Ya Bapak Ibu, saya pikir ya, karena kemarin diumumkan saya sudah was-was, kan ada puja bakti jam 5 sore, coba kalau yang di sana mau datang setengah aja. Amsyong kita ya, saya sudah mikirin, gimana ini, wah rupanya yang datang pas ya. Hai ya pas-pas tadi juga saya kedinginan Bapak Ibu ya memang AC ini paling ribet kalau diturunin suhunya kedinginan kalau dinaikin kepanasan nanti panitia style-style aja ya kalau terlalu panas naikin ya mungkin tadi naikinnya kebanyakan ya didinginin gitu terserah panitia saya tadi hanya keakhirannya saja Anginnya terlalu kencang.
Tapi tidak apa-apa Bapak Ibu, ini suhunya sudah sangat nyaman. Hari ini pelajaran terakhir saya untuk kedatangan kali ini. Saya ingin berbagi cara meditasi yang baik.
Bapak Ibu dengar baik-baik. Dengar baik-baik. Lalu nanti dipraktekkan di rumah. Yang belum pernah meditasi sama sekali, dengar baik-baik.
Yang sudah sering meditasi, juga dengar baik-baik. Yang masih malas meditasi, pun tidak apa-apa. Dengar saja baik-baik.
Kenapa? Ya, satu ketika kan bisa saja kepengen meditasi. Betul ya?
Taranya sudah tahu. sarannya sudah tahu bapak ibu saudara saya akan mulai dari isah hidup beberapa orang sangat menarik isah hidup yang pertama orangnya masih hidup orang ini bernama Ray Dalio dia adalah orang terkaya di dunia urutan lima puluhan Dan kekayaan itu dia ciptakan sendiri. Artinya dia bukan generasi ketiga, bukan generasi keempat.
Ayahnya seorang penyanyi atau pemain piano jazz. Pemain piano jazz, kalau saya tidak keliru. Jadi Anda bisa tebaklah pendapatan seorang piano jazz. Bukan artis. Bapak, Ibu, Saudara.
Hari ini sebagai orang terkaya urutan lima puluhan di dunia. Ya orang terkaya di dunia. Apa maksudnya? Apa bedanya orang terkaya nomor 1 dengan nomor 100?
Pengmakannya cuma bisa 3 kali. Betul ya? Artinya apapun yang ingin dimiliki.
Orang terkaya nomor 1. Yang terkaya nomor 100 mampu beli enggak? Mampu. Mau pulau, mau yak.
Apa itu yak? Kapal pesiar ya. Itu mainannya orang super kaya.
ya, bisa dia beli apapun yang nomor 1 bisa beli nomor 100 bisa beli jadi bagi saya top 300 dunia samalah kayanya Anda kumpulin orang terkaya di Indonesia top 200 samalah kayanya nanti yang top 1 top nomor 1 kekayaan 200 triliun Katakanlah yang top 200, 2 triliun. 2 triliun sudah bisa beli semua. Beli bakso penuh ini satu wiara.
Jadi bapak ibu saudara, unik sekali. Satu ketika Ray Dalio ini diinterview, dan dia kayaknya udah capek gitu. Setiap diinterview pertanyaannya sama, gimana kaya, gimana cara kaya, sampai sudah capek.
Satu ketika dia diinterview, Lalu dia ditanya, Pak bagaimana ilmunya biar kaya? Bapak Ibu tahu enggak? Sebagai orang perkaya dunia, dia kasih tipsnya unik. Dia bilang begini, Gini ya, sebenarnya untuk bahagia itu enggak perlu kaya-kaya banget. Jangan salah tanggap ya, dia nggak bilang nggak usah kaya, dia nggak bilang gitu juga ya.
Nggak usah kaya-kaya banget. Anda tahu nggak, saat ini saya mampu membeli apapun yang saya mau. apapun yang saya mau, saya mampu membeli tapi setiap harinya bisa dibilang tiga hal yang saya nikmati apa tiga hal ini? satu, saya senang camping sama anak saya camping itu bukan ke gunung kalau orang Amerika mah camping itu ke taman dan taman itu gratis juga mungkin di rumah dia ada taman juga Mereka cuma gerai itu, tikar, kayak itu film Mr. Bean, bawa kotak itu, kotak sandwich.
Duduk sama anak-anak main-main. Di Indonesia sama kita jarang. Anda coba lah camping di depan.
Tetangga ketawa ya. Kenapa di Indonesia jarang? Mungkin karena kita terlalu panas.
Ya, kendaraan yang lewat terlalu banyak. Seperti kalau di luar negeri jalan kaki. Nggak usah yang jauh-jauh.
Thailand aja kita jalan kaki kemana-mana. Padahal panas negaranya. Anda tahu kenapa di Indonesia jarang jalan kaki kemana-mana? Deket aja naik motor. Sebenarnya bukan males.
Menurut saya, kriminal terlalu tinggi. cobalah jalan kaki kalau sekarang saya gak tau kalau di Palembang naik sepeda aja kerampokan Bapak Ibu jadi Bapak Ibu Saudara kita kembali ke Ray Dalio kok jadi cerita kriminal ya nomor satu apa? camping sama keluarga dia nomor dua reading books baca buku Karena kalau dia tidak belajar sebanyak itu, mungkin hari ini dia bukan tidak mampu mencapai titik di mana dia dapat. Karena bisnis dia itu bisnis yang pakai otak. Bisnis itu kan ada yang pakai koneksi, ada yang pakai sistem, bisnis dia pakai otak.
Dia mengelola keuangan, kayak di Indonesia Pak Sandiago Uno. Jadi dia pengelola keuangan. Jadi dia belajar tidak berhenti. Bapak, Ibu, Saudara. Yang ketiga, ini klaimnya Redalio.
Yang paling dia nikmati setiap harinya, meditasi. Dan Anda nangkap nggak tiga-tiganya itu apa? Gratis.
Tiga-tiganya gratis. Jadi akhirnya dia menyadari bahwa setelah dia mampu membeli apapun yang dia inginkan, ternyata keseharian dia kembali pada hal-hal yang Nggak terlalu mahal. Makanya setiap saya baca buku, Bapak Ibu, yang nggak usah niru saya ya, karena saya juga lihat Bill Gates, senang banget baca buku. Dia punya channel. Bill Gates itu yang bikin Windows, Microsoft.
Setiap Anda pakai laptop yang bukan Apple, Anda pakai sistem dia, Anda bayar ke dia. Anda sudah bayar pas Anda beli laptopnya. Kalau dulu bayarnya terpisah, sekarang bayarnya Windows sudah lengket di laptop. Bapak-Ibu Saudara, Bill Gates orang terkaya dunia.
Dia sangat senang baca buku. Bahkan dia berpikir bahwa kesedihan dia salah satu adalah umurnya terlalu pendek untuk membaca semua buku di dunia. Dan setiap bulan dia itu keluarin video buku terbaik bulan ini.
Senang dia bikin Youtube. Nah, Anda cari dah nanti channelnya ya. Anda lihat lah kalau Konglomerat bikin Youtube gimana. Seru. Editingnya sudah kayak animasi-animasi mahal gitu.
Nah, duitnya banyak. Jadi, Bapak, Ibu, Saudara, setiap saya baca buku, ya saya merasa juga orang terkaya di dunia. Bahwa mereka lakuinnya sama.
Begitu ya. Baik, Bapak, Ibu, Saudara. Fredalio mengklaim meditasi. Kita geser ke orang lain, yang sebenarnya ingin saya ceritakan kemarin, tapi waktu tidak cukup.
Robert Greene. Tidak usah kenal, tidak apa-apa. Anggap saja acik sebelah. Anggap saja acik sebelah, acik Robert. Namanya Robert Greene.
Ini orang hebat. Ini adalah orang yang tidak hebat jadi hebat. Tidak hebat jadi hebat. Dia itu kerja tunggang-langgang, pindah-pindah kerjaan, kerjaannya tidak tinggi, pernah jadi guru bahasa, supir alat berat, lalu kalau nggak salah, bahkan pernah kerja di restoran, kerja di perfilman, kalau saya nggak salah, tunggang-langgang ganti-ganti kerjaan tidak sukses.
Sampai umur 35 dia baru sukses. Dia nulis satu buku, bukunya Gold, jadi bestseller di Amerika. Baik, ya silahkan ya. Bapak-Ibu Saudara, setelah itu karirnya terus melesat, dia nulis. 7 buku sejauh ini, semuanya bestseller dunia.
Sekarang dia sudah umur 50-an, hampir 60. Sehebat apa dia saat ini? Dia adalah penasehat untuk beberapa presiden di dunia. Sehebat itu dia. Nggak mau ngasih tahu presidennya siapa.
Juga penasehat untuk beberapa artis Hollywood. Nah, yang ini ketahuan satu. 50 Cent. penyanyi rapper sangat kaya raya di Amerika namanya 50 Cent karena satu ketika 50 Cent itu ditanya siapa orang yang paling berpengaruh dalam hidupmu dia sebut Robert Greene baik bapak ibu saudara Robert Greene mengaku selama 14 tahun terakhir dia setiap hari meditasi tidak pernah putus Kenapa? Karena itu sangat membantu hidupnya.
Ini klaimnya seorang Robert Greene. Dia meditasi dengan teknik meditasi jen. Yang mana meditasi jen itu nanti tekniknya akan sangat mirip dengan yang kita pelajari di terawada. Sangat mirip. Karena jen itu artinya jana.
Jen itu bahasa Jepangnya, bahasa Pali-nya jana. Jana ke Mandarin jadi chan. lalu ke bahasa Jepang jadi gen ke bahasa Korea jadi seon ke bahasa Hokkien jadi siapa yang bisa Hokkien ini harus bertanggung jawab ini Sien Jipsien Jipsien itu Mencapai jana Teitsien, jana pertama Tejisien, tesasien Tesisien, gitu ya Nah ini upgrade nih bahasa Hokkien Makanya meditasi Namanya Hai C Sien ah saya itu duduk C Sien duduk untuk Jana ya it Sien teci Sien resasien namanya C Sien C Sioku Jinxian bener ini ya Cixioku Jinxian aduh direkam lagi gawat saya ada jejak digital ini ya Cixioku itu duduk kelamaan ya Jinxian Jinxian itu sungguh membosankan Bapak Ibu Saudara jadi kadangkala ya saya cari real story orang-orang nyata orang-orang hebat yang senang bermeditasi padahal mereka bukan budis.
Mereka bukan budis, mereka sangat logis, orang-orang pintar, kadang belum tentu juga serius beragama, kadang belum tentu serius beragama, tapi mereka bermeditasi malah lebih rajin daripada umat Buddha. Satu hal yang sangat disayangkan. Kalau ditanya kenapa, menurut saya bukan malas, tapi belum tahu lengkapnya.
Kayak kita kenapa orang Indonesia jarang jalan kaki? Bukan malas. Ada sebab yang kita udah lupa gitu.
Ya, sebabnya adalah kriminal terlalu tinggi. Bapak, Ibu, Saudara. Nah, jam 6 lewat 5 menit ya. Kita belajar meditasi. Pulang dari sini, Anda pinter meditasi.
Cezine. Rajin meditasi 10 tahun Baik Saya latihan dengan Ana panasati Ana itu Nafas masuk Pana Nafas keluar Sati memperhatikan Memperhatikan nafas masuk nafas keluar, sesederhana itu nafas masuk nafas keluar baik Pertanyaannya, apa hebatnya melihat nafas masuk, nafas keluar? Apa hebatnya? Baik, jawabannya adalah menenangkan pikiran.
Lalu, saya ingin ajak Anda untuk berpikir. Apa yang membuat pikiran tidak tenang? Bapak Ibu, bayangkan Bapak Ibu seseorang, diri sendirilah, karena susah bayangin orang lain.
Anda dapat masalah besar, tidak tahu itu masalah apa. Anda pikirkan masalah yang Anda sudah pernah alami dan sudah Anda lewati. Masalah besar. Lalu malam Anda ingin tidur.
Gampang tidur atau susah tidur? Susah tidur. Kenapa? Karena pikirannya ribut. Betul?
Tidak mau diem. Itu yang kita sebut pikirannya kacau. Kenapa kacau? Karena ribut. Sekarang kita mau latihan meditasi.
Nama meditasinya Samatha. Meditasi ketenangan. Tekniknya apa? Kujip-kujut.
Ana, pana, sati. Kalau tadi pikiran kacau karena ribut. Pikiran tenang karena?
Tidak ribut. Kan begitu ya? Antonim tuh. Kalau kacau karena?
Ribut. Kalau tenang karena? Tidak ribut.
Tidak ribut namanya apa? Diam. Simple ya?
Kalau kacau, ribut. Kalau tenang, diam. Jadi meditasi itu, samatha, meditasi ketenangan, tujuannya apa? Mendiamkan pikiran.
Karena selama ini kita pakai istilah tenang, enggak. Enak banget. mendiamkan pikiran siapa yang pikirannya setiap hari ngomong-ngomong ada? semua ya semua, apapun ya besok hari Senin, Senin masa apa? semur ya ya, Senin masa apa?
mikir, anak pengen makan apa? saudara-saudari Oleh karena itu, sesungguhnya tujuan awal bermeditasi adalah mendiamkan pikiran. Baik, prosesnya begini.
Bagaimana mendiamkan pikiran? Maka Anda harus memperhatikan satu hal dan tidak membiarkan pikiran itu teralihkan. Sebenarnya kalau fokus satu hal aja, nonton TV juga fokus. Nonton TV itu fokus.
Kadang sampai orang rumah lewat kita enggak tahu. Itu kalau saya hari Minggu kecil nonton Doraemon itu. Beneran, mama saya lewat saya enggak tahu. Tiba-tiba sudah pulang bawa sarapan saya terkejut.
Nanya berulang-ulang, Mak, lu lewat? Lu lewat beneran, lu lewat. Mama saya bilang, beneran lah. Lu nonton TV tuh, something seriusnya.
Saya lewat, kamu pun enggak tahu. Saya beneran enggak tahu. Itu terjadi beberapa kali dalam hidup saya. Sampai saya mikir, jangan-jangan mama saya lewat lorong belakang.
Tapi dia pergi sarapan, beli sarapan, harus naik motor. Pulang sudah bawa sarapan. Terkejut saya.
Bapak, ibu, saudara. Baik. Bahkan kalau kita nonton TV, Ya fokus.
Tapi pikiran masih ngomong enggak? Masih. Jengkel kali lihat satu orang ini.
Kalau nontonnya drama ya. ya, indosiar ya, tersanjung kan gak ada ya, nah itu nah, jadi anda nonton sih fokus, tapi disini masih ngomel-ngomel juga, kasihan sama pemeran utamanya ketemu itu mertua nenek sihir ya nah, biasa begitu kalau sinetron baik, oleh karena itu kita harus mencari cara fokus di satu hal Tapi ini diem. Nah, oleh karena itu bukan nonton TV.
Oleh karena itu bukan dengar lagu. Dengar lagu juga fokus. Tapi ini enggak diem.
Bagaimana suruh ini diem? Maka Sang Buddha menggunakan teknik nafas masuk, nafas keluar. Kalau Anda, nah yang bagian ini fokus ya, yang bagian ini fokus.
hanya ada dua bagian yang berharga bagian ini sangat berharga Kalau seseorang memperhatikan nafas itu, sejak titik pertama nafas itu masuk, artinya kali pertama atau titik pertama kita narik. Ya, nggak ada suaranya sih. Ini sengaja saya kencengin aja, biar Anda bisa simulasi. Pertama kali nafas masuk Anda tahu, pertama kali nafas keluar Anda tahu. Pertama kali masuk Anda tahu, pertama kali keluar Anda tahu.
Maka tanpa Anda sadari, Anda harus melihat seluruh nafas. Karena Anda harus jagain, Anda harus tahu pertama kali keluar, pertama kali masuk. Ini disebut menjaga pintu nafas.
mengetahui seluruh tubuh nafas. Dengan menjaga pintu nafas, kita jadi mengetahui seluruh tubuh nafas. Nafas masuk, nafas keluar.
Ini yang perlu dilakukan dalam meditasi nafas. Sejauh ini instruksinya sudah benar. Kalau Anda hanya pegang instruksi ini, Anda besok pergi ke hutan, tidak mau pulang lagi, Anda mungkin mencapai jana keempat.
Iya, hanya modal itu saja, tidak usah jauh-jauh. Begini saja. Tapi, fokus ya, pertanyaan sejuta umat.
Tapi, Bante, pikiran saya kok tidak pernah diem ya? Pikiran saya kok selalu mengembara ya? Nah, oleh karena itulah saya datang ke Palembang.
Gak ada di buku lain. Anda cari nanti. Ini mikirnya bertahun-tahun.
Ini mikirnya bertahun-tahun. Gak ada di buku manapun. Ini ilmu mahal ini.
Kita kasih gratis Bapak Ibu. Biar saya mumet mikirnya. Bagi ke Bapak Ibu.
Siap-siapnya. Sien itu apa? Jana. Teit sien jana?
Satu. Teji sien jana? Dua.
Baik. Saya akan jelaskan arti jana supaya Anda tangkap. Jana adalah begitu terpisah dari kesenangan indrawi, berpisah dari hal-hal yang tak bajik. Seseorang masuk dan berdiam di dalam konsentrasi tingkat pertama, jana pertama. Dengan hadirnya awal pemikiran, keberlanjutan pemikiran, kebahagiaan, kegiyuran, dan konsentrasi yang bertahan.
Ini bahasa kitab, tidak usah hafal, saya sederhanakan. Begitu terpisah dari kesenangan indrawi, terpisah dari hal-hal yang tak bajik. Artinya, kalau Anda mau meditasi, buang semua pikiran buruk, betul? Kebencian, ya, napsu, buang dulu. Nah, baik.
Yang jelek-jelek itu nggak datang. Bahasa Pali nya Pancaniwarana Tapi gak usah hafal nanti jadi terlalu rumit Ya pokoknya kalau mau duduk meditasi Gak boleh benci, gak boleh Naksu, gak boleh males Gak boleh ragu ya Pikirannya jangan sedang Terlalu kacau Banyak masalah juga sebenarnya gak bisa meditasi Kalau sedang terlalu kacau Ya anda denger Dharma dulu Ya denger ceramah Dharma Baik Lalu Lalu Masuk ke dalam konsentrasi tingkat pertama, hadir lima hal. Satu, awal pikiran. Dua, keberlanjutan pikiran.
Satu apa? Awal pikiran. Dua apa?
Keberlanjutan pikiran. Tiga, kebahagiaan. Empat, kegiuran. Lima, konsentrasi yang bertahan. Eka gata.
Fokus pada objek. Supaya simple, tiga ini mau saya buang dulu. konsentrasi sudah pasti oke ya kita gak usah mikir lagi namanya meditasi pasti ekagata pikiran manunggal kita pinggirkan dulu kebahagiaan dan kegiuran anggap aja pokoknya happy dua-dua ini kebahagiaan satu suka, satu piti meditasi muncul kebahagiaan oke kita pinggirin dulu maka yang kita bahas dua ini Awal pikiran dan keberlanjutan pikiran.
Apa sih ini, Bante? Baik. Awal pikiran itu adalah pikiran yang pertama kali muncul. Anda duduk, tiba-tiba muncul.
Besok hari? Senin. Itu awal pikiran. Bahasa Pali-nya disebut Witaka.
Nggak usah hafal, nggak apa-apa. Pikiran itu lucu. Kalau muncul satu, dia beranak pinak. Satu jadi lima, lima jadi sepuluh, sepuluh jadi seribu. Besok hari?
Senin. Coba. Tak tungguin dua menit, pasti keluar macam-macam. Keluar ya?
Nah ini saya sudah keluar. Pulang besok saya ke Mendun. Bahagia saya.
Ini sudah muncul. Pesawat jam sembilan. Ini muncul ini. Nah tiba-tiba muncul ini.
Ketemu Bante Panyawaro. Nah muncul lagi nih gawat belum kasih tau supir Saya beneran belum kasih tau pak supir Nah ini muncul terus Pikiran awal beranak-pinak setuju? Setuju ya baik Pada jana pertama witaka dan wicara melemah Itu kuncinya hafal dulu ya Jana pertama apa?
Witaka wicara melemah Witaka, wicara, melemah. Kalau hasilnya bahagia dan konsentrasi, udah kita skip dulu. Pastilah meditasi bahagia dan konsentrasi.
Jadi kunci jana pertama adalah witaka, wicara, melemah. Kalau Anda dapat problem, dikejar korteks yang gak ngerti gak apa-apa ya yang gak ngerti selamat ya anda gak stres ya karena saya dihubungi umat juga saya stres sabar dikejar anda pusing kalau anda dikejar KPR ya lebih gawat dikejar pinjol tapi orang Palembang gak ada lah dikejar pinjol ya Apapun masalah Anda, dimarahi bos, barang nggak keluar apapun itu. Witaka, wicara? Menguat.
Apa? Menguat. Menguat. Itu kuncinya Anda dapat ya. Witaka, wicara?
Menguat. Saya sengaja ngulang-ulang supaya hafal ya. Kalau nggak nanti minggu depan lupa. Kalau saya giniin terus ulang-ulang, tahun depan masih ingat.
Jana pertama, witaka bicara? Melemah. Kalau stres, witaka bicara?
Menguat. Wah, jago ini. Lanjut jana kedua. Siap-siap ya.
Begitu terpisah dari kesenangan indrawi, terpisah dari hal-hal yang tak bajik, seseorang masuk dan berdiam di dalam konsentrasi tingkat kedua, atau jana kedua, dengan lenyapnya awal pikiran, dan keberlanjutan pikiran. Seseorang masuk dan berdiam di dalam kebahagiaan, kegiuran, dan kemanunggalan pikiran. Apa jana kedua? Lenyapnya, witaka, dan wicara. Saya ulangi, apa jana kedua?
Lenyapnya, witaka, dan wicara. Anda tahu nggak artinya? Artinya kalau Anda masuk jana kedua, Pikiran ini diam total. Katakanlah 2 jam.
2 jam pikiran itu diam total. Anda tidak pernah merasakannya seumur hidup. Kalau pikiran Anda diam itu paling 1 menit, paling 3 menit, paling hebat 5 menit sudah terkejut-kejut. Karena 5 menit saja pikiran Anda diam itu kebahagiaan luar biasa. Lalu Anda bangun, bante saya sudah dapat piti, bante jana keempat.
Baik, apapun itu. Tapi kalau seseorang capai jana kedua, pikirannya diam selama berjam-jam. Sang Buddha tidak buat standarnya berapa jam.
Kita bayangkan saja berjam-jam. Begitu ya? Baik. Ujian ya?
Ujian dadakan. Kalau ada orang nanya ke Bapak Ibu, Pak Bu, kenapa ya saya meditasi kok pikiran saya tidak bisa diam? Apa jawabannya? Apa?
Belum apa? Jana keberapa? Satu.
Bukan, kalau satu melemah. Kan dia pengennya apa? Dia kepengennya pikiran tidak mengembara sama sekali.
Betul ya? Itu yang Anda risaukan, toh. Kenapa ya, Bante?
Saya meditasi sudah 10 tahun di Sikadama Sriwijaya ini. Pikiran tak bisa tenang, Bante. Kenapa ya? Tak nilai, Bante, 10 tahun.
Ini kayaknya Feng Shui nggak bagus. Bukan. Jawabannya adalah Anda belum mencapai jana ke-2. Selamat. Ini jarang yang tahu ini.
Ilmu mahal. Anda nanti keluar kota ikut ETC. Pembahasan meditasi, begitu bahas janak, orang Palembang goyang-goyang kepala.
Mimpai, mimpai. Nanti ditanya, mengerti ya? Ngerti. Gak susah. Witaka wicara.
Gitu ya. Baik, Bapak Ibu Saudara. Jadi Bapak Ibu Saudara, sebenarnya meditasi samatha itu intinya cuma satu.
Berjuang mendiamkan pikiran. Mendiamkan pikiran itu namanya menenangkan. Makanya muncullah bahasa Indonesia, meditasi ketenangan. Tapi kalau enggak dibahas, enggak tahu tenangnya apa, enggak tahu. Baik, kita masuk lagi.
Lebih jauh lagi. Siap-siap ya. Sudah setengah jam Bapak Ibu.
Oleh karena itu, ini ilmu penting nomor dua. Semua harus konsentrasi. Ada tiga kondisi ketika kita bermeditasi.
Berapa kondisi? Tiga. Kondisi yang pertama, nafas masuk. Nafas keluar, nafas masuk, nafas keluar, muncul pikiran. Anak saya sudah pulang belum ya?
Jam berapa dia pulang nanti? Hari Minggu. Bandel anak ini. Lalu mengembaralah pikiran ini.
Kalau pikiran mengembara sampai Anda tidak tahu nafas masuk, nafas keluar. 8 menit. Namanya? Betul.
Namanya adalah? Melamun. Ya.
Jadi kondisi pertama dalam meditasi adalah? Melamun. Setuju?
Siapa yang pernah meditasi jadi melamun ada? Wah ada ya. Baik ya. Yang lain ada juga. Kau yang kepala tapi enggak.
Raise hand. Enggak apa-apa. Yang golput juga ada.
Tidak apa-apa. Negara demokrasi. Baik.
Kita meditasi bisa yang pertama keadaannya pikiran melamun. Setuju ya? Setuju. Tiga.
Nah, konsentrasi. Dua dulu, Bante. Betul. Yang dua itu ilmu rahasia saya.
Tiga dulu. Minum dulu ya. Mau saya mikir yang lama, mau saya bagi juga mikir-mikir saya. Oh sudah ada, ya enggak apa-apa. Bagi Anda yang senang bermeditasi, pulang malam ini, meditasi Anda berubah seumur hidup.
Itu tantangan saya. Nggak percaya ikut sampai habis. Nomor tiga, kondisi jana kedua.
Betul ya? Pikiran tidak mengembara sama sekali. Kalau nomor satu kan ngembara, nggak pulang-pulang.
Kalau ini pengembaraannya hilang. Awal pikiran lenyap, keberlanjutan pikiran lenyap. Jadi di pikiran kita itu ada dua hal.
Anak-anak keluar masuk enggak apa-apa. Bapak Ibu konsen ke saya. Namanya anak-anak wajar.
Yang penting tetap konsen ke saya. Nanti ada yang telat masuk enggak apa-apa. Konsen ke saya.
Baik. Nah lupa ini. Diabetes juga saya ternyata ya.
Baik. Bapak Ibu bayangkan, di dalam pikiran kita itu ada dua hal. Satu, bagian yang ngobrol.
Satu, yang mengeluarkan gambaran. Betul? Bisa nggak bayangkan ada seekor kuda putih? Bisa?
Bisa ya? Itu bagian visual. Tapi kalau saya nanya Anda 4 tambah 4, ada yang jawab di hati. Itu bagian audio.
Anda ngobrol dengan diri sendiri, audio visual muncul. Baik, audio saya sebut suara hati. Visual saya sebut gambar pikiran. Bapak ibu saudara, pada saat kondisi ketiga adalah suara hati dan gambar pikiran ini tidak muncul sama sekali selama berjam-jam.
Yang kita sebut jana kedua. Kondisi ke-3. Kondisi pertama, melamun.
Kondisi ke-3, jana ke-2. Baik. Bapak, ibu, saudara semua meditator pemula. Bisa enggak capai jana ke-2 di bulan pertama? Bisa?
Enggak bisa. Kalau saya boleh kasih standar ya. Kalau Anda ingin capai jana ke-2.
Saya kasih standar. Ini duga-dugaan saya. Standarnya itu satu hari meditasi 6 jam.
15 tahun. Kalau saya boleh kasih standar. Dari mana saya bikin standar ini?
Gak ada. Nebak aja. Tapi karena saya punya kebiasaan.
Kalau mau belajar sesuatu itu saya tahu ini belajarnya mau berapa lama. Contoh, kalau saya lihat buku, saya bisa tahu ini baca satu halaman 4 menit. Kalau dibaca pelan-pelan. Misalkan buku bahasa Thai.
Kalau buku bahasa Indonesia, satu halaman, 1 menit, 15 detik, lewat. Saya bisa hitung sampai ini mau berapa lama. Udah kebiasaan, senang saya hitung begitu.
Mau belajar bahasa, ada 10 ribu kosa kata penting. Tergantung Anda mau belajar dari berapa jam. Jadi bahasa itu gak ada standarnya. Kalau ditanya, perlu berapa tahun bisa mandarin?
Itu pertanyaannya salah. Perlu berapa jam? Kalau sehari belajarnya satu jam, ya enam setengah tahun. Kalau sehari belajarnya dua jam, tiga tahunan.
Betul ya? Kalau dia mau belajar sehari empat jam, nah setahun lebih. Makanya jangan heran kalau ada orang bisa 8 bulan sudah cukup menguasai bahasa itu.
Bukan dia super hebat, super komputer. Nggak ada, saya belum pernah ketemu. Tapi karena dia sehari belajarnya 6-7 jam. Cuma itu permainannya. 1, 2, 3, 4, 7. Oleh karena itu kalau saya boleh hitung-hitung tebak-tebakan, Anda ingin jana kedua, tapi jangan jadi sedih ya.
Saya pikir, Anda meditasi sehari 6 jam. 2 jam pagi, 2 jam siang, 2 jam sore, 2 jam malam. Dimarahilah sama suami atau istri Anda.
Berapa lama, Bante? 6 sampai 15 tahun. Itu dugaan saya.
Yang 6 tahun siapa, Bante? Yang berbakat. yang 15 tahun kurang berbakat duga-dugaannya tapi Anda jangan jadi sedih saya cuma 1 jam bante sehari gak apa-apa, 4 kehidupan ini betul dong gak apa-apa bisa aja kehidupan ketiga ini Anda jadi bikku, ya Anda bisa meditasi 4-6 jam sehari jadi Bapak Ibu Saudara memang sangatlah sulit mencapai jana ke-2. Oleh karena itu, bagi meditator pemula, Anda berjuang mencapai kondisi ke-2.
Kan tadi tiga ya? Apa bantai kondisi ke-2? Bukan melamun, tapi belum jana ke-2. Tapi bukan melamun.
Apa maksudnya? Baik. Hai ini saya perlu Anda konsep minum dulu ya bisa perlu Anda konsen Anda siapkan batin Anda perlu berlatih, kendati pun muncul suara hati dan gambar pikiran, saya masih mengetahui nafas masuk, nafas keluar.
Itu. Saya ulang ya. Kendati pun muncul suara hati dan gambar pikiran, namun saya masih mengetahui Nafas masuk, nafas keluar.
Artinya apa? Enggak melamun. Tapi bukan fokus sempurna. Unik ya? Melamun enggak?
Enggak. Jadi caranya gimana? Anda duduk. Nafas masuk.
Nafas keluar. muncul gambaran rumah Anda. Kalau Anda pelihara anjing yang Anda sayang, muncul gambaran peliharaan Anda.
Walaupun gambaran ini muncul, Anda masih tahu. Nafas masuk, nafas keluar. Nggak perlu disebut nafas masuk, nggak ada.
Hanya tahu saja, mengetahui. Nanti yang terjadi adalah suara hati dan gambaran pikiran itu tidak berkembang menjadi lamunan. Dia barangkali melemah ganti gambar yang lain. Tapi Anda terus tahu, nafas masuk, nafas keluar. Pelan-pelan mungkin dia berganti gambar lagi.
Tapi akan ada satu ketika Anda merasa gambaran... dan suara itu melemah. Saya kasih satu simulasi.
Lebih nyaman mana Bapak Ibu? Kalau Bapak Ibu mau kerja, anggaplah bikin laporan akhir bulan, atau Anda mau ngitung uang banyak, hasil dagang seminggu, cash. Terserah Anda pilih mau yang mana.
Mau yang cash bantuin, acik cari. Lebih nyaman mana? Kerja di ruangan yang tenang atau kerja di ruangan yang anak-anak sibuk bermain, tiga, empat orang.
Lebih nyaman mana? Yang tenang. Yang tenang.
Pertanyaan selanjutnya. Tapi kalau terpaksa, Ada anak-anak 3-4 orang terus bermain Terpaksa Anda bisa kerja enggak? Bisa dan itu selalu kita lakukan ya Dulu di rumah bikin PR ya Rumah ya ribut Orang tua nelpon Ada yang nonton Segala macam Bisa enggak kita kerja PR? Bisa Artinya Sebenarnya ada suara hati dan gambar pikiran yang berlalu lalang itu Anda tetap bisa melihat nafas.
Jadi, Bapak-Ibu Saudara, Anda harus berandai, Anda harus memahami analogi ini. Kendati pun anak-anak bermain, saya tetap bisa hitung pembukuan bulanan. Walaupun tidak sekonsen kalau...
yang pertama, tapi kalau sudah terbiasa pembukuannya benar juga gak lari juga jadi bapak ibu saudara saya membuat analogi itu nanti bapak ibu ketika meditasi, anda harus tahu, mengetahui nafas masuk mengetahui nafas keluar Kalau tiba-tiba muncul suara di gambar pikiran, jangan kesal sedikitpun. Tugas Anda hanya tahu nafas masuk, tahu nafas keluar. Dan Anda tidak gagal.
Jadi selama ini Anda berpikir, kalau pikiran mengembara sedikit, gagal saya. Pikiran belum tenang. Tidak, Anda tidak gagal.
Anda berhasil. Itulah kondisi kedua. Selama Anda masuk ke kondisi kedua, Anda dalam keadaan berhasil. Anda latih itu terus, kondisi kedua ini akan menguat apa yang terjadi.
Anda bisa melihat nafas menjadi lebih mudah. Suara hati dan gambar pikiran tadi melemah. Melemah dan melemah. Ini Anda harus tes sendiri.
Benar nggak melemah? Anda duduk, perhatikan badan sendiri. Kalau sampai satu standar di mana pikiran itu Muncul kebahagiaan selamat jana pertama. Mungkin seberkas jana pertama. Tapi prosesnya sudah benar.
Dilatih terus, kebahagiaan ini akan meningkat. Sampai di satu standar, itulah yang Sang Buddha sebut sebagai jana pertama. Tapi Sang Buddha enggak bisa menyampaikan happiness-nya seberapa tinggi. Karena enggak ada ukuran happiness.
Kalau hari ini mau ngukur mungkin bisa Cek darahnya, endorfinnya Seberapa tinggi Tapi itu 2600 tahun yang lalu Atau otak sekarang bisa di scan MRI, meditasi sambil di scan Dan itu dilakukan para bikku Tibet Dan sudah terbukti Bahkan ada bukunya Science of Meditation, ada bukunya Bapak, Ibu, Saudara Ketika ini dilatih terus, nanti pikiran akan menjadi diam, Anda masuk jalan kedua. Baik, saya mau stop sebentar. Ada enggak yang bingung atau punya pertanyaan apa? Atau cukup jelas? Boleh.
Selama ini juga kami biasanya diajarkan dulu. Kita kan fokuskan untuk memperhatikan keluarga sejajar. dari ujung lombang hidung dan apabila terjadi sensasi di dalam pikiran seperti yang tadi seperti yang ada agam para pikiran atau uralan hati seperti ini kita juga diandalkan kita juga harus tarik nafas kembali dan fokus lagi ke nafas masuk nafas kembali jadi itu dilakukan berulang-ulang Ya baik ya, saya hanya bisa menjawab instruksi itu tidak sesuai anapanasati sutta.
Kenapa saya harus jawab begitu? Karena saat ini teknik meditasi sudah terlalu banyak. Hampir semua guru-guru besar di Myanmar itu bikin teknik sendiri. Bahkan sebenarnya bukan hanya di Myanmar, termasuk di Thailand, termasuk di Sri Lanka. Termasuk di Sri Lanka seribu tahun yang lalu.
Jadi kitab-kitab yang terkenal, yaitu kitab Wisudimaga, itu ditulis oleh Bikku Budha Gosa seribu tahun yang lalu di Sri Lanka. Dan itu bukan dari Sang Buddha. Anda jangan tanya saya, jadinya itu benar apa enggak?
How do I know? Yang saya bisa jawab adalah, saya mengikuti Anapanasati Sutra. Ajaran siapa?
Sang Buddha. Jadi kalau Anda keluarkan kitab lain, kitab dari Terawada, Mahayana, Tantrayana, nanti aliran lain, tidak dari Sang Buddha, saya tidak bisa bahas juga. Nanti ada teknik perhitungan angka. Masuk satu. Keluar satu.
Thailand masuk, buddha keluar, buddha. Sangat terkenal. Tapi saya hanya bisa mengatakan, silakan Anda eksplor, tapi saya menyampaikan sesuai anapanasati sutta.
Titik sentuh ini juga tidak ada di dalam anapanan Sati Suta. Tapi beberapa guru, sangat terkenal ini ya, beberapa guru dari Myanmar juga, yang dulu saya ikuti, karena pengalaman hidup saya, mereka meletakkan ada yang di ini, pinggiran hidung. Ada yang di sini, ada guru yang di sini. Ada yang bahkan kembang kempis perut. Saya hanya bisa menyampaikan, tidak ada instruksi itu di...
anak-anak Sati Suta kalau Anda nyaman, silahkan karena sepertinya saya harus pakai kata sepertinya ya bisa membawa Anda ke jana kedua juga kalau caranya benar karena jana kedua itu kan lenyapnya Awal pikiran dan keberlanjutan pikiran Tapi kalau beberapa teknik menurut saya malah mencegah pikiran itu tenang Kalau Anda melaporkan sesuatu ketika bermeditasi Pikiran Anda tidak akan pernah diam Setuju ya? Oleh karena itu kalau Anda belajar dari guru-guru yang menyebutkan angka pun Masuk satu Keluar satu Masuk dua Keluar dua. Guru itu pasti akan mengatakan setelah tenang, perhitungan itu ditinggalkan. Tapi sesungguhnya, ya yang saya nyaman, setelah saya eksplor begitu banyak teknik, saya start itu udah nggak hitung.
Awalnya saja sedikit berat. Tapi nanti kalau sudah terbiasa, sangat nyaman. Karena Anda sudah terbiasa menenangkan pikiran secara cepat.
Silahkan Anda eksplor. Karena memang saat ini cukup sulit belajar meditasi. Sulitnya apa? 10 guru, 10 teknik.
Ya, itu sulitnya. Tapi yang hari ini saya berikan itu sebenarnya kayak sedikit rahasia yang begitu Anda tahu Anda bisa pakai di semua teknik. Yang penting jangan melamun. Itu aja. Itu dulu.
Kalau mau berharap pikiran tidak mengembara sama sekali, mah jana kedua. Anda coba di teknik apapun, menurut saya tidak akan ketemu secara instan. Kalau ketemu, berarti Anda dulu sudah bermeditasi. Anda berbakat. Mungkin setelah itu gabung ke Sang Gaterawada Indonesia.
Karena Sang Buddha sendiri umur 7 tahun, tak payah jana sudah. Karena bakat kelahiran sebelumnya. Kelahiran sebelumnya beliau pernah menjadi bikku di bawah Buddha Kasapa.
Baik, Bapak Ibu Saudara, ada lagi satu pertanyaan? Silahkan, Pak. Baik, ngantuk itu adalah gangguan pemula sebenarnya.
Karena meditasi itu belum cukup membahagiakan. Dan itu prosesnya lama. Dalam artian begini. Semua orang tahu olahraga itu penting, tapi kan enggak semua orang rajin berolahraga. Padahal penting.
Kapan seseorang bisa rutin berolahraga? Sampai mau dilarang aja udah enggak bisa. Ketika dia merasa bahagia ketika berolahraga dan setelah berolahraga. Dan proses menemukan itu mungkin bisa 6 bulan. Ada orang jogging, dia beneran happy.
Coba aja orang yang gak pernah olahraga jogging, mau mati. Tapi ada orang dia gak jogging, dia beneran gak bisa. Hidupnya itu untuk jogging. Jadi artinya, dia melatih berulang-ulang sampai hal itu membahagiakan. Baik.
Jadi meditasi untuk para pemula, sebenarnya goal Anda itu adalah menjadi bahagia dalam bermeditasi. Itu goalnya. Gak usah cerita jana kedua, jana ketiga, nibana, masih jauh.
Be comfortable. Menjadi nyaman, menjadi senang bermeditasi. Baik kita bahas ngantuk. Oleh karena itu normal, wajar seseorang meditasi menjadi ngantuk. Tipsnya bagaimana?
Satu, diusahakan kita menjatwalkan sesi meditasi kita di saat kita paling tidak ngantuk. Kapan itu, Bante? Baru bangun dan belum makan.
Ya, pasti nggak ngantuk. Mau baru bangun, gimana ngantuk? Ya, Anda baru bangun. Tapi kalau badannya berbeda, ya baik Anda ganti jamnya.
Mungkin sore jam 4 itu Anda paling tidak ngantuk. Boleh. Ya. Masa kita paling tidak ngantuk, itu kita jadikan waktu bermeditasi.
Kalau Anda semangat 4-5, biasanya bangun jam 7, besok saya mau meditasi. sudah ikut kelas bantai abijat Anda bangun jam 3 mau meditasi mana bisa jadi yang pertama pilih the best time untuk awal-awal latihan enggak usah memaksakan diri super ngantuk kita paksa meditasi nanti badan jadi semakin enggak suka meditasi Tips pertama. Tips kedua, badan tegak. Ya, badannya tegak.
Kalau begini, bisa memicu ngantuk. Tegak. Yang ketiga, tegaknya dipertahankan sampai menjadi habit. Yang artinya kalau kita ngantuk pun dia nggak nunduk.
Jangan begini meditasi, bad habit, kebiasaan yang buruk. Kadang saya ngantuk, kalau di wihara ada jadwalnya, kalau sedang ikut jadwal, kadang saya ngantuk sekali, tapi saya tetap begini. Apa yang terjadi?
Ini dulu waktu wasa-wasa pertama kenangan saya. Puasa-puasa pertama meditasi sangat berat. Kadang ngantuk sekali, tapi saya berusaha tegak.
Apa yang terjadi? Ini badan mau jatuh. Tapi dia jatuhnya gini. Ya, karena kita mau tegak.
Nah, hebatnya kadang kalah. Dua, tiga kali tersentak. Seger. Nah, hilang ngantuknya. Kadang kalah.
kadang kalah gimana keluar air mata saking ngantuk baik jadi tips yang pertama cari waktu terbaik tips yang kedua tegak tips yang ketiga tekniknya benar ikut dengerin yang saya sampaikan ini tekniknya sih nanti sudah cukup baik Itu saja sih, sisanya harus dilawan. Tidak ada cara lain. Ya, seperti orang yang baru berolahraga, dia datang ke kita, capek, gimana ya olahraga biar nggak capek?
Nggak ada. Hari pertama fitness ini, waduh badan sakitnya, minta ampun. Lalu ada yang bilang, saya mau fitness tapi yang nggak sakit. kita cuma bisa kasih dua kata sabar dan dilawan, gitu ya jadi Bapak sabar dan dikerjakan, dilawan ngantuknya, tapi kita atasi dengan tadi, cari waktu terbaik gak apa-apa coba nanti setelah beberapa bulan ngantuk itu akan berkurang kalau di tempat Achan Bram beliau buat retreat, kadang ada orang saking ngantuknya gak tahan tau gak Achan Bram bilang apa? tidur dulu tidur dulu Nanti balik lagi Karena mau gimana dipaksa Ada orang yang kerjanya itu Owl Burung hantu Kebalik jadwalnya Lalu dia ikut retreat menderita Achan Bram sih ngerti Achan Bram bilang tidur dulu gak apa-apa Nanti mungkin jam 11.30 Orang semua sudah tidur dia baru tegak Burung hantu loh Tegak dia Itu ya.
Kalau mau dana. Satu pertanyaan terakhir. Silahkan Pak. Boleh nanti.
Apakah bisa masuk dalam meditasi? Bisa. Awalnya sulit. Jadi tipsnya istirahat dulu. Pulang kerja atau pulang berkegiatan.
Jangan langsung meditasi. Kalau lelah, rehat dulu. Rebahan dulu. Rebahan sampai capeknya hilang, meditasi.
Kalau terbawa terus, dipaksa. Dipaksa. Itu bohwat.
Jadi kayak duduk, bantai kaki kesemutan. Dipaksa. Kenapa dipaksa? Gini, kaki kesemutan itu awalnya 20 menit kesemutan.
Tapi kalau kita kerjakan terus, dia mundur. Hari keempat, dia 25 menit kesemutan. Seminggu 30 menit Nah kalau Anda duduk terus dia naik terus Beberapa bikku sekali duduk 7 jam Ya enggak bisa itu kalau enggak latihan Itu naik pelan-pelan Jadi kesemutannya itu mundur Jadi saya pikir kalau kita bermeditasi sangat melelahkan Enggak apa-apa sedikit dipaksa Apa yang terjadi ketika kita sudah memaksakan diri Semua otot-otot yang membuat badan kita tegak Menguat.
Sebenarnya kita tegak begini itu lelah karena ototnya kerja. Megangin badan, lihat kalau orang upacara berdiri bisa pingsan. Jadi sebenarnya tegak begini itu melelahkan bagi beberapa otot kita.
Gak apa-apa, otot itu akan menguat dalam waktu 2 minggu sampai 1 bulan. Kalau rutin setiap hari. Kalau seminggu 2 kali mungkin sedikit lambat.
Itu tips saya. Yang ketiga, ini tipsnya Bante Damaudo, beliau sudah meninggal, tipsnya sih luar biasa bagus. Lim tampuk kopi Minum dulu sedikit kopi Ya itu tips Bante Damaudo Nah yang gak minum kopi Minum Milo, ini beneran beliau bilang Milo Saya ulang ini Bu Lim kopi tuh, Lim tampuk Milo lah Bante Damaudo Cerama Hopkins yang best of the best Saya dengerin cerama beliau Tiga tahun lebih Kepengen berlatih dengan beliau Waduh meninggal dulu Saya mikir saya nanti sudah lewat 5 wasa Sudah bebas Di bawah 5 wasa belum bebas Kemana-mana harus izin Setelah lewat 5 wasa Bebas Saya mikir mau latihan di tempat beliau Bahkan dulu saya dari wasa pertama Tidurnya papan Tidak pakai kasur Kenapa?
Karena saya dengar dari teman-teman Para bante tempat beliau itu Tidak ada kasurnya Tidurnya di papan Saya latihan tidak tidur di papan Jadi saya kasih tau Bapak Ibu yang belum pernah tidur di kayu, Anda akan sakit dua minggu saja. Setelah itu nyaman, tidak kalah sama spring bed yang mahal. Tapi Anda harus menderita berapa lama? Dua minggu. Sakit sini, sakit sini.
Yang mau coba silahkan. Jadi Bapak Ibu, ya itu ya Pak ya, terima kasih. Kenapa?
Wah hebat sekali. Apa? Iya.
Baik ya. Bahkan tanpa ditanya pun sudah saya jawab. Lumayan sakti juga ini ya.
Bapak Ibu. Saya tutup dengan menyimpulkan semuanya. Ya mungkin 15 menit.
Anda konsen, yaitu Anda latihan sendiri. Ini puja bakti ya, Bu? Ya, berarti singkat.
Setelah itu kita tutup. Jadi, sebelum saya simpulkan begini. Saya belajar Dharma itu di umur 19. Sekarang saya umur 32. Berapa tahun? 13 tahun. Mungkin bahkan 18-an.
Jadi 14 tahun. Buku yang saya baca cukup banyak. Teknik, macem-macem sudah saya baca.
Saya nggak bisa bahas semuanya. Karena dua hal. Satu, terlalu banyak.
Yang kedua, nanti orang marah. Karena itu kan tekniknya orang. Saya harus bahas ada namanya, ada gurunya. Teknik ini, teknik ini, teknik ini. Tidak pasnya di mana, pasnya di mana.
Baik, oleh karena itu saya hanya bisa bilang begini. Semoga Anda tahu maksud saya. Ini yang dipraktekkan Sang Buddha langsung. Ya, Ana Panasati Sutta.
Tidak saya tambah, tidak saya. Kurang. Kalau Anda cocok, silakan ambil.
Bagi saya, ini sudah yang paling aman. Bahkan saya pernah di satu wihara, ada satu kepala wihara, Bante sangat senior, namanya harus saya rahasiakan. Beliau ngundang saya ngajar retreat, Bapak Ibu. Tapi minta saya pakai teknik orang lain.
Ya, saya enggak mau. Saya bilang, maaf Bante, kalau saya mimpin, saya harus pakai. anak-anak Sati Sang Buddha oh enggak apa-apa bisa belajar dulu ini ada rekamannya lalu setelah saya telusuri teknik itu dari Belanda jadi seorang pecinta spiritual dia gabung-gabung teknik Buddhis Hindu atau bagaimana saya enggak ngerti muncullah teknik ini teknik apa Bantik?
enggak berani saya sebut Tapi yang enggak apa-apa, saya tolak saja. Beliau mungkin agak stres sedikit, tapi yang enggak apa-apa. Jadi yang bisa saya sampaikan, ini dari Sang Buddha.
Kalau Anda cocok, latih terus. Siap-siap ya. Anda duduk Bapak Ibu. Saya duduk ya, saya peragakan. Bagi yang tidak sanggup duduk begini karena umur, boleh duduk di kursi.
Nggak soal. Jadi Bapak Ibu, kaki saya itu sebenarnya satu di depan, satu di belakang. Kaki saya seperti ini.
Dulu kaki saya seperti ini. Nyaman juga. Saat ini seperti ini.
Dua-duanya boleh. Ada orang yang hebat, lotus. Lipat sini, lipat. Boleh ya. Tapi itu sakit banget.
tapi katanya itu kalau sudah terbiasa sangat nyaman saya enggak pernah coba biasanya itu bante yang kurus-kurus Bapak Ibu saya bisa begini aja sudah syukur ya Bikubulai aja nggak bisa gini Di Kubulek mereka pakai kursi gitu ditinggiin. Nah, didesain khusus. Keren juga.
Saya kemarin ke Wat Pananacat, saya lihat. Hebat ini ada kursinya. Orang Bulek nggak bisa begini. Orang Bulek itu kalau duduk gini, ininya nggak bisa rata.
Nggak tahu kenapa. Naik. Jadi konstruksinya berbeda mungkin ya. Baik, Bapak Ibu Saudara, saya seperti ini ya.
Biasanya kiri di depan, kanan di belakang. Tapi itu saya, Anda nggak usah ikut juga. Anda cari nyamannya Anda. Tangan itu nggak soal ya. Mau gini, mau gini, mau gini.
Nggak ada keajaiban di tangan ini, nggak ada. Saya biasanya kanan di atas, kiri di bawah. Kadang jempol saya satuin, tapi saya nggak pernah gini, saya jatuhin ke bawah.
Kadang jempolnya nyatu, kadang juga lepas. Yang enggak apa-apa, yang penting relax. Jadi ini, nah, badan tegak. Saya punya satu kebiasaan lagi, sebelum mulai saya tarik nafas panjang, relax, dan mendalam. Kadang satu kali, kadang dua kali.
Jadi ini kayak startnya, biar pikirannya diem. Tidak sekencang ini juga, ini simulasi saja. Lalu Bapak Ibu, saya mulai mengetahui nafas masuk, mengetahui nafas keluar.
Saya tidak menggunakan titik sentuh. Kalau pikiran, kalau nafas kita masuk, enggak mungkin badan kita enggak tahu. Tidak mungkin.
Masa-masa nafas masuk, badan enggak tahu. Jadi tidak ada titik sentuh di saya. Tubuh hanya mengetahui. Nafas masuk, nafas keluar.
nafas masuk, nafas keluar. Bapak, Ibu, Saudara, segala pikiran yang muncul, abaikan. Molai mocam. Polai focam.
Ini dalam buddhisme jen diajarkan begitu. Marah muncul, marah ditebas. Foh muncul, foh ditebas. Itu dalam bahasa Jepang diajarkan begitu.
Tapi agak kasar kalimat ini, tapi maksudnya adalah apapun pikiran yang muncul, abaikan. Kembali ke nafas masuk, nafas keluar. Nafasnya alamiah saja. Seperti biasanya kita bernafas.
Apabila muncul pengembaraan pikiran, abaikan. Apabila tidak bisa mengabaikan, anggap saja anak-anak yang sedang bermain. Selama kita mengetahui nafas masuk, nafas keluar, kita sudah benar.
suatu ketika Anda akan terkejut. Walaupun pikiran sedikit mengganggu, ada suara hati, ada gambar pikiran, tapi Anda tetap memegang nafas masuk, nafas keluar, pikiran Anda menjadi tenang, dan ini pengetahuan baru untuk kita. Walaupun sedikit diganggu oleh pikiran, Saya mampu menenangkannya. Dan seperti itu dilanjutkan.
Bapak Ibu silakan buka mata. Nanti Anda boleh praktek malam sebelum tidur. Sama. Sebelum tidur Anda boleh coba nafas masuk.
Tidak usah bermeditasi. Kita tidak sebut bermeditasi. Karena nanti Anda berpikir nggak sopan, nanti meditasi sambil tidur.
Nggak usah sebut itu meditasi. Sebut aja mini practice, latihan kecil. Nafas masuk, nafas keluar.
Dan pikiran mengembara itu nggak perlu dianggap gangguan. Karena kan latihan kecil, mini practice. Latihan mini. Nafas masuk.
nafas keluar, pikiran muncul gak apa-apa, sama sekali gak apa-apa, yang tugas kita adalah selama saya masih mengetahui nafas masuk, nafas keluar pikiran-pikiran yang menjadi dekorasi itu gak apa-apa, Anda mudah-mudahan bisa nangkep yang saya maksud, Anda tetap bisa relax, walaupun ada gambar pikiran jawabannya selamat Anda menemukan satu skill baru. Anda boleh menamainya, menenangkan pikiran separuh. Dan akhirnya apa?
Ketiduran. Karena mau tidur, kan? Nanti kalau ketiduran gimana? Ya bagus, memang mau tidur.
Kalau nggak bisa tidur gimana? Lanjut sampai arahat. Itu win-win solution.
Itu hebat banget. Makanya kalau malam nggak bisa tidur, itu aja. Kalau ketiduran, bagus. Nggak ketiduran, arahat. Anumodana semuanya.
Semoga membawa inspirasi untuk Bapak Ibu semuanya. Sabi, sapa, bawantu, sukita. Semoga semua makhluk hidup berbahagia.
Terima kasih.