Transcript for:
Analisis Semotika Peirce dan Tanda

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, salam. Halo teman-teman, pada kesempatan kali ini kita akan membahas analisi semotika Charles Sanders Peirce. Namun sebelum jauh ke sana, kita akan melihat terlebih dahulu semotika secara umum. Jadi, perkembangan pola pikir manusia merupakan sebuah bentuk perkembangan yang mencari terbentuknya suatu pemahaman yang merujuk pada terbentuknya sebuah makna. Apabila kita...

Kita amati sebenarnya kehidupan kita saat ini tidak pernah terlepas dari bagaimana makna, persepsi, atau pemahaman terhadap apapun yang kita lihat, kita dengar, atau kita rasakan. Nah, coba teman-teman kita sekarang melihat benda-benda yang ada di sekeliling kita. Seringkali, tanpa memikirkan bentuk dan wujud benda tersebut, kita sudah bisa mengetahui apa nama dari benda itu.

Misalnya, ketika kita mengendari sepeda motor atau mobil di jalan raya, maka kita bisa memaknai setiap bentuk tanda lalu lintas seperti traffic light atau tanda dilarang parkir dan lain sebagainya. Nah, dengan tanda-tanda ini, kita mencoba mencari keteraturan di pentas dunia yang kini sudah kacabalau agar kita punya sedikit pegangan. Jadi, tanda itu sebenarnya bertebaran di mana-mana bahkan mulai dari diri kita sendiri saat kita berbicara, saat kita diam bahkan, atau ketika kita tersenyum. ketika kita menangis atau ketika kita cemberut. Nah, teman-teman, dari hal ini, pernahkah terlintas dalam benak kita sebuah pertanyaan mengapa tanda ini dimaknai begini atau mengapa simbol itu dimaknai sedemikian rupa?

Misalnya, kenapa kalau tersenyum diidentikan dengan kebahagiaan? Seperti itu. Nah, kajian keilmuan yang meneliti mengenai simbol atau tanda dan konstruksi maknai yang terkandung dalam tanda tersebut Dinamakan dengan semotik yang akan kita pelajari nanti. Jadi ini saya pikir akan sangat menarik untuk kemudian kita melihat ternyata sebagai anak ilmu komunikasi, semotika itu sangat penting untuk dipelajari.

Berikutnya kita akan melihat pengertian semotika. Nah, seperti tertulis di sini, semotika sendiri merupakan suatu disiplin ilmu dan metode analisis untuk mengkaji tanda-tanda yang terdapat pada suatu objek untuk diketahui makna yang terkandung dalam objek tersebut. Nah, suatu tanda menandakan sesuatu selain dirinya sendiri dan makna adalah hubungan antara sesuatu objek atau ide dari sesuatu tanda.

Sementara secara etimologis, kata semotika diturunkan dari bahasa Inggris yaitu semotiks. Nah, nama lain semotika adalah semologi. Keduanya, memiliki arti yang sama yaitu sebagai ilmu tentang tanda. Jadi, baik semotika atau semologi berasal dari bahasa Yunani yaitu semion yang berarti tanda. Nah, secara terminologis, semotik dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek peristiwa-peristiwa seluruh kebudayaan sebagai tanda.

Ketika kita berbicara mengenai sebuah kajian ilmu atau sebuah teori, maka tidak bisa terlepas dari tokoh-tokoh yang mencetuskan kajian tersebut. Semotik sendiri tentunya memiliki tokoh-tokoh yang menjadi pemikir terbentuknya sebuah tradisi semotik. Nah, tokoh-tokoh dalam kajian tersebut yang pertama adalah Ferdinand de Saussure. Siapa sih tokoh ini? Jadi, beliau adalah salah satu tokoh yang berkecimpung dalam kajian semotik.

Tokoh yang terkenal dengan konsep semotik signifier atau penanda dan signified atau petanda ini telah memperkenalkan konsep kajian semotik yang memberikan sumbangsi terbesar bagi kajian keilmuan. Tokoh berikut ini adalah Roland Barthes. Dan Roland Barthes sendiri teman-teman menjadi tokoh yang begitu identik dengan kajian semotik. Nah kenapa demikian?

Karena pemikiran semotik Barthes bisa dikatakan paling banyak digunakan dalam penelitian. Konsep pemikiran Barthes terhadap Syemboitik terkenal dengan konsep mitologis atau mitos. Jadi sebagai penerus dari pemikiran Sosur, Rola Barthes menekankan interaksi antara teks dengan pengalaman personal dan kultural penggunanya, interaksi antara konvensi dalam teks dengan konvensi yang dialami dan diharapkan oleh penggunanya.

Jadi konsep pemikiran Barthes yang demikian dikenal dengan tataan pertandaan atau order of signification. Seperti itu. Sementara John Fiske teman-teman melihat semotika sebagai studi tentang pertanda dan makna dari sistem tanda, ilmu tentang bagaimana makna dibangun dalam teks media, atau studi tentang bagaimana tanda dari jenis karya apapun dalam masyarakat mengkomunikasikan makna.

Seperti itu. Selanjutnya kita punya Zos di sini yang melihat Semotika adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda, berfungsinya tanda, dan produksi makna. Tanda merupakan sesuatu yang bagi seseorang berarti, sesuatu bagi yang lain.

Nah, Zos melihat segala sesuatu yang bisa diamati atau dibuat teramati bisa disebut tanda. Karena itu, baginya tanda tidak terbatas pada benda. Jadi adanya peristiwa, tidak adanya peristiwa, struktur yang ditemukan dalam sesuatu kebiasaan, Semua ini bisa disebut sebagai tanda. Tokoh terakhir adalah Charles Sanders Peirce yang kemudian analisisnya terhadap siomotika akan kita fokuskan pada kesempatan kali ini.

Nah, teman-teman, menurut Peirce, siomotika didasarkan pada logika karena logika mempelajari bagaimana orang bernalar, sedangkan penalaran, menurut Peirce, dilakukan melalui tanda-tanda. Nah, tanda-tanda memungkinkan kita berpikir, berhubungan dengan orang lain, dan memberi makna pada apa yang ditampilkan oleh alam semesta. Kita Mempunyai kemungkinan yang luas dalam keanekaragaman tanda-tanda, dan diantaranya tanda-tanda linguistik merupakan kategori yang penting, tetapi bukan satu-satunya kategori. Seperti itu, teman-teman.

Nah, berikutnya kita akan melihat bagaimana analisis semetik peers terdiri dari tiga aspek penting sehingga sering disebut dengan segitiga makna atau triangle of meaning. Nah, tiga aspek tersebut meliputi beberapa hal berikut. Yang pertama adalah tanda Tanda di sini merupakan sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkap oleh panca indera manusia dan merupakan sesuatu yang merujuk atau mempresentasikan hal lain di luar tanda itu sendiri.

Acuan tanda ini disebut objek. Jadi teman-teman dalam kajian semotik, tanda merupakan konsep utama yang dijadikan sebagai bahan analisis di mana di dalam tanda terdapat makna sebagai bentuk interpretasi pesan yang dimaksud. Secara sederhana, Tanda cenderung berbentuk visual atau fisik yang ditangkap oleh manusia.

Yang kedua teman-teman kita bisa melihat di sini, yaitu acuan tanda atau objek. Nah, objek merupakan konteks sosial yang dalam implementasinya dijadikan sebagai aspek pemaknaan atau yang dirujuk oleh tanda tersebut. Dan yang terakhir ada pengguna tanda atau interpretan.

Interpretan sendiri merupakan konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan menurunkannya ke suatu makna tertentu. atau makna yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda. Jadi, yang dikupas dari teori segitiga adalah persoalan bagaimana makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda itu digunakan orang pada waktu berkomunikasi.

Nah, hubungan antara tanda dan objek dan interpretan dapat dilihat pada gambar berikut ini. Dari gambar ini kita bisa melihat ya teman-teman ada kaitan antara sign, object, dan interpretan. Jadi ketiga hal ini tidak bisa dipisahkan.

Untuk kemudian memudahkan kita memahami hal ini, disini sudah terdapat contoh. Kita lihat dulu video berikut ini. Selamat pagi untukmu yang selalu memulai dengan yang halal. Memulai yang pertama.

Pertama, dengan semangat. Memulai, menyebarkan inspirasi. Memulai dengan percaya diri tanpa menunggu. Memulai dengan penuh motivasi sebelum didahului.

Kecantikan sejati dimulai dari inovasi tanpa henti. Kebaikan dimulai dari yang halal. Wardah halal dari awal.

Nah teman-teman, gambar triangle of meaning, bila dikaitkan dengan video iklan Wardah tadi, Yang pertama kita bisa melihat sign pada iklan dan yang ditampilkan tidak hanya berupa kata-kata tetapi juga ditampilkannya adalah ekspresi wajah dan bahasa tubuh dari setiap wanita. Sehingga ekspresi wajah dan bahasa tubuh dapat menyampaikan sebuah pesan bahwa perempuan-perempuan tersebut bisa melakukan banyak hal dan tetap cantik dengan memakai produk Wardah. Terlebih ya teman-teman kalau kita melihat produk Wardah halal sehingga cocok bagi perempuan Indonesia. yang mayoritas penduduknya adalah warga muslim.

Yang kedua, kita bisa melihat pengampilan objek atau ikon dalam video tersebut adalah perempuan Indonesia dari berbagai usia dan bermacam-macam gaya seperti menunjukkan kecantikan adalah milik siapa saja. Jadi, kita bisa melihat tadi perempuan yang berhijab, perempuan yang membantu nenek di dalam bus, perempuan sedang berdandan sebelum memulai aktivitas, dan sebagainya. Nah, dan yang terakhir, kita bisa melihat hubungannya dengan interpretan yang diperoleh apabila masyarakat Atau halayak melihat iklan Wardah tersebut, kemungkinan mereka akan berpikiran bila perempuan akan bertampak cantik dan bahagia jika memakai produk Wardah.

Jadi kalau kita berbicara triangle of meaning, itu tidak bisa terlepas satu sama lain. Selanjutnya, teman-teman, bagi Peirce sendiri, tanda is something which stands to somebody for something in some respect or capacity. Sesuatu yang digunakan agar tanda bisa berfungsi, disebut oleh Sanders-Peirce, disebut sebagai ground.

Konsekuensinya, tanda atau sign atau representamen selalu terdapat dalam hubungan triadik, yakni ground, object, dan interpretan. Atas dasar hubungan tersebut, Peirce mengadakan klasifikasi tanda. Nah, Tanda yang dikaitkan dengan ground dibaginya menjadi qualisain, sinsain, dan legisain.

Qualisain sendiri adalah kualitas yang ada pada tanda, misalnya kata-kata kasar, keras, lemah, lembut, atau merdu. Sementara sinsain adalah eksistensi aktual benda atau peristiwa yang ada pada tanda. Misalnya, kata kabur atau keruh yang ada pada urutan kata air sungai keruh yang menandakan bahwa ada hujan di hu sungai.

Dan yang terakhir ada legisain. Legisain sendiri merupakan norma yang dikandung oleh tanda. Misalnya, rambu-rambu lalu lintas yang menandakan hal-hal yang boleh atau tidak boleh dilakukan manusia. Berdasarkan objeknya, teman-teman, PIR sendiri membagi tanda atas ikon, indeks, dan simbol. Yang pertama kita bisa melihat ikon adalah tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah.

Atau dengan kata lain, Icon adalah hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan, misalnya potret dan peta. Atau contoh lain kita bisa melihat tanda visual umum yang biasa ditempel di pintu kamar kecil yang menggambarkan pria dan wanita yang juga menggambarkan icon. Yang kedua ada indeks yang merupakan tanda yang memiliki keterikatan eksistensi terhadap petandanya atau objeknya atau sesuatu. yang melaksanakan fungsi sebagai penanda yang mengisaratkan penandanya.

Contoh yang paling jelas dari indeks ini adalah asap sebagai tanda adanya api. Asap adalah indeks dari api. Bersin merupakan indeks dari flu.

Awan hitam merupakan indeks dari hujan. Cukup jelas ya, teman-teman. Yang terakhir simbol yaitu tanda yang sudah ada aturan atau kesepakatan bersama. Simbol ini tidak bersifat global, jadi kata-kata dalam bahasa umumnya adalah sebuah simbol. Warna merah putih misalnya adalah bendera, kita juga adalah simbol.

Misalkan nih, orang menggarai bersepakat menggunakan kalimat aku memang ite sebagai ungkapan rasa cinta terhadap orang lain yang dalam bahasa Indonesia berarti aku cinta kamu. Hal ini hanya berlaku untuk menggarai, orang menggarai, dan bisa jadi artinya berbeda atau tidak dipakai sama sekali dalam bahasa orang lain. Tidak terasa teman-teman kita sudah di ujung kesimpulan.

Jadi secara sederhana, proses komunikasi dipahami sebagai proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan dengan menggunakan tanda-tanda atau lambang sebagai media. Akan tetapi persoalan komunikasi tidaklah sederhana sebagai suatu pengiriman pesan saja. Namun, komunikan juga merupakan proses pertukaran makna-makna.

Bahkan, Komunikasi merupakan proses pembangkit makna. Jadi dengan mempelajari teori simulatika kali ini, kita memperoleh banyak hal baru. Nah, sebagai pempelajar komunikasi, ternyata tanda juga dapat menjadi alat dalam berkomunikasi.

Bahkan, Charles Sanders Peirce sendiri pernah menegaskan bahwa kita hanya bisa berpikir dengan sarana tanda. Itulah sebabnya tanpa tanda, kita tidak dapat berkomunikasi. Jadi teman-teman, dalam kehidupan keseharian di luar komunikasi pun, Kita banyak menggunakan tanda, yaitu apabila kita berusaha memahami dunia dan jika kita menyadari bahwa dalam cara-cara kita berkendang, sadar atau tidak sadar, kita sebetulnya ditentukan oleh cara kita menginterpretasikan tanda.

Oke teman-teman, seperti itu saja penjelasan kali ini. Mohon maaf jika ada penjelasan yang kurang berkenan atau tidak dimengerti sama teman-teman. Dan terima kasih sudah mendengarkan penjelasan ini sampai akhir.