Transcript for:
Kisah Kematian dan Pesugian

Badan acil itu tiba-tiba menggigil, terus kejang-kejang, matanya itu jadi putih, nggak ada hitam sama sekali, terlihat putih. Tolong pak, tolong pak, aku disusul pak, aku dijemput, aku dijemput. Akhirnya nggak ketolong lah, Joyo ini lari kenceng, dia keluar jalan raya, ketabrak truk.

Des, saat itu juga Joyo ini meninggal. Bismillahirrahmanirrahim. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Sobat Kembara Sunyi dimanapun teman-teman berada. Pada kesempatan kali ini kami akan membagikan cerita yang dikirim oleh Sobat Kembara yang bernama Sinta yang asalnya dari Sulu.

Sebelum kita masuk ke ceritanya. hanya untuk teman-teman yang nonton tayangan ini dan belum subscribe. Jangan lupa untuk subscribe lebih dulu agar channel Gembara Sunyi ini lebih berkembang lagi dan kami lebih bersemangat lagi dalam membuat konten-konten terbaru di Gembara Sunyi. Dan untuk teman-teman yang telah mendukung kami sejauh ini, kami mengucapkan terima kasih banyak. Semoga amal kebaikan teman-teman dibalas kebaikan berlipat oleh Allah SWT.

BINJANNYA TORMEN WOMEN YANG PARAH ANTI Ya teman-teman sekalian sebelum menceritakan episode kali ini masih banyak pertanyaan dari teman-teman yang masuk di email kami bahkan juga di DM Instagram yang menanyakan tentang merchandise kembara sunyiap Apakah masih ada? Jawabannya masih ada ya teman-teman. Silahkan cek di deskripsi kami. Itu kami sudah sertakan link untuk belanja di Shopee.

Dan juga mungkin ada yang ingin tanya-tanya lebih dulu. Ada juga nomor WA di sana. Silahkan chat di admin kami.

Nah cerita di episode kali ini. Cerita ini dibagikan oleh Sobat Kembara yang bernama Mbak Sinta. Sebelumnya Mbak Sinta sudah pernah membagikan ceritanya di Kembarasunyi. Kali ini beliau ingin menceritakan sebuah kejadian yang pernah terjadi di kampungnya. Jadi Mbak Sinta ini aslinya dari Surakarta, dari Sulu.

Di sekitaran tahun 90-an itu di kampungnya pernah diteror sosok bocong dan disinyalir ada orang yang melakukan pesukian di sana. Jadi cerita ini bermula waktu itu ketika Mbak Sinta dan keluarga ini kumpul-kumpul ceritanya. Di situ ada ibunya Mbak Sinta juga ada budenya mereka ini lagi ngobrol-ngobrol terus ceritalah mereka. Pertama yang membuka cerita ini budenya Mbak Sinta terus kemudian ibunya Mbak Sinta juga bilang, oh ya aku masih ingat cerita itu.

Nah di kampung ini pernah gempar, ada banyak kejadian-kejadian yang gak masuk akal yang dialami. oleh sebuah keluarga di sana. Sampai sekarang, keluarganya masih tinggal di sana.

Namanya Pak Subardi. Nah, Pak Subardi ini, dulu di sekitar tahun 80-an sampai 90-an, semua orang tahu. Pak Subardi ini tinggal di sebuah rumah, rumahnya itu kecil banget. Kecil banget, jauh dari penduduk-penduduk yang lain. Nah, di samping rumah Pak Subardi itu ada lahan.

Ada lahan kosong, di situ ada pohon-pohon jambu, ada pohon pepaya, ada pohon pisang. Jadi saking kecilnya rumah Pak Subardi ini sampai-sampai mereka ini nggak punya toilet. Mereka kalau misalnya mau buang air kecil, buang air besar, bahkan mandi, itu selalu di sumur di samping rumahnya. Ada sumur tua di situ yang kalau butuh air harus nimba dulu. Nah inilah, seperti itulah keadaannya dan Pak Subardi ini anaknya lima.

Terus beliau ini memang kerjanya ya serabutan. Kadang-kadang kalau ada orang yang butuh jasanya, ya Pak Subardi ini dipanggil. Nah suatu ketika, anak Pak Subardi yang pertama, Nah, itu kan perempuan. tiba-tiba ditemukan gantung diri persis di pohon jambu itu. Nggak jelas juga kronologisnya seperti apa.

Waktu itu tiba-tiba orang-orang ini mendengar ada suara kentongan. Jadi di sana itu masih dibiasakan memukul kentongan ketika ada apapun. Termasuk ketika ada orang yang meninggal atau ada sesuatu yang terjadi di kampung itu pasti mukul kentongan. Jadi pada saat itu kampung ini gempar. Ada kentongan dipukul terus diberitakan bahwa...

bahwa ada warga kita yang meninggal gantung diri. Ternyata diketahui ini adalah anak Pak Supardi yang perempuan. Jadi nggak ada yang berani menurunkan jenazah dari si anak yang gantung diri ini. Sampai pada akhirnya pihak kepolisian datang terus langsung menurunkan jenazahnya. Nah, warga kampung ini akhirnya saling ngobrol.

Ini kenapa ya? Padahal si anak Pak Supardi yang perempuan ini nggak pernah ada masalah. Sama orang juga nyapa. Mereka juga bingung kenapa kok bisa sampai seperti ini.

Terus tiba-tiba ada hal yang mengagetkan lagi. Jadi setelah meninggalnya anak Pak Supardi yang pertama itu, yang perempuan ini, tiba-tiba nggak sampai seminggu. Pak Supardi ini membeli tanah yang ada di sampingnya. Pekarangan rumah ini dibeli semua.

Nggak cuma itu, rumah Pak Supardi langsung direnovasi. Nah warga ini juga heran. Pak Supardi ini sudah bertahun-tahun...

Tahun-tahun namanya hidup miskin seperti itu. Tapi tiba-tiba setelah anaknya ini meninggal, kok beliau ini tiba-tiba punya uang? Bisa langsung beli lahan yang ada di samping rumahnya, terus rumahnya dirobokan dibangun. Bahkan waktu itu Pak Subardi ini sempat meminta tolong ke para tetangga, ayo ada yang bisa bantu nggak itu motong bohon jambu, nggak enak dilihat itu kan bekas anak saya gantung diri di sana. Nah ada orang tetangganya ini yang memang...

Beliau bisa untuk menebang pohon. Nama beliau ini Pak Kus. Terus Pak Kus lah yang menebang pohon dibantu oleh anak-anaknya.

Setelah itu Pak Kus ini ngobrol dengan tetangga. Jadi yang dialami Pak Kus, beliau itu kalau bahasa Jawanya beliau itu lang-langan. Kayak abis melihat sesuatu terus beliau itu kayak ngelamun. Dan beliau akhirnya cerita, kenapa Pak Kus? Aku ini masih heran.

Kenapa Pak Kus? Tadi pas disuruh Pak Supardi nebang pohon jambu itu Perasaan tadi itu Yang keluar bukan getah tapi darah Jadi Pak Gus ini sempat ngomong ke anak-anaknya Sudah berhenti dulu berhenti berhenti Jangan ditebang Jangan ditebang ditebang kenapa Pak ini loh kok ngeluarin darah ya bukan getah jadi anak-anak Pak Pakkus ini itu juga ngelihat ternyata memang pohon jambu ini ketika ditebang itu yang keluar adalah darah bukan getah jadi cerita inilah yang kemudian menyebar cerita tentang Pakkus nah beberapa waktu setelah itu kira-kira tiga harian lah jadi warga ini juga heran hai hai Pak Supardi ini ketika digabarkan bahwa anaknya meninggal secara gak wajar kantung diri, setelah itu kok gak ada acara tahlil atau doa bersama? Nah ada beberapa spekulasi dari warga, ya maklumlah Pak Supardi itu kan gak tahu agama dia itu. Kalaupun tahu ya memang mungkin dia sengaja. Dia itu gak mau keluar uang untuk acara tahlilan semacam itu.

Jadi gak ada yang berani tanya. Dibiarkan gitu lah. aja, mereka tahu secara nyata mereka tahu Pak Supardi ini gak menggelar acara apapun, meskipun ini hanya sekedar doa bersama, ini gak dilakukan oleh Pak Supardi nah beberapa hari setelah itu, ketika pohon jambu ini sudah ditebang ada kentongan lagi terdengar orang-orang keluar kenapa Pak, ada apa Pak ayo tolong dicari ada perempuan nangis ini, kayaknya minta tolong, jadi orang yang menabuk bukentongan ini dapat laporan dari beberapa warga.

Ada warga yang mendengar suara perempuan nangis sambil minta tolong, tolong, tolong. Akhirnya beliau pun pukul kentongan ini, menyampaikan ke warga semua. Terus warga ini mencari sumber suara perempuan nangis.

Nah, semakin didengar, semakin didengar, ternyata suaranya ini kok berasal dari rumah Pak Supardi yang lagi dibangun itu. Terus mereka mencari. Nah, barulah di situ mereka ini kaget. Ternyata suara... perempuan yang nangis ini berasal dari pohon jambu yang sudah ditebang, jadi mereka itu kayak gak percaya loh, kok suaranya dari sini akhirnya mereka itu tanya ke Pak Supardi Pak Supardi maaf Pak, ini loh warga ini mendengar ada suara perempuan nangis Nangis, Pak Subardi ini dengan santainya menjawab, ah mana ada perempuan nangis.

Ya Pak, ini pengakuan warga semua, warga-warga bilang semua. Ini berasal dari pohon jambu ini Pak, bekas yang anak nyenengan gantung diri di sini. ala mungkin salah denger mungkin pak sudah gak ada apa-apa nanti kalau memang ada apa-apa saya yang tanggung jawab uang saya ini loh tinggal disini pohon jambu masih ada disini saya gak mendengar apa-apa kok pasti itu warga yang salah denger Ya sudah akhirnya mereka pun pulang Ternyata setelah mereka ini kembali ke rumah Banyak laporan Warga, warga ini bilang Mereka masih mendengar Kok masih ada suara perempuan nangis Bahkan minta tolong Tolong pak, tolong pak Dan suaranya itu semakin jelas ketika mereka dekat menuju ke rumah Pak Supardi Memang suara ini berasal dari pohon jambu itu Nah dari situ ada desas-desus warga Ada yang mulai bilang, ini kayaknya Pak Subardi ini kayaknya pakai pesugian deh.

Nggak mungkin orang ini loh kerja apa. Nah mungkin waktu itu Pak Subardi dengar dari orang lain. Dan tuduhan-tuduhan ini kemudian mengarah Pak Subardi bahwa Pak Subardi itu menggunakan pesugian atau apa.

Nah dari situ Pak Subardi mulai cari usaha. Dia mulai cari rongsokan. Ya mungkin untuk mengelabui warga. Supaya warga menilai, oh ternyata Pak Subardi. Pak Supardi ini penghasilannya dari cari rongsok.

Mereka sebenarnya juga agak bertanya-tanya, kok baru kali ini Pak Supardi cari rongsokan, apa ini untuk mengelabui warga? Tapi mereka juga berpikir, uang yang dilakukan Pak Supardi ini loh, baru-baru saja beliau mencari rongsokan terus apa memang cukup untuk membeli lahan dan juga bangun rumah rasanya gak masuk akal beberapa bulan berlalu akhirnya rumah Pak Soepardi ini jadi Ini rumah Pak Subardi ini besar banget, nggak berhenti sampai di sana. Akhirnya Pak Subardi ini beli mobil baru, satu.

Nah di situ Pak Subardi melakukan usaha ini tadi, rongsok. Masih mencari rongsokan. Nah warga ini berbicara. Saya pikir tidak masuk akal.

Pak Soepardi ini kok bisa beli mobil padahal hasilnya rongsokan. Ya memang ada orang yang usaha rongsokan dan orang ini kaya ada. Tapi kan skalanya besar.

Tapi Pak Soepardi ini loh usahanya cuma... rumah cari rongsokan skala kecil itu pun masih banyak yang ditimbun di rumah kok bisa beli mobil bangun rumah yang sebesar ini warga semakin curiga jadi dalam rentan waktu sekitar dua tahunan Pak Subardi ini bisa beli lahan yang ada di sampingnya terus bangun rumah dengan ukuran yang besar beli mobil itu enggak cuman satu ada tiga mobil baru di rumah Pak Subardi disinilah warga semakin bertanya-tanya dan semakin yakin, Anda juga yang sudah memastikan ini sudah jelas ini Pak Subardi pasti pakai pesukian tapi yang gak ada satupun yang berani menegur, mereka berpikir ya sudah lah, itu urusanmu sendiri nah setelah 2 tahun itu, Pak Subardi bangun rumahnya dan punya 3 mobil baru, warga ini sudah mulai bertanya-tanya kan mulai ada desas-desus dan banyak juga yang menyakini bahwa ini pasti Pak Subardi pakai pesukian nah ketika desas-desus stresus ini mulai berkembang gak sampai disana ada kejadian lagi jadi Pak Supardi ini punya cucu yang cucu dan anaknya masih tinggal bersama Pak Supardi disana, tiba-tiba mereka mendengar suara kentongan dipukul menandakan ada warga yang meninggal jadi warga tanya siapa yang meninggal ano itu loh si Acil, cucunya Pak Supardi loh Acil ya, terus warga pun berbondong-bondong menuju ke rumah Pak Supardi... Waktu itu ada yang tanya ke Pak Subardi. Dan gak cuma satu orang yang tanya.

Karena warga ini ngeliat lawang acil ini loh. Sore tadi masih main-main di sekitaran sama cucuku. Ada warga yang ngomong seperti itu.

Jadi warga yang penasaran ini tanya Pak Subardi. Acil kenapa kok tiba-tiba meninggal? Terus Pak Subardi ini dengan santainya jawab sakit sambil beliau masuk.

Cuma jawab itu gak dijelaskan sakitnya apa. atau kenapa tapi gak lama setelah itu malam harinya warga ini di kagetkan dengan kabar bahwa anaknya Pak Subardi sendiri ini yang ngomong jadi ibu dari acil ini yang bilang bahwa ketika itu acil ini memang sore harinya masih main sama temen-temennya nah tiba-tiba pas pulang ke rumah badan acil itu tiba-tiba menggigil terus kejang-kejang matanya itu jadi putih enggak ada item sama sekali terlihat putih Terus akhirnya dia ini meneriakan sesuatu. Terus si Acil ini meninggal. Jadi kejadiannya cepat seperti itu. Dan tentu hal ini membuat ibunya Acil itu juga merasa kaget, heran.

Anakku ini loh gak sakit gak apa tadi sore masih main sama teman-temannya. Kok tiba-tiba ngalamin seperti ini? Nah tapi yang didengar oleh warga Riripak Supardi sendiri dia bilang kalau cucunya sakit. Nah inilah yang menjadi pertanyaan lagi. Ternyata setelah si Acil...

Acil ini meninggal, Pak Subardi gak mengelar acara talilan atau apa. Jadi ya selesai begitu saja setelah Acil dimakamkan, gak ada acara apapun. Dan anehnya, dua hari setelah itu, Pak Mardi ini beli sesuatu lagi yang baru.

Jadi beliau itu beli lahan yang baru lagi, beli tanah. Terus tiba-tiba Pak Subardi ini nambah kendaraannya. Beliau ini beli truk, truk ini baru dan didatangkan katanya untuk...

memperbesar usaha rongsokannya itu untuk ngangkut rongsokan-rongsokan tapi ternyata truk ini juga gak dipakai truk ini lebih sering nganggur di rumah nah dari situlah warga ini kemudian yakin wah ini Pak Pardi ini gak beres ini orang ini ini pasti dia ini pakai pesugian kok setelah anaknya yang pertama itu meninggal dengan cara gantung diri tiba-tiba beliau punya uang entah dari mana bisa beli rumah bisa beli mobil dan yang kedua kejadian yang mengejutkan orang-orang ketika cucunya Pak Supardi ini meninggal beliau tiba-tiba beli truk baru dan truk ini gak dipakai terus berjalannya waktu ada beberapa keanehan lagi Pertama-tama warga itu sempat menyangkal. Jadi ada laporan dari warga. Bapak, itu kayaknya anaknya Pak Pardi, si Joyo itu kayaknya agak nggak waras. Nggak waras gimana? Nah ceritalah warga ini.

Pernah suatu ketika, salah satu warga ini ketemu anak Pak Pardi yang namanya Joyo ini. Dia lagi-lagi usianya 17 tahunan. Pas waktu itu dia ketemu Joyo.

Joyo ini diem. Dia memandang ke arah jalan raya. Terus ditanya, eh Joyo ngomong.

Ngapain kamu disini? Kok lihat jalan? Terus akhirnya dia bilang. Jaran pak. Dia ini.

Katanya Joyo dia itu ngelihat ada. Segerombolan kuda. Entah yang dilihat ini kuda.

Atau kereta kencana. Atau kereta kuda yang menarik ini. Gak tau. Tapi si Joyo ini bilangnya kuda. Dia takut sama jaran.

Ada jaran yang kayaknya mau jemput dia. Nah terus. Si warga ini tanya lagi, kamu itu ngeliat apa Joyo? Ke sana pulang. Si warga inilah yang melaporkan ke warga yang lain bahwa Joyo ini ditanya itu gak nyambung.

Ditanya ngapain disini kok dia bilangnya takut karena ada kuda. Dia mau dijemput, katanya seperti itu. Nah dibuktikanlah sama warga yang lain. Beberapa waktu setelah itu ada beberapa warga ini yang gak sengaja juga ketemu Joyo.

Eh mas-mas Joyo mas ada Joyo. Oh kebetulan. karena ada laporan bahwa Joyo ini gak waras akhir-akhir ini cobalah ditanya hey Joyo, ngapain kamu mau kemana si Joyo ini jalan, tapi jalannya itu agak cepat mau menuju ke jalan raya pas warga ini tanya mau kemana si Joyo itu kayak ketakutan oh jaharan pak, aku harap disusul jaharan pak, aku pedih pak aku pedih pak, tolong pak, tolong pak terus Joyo ini jalan ke depan nah, akhirnya warga jadi tau Oh iya bener, Joyo ini gak waras sekarang.

Nah warga juga prihatin. Padahal Joyo ini anaknya pinter, rajin. Kok tiba-tiba dia jadi kayak gini? Agak linglung kalau ditanya itu ngomongnya ngalur ngidul. Nah puncak-puncaknya pada saat itu warga ini lagi menggelar kerja bakti.

Jadi ada yang membersihkan kot, ada yang nepang pohon, membersihkan alang-alang. Tiba-tiba dari arah kejauhan mereka itu mendengar Joyo ini teriak. Tolong pak, tolong sambil lari Oh no, jangan pak Aku harap dijemput pak Aku harap dijemput Nah, orang-orang ini berusaha menghentikan Joyo Karena dia ini larinya kenceng Dan menuju ke arah jalan raya Nah, jalan raya ini kan jalan raya provinsi Dimana disana kendaraan-kendaraan itu Kendaraan besar umumnya Dan melajunya itu kenceng-kenceng Jadi warga itu khawatir Kalau Joyo ini tiba-tiba lari Terus dia gak lihat kanan-kiri kiri dia ketabrak. Jadi warga sudah berusaha menghentikan si Joyo. Ya, ya, ya.

Mau kemana? Mau kemana? Tapi Joyo ini larinya kenceng. Bener-bener kayak dia ini dikejar sesuatu.

Tolong, Pak. Tolong, Pak. Aku disusul, Pak. Aku dijemput.

Aku dijemput. Akhirnya nggak ketolonglah. Joyo ini lari.

Kenceng dia keluar jalan raya, ketabrak truk. Saat itu juga Joyo ini meninggal. Dan akhirnya warga langsung berlarian menuju ke sana, menyelamatkan jenazah si Joyo ini.

Nah singkatnya, Joyo pun dimakamkan. Dan yang terjadi seperti itu, ketika ada anggota keluarganya yang meninggal, Pak Suparti ini gak menggelar acara apapun. Jadi setelah meninggal dikuburkannya seperti itu, gak ada doa bersama, gak ada apapun itu. Semua ini berjalan begitu saja.

Warga gak ada. Ada satu pun yang berani tanya kenapa kok gak ada tahlilan. Warga pun tahu Pak Supardi ini agaknya leneh.

Orangnya beragamanya juga gak jelas. Terus disinyalir Pak Supardi ini melakukan pesukian. Jadi mereka sudah gak mau banyak tanya.

Nah setelah kejadian itu warga ini sudah bertanya-tanya atau sudah bisa menebak. Lihat sebentar lagi Pak Supardi ini pasti ada sesuatu yang baru lagi. Entah dia beli apa, beli apa, pasti ada lagi yang baru Nah, ada cerita lain dari warga Jadi pas ketika si Joyo ini ketabrak truk Dan dia tewas seketika di sana Ternyata waktu itu ibunya si Joyo ini ngejar Jadi istri Pak Supardi itu sempat ngejar Sempat menghentikan Joyo supaya nggak lari Ternyata ketika itu, ketika Joyo ini nggak berhasil diselamatkan Dia ketabrak truk Ada yang melihat si ibunya Joyo ini teriak-teriak kenceng sambil nangis terus beliau ini sempat berkata yang artinya ini habis ini siapa lagi ini habis ini siapa lagi nah gak tau kenapa kok ibunya Joyo ini ngomong seperti itu seolah-olah kayak ibunya Joyo ini sudah ada gambaran ini gak lama lagi siapa gak lama lagi siapa jadi seolah-olah dia ini tau akan terjadi sesuatu sesuatu. Nah cerita ini didapatkan oleh warga.

Kemudian mereka menyimpulkan kira-kira siapa ya Pak abis ini Pak? Dari keluarga Pak Supardi itu sudah ada tiga orang yang meninggal. Yang pertama anak Pak Supardi yang perempuan.

Gantung diri di pohon jambu. Yang kedua cucu Pak Supardi sendiri. Dan yang ketiga adalah anak Pak Supardi yang laki-laki yang Joyo.

Yang sebelumnya Joyo ini dikenal anak yang pinter. Anak yang pinter. yang normal lah, tiba-tiba dia jadi anak yang gak waras terus sampai puncak-puncaknya dia ketabrak dan meninggal nah setelah itu warga gak mendengar lagi desas-desus dari keluarga Pak Supardi tapi memang benar setelah meninggalnya Joyo, Pak Supardi ini membeli aset lagi jadi kayak warga ini sudah merasa terbiasa mas, biasa lah Pak Supardi kalau tiap ada keluarganya yang meninggal selalu dia beli sesuatu sesuatu yang baru.

Nah sampai sekitar 2 tahun, nggak ada kejadian apapun. Pak Subardi hidup dengan seperti itu, dia masih menjalankan bisnis rongsokannya, meskipun warga tahu bisnis rongsokan ini hanya untuk mengelabui warga, supaya Pak Subardi terlihat pekerja, seperti itu saja. Nah akhirnya setelah 2 tahun berjalan, tiba-tiba Pak Subardi ini digabarkan sakit. Nah yang membuat warga itu merasa aneh. Selama ini Pak Subardi ini gak pernah sakit.

Dia orangnya sehat walafiat, masih keluar rumah. Tiba-tiba digabarkan Pak Subardi sakit, masuk rumah sakit dan kondisinya itu lumpuh kakinya gak bisa jalan. Nah warga ini sudah merencanakan mau menjenguk Pak Subardi di rumah sakit. Nah akhirnya menjenguklah mereka menuju ke rumah sakit.

Disitu ada perwakilan warga yang... sempat melihat Pak Supardi ketika dirawat. Jadi beberapa warga yang lainnya ini kan pulang. Ada yang masih tinggal di sana. Nah yang tinggal ini, yang melihat Pak Supardi sampai akhir hayatnya, inilah yang cerita.

Jadi pada saat sakratul mautnya, beberapa warga ini menyaksikan sendiri dan disaksikan juga dengan beberapa anggota keluarga Pak Supardi yang lain. Tubuh Pak Supardi ini menghitam. Hitam banget lah. Hitamnya itu gak wajar. terus Pak Supardi ini dari tubuhnya itu dari celah-celah tubuhnya ini keluar sesuatu, awalnya kecil-kecil kayak ulat, tiba-tiba menjadi besar-menjadi besar dan disitu semua menyaksikan kalau yang keluar ini ternyata lintah benar-benar lintah sampai warga itu ngambil satu-satu lintah ini diambil satu-satu dan ngumpul itu hampir satu ember, saking banyaknya dan tubuh Pak Supardi itu menghitam nah, pada akhirnya...

Pak Supardi ini meninggal dengan cara yang aneh jadi kepala Pak Supardi Itu berbalik ke kanan, terus mulutnya itu mengangah. badannya ini menghitam seperti itu keadaan Pak Subardi ketika meninggal dan pada saat dibawa pulang ke rumah yang semua warga yang gak melihat sakratul mautnya Pak Subardi ini mereka awalnya mengira jenazah Pak Subardi normal seperti orang-orang pada umumnya nah pas mereka ini datang mereka kaget jadi jenazah Pak Subardi ini masih dengan posisi yang seperti itu kakinya itu agak nekuk terus kepalanya juga noleh ke kanan mulutnya masih menganga dan tubuhnya itu menghitam nah beberapa warga ini bingung ini gimana ini ayo diluruskan tapi beberapa anggota keluarga Pak Supardi termasuk istri dari Pak Supardi ini bilang sudah Pak kalau gak bisa diluruskan nah apa-apa dimakamkan gini aja kasian jenasanya Pak Supardi sudah dimakamkan gini aja nah ini atas permintaan dari istri Pak Supardi jadi kayak seolah-olah istrinya ini sudah pasrah lebih dulu padahal belum dicoba... untuk diluruskan. Akhirnya ya mau gak mau, jenazah Pak Subardi ini dipungkus kain kafan masih dalam posisi yang seperti itu. Masih dalam posisi yang mulutnya masih menganga, tubuhnya menghitam, dan juga kepalanya yang miring ke kanan.

Nah dari sinilah kemudian warga menyimpulkan oh ternyata Pak Subardi ini melakukan pesukian jaran penoleh. Ya kayak gini ini. Apalagi ditambah kesaksian warga yang sampai menemani Pak Subardi sampai sakratul maut. Mereka ini menyaksikan dan melihat sendiri Pak Supardi itu teriak-teriak ketika sebelum meninggal itu.

Dan teriakannya ini persis seperti kuda. Inilah yang akhirnya disimpulkan oleh warga. Selama ini Pak Supardi ini fix.

Beliau ini menggunakan pesugian jaran penoleh. Dan ketika di akhir hayatnya beliau ini diposisikan meninggalnya itu persis seperti kuda. Jadi mereka menyimpulkan kuda itu memang seperti itu.

Meninggal. Tinggalnya selalu seperti itu. Nah singkatnya, jenazah Pak Subardi ini pun dimakamkan.

Karena warga ini keburu malam, mereka buru-buru. Segera dimakamkanlah jenazah Pak Subardi. Setelah kejadian itu, seperti biasa, warga sudah tahu pasti nggak ada acara tahlilan. Pulang-pulang semua, pulanglah mereka. Ternyata benar, nggak ada acara tahlilan atau nggak ada doa bersama.

Semua terjadi biasa saja. Sampai pada akhirnya ada... isu yang beredar bahwa warga ini ada yang didatengin sosok pocong pertama-tama hal ini dialami oleh salah satu orang warga ceritanya satu warga ini lagi jalan malam-malam dia jalan biasa dan kebetulan lewat persis di depan rumah Pak Supardi tiba-tiba salah satu warga ini denger ada suara semacam kuda yang meringgik dan itu suaranya berasal dari rumah Pak Supardi padahal mereka tahu Pak Supardi ini gak memelihara kuda, tapi kok ada suara ini, sebelum Pak Supardi meninggal gak ada suara-suara seperti ini jadi si satu warga ini pun takut, dia lari nah cerita ini akhirnya gak sampai berhenti disana ada salah satu warga yang didatengin sosok pocong dan bahkan pocong ini kayak ngomong sesuatu, dia ini kayak nitip pesan pesan Ini kejadian ini terjadi pada seorang tukang becak. Tukang becak ini biasa manggal di sana. Kenal juga dengan Pak Supardi, kenal dengan beberapa warga yang lain.

Waktu itu malam-malam beliau ini pulang. Seperti biasa mengayu becak. Biasanya becak beliau itu dipartir persis di depan jalan raya.

Terus beliau masuk ke gang dan tidur beliau itu kadang di emperan musola, kadang di emperan toko. Pokoknya seperti itu. Nah malam itu sekitar jam setengah 12. Si beliau itu.

Si bapak tukang becak ini jalan. Setelah memargerkan becak, beliau jalan. Tiba-tiba beliau ini mendengar. Kok ada suara orang minta tolong. Wah tolong mbak.

Wah tolong mbak. Awalnya seperti itu. Ini suara apa sih?

Suara apa? Dicari kanan kiri. Gak ada tapi suara ini muncul terus. Wah tolong mbak.

Tolong mana? Tolong. Akhirnya si tukang becak ini noleh ke atas. Ada sosok pocong.

Nah pocong ini beliau yakini bahwa ini adalah pocong pak. Pak Supardi. Jadi beliau ini sempat ketenggengan, sempat berhenti sejenak, terus memandang ke arah pocong itu dan pocong ini ngomong sekali lagi Tolong ujulono taliku, ujulono taliku minta dilepaskan talinya Nah, si tukang becak ini pun lari. Cerita ini menyebar Ternyata Pak Supardi itu nongol dengan kondisi dia ini masih dalam keadaan pakai kain kavan Orang-orang menyebutnya Pocong, dan pocong dari Pak Supardi ini minta tolong untuk dilepaskan talinya. Nah ternyata ada orang namanya Bu Sumi, beliau juga warga sana, beliau juga mengenal Pak Supardi ini.

Busumi ini juga didatengin sosok pocongnya Pak Supardi. Jadi awalnya ada gangguan-gangguan. Warga ini merasa setiap malam ini kok ada yang ngetuk-ngetuk pintu.

Dan ada suara orang minta tolong. Dok, dok, dok, dok. Tolong, tolong. Tolong uculono, uculono, uculono. Nah ternyata hal ini terjadi pada Busumi juga.

Malam itu Busumi ini juga mendengar. Dok, dok, dok, dok. Dok, dok, dok, dok.

Busumi sudah tahu. Wah ini pasti busumi. bukan orang, karena akhir-akhir itu ada isu pocongnya Pak Suparti minta tolong, jadi beliau gak berani buka, ketika dibiarkan masih ada suara orang ngetuk ini, dok dok dok dok, tolong dok, tolong sampai nonang bapakmu dok, uculo no taline bapak ikin dok langsung lah yang namanya Bu Sumi ini, langsung lari masuk dalam kamar, dan akhirnya keesokan harinya, beliau ini cerita ke bapaknya, Pak suara Semalam lho Pak, ada pocong. Pocongnya Pak Pardi itu datang ke rumah.

Dia minta tolong Pak. Nah itu terjadi sampai 6 hari berturut-turut setelah Pak Supardi ini meninggal. Akhirnya karena warga ini sudah sebel. Banyak yang diganggu, banyak yang diteror. Beberapa warga ini diwakili oleh Pak RT.

Mereka menyampaikan hal ini kepada istrinya Pak Pardi. Bu, ini gini ya. Ini Pak Supardi ini banyak yang neror. warga, beliau ini minta tolong, pocongnya Pak Subardi ini lo dateng minta tolong gedor-gedor pintunya orang-orang lah terus jawaban dari istri Pak Subardi ini dengan tenang, beliau bilang ya no aja Pak Arte minta tolong dibukakan talinya, kayak seolah-olah istri Pak Subardi ini kok kayak tau bahwa memang Pak Subardi ini tali pocongnya dibiarkan seperti itu memang ada kepercayaan warga, setiap kali ada jenazah yang meninggal, itu pocongnya pocongnya harus dilepas talinya. Kalau tali ini tidak dilepas, maka pocong ini akan berkeliling minta untuk dilepaskan.

Dan pada saat dilaporkan Pak RT kepada istri Pak Subardi, seolah-olah istri Pak Subardi ini menjawab dengan enteng. Ya sudah Pak RT minta tolong, ada yang bisa nggak melepas tali pocongnya Pak Pardi. Nah di situ warga ini nggak ada yang mau.

Memang nggak semua orang takut, tapi lebih kepada orang-orang ini enggak, males lah ngurusi jenazah Pak Subardi karena mereka tahu Pak Subardi ini siapa. Jadi sampai akhirnya dua hari setelah itu, setelah laporan ini diterima oleh keluarga. Pak Soepardi, disitu akhirnya istri Pak Soepardi memutuskan untuk cari orang, nah konon kabarnya orang ini dicari di luar desa dibayar khusus untuk membuka tali pocong Pak Soepardi nah setelah itu itu akhirnya gangguan-gangguan ini berangsur berkurang. Jadi yang semula rumah orang itu digedor-gedor, dan ketika dilihat dari jendela, ada pocongnya Pak Soebardi ini mulai berkurang.

Memang masih ada yang diganggu. Masih ada juga suara-suara minta tolong, suara perempuan minta tolong dari bekas pohon jambu itu. Ada juga suara ringkian, suara kuda dari rumah Pak Soebardi. Ini masih sering didengar oleh warga. Dan sampai hari ini, teman-teman, keluarga dari Pak Soebardi ini masih...

tinggal di kampung tersebut maka dari itu Sinta ini menyamarkan nama yang ada di dalam cerita tersebut nah cerita inilah teman-teman yang dibagikan oleh Sinta kepada Gembara Sunyi dan semoga kisah ini bisa menghibur teman-teman sekalian dan lebih-lebih semoga kisah ini bisa kita ambil hikmah dan bisa kita ambil pelajaran di dalamnya mohon maaf kalau ada salah-salah kata Wassalamualaikum Wr. Wb Bira ku ceritakan rahasia sukar Ingin ku syairkan senandung asmara Di titik saat kita berjumpa pula Nanku harap senyum gelap senda gurau Bersanding dekat di atas tangan Mendengarkan ungas bebas nan berkicau, kau hilang hatiku kacau.