Anda-anak muda, kita nggak bisa pilih siapa orang tua kita. Kita tidak bisa mengendalikan bagaimana orang memperlakukan kita. Kita tidak bisa pasang papa nama di dada kita dan berkata, jangan sakiti saya. Kita tidak bisa menghentikan badai yang menerpa hidup kita.
Jangan lari dari persoalan hidup kita. Belajarlah untuk menghadapi setiap persoalan yang datang. Percayalah bahwa proses kesulitan-kesulitan hidup, badai yang menerpa hidup kita, akan mengasah iman kita, membentuk karakter kita, dan mempersiapkan kita untuk sebuah rencana Tuhan. Tuhan yang lebih besar bagi kita. Bersyukurlah untuk apapun yang terjadi dalam hidup kita.
Enggak ada yang kebetulan. Tuhan izinkan terjadi. Supaya kita sendirian dengan Tuhan.
Dan iman kita bertumbuh. Karena kita mengalami Tuhan. Jangan salahin orang lain.
Jangan salahin keadaan. Jangan menyerah. Bertanggung jawablah atas hidupmu sendiri. Life is not easy.
So what? Fight. Bangkit. Berjuang. Kalau Anda hari ini merasa bahwa Anda lemah.
Anda enggak punya apa-apa. Dengar baik. Tuhan itu.
Senang memakai orang yang bodoh bagi dunia. Dan Tuhan itu senang pakai orang-orang yang dianggap lemah sama dunia. Siapa kita di mata Allah jauh lebih penting dari penilaian orang terhadap kita. Sebelum masuk pada firman Tuhan, mari kita berdoa.
Bapak di sorga kami bersyukur kalau kami masih boleh mendengar firman-Mu. Bapak berdoa supaya kiranya engkau memberikan kepada setiap kami roh, hikmat, dan wahyu. Supaya kami boleh memahami firmanmu dengan bahasa yang mudah kami mengerti.
Supaya kami bisa melakukannya dalam hidup kami. Bapak tolong hambamu karena sungguh... tanpa Engkau hamba tidak mampu.
Biarlah kuasa roh kudusmu boleh bekerja menjama setiap kami, menembus ruang dan batas waktu. Terima kasih Bapak. Di dalam nama Yesus kami berdoa biar hanya Kristus yang dipermuliakan dalam hidup kami.
Amin. Pada hari ini saya akan share firman Tuhan dengan judul Saya di Mata Allah. Taukah Anda bahwa Tuhan dapat memakai hidupmu dan membuat Engkau lebih besar dari yang bisa Engkau bayangkan?
Keadaanmu, orangtuamu musuhmu tidak menentukan apa yang dapat Anda lakukan dengan hidup Anda. Keadaan maupun perlakuan orang terhadap kita tidak menentukan masa depan kita. Mari kita belajar dari hidup Daud Daud itu tidak diperhitungkan oleh ayahnya. Dia tidak terlalu disayang oleh orang tuanya. Suatu hari Nabi Samuel datang ke rumah Isai, ayah Daud, untuk mengurapi salah satu anak Isai menjadi raja.
Atas Israel. Tetapi ketika kakak-kakak Daud dipanggil. Daud tidak.
Dalam 1 Samuel 16 ayat yang ke-11. Samuel berkata kepada Isai. Inikah anakmu semuanya? Jawabnya.
Masih tinggal yang bungsu. Tetapi sedang mengembalakan kambing domba. Kata Samuel kepada Isai. Suruhlah memanggil dia.
Sebab kita tidak akan duduk makan sebelum ia datang kemari. Dari ayat ini kita bisa lihat. Bapak Daud tidak diperhitungkan oleh ayahnya.
Bahkan Daud mengungkapkan perasaannya dalam Masmur 27 dan yang 10. Daud merasa ditelantarkan oleh orang tuanya. Dia berkata begini, sekalipun ayahku dan ibuku meninggalkan aku, namun Tuhan menyambut aku. Daud merasa orang tuanya meninggalkan dia. Dia tidak disayang.
Anda yang paling tidak disayang. Dan Daud ketika dia datang ke Medan Perang di mana bangsa Israel sedang diolok-olok oleh orang-orang Filistin, Daud datang kepada Raja Samuel menawarkan bantuan untuk membantu maju berperang. Tapi Raja Samuel malah meremehkan Daud Dalam 1 Samuel 17 ayat yang ke-33, Raja Samuel berkata begini, Tetapi Samuel berkata kepada Daud, tidak mungkin engkau dapat menghadapi orang Filistin itu untuk melawan dia, sebab engkau masih muda.
Sedang dia sejak dari mudanya telah menjadi prajurit. Ya dalam bahasa kasarnya, emang kamu siapa? Daud dipandang rendah oleh Samuel.
Dan tidak hanya itu, Daud dihina oleh musuhnya, yaitu bangsa Filistin. Dalam 1 Samuel 17 dan 42 dikatakan, ketika orang Filistin itu menunjukkan pandangnya ke arah Daud, serta melihat dia dihinanya Daud karena ia masih berpikir. Si muda kemerah-merahan dan elok parasnya.
Orang Filistin menghina Daud karena penampilannya yang seperti anak kecil. Saya mau bilang seorang Daud tidak diperhitungkan orang tuanya. Tidak dianggap oleh rajanya. Bahkan dihina oleh musuhnya.
Tidak membuat Daud lemah dan patah semangat. Daud sama sekali tidak menyalahkan orang tuanya. Tidak menyerah karena keadaannya.
Dan dia tidak menjadi lemah ketika dia dipandang rendah oleh raja dan musuhnya. Daud di dalam pergumulan hidupnya. Dia membangun kepercayaannya kepada Tuhan dan dia fokus kepada apa yang dipercayakan dalam hidupnya, yaitu melindungi domba-dombanya, dikatakan dia melawan singa dan beruang untuk melindungi domba-dombanya. Di dalam 1 Samuel 17 N37, Daud berkata begini, Tuhan yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang, dia juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu. Kita bisa melihat bahwa selama Daud bergumul sendirian, selama dia mengembalakan kambing dombanya, Daud betul-betul mengalami Tuhan.
Dia sendirian. Dia harus menjaga domba-dombanya. Dan ketika singa dan beruang datang, dia yang melawan mereka. Dan Daud melihat pertolongan Tuhan. Justru di dalam pergumulan hidupnya, Daud melihat pertolongan Tuhan nyata.
Dan itu yang membuat iman Daud bertumbuh. Dan dia biasa bergaul dengan Tuhan. Daud tidak bisa mengandalkan siapapun, karena orang tuanya tidak memperhitungkan dia, dia tidak disayang. Di dalam kesendiriannya, dalam pergumulan hidupnya, Daud terlatih hanya mengandalkan Tuhan. Daud belajar setiap kali menghadapi masalah, dia tidak gentar.
Di dalam Masmur 144, ayat yang pertama, Daud berkata begini, Terpujilah Tuhan gunung batuku, yang mengajar tanganku untuk bertempur, dan jari-jariku untuk berperang. Daud itu tidak lari ketika menghadapi masalah, tapi Daud menghadapinya. Dia percaya dengan pertolongan Tuhan, dia bisa menang, melawan singa dan beruang.
Taukah anda bahwa semakin banyak masalah yang bisa kita selesaikan dan semakin besar musuh yang bisa kita kalahkan, semakin cakep kita menghadapi persoalan. Banyak orang Kristen mentalnya cengeng. Mentalnya pengecut, mudah menyerah ketika menghadapi masalah dan tantangan.
Mari belajar dari Daud Keadaan perlakuan orang terhadap dia, bahkan orang terdekatnya orang tuanya sendiri, tidak memperbaiki keadaan yang terhadap dia. membuat Daud lemah. Tapi justru Daud bangkit dan menaruh kepercayaannya kepada Tuhan. Saya mau katakan, anak-anak muda, kita gak bisa pilih siapa orang tua kita. Kita tidak bisa mengendalikan bagaimana orang memperlakukan kita.
Kita tidak bisa pasang papa nama di dada kita dan berkata, jangan sakiti saya. Kita tidak bisa menghentikan badai yang menerpa hidup kita. Tapi reaksi kita terhadap persoalan yang datang dalam hidup kita menentukan apa yang akan datang kemudian. Berserulah kepada Tuhan dan jangan kepada manusia. Setiap kali menghadapi masalah dalam hidup, pergumulan hidup ini, nomor satu datanglah kepada Tuhan, berserulah kepada Tuhan.
Jangan cari... manusia. Jangan fanatik kepada counseling.
Saya mau kasih tahu sebagai hamba Tuhan, counseling tidak menyelesaikan masalah. Jangan mencari tempat pelarian. tempat curhat cari teman, cari pendeta yang belum tentu mengerti dan tidak peduli sama hidupmu belum tentu mereka bisa dipercaya dan bisa memberikan nasihat yang terbaik tidak sedikit yang kasih tau sama saya, bahwa pendeta yang dia jadikan tempat curhat, malah menceritakan masalahnya kemana-mana dengar baik 1 Korintus 2 ayat yang kelima berkata begini, Supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah.
Berserulah kepada Tuhan, bukan kepada manusia. Ketika kita menghadapi... Padahal dalam hidup ini belajarlah mengandalkan Tuhan sumber hikmat kita. Bergantunglah pada kekuatan Allah, jangan bergantung pada hikmat manusia.
Saya percaya hikmat dari Tuhan akan diberikan kepada kita saat kita meminta pertolongannya. Karena Tuhan tahu yang terbaik. Proses hidup yang Tuhan izinkan terjadi dalam hidup kita adalah cara Tuhan untuk mempersiapkan kita untuk tujuannya yang besar. Saya bersyukur Tuhan itu sudah mempersiapkan hidup kita jauh sebelum kita menghidupi rencananya hari ini.
Proses hidup itu Tuhan izinkan terjadi untuk menghantar kita kepada rencana Tuhan yang sempurna. Dari kecil saya terbiasa tidak bisa mengandalkan diri kepada orang tua. Saya pernah cerita di kotbah saya yang lain bahwa orang tua saya meninggalkan saya umur 11 tahun. Saya harus berjuang dibuang sekolah ke Australia.
Harus bekerja keras untuk bisa melanjutkan sekolah untuk membiaya hidup saya. Dan bagaimana saya mengalami begitu banyak kesulitan hidup, punya pemimpin yang mengecewakan, dan justru di saat-saat itulah, saya mengalami Tuhan dengan luar biasa. Dan saya mengerti apa yang Tuhan berkata, yang dialami Daud ketika dia tidak bisa mengandalkan siapapun.
Ketika yang dia harapkan bisa melindungi dia, tidak ada untuk dia. Biasanya kalau anak kecil itu dibully di sekolah, dia bisa kasih tau temannya, gue kasih tau bapak gue loh ya. Itu saya gak pernah bisa.
Ketika di sekolah Orang tua datang untuk acara anak-anaknya, acara wisuda dan sebagainya. Orang tua saya tidak ada untuk saya. Apa yang... Bisa kita andalkan selain Tuhan. Mungkin masalah hidup saya berbeda dengan masalah hidup Anda.
Tapi kita sama-sama tiba di satu titik. Dia pada akhirnya kita menyadari tidak ada yang kita bisa andalkan selain Tuhan. Tidak ada yang lebih mengasihi kita lebih dari Tuhan. Percayalah bahwa proses kesulitan-kesulitan hidup.
Bada yang menerpa hidup kita. Akan mengasah iman kita. Membentuk karakter kita. Dan membuat kita lebih baik. mempersiapkan kita untuk sebuah rencana Tuhan yang lebih besar bagi kita.
Saya lihat bagaimana Daud tumbuh menjadi raja yang berani. Tahukah Anda dalam satu tawari 14 ayat yang ke-8, ketika didengar orang Filistin bahwa Daud telah diurapi menjadi raja atas seluruh islam. Maka majulah semua orang Filistin untuk menangkap Daud Tetapi Daud mendengar hal itu lalu majulah ia menghadapi mereka. Wow. Daud dengar bahwa...
Bahwa dia akan ditangkap oleh orang Filistin. Orang biasanya menghadapi masalah itu lari. Tapi Daud justru menghadapi mereka. Mari lihat.
Mental seorang pemenang seperti Daud Fighter mentality. Dia tidak takut menghadapi masalah. Jangan lari dari persoalan hidup kita.
Belajarlah untuk menghadapi setiap persoalan yang datang. Taukah anda? Masalah tekanan itu. Justru adalah waktu terbaik. Dia?
Karena kita mengeluarkan ide-ide terbaik kita. Karena biasanya saat terjepit kita jadi lebih cerdik. Kita jadi lebih belajar bagaimana kita harus mengambil keputusan yang paling tepat di saat terjepit. Daud itu terbiasa mengandalkan Tuhan.
Makanya ketika dia jadi raja, dia selalu bertanya kepada Tuhan. Dalam 1 Tawari 14 ayat yang ke-10, bertanyalah Daud kepada Allah. Apakah aku harus maju melawan orang Filistin itu?
Dan akankah kau serahkan mereka ke dalam tanganku? Tuhan menjawab, majulah aku akan menyerahkan mereka ke dalam tanganmu. Saya ngalami di masa dimana saya gak bisa mengandalkan siapapun selain Tuhan.
Saya selalu duduk dan menyembah Tuhan. Dan saya cuma bisa bilang sama Tuhan, God help me, Tuhan tolong saya. kadang-kadang di shower saya kalau nangis sama Tuhan saya gak bisa ngomong semua masalah saya saya cuma bisa bilang Lord help me saya cuma bilang gitu dan saudara tau saya terbiasa mengandalkan Tuhan dari kecil.
Makanya untuk apapun yang saya harus lakukan, termasuk untuk tangan pengharapan, saya selalu mengandalkan Tuhan dan selalu bertanya Tuhan setiap tahun. Tuhan, apa yang kau mau aku lakukan? Daud terbiasa mengandalkan Tuhan, makanya dia selalu menang. Proses hidup itu membuat kita rendah hati, karena kita tahu semua karena Pertolongan anugerah Tuhan. Daud itu sebagai raja, dia sangat rendah hati.
Tidak seperti Samuel yang sombong. Dalam 1 Tawari 14 ayat yang 11, lalu majulah ia ke Bapak Perasim, dan Daud memukul mereka kalah di sana. Berkatalah Daud, Allah telah menerobos musuhku dengan perantaraanku seperti air menerobos.
Sebab itu mereka menamakan tempat itu Bapak Perasim. Daud tidak bilang karena aku kuat. Karena aku hebat, aku menang.
Tetapi Daud berkata, Allah telah menerobos musuhku dengan perantaraanku. Seperti air menerobos. Orang yang ngalami proses hidup yang keras dan melihat tangan Tuhan yang menolong hidupnya. Enggak akan berani sombong. Karena dia tahu tanpa Tuhan enggak mungkin.
Makanya saya juga enggak berani sekali-kali ngomong. Karena saya, tangan pengharapan bisa. Karena dijauhkanlah kiranya dari saya mengatakan hal itu.
Karena saya sampai hari ini dengan sesadar-sadarnya yakin. Kalau saya bisa dipercaya Tuhan. Kasih makan 5 ribu anak Indonesia.
Mengirim ratusan guru ke seluruh tanah air, ke pelosok-pelosok Indonesia. Membangun sekolah, mengobati pasien sakit di Nusa Tenggara Timur setiap bulan. Dan lain sebagainya. Itu bukan karena saya dan Jojo.
Tapi semuanya karena Tuhan. Mana mungkin seorang pembicara kecil seperti saya. Mau kasih makan 5 ribu anak.
Gak mungkin. Bahkan untuk hidup saya sendiri. Bayangkan selama wabah COVID-19. Saya dan suami tidak bisa melayani kemana-mana. Bagaimana kami hidup sementara dari situlah selama ini Tuhan menghidupi kami.
Tapi betapa Tuhan memelihara hidup saya. saya dan keluarga. Tuhan menggerakkan beberapa orang untuk menolong kami setiap bulan untuk survive. Bapak Tuhan kita hebat.
Jangan pernah sekali-kali bilang karena saya. Tapi katakanlah seperti ini, tanpa Tuhan tidak akan bisa. I am nothing without you, Lord.
Saya bukan siapa-siapa tanpa Tuhan, tanpa kasih karunianya siapa kita. Tuhan bisa memakai hidupmu dan membuat engkau lebih besar dari apa yang engkau sanggup pikirkan. Dalam 1 Korintus 1 ayat yang ke-27 dikatakan begini, Tetapi apa yang bodoh bagi dunia dipilih...
Dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat. Dan apa yang lemah bagi dunia dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat. Apa yang bodoh bagi dunia dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat. Apa yang lemah bagi dunia dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat. Kalau hari ini Anda merasa Anda kurang pintar, kurang hikmat.
Kalau hari ini Anda merasa Anda biasa-biasa aja, Anda gak bisa apa-apa. Kalau Anda hari ini merasa bahwa Anda lemah, Anda gak punya apa-apa. Dengar baik, Tuhan itu senang memakai orang yang bodoh bagi dunia.
Dan Tuhan itu senang pakai orang-orang yang dianggap lemah sama dunia. Siapa kita di mata Allah jauh lebih penting dari penilaian orang terhadap kita Dulu waktu saya masih sangat muda Saya sering sekali dihina sama keluarga Dihina sama sepupu Dihina sama teman-teman Dihina sama orang-orang yang saya kenal Apa yang mau diandalkan dari seorang anak yang besar tanpa orang tua Apa yang mau diandalkan dari seorang anak yang gak punya apa-apa? Saya masih ingat setiap minggu saya harus jualan kue selesai ibadah gereja.
Saya mau kasih tahu, kalau hari ini Tuhan bisa mengizinkan saya dan cucu menolong begitu banyak anak-anak, mencoklatkan mereka. Semua karena kemurahan Tuhan. Kita bukan siapa-siapa, tapi kalau kita percaya bahwa Tuhan mengasihi kita dan dia punya rencana yang luar biasa buat hidup kita.
Tuhan sanggup memakai kita jauh lebih besar dari apa yang kita sanggup pikirkan maupun doakan. Bersama Tuhan kita bisa. Jangan pernah menyalahkan orang lain untuk keadaanmu hari ini. Jangan punya victim mentality.
Daud tidak menyalahkan orang tuanya yang Menelantarkan dia Daud fokus kepada Apa yang dia harus kerjakan Melindungi domba-dombanya Dia mau melakukan yang terbaik Yang dia bisa Dan lihat Daud justru mengalami Tuhan Karena kesendiriannya Bersyukurlah Untuk apapun yang terjadi dalam hidup kita Tidak ada yang kebetulan Tuhan Ijinkan terjadi supaya kita sendirian dengan Tuhan dan iman kita bertumbuh karena kita mengalami Tuhan. Jangan pernah menyerah sama keadaan. Meskipun keadaan kayaknya gak... Enggak mungkin.
Saya dulu mau sekolah aja susah. Nyicil-nyicil uang sekolah sampai satu hari. Enggak punya uang cukup buat bayar uang sekolah.
Saya pernah share di kotbah saya yang lain. Bagaimana saya sampai harus berhutang sama gereja. 250 dolar Australia untuk bisa bayar sekolah saya. Kalau enggak saya dipulangkan. Kekhawatiran saya kalau dipulangkan adalah, saya gak tahu saya harus pulang kemana.
Karena saya gak tahu orang tua saya di mana. Belajarlah bertanggung jawab atas hidupmu sendiri. Jangan salahin orang lain, jangan salahin keadaan, jangan menyerah. Bertanggung jawablah atas hidupmu sendiri.
Life is not easy, so what? Fight, bangkit, berjuang. Jangan doyan counseling, saya mau kasih tau. Untuk jadi qualified counselor, orang tuh perlu sekolah, perlu punya pengalaman.
Kita datang ke teman curhat-curhat, belum tentu pendapatnya itu tepat. Kita datang sama pendeta cerita masalah kita, belum tentu dia peduli juga sama kita. Dan bagaimana keadaan orang-orang yang kita jadikan tempat curhat waktu mereka memberikan nasihat? Jangan-jangan mereka juga lagi galau. Tempat cerita yang terbaik adalah Tuhan.
Larilah sama Tuhan. Karena Tuhan itu sumber hikmat. Saya terima banyak banget orang pengen counseling di IG, di Youtube.
Saya bukannya enggak mau nolong saudara. Begitu banyak counseling yang masuk. Saya ingin melatih anak-anak muda.
Ayo ngandalin Tuhan. Mari setiap anak-anak Tuhan. Jangan menyerah sama keadaan.
Datang sama Tuhan, minta hikmat Tuhan, apa yang harus engkau lakukan di masa-masa ini? Harusnya keadaan dimana kita terjepit ini membuat kita jadi lebih dekat sama Tuhan, ngandelin Tuhan dan kita jadi lebih kreatif. untuk mengerjakan hal-hal yang sebelumnya belum pernah kita lakukan. Dan bagaimana kita mengantisipasi keadaan ini yang mungkin bisa terjadi lagi satu hari nanti.
Tapi bukan keadaan hal-hal baik dengan keadaan... Keadaan yang kita alami hari ini. Dia orang tua fokus kepada anak-anaknya. Mesbah keluarga kembali dibangun.
Dan kita kembali kepada esensi kehidupan yang sebenarnya. Bahwa harta kita, semua kemewahan yang kita miliki jadi tidak ada artinya. Tapi kebersamaan bersama keluarga. Asal cukup makan, cukup pakai. Dan kita sehat, itu sudah luar biasa.
Jangan menyerah sama keadaanmu. Selalu mengucap syukurlah. Percayalah siapa engkau.
Kau di mata Allah jauh lebih penting daripada pendapat orang lain. Bahwa Tuhan bisa memakai hidupmu jauh lebih hebat, jauh lebih besar dari apa yang engkau pernah bayangkan. Mari kita berdoa.
Kiranya kasih karuniamu ya Tuhan. Menolong kami, memampukan kami untuk bangkit dari keterpurukan. Berikan hikmat kepada setiap kami.
Di saat-saat kami tidak berdaya, kami hanya bisa mengandalkan Tuhan. Berbicara lah buat kami, biarlah roh hikmat dan wahyu engkau berikan kepada kami, supaya kami boleh mengerti apa yang harus kami buat dalam hidup kami. Bapak hambamu berdoa berikan kekuatan kepada setiap kami.
Dan biarlah masa-masa dimana kami menghadapi badai kehidupan, kami boleh mengalami Tuhan. Karena pengalaman iman dengan Tuhan tidak tergantikan. Terpujilah namamu dalam hidup kami, pakai hidup setiap anak-anak muda dan setiap orang yang menonton kotbah ini Tuhan. Di dalam nama Yesus kami berdoa. Amen.
Tuhan Yesus memberkati.