Makin kesini tuh saya ngerasa orang-orang dengan otoritas, orang-orang di politik, itu tuh kalau berbicara di depan publik tuh seakan-akan kami tuh nggak ngerti gitu. Panji udah tau kan kalau PsiI kata beberapa orang tamu saya di sini. Itu sudah sekarang menjadi partainya Pak Jokowi.
Eeeh, saya punya keyakinan yang berbeda sih. Seperti apa? Tapi ini bisa kontroversi sekarang.
Saya dan cukup banyak orang mulai melihat ada yang berubah dari pajak Hogue. Atau mungkin lebih tepatnya bukan berubah, tapi semakin berubah. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat kesadaran komunal kita itu. Salah satunya adalah mendengarkan kritik.
Semakin keras kritikan itu, kata banyak sosiolog, kata banyak psikolog, dan kata banyak orang lagi yang lain, itu semakin membawa kita lebih cepat ke masa depan. Dan ada seorang komika penulis panjang, banyak dia punya profesi yang harus saya akui sebagai seorang politisi. Harus saya akui. berhasil memaksa saya untuk mendengarkan kritikan-kritikannya.
Ada banyak yang saya tidak sukai, tapi ada banyak yang saya kagumi. Begitulah seharusnya ruang publik kita bereaksi. Panji Pragiwaksono Abang, terima kasih banyak sudah diajak datang Harus diindang bro Kamu sering membutuhkan kita para politisi Panas Coba kita lihat dulu Mas Panji Pasti sudah banyak yang tahu, tapi kita lihat.
Ini lahir 79 ternyata dan karirnya sudah panjang. Bahkan saya dengar sekarang sudah di New York tinggal ya? Betul. Sejak 2 tahun ya? Iya, sejak 2022 awal.
Januari. Ingin mencetatkan orang Indonesia pertama? Iya. Sebenarnya sih misi pribadinya pengen tahu aja bisa nggak sih saya berkarir internasional di New York, di tempat lahirnya kesenian ini. Pada saat yang bersamaan nggak ada kesenian.
keterwakilan Bang Jadi tidak ada satupun orang Indonesia yang berkarir stand up di luar negeri. Jadi gak ada yang bawa isu-isu kita. Gak ada yang cerita tentang kita. Jadi semakin lama saya di sana semakin saya memastikan emang kayaknya saya harus di New York sih. Untuk bawa cerita soal Indonesia ke Amerika atau dunia suatu hari.
Saya lihat IG-mu itu keluar dari apartemenmu itu pakai jaket sendiri jalan menuju ke sebuah tempat. Yang oke. Menurut saya sebuah kekuatan. kekuatan personal untuk menghadapi New York loh bro.
Ini bukan Makassar, ini bukan Surabaya loh. Bukan Jakarta loh kan kita ya. Kita lihat yang lain apa lagi? Ini dia.
Nah, karena ini adalah podcast politik, maka saya ingin mengajak Mas Panji untuk melihat bagaimana sih dunia karakternya aku ini. Sebab seperti yang saya sampaikan di depan tadi bahwa Saya itu harusnya, setidaknya saya, saya itu cemburu dan kadang-kadang tersinggung adalah bagaimana bisa orang seperti Panji yang menyebut diri komika itu mengambil peran-peran yang harusnya dilakukan oleh politisi. Kritik-kritiknya luar biasa. Coba ya tadi nih.
Ini kan problem utama dari bangsa ini. Pada episode yang lalu, saya mengakui laporan utama Tempo juga menyangkut tentang dinasti. Panji, itu tadi pembukaannya.
Tapi saya ingin kita langsung pada tematik ala agrofisial sensor ya. You sadar nggak bahwa permainanmu di ruang politik dengan seluruh peran-peran komikamu itu sudah makin jauh. Dan mungkin barangkali pasti kau sadar membuat banyak orang nyaman, tidak nyaman. Sadar bang, tapi tidak pernah diniatkan untuk membuat orang tidak nyaman. Urusan dia lah.
Kita kan, saya kan ngomong apa yang saya yakini, saya percayai di balut komedi. Tujuan saya... Saya kan pushing the agenda forward aja bang, biar ada yang ngomongin, biar ada yang mempermasalahkan. Karena izin bang, saya rasa bang juga mungkin ngeliat dan mungkin merasakan kelesaan yang sama.
Makin disini tuh saya ngerasa orang-orang dengan otoritas, orang-orang di politik, itu tuh kalau berbicara di... Di depan publik itu seakan-akan kami itu gak ngerti gitu. Seakan-akan kami gak ngerti.
Atau mungkin kami dianggap bodoh atau apa gitu. Jadi saya mau bilang. Yang kalau beliau-beliau ini kok nyaman bicara seperti itu.
Kenapa gak saya imbangkan dengan apa. apa yang saya bisa. Boleh dong. Boleh dong.
Kita fair play aja. Kalau ada yang merasa bisa ngomong sembarangan, saya juga bisa ngomong sembarangan. Tentu argumennya beliau-beliau tidak merasa sembarangan. Saya juga punya argumen bahwa omongan saya tidak sembarangan. Bahwa pada akhirnya membuat orang merasa tidak nyaman saya cuma bisa bilang, ya emang dipikir saya nyaman dengar mereka-mereka ngomong seperti itu.
Kan kita juga tidak. Oh oke. Oh gitu ya. Iya. Tapi em...
Saya belum membaca secara keseluruhan penjikapan politiknya. Saya Tapi isu-isu yang kamu angkat itu terutama pada bagian-bagian akhir yang tampaknya related dengan priori pemerintahan Pak Jokowi itu semakin mengerucut. Dan tampaknya itu memang problem kita secara keseluruhan.
Katakanlah tentang dynasty. Kenapa kau begitu keras tentang itu, Panji? Karena Pak Jokowi yang melakukannya, kalau menurut saya. Banyak yang nanya, kok baru sekarang?
Kok sekarang keras banget? Saya bilang karena saya baru sekarang melihat ada presiden yang mencontohkan gitu. Kita kan sering melihat praktek politik dinasti terjadi. Jadi di beberapa daerah di Indonesia kita tahu juga dampaknya, kita tahu juga kenapanya, kita tahu juga kasus korupsi yang terkait.
Dan kita tahu bagaimana ini meresakan sekali dan sangat bernama kepada rakyat kecil. Karena ini kan kita ngomongin beberapa daerah ya. Jadi ketika itu... dilakukan oleh Presiden atau terindikasi, supaya saya nggak kena RUITE, terindikasi dilakukan oleh Bapak Presiden, saya kan khawatir gitu. Harusnya bukan, gimana coba, gimana caranya beliau mau menghentikan yang lain kalau beliau sendiri dicurigai melakukan praktek tersebut.
Beliau kan adalah Presiden pertama dalam sejarah Republik ini yang anaknya jadi Kepala Daerah. Sebelumnya kan nggak ada. Padahal kita punya nama-nama juga tuh. Kita punya nama-nama Presiden di masa lampau, satu sih terutama yang... dicurigai itu, wah guritanya itu menjalar kemana-mana, wira usaha ada ada yang jadi menteri juga nah jadi, saya sih khawatir aja bukankah di tahun 2024 itu kita maju lebih baik sebagai sebuah bangsa asumsinya level pendidikan kita jauh lebih baik waktu kita merdeka berapa persen sih yang melek huruf waktu kita merdeka, sekarang kan berapa persen, udah banyak sekali yang melek huruf, tapi kok kita kok masih terjebak pada praktek seperti ini, kayak itu tadi kayak gak ada yang pushing the agenda forward aja gini-gini Coba identifikasikan ke kami Tidak apa-apa Panji Kita diskusi ya Sebab pada akhirnya kan Memang terbukti bahwa ada banyak kritikanmu Yangng masuk barang itu kata Bang Satu Batuganda Almarhum Coba identifikasikan ke kami Kenapa menurutmu Dari sudut pandang seorang yang non-politis Seperti Panji Pada periode awalnya Pak Jokowi itu Seluruh energi Bangsa ini memberikan dukungan Ibu Ipan juga porang di duniamu, Pak J. Begitu banyak orang yang berjaya influencer.
Tetapi pada periode kedua, mulailah muncul hal yang kemudian semakin mengerucut. Yang sekarang kan tinggal dua bulan kurang dari apa lagi namanya Pak Jokowi. Coba identifikasikan ke kita, dari sudut pandang seorang Panji, kenapa kemudian bisa terjadi seperti ini? Dari sudut pandang saya, pertama perlu saya informasikan juga, saya adalah bagian dari tim SES. Waktu tahun 2014. Saya juga ada di GBK Saya bahkan nge-rap di GBK Salam 2 Jari Betul konser Salam 2 Jari Saya ada disitu Tapi saya dan cukup banyak orang Mulai melihat ada yang berubah Dari Pak Jokowi atau mungkin lebih tepatnya Bukan berubah tapi semakin terungkap Kalau kita gak mau bicara berubah Makanya ketika masuk ke pemiliu 2019 Saya rilis video tuh Pak Di Youtube saya Videonya jurunya Tidak ada alasan milih Prabowo satu pertama, video kedua males milih Jokowi itu menggambarkan dilemanya saya saya gak punya alasan untuk milih Prabowo tapi saya males milih Jokowi itu 2019?
2019, sebelum Pilpres itu menggambarkan saya tuh dilema waktu itu tentang memilih Prabowo tentang memilih Jokowi karena saya sudah merasa ada yang salah nah terutama sejak Pak Jokowi bilang waktu itu abang mungkin ingat Pak Jokowi pernah bilang saya udah periode terakhir nih saya udah gak akan kepilih lagi saya akan tonton total second all out Justru setelah itu semakin ke belakang semakin menurut saya berantakan. Dan ketika salah satu yang buat saya khawatir itu adalah ketika tidak adanya lagi oposisi yang terlalu... yang tidak cukup kuat untuk bisa ngasih peranan gitu tahun berapa West Rendra aja pernah bikin puisi soal pentingnya ada adanya oposisi karena kalau enggak demokrasimu itu semu gitu Tahun berapa ini? Dengan Pak Prabowo dan Partai Gerisnat masuk ke pemerintahan.
Terus apa yang terjadi sekarang semakin mengkhawatirkan. Dan saya yang ngelakuin ini bukan untuk hal-hal besar dan hal-hal luhur. Seperti, oh si Panji peduli Indonesia.
Saya sih peduli tempat tinggal anak-anak saya kelak. Memang betul anak-anak saya memang sekarang berdomisili di Amerika Serikat. Sekolah di Amerika Serikat.
Tapi ada masanya mereka pengen pulang ke Indonesia. Saya ingin ketika mereka pulang ke Indonesia. Indonesia.
Indonesia sudah jadi landasan pacu yang baik. Ini sesuatu yang saya coba untuk perjuangkan dan mungkin belum terjadi, tapi perjuangannya nggak boleh berhenti. Kembali ke pertanyaannya Abang, sebenarnya banyak di antara kami yang sudah melihat juga perubahan atau terungkapnya karakteristik Pak Jokowi.
Termasuk datang dari saya yang tadinya adalah bagian dari tim ses. Kita fokus pada isu utama yang saya dengarkan berkali-kali ruang kritiknya. Mas Panji ya Menyangkut dengan dynasty Apa yang membuat Panji itu Harus bereaksi dengan sangat keras Menyangkut soal ini Tolong dimasukkan Pertimbangan ini Dalam jawabannya Panji nanti Bahwa tidakkah juga Hak azasi seseorang Untuk mendapatkan jabatan Dan kemudian Munculah podcastmu di Tempatnya Hari dan Dan Budi di total politiknya kemudian menjadi viral ya. Asian value dan segala macam. Saya kembalikan kepada pertanyaannya.
Kenapa kamu begitu bereaksi menyangkut soal ini, Panji? Memang betul. Kebetulan abang kan menyebut kanal tadi ya. Nama-nama tersebut.
Beliau diundang gak ke sini bang? Nanti saya undang. Rakan menarik itu. Betul bahwa tidak ada... Aturan yang dilanggar.
Dan betul bahkan MK malah merevisi untuk membuat mereka yang adalah bagian dari keluarga politik bisa. Karena itu adalah haknya mereka. Betul.
Yangng saya coba untuk selalu berulang-ulang sampaikan itu kan di Indonesia kan kita kenal baik dan benar bang. Ini kan dua hal terpisah. Yangng baik belum tentu benar dan sebaliknya.
Untuk yang nonton ilustrasinya adalah misalnya kita lagi bawa mobil di sebuah perempatan. Lampu kita hijau. Di perempatan itu harus kita maju.
Tapi kita lihat ada orang menyebrang. Lampunya hijau tapi kita berhenti Karena kita ingin ngasih orang untuk lewat Apakah itu baik? Baik Kita lagi ngasih lewat orang Apakah itu benar? Tidak Karena aturannya mengharuskan kita maju Jadi kita bisa baik Tapi gak benar Pada saat yang bersamaan Kita bisa juga benar Tapi tidak baik Menurut saya Memang boleh aja Boleh-boleh aja untuk siapapun Dan itu haknya mereka Benar secara aturan Tapi kan pertanyaan besarnya adalah Apakah Apakah itu baik atau tidak? Nah, supaya saya tidak bicara sendiri dan mengawang-awang, saya sih pakai contoh saja, saya berdiskusi dengan Ridwan Kamil.
Beliau cerita, istrinya sebenarnya ditawarkan untuk jadi wali kota Bandung. Dan tinggi elektibilitasnya. Pendidikannya oke, malah pendidikannya lebih...
Sesuai daripada Yangng Emil. Tapi setelah itu istrinya bertanya sama Yangng Emil. Gimana menurut kamu kalau saya maju jadi wali kota?
Yangng Emil bilang jangan. Karena memang mungkin benar secara aturan. Tapi tidak baik.
Kenapa tidak baik? Dan kenapa saya jadi ikut perjuangkan? Salah satu yang paling saya khawatirkan di depan semuanya adalah... Kalau yang membuat orang jadi punya posisi-posisi tertentu adalah karena dia anaknya siapa, percaya sama saya bang, tidak akan ada orang yang mau bersekolah. Buat apa sekolah?
Buat apa ekspertis? Buat apa ilmu? buat apa gelar, buat apa perjuangan, buat apa riset kalau pada akhirnya semua yang saya usahakan ini akan selalu kalah sama ordal akan selalu kalah sama anaknya siapa kita kan bukan ngomongin perusahaan keluarga ada perusahaan keluarga turun-temurun Kita masuk juga kita tahu, emang ini kondisinya perusahaan keluarga. Tapi kan pemerintah kan harusnya kan by merit, harusnya kan dengan kemampuan. Kalau Presiden Republik Indonesia saja, kemudian membuat anaknya jadi bisa aja.
diwakil presiden Kemudian anak yang satu lagi baru tiga hari masuk sebuah partai, udah langsung jadi ketua umum partainya. Lalu ada satu yang jadi wali kota, kemudian pengen jadi gubernur. Dan ada, kalau kita lihat di berita, ntar ada ponakannya lah, ada omnya lah, apa segala macem. Abang kan, ini tahun 2024 bang.
Masa tahun 2024 semangat orang untuk bersekolah gugur, dicontohkan oleh Presiden Republik Indonesia sendiri, ini kan mengkhawatirkan. Yang ini adalah beberapa, ya bener, ini baru nih betul, ini adalah beberapa nama-nama. Sepupu, adik ikpar, ponakan, anak bungsu, menantu. Abang kan khawatir bang.
Kita udah tau lah dari zaman dulu bahwa negara ini dimiliki segelintir orang. Tapi dulu bang, orang tuh sembunyi-sembunyi bang. Dulu tuh, ijin ya bang. Yangng Ibu Megawati katakan di depan umum, dulu sembunyi-sembunyi kan yang bilang, aku pokoknya pengen punya tujuh menteri, moh kalau mau kurang dari situ. Biasanya kan sembunyi-sembunyi bang.
Kok bisa sih, kok bisa terbuka gak mau karena udah ngasih, kok bisa secara terbuka. Kan ada indikasi bang, kalau yang tadinya dilakukan di pintu tertutup tiba-tiba diomongin secara terbuka, indikasinya apa nih? Mereka pikir kita bodoh? Mereka semakin tidak peduli? Atau mereka pikir tidak ada yang melawan?
Yang udah saya lawan. Bukan karakter Panji kalau tidak buka-buka. Udah lah saya ladeni kali ini. Tadi kan Panji sudah mulai menyebut nama, ini ada gambar disini. Oke, itu realitasnya hari ini.
Tapi lagi-lagi pertanyaannya, kenapa emang kalau mereka, tidakkah mereka juga punya hak? Ada beberapa argumen yang untuk membanta itu. Mengatakan bahwa kenapa...
fasilitas politik yang sama tidak bisa dinikmati oleh orang lain. Kenapa? Hanya elu saja kira-kira begitu kan. Coba identifikasi lebih jauh lagi. Kadang-kadang kalau bicara pada keluarga inti presiden, apa yang membuatmu begitu?
begitu bereaksi. Tidakkan masyarakat yang memilih. Itu kan argumen yang paling banyak diberikan oleh orang-orang yang membelanya. Saya tidak loh.
Saya sudah bersikap nih. Yangng pertama-tama kan banyak pertanyaan dan ini bukan pertanyaan abang saja. Dan saya asumsi ini juga pertanyaan yang abang bayangkan ada di luar sana.
Emangnya kenapa? Kenapa tidak boleh mereka maju? Saya kalau gitu mari kita normalisasi tanya balik. Tapi kenapa harus buru-buru?
Kenapa harus sekarang? Kita ngomongin dinasti ya. Karena saya sadar ternyata yang saya yakini dalam definisi saya ternyata beda sama orang-orang.
Dinasti itu kan, dynasty itu adalah kekuasaan yang diturunkan turun temurun. Langsung. Namanya juga kerajaan kan.
Dari anaknya, eh dari bapaknya ke anaknya, anaknya ke cucunya terus aja turun temurun. Memang ada dinasti politik yang disebut sekarang. Likwanyu atau Gandhi atau Kennedy atau Bush.
Tapi saya kendati pun merasa, oke itu adalah bagian dari dinasti politik, tapi mereka tidak melakukan politik dinasti. Politik dinasti kan permainannya ya, cara berpolitik dengan membangun dinasti. Karena faktor penentunya adalah ada jedanya bang, diantara... George Bush ke George W. Bush, ada Bill Clinton, ada ofis yang berganti, ada ada usaha untuk settling the gameplay gitu, tidak langsung turun temurun, kalau ini kan langsung turun temurun sampai aturannya berubah bahkan sampai Jadi disepakati bahwa apa yang diputuskan oleh MK ternyata tidak benar atau tidak baik atau cacat gitu.
Cuman katanya yaudahlah untuk kedepannya yang kemarin sudah yaudah aja. Jadi kan orang bertanya-tanya, emang kenapa kalau mereka maju? Yang gak apa-apa tapi kenapa harus sekarang?
Kenapa harus diganti aturannya? Semuanya sekarang. Yangng tadi kita contohkan sebagai dinasti, orang-orang juga, Iya, Panji gak tau, George Bush kan juga dinasti kok diem-diem aja? Yang kan gak langsung. Kennedy juga enggak.
Ini mah keluarga-keluarga berpolitik jadi dinasti. Tapi kan kalau turun-temurun langsung kan kita boleh nanya dong. Masa gak boleh nanya?
Kenapa harus sekarang? Kenapa tadinya? Tadinya kan Kaisang juga secara umur Jadi Tadi gak bisa terus jadi bisa juga untuk jadi Kepala daerah, jadi wakil wali kota Untuk jadi wali kota Kan pertanyaan kita semua kan kenapa harus sekarang Saya curiganya Ini kecurigaan saya, ini keyakinan saya Dan saya rasa saya punya hak untuk punya keyakinan ini Saya curiganya tuh emang gak pengen ofisnya berganti.
Karena saya punya meja kerja, ini ada laci nih, lacinya ada kuncinya. Saya gak pengen ada orang lain masuk buka-buka laci saya. Saya kasih aja laci saya ke anak saya.
Saya punya kekhawatiran ini. Apakah kekhawatiran saya benar atau salah? Iya, mari kita buktikan saja.
Tapi kalau saya ditanya, kenapa nggak boleh? Saya tanya balik, kenapa harus sekarang? Kenapa harus diubah? Beberapa waktu yang lalu, kritikanmu yang sangat keras juga itu ditujukan kepada PsiI.
Maaf, Bang Saya nggak tahu kalau Bang terlibat. Saya pernah terlibat pada sebuah kerjasama dengan... teman-teman para elitnya PsiI ya.
Dan COVID begitu keras pada saat itu. Saya itu sempat bertanya begini, kenapa Panji tidak memberikan ruang bagi partai yang menyebut diri partai anak muda ini? Tidakkah harusnya Panji sebagai bagian, meskipun tidak terlalu muda lagi Panji sebenarnya, kelahiran 79, itu memberikan ruang bagi anak-anak ini untuk berorganisasi, dan kemudian memberikan atau barangkali menawarkan sebuah harapan baru. Tetapi kok begitu keras? Terutama sekali menyangkut dengan Kaisang ya?
Kaisang Bahkan sebelum Kaisang kok begitu gak ganas sama Giring? Saya jadi waktu itu pengen, yaudahlah pertemukan aja anak-anak ini. Itu seperti apa?
Kita belum meninggalkan... fase ini ya? Saya adalah orang yang punya prinsip dibalik karir teman yang tidak berkembang ada teman yang bilang bagus-bagus kok.
Abang Indonesia yang suka gitu tuh. Eh gimana tadi bagus gak? Bagus-bagus.
Padahal sih sebenarnya enggak. Tapi dia gak enak. Gak tahu cara ngomongnya. Gak enak.
Dia pikir adalah hal yang baik untuk yaudahlah biarin aja. Jangan gue yang ngomong kalau dia jelek sebenarnya. Saya tipikal orang yang akan bilang, lu tuh salah. Harusnya begini. Terutama kalau ditanya.
Nah artinya sebagai orang yang ngeliat ada sebuah partai yang perlukan anak muda Saya Ruang yang saya kasih ada beberapa. Salah satunya bentuk kritik. Kan orang suka bilang, ye Panji kemarin bukannya milih Jokowi, kenapa sekarang kritik?
Nyesel ya? Lah kok nyesel? Yang habis lu pilih, lu kawal dong.
Nggak lu pilih pun lu kawal. Sama ini juga kayak gitu. Saya waktu pil... Pilek 2019 Itu DPRD DKI Jakarta Saya coblos partai, saya coblos PsiI Oh oke Karena saya pengen tahu Karena kan Itu agak susah untuk mereka di DPR Tapi DPRD mungkin punya peluang dan benar Di DPRD mereka dapat kursi Dan menurut saya Saya juga bicara secara terbuka Menurut saya PsiI di DPRD DKI oke Oh oke tuh Siapa namanya?
Oke Keren Nah pada saat yang bersamaan ya masa kalau saya milih saya gak boleh ngeritik masa kalau misalnya ada orang yang mau wakilin anak muda dan saya juga ada perwakilan anak muda terus kita gak boleh masa harus terlalu bagus karena kalau dikasih ruang untuk duduk abang tadi sempat saya ceritain saya punya konten namanya Ska Akmat dimana utamanya mengundang politisi ngobrol soal politik saya ngundang Gerisnat, utamanya adalah karena Gerisnat salah satu yang senior disitu terus saya juga akan selalu pengen punya keterwakilan perempuan di talkshow saya Gerisnat menolak karena gak bisa main catur... Saya undang Giring. Giring gak mau katanya. Karena katanya gak bisa fokus. Karena ngobrol sambil main catur kan.
Terus saya coba nanya sama Giring. Giring izin dong ketua umumnya mau atau enggak. Karena waktu itu saya ingat saya pernah mau diundang ke toksinya Kaisang Saya pikir ajak aja kalau gitu Kaisang kesini.
Katanya naik umroh. Kelar umroh saya cek lagi gak ada balasan. Saya justru saya ngajak Valdo.
Valdo kan ada di PsiI. Valdo lagi sibuk karena dia lagi berjuang di Tangerang. Tangerang kota. Sampai akhirnya ketemu dedek Uki Akhirnya dedek Uki mau Tapi artinya ada usaha juga bang Untuk berdialog Hanya saja ajakan ini tidak pernah disambut Jadi Kalau dibilang kenapa begitu keras Saya keras sama semuanya Hanya saja Buat saya PsiI jadi Kalau kita mau ngomongin objek Matri stand up ya Objek yang menarik Karena ada Ada anggapan di masyarakat umum bahwa partai baru akan selalu bersih, selalu baik. Makanya saya bikin analogi.
Sepatu kotor dibersihin. Kalau setiap kali ada sepatu kotor beli sepatu baru, ya itu bikin partai baru. Sepatu baru juga lama-lama kotor, kan dipakai mulu.
Bersih orang nggak ada yang pakai, nggak dipakai, lama-lama juga. Jadi ini jadi kesempatan juga untuk edukasi masyarakat bahwa kayaknya ada yang mesti diperbaiki dari cara pikirnya. Justru bagus. Saya ngeliat Golkar dinamikanya menarik.
bagaimana orang-orangnya baru mencarus bikin partai-partai sendiri. Buat saya itu adalah contoh dinamisasi partai yang menarik gitu. Ada banyak partai yang bisa jadi contoh gitu.
Tapi PsiI sebagai partai anak muda, harusnya prakteknya itu praktek yang ke arah positif gitu. Tapi setiap kali mereka melakukan praktek-praktek yang justru menurut saya mundur. Yang saya kritik lah. Panji udah tau kan kalau PsiI kata beberapa orang tamu saya disini. Itu sudah sekarang menjadi partainya Pak Jokowi.
Saya punya keyakinan yang berbeda sih. Seperti apa? Tapi ini bisa kontroversi sekarang. Seperti apa coba?
Yang udah deh. Saya selalu cerita sama orang-orang, buat saya Psi itu, Bapak, Abang pasti tahu ya. Ada ormas yang bergeraknya atau perjuangannya tergantung siapa yang waktu itu saat itu lagi membutuhkan dia. Ada banyak ormas seperti ini. Kebetulan yang pakai ini yaudah ormas ini bekerja untuk yang ini.
Nanti kayak guns for hire gitu istilahnya bang. Nah menurut saya PsiI itu seperti itu tapi partai. Saat ini yang pakai Pak Jokowi. Tapi kan kita gak tahu.
Pak Jokowi sih jaga-jaga terus aja ini ada kendaraan oke nih. Let's put it in this. mungkin saya akan pakai.
Benar akan pakai juga. Tapi kan kita nggak tahu. Pak Jokowi itu cair sekali beliau. Beliau itu emang top notch politician kalau menurut saya.
Jadi saya sih nggak tahu. Bahkan di dalam obrolan dengan Dede Uki itu saya mempertanyakan banyak hal soal PsiI. Saya mempertanyakan kenapa ada politisi paling handal di situ tapi nggak ngapain-ngapain. Pak Anji ingin mengatakan bahwa analisis beberapa orang yang mengatakan PsiI akan menjadi partai.
partai Pak Jokowi di masa depan, setidaknya untuk kelangsungan perpolitikan keluarganya itu bukan PsiI. Saya rasa, saya nggak tahu ya, PsiI masih terlalu kecil sih. Pak Jokowi itu kebutuhannya secara logistik, tentu dia butuh kendaraan, biar gimana pun juga dia butuh kendaraan, tapi dia butuh kendaraan yang taktis juga. Jadi mungkin untuk sekarang pakai kendaraannya PsiI. Bukannya menegasi, iya juga, tapi belum tentu selamanya.
Kalau kalau Partai kita kan menarik ya Bang Kita waktu itu punya partai PKB yang dulunya ada retrahnya Gus Dur. Terus udah gitu ada dinamisasi-nya. Terus Demokrat juga sempat ada kayak Gunjang Ganjing-Nya-nya. Siapa tahu Psi kemudian akan ada Gunjang Ganjing-Nya sendiri. Kemudian jadi ruang yang masuk untuk Pak Jokowi Kelak.
Karena yang mendukung yang masih sangat banyak. Kemarin ada yang protes kan waktu itu pernah. Karena nggak suka ngeliat bagaimana Psi memperlakukan Pak Jokowi.
Yang kita sih nggak tahu. Tapi untuk sekarang kalau kita mau berpolitik nggak mungkin nggak punya kendaraan. Nggak mungkin nggak punya partai. Untuk saat ini yang agile, yang ringan, yang kosong untuk bisa diisi ya.
Itu adalah PsiI dan itu adalah pilihan yang tepat untuk sekarang. Tapi nggak tahu deh untuk jangka panjangnya. Kita kembali ke soal dinasti tadi. Salah satu keritikan orang-orang tentang dinasti itu adalah potensi.
distribusi kekuasaan pada semua level kelompok ekonomi, politik, sosial itu, itu dicegat sejak awal contoh saya lah saya ini anak tentara pangkat rendah memulai politik dari bawah betul menerima tempaan artinya tidak ada fasilitas politik yang bisa saya manfaatkan jika kemudian ternyata saya bisa sempat menjadi ini ini Ini-ini itu karena mungkin Tuhan begitu sayang sama saya. Tetapi dalam soal kesamarataan peluang di hadapan negara untuk jawatan-jawatan yang berhubungan dengan banyak pihak, pertama publik, itu katanya sudah dicipta dari awal. Seperti itukah alur berpikir Panji hingga kemudian Ada begitu sangat keke untuk melawan dinasti itu? Yang itu salah satunya.
Salah satu alasan kenapa jadi perlu dilawan. Dan itu bukan cuma terjadi sama yang kita curigai, yang saya curigai Pak Jokowi. Itu mah terjadi di mana-mana.
Coba tampilkan. Ini ada catatan dari CSIS. Setidaknya untuk tingkatan... Parlemen Itu kami pernah mengangkatnya Disini Oke Kita tarik masalahnya bahwa ternyata Memang banyak orang yang harus Kelisa dan hari ini Pak Panji untuk Kelisa, nah ke saya kembali Seperti itukah Yangng membuat Pak Panji jadi kelisa banget Iya tapi yang paling kelisanya pelakunya Pak Jokowi nya itu Makanya tadi saya bilang Kita selalu mendengar apalagi ya Bang Kita pasti sering mendengar gini Yangng penting kita Kita berkuasa dulu.
Kalau kita berkuasa. Kita bisa mengubah keadaan. Jadi lebih baik.
Sering kan kita denger kan. Ternyata. Lah kalau udah berkuasa kayak gini kan.
Masa kita. Boleh cemas, cemas lah. Semuanya ngomongnya kayak gitu kan.
Giring sih, giniin sih. Gak bisa terlalu kayak gitu, gak bisa terlalu ideal. Kita mesti main taktis, kita mesti tau medan pertandingan seperti apa.
Kalau kita menang, baru nanti kita bisa ubah keadaan. Untuk jadi lebih ideal. Oke, yaudah mari kita lihat.
Tapi kalau misalnya udah menang ternyata kayak gini, ya mesti ditentang. Saya rasa, kenapa saya itu... Jadi naiknya namanya ketika ngomongin kayak gini itu bukan aspek sayanya bang Tapi karena kekhawatiran saya itu kekhawatiran banyak orang Resonate with people Seperti yang saya sampaikan tadi kami sudah mengangkat episode baru aja kemarin itu merifer dari laporan utama Tembo ada 18 dosa Jokowi salah satunya itu adalah bahkan pada poin pertama dinasti dan oligarki politik Jadi Panji tidak gelisah sendiri Setidaknya tempo mencatatkan itu Bahwa kenapa hanya tempo yang begitu ekstrim bersikap Yang mungkin karena karakter tempo ya Dari dulu Dan harus kita rawat pikiran-pikiran kritis itu Saya kembalikan Diskusi kita pada bagian ini Katakanlah kalau bicara tentang Keluarga NT Jokowi Karena itu kan langsung ditembakkan Serangan itu langsung ditembakkan Ke Pak Jokowi karena Karena memang langsung benar-benar Di dalam dirinya.
Anak, kemudian menentunya. Kalau kita lihat pada tiga figur yang ada di keluarga inti Pak Jokowi. Anak, dua, dan satu menantu.
Menurutmu apa yang paling kritis? Yangng bisa Pak Panji mengungkapkan di sini. Kenapa kemudian you merasa bahwa enggak.
Ini terlalu cepat. Ini tidak layak, dan seterusnya, dan seterusnya. Tidakkan mereka juga katakanlah dari sisi pendidikan.
Pendidikannya bagus Alhamdulillah luar negeri Meskipun mungkin bukan jurusan politik Dan seterusnya Mereka apa bisnis? Tidakkah pebisnis itu Sebuah karakter yang tangguh Dimana mereka bisa menjadi sesuatu yang tidak bernilai Menjadi bernilai Kemudian ada value editnya seperti apa dan segala macam Panji tidak memperhitungkan itu Justru kan menjadi politisi tidak hanya butuh itu Ada banyak hal-hal lain lah yang dibutuhkan untuk menjadi seorang politisi. Betul sekolah atau pendidikan adalah satu hal. Tapi kan ada book smart, ada street smart, Bang Dan saya rasa untuk menjadi politisi butuh street smart-nya. Dan saya rasa tadi saya berterima kasih karena Abang bukain jalan.
Kalau ditanya contoh yang paling sempurna adalah sebenarnya ya KS Yangng. Di partai mana sih, Bang? Abang kan...
deket juga sama mereka, di partai mana sih ada orang baru tiga hari masuk jadi partai langsung jadi ketua umum tell me right now, everybody anybody, tell me right now, that is because of merit tell me that is because of knowledge tell me that is because of expertise it cannot be makanya tidak ada satupun orang PsiI yang mau duduk sama saya karena mereka tahu persis, mereka gak bisa jawab itu Gak bisa jawab. Tapi kan begini Panji, itu argumen yang dibangun berdasarkan pada tata, tanda petik, tata aturan berpolitik setidaknya yang Panji pahamikan. Tapi kan tidakkan memang...
Ada juga beberapa faktor yang mendekati perilaku politik di mana kemudian hal-hal itu bisa ditoleransi. Tapi katakanlah misalnya, mungkin barangkali partai ini membutuhkan ruang untuk... lebih cepat besar dengan menempel pada kekuasaan dimana kemudian itu bisa menjadi pengerek elektabilitas untuk kemudian bisa ikut berkontestasi pada level yang lebih tinggi Argumen saya masuk akal gak sih? Masuk akal tapi ngaku aja berarti Masalahnya mereka gak mau ngaku Gak mau ngaku Dede Uki juga gak ngaku Gak ngaku, ngaku aja Yang emang kami sih naruh Pak Kaisang jadi ketua umum Karena dia anaknya presiden Masalahnya enggak Kalau ngaku mungkin saya akan berhenti Jadi Indonesia tahu Bahwa ada sebuah partai politik Yangng merupakan instrumen penting dalam demokrasi Memang menggunakan anak seorang presiden untuk urusan strategis gitu untuk narik suara dan segala macemnya ngaku aja, tapi selama mereka terus ngeles ya saya cecer dong mengecer dong ya kan tapi kan dia pengusaha banyak pengusaha di Indonesia gak lupa jadi ketua umum, pengusaha banyak di Indonesia ada pengusaha yang sekolahnya political science coach Justin juga pengusaha Kost Justin, pengusaha media dia, pengusaha media di Belanda kuliahnya Partikel Science Mana ada PsiI pake Kost Justin sebagai Ketua Umum, enggak kan karena bapaknya bukan Presiden Ngaku aja, ngaku aja biar rakyat Indonesia tau, oh gitu PsiI Yangudah kalau kita ngerti sekarang Udah selesai Repet gue ini Gimana Oke Kita lanjut Kita perbesar skalanya Saya yakin Panji menyadari betul bahwa bahkan partai-partai politik besar itu tak mampu menghindar dari tentakal politik Jokowi.
Saya tidak ragu-ragu mengatakan ini sebab itu yang tersaji di ruang publik. Terutama katakanlah dalam hal pilkada ini. Bagaimana konsolidasi itu dalam berbagai versi. Meskipun dibantai ya.
Apa kritikanmu menyangkut dengan itu terhadap partai-partai yang seharusnya sebenarnya itu memiliki karakter di hadapan kekuasaan nah ini ini semakin menarik Indonesia ini akan selalu susah sih tidak bisa lepas dari siapa yang punya leverage paling besar Pak Jokowi leverage-nya popularitas besar sekali sisanya punya leverage kekuasaan yang mengakar sekali, kita ngomongin pimpinan-pimpinan partai, sebenarnya kan... Indonesia ini kan lajurnya ditentukan sama berapa? Gimana, enam orang. Nggak lebih dari itu. Kalau ini bukan sesuatu yang kita bisa utak-atik di seluruh dunia juga mainannya seperti ini.
Hanya saja harapan saya, rakyatnya itu lebih bijak dan lebih pintar dalam melihat pertarungan politik ini. Masalahnya, Abang juga pasti ngerasa, banyak sekali rakyat di Indonesia itu Itu saya nyebutnya ya Bang Puber politik. Namanya orang puber kan emosional.
Puber apapun ya gitu kan. Emosional, suka yang paling tahu. Nah ini tuh bagus. Karena kan saya juga dulu puber. Kita juga semua pernah puber gitu.
Tapi terus mendewasa. Nah cuman kita mesti jaga nih. Namanya juga manusia. Dewasanya kan harus dibimbing. Nah saya cuman ingin jadi bagian yang mengingatkan rakyat Indonesia-nya aja.
Kalau yang siapa yang ada di atas itu ya kita gak tau lah. Kita kan ada diulusi. Kita milih.
Presiden sendiri Indonesia anaknya memilih Presiden sendiri Kita milih Presiden yang udah dipilihin Ibaratnya saya Bilang sama abang Abang boleh liburan Bebas kemana aja Tapi pilihannya tiga Gabon, Ukraina, sama Ethiopia Kita boleh kemana aja nih Iya tapi tiga ini ya Pilihannya enak Kayak gitu kan bang Nah jadi Rakyatnya mesti pilih pinter. Rakyatnya jangan, ah kita bebas milih liburan gitu. Rakyatnya mesti pinter.
Oke. Saat ini yang lagi dikasih ini nih pilihannya. Oke nanti kita lihat. Makanya saya percaya tadi kita juga ada grafis DPR.
Saya selalu bilang bahwa DPR itu rata-rata rakyat Indonesia. Kalau lu sebel ngeliat DPR kayak gitu, kan rata-rata kita bro. Lu sebel ngeliat mereka tidur waktu kerja, lu kayak gak pernah tidur aja pas kerja. Kalau mau Dpr lebih baik, kitanya dong secara kolektif lebih baik. Kan ada istilahnya rising tide raise all ships.
Kita naikin kita semua sehingga semuanya keangkat, nggak cuma sedikit-sedikit doang gitu. Ujung-ujungnya secara kolektif, siapapun nanti penguasa yang ada di atas, secara kolektif kita juga akan lebih baik. Kejahatannya juga bukan kejahatan jangka pendek duit sekarang. Sekarang tuh kejahatan-kejahatan korupsi tuh kalau ditangkap tuh adalah ngutip duit, ngutip duit dikit-dikit. Main jangka pendek, main sekarang gitu.
Kaisang gitu. Kalau saya sih merasa... Rasa gak bisa diapapain yang itu.
Hanya saja penentu arahnya harusnya rakyat Indonesia. Kan kita ngomongin leverage ya. Yangng satu punya kekuasanya mengakar. Yangng satu punya popularitas.
Yangng satu punya jumlah. Nah harusnya kita bisa ngambil peranan penting. Oke, saya kalau memberikan ruang ke Panji untuk bicara seperti ini, lama-lama bisa 2-3 jam kita di sini. Sebab pada dasarnya saya nggak bisa bantah. Apa yang you ungkapkan itu, itulah realitasnya.
Saya sebenarnya ini hanya sedang mencoba untuk mengobati pikiran saya aja. Kenapa harus dari Panji? Kenapa bukan dari orang-orang yang bernama yang terhormat anggota DPR?
Tapi itulah kenapa abang... Penting bang. Untuk yang nonton juga.
Aku gak dipilih sama mereka lagi. Pemilih saya pada. Justru itu strategis bang.
Kalau abang kepilih. Abang gak punya ruang untuk melakukan ini. Gitu ya.
Iya bang. Abang tuh sentral sekali. Posisinya sentral.
Pertanyaan abang kan gini, kenapa bukan yang mulia anggota DPR yang melakukan apa yang Panji katakan? Permasalahan rakyat Indonesia bang, adalah kemampuan dalam berkomunikasi. Oh, gitu ya.
Bukan itu aja. Semua kementerian juga gak punya komunikasi. orang yang bisa berkomunikasi. Semuanya. Pemerintah butuh.
Cuma sekarang kan gini kan, pintar ngomong selalu dianggap samping gitu. Kayak gak ada nilainya. Dan memang secara bukti, saya gak tahu sekarang, pelajaran bahasa Indonesia yang diuji, baca dan tulis.
Apa pernah kita diuji mendengar dan bicara? Itu problem kita juga. Padahal itu krusial. Kemampuan untuk memahami apa yang didengerin.
Abang kan suka miskomunikasi. Dan kemampuan untuk menyampaikan dengan baik apa yang ada di kepala kita. Nah, berkah Indonesia adalah kemampuan. Punya orang seperti abang.
Yangng punya kemampuan komunikasi yang baik. Benar bang. Ada saya di dunia lawak.
Ada saya, ada Semi, ada Abdur, ada David. Ada Ari Kriting, Akmat. Ada orang-orang ini.
Ada Bang Emon, Kiki Satu. Ada saya, ada abang juga. Saya mau ngomong soal itu.
Ini mungkin kata yang tepatnya itu pinter-pinternya para pejabat saja. Kalau mau dikatakan siapa mereka ya, udahlah kita langsung mengajus saja lah pada acara yang di IKN kemarin. Dimana orang-orang, teman-temanmu saya yakin. Teman-temanmu, komunitasmu itu...
diajak ke sana ada beberapa orang menggunakan kata yang lebih lebih tragic mengatakan itu dimobilisasi ke sana untuk apa namanya itu entahlah orang menyebutnya influencer ya pertanyaan itu begini kenapa tidak banyak orang seperti kamu Panji sebab yang saya pelajari mungkin saya keliru ya Di beberapa tempat di negara yang maju itu, orang-orang seperti Ada itu, dia masuk menjadi kelompok elit itu, di mana dia tidak terlalu jauh dari konteks masyarakatnya. Seorang artis misalnya itu pasti memiliki isu sendiri. Apakah tentang penyelamatan binatang, penyelamatan anak Kenapa kita tidak?
Kenapa kebanyakan artis kita atau orang-orang yang dikenal publik itu Tampak dia berada di dunia sendiri Dan pada situasi tertentu, tampaknya dilihat oleh beberapa orang, itu dimanfaatkan. Kata yang agak ekstrim ya. Tapi seperti itulah kira-kira.
Apa tanggapan Panji? Ada dua jawabannya. Saya curiga bukan jawaban yang diharapkan sama Abang.
Seperti apa? Yangng pertama karena dibanding teman-teman yang lain, saya paling tua. Apa khusus soal usia di situ? Satu, wawasan. Punya vantage point ya.
Karena semakin panjang kita menjalani hari-hari, kita semakin... Mungkin bisa ngeliat banyak hal. Jadi punya perspektif yang lebih lengkap. Teman-teman belum aja.
Tunggal. aja. Banyak nama-nama yang dibawa ke sana umurnya 20, 30. 20 banyak. Jadi belum lengkap aja.
Pun ada yang seumur saya. Tapi mungkin pertemanannya yang tidak seragam saya. Tidak sampai seperti saya. Sehingga emang gak tau aja. Bukan berarti dia bodoh.
Atau bukan berarti dia emang sengaja menutupi fakta. Tapi emang pembicaranya itu gak pernah keras. Jadi dia benar-benar gak ada bayangan aja Jadi Dan yang kedua Kalau udah umur saya kan Berarti udah bayar pajak penghasilan Itu enak juga tuh Enak Bayar pajak Saya sebel sama pajak progresif banget Sebel Kalau udah bayar pajak Pasti langsung berjuang banget Anak-anak di zaman sekarang kan Gak ngerasa bayar pajak Padahal dia nonton konser Juga ada pajaknya disitu Makan aja ada pajaknya Jadi usia aja Makin dewasa Makin paham Makin mau bergerak lah gitu Satu Enak Yangng kedua, aset terbesar saya adalah kesediaan saya untuk berteman sama siapapun.
Dan menurut saya ini yang paling penting. Kenapa saya berani? Karena saya punya teman di semua tempat yang saya serang.
Kan saya punya teman di PsiI. Saya punya teman di Gerisnat. Saya punya teman di mana-mana.
Di lingkar terdekatnya Pak Jokowi juga saya punya teman. Dan itu membuat bukan saya berani, tapi... saya dipahami bahwa ini datang dari tempat yang baik. Beda kalau misalkan saya nggak punya teman, terus saya main ngomong, walaupun niatnya baik, mereka akan berpikir, ini mau ngapain nih si Panji nih? Akhirnya jadi persetruan.
Sehingga orang ini jadi discouraged, istilahnya jadi nggak pengen gitu. Nah masalahnya teman-teman banyak yang bertemannya sektor. Kalau musik ya sama musik, kalau yang stand-up sama stand-up.
Saya kebetulan emang senang, rasa penasaran saya relatif lebih tinggi mungkin dibanding yang lain. Jadi saya banyak ngobrol dan banyak bertemu sama yang lain. Dan lingkar pertemanan saya yang luas, perjalanan hidup. Hidup saya yang membawa saya kemana-mana. Membuat saya jadi punya banyak teman di banyak wilayah.
Dan itu yang membuat saya jadi lebih berani. Saya ambil contoh dua aja nih Bang Yangng Abang pasti ngerti. Ada warkop sama ada kantata takwa.
Warkop berani, kantata takwa berani. Kantata takwa kan ada setiawan jodi. Warkop bapaknya Pak Rendra kan polisi Jadi Waktu itu ceritanya kan Setiawan Jokowi ditanya gitu Sama Pangga waktu itu Apaan sih itu lagu-lagu bongkar Yang ginilah Jadi karena punya teman Dan punya Akses kepada orang-orang Di posisi-posisi tertentu Jadi semakin terkesan berani Tapi bukan benar-benar berani Lebih kepada Yang pokoknya orang orang tahu ini itu datang dari niat yang baik. Sama saya juga seperti itu.
Udah. Nggak beda. Alasan saya menanyakan poin ini kepada Panji karena sebenarnya harapan saya yang selalu saya giring ke diskusi di forum saya ini adalah menginginkan narasi dan dialektika yang terjadi terutama kepada anak-anak yang hebat-hebat ini, yang kreatif ini, itu sudah mulai sadar dan menyentuh Itu ruang-ruang di mana dia berada. Ruang sekitarnya.
Jangan kemudian asik sendiri. Sebab kalau dibawa pada wilayah yang lebih personal, itu yang saya ajarkan pada anak-anak saya. Kami berdiskusi, kami berdebat. Nah, problem yang paling serius di sini adalah mereka-mereka ini, teman-temanmu itu, atau mungkin unit-unitnya Panji itu, itu didengarkan oleh kelompoknya. Betul.
Jadi kalau kemudian tidak mencoba menawarkan sesuatu... Bukan berarti itu bukan sebuah nilai Tetapi kan Ini kan ada banyak problem di sekitar kita Bayangkan kalau mereka berbicara Dalam konteks bagaimana membahasakan Yangng ada di sekitarnya Itu dasar itu Pertanyaannya adalah Kenapa mereka seperti Tidak peduli mungkin gak tepat ya Atau belum membicarakan itu Ada tiga-tiganya ada bang Ada yang tidak peduli Ada yang belum peduli Ada yang peduli dengan sudut pandangnya dia sendiri saya ambil contoh, yang tidak perlu memang banyak bang yang tidak perlu ini Emang gak ngerasa Dia gak tau apa hubungannya sama dunia dia Tapi tenang aja Ini gak akan lama Karena kan politik menyentuh semua wilayah Semua youtuber-youtuber Akhirnya mau gak mau jadi ngomongin politik Waktu sempat ada undang-undang baru Yangng membuat konten-konten youtube Jadi disensor Terus KPI Jadi mengawasi youtube Betul Tadinya orang-orang a priori ini gak peduli aja Lama-lama kan nyentuh dunia Gue gue juga nih. Yangng kedua ini belum. Kalau memang belum ini berarti emang hidupnya belum membawa dia ke situ saja Bang Saya punya teman kerjanya snorkeling mulu diving, mulu gak peduli kuliah, gak peduli apa-apa.
Gak peduli Indonesia, apalagi politik. Sampai akhirnya ketika dia dalamin dunianya, dia ngeliat nih terumbu karang rusak dan dia berpikir kenapa gak ada perlindungan. Dia mulai, akhirnya sekarang jadi salah satu disebut aktivis juga mungkin enggak ya, tapi paling memantau kementerian perikanan dan kelautan, dan lingkungan hidup, dan jadi nyentuhnya politik juga.
Karena hidupnya akhirnya membawa ke situ. Jadi yang belum mungkin akan. Nah ini ada lagi contohnya teman-teman yang dibawa ke sana, bisa jadi mereka memang berangkat karena mereka peduli bang.
Cuman kan kita nggak bisa berharap semua orang peduli-peduli sama isu kita. Mereka mungkin yang berharap, wah gue ini peduli banget sama Jokowi, gue percaya dengan apa yang Jokowi lakukan, Jokowi ingin dihancurkan dari luar ada yang ingin merobohkan Jokowi sehingga dia pasang badan untuk Pak Jokowi dunia luarnya aja yang sinis menilainya, oh lu buzzer ya tapi dia mendukung dengan sepenuh hati Di kalangan seperti itu, ya kita bisa apresiasi emang itu yang lu yakini, nanti pas kita ketemu semoga kita bisa diskusi aja. Tapi menurut saya tidak terhindarkan selama dia tinggal di rumah.
di Indonesia pada akhirnya dia akan bersinggungan dengan politik juga dan itulah kenapa buat saya itulah target saya kalau stand up kan target saya kan bukan politisi orang suka mikir apalagi saya sering nyebut Nama ya, nama-nama politisi yang saya sebut. Tapi mereka pikir saya itu nyerang politisi. Enggak. Target dari setiap joke saya, itu adalah masyarakat Indonesia. Saya punya pertunjukan tahun depan judulnya Mensreya.
Artinya niat jahat, abang pasti tahu. Ini 100% politik. Abang takut, saya mau, lu mau anti-rezim ya?
Atau lu mau apa gitu? Kayak kesannya saya mau nge-kick Prabowo. Enggak. Mensreya adalah pertunjukan stand-up ngomongin politik untuk edukasi politik. Supaya orang Indonesia ngerti.
politik. Dan kebetulan di Indonesia yang punya jangkauan penonton salah satu yang terluas, saya. Jadi kan saya pikir tanggung jawab saya juga.
Nanti tahun depan saya di Indonesia Arena Bang 10 ribu penonton. Belum ada tuh konser lawak di depan 10 ribu penonton. Kalau Abang mau nonton nanti saya siapkan.
Tapi bayangin 10 ribu orang duduk di Indonesia Arena nonton konser lawak tentang politik. Dan tunggal. Tunggal.
Tidakkah Itu sebuah kemajuan bang. Itu yang saya ingin perjuangkan. Itulah kenapa saya bikin tour tersebut.
Tournya masih tahun depan. Tapi udah mulai jual tiket dari sekarang. Judulnya mengerikan loh.
Dalam bahasa hukum mensre itu adalah niat jahat. Niat saya adalah bahwa ini acara lawak aja. Nggak ada niat jahat.
Slogannya gitu. Malah antitesis ya. Slogannya dijamin tanpa mensre. Dan pada saat bersamaan pengen ngeliat Publik juga mesti pintar menilai Niat dari politisi Pokoknya info lengkapnya di mensrea.id Ada semuanya lengkap Tak ada penyikapan yang tanpa risiko.
Dan saya pengen tahu, mewakili pikiran publik. Seorang Panji Pragiwaksono dengan penyikapan entertain yang dia lakukan itu, apakah you menerima risiko? Iya udah pernah dibahas juga sama pasangan.
Risikonya kan meninggal di penjara. Lah kan bener bang. Risikonya meninggal di penjara.
Atau baik-baik saja. Atau dimaki-makilah kalau kita anggap itu sebagai risiko. Meninggal si Enggak lah Abang mau ngapain juga kalau belum waktunya Kalau belum waktunya sama belum Kalau emang meninggal ya berarti emang udah waktunya Kita punya kuasa apa gitu Kalau di penjara Saya juga ragu karena bukan momen dahulu ya, tapi banyak teman, saya juga tadi cerita saya punya banyak teman di beberapa tempat, termasuk tempat yang saya kritik sehingga saya cukup yakin ada banyak diskusi yang bisa terjadi, kalau ada panggilan somasi atau permintaan apa.
Saya indahkan Yangng terakhir resiko diomongin orang mah Saya gak ngelawak juga diomongin orang Yang udah Kita mah santai-santai aja Tapi saya siap Abang bilang lu berani banget ya Kok lu berani banget gitu Saya bilang, gue dari zaman Soeharto bro. Zaman Soeharto mau orang beneran hilang. Kalau zaman Soeharto yang bahaya rezimnya. Kalau zaman sekarang rezimnya gak bahaya.
Pendukungnya yang bahaya. Yangng sering tersinggung pendukungnya sebenarnya. Ah udahlah santai-santai aja.
Lagipula saya tumbuh besar nonton Bagito bang. Buat saya itu yang normal, itu komedi normal. Ngekritik pemerintah. Saya SMP-SMA nonton itu.
Sama. Iya jadi saya pikir, emang kita sumuran bang? Itu, oh enggak tapi kan apa ya, aku suka aja itu. Kita tidak sumuran.
Yangng saya sukanya dari... Dari acaranya bagi kita itu, Yangng Giring itu adalah, itu mengajari saya menertawakan diri sendiri dan pikiran sendiri. Betul. Cakep itu. Bang, saya waktu itu ngeliat langsung tayangannya.
Waktu itu izin... Mungkin banyak yang lupa. Mbak Tutut itu menteri. Tapi kerjanya peresmian mulu.
Peresmian mulu? Menteri apa di peresmian mulu? Dalam sketsanya begitu. Dari sosial waktu itu. Iya main sosok itu.
Dalam sketsanya begitu. Dihadirkan sosok yang mirip kayak Mbak Tutut. Lagi ngeresmiin toilet umum. Sampai dikritik kan. Sampai dimarahin sama suaminya Mbak Tutut.
Saya tumbuh besar nonton yang kayak gitu. Jadi buat saya yang saya lakukan ini. Nggak menakutkan.
Saya dicontohin sama beliau-beliau. Itu acaramu nantinya itu yakin ada sponsor. Dengan sikap...
pun seperti ini? Untungnya Bang, saya dan penonton stand up saya hubungannya deket sekali. Acara saya gak butuh sponsor besar. Waktu 7500 di istora gak ada sponsor yang besar-besar banget, gak ada sponsor utama.
Penonton saya yang menghidupi konser saya. Nanti di Indonesia Arena juga gitu, ada 10 ribu orang, tiketnya juga tidak murah. Berapa?
Paling murah 450 ribu, paling mahal 1,7. 1,7 ya. Itu juga harga early bird lagi. Masih ada ada. yang lebih mahal lagi.
Wow, hebat. Jadi kalau 10 ribu penonton kali 400 ribu saja berarti sudah 40M ya? Iya. Jangan dihitung-hitungnya, Bang Gimana? Berapa hitungnya?
Gimana cara hitungnya? Jangan dihitung. Dinikmati aja bertujuan lawak saya, Bang Oke.
Terakhir. Iya, Bang Jika harus mengeritik dirimu sendiri, apa kritikmu yang paling keras kepada dirimu sendiri, Panji? Saya pemarah. Parah sekali pemarahnya Saya rasa yang bikin saya seperti sekarang ini Dengan materi-materi senarap saya juga marah Marah Saya kesikoloh untuk itu Saya mencoba untuk memperbaiki tapi Tampak sekali masih banyak korban-korban Kemarahan saya Bener kau pemarah?
Oh banget Itu tanya sama Juping Oh iya Itu adalah Kalau saya bisa perbaiki diri saya sendiri ini Saya aja belum mengatur jadwal ke psikolog Tapi kalau saya bisa perbaiki dari diri saya Pemarahnya sih Tapi untuk saat ini Kita alihkan saja marahnya ke arah yang positif Ke arah politik Dalam bentuk komite Kata yang tepatnya Memindahkan kemarahanmu kepada orang lain Betul sekali Panji Terima kasih sekali Tentu saja kita harus mendengarkan Seorang Panji dengan seluruh catatan yang tadi Pemirsa Saya tidak menyiapkan diri Untuk acara ini Sebab sejujurnya Yangng kalau saya menyiapkan diri hanya satu Gimana aku dikulitin sama Panji sebab apapun namanya pasti di kepala Panji adalah saya bagian dari komunitas yang sering dikritisi bernama politisi. Yang lumayan dapat satu dua kali tembakan tadi. Tapi itulah saya menyukainya karena ada, dia mengajari kita bagaimana kita mempelajari dan menertawakan diri sendiri. Mungkin juga bahkan marah kepada diri sendiri atas berbagai apa yang terjadi. Mari kita teruskan karakter seperti ini.
Apa yang saya maksud? Saling bercakap-cakap untuk bangsa dan masa depan. Terima kasih.