Transcript for:
Pemikiran Mahasiswa dan Kemandirian Finansial

diajukan berkali-kali panitianya sedih mengatakan bahwa kalau misalkan kami membangun acara-acara seperti workshop, pelatihan, seminar, lokakarya, dan sebagainya maka sulit sekali untuk mengajak mahasiswa menghadirinya susah sekali untuk mengundang mereka untuk turut berdiskusi tetapi kalau misalkan acaranya itu adalah band, kemudian ya yang semacam itu maka membludak sekali sekali pesertanya bahkan ketika harganya sangat mahal kenapa ya bisa seperti itu padahal kan asumsi sederhananya adalah karena kampus itu adalah tempat pendidikan maka banyak sekali orang yang masuk ke sana untuk mengenyam pendidikan tertentu dan karena itu maka aktivitas-aktivitas dan acara-acara yang berhubungan dengan pendidikan seharusnya laku keras tetapi kenapa tidak seperti itu Kenapa kalau misalkan acaranya adalah diskusi publik dan sebagainya bahkan pembicara sekelas Rocky Guru sekalipun pun tidak cukup untuk menarik minat mahasiswa, jumlahnya tetap sedikit dibandingkan misalkan dengan konser dan lain-lain, kenapa bisa seperti itu ya? nah, kemudian si panitia itu juga beberapa diantara mereka cerita bahwa, ya anak-anak kampus zaman sekarang itu sulit untuk berorganisasi mereka malah sekali kalau misalkan diajak untuk kegiatan-kegiatan bermasyarakat, yang mereka pikirkan adalah masuk kuliah pulang lagi, masuk kuliah, pulang pulang lagi atau masuk kuliah pulang ke kosan dan sebagainya di tempat kos-kosannya hura-hura perzinahan dimana-mana dan lain sebagainya kejadian-kejadian selalu diceritakan seperti itu lalu ada juga kalau misalkan dimarahin sama dosen mereka langsung mengkeret kalau ada tuntutan mereka langsung mengkeret kemudian mereka cerita ke orang-orang aku tuh butuh healing aku tuh stres diginiin terus tugas nggak bisa nggak bener terus kalau misalkan sama dosen dituntut seperti ini seperti itu mereka malah Salah lebih tertekan lagi. Kenapa mahasiswa zaman sekarang menjadi seperti itu? Katanya begitu.

Nah, begitulah sekelumit cerita yang saya terima dari orang-orang yang jadi panitia. Saya tidak tahu apakah mereka itu mewakili atau merepresentasikan keseluruhan dari mahasiswa di Indonesia. Atau itu adalah kasus-kasus tertentu saja.

Cuman yang jelas kalau Baraya menganggap bahwa mahasiswa memang seperti itu di zaman sekarang. Mari kita sama-sama temukan solusinya. Jadi, buat Baraya... raya yang sekarang jadi mahasiswa, mantan mahasiswa, calon mahasiswa, atau yang gagal jadi mahasiswa, simak videonya sampai tuntas. Ini terkait dengan nasib bangsa di masa depan.

Yuk kita bahas. Robert Kiyosaki terkenal sekali dengan bukunya Pak Saya dan Pak Miskin. Sebenarnya bukan hanya buku, tetapi dia juga menerbitkan beberapa makalah, kemudian dia presentasi di banyak acara dan sebagainya.

Tetapi intinya adalah bahwa dia menjelaskan bahwa Pak Saya dan Pak Miskin kaya dan papa miskin itu bukan ditentukan oleh nasib awalnya tetapi ditentukan oleh mindsetnya pikirannya, jadi papa miskin misalkan ditandai dengan bahwa dia selalu bekerja keras bahwa dia rutin untuk mengerjakan tugas, tetap Tapi dia tidak jadi kaya. Dia terus aja hidup dalam kemiskinan dan keterbatasan. Dia menghabiskan waktu berjam-jam di kantor, pulang dalam kondisi capek, tidak punya waktu untuk menemani anaknya bermain, tidak memiliki waktu untuk bercengkarama dengan istrinya, dan setelah itu dia tidur saja, kemudian besok bekerja lagi, begitulah rutinitasnya berulang-ulang.

Nah, tapi walaupun seperti itu, dia tetap akan miskin terus. Penghasilannya akan bertambah sedikit demi sedikit, tetapi pertambahannya hanya untuk menutupi inflasi. Sedangkan papah kaya, sebaliknya, papah kaya itu bekerjanya sama-sama kerja keras, tetapi tidak terjadwal, dan bahkan dia menentukan jadwalnya sendiri, dan seiring berjalannya waktu, waktu dia bekerja menjadi semakin sedikit, kegiatan dia untuk bisa mengaktualisasikan dirinya di dunia hobinya, bercengkerama dengan keluarganya menjadi semakin lama, semakin banyak, dan bahkan semakin banyak dia punya waktu luang, justru semakin besar penghasilannya.

Nah, kenapa bisa seperti itu? Coba baraya cek. Misalkan kualitas orang-orang kaya dan kualitas orang-orang miskin gitu Apakah itu benar-benar seperti yang dikatakan oleh Robert Kiyosaki? Robert Kiyosaki kemudian menjelaskan Masalah utamanya adalah soal mindset terhadap uang Jadi orang kaya menganggap bahwa uang itu adalah babunya, pembantunya Dan apapun yang dia lakukan sebenarnya adalah cara untuk memperbudak si uang itu Sedangkan orang-orang miskin itu bekerja untuk uang, bekerja untuk mendapatkan penghasilan dan karena itulah maka dia selamanya akan menjadi miskin ini pula lah yang sempat dikatakan oleh Francis Bacon salah seorang filosof terkemuka dari Eropa yang mengatakan bahwa ini catat ya walaupun ini sebenarnya sudah umum diketahui tapi catat aja penting bahwa uang itu adalah budak yang baik tetapi dia adalah majikan yang sangat buruk nah sayangnya mahasiswa-mahasiswa yang dinarasikan oleh oleh para panitia kegiatan tadi itu, kegiatan seminar itu, itu adalah mahasiswa-mahasiswa yang pasti, atau hampir pasti di masa depan akan menjadi papah-papah miskin, atau mamah-mamah miskin, seperti yang dijelaskan oleh Kiyosaki. Kenapa bisa seperti itu?

Karena terlihat jelas. Jadi maksudnya gini, untuk kuliah, apa yang harus kita pikirkan itu adalah motif tentang mendapatkan pengetahuan, tentang mendapatkan pengalaman, tentang mendapatkan skill, bahwa ketika kita kuliah, maka itu mengatakan, mengasah proses berpikir kita, menciptakan metodologi yang baru dalam benak kita, mewujudkan sensasi agar kita termotivasi untuk melakukan sesuatu yang lebih besar, mendorong kita berinisiatif untuk melakukan sesuatu, mengasah kemampuan dan keterampilan kita di dunia kerja, dan sebagainya. Itu adalah tujuan dari kuliah. Tetapi, yang dipikirkan oleh mahasiswa-mahasiswa yang tadi dijelaskan itu, mereka berpikir bahwa kuliah adalah cara untuk bisa bekerja secara instan, atau kuliah adalah cara mereka mengulur wajah.

waktu agar tetap dapat jajan dari papa dan mama karena mereka sampai sejauh ini belum bisa mandiri secara finansial, jadi karena dia ke kampus itu tujuannya adalah untuk mendapatkan ijazah dan ijazahnya itu didapatkan untuk mendapatkan pekerjaan maka dia sebenarnya tidak suka pada pembelajaran karena dia fokusnya itu adalah untuk mencari kerja, untuk mendapat ijazah karena fokusnya mencari ijazah dan mendapat kerja, ngapain dia capek-capek untuk ikut kegiatan begini dan begitu, ikut kegiatan seminar pendidikan mereka tidak akan berminat untuk itu bahkan mereka tidak berminat untuk belajar mereka memperlakukan bangku kuliah sebagai sarana mereka untuk mendapatkan ijasa dan pekerjaan di masa depan jadi wajar kalau misalkan banyak mahasiswa di zaman sekarang yang tidak lagi mau mengikuti seminar loka karya workshop dan pelatihan dan semacam itu karena mereka memang tidak berminat pada pendidikan gitu makanya mereka datang ke kampus mendengarkan dosen ngoceh mempersiapkan tugasnya dikumpulkan ya udah kerjaan kemudiannya seperti itu aja, karena apa? karena hanya ingin mendapatkan ijazah saja, kan gitu, itu yang pertama kemudian pikiran mereka itu adalah bahwa ketika si dosen ngasihin tugas mereka berpikir bahwa tugas itu adalah kewajiban sebagai seorang mahasiswa yang kemudian karena itu ya yang penting Google kewajiban mereka copas dari Google, kemudian dipindahin ke kertas mereka kemudian nama penulis aslinya diganti sama nama penulis kelompok dari mereka sendiri kemudian dipresentasikan dengan cara membaca yang penting apa? Yang penting sudah presentasi. Padahal kan bukan tugas dari dosen itu. Dosen berkasih tugas itu dengan tujuan apa?

Mendorong setiap mahasiswa bisa berpikir, bisa menggunakan akal pikirannya. Untuk mencari sumber, memverifikasi sumber, menganalisi sumber, kemudian menyajikan sumber. Kan begitu seharusnya.

Tapi karena mereka memang pikirannya bukan untuk itu. Pikirannya adalah untuk gugur kewajiban agar segera lulus kuliah dan kemudian mereka mendapatkan ijasa. Maka setiap tugas yang diberikan sama dosen, mereka copot. copas dan tidak peduli mau nanti bikin makalah mau bikin skripsi bikin apa ya kalau enggak copas nyari joki dan itu dianggap sebagai sesuatu yang lumrah sesuatu yang biasa bahkan di banyak kampus itu di sekitar kampusnya itu tukang joki itu terbuka buka kios-kios kayak gitu biasa-biasa aja bayar sejuta dua juta tiga juta skripsi selesai itu Nah apakah mahasiswa itu akhirnya dapat ijazah dapat tapi mereka enggak dapat ilmunya enggak dapat skillnya dan karena itu mereka memutuskan dapat ijazah untuk Untuk apa?

Si ijazah itu nanti akan diserahkan kepada perusahaan-perusahaan untuk mengemis pekerjaan Bayangkan baraya, baraya kuliah 4-5 tahun untuk mendapatkan soft skill, untuk mendapatkan pengetahuan, mendapatkan kesadaran Tetapi yang terjadi adalah setelah itu baraya menjual diri Tolong berikan saya pekerjaan, ini ijazah saya, tolong berikan saya pekerjaan, ini ijazah saya Kan seperti itu Tapi itu mindset mereka, pikiran mereka kalau udah lulus kuliah yaudah kembali kerja, apa lagi, gitu, kemudian coba kalau misalkan baraya cek misalkan ya, ketika mereka melakukan KKN, gitu, sekarang baru ketahuan banyak sekali, karena banyak pengakuan, gitu, jadi kalau misalkan mahasiswa-mahasiswa KKN itu justru malah membebani warga desa, bukan membantu, mereka nggak punya program yang lucu-lucu yang keren-keren, yang dibutuhkan sama masyarakat, nggak mereka paling, ya ngebantu 17 Agustus gitu doang, yang seandainya mereka tidak ada juga semuanya sudah berjalan dengan sangat baik, gitu, kemudian menurut saya, Mereka bikin plang yang gak penting penting juga, coba baraya cek itu orang-orang desa yang suka jadi tempat KKN apakah orang-orang mahasiswa itu membantu atau enggak? jadi beban kenapa? karena si mahasiswa-mahasiswa itu pikirannya bukan untuk membantu masyarakat kan KKN itu pikiran awalnya itu adalah bagaimana caranya agar mahasiswa itu memiliki kontribusi positif terhadap masyarakat dan memperkenalkan mereka dengan dunia nyata, dengan dunia sosial bahwa mereka memang di masa depan akan berbaur dengan masyarakat kemudian diharapkan mereka akan menonjol manfaatnya Mereka akan menonjol kontribusinya Kan gitu Tetapi yang penting mah lulus Yang penting mah mengerjakan program ini dan program itu Nanti dapat nilai Dapat IPK Kemudian dapat ijasa Kan begitu Akhirnya apa? Yang KKN itu Coba aja cek sama Baraya Malah jadi beban Kemudian yang mereka lagi ciri-cirinya ya Dan pada akhirnya seperti yang tadi dijelaskan Mereka enggan untuk berorganisasi Karena apa?

Tujuan saya kuliah bukan untuk berorganisasi Itu malah menghabiskan waktu saya Waduh Tujuan saya adalah untuk dapat ijazah. Nah, karena itu maka mereka males buat berorganisasi. Padahal berorganisasi dalam kemahasiswaan itu sangat penting. Karena apa? Karena sekali lagi nih, di kampus itu tujuan kita bukan untuk dapat ijazah, bukan untuk mudah cari kerja, tapi untuk soft skill kita menjadi lebih baik.

Kemudian kita memiliki spesialisasi di satu bidang, kita memiliki kemampuan berpikir metodologis, berpikir akademik, kan begitu. Tapi kan mereka... nggak peduli, yang penting dapat ijazah, itu masalahnya, dan karena itulah, maka pada akhirnya mereka seperti yang tadi itu, yang penting dapat ijazah, yaitu ngejoki kemudian nyontek, itu sudah menjadi hal-hal yang biasa, hal-hal rumrah gitu, nah sekali lagi ya, kita kaitkan dengan pikiran dari Pak Kiyosaki tadi kalau misalkan mahasiswa pikirnya adalah untuk dapat ijazah kemudian kerja, maka dipastikan mereka masa depannya akan miskin, karena apa? karena mereka memutuskan untuk jadi budak uang, mereka menghabiskan sekian banyak waktu yang mereka korbankan untuk dapat ijazah, dan ijazah itu digunakan untuk ngemis pekerjaan emang salah kalau bekerja, sama sekali tidak salah yang salah itu adalah motif untuk bekerjanya, kalau motif baraya untuk bekerja memang untuk mencari nafkah, untuk yang semacam itu maka tentu saja itu adalah positif, tapi kalau misalkan baraya nyari pekerjaan karena memang baraya cuma taunya kesana, maka itulah adalah sesuatu yang salah ada survei yang dilakukan oleh salah satu lembaga salah satu majalah online di Indonesia itu menyebutkan bahwa kenapa mahasiswa-mahasiswa zaman sekarang atau pemuda-pemuda zaman sekarang itu enggan untuk berwirausaha maka disitu ada tujuh dan hanya satu faktor eksternalnya Kenapa tidak mau berusaha tidak mau berwirausaha karena tidak memiliki modal karena belum memiliki ide bisnis karena tidak siap dengan resikonya karena tidak ada dukungan dari keluarga Karena ragu dengan kemampuan sendiri Tidak tahu mulai dari mana dan ingin mencari pengalaman baru.

Dari tujuh alasan ini, hasil surveinya, hanya tidak ada dukungan dari keluarga yang merupakan faktor eksternal. Sisanya adalah faktor internal. Artinya apa?

Mahasiswa-mahasiswa itu kenapa tidak mencari kesempatan untuk berwirausaha dan memilih untuk bekerja adalah karena mereka memang tidak siap dan tidak mau. Jadi artinya apa? Mereka kuliah habis-habisan hanya untuk menjadikan dirinya diatur oleh pihak lain.

Kan? Kan kalau baraya sebagai pekerja, maka gajinya diatur sama pihak lain. Baraya ketergantungan sama pihak lain, kan? Kemudian jam kerjanya diatur sama pihak lain. Baraya ketergantungan.

Kemudian jenis pekerjaannya diatur sama orang lain. Kemudian baraya bahkan bergaul dengan siapa, berpartner dengan siapa, itu juga ditentukan sama pihak lain. Artinya jadi budak.

Nah, kalau jadi budak, baraya nggak bisa jadi kaya karena nggak ada kemandiran finansial di situ. Tapi, kebanyakan mahasiswa zaman sekarang justru kuliah untuk kerja. Kerja yang berarti diatur-atur sama pihak lain.

Iya kan? Iya, karena kayak Robert Kiyosaki tadi itu. Jadi kalau misalkan Baraya di sini ada yang sekarang jadi mahasiswa. Kemudian berpikir, ah yang penting mah dapat ijazah dan sebagainya.

Saya garis bawah ya. Secara teoritis Baraya akan mengarah kepada kemiskinan. Atau pas-pasan hidupnya. Nah, jadi gimana dong solusinya? Kan emang kuliah itu untuk nyari.

dikerja, bukan pada, ya gini ya saya jelasin kurang lebihnya seperti ini Ibu Taylor Swift eh, Ibu Taylor Swift susah banget ngejanya, Ibu Taylor Swift itu kenapa dia diundang sama banyak negara, untuk konser karena dia bagus dan udah mah diundang, dia yang dibayar pula, jadi misalkan kemarin dia ke Singapura, kemudian dibayar gara-gara apa, apakah dia mengemis-ngemis ke Singapura, please undang saya untuk nyanyi di sana, karena Singapura yang maksain banget mengorbankan uang triliunan rupiah katakanlah untuk mendatangkan dia gitu Kenapa seperti itu karena kualitasnya bagus Pak Deddy kok bisa lihat podcastnya iklannya numpuk dimana-mana emangnya Pak Deddy yang Mohon-mohon ngejuin proposal ini ijazah saya please. Masang iklan di saya. Kan enggak itu sih perusahaan-perusahaan yang datang ke kantor Pak Deddy Kubisa. Untuk nawarin Pak saya mengiklan di sini. Dan Pak Deddy yang menentukan saya terima atau saya tolak gitu.

Jadi dia yang galaknya gitu. Kenapa bisa sebagainya? seperti itu, jadi ini aturan berikutnya, kalau baraya mau kaya baraya jadi bosnya dari si uang itu, baraya jadi majikan bukan jadi budak si uangnya artinya apa?

jadi kualitas baraya itu dikuatkan dulu kalau misalkan kualitas baraya sudah kuat, sudah bagus, sudah hebat, sudah kinclong, maka duit akan ngejar-ngejar baraya, kalau baraya hidupnya tidak berkualitas, maka baraya ngejar-ngejar duit, itu aturannya, kayak tadi itu, Taylor Swift itu nyanyinya bagus dulu uh entertainnya bagus dulu suaranya bagus dulu nah setelah itu baru duit ngejar-ngejar dia ayo datang kesini saya bayar sekian miliar ayo datang kesini saya bayar sekian miliar pas dia datang ribuan orang ngantri tiket hanya untuk nonton dia kenapa? kualitasnya dulu setelah kualitasnya bagus duit akan nyari-nyari dia kan gitu itu dokter Richard Lee di Indonesia itu salah satu dokter yang sangat kaya raya tajir melintir duitnya puluhan miliar setiap bulan bulan penghasilannya, dari mana? apakah dia ngelamar pekerjaan kesana kesini?

ya enggak juga jadi, dia punya kualitas sebagai dokter dia punya temuan-temuan dia jago bisnis, dia melihat peluang-peluang setelah itu duit ngejar-ngejar sama dia, kan gitu rumusnya, jadi kalau barai misalkan mau kuliah, silahkan ikuti organisasi, silahkan ikuti seminar seminar loka karya dan sebagainya karena apa? kuliah bukan untuk kerja kuliah itu untuk membuat kualitas diri barai itu hebat... Kuat, bersemangat, antusias Baraya menjadi cerminan Bagi orang yang sukses Dan kalau sudah seperti itu Maka duit itu akan ngejar-ngejar baraya Duit itu siap diperbudak sama baraya Bukan sebaliknya Ngejar-ngejar mahasiswa Tujuannya apa?

Biar gampang ngelamar kerja Serius? Kuliah lama-lama hanya untuk Menentuk jam kerjanya ditentukan sama orang lain Gajinya ditentukan sama orang lain Serius kayak gitu? Itu mindsetnya kacau Makanya banyak baca buku baraya Terima kasih karena sudah menyimak Saya Guru Gembel Assalamualaikum Wr.

Wb