Transcript for:
Makna dan Tafsir Surat Al-Fatihah

Dalam sholat ketika kita melafalkan ayat-ayat Al-Quran ini kita bisa jadi lebih husyuk dan memahami maksud dan tujuan diturunkannya. Jadi di awal ini kita mau belajar apa makna dan tafsir surat Al-Fatihah. Jadi secara umum kita mau tahu dulu, jadi ini kan tujuan diturunkannya Al-Fatihah karena ini kan surah pembuka ya, awalan betul-betul. Betul. Baik, Bismillahirrahmanirrahim. Kita tentu tidak mungkin bisa menjelaskan tafsir Al-Fatihah secara utuh. Tapi kita ingin mengemukakan beberapa poin. Yang pertama, apa tema utamanya? Apa tujuannya? Tema utamanya itu kita bisa angkat dari namanya. Al-Fatihah ini mempunyai tidak kurang dari 20 nama. Yang populer ada 4. Ummul Kitab. Al-Fatihah, As-Sab'ul-Masani, Ummul Quran. Itu empat yang populer. Itu yang memberi nama nabi? Sebagian nabi, sebagian sahabat, sebagian ada yang oleh Al-Quran. Al-Quran juga menamai As-Sab'ul-Masani itu nama yang diberikan oleh Al-Quran. Sab' itu artinya tujuh, Al-Masani itu artinya dua-dua dalam arti berulang. Maknanya bisa surah yang dibaca. Dua kali minimal dalam sholat. Kenapa? Karena sholat itu minimal dua rakaat. Dan setiap rakaat harus baca Al-Fatihah. Berulang-ulang. Itu berulang-ulang. Atau kalau kita kaitkan dengan umul kitab. Maka Al-Fatihah itu adalah induk dari kitab suci ini. Sehingga semua ayat-ayat yang berjumlah enam ribu. 200 sekian itu Itu bisa merujuk Kepada salah satu ayat Dari tujuh ayat Al-Quran Jadi Al-Fatihah itu merangkum Keseluruhan inti di Al-Quran Itu sebabnya dinamai Ummul Kitab, Ummul Quran Induknya Al-Quran, semua merujuk Kesana Karena itu Al-Fatihah adalah surah Yang paling agung dalam Al-Quran Nah tujuannya apa ini Yang pertama, Al-Fatihah itu pengajaran dari Tuhan. Bagaimana memujinya. Bagaimana sikap ketika beribadah kepadanya. Ini semua agar supaya terasa kehadiran Tuhan dan terasa pengawasannya kepada manusia. Jadi Allah mengajarkan manusia lewat surat Al-Fatihah. Al-Fatihah ini... Itu adalah firman Allah yang mengajarkan kepada manusia apa yang harus diucapkannya. Pengajaran Allah kepada manusia ini. Dalam konteks Al-Qur'an bisa jadi dimulai dengan Qul, katakanlah Qul. A'udhu Billahumma Billahumma. Itu pengajaran, ucapkan seperti itu. Begitu juga Al-Fatihah. Itu mulai dari Alhamdulillah. Seakan-akan Allah berkata, ucapkanlah dalam konteks hubunganmu denganku. Alhamdulillah, yakni pujilah aku. Nyatakanlah al-al itu artinya segala, segala puji bagi Allah. Sehingga kalau Nana memuji satu orang, harus sadar bahwa pujian Anda kepada seseorang itu harus dikembalikan kepada Allah. Karena Allah yang memberi dia keistimewaan sehingga Anda puji. Sebelum memuji orang, puji Allah. mau memuji orang kedermawanannya. Alhamdulillah. Segala puji bagi Allah. Karena kedermawanan ini tidak mungkin dapat dia berikan kepada saya. Itu pengajaran pertama Allah kepada manusia. Apapun yang dilakukan. Alhamdulillah. Kita lihat lagi ya. Pujian di sini ditujukan kepada Allah. Tetapi tidak menggambarkan Allah di hadapan kita. Dia itu, Alhamdulillah itu redaksi yang menunjukkan persona ketiga. Kata, dia baik benar ya, orangnya tidak di depan saya. Kalau muji, jangan depan orang. Allah mengajarkan begitu? Allah mengajarkan begitu. Karena ada orang yang dipuji, tergiur dengan pujian. Sebaiknya memuji di belakangnya. Itu satu. Yang kedua, Allah mengajarkan kita memuji ini dengan pujian yang sangat singkat. Alhamdulillah. Kalau memuji, jangan bertele-tele. Terima kasih. poin. Pujilah sekedarnya. Dan jangan dihadapannya. Dan ada satu hal lagi dikatakan oleh umat kita. Kalau ada yang memuji Anda, maka telitilah kalau kita manusia, telitilah apakah pujian itu sesuai dengan keadaan Anda atau tidak. Kalau tidak sesuai, diucapkan oleh orang. Kalau sudah sesuai, jangan terlalu gembira. Bergembira seperdua dari kadar pujian itu. Supaya kamu tidak mabuk pujian. Itu yang diajarkan. Baru satu ayat saja itu. Itu sedikit dari makna. Itu ada ungkapan. Kalau kita ingin membahas Bismillahirrahmanirrahim. Kita memerlukan ratusan kuntal beratnya. Buku-buku. Buku untuk ini. Oke, jadi yang pertama itu. Allah mengajarkan kita bagaimana cara memujinya. Itu di ayat Alhamdulillahirrohbilalamin. Ketika kemudian ayat berikutnya, Bi? Arrahmanirrahim. Kenalilah Allah. Banyak sifatnya, tetapi sifat yang paling utama bahwa dia Rahman. Rahman itu adalah dia yang memberi rahmat kepada seluruh makhluk tanpa melihat dia durhaka atau tidak durhaka. Muslim atau non-Muslim. Rahman itu adalah rahmat yang dicurahkannya di dunia ini. Sedang rahim itu adalah rahmat yang dicurahkannya di akhirat. Apakah itu makanya urutannya juga penting? Urutannya sangat penting. Keliru Kalau dia katakan Alhamdulillahirrahmanirrahim Dari satu sisi Karena rahmat di dunia itu Mendahului rahmat di akhirat Di sisi lain Rahman itu adalah bentuk kata patron yang bersifat sementara. Sedangkan rahim bersifat langgeng. Di sisi lain. Ada orang yang memberi rahmat kepada sesuatu. Tapi dia punya kepentingan. Ada maunya? Ada maunya. Allah tidak pernah ada maunya? Tidak pernah ada maunya. Dia memberi rahmat itu karena memang sifatnya adalah rahim. Jadi urutan pun berpengaruh. Urutan pun sangat berpengaruh. Oke yang berikutnya? Malik Iyomiddin. Dia pemilik hari pembalasan. Anda harus yakin. Bahwa ada hari pembalasan. Tidak mungkin. Tuhan yang maha kasih itu. Mempersamakan dua orang. Yang sikapnya berbeda. Dia memang tidak. Dia memang. Dalam konteks hari pembalasan. Hari kemudian pasti memberikan ganjaran bagi yang baik dan memberikan sanksi bagi yang buruk sikapnya. Dia pemilik hari pembalasan. Apakah dia bukan pemilik hari ini? Pemilik juga. Kenapa dia tidak katakan pemilik hari ini? Kenapa? Karena hari ini di dunia masih ada orang yang mengaku dia Tuhan. Yang mengaku dia kuasa. Yang mengaku dia pemilik segala sesuatu. Oke deh, biarkan aja itu. Tetapi pada akhirnya mereka semua akan sadar bahwa Tuhan adalah pemilik hari kemudian. Jadi kalau ada yang bersikap buruk terhadap Anda. Tidak usah terlalu menuntut saya harus membalas. Tuhan tidak tidur. Karena ia pemilik hari pembalasan. Yang berikutnya, Abikku? Iya, karena abu-budu. Iya, karena stai. Iyaka na'budu. Itu menarik. Dia dahulukan. Hanya kepadamu kami beribadah. Dia tidak berkata. Kepadamu kami beribadah. Mari kita beri contoh. Kata hanya di depan itu? Iya. Itu iyaka mengandung makna hanya. Hanya kepadamu kami beribadah. Saya berkata, aku cinta padamu. Aku juga cinta. Tapi boleh jadi engkau cinta yang lain. Kalau Nana, api cintaku padamu. Kalau begitu, harus berkata, hanya api yang Nana cintai. Jadi hanya itu untuk menunjukkan tidak ada yang lain. Tidak ada yang lain. Saya tidak beribadah pada siapapun. Hanya kepadamu. Itu satu. Kita lihat sekarang. Alhamdulillah itu redaksi persona ketiga. Tapi sewaktu ibadah hanya kepadamu. Orang pertama yang disebutkan. Di sini orang kedua. Orang kedua. Hanya kepadamu ya Allah. Jadi kalau beribadah hadirkan Tuhan di hadapan Anda. Seolah-olah dia di depan kita. Dia di depan kita. Itu nabi ada ditanya oleh malaikat Jibril. Apa itu ihsan? Dia bilang kamu mengabdi kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya. Kalau engkau tidak dapat begitu, yakinlah bahwa Allah melihat kamu. Karena berhadapan. Saya tidak lihat dia, tapi dia dihadapan saya, dia lihat saya. Semakin sadar seseorang akan pengawasan, semakin berusaha dia untuk melakukan sebaik mungkin. Beribadahlah sebaik mungkin, itu iya kan Allah. buru. Dan hanya kepadamu kami meminta pertolongan. Nah ini ada masalah lagi. Abi kan biasa minta tolong sama nanah. Kenapa kita katakan hanya kepadamu kami minta pertolongan? Sama maknanya dengan yang awal. Oh sama, hanya disini letak bedanya kita lihat. Kalau mau ke dokter, minta tolong pada dokter. Tolong saya sakit. Pergilah kepada dia, tetapi ingat, minta dulu pada Tuhan. Ya Allah, beri dokter kemampuan mendiagnose penyakit saya. Beri dokter kemampuan untuk memberikan saya obat yang sesuai. Jadi saya minta tolong dulu pada Allah. Wah, ada hal-hal dalam hidup ini. yang kita dianjurkan untuk tolong-menolong. Tapi ada juga hal-hal dalam hidup ini yang kita tidak bisa meminta pada manusia, kecuali kepada Tuhan. Jadi kita boleh tolong-menolong, tetapi selalu ingat kita memohon pertolongan itu pada Tuhan. Ada hal yang bagus nih, sirot. Sirot itu terambil dari akar kata yang berarti menelan. Sirat itu adalah jalan yang demikian luas Sehingga pejalan seakan-akan ditelan olehnya Kalau sabil, jalan kecil. Kita minta, ya Allah, antar saya ke jalan yang lurus. Antar, bukan tunjukin. Jadi digandeng kalau perlu. Digandeng, dinaikkan di mobilnya, antar saya ke sana. Itu Anda pasti tertolong. Itu di dalam tafsir dikatakan ada perbedaan antara hidayah ilah dan hidayah tanpa ilah. Kalau hidup. Hidayah dengan ilah itu memberi tahu. Kalau hidayah tanpa ilah, maka itu berarti mengantar. Di sini, antar kami ke jalan lebar. Bukan cuma lebar, yang lurus, supaya tidak jauh perjalanan. Bahkan orang pun bisa ditelan saking luasnya. Saking luasnya. Bagus. Itu Nana bilang begitu. Kalau begitu bisa bermacam-macam orang ada di sana. Kalau jalan sempit, saya sendiri, saya bisa senggol kiri dan kanan. Ya Allah, Biar jalan lebar Boleh jadi orang yang di samping saya ini Beda pandangannya Beda mazhabnya Kita mari berjalan semua disitu Karena jalannya lurus Jalannya lurus dan lebar Tidak perlu berdesak-desakan Kenapa mau bertengkar Jalan menuju surga banyak Jalan menuju ke surga banyak Lebih banyak daripada jalan menuju ke Roma Dan itu umul Al-Quran Nah itulah Ini Nostradamus teking Baru dia katakan Bukan orang-orang yang dimurkai Lihat lagi ada pada Tuhan Jangan berkata bukan orang-orang yang engkau murkai Yang dimurkai Tapi ketika berkata nikmat Jangan orang yang engkau beri nikmat Ketika nikmat pasti dari Allah Kalau murka belum tentu dari Allah Jangan mengambil hak prerogatif Allah untuk bilang Allah murka Itu maksudnya Itu maksudnya Jangan nisbahkan sesuatu yang buruk pada Tuhan. Inilah yang dikatakan ini pengajaran Tuhan kepada kita. Mau berucap, ya Allah, itu jangan merukai Allah. Jangan berkata begitu. Kalau ada sesuatu yang Anda rasakan tidak baik, cari penyebabnya pada diri Anda. Jangan berkata ini karena Tuhan. Jangan langsung salahkan Allah. Jangan salahkan Allah. Kalau nikmat, langsung beribadah Allah. Langsung kita beribadah Allah. Dan bukan orang-orang yang sesat. Kata sementara ulama... Al-Maghdu bi'alayhim itu adalah orang yang sudah tahu kebenaran tapi tidak mau mengikutinya. Orang abolim itu orang yang sesat. Dia mau cari kebenaran, dia tidak dapat. Sehingga tidak mendapatkan kebenaran itu. Nah kita bermohon. Allah, jangan sampai saya masuk Kepada kelompok orang yang sudah Tahu kebenaran, tetapi tidak mau Mengikutinya, jangan juga mengikuti Orang-orang yang tidak tahu kebenaran Karena sesat Itu Al-Fatihah Itu baru sedikit sebetulnya Ada banyak sekali kandungan Maknanya, tapi kita kasih sedikit-sedikit Buat teman-teman di Syihab-Syihab InsyaAllah besok kita akan membahas Ayat yang berikutnya, dan kalau teman-teman Ingin membahas lebih jauh, ingin tahu lebih jauh Kandungan surah Al-Fatihah bisa cari di bukunya Abi tafsir al-misbah juga tafsir al-lubab ya Bikin ya Insyaallah dan juga di buku ini ada sedikit Alquran dan maknanya dan tentunya bisa terus nonton syihab dan syihab Insyaallah Terima kasih Abiku Terima kasih teman-teman semoga bermanfaat Assalamualaikum