Transcript for:
Menghadapi Ujian dalam Keislaman

Terima kasih telah menonton Bagaimana cara mengondisikan hati kita sadar, supaya saat muncul ujian itu, kita merasakan kesadaran bahwa, oh ini jalan sukses saya. Allah kirimkan buat saya, bukan buat yang lain. La yukallifullahu nafsan illa usaha.

Kalau kita lihat-lihat, masalah tiap orang kan beda-beda ya. Tapi intinya sama kan masalah. Intinya kepikiran juga kan?

Iya kan? Iya? Kalau masalah kan nomor 4 ya? Iya kan?

Kan berpikir itu ada 4. Ada berpikir, sedikit berpikir, tidak berpikir, pikiranun. Gimana? Masalah itu kan pikiranun kan?

Yang dipikirkan kan? Ya semuanya sama intinya berpikir. Di perusahaan yang besar, yang kecil berpikir.

Iya? Yang sedang ujian berpikir, kadang-kadang sama-sama pusing, pusingnya sama tapi bentuk ujiannya beda-beda. Yang paling menarik itu ujiannya beda sesuai keadaran kita.

Gak mungkin level direktur diuji dengan level pegawai bawah misalnya, itu mustahil. Tapi sama-sama pusing juga. Pegawai belum gajian pusing, direktur proyek belum lancar pusing. Pusingnya kan sama kan, tapi wujud ujiannya beda. Karena sesuai dengan maslahat kita Itulah Nah cara mengatasinya bagaimana?

Supaya saat diterima itu Ada ketentraman dalam jiwa Dan ketentraman itu melahirkan kesadaran Oh ini kan yang saya minta Gak mungkin ujian ini tiba-tiba muncul di hadapan saya Kalau saya gak pernah berdoa Coba siapa yang pengen kaya Pernah berdoa minta sukses Terus Allah kasih jalannya, nih lewatin dulu ini. Yang paling aneh kan begini, minta begitu dikabul marah. Kenapa harus saya ya Allah?

Kan mana kita dengar doa gitu. Kan kamu yang minta tadi. Kenapa ketika dikasih bilang, kenapa harus saya ya Allah?

Ini kan aneh sebetulnya. Jelas ya? Nah, supaya menghadirkan suasana itu, solusinya apa?

Itulah hadiah Isrami'araj. Makanya perjalanan Nabi sebelum Isrami'araj itu melalui persoalan-persoalan dulu. Supaya sadar hidup itu gak ada yang lurus terus. Tidak ada yang nyaman terus. Nabi itu sebelum Isrami'araj itu apa peristiwanya?

Di gang. di Tenggu di Mekah lalu berharap di To'if itu ada pelindung karena To'if itu maaf secara landscape landscape itu apa ya gambaran kotanya itu itu lebih maju ekonominya lebih maju supaya diharapkan orangnya lebih berpendidikan jadi begitu datang ke situ disambutnya baik ternyata alih-alih baik nyampe ke To'if kalau di Mekah dilempar dengan kata-kata dituduh dicaci di makin ke To'if dilempar dengan batu Nabi terluka, anak angkat beliau terluka juga Zaid. Istirahat, datang malaikat dua turun.

Ya Muhammad, ya Rasulullah, wa kamakala, ya Rasulullah, mudyadaika ilas sama, angkat tanganmu, minta kepada Allah. Supaya kami ini diperkenankan mengangkat dua bukit untuk menghimpit orang-orang yang telah melukaimu ini Apa jawab Nabi? Lihat kan kalimatnya Mohon jangan lakukan Karena mereka melakukan itu kepada aku karena belum tahu saja tentang aku Bukan karena benci Karena belum tahu Kalau orang belum tahu dia apa kan?

Diberitahu bukan dimarahin Bukan dicaci. Jadi boleh jadi ada yang mencelah itu karena belum tahu. Nah kalau kita tidak merasa harus dicelah, dan tidak merasa celahan itu ada pada diri kita, kenapa harus dimarah? Jelas ya?

Maka apa yang terjadi? Perhatikan doanya. Awaqamu qala ilahi ila mentakiluni. Aila qaribin yu'dhini.

Am ila ba'idin yu'limuni. Fa ana ra'din ma lam taghzab alaiya. Wa la hawla wa la quwata illa billah. Ya Allah, setelah aku bertugas di sini dan dilempari oleh orang-orang di sini.

Kemana lagi engkau akan perjalankan aku setelah ini? Apakah tempatnya masih dekat dan aku akan dilempari lagi? Ataukah tempatnya jauh dari sini dan aku akan dilempari lagi? aku akan disakiti lagi. Aku rida dengan itu ya Allah, selama itu perintahmu, sepanjang engkau tidak marah kepada aku.

Itu poinnya. Tolong garis bawah ini. Sepanjang engkau tidak marah kepada aku.

Apapun yang kau perintahkan, aku kerjakan. Apakah tempatnya masih dekat atau jauh, dan aku akan disakiti lagi. Dari situlah. turun undangan Israel dan Mi'raj ternyata bukan cuma di bumi, diperjalankan langsung sampai dengan ke langit Subhanallah bi'abdihi laylam minal masjidil haram ilal masjidil aqsal ladhi barakna hawlah Turunlah peristiwa surah Merah Cuma undangan itu turun Asalnya dari situ Jadi ketika kita itu sadar Bahwa semua apa yang kita alami ini Ujian dari Allah Untuk Membantu kita meningkatkan kualitas hidup Mengabulkan doa kita Disitulah anugerah akan turun Tapi kalau kita banyak mengeluh Capek Ini saya kasih gambaran gini Ibu tau cacing gak? Cacing tau ya, mas tau cacing ya Pak, cacing itu kalau Saya punya wajan tuh Buat gorengan, panasin Cacingnya dikesituin tuh Ya Kalau belum panas kan dia diam ya, kalau udah dipanasin Dia ngapain?

Ah, krumkel-rumkel tuh Orang Banten, krumkel-rumkel Ngapain cacingnya? Hah? Gerak-gerak gitu kan, kenapa?

Panas Bukan Kan Bukan karena kepanasan, karena cacing tidak bisa mengeluh. Aduh panas, aduh, aduh. Dia bergerak mencari solusi.

Pernah nggak dengar cacing, aduh, aduh, nggak pernah kan. Kenapa harus saya, kenapa, nggak pernah begitu. Kenjamnya, oh nggak pernah.

Yang dicari solusi. Cacing dihisap tidak. Tidak, kita dihisap tidak.

Cacing tidak dihisap, tapi menjadi umpan untuk makanan kita. Kita yang sering umpanin cacing, tapi tidak belajar dari cacing. Kenapa harus selalu ada keluhan? Yo cicak, cicak makanannya apa? Nyamuk.

Cicak bisa terbang tidak? Nyamuk bisa terbang. Di mana logikanya, hewan yang tidak bisa terbang, makanannya terbang. Tuh, kalau nyamuknya pintar dia punya akal.

Jadi mainan cicak tuh. Cicak gitu kan. Tapi lihat kuasa Allah tuh.

Orang tua kita cuma ngajarin sedikit. Cicak-cicak di diam-diam. Datang seekor. Kok datang seekor nyamuk?

Bukan cicak mendatangi nyamuk, nyamuknya datang. Siapa yang mendatangkan nyamuk ke cicak itu? Apa pernah cicak mengeluh?

Tidak menggeluh, nah itu binatang Nah yang mau saya katakan Mengembalikan suasana itu Nabi sudah mengajarkan dari peristiwa Tidak ada orang yang bebas dari ujian Tapi kalau kita menyadari Semua datang dari Allah Untuk membuat kita lebih berkualitas Dan mengabulkan sesungguhnya Apa yang kita mohonkan dalam doa. Maka turunlah kemudian kenyamanan. Kalau Nabi karena Rasul.

Karena Nabi Rasul. Mu'ajijatnya Isra Miraj. Naik buruk. Kita gak mungkin naik buruk. Odong-odong banyak.

Delman banyak. Tapi naik buruk. Mustahil.

Karena peristiwanya tidak mungkin berulang, maka hadiahnya diabadikan. Itulah sholat. Itulah sebabnya panggilan sholat itu bersanding dengan hajat.

Karena itu sholat disebut dengan hajat. Kebutuhan. Kalau punya masalah, terima dulu dengan sabar. Dan lakukan sholat.

Jadi asalnya sholat itu diperintahkan oleh Allah lewat Rasulullah untuk menyelesaikan semua masalah kehidupan kita. Makanya dulu orang-orang yang punya hajat, punya masalah, itu melakukan sholat. Nabi Zakaria punya masalah.

Di uji dengan keturunan, rambutnya sudah memutih, fisiknya sudah letih, maaf maaf isinya diponis monopos dan mandul, secara medis gak mungkin punya keturunan. Maka apa yang diperintahkan oleh Allah? Diilhamkan sholat.

Di Quran surah 3 ayat 38-39 Ya, Hunalika da'a zakariya rabba, Qala rabbi habli min ladunka thurriyatan thayyiba, Innaka sami'uddu'a, Fanadathul malaikatu, Wahua qa'imun yusalli fil mihrab. Annalaha yubashuruka biyahya. Setelah manusia mengatakan, Gak mungkin kau punya keturunan, Beliau sholat.

Dalam sholatnya, Beliau memohon, Ya Allah, Semua memfonis aku, Tidak akan mungkin punya keturunan. Maka aku menyebut namamu yang memberi, Tanpa punya batasan. Hab namanya Dari wahab Ya Allah saya minta darimu saja Karena orang lain mengatakan gak mungkin Saya minta darimu yang tidak punya batasan Engkau pasti mendengar doa saya Kalau yang pada maha mendengar juga tidak terkabulkan Kepada siapa lagi saya mesti meminta Maka langsung turun jawaban Padahal beliau itu masih berdiri dalam sholatnya Belum selesai sholatnya Sedangkan beliau masih berdiri dalam sholat Turunlah berita disampaikan akan punya anak namanya langsung dari Allah Yahya Nabi Musa sholat Musa itu sholat Quran surah 20 Taha ayat 14 Innani anallahu la ilaha illa ana fa'budini wa aqimis salatali zikri Nabi Isa salat Quran surah 19 ayat 31-33 Wa awsani bis salat Allah memadintahkan padaku untuk salat Nabi Ismail salat Quran surah 19 ayat 55 Wa kana ya'muru ahlahu bis salat Bahkan Nabi Ismail itu meminta semua keluarganya Jangan tinggal salat, jangan tinggal salat Itulah sebabnya kenapa sholat itu menjadi yang paling pokok dalam hidup dan tidak ada alternatifnya sampai meninggal.

Kenapa? Karena Allah menginginkan semua masalah kita selesai. Tuntas.

Saat sholat kita minta, rukuh, sujud, selesai masalahnya. Zakat itu wajib kalau ada, kewajibannya berlaku. Sampai nisabnya, keluar zakatnya.

Tapi kalau belum sampai batasnya, gak ada kewajiban zakat. Puasa itu wajibnya kapan? Ramadan. Kalau tidak Ramadan, tidak wajib.

Kecuali nazar. Dan saat Ramadan pun kalau gak mampu, masih bisa diganti. Kalau tidak qadr, fidya. Haji wajib gak?

Kapan? Bagi yang mampu. Tapi sholat, semua berlaku, berdiri.

Nggak bisa berdiri, nggak mampu duduk. Nggak bisa duduk, berbaring. Nggak mampu berbaring, isyarat. Nggak mampu isyarat, berkedip. Dengan kedipan selama masih sadar.

Nggak mampu berkedip, disolatkan. Kan sudah selesai. Sampai titik akhir. Sampai titik. Kenapa?

Karena Allah tidak menginginkan semua hambanya, siapapun punya masalah yang tidak selesai. Duduk punya masalah? Selesai.

Berbaring punya masalah? Selesai. Itu masalahnya. Dan tidak ada orang hidup yang tidak punya masalah.

Ini subuh kan baru berapa menit tadi kita lewat? 30 menitan. Ada nggak yang nggak punya masalah sekarang? Nggak ada.

Nanti subuh ke duhur, pasti punya masalah lagi. Kalau sholatnya benar, selesai. Itulah asalnya.