Mana ada modal? Kaga ada. Tabungan?
Kaga ada. Kaga ada? Maksudnya tabungan apa? Tidak ada, maaf-maaf. Yang ada, saya punya utang.
Masih semangat semuanya? Masih ya, selamat sore semuanya. Perkenalkan dulu, nama saya Belva. Saya adalah direktur utama dari Ruangguru, dan juga staff khusus presiden.
Itu nanti mungkin hari ini saya akan sharing sedikit tentang ruang guru. Jadi ruang guru itu kan orang melihatnya, oh udah di TV, udah terkenal, udah sukses. Tapi sebenarnya perjalanannya kan banyak orang yang tidak tahu.
Jadi ini nanti mungkin di sini, karena ini kelas kewirausahaan sosial, jadi nanti juga akan saya definisikan itu apa itu kewirausahaan sosial. Dan kenapa itu penting. Dan kenapa kalian semua harus coba. berpikir apakah ini career track yang mungkin cocok dengan kalian nah sebelum saya masuk ke kontennya tadi ini adalah konteks pendidikan di Indonesia, ini mungkin banyak orang yang sudah tahu bahwa pendidikan di Indonesia masih kurang baik tapi masih banyak yang belum tahu seberapa tidak baiknya Ini adalah PISA, Global Education League Table, itu adalah sebuah tes untuk anak-anak berumur 15 tahun di berbagai negara.
Itu ditesnya satu, matematika, dua, sains, tiga, reading. Reading itu bukan hanya bisa baca, reading itu bisa mengambil kesimpulan, bisa menalar, bisa mengambil implikasi dari teks. Dan itu lebih dari sekedar membaca. Ternyata Indonesia itu sekarang nomor 74 dari 79 negara. Jadi masih lumayan jauh banget.
Padahal Indonesia ini adalah salah satu negara dengan sistem pendidikan yang terbesar di dunia. Nomor empat terbesar di dunia sistem pendidikan itu ada di Indonesia. Tapi ternyata PR kita bersama adalah gimana caranya Indonesia ini bisa lompat.
Jadi bukan bisnis as usual lagi. Kalau bisnis as usual yaudah jalan aja atau bahkan merangkak. Tapi ini gimana caranya kita bisa lompat. Karena Profesor saya sendiri namanya Len Pritchett dari Harvard University, dia sudah menghitung kita itu untuk bisa mengejar ke negara maju butuh 128 tahun.
Jadi jauh banget. Jadi inilah kenapa kami di Ruangguru berpikir bahwa teknologi itu adalah jawabannya. Jadi Ruangguru harusnya sudah pada tahu ya, jadi aplikasi belajar dari kelas 1 sampai kelas 12 SMA, 1 SD sampai 12 SMA, itu kontennya interaktif, berkualitas, juga dengan didukung artificial intelligence jadinya ada personalized learning juga. Kenapa kami melakukan ini?
Karena ini adalah sebuah study, sebuah riset dari Sanders and Rivers. Jadi anak yang tadinya biasa-biasa saja, persentil ke 50 artinya dia median, dipertepat di tengah. Satu diajar oleh guru yang baik, satu diajar oleh guru yang berkualitas kurang baik.
Ternyata dari kelas 8 sampai kelas 11 itu hanya 3 tahun, ini adalah grup. Students yang sama, murid yang sama, tadinya mirip. Academic performance-nya mirip.
Tapi ternyata setelah 3 tahun, itu perbedaannya bisa 53 poin. Jadi guru itu adalah penting sekali. Itulah kenapa di Ruangguru kami mencoba untuk...
Yaudah guru-guru yang terbaik di Indonesia ini kita kumpulkan untuk bisa mengajar lewat video, lewat teknologi. Jadi dimanapun mereka berada bisa tinggal buka smartphone-nya, bisa nonton guru-guru terbaik dan bisa belajar dari guru-guru terbaik langsung. Jadi semuanya kalau bisa yang atas, nggak ada yang bawah. Kenapa kami melakukan ini? Karena buat saya sendiri...
Education is my ticket to life. Karena saya dan Iman dua-duanya juga dari keluarga yang sederhana. Dulu kalau saya mau sekolah ke luar negeri nggak mungkin.
Nggak mungkinnya kenapa? Karena nggak punya duit, itu aja. Karena ibu saya aja langsung pernah bilang ke saya, saya punya cita-cita mau ke universitas luar negeri.
Ibu saya pernah bilang ke saya, Belva, secara matematikanya aja, Belva itu tuh nggak mungkin. Siapa? Anak siapa?
Bukan anak konglomerat, bukan anak pejabat, bukan anak siapa-siapa. Tapi saya waktu itu beruntung mempunyai orang tua yang mau berinvestasi di pendidikan dan akhirnya bisa mendapatkan beasiswa. Beasiswa itu saya dari SMP. SMA, S1, S2.
Jadi harus bertumpu pada beasiswa-beasiswa ini untuk bisa sampai ke sana. Padahal saya juga yakin bahwa saya bukan orang terpintar, saya bukan orang bertalenta, di Indonesia ini ada 200 juta orang lebih. Nggak mungkin saya tiba-tiba nomor satu, nggak.
Tapi saya beruntung aja. Banyak sekali anak-anak di luar sana yang masih mempunyai mimpi, tapi mungkin tidak seberuntung saya. Dan itulah kenapa kami mendirikan Ruangguru. Nah ini ya, jadi saya dan Iman waktu itu mendirikan Ruangguru tahun 2014. Jadi sekarang sudah mau masuk ke tahun ke-6. Kenapa pendidikan itu penting ya?
Karena ini adalah study juga pendapatan bulanan orang yang berpendidikan lebih tinggi itu jauh lebih besar. Ini di semua negara seperti itu. Jadi itu adalah tadi, ticket to life. Gimana caranya dia mau naik kelas. Satu caranya itu adalah dengan pendidikan.
Dan saya adalah a living example of that. Sekarang ini kita masuk ke wira usahaannya. Kenapa kalian ini harus ngerti ya?
Karena gini, sekarang perusahaan-perusahaan yang besar itu hampir semuanya yang baru-baru ya, hampir semuanya digital ya enggak? Hampir semuanya. Digital itu siapa yang lebih ngerti, orang muda atau orang tua?
Anak muda. Itulah kenapa sekarang hampir semua startupnya itu, lokomotifnya, orang kepalanya itu adalah anak muda. Jadi kalian itu adalah, maksudnya Indonesia ini bertumpu pada kalian, anak-anak muda ini.
Karena digital is the future. Ini Indonesia coba, dari 2008 ke 2018 jumlah pengguna internet dari 25 juta jadi 171 juta. Dan itulah kenapa ruang guru itu juga bisa sampai 15 juta siswa ya karena digital.
Dan itu karena lokomotifnya juga anak muda. Jadi akses terhadap internet dan selalu berinovasi itu adalah menurut kami kunci untuk pemberdayaan guru dan murid di sekolah. Selain melakukan ini, kami juga banyak melakukan kerjasama dengan pemerintah daerah. Kami adalah sebenarnya satu-satunya startup teknologi yang mempunyai yayasan.
Ini banyak yang tidak tahu ya, jadi kami ada PT-nya, ada Yayasan Ruangguru juga. Yayasan Ruangguru ini juga managing budgetnya jutaan dolar. Itu melakukan seluruh aktivitas non-komersial dari Ruangguru. Jadi kita melakukan pelatihan guru, sudah puluhan ribu guru, kita memberikan beasiswa, sudah puluhan ribu siswa di seluruh Indonesia juga. Kita melakukan pelatihan untuk anak-anak yang tidak sekolah atau putus sekolah untuk akhirnya bisa mendapatkan pekerjaan.
Jadi dari gurunya iya, dari muridnya iya, anak-anak yang tidak bisa masuk sekolah pun iya, lalu kita juga bikin konten-konten baru. yang kami anggap penting yang tidak ada di kurikulum. Itu semua dilakukan oleh yayasan.
Nah ini mulai masuk ke kewirausahaan sosialnya. Karena ini penting. Kalian wirausaha itu mindset-nya kalian mau kaya atau kalian mau bantu orang lain. Ini penting ya.
Bedanya itu. Antara wirausaha sosial sama wirausaha doang. Itu bedanya. Saya kalau waktu itu bilang bahwa, oke saya gak mau bikin ruang guru, saya bikin nyayasan aja.
Saya yakin impact-nya nggak akan sebesar sekarang. Karena yayasan itu biasanya relying on donation, ada donasi dari orang lain. Tapi kalau kewirausahaan sosial, kalian bisa membuat bisnis juga yang berkelanjutan. Dan nggak perlu malu kalau, oh saya mau bikin bisnis ada keuntungannya. Iya nggak apa-apa ada keuntungannya.
Karena apa? Keuntungan itu juga dibuat untuk sosial lagi kok. Tapi ini modelnya beda dari yayasan Modelnya tetap for profit Orang tetap bayar, tapi bayarnya gak mahal-mahal Bayarnya semurah mungkin Tapi bisnisnya bisa jalan dan bisa berkembang Dan itulah inovasi akan lahir Ruang guru tidak akan ada saat ini Tidak akan ada 15 juta siswa yang sudah belajar di ruang guru Tidak akan ada puluhan ribu orang yang sudah dapat beasiswa dari ruang guru Kalau kami tidak berorientasi bisnis dari awal Itu bedanya wirausaha doang sama wirausaha sosial. Sebelum masuk situ, jadi wirausaha sosial itu apakah? Tadi ya sudah jelas ya, satu adalah kita mindsetnya harus benar, kita ingin membantu orang lain, membantu komunitas di sekitar kita.
Dengan itu kalian bisa mempunyai bisnis yang sustainable, yang berkelanjutan, tidak perlu relying atau bertumpu pada donasi lain. Memang bisa adalah suatu entity yang berkelanjutan karena mempunyai business model sendiri, tapi secara bisnis kalian juga membantu orang banyak. Udah gitu kalau di Ruangguru kita set aside lagi budget yang kita lakukan untuk yayasan.
Jadi tidak komersil sama sekali, semuanya gratis. Jadi itu bedanya. Terus mulainya dari mana kak kalau berwirausaha sosial? Ini banyak juga nanya.
Saya belum punya ide. Pengen sih wirausaha, tapi idenya belum dapet kak. Saya di Stanford University itu juga profesornya bilang hanya ada dua tipe wirausaha yang akan berhasil. Satu adalah ketika masalah yang akan dipecahkan itu adalah masalah yang native untuk dia. Maksudnya dia adalah yang merasakan masalah tersebut sendiri.
Ngerti ya? Tadi misalnya Tiovan, sebelumnya memang ada masalah les bahasa Inggris susah gak dapet, ingin dipecahkan. Masalahnya dirasakan sendiri.
Saya pun juga gitu. Dulu pendidikan saya merasakan sendiri. Itu penting. Karena apa? Karena maksudnya ide kalian jangan random.
Kalian backgroundnya apa tiba-tiba kalian mau bikin di healthcare? Kalian bikin di agrikultur? Kalian bikin di mana lagi?
Kalau nggak nyambung kemungkinan besar akan gagal. Karena apa? Who are you to succeed? Ketika masih banyak banget orang lain yang lebih tahu daripada kalian.
Itu yang pertama ya, jadi harus native. terhadap problemnya tersebut. Yang kedua, kalian mungkin tidak native di situ, tapi kalian mempunyai expertise yang dalam di situ yang tidak dimiliki oleh orang lain. Ini penting sekali juga. Kalau kalian memang sudah S3 di situ dan kalian memang mengerti banget di bagian ini, walaupun kalian tidak merasakan itu sendiri, tapi kalian adalah expert di situ, itu mungkin jalan.
Jadi ketika kalian nyari ide, Lihatnya adalah ke background kalian, ngelihatnya adalah ke komunitas kalian. Yang kalian ngerti total ini masalahnya apa. Jadi itu ya, yang pertama cari ide itu harus gitu, jadi gak bisa random. Yang kedua, setelah cari ide, yang kedua itu adalah yang namanya bikin customer research.
Jadi sejago apapun kalian, Sejago apapun kalian, kalian tetap akan salah ketika bikin bisnis. Dulu ruang guru bentuknya bukan kayak gini. Dulu itu ruang les, tahu ruang les nggak yang guru datang ke rumah? Guru datang ke rumah itu sekarang masih jalan juga, cuma tidak eksponensial tumbuhnya.
Karena apa? Karena kita dapetin gurunya susah. Dan itu kotak per kotak per kotak per kotak. Tapi dari situ kami berpikir, oh ya udah daripada gurunya ini.
Datang ke rumah, yaudah guru yang bagus-bagusnya kita videoin aja. Jadi yang pertama kalian, your first solution is likely to be wrong. Jadi harus selalu dites, harus melakukan customer research, bikin MVP dulu. Tau MVP gak?
Minimum viable product. Jadi bikin produknya gak usah yang bagus-bagus banget dulu, bikin prototipe-nya aja dulu, lihat market, lihat konsumen ada feedback-nya bagus atau enggak. Itu dulu.
Kalau udah kagak bagus, ngapain dilanjutin? Ganti yang lain. Jadi walaupun tadi ya, satu kalian udah harus ngerti, atau kalian adalah native to the problem, yang kedua kalian tetap harus resep lagi juga.
Tapi dengan background kalian tadi, kalian mempunyai konteks yang lebih baik dan judgement yang lebih baik untuk kapan kalian harus pivot. Kapan kalian harus ganti idenya. Tapi harus tetap di-reset.
Nah, yang ketiga adalah kalian itu harus tahu banyak sekali bidang. Kalau mau jadi entrepreneur yang sukses. Kenapa saya CEO nih?
Saya harus ngerti marketing gak? Harus. Saya harus ngerti sales gak?
Harus. Saya harus ngerti produk gak? Harus.
Saya harus ngerti teknologi gak? Harus juga. Saya harus ngerti finance nggak? Harus.
Saya harus ngerti accounting nggak? Harus. Saya harus ngerti hukum legal nggak?
Harus juga. Kenapa? Karena kamu itu nanti orang-orang akan nanyanya ke kamu. Jadi pastikan kalian juga harus selalu belajar multidisiplinary. Multidisiplin.
Ini bagus juga nanti ada Merdeka Belajar, jadi kalian bisa coba nih, walaupun kalian misalnya di Visipol atau apa, coba kelas accounting itu penting banget. Kelas finance, kelas-kelas yang lain itu harus. Jadi pastikan kalian mempunyai dasar dulu.
Yes, nanti kalian akan hire tim juga, tapi di awal kalau kalian nggak mau dikibulin, kalian harus ngerti dulu. Apalagi di awal-awal itu sangat bergoncang ya, jadi semua will look to you for guidance. Dan ketika kalian tidak bisa memberikan guidance, sudah hancur itu, bisnis. Jadi harus mengerti, banyak sekarang cara mengertinya. Belajar online, belajar di Youtube, belajar dimanapun ada.
Jadi tidak ada alasan. Kalau dulu lebih susah lagi, kalau sekarang gampang. Next adalah pendanaan. Kak, gimana sih dapat investasi? Saya kalau modal sendiri kagak punya.
Iya gak? Iya. Saya juga gitu dulu.
Mana ada modal? Kagak ada. Tabungan?
Kagak ada. Apalagi habis dari Amerika. Yang ada, saya punya utang.
Bukan utang student loan. Iya kan? Kagak ada.
Maksudnya tabungan apa? Tidak ada. Mohon maaf.
Jadi harus mencari Pembeli. Investor harus mencari pendanaan. Pendanaan itu tipenya seperti apa sih kak?
Nah ini ada beberapa hal ya. Ini mungkin tidak semuanya, cuma ada beberapa ya. Satu adalah bootstrap.
Bootstrap itu apa? Pendanaan mandiri. Jadi tadi pakai tabungan sendiri. Ini yang paling beresiko.
Karena apa? Kalau bangkrut, ya kalian bangkrut juga. Kalau bangkrut, ya kalian harus jual mobil, jual rumah, jual apapun. Itu bootstrap pendanaan sendiri. Yang kedua adalah ya misalnya venture capital atau investor equity.
Equity itu apa? Jadi kalian jual saham. Jadi kalian tadinya punya 100% kalian jual sahamnya 20% buat investor.
Tapi kalian dapat duit. tapi investor jadi punya kepemilikan 20% yang ketiga ya misalnya kompetisi bisnis atau dana hibah atau grant ini mirip-mirip jadi mendapatkan dana hibah ini ruang guru dulu juga banyak yang dapat dana hibah gini dulu kita itu punya satu tim sendiri yang kerjanya adalah nyari seluruh hibah yang ada di dunia ini semuanya kita bikin proposal, semuanya kita submit Soalnya ya gimana lagi Kagak ada Kagak ada pilihan lain Jadi semuanya di apply aja Dan akhirnya dapet Sekarang itu mungkin dana hibah yang sudah ruang guru dapetkan Itu mungkin sudah 2 juta dolar lebih Itu modal proposal Tapi harus modal pemikiran juga Tapi itu bagus juga, apalagi di awal-awal. Apalagi kalau kalian memang judulnya adalah kewirausahaan sosial. Itu banyak yang akan membantu sebenarnya.
Tapi memang harus disiplin mencarinya. Yang lain lagi, pendanaannya bisa juga dengan loan atau pinjaman. Pinjaman ini bedanya ya kalau pinjaman kalian tidak jual saham kalian tapi ada utang yang harus di kembalikan. Kalau tidak di kembalikan kalian bangkrut. Ya hampir mirip-mirip itu.
Kalau yang tadi venture capital, kalau itu equity, kalau itu adalah saham kalau kalian bangkrut, kalian tidak harus mengembalikan. Karena kan sudah kepemilikan bersama. Itu bedanya ya.
Nah ini Dasar-dasar begini itu harus mengerti dulu, sebelum nanti lebih kompleks lagi. Kenyataannya di lapangan lebih kompleks. Ada utang yang bisa convertible menjadi saham. Itu convertible debt namanya. Nah ini bisa satu kelas lagi.
Cuman ini kalian juga harus ngerti. Kalau kalian, oke saya mau jadi wirausaha sosial harus ngerti semua ini. Ada misalnya warrants.
Warrants itu orang mempunyai hak untuk membeli saham Anda, tapi dengan harga yang sudah ditentukan saat ini. Tapi itu bisa dilakukannya dalam 5 tahun, dalam 7 tahun. Itu juga ada harganya.
Beda lagi. Instrumen-instrumen keuangan ini kalian harus mengerti. At least, ngerti konsepnya nanti biasanya sudah ada yang bisa membantu.
Nah ini ya, jadi bootstrap, venture capital, dan nahibah. Nah kalau venture capital ini bedanya adalah pertama mungkin ada seed funding. Jadi itu kalian sering dengarkan, udah seri A, seri B, seri C, maksudnya apa sih kek? Maksudnya ya itu adalah tahapan-tahapannya.
Yang pertama adalah seed. Seed itu adalah benih. Benih itu artinya pendanaan pertama kali itu adalah seed. Kalau sudah pendanaan kedua namanya seri A. Pendanaan ketiga namanya seri B.
Pendanaan keempat namanya seri C. Sampai seri Z juga ada. Tergantung.
Tapi nanti kalau misalnya sudah gede biasanya masuknya ke IPO namanya. Itu adalah listing di... Bursa saham, itu udah bukan seri A, B, C lagi, udah listing, langsung jadi public company.
Ini kalau private company atau perusahaan swasta, itu jadinya swasta privat ya, itu adalah jadinya tadi, seed seri A, seri B, seri C. Nah, banyak juga yang nanya, Kak, saya udah ke investor nih, tapi saya bingung mau mintanya berapa duit ya Kak? Iya nggak?
Nah, berapa duit itu biasanya kalian ngitung 18-24 bulan. 18-24 bulan kalian beroperasi, kalian butuh duit berapa? Karena apa? Karena biasanya setelah 18-24 bulan, kalian bisa hit the next milestone.
Jadi kalian udah lebih besar. Dan di saat itu kalian bisa buka lagi pendanaan untuk seri A. Buka lagi pendanaan untuk seri B. Tapi biasanya butuh 18-24 bulan. Jadi gak bisa cuma 3 bulan.
Karena apa? 3 bulan investor juga tahu kalian masih banyak belajarnya, masih banyak salah-salahnya, masih banyak gagal-gagalnya. Dan ketika itu gagal, kalian udah kehabisan duit.
meninggal lah Anda. Jadi harus 18 sampai 24 bulan. Karena masih banyak gagal-gagalnya itu investor juga tahu. Nah itu gimana cara ngitungnya ya? Per bulan kalian butuh berapa banyak pegawai, kalian butuh berapa banyak equipment, kalian butuh berapa banyak pengeluaran-pengeluaran lain, dihitung semua 18 bulan kira-kira butuh berapa duitnya.
Itu yang di... Ajukan. Nah nanti untuk berapa persen kak? Jadi misalnya nih saya minta 1 miliar.
1 miliar tapi buat berapa persen ya kak? 10 persen? Mau gak investor dikasih 10 persen?
Dia udah ngasih 1 miliar. Mau gak investor dikasih 50 persen? Dia ngasih 1 miliar. Nah ini memang akhirnya kalau di awal-awal biasanya negosiasi. Negosiasi ini penting kalian sudah mempunyai background yang baik.
Sudah mempunyai pengalaman. Kalau kalian fresh grade, misalnya ya, tidak menutup kemungkinan juga bisa, tapi kalau kalian fresh grade, misalnya minta 1 miliar investor dikasih 10% deh, investor mau gak? Kagak mau. Lah kalau lu rugi, gue kehilangan 1 miliar, elunya kagak kehilangan apa-apa.
Iya gak? Itu adalah negosiasi. Bisa aja investor bilang, ya sayang 90 persen, kamu 10 persen aja. Nah kalau kalian digituin gimana? Ya emang kalau udah gak ada pilihan lain ya gimana lagi?
Tapi itu adalah negosiasi. Negosiasi ini kalian bisa menangkan dengan apa? Dengan kalian mempunyai banyak pengalaman.
Contohnya, berbeda kalau kalian yang ke-investor sama saya yang ke-investor. Kalau saya yang ke-investor, karena saya udah banyak pengalaman nih, ruang guru udah beratus-ratus juta dolar, itu kalau misalnya saya ke-investor saya minta Saya minta 20M deh, tapi saya maunya ngasih situ cuma 20%. Itu mungkin dia mau. Karena apa? Kalau dia nggak mau, saya cari investor lain.
Jadi negotiating power-nya beda. Dan itulah kenapa kalian harus punya credential yang bagus. Dengan tadi, kerja dulu misalnya, cari pengalaman dulu, projek kecil-kecilan dulu yang gak perlu gede-gede. Dulu Ruangguru juga projek kecil-kecilan.
Saya dulu juga kerja dulu di tempat orang, sambil saya in my spare time bikin sebuah projek kecil bernama Ruangguru. Waktu itu saya juga nyari mahasiswa juga nih, mahasiswa dari fakultas komputer ya, untuk bantu saya juga dulu. Karena saya dulu juga coding, tapi dia juga bantuin karena dia mau bikin portfolio, dia udah saya kasih 5 juta waktu itu. Tapi akhirnya jadi dan itu yang saya pakai kemana-mana untuk ke investor.
Tapi waktu itu saya sudah punya nama, sudah pernah kerja di tempat yang baik. reputasi saya juga sudah bagus, sudah punya produknya, sudah ada beberapa customer walaupun belum banyak, jadinya bisa negosiasi. Itu ya, nanti mungkin kalau masih ada banyak pertanyaan bisa di Q&A, kurang lebihnya mohon maaf semoga semuanya bisa bermanfaat tentang kewirausahaan sosial ini, lebih jelas sedikit tentang apa itu kewirausahaan sosial, nanti kita ngobrol lebih lanjut.
Terima kasih. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.