka mereka tidak bisa Tidak bisa untuk mempertahankan peradaban Islam Kecuali mereka mencetak pemimpin-pemimpin Karena begitu Islam futuh ke satu daerah Itu harus ada pemimpinnya Futuh lagi satu daerah itu harus ada pemimpinnya lagi Gimana kalau sekolah Tidak menghasilkan pemimpin tapi hanya menghasilkan Mohon maaf pengusaha atau Mohon maaf hanya menghasilkan karyawan Atau hanya menghasilkan orang yang sibuk dengan dunia Nah maka harus ada yang berpikir besar Berpikir bahwa karena Islam ini adalah Alamiahnya adalah memimpin Maka harusnya yang kita siapkan adalah Sekolah Pala Pemimpin Nah mudah-mudahan kita berharap Insantama bisa jadi Salah satu yang memang sudah diniatkan dari awal Amin amin Terakhir Ustadz Ada pesan-pesan gak buat pemirsa di Insantama Channel Terutama buat orang tua Siswa mungkin yang menonton tayangan ini Supaya bisa mendidik Anak-anaknya untuk bisa menjadi pemuda, pemimpin Di masa depan Ada satu hal yang menjadi konsens saya ketika kita Berbicara tentang orang tua, kadang-kadang kita nih Sebagai orang tua, saya juga termasuk ya Tanpa sadar kita tuh masih terkontaminasi dengan Pemikiran-pemikiran sanin Islam Contoh kayak tadi, ketika kita berbicara tentang Misalnya anak yang sukses itu Kalau anaknya ke luar negeri Anak yang sukses itu Kalau anaknya punya gaji banyak Anak yang sukses itu kalau anaknya punya rumah luas Anak yang sukses itu Kalau famous dan segala macam Nah itu itu Itu kadang-kadang masih ada di dalam kepala kita nih sebagai orang tua.
Padahal sebenarnya harus kita tahu bahwa sistem pendidikan yang sekarang. Yang sekarang itu maksudnya sistem pendidikan secara umum ya yang ada di Indonesia. Itu kita sudah tahu dan sudah paham limitnya itu kayak apa yang dihasilkan.
Itu kita udah tahu tuh. Limitnya itu kayak orang-orang Indonesia yang umumnya pada zaman sekarang. Maka kalau kita pengen berharap lebih kepada anak-anak.
Berharap lebih pada generasi muda. Berarti harus ada satu sistem pendidikan yang juga lebih. Yang tidak. Hanya dicukupkan pada kurikulum yang sekarang Yang aku lihat, yang saya lihat Itu hanya berbasis pada transfer of knowledge aja Cuma menghasilkan Orang-orang yang tahu Tapi belum menghasilkan orang-orang yang solih Gitu maksudnya Sedangkan Islam itu menitikberatkan perubahan pada karakter Karena orang yang solih Pasti akan profesional Orang yang solih pasti akan berusaha paling tinggi Untuk mencapai sesuatu Dia pasti akan menjadi yang terbaik kalau dia sudah soleh Tapi belum tentu sebaliknya Orang yang terbaik, orang yang kaya belum tentu Tentu dia soli gitu kan ya Nah artinya ini adalah pesan bagi diri saya secara pribadi Dan juga bagi orang tua-orang tua Coba kita lihat ada gak sih pemikiran-pemikiran kita tuh Yang masih ada Yang masih nyangkut-nyangkut dengan pemikiran-pemikiran Yang bukan islami gitu maksudnya Sehingga kita tuh tau ketika anak-anak kita itu Kita ukur berdasarkan apa Jangan sampai kita ngukur berdasarkan Yang diukur oleh orang-orang barat juga Kalau orang-orang barat ngukurnya berdasarkan nilai Kalau orang-orang barat ngukurnya berdasarkan Harta, materi Lalu kita ngukur dengan cara yang sama Lalu Lantas apa gunanya Islam kita itu Karena Islam kita itu harusnya memberikan pengaruh Pada kita termasuk dalam memberikan indikasi Atau pengukuran evaluasi terhadap Anak-anak dan sistem pembelajarannya Alhamdulillah Nah ini Alhamdulillah kita sudah Membahas tentang Menjadi pemuda berkualitas yang dinantikan umat Bersama Ustaz Felix Yau Terima kasih banyak Ustaz sudah meluangkan waktunya Dengan Alif disini di Insantama Podcast Terakhir Jangan lupa sahabat Insantama Insantama Channel jangan lupa subscribe like dan juga comment di tayangan ini dan juga semoga Insantama Channel bisa berkembang dari hari ke harinya Amin ya robbal alamin jadi alhamdulillah saya barusan menyelesaikan obrolan dengan Bang Alif dalam pembicaraan tentang pemuda ya Barusan dan Alhamdulillah teman-teman sekalian bisa menyaksikan di Insantama Channel teman-teman akan di subscribe di follow dan juga di share mudah-mudahan pembicaraan ini bisa jadi manfaat bermanfaat bagi teman-teman yang lain yang melihat amin amin ya rabbal alamin Terima kasih banyak saat dan juga terima kasih pemirsa Insanama channel wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh