Transcript for:
Pelestarian Hutan Tropis dan Emisi CO2

Hutan tropis ini terbentuk selama ribuan tahun. Tapi manusia bisa memusnahkannya hanya dalam sekejap. Dulu keseharian saya mengurus real estate.

Saya kerja di bank, mengurus kontrak dan kredit untuk perusahaan real estate. Setiap hari mengejar keuntungan. Itu pemikiran khas orang bank.

Darsono Hartono punya hutan di Kalimantan. Luasnya dua kali lebih besar dari kota New York. Dia membeli hak gunanya untuk 60 tahun.

Syaratnya dia harus melindungi hutan. Saya percaya alam juga punya nilai, seperti properti. Dan kalau ada hutan tropis, nilainya lebih tinggi lagi dibanding real estate.

Untuk pelestarian hutan tropis ini, dia mendapat uang. Salah satunya dari perusahaan otomotif Jerman Volkswagen atau VW yang membeli sertifikat emisi CO2. Tapi VW dan konsultan emisi ini tidak mau mengungkap berapa harganya.

Banyak pengamat yang mengeritik skema perdagangan emisi CO2. Kita dari dulu bilang ingin menyelamatkan hutan tropis, tapi realitanya dalam 20 tahun terakhir, sebagian besar hutan tropis hilang. Digunakan misalnya untuk perkebunan kelapa sawit, atau produksi kertas.

Jadi saya pikir kalau ada model baru di mana kita tetap menjaga hutan tropis dan juga menghasilkan keuntungan, itu akan menguntungkan komunitas di sekitar hutan dan itu model tepat untuk masa depan. Hanya beberapa kilometer di luar kawasan yang dilindungi, hutan tropis sudah musnah. Oleh kebakaran hutan, tapi juga oleh banyak perusahaan internasional.

yang ingin menjual kayunya atau membuka lahan peternakan atau perkebunan sawit. Darsono Hartono ingin agar warga belajar bagaimana mendapat penghasilan dari hutan tanpa merusaknya. Itulah sebabnya dia menggunakan skema perdagangan emisi untuk menghasilkan uang.

Dan dia menginvestasikan dana itu untuk membuat sekolah di mana orang-orang misalnya bisa belajar cara memanjat pohon kelapa atau membuat gula dari kelapa dan mendapat keuntungan dari perusahaan yang ada di Eropa. Iya takut sih ada, tapi kita coba sedikit demi sedikit, ternyata ya kurang takutnya itulah. Dalam satu hari saya menjatuhkan pohon kelapa itu 20 pohon, pekerjaannya berat, risikonya macam-macam lah.

Itu memang saya tidak diinginkan kalau di hutan, cuman itu hanya butuh aja, butuh untuk keluarga lah. Bagi perusahaan, pembelian sertifikat emisi CO2 bagus untuk citra perusahaan. Karena dengan citra yang ramah lingkungan, mereka berharap bisa menjual lebih banyak mobil. Ketika proyek ini dimulai di Kalimantan, masyarakat tidak menyangka akan ada perusahaan besar dari Eropa yang tertarik. Kami perlu sekitar 11 tahun untuk mendapat keuntungan.

Mungkin tidak semua perusahaan mau menunggu selama itu, tapi kami akhirnya berhasil. Secara teknis, 10 tahun terakhir kami tidak mendapat keuntungan apa-apa. Kami hanya yakin dengan konsepnya. Ketika proyek dimulai, kesadaran perubahan lingkungan memang masih rendah.

Tapi sekarang, ini bisa menghasilkan uang.