Transcript for:
Kehidupan Masyarakat Praaksara

Yo guys, pada episode kali ini kita akan mengulas seputar kehidupan masyarakat pada masa praaksara Praksara artinya adalah sebelum mengenal tulisan. So, masa praksara berarti zaman di mana manusia belum mengenal tulisan guys. Pada masa praksara terbagi menjadi dua zaman, yaitu zaman batu dan zaman logam.

Zaman batu dan zaman logam tersebut memiliki corak kehidupan yang berbeda-beda guys. Corak kehidupan masyarakatnya dapat kita klasifikasikan menjadi masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana. Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut Masa bercocok tanam dan masa perundagian Masa yang pertama adalah masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana Corak kehidupan pada masa ini disebut juga dengan budaya paleolitik Paleolitik berasal dari bahasa Yunani yaitu paleo yang artinya tua dan litos yang artinya batu. Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana berlangsung pada zaman batu tua. Karena alat-alat yang digunakan manusia pada zaman ini masih sangat sederhana dan masih kasar.

Masa ini berlangsung diperkirakan sekitar 12.000 tahun yang lalu guys. Ada pun manusia pendukung pada masa Paleolitikum yaitu Megantropus, Pitekantropus, dan Homo. Kehidupan sosial masyarakat pada masa ini ditambahkan. ditandai dengan berburu hewan dan mengumpulkan tumbuh-tumbuhan yang bisa dimakan atau food gathering pada masa ini kehidupan masyarakat yang masih sangat bergantung pada alam guys mereka selalu hidup berpindah-pindah atau nomaden mengikuti sumber air hewan buruan atau sumber makanan mereka pada kalanya mereka bermigrasi karena bencana alam ancaman hewan ataupun ancaman kelompok lainnya biasanya manusia pada zaman ini bertempat tinggal di sekitaran sumber air seperti sungai atau danau karena karena tempat-tempat seperti itu sering dikunjungi dan dilalui oleh hewan-hewan buruan mereka.

Kehidupan sosial masyarakat pada masa ini hidup dalam kelompok kecil untuk berburu dan mengumpulkan makanannya. Jumlah anggota kelompok diperkirakan 5 hingga 20 orang. Pada zaman perubah, populasi manusia masih sangat kecil guys, karena kehidupan yang berat untuk bertahan hidup.

Dalam kelompok terdapat pembagian tugas kerja. Laki-laki biasanya melakukan perburuan, sedangkan wanita bertugas mengumpulkan bahan makanan seperti buah, tumbuhan, dan juga merawat anak. Kebudayaan masyarakat pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana masih menggunakan alat-alat yang masih sangat sederhana dan kasar. Hal ini dikarenakan perkembangan otak manusia pada masa ini masih sangat primitif.

Mereka hanya menggunakan alat dari batu, kayu, maupun tulang binatang. Alat-alat yang ditemukan pada zaman ini antara lain adalah kapak genggam. Kapak genggam adalah batu yang dipangkas di salah satu sisinya sehingga memiliki ketajaman.

Fungsi dari kapak genggam yaitu untuk menggali ubi-ubian, memotong dan mengeliti binatang. Kapak perimbas bentuknya hampir sama dengan kapak genggam namun lebih besar karena fungsinya untuk merimbas kayu, memahat tulang, serta sebagai senjata. Kapak genggam dan kapak perimbas hampir tersebar di seluruh Nusantara.

Alat serpi atau fengshui flex. Alat ini terbuat dari batu yang lebih kecil yang berfungsi sebagai pisau, penyerut, ataupun penusuk. Alat-alat tulang dan tanduk juga digunakan manusia pada zaman ini.

Biasanya untuk mata tombak, penusuk, ataupun pencungkil. Alat tulang dan tanduk banyak ditemukan di daerah Ngandong, Jawa Timur. Maka dari itu, alat-alat ini disebut juga dengan hasil kebudayaan Ngandong. Masa yang kedua adalah masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut. Cara kehidupan pada masa itu Masa ini disebut juga dengan budaya Mesolitik atau zaman batu tengah.

Masa ini merupakan masa peralihan dari kebudayaan batu tua menuju kebudayaan batu muda. Masa ini diperkirakan berlangsung sekitar 10.000 hingga 2.500 tahun sebelum masehi. Adapun kehidupan sosial manusia pada masa ini sebenarnya tidak jauh. Jauh berbeda dari masa sebelumnya, namun mereka sudah memiliki kemampuan bertahan hidup yang lebih baik.

Mereka pastinya juga masih berburu dan mengumpulkan makanan ya guys. Pembagian tugas kerja pun masih sama yaitu laki-lakinya berburu dan perempuan mengumpulkan makanan serta memasak. Manusia pada masa ini sudah mengenal penggunaan api untuk memasak guys. Selain untuk memasak, api digunakan untuk menghangatkan tubuh dari cuaca yang dingin dan untuk mengusir binatang buas.

Mereka mulai hidup menetap meskipun masih berpindah. Mereka tinggal di gua-gua dekat sungai atau tepi pantai. Gua-gua ini dinamakan peneliti dengan sebutan abri sosros. Gua tempat tinggal manusia peraksara ini tidak jauh dari sumber air atau sungai yang terdapat sumber makanan seperti ikan, kerang, dan siput. Selama bertempat tinggal di gua, mereka mulai mengenal tradisi melukis di dinding-dinding gua.

Lukisan-lukisan tersebut hanya sebatas cap-cap tangan yang berasal dari perwarna tumbuhan. Lukisan tersebut dapat kita jumpai di gua liang-liang Sulawesi Selatan ataupun di daerah Papua. Lukisan tangan datar belakang cat Merah diakini sebagai simbol kekuatan pelindung dari gangguan roh-roh jahat.

Cap-cap tangan juga diinterprestasikan sebagai perjalanan arwah mereka yang telah meninggal yang sedang beraba-raba menuju alam arwah. Para ahli miyak ini lukisan dinding sebagai bentuk tanda-tanda awal manusia praksara mengenal sistem kepercayaan. Hasil kebudayaan mesolitik yang ditemukan yaitu kulit kerang dan siput dalam jumlah besar guys.

Oh kulit kerang ajaib, apa yang harus kami lakukan supaya bisa keluar dari hutan ini? Peneliti menamai tumbukan kulit kerang ini dengan sebutan Kjokernmodinger. Kjokernmodinger artinya adalah sampah dapur.

Sampah dapur yang dimaksud adalah tumbukan kulit kerang dan siput yang telah membatu. Kjokernmodinger banyak ditemukan di... di pantai Timur Sumatera tumpukan kulit kerang ini ditemukan tingginya kurang lebih 7 m guys hasil budaya berupa alat-alat yaitu tradisi serpibilah atau fleks yang ditemukan di Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur dan Jawa lalu Lalu ada Sumatralit atau kapak genggam Sumatra yang terbuat dari batu yang bentuknya panjang dan lonjong. Kapak pendek atau Hedgecourt, kapak ini bentuknya lebih kecil dari kapak genggam. Kapak ini sering ditemukan di daerah pesisir Sumatra, biasanya bersama dengan kapak genggam yang berada di tumbukan Kiochen Modinger.

Masa yang ketiga adalah masa bercocok tanam. Masa bercocok tanam termasuk budaya Neolitik atau zaman batu muda. Sebagian ahli lebih suka menyebut masa ini sebagai zaman batu baru, karena sudah ada tradisi baru yaitu bercocok tanam. Pada kegiatan bercocok tanam itulah sudah digunakan alat-alat penunjang yang halus.

Di Indonesia, masa ini diperkirakan mulai berlangsung pada 2500 tahun sebelum masehi yang dibawa oleh bangsa Proto-Melayu. Pada masa bercocok tanam, kegiatan berburu masih dilakukan meskipun intensitasnya tidak terlalu besar. Kegiatan berburu perlahan-lahan ditinggalkan dan diganti dengan kegiatan bertenag hewan seperti ayam, kerbau, anjing, dan babi. Mereka sudah mulai mengenal sistem bercocok tanam atau food producing untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Kegiatan bercocok tanam dilakukan dengan menebang dan membakar pohon-pohon dan belukar atau slash and burn, sehingga tercipta ladang-ladang sederhana yang memberikan hasil-hasil pertanian.

Karena mereka sudah memiliki ladang, maka mereka mulai hidup menetap atau disebut juga dengan sedenter. Pembagian kerja juga semakin bervariasi. Untuk laki-laki ditugaskan untuk hal-hal yang berat seperti berburu binatang di hutan dan menangkap ikan di laut.

Sementara kaum perempuannya bertugas menabur benih, menangkap ikan di sungai, dan merawat anak Manusia pada masa bercocok tanam juga sudah membentuk perkampungan yang terdiri dari beberapa keluarga Kehidupan masyarakat pada masa ini sudah mulai teratur sehingga setiap perkampungan biasanya menunjuk sosok yang paling dihormati sebagai pemimpin Hal ini dinamakan sebagai primus inter pares Hasil-hasil kebudayaan pada masa berocok tanam berupa alat-alat yang sudah memiliki desain yang halus dan rapih. Hal ini pastinya karena perkembangan otak manusia yang lebih pintar dibanding manusia yang hidup pada masa sebelumnya. Ada pun hasil budaya yang dihasilkan seperti kapak lonjong.

Kapak ini berbentuk lonjong dan tajam di kedua sisi ujungnya, biasanya terbuat dari batu kali hitam. Beliau persegi, bentuk permukaannya memanjang dan berbentuk segi empat. Sisi depannya di asa tajam.

Fungsi beliung persegi berukuran besar digunakan untuk cangkul dan yang berukuran kecil digunakan untuk memahat kayu. Kapak persegi Kapak persegi berbentuk persegi panjang atau trapezium yang tajam pada bagian matanya. Kapak ini biasanya diberi tangkai untuk genggamannya.

Mata panah berbentuk persegi 3 berukuran panjang 3 hingga 6 cm dan lebar 2 sampai 3 cm dengan ketebalan 1 cm. Mata panah biasanya terbuat dari batu gamping. Kegunanya adalah untuk berburu.

Gerobah atau alat-alat dari tanah liat sudah dikenal zaman Neolitikum meskipun teknik pembuatannya masih sangat sederhana. Ya namanya juga belajar ya guys. Oke guys, mungkin itu aja yang bisa kita bahas dalam episode kali ini.

Dukung kami dengan subscribe channel ini tinggalkan like dan komentar yang membangun. Sampai jumpa di episode selanjutnya. Salam, Jasmerah.