Halo semuanya, suka mengkritik tapi gak mau dikritik. Padahal kritik tak selamanya pedas loh, seperti dalam video pembelajaran kali ini. Kritik tapi lucu. Video pembelajaran ini merupakan lanjutan dari video di balik anegdot. Kali ini kita akan mengevaluasi unsur humor dalam lawakan tunggal.
Mari kita lihat di mana letak unsur humor dalam lawakan tunggal. Kita akan bahas satu persatu. Yang pertama adalah sindiran.
Sindiran merupakan salah satu bentuk ungkapan yang dilakukan dengan cara tidak langsung ke orang yang dituju. Yuk kita simak video berikut. Terus tadi MC-nya, sombong-sombongan juara apa sih gue tuh?
Nggak demen bet gue sama orang sombong, bener lah. Kita semua sepakat lah, seluruh orang dimanapun benci sama orang sombong. Tapi sebenernya ada satu orang yang lebih dibenci daripada orang sombong.
Nah itu orang sombong yang nggak mau ngaku kalau dia sombong. Iya, yang biasanya kalau cerita tuh dia openingnya begini. Bukannya gue mau sombong nih. Habis itu dia sombong, kan bangke. Ya begitu, bukannya gue mau sombong nih.
Tapi di rumah gue motor ninja ada empat. Satu buat ke warung. Satu dipake adek gue sekolah.
Yang ketiga buat nyari tambahan penghasilan lah. Nenek gue suka main tong setan. Terus yang terakhir emang sengaja disiapin buat maling.
Evaluasi unsur humor sindiran dari video yang kita saksikan adalah sebagai berikut. Unsur humor yang kedua adalah ironi. Ironi adalah situasi yang berlawanan arah dengan kenyataan.
DPR itu kan tugasnya untuk mendengarkan suara rakyat, aspirasi rakyat. Tapi gimana caranya DPR mendengarkan suara rakyat ketika DPR dihalangi oleh tembok yang begitu tinggi. Naik ke kantor itu pakai camry.
Ya kan seharusnya DPR itu bukan diletakkan di Senayan, tapi di tengah-tengah pasar. Di pasar itu kan segala macam ada kan. Dari tukang ayam sampai tukang cabai, ayam kampus cabai-cabai. Ada gitu. Dari gembel ngemis, sampe gembel ngelem, itu ada, men.
Biasa ke kantor pake kemri, ini jalan kaki, pas lagi jalan ketemu preman. Tapi gak akan dipalak. Ya kali preman pasar malak preman negara.
Lo tau kan preman pasar itu? Weh siapa lo? Tukang daging bang.
Duit, duit, duit, duit. Weh siapa lo? Anggota Dewan. Duit.
Kenapa kok saya gak jadi dipalak? Maaf nih Pak ya bukan apa-apa Pak. Saya ini preman biasa malak duit halal Pak.
Kalo saya malak Bapak dosanya double. Evaluasi usur humor ironi dari video yang baru saja kita saksikan adalah sebagai berikut. Selanjutnya unsur humor yang ketiga adalah omong kosong. Perkataan yang dianggap omong kosong adalah suatu tindakan yang dilakukan tetapi dirakukan. Yang tadi punya motor ninja empat ya Allah masih ada manusia di muka bumi namanya Hotman Paris.
Lamborghininya ada delapan, ya Allah delapan. Dan buat dia itu gak penting-penting banget Lamborghininya. Gue yakin delapan diparkir di rumah adalah satu yang dipakai buat jemur kasur tuh. Ada, anaknya ngompol disimpan situ tuh.
Pasti ada, ya gak mungkin dong dibawa nongkrong semuanya. Lamporji, eh, hotman Paris datang ke nongkrongan bawa mobil lapan-lapan. Shit.
Evaluasi unsur humor omong kosong dari video yang baru saja kita saksikan adalah sebagai berikut. Yang terakhir adalah unsur humor kesalahpahaman. Kesalahpahaman adalah apa yang kita pikirkan tidak sama dengan yang dipikirkan orang lain.
Coba panggilin nama aku ya. Jodit! Ingeh sayang.
Film FTV juga seperti itu. Mengisahkan remaja putri dari Jakarta kabur ke Jawa. Sampai di desa ketemu dengan pemuda desa yang ngomongnya merdok. Iya, enggak apa-apa, silahkan.
Terus kemudian pakai belangkon. Keseharian saya sebagai pemuda desa, saya enggak gitu-gitu amat. Saya pakai topi gaul yang ada tulisannya itu loh.
Tulisannya belangkon. Kemudian singkat cerita mereka jatuh cinta. Itu membuat asumsi yang menurut saya itu salah. Buktinya saya dari desa ke Jakarta.
Gak ada tuh cewek kota yang nyari saya Mana buktinya? Terus saya berharap tiba-tiba Cewek desa itu mendatangi saya Dodit, kamu medok banget Aku suka Aroma tubuhmu Hmm Apek Evaluasi unsur humor kesalahpahaman dari video baru saja yang kita saksikan adalah sebagai berikut. Bagaimana?
Mudah kan untuk mengevaluasi unsur humor dalam lawakan tunggal? Bahasa memiliki kekuatan untuk menyampaikan segala sesuatu termasuk kritik. Untuk itu, kritik tak selamanya harus membuat orang tersinggung. Kritik tak perlu dengan bahasa yang kasar agar orang memahami. Namun, kritik yang kita sampaikan dapat menghibur sekaligus dapat memperbaiki sesuatu.
Kiting bisa lucu, gak percaya. Kiting bisa jadi berkat, masa. Penasaran? Tertarik? Mau mencoba?
Simak videonya dan jangan beranjak.