Transcript for:
Sejarah Peradaban Islam dari Nabi hingga Abbasiyah

Intro Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillah.

Wassalatu wassalamu ala rasulillah Muhammad ibn Abdillah. Wa ala alihi wa sahbihi wa maw'ala amma ba'du. Islam ini baru muncul pada abad ke-7. Sebelum Islam datang, sudah ada nabi-nabi sebelumnya. Ada Nabi Adam, ada Nabi Nuh, kemudian Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, maka lahirlah Nabi Muhammad SAW.

Kalau kita baca buku-buku sejarah, sebenarnya sebelum Islam datang, itu lokasi Mekah. Pernah ditempati oleh Nabi Ismail, pernah ditempati oleh Nabi Ibrahim. Yang menetap tentu saja adalah Nabi Ismail. Inilah saya kira dua toko yang meletakkan peradaban di daerah Mekah itu. Ketika Nabi Ibrahim bergerak dari Palestina menuju ke Mekah, untuk menempatkan anak dan ibunya berada di Mekka.

Begitu mau pulang, Nabi Ibrahim agak ngenes di dalam Quran diceritakan, kata Nabi Ibrahim, رَبِّ إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّي يَتِبِوَى دِنْ غَيْرِ ذِي زَرَعُنِ إِنْ دَبَيْتِكَ الْمُحَرَّمُ Ya Allah aku menempatkan anak keturunanku, Biwadin, di sebuah lembah. Gwairi zizar'in, tidak ada tumbuh-tumbuhan di situ. Rabbana liyukimus sholat, untuk menegakkan sholat.

Jadi, Mekah yang pada mulanya itu, Masjidil Haram pada saat itu pada mulanya sepi, tidak ada yang datang. Dengan adanya Nabi Ibrahim sebentar di situ, kemudian Nabi Ismail. Maka peradaban mulai tumbuh disitu Akhirnya ada yang disebut dengan Air zam-zam Kemudian Nabi Ibrahim membangun Ka'bah Wa idhiyarfa'u Ibrahimul Qawwal Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail kemudian membangun Kaabah. Padahal Kaabah ini disebut di dalam Quran sebagai rumah ibadah pertama yang dibangun oleh para ibadah.

Nabi dan Rasul Rumah suci yang pertama dibangun oleh Allah Adalah rumah suci yang ada Di bakkah itu Quran menyebutnya Pada mulanya bakkah Tapi nanti kemudian disebut Sebagai makkah Bahkan sebagian di dalam Quran disebutnya Mekah ini sebagai Ummul Qura. Jadi induk dari desa-desa. Itu sebabnya sebagian tafsir menyatakan Nabi Muhammad disebut Al-Ummi. Bukan karena Nabi tidak bisa membaca dan tidak bisa menulis, tapi Nabi disebut sebagai Al-Ummi karena Nabi berasal dari Ummul Qura.

Ummul Qura itu apa? Ibu dari desa-desa yaitu Mekah itu. Di Arab Saudi sekarang ada universitas yang disebut dengan Universitas Ummul Qura.

Itu nama lain dari Mekah. Nah, Rasulullah lahir di Mekah. Ketika lahir, Rasulullah SAW ini sudah tidak memiliki ayah.

Karena ayahnya sudah meninggal dunia ketika Nabi baru berumur dua bulan di dalam kandungan ibunya. Lama tamma min hamlihi syahrani ala mashuril akwali marwiyah tuwufiyabil madinatil munawwarati abuhu abdullah Ketika Nabi berumur dua bulan di dalam kandungan ibunya, maka bapaknya yang bernama Abdullah itu meninggal dunia. Nanti menarik, setelah bapaknya meninggal dunia, ibunya ketika umur, ketika Nabi...

Muhammad umur 6 tahun, ibunya yang meninggal. Ketika berumur 8 tahun, kakeknya yang meninggal. Ini semuanya adalah desain Allah untuk menegaskan bahwa tidak ada orang yang sangat berpengaruh terhadap kepribadian Nabi, bahkan orang yang tidak berpengaruh. tuanya pun tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kepribadian Nabi makanya Nabi yang bersabda ada bani Robby faahsana ta'dibi Allah yang langsung mendidik saya Fa'ahsana ta'dibi maka baguslah akhlak saya.

Etika Nabi itu dipuji oleh Allah di dalam Quran. Innaka la'ala khulukin azim. Sesungguhnya engkau Muhammad adalah orang yang memiliki budi pekerti yang agung.

Ini pujian Allah terhadap ketinggian akhlak baginda Nabi. Tapi sekalipun Nabi dari kecil sudah dikenal sebagai orang yang akhlaknya terpuji. dikenal sebagai al-amin orang yang terpercaya, Nabi diangkat oleh Allah menjadi Nabi dalam usia yang cukup matang, yaitu umur 40 tahun, usia yang cukup matang.

Bukan umur 20 tahun, apalagi umur 10 tahun. Jadi kenabian pun di dalam mengangkat seorang nabi yang terakhir, nabi ini Allah mempertimbangkan usia juga. Nabi berumur 40 tahun diangkat menjadi nabi. Wahyu yang pertama kata Ibn Kathir berupa ar-ru'ya as-salihah, mimpi-mimpi yang benar. Ibn Kathir mengutip sebuah pandangan di dalam kitab Al-Bidayah wa'l-Nihaya.

Baru umur 43 tahun, Rasulullah itu menerima wahyu berupa Al-Quranul Karim. Ini pendapat yang tidak cukup populer tapi ada di lingkungan para pemikir Islam. Jadi karena Nabi ini menjadi akhlak yang terpuji, akhlaknya terpuji, maka ketika Nabi mendeklarasikan diri sebagai seorang Nabi, Tidak akan ada orang yang menyimpulkan bahwa Nabi Muhammad itu berbohong karena rekam jejaknya di masa lalu adalah dikenal sebagai seorang al-amin, orang yang terpercaya. Umur 25 tahun, Nabi menikah dengan Khadijah.

Jadi pernikahan Nabi dengan Khadijah itu terjadi sebelum Nabi diangkat menjadi Nabi. Bahkan seluruh anak-anak Nabi dengan Khadijah itu meninggal sebelum ada Islam. Makanya pernikahan Nabi dengan Khadijah itu terjadi ketika Nabi belum diangkat menjadi Nabi. Nabi menetap di Mekah. Dari kecil, lahir, 40 tahun, bahkan kemudian sampai 13 tahun ketika Nabi deklarasi sebagai seorang Nabi masih bertahan di Mekah.

Tapi rupanya sebagian besar masyarakat Mekah itu agak resisten terhadap orang baru yang mendeklarasikan diri dengan nilai-nilai baru. Ketika kecenderungan masyarakat ini adalah menyembah patung dan berhala, ketika dibelokkan agar tidak menyembah benda-benda yang tidak bermanfaat ini, tapi menyembah kepada Allah, resistensi terjadi luar biasa. Akhirnya Nabi memerintahkan kepada sebagian umat Islam untuk meminta suaka politik ke sebuah negeri yang disebut dengan Abyssinia, saat ini Ethiopia, yang saat itu rajanya adalah Raja.

Raja Kristen. Salah satu pimpinan delegasi hijrah yang pertama umat Islam ini adalah Ja'far bin Abi Talib. Kita tahu Ja'far bin Abi Talib ini adalah sepupu dari Nabi. kakak dari Ali bin Abi Talib menjadi pimpinan hijrah yang pertama ke Abyssinia.

Tapi hijrah umat Islam ke Abyssinia tidak diikuti oleh baginda Nabi. Hanya sebagian sahabat saja. Abu Bakar al-Siddiq tidak ikut berangkat ke Abyssinia.

Umar bin Khattab juga tidak ikut. Sementara embargo ekonomi terhadap keluarga Nabi itu terjadi. Terhadap keluarga umat Islam terjadi. Intimidasi, kekerasan yang pertamanya, Sama dialami oleh umat Islam di dalam periode Mekah itu, 13 tahun ke-Nabian, dialami oleh orang-orang seperti Ammar bin Yasir, bersama dengan ayah dan ibunya mengalami kekerasan.

Rupanya setelah dievaluasi mungkin oleh Nabi, ini tampaknya nggak bisa bertahan lama kita berada di Mekah. Maka ada perintah dari Allah untuk hijrah. Hijrahnya tidak lagi ke Etiopia, tapi hijrahnya menuju Medina. Masih on ya, masih. Sebelum Nabi hijrah ke Medina, pernah Nabi melakukan uji coba untuk menjadikan Taif sebagai area dakwah.

Tapi di Taif Nabi juga. Mendapatkan resistensi dari masyarakat Taif itu terjadi beberapa bulan sebelum Nabi diangkat oleh Allah melakukan isra'dan mi'raj. Nah setelah gagal di Taif, intimidasi terhadap umat Islam terus dilakukan, maka kemudian Nabi bergerak menuju Medina, menuju ke utara. Di Medina inilah Nabi membangun peradaban. Kalau di Mekah Nabi hanya sebagai seorang kepala agama, Maka ketika nyampe di Madinah, Nabi bukan hanya seorang kepala agama, Nabi juga kepala negara, menjadi pemimpin politik.

Ketika Nabi menjadi pemimpin politik, itu di dalam buku-buku sejarah kita tahu, sempat dilakukan sensus penduduk yang pertama. Jumlah masyarakat Madinah ketika itu 10.000. Dari 10.000 itu 4.500 orang musyrik Madinah, 4.000 orang Yahudi, dan 1.500 umat Islam. Tapi sekalipun umat Islam minoritas di dalam periode Madinah yang awal ini, Nabi membuat sebuah traktat politik untuk menyatukan seluruh penduduk Madinah yang kita kenal sebagai piagam Madinah atau metahul Madinah. Itu kalau kita baca isi dari piagam Madinah luar biasa.

Nabi ingin menyatukan seluruh penduduk Madinah yang plural itu. Kalau ada orang Yahudi diserang, maka umat Islam ikut membantu. Kalau ada umat Islam yang diserang, kemudian orang Yahudi juga membantu.

Tapi rupanya... Orang Yahudi tidak bisa melihat keunggulan-keunggulan yang terus dimiliki oleh umat Islam. Karena ketika nyampe ke Madinah, Nabi menjadi pemimpin politik, akhirnya bukan hanya sumber daya politik yang dikuasai oleh umat Islam, tapi juga sumber daya ekonomi. Karena sebagian orang Yahudi itu berfikirnya sangat eksklusif, sumur orang Yahudi tidak boleh didatangi oleh orang Islam. Akhirnya yang dilakukan oleh baginda Nabi, Nabi kemudian membeli sumur.

Nabi kemudian membeli pasar, Nabi membeli pekuburan. Kalau kita ke Medina yang sekarang ini, itu di depan Masjid Nabawi, itu dulu adalah pasar. Tapi karena pelebaran yang sekarang tidak mungkin ada pasar di situ.

Jadi Nabi bukan hanya mengurusi agama di Medina, tapi juga mengurusi pemberdayaan ekonomi masyarakat. Nabi mengurusi pasar, Nabi mengurusi harga-harga di pasar, dan seterusnya. Nah, kecemburuan orang Yahudi ini ongkosnya tidak sederhana. Akhirnya mereka melanggar konstitusi. Nabi datang ke perkampungan Bani Nazir, Nabi tidak tahu ternyata mereka akan membunuh Nabi.

Maka terjadilah pengusiran pertama terhadap orang Yahudi di Madinah. Di dalam surat Al-Hashr disebutkan, وَالَّذِي أَخْرَجَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ مِنْ دِيَارِهِمْ Dan seterusnya, لِأَوَّلِ الْحَشَرِ Terjadi pengusiran yang pertama, karena orang Yahudi melanggar konstitusi. Akhirnya, Biagam Madinah tidak bisa diterapkan lagi.

Di dalam perjalanan waktu, kota Madinah kemudian menjadi kota yang eksklusif hanya dihuni oleh umat Islam, mayoritas. Ada beberapa orang Yahudi di Madinah yang tetap bersama dengan Nabi sekalipun agama. namanya Yahudi. Seperti Mukhairi, Mukhairi itu konglomerat Yahudi, tinggal di Madinah bersama-sama dengan Nabi, berperang di Perang Uhud melawan orang musyrik Mekah. Dan dia menjadi korban dari Perang Uhud itu.

Ketika Mukhairi meninggal, Rasulullah bersabda, Mukhairi khairul Yahud. Mukhairi adalah sebaik-baik orang Yahudi. Karena orang Yahudi sudah mayoritas berada di pinggiran, tidak lagi berada di dalam kota Madinah, maka Nabi memimpinnya kemudian berdasarkan cita-cita Nabi sendiri. Akhirnya diatur semuanya. Tapi Nabi tidak bertahan lama setelah terjadi penaklukan kota Mekah, Madinah sudah dikuasai, terjadi penaklukan kota Mekah.

Beberapa perjanjian sudah dilakukan seperti perjanjian Hudaybiyah dan lain-lain. Nah maka kemudian Mekah dikuasai oleh Nabi. Tapi Nabi keburu meninggal dunia, Islam belum masuk ke Persia. Islam belum masuk ke Mesir.

Islam belum masuk ke Syria. Maka dikuasainya negeri-negeri di sekitar Hidup. Hijaz itu terjadi setelah Rasulullah SAW meninggal dunia.

Dilanjutkan oleh Abu Bakar As-Siddiq. Dilanjutkan oleh Umar Ibn Khattab. Dilanjutkan oleh Uthman bin Affan. Dilanjutkan oleh Ali bin Abi Talib yang dikenal sebagai Al-Khulafa Ar-Rashidun. Para pemimpin yang terpuji.

Tapi pada zaman... Ali bin Abi Talib, pusat pemerintahan dipindahkan dari Madinah menuju ke Persia. Nanti setelah pindah ke Persia oleh Daulah Umawiyah, pusat kekuasaan tidak lagi di Bagdad, tapi dipindahkan ke Damascus. Habis Daulat Umawiyah hancur, pemerintahan kemudian bergerak lagi ke menuju Bagdad, yaitu pada zaman Daulat Abbasiyah. Nah pada zaman salaf, yang kita sebut sebagai zaman salaf itu adalah zaman periode nabi, periode sahabat, dan periode tabiin, 300 pertama dari era kenabian sampai zaman tabiin itu, kita melahirkan banyak ulama-ulama besar.

Nanti dilanjutkan pada daulah abbasiah. Pernah terjadi sengketa politik yang luar biasa. Siapa yang akan menggantikan Nabi sebagai kepala negara? Akhirnya kemudian disepakati Abu Bakar as-Siddiq. Dari Abu Bakar...

al-Siddiq kemudian berpindah kepada Umar bin Khattab, kepada Uthman dan kepada Ali. Kalau kita perhatikan, sistem pemelihan dari khilafah-khilafah ini, dari khalifah-khalifah ini tidak ada yang sama. Yang pertama terpilihnya Abu Bakar as-Siddiq itu dengan cara musyawarah yang terjadi di Saqifah Bani Sa'idah. Itu juga yang sekarang menjadi kebun kurma kecil di depan Masjid Nabawi, itu dulu disebut dengan Saqifah Bani Sa'idah.

Disitulah disepakati Abu Bakar as-Siddiq menjadi kepala negara. Tapi dari Abu Bakar as-Siddiq kepada Umar bin Khattab tidak lagi melalui proses musyawarah. Tapi penunjukan langsung dari Abu Bakar as-Siddiq.

Dari Abu Bakar as-Siddiq kepada Umar bin Khattab itu menggunakan sistem formatur. Dari Abu Bakar As-Siddiq kepada Umar bin Khattab menggunakan penunjukan yang disebut dengan Waliul Ahdi. Dari Umar bin Khattab menuju Uthman menggunakan sistem formatur. Dan begitu seterusnya.

Karena itu yang disebut sebagai sistem pemerintahan Islam dengan cara begini tidak tunggal. Yang penting amanah, yang penting... Adil, sistem pemelihannya bisa beraneka ragam sesuai dengan konteks zaman.

Pada zaman Umar bin Khattab itulah kemudian Islam mulai masuk ke daerah Persia, melalui masuk ke daerah Syria. Zaman dulu disebut dengan Syam. Syam zaman dulu itu sekarang meliputi empat negara ya. Palestina, Libanon, Syria, empat negara.

Kayaknya, Dayaan Dallus zaman dulu sekarang berapa negara tuh? Spanyol, Maroko, Tunis, Aljazair. Ali bin Abi Talib kita kenal sebagai sahabat dengan kepemimpinannya sebagai seorang ulama. Uthman bin Affan sebagai saudagar kaya. Umar bin Khattab sebagai orang yang tegas.

Abu Bakar al-Siddiq sebagai orang yang sabar. Ini puncak kegemilangan perkembangan Islam. Dilanjutkan oleh Daulah Umawiyah.

Sempat terjadi persengketaan politik. Terjadi sejumlah konflik di tubuh umat Islam, lalu diatasi oleh Umar ibn Abdul Aziz. Maka Umar ibn Abdul Aziz dikenal sebagai khalifah yang melarang menjadikan khutbah jumat atau mimbar khutbah sebagai tempat cacimaki sesama umat Islam.

Itu jasa besar dari Umar ibn Abdul Aziz. Makanya di akhir khutbah Jumat yang sering dibaca oleh para khatib itu, selalu di ujungnya, إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِتَى إِذِ الْقُرْبَةِ وَيَنْهَا عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ Jadi tidak boleh ada baghi di tubuh umat Islam. Orang yang biasanya mencaci, Ali bin Abi Talib harus berhenti.

Yang mencaci Muawiyah juga selanjutnya harus berhenti. Membar khutbah Jumat bukan area untuk menyampaikan agitasi politik. Itu dilakukan oleh Umar Ibn Abdillah Aziz. pada zaman Daulah Abbasiyah.

Kalau kita perhatikan, jika pada sebelumnya bukan monarki, bukan kerajaan, dan biasanya kepala negara itu juga seorang ulama, Abu Bakar ulama, Umar, Uthman, dan Ali, semuanya adalah dikenal sebagai ulama, di samping seorang kepala negara. Pada zaman Daulat Basya mulai terjadi pemisahan karena Muawiyah bin Abi Sufyan tidak dikenal sebagai seorang ulama. Tidak dikenal sebagai seorang ulama. Muawiyah bin Abi Sufyan murni sebagai seorang politisi.

Baru nanti pada zaman Umar ibn Abdul Aziz, ini adalah cucu dari Umar ibn Khattab, mulai kembali ulama sebagai kepala. negara. Tapi tidak bertahan lama, Daulat Umawiyah keburu jatuh, akhirnya dilanjutkan pada zaman periode Daulat Abbasiyah yang kekuasaannya membentang cukup lama dalam kurun waktu Hampir 500 tahun, jadi lama sekali. Pada zaman Daulat Basya inilah kita mendengar cerita-cerita.

Kehebatan Islam, karena temuan ilmu pengetahuan itu banyak terjadi pada zaman Daulat Basya. Maka ada tokoh-tokoh yang dikenal sebagai saintis misalnya. Seperti Al-Khawarizmi, para filosof mulai muncul.

Seperti Ibn Sina. Al-Kindi, Al-Farabi, umat Islam menjadi tidak eksklusif lagi. Umat Islam membangun jembatan komunikasi ilmu pengetahuan ke Yunani misalnya. Tumbuh berbagai macam jenis ilmu pengetahuan.

Bukan hanya karena kontak dengan Yunani, tapi karena banyak ulama-ulama yang menerjunkan diri kepada pengembangan ilmu pengetahuan. Ada perguruan tinggi yang bagus saat itu yang disebut sebagai Al-Madrasah An-Nidhamiyah. Madrasah Nidhamiyah ini perguruan tinggi besar yang melahirkan ulama-ulama besar. Alumni-alumni-nya keren-keren.

Al-Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali itu juga alumni Madrasah Nidhamiyah ini, bahkan pernah menjadi soal. Orang rektor di situ, Imamul Haramain juga alumni sini. Kemudian Izzuddin Ibn Abdisalam juga alumni Madrasah Nizamnya ini. Ini dianggap sebagai puncak kegemilangan dari peradaban Islam, yaitu pada zaman Daulah Abbasiyah. Tapi setelah seiring waktu terjadi konflik di tubuh kerajaan, maka muncul kemudian dinasti-dinasti kecil yang berkuasa, lepas dari cengkraman kekuasaan dari Daulah Abbasiyah.

Maka muncul seperti dinasti Faltimiyah di Mesir, yang nanti melahirkan Perguran Tinggi Al-Azhar. dinasti Fatimiyah kita tahu arah ideologinya adalah Syia tapi nanti dinasti Fatimiyah di Mesir ini dikalahkan oleh dinasti Ayyubiyah yang dipimpin oleh Salahuddin Al-Ayyubi maka sejak itu Al-Lazhar orientasinya berubah dari Syia menjadi Sunni yang terjadi belakangan akhirnya Al-Lazhar menghimpun banyak madhab termasuk madhab Ja'afari dari fikir Syia Dan begitu seterusnya. Ada dinasti Saljuk, ada dinasti Buwaihi, ada dinasti Morobitun di daerah Afrika Utara.

Mulai terpecah-pecah karena kekuasaan tidak lagi sangat powerful. Mulai melemah di mana-mana. Maka terjadi serangan kepada Daulat Basya yang menyebabkan Daulat Basya hancur sekitar tahun 1200-an. sudah hancur kemudian terus melemah sehingga terjadi disintegrasi politik nah kayaknya Ibnu Taimiyah itu lahir ketika terjadi disintegrasi politik Para ulama sudah sibuk dengan disintegrasi politik, akhirnya karya-karya besar tidak bisa dilahirkan kembali.

Sejak Mongol, bangsa Tatar menyerang Daulat Basiyah. Jadi pada zaman Daulat Basiyah ini, kita menikmati puncak peradaban ilmu pengetahuan. Di daerah Syam kita menyaksikan lahirnya banyak ulama-ulama besar, bahkan di daerah Spanyol kita juga menyaksikan lahirnya banyak ulama-ulama besar.

Seperti Al-Qurtubi melahirkan tafsir Al-Jami'al-Yahakami'al-Quran. Ada juga filosof yang dikenal sebagai Ibn Rushd. Ibn Rushd itu memiliki karya-karya yang pengaruhnya saya kira sampai sekarang. Belum lagi yang ada di sekitar, apa namanya, dalam Persia sendiri.

Misalnya kalau kita perhatikan yang menjadi puncak peradaban ilmu pengetahuan saat itu, ada tiga lokasi. yaitu Bagdad, Basrah, dan Kufa. Itu ulama-ulama besar lahirnya dari situ.

Makanya Imam Ghazali, Imam Ghazali itu kan lahir kalau sekarang di daerah Mashhad. Mashhad itu sekarang menjadi bagian dari Iran. Disebut dulu sebagai Tus. Itu bergerak menuju Bagdad jauh sekali.

Yang menjadi bagian dari Irak. Jadi dari Iran menuju Irak yang sekarang. Jadi ada Bagdad, Sufi namanya Junaid al-Baudadi ya dari Bagdad.

Ada Abu Hashim al-Kufi, ini juga dari Kufa. Kemudian Robiah al-Adawiyah. Jadi kalau disamakan dengan sekarang ini, jadi ada Ciputat, ada Depok, ada Jakarta menjadi pusat-pusat peradaban. Nah saat itu juga begitu, Bagdad adalah sentranya, pinggirannya ada Kufa dan ada Basra. Jadi sejak dulu kota itu menjadi pusat peradaban.

Pusat peradaban itu agak sulit terbangun dari desa. Karena sentra-sentra keilmuan, ulama-ulama besar itu tumbuh di kota. Tentu karena fasilitas tidak secanggih sekarang. Dulu kalau mau menjelaskan, Jadi orang alim yang gak bisa di desa harus bergerak menuju kota.

Makanya Bagdad, Basra, dan Kufa itu menjadi sentra keilmuan. Baru agak belakangan, ini kan awalnya di Hijaz yang disebut dengan Mekah Madinah, menuju Persia, akhirnya berjalan ke Kufa. bergerak menuju Syam dan bergerak menuju Andalus. Itu tidak bisa kita abaikan empat lokasi yang menjadi tempat persemayan peradaban Islam. Hijaz sendiri, Mekah, Medina, kemudian Persia yang di dalamnya ada Bagdad.

ada Basra dan ada Kufa, Imam Abu Hanifa itu di Bagdad. Nanti muridnya yang disebut dengan Muhammad Hasan As-Syaibani, yang menjadi guru dari Imam Shafi'i, itu juga di Bagdad. Imam Shafi'i sendiri adalah orang Yang lahir di jalur Gaza, padahal orang tuanya orang Mekah, kemudian pindah ke Mekah, nanti belajar kepada Imam Malik di Madinah, sempat belajar ke Yaman, nggak bisa tidak. Beliau juga harus bergerak. menuju Baghdad karena belajar fiqih Hanafinya di Baghdad kepada Muhammad bin Hasan as-Syaibani karena Imam Syafi'i lahir 150 Hijri ya pada tahun itu juga Imam Abu Hanifa meninggal meninggal dunia makanya tidak bisa berguru langsung kepada Imam Abu Hanifa sehingga untuk belajar fiqih Hanafi Imam Abu Hanifa berguru kepada muridnya Hasan as-syaibani tapi habis dari Bagdad Imam Syafi'i perlu bergerak menuju Mesir jadi sejak dulu ulama-ulama kita itu tidak pernah stay pada satu lokasi selalu bergerak mobile mencari ilmu Imam Bukhari juga begitu, Imam Muslim juga begitu, Izzuddin Ibn Abdis Salam juga begitu.

Makanya ulama-ulama yang belakangan juga begitu. Belajar di mana, lahir di mana, bekerja di mana. Itu seperti sudah merupakan sunnatullah. Tapi tampaknya kejayaan daulat basya tidak bisa dilanjutkan. Terjadi sengketa konflik internal di tubuh kerajaan yang menyebabkan kerajaan ini melemak, sehingga bisa dengan mudah diserang oleh pihak luar, sehingga pada akhir tahun 1200-an kerajaan ini jatuh.

Setelah kerajaan ini jatuh, maka yang berkuasa kemudian adalah dinasti-dinasti kecil di daerah-daerah masing-masing. Tidak lagi tersentral pada daulah ambasya. Habis itu masuk... disintegrasi politik, tercerai berai untuk selanjutnya nanti bergerak menuju kerajaan Turki Usmani. Nah habis ini kita bisa mendiskusikan materi ini, sejarah peradaban Islam yang pertama ini, mulai dari zaman Nabi sampai jatuhnya Daulah Abbasiyah.

Terima kasih. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.