Transcript for:
Perjuangan Sultan Ageng Tirta Yasa

Apa maksudmu membuat kebijakan dengan kompeti Belanda yang justru mempersulit rakyat? Itukah yang kau pelajari di Perantauan? Ubah kembali kebijakan dan keputusan kamu itu Ananda Atau kami akan berperang merawan mereka Karena Sultanat, kapal kombo, hancur lebur, dan perang terjadi dimana-mana Terima kasih telah menonton Dia bukan tandinganmu Kau!

Aih, Handal Pasukan kita banyak yang bubur Ananda mendengar kabar Bahwa kena Sultan Haji bersama Pempeni Mereka bukan hanya ingin menguasai keraton Surasawan Tapi juga ingin menguasai keraton Tirta Yasa ini Aku... Kutidak Sudik Raton Ditya seini diambil alih oleh kompeni Belanda. Keputusan Ananda untuk bergabung bersama kompeni selama ini keliru. Kembalilah, Ananda ingin ayah anda pulang ke Surasawan, tempat Ananda dibesarkan. Ananda, kau lawanku Sampai berkutu Bongkar semua kapal kompon di Belanda Yang menghalangi para pedagang Berawal dari Sunan Gunung Jati yang memiliki putra bernama Sultan Maulana Hasanuddin pendiri Kesultanan Banten pada tahun 1552 hingga 1570. Kemudian, tahta Kesultanan diteruskan secara berganti periode yakni oleh Sultan Maulana Yusuf, Sultan Muhammad Nasruddin, Sultan Abu'l-Mafakir, dan Sultan Abu'l-Ma'alik.

Baginda Dan Surya yang merupakan putra mahkota dari Sultan Abu Ma'ali mendapatkan sepucuk surat dari Kalifah Mekah yang berisi gelar Sultan Abu Fat'a Pada tahun 1651, Banten tercatat sebagai pusat perdagangan internasional karena letaknya yang sangat strategis dan berada di jalur sutra, di mana transportasi air di kala itu menjadi satu-satunya jalan yang dapat menghubungkan antar berbagai negara. Dengan hadirnya Sultan Agung, Abdul Fattah yang diangkat menjadi Sultan Banten kelima membuat dampak kemajuan pesat di bidang perdagangan, penyebaran agama Islam, hingga pembangunan sungai dan irigasi untuk kebutuhan pertanian rakyat. Karena kepiawayannya dalam bidang tersebut, Sultan Abul Fattah Ibliskan julukan dengan sebutan Sultan Agung Tirta Yasa. Ada apa kau datang tergesa-gesa? Maaf, Ayahanda.

Kompeni Belanda berulah kembali. Mereka telah memblokad perairan Teluk Banten. Sehingga para pedagang dari Mancargar kesulitan untuk masuk pelabuhan.

Apa motifnya Kompeni Belanda itu? Sehingga tak puas-puasnya membuat kegaduhan. Mungkin saja ini semua terjadi. Karena kita lebih memilih bekerja sama dengan orang-orang Eropa.

Itu semua kita lakukan karena komponi Belanda meminta kita untuk memonopoli perdagangan. Dan itu berdampak tidak baik untuk perekonomian Banteng. Dalam baginda Sultan, para pedagang dari Arab, para pedagang dari Cina, para pedagang dari Eropa, mereka semua menjauh dari Banten. Itu dikarenakan para kompani Belanda memblokade perairan kita. Dan kompani sesungguhnya tidak memiliki hak untuk berbuat demikian.

Kita harus berbuat sesuatu. Kita lawan mereka. Kalau perlu, bongkar semua kapal komponi Belanda yang menghalangi para pedagang. Sultan Ageng Tirta Yasa memerintahkan rakyatnya untuk menentang VOC.

Apalagi pada waktu itu, Sultan Ageng Tirta Yasa dengan terang-terangan menolak bekerjasama dengan Belanda untuk memonopoli perdagangan. Karena Sultan ingin menjadikan... Banten sebagai pelabuhan terbuka sampai pada akhirnya Belanda memblokade perairan Teluk Lantai disinilah terlihat keberhasilan kepemimpinan Sultan Agen Tirta Yasa yang berhasil membongkar blokade yang dilakukan oleh Belanda Banyak kapal milik Belanda yang berhasil dirusak, bahkan dirampas oleh rakyat Banten sebagai bentuk perlawanan.

Tentu saja hal ini sangat merugikan Belanda dan menimbulkan kemarahan VOC. Yang kemudian, Gubernur Jenderal Rickloff van Hons menulis surat untuk kompani yang berisi bahwa Banten harus ditaklukkan, bahkan dihancur leburkan, atau kompani yang lenyap. Sehingga Belanda membuat sebuah politik adu domba antara Sultan Ageng Titayasa dengan Anak Jenderal.

anak-anaknya, yakni Pangeran Purbaya dan Sultan Haji. Putra mahkota dari Sultan Ageng Pirtayasa yakni Sultan Abu Nasr Abdul Kohar atau dikenal sebagai Sultan Haji yang baru saja pulang dari Mekah melihat situasi dan kondisi Banten yang banyak perubahan Ia menduga adiknya, Pangeran Purbaya berperan besar terhadap pemerintahan Banten yang semestinya itu adalah hak dan tugasnya Siapa? Yang mengizinkan ada bangunan di sini!

Aku sungguh prihatin sekali, Putra Mahakota Sultan Haji semakin hari, semakin dekat dengan komponi Belanda. Dalam baginda Sultan, bukannya kami mau mengadu domba, tapi kami merasakan hal yang serupa. Kompeni Belanda dan Sultan Haji sudah membuat perjanjian.

Perjanjian tentang pajak dagang yang dinaikkan. Perjanjian yang dilakukan justru merugikan rakyat Banten. Dan itu dilakukan tanpa sepengetahuan kita, Sultan. Apa mungkin Kakanda dipengaruhi oleh kompeni untuk melakukan semua itu?

Apa maksudmu berkata demikian? Pangeran Purbaya Lama kita tak berjumpa Dua tahun aku di Mekah Tak pernah mendapat kabar sedikit pun Tentang perubahan yang kau lakukan di Tanah Batu Putra Mahkota Harusnya tidak dilangkahi dengan seenaknya Ananda Sultan, apa maksudmu? Membuat kebijakan dengan kompani Belanda yang justru mempersulit rakyat.

Itukah yang kau pelajari di perantauan? Aku berdekatan dengan kompeni agar Banten bisa damai tidak ada perang dan itu sudah menjadi hakmu karena aku penerusmu ayah pemikiran kamu itu salah Ananda kompeni Belanda itu sangatlah licik mereka berbaik hati kalau ada maunya Selalu mementingkan kepentingan sendiri Dan menghiraukan kepentingan rakyat Ubah kembali Kebijakan dan keputusan kamu itu Ananda Atau kami akan berperang merawan mereka Kami tidak takut Hubungan Sultan Haji dengan kompeni Belanda sudah semakin dekat. Ia lebih mempercayai kompeni dibandingkan petua ayahnya.

Kompeni Belanda memang sengaja mempengaruhi Sultan Haji untuk mengkudeta Sultan Hageng Tirtayasa. Tak lama, Sultan Ageng Tirta Yasa menenangkan diri dan berpindah dari keraton Surosoan dan membangun keraton baru di Tirta Yasa. Inilah awal mula julukan Sultan Abdul Fattah menjadi Sultan Ageng Tirta Yasa. Dia buka tandinganmu Go!

Ayah anda, pasukan kita banyak yang gugur. Ananda mendengar kabar bahwa kena Sultan Haji bersama Pempeni. Mereka bukan hanya ingin menguasai keraton Surasawan. Tapi juga ingin menguasai keraton Tirta Yasa ini Ya Sultan Sebaiknya kita semua harus keluar dari sini Jangan sampai kita terperangkap Dan kita tidak bisa lagi Menyelamatkan rakyat Banten Betul, Seh Yusuf Kekuatan senjata kita kalah dengan mereka. Lalu bagaimana dengan nasib keraton ini, Ayah?

Apa kita tinggalkan begitu saja? Bakar. Aku tidak sudi keraton ditayasa ini diambil alih oleh kompani Belanda. Bismillahirrahmanirrahim Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar Pikirkanlah, agar dapat kembali ke serasa, bagaimanapun juga dia itu ayahmu. Walau keraton Tirta Yasa telah dibakar, Sultan Ageng Tirta Yasa tidak menghentikan perlawanannya sama sekali.

Sedangkan Sultan Haji tentu sangat rindu terhadap ayahnya. Ia berusaha keras agar ayahnya kembali ke Suroswa. Namun disinilah kompeni memanfaatkan situasi sebagai puncak dari politik adu domba. Assalamualaikum, Ayahanda. Ananda menyadari bahwa Ananda salah.

Surat ini akan menyampaikan permintaan maafku pada Ayahanda. Keputusan Ananda untuk bergabung bersama kompani selama ini keliru. Ananda hilaf. Namun, semua itu dilakukan hanya ingin semata-mata untuk menciptakan kedamaian dan kemakmuran rakyat Banten.

Maafkanlah Ananda, Ananda sungguh rindu. Kembalilah. Ananda ingin ayah anda pulang ke Surasawan, tempat Ananda dibesarkan. Bagaimana kabar ayah anda? Ananda sangat rindu sekali terhadap ayah anda.

Apakah benar isi surat yang kau berikan kepada ayah anda? Ayah anda beserta semua rakyat Banten ingin hidup damai kembali. Biarkan rakyat Banten hidup sejahtera. Kanaitullah, ayah anda datang kemari. Nih, nih, nih.

Itu tidak benar, Sultan. Karena Sultan Aga, kompane tidak bisa mengunupkannya. Karena Sultan Aga, Kapal Kompeni, hancur lebur dan perang terjadi di mana-mana.

Kompeni Ruki dan Eik Benji. Eik harus hukum kamu Sultan. Opas, tangkap Sultan. Tangkap!

Intro Aku gak ingin semua Apakah ada kekuasaan Hati Dan pikiranmu itu hilang Sadalah Dimana hati Nurhanimu? Sultan Mengapa seperti ini jadinya? Baginda Aku yakin Sultan Haji tidak bermaksud sama sekali seperti ini Bicara Sultan Bicara pada ayahmu suara cokok tirara lagi drama sultan agar akan eikirin ke batafia sekaran juga opas Sultan Ageng Tirta Yasa menyerah karena memang dijebak oleh kompani melalui perantara Sultan Haji. Mungkin dalam lubuk hati Sultan Ageng Tirta Yasa, beliau ingin memaafkan segala kesalahan putranya dengan tulus. Namun jebakan itulah yang akhirnya mengakhiri perjuangan beliau di Tanah Banten.

Akibat pengkhianatan yang dilakukan putranya, Sultan Ageng Tirta Yasa ditangkap dan dibawa ke penjara Batavia. Pangeran purba, saya Yusuf dan pengikut-pengikut Sultan Haji. Kami sudah tangkap.

Bukankah itu yang kamu mau, Sultan Haji? Kenapa? selalu menekan saya dan saya tidak pernah diberikan kebebasan Bas, padahal saya adalah raja disini Hei, tidak sebodoh itu Sultan Haji PENGIHANAT! KAU YANG PENGIHANAT! Oh Aya...

Aya... Aya... Mudah-mudahan cerita ini menjadi pelajaran untuk generasi muda agar terus mengingat sejarah yang dapat dipetik hikmahnya. Salah satunya adalah agar kita lebih kritis dalam menerima informasi dan selalu waspada dalam menghadapi era globalisasi. Perjuangan melawan kompani Belanda dan kegigihan membangun Banten begitu melekat di hati masyarakat.

Sultan Agam Tirta Yasa menjadi panutan dan inspirasi sehingga sejarahnya terkenal bukan hanya di Provinsi Banten melainkan di Indonesia hingga mancanegara. Jangan lupa like, share, dan subscribe channel ini untuk dapat info terbaru dari kami. Pirtayasa, kau lapang lawanku, Sultan Alsa Pahlawanmu berkelana sampai berkelana