Setiap harinya kita pasti ketemu sama manusia lainnya Kecuali kamu hidup di Goa Di atas gunung terpencil di Antartika sana Nah, kita nggak mungkin kan bisa hidup sendirian karena kita perlu berinteraksi. Kayak misalnya dengan teman di sekolah, atau sama pak polisi yang lagi ngatur jalanan, atau sama kakak dan adik kita. Hidup kayaknya bakal sulit banget kalau kita setiap hari sendirian aja kan.
Interaksi kita dengan orang-orang di sekitar kita bentuknya bisa macam-macam. Kayak misalnya, setiap pagi kita selalu salaman sama ibu dan bapak sebelum berangkat ke sekolah. Terus, kadang di jalanan kita bisa langsung tiba-tiba marah-marah.
kalau ternyata macet dan bikin kita telat sampai di sekolah. Terus abis itu, udah sampai sekolah, kita masih harus lagi ikut upacara bendera di halaman sekolah. Tapi, kamu pernah mikir nggak?
Kenapa ya kita harus salaman sama ibu dan bapak? Kenapa bisa terjadi macet di jalanan? Dan kenapa ya kita nggak boleh telat ke sekolah?
Atau kenapa kita harus ada upacara bendera setiap hari Senin? Nah, kita akan cari tahu tentang semua itu dan lebih banyak lagi tentang manusia, terutama kamu. Iya, kamu akan belajar tentang diri kamu bersama aku, Ade.
Selamat datang di Pahamify Sosiologi. Sosiologi mulai dikenalkan oleh seorang filsuf Perancis yang bernama Auguste Comte pada tahun 1800-an. Dia ini ingin ada ilmu pengetahuan yang sistematis mempelajari masyarakat sehingga bisa diperoleh cara untuk menyelidiki dan memecahkan masalah dasar di sekitarnya. Pas kita melihat kemacetan lalu lintas, atau waktu kita lagi adu argumen sama teman sekelas, Rasanya kurang pas kan kalau kita cari solusinya pakai ilmu kimia atau biologi?
Nah, makanya muncullah sosiologi sebagai ilmu untuk menjawab fenomena sosial di masyarakat. Terus, sebenarnya apa sih sosiologi itu? Sosiologi adalah ilmu yang mengkaji masyarakat dan perilaku manusia.
Ingat, dua hal itu ya. Masyarakat dan perilaku manusia. Di dalam masyarakat ada unit yang terkecil, yaitu kamu.
Ayah kamu Teman-teman kamu di sekolah Dan Si Doi Mereka satu persatu ini disebut sebagai individu Nantinya individu-individu ini akan saling berinteraksi berhubungan dan saling mempengaruhi. Jadi, bisa dikatakan, sosiologi ini mempelajari tentang interaksi individu dengan individu, individu dengan masyarakat, dan bahkan masyarakat dengan masyarakat. Nah, kalau kamu dengar kata masyarakat atau society, mungkin yang ada di pikiran kamu itu adalah kumpulan orang yang banyak. Kayak misalnya, kumpulan masyarakat Indonesia. Tapi, Tapi sebenarnya dia juga bisa terdiri dari jumlah orang yang sedikit loh.
Kayak misalnya kamu dengan teman-teman dan guru-guru di sekolah. Atau sekumpulan pedagang di pasar. atau perkumpulan driver ojol. Nah, semua itu bisa disebut sebagai masyarakat.
Atau bahkan nih ya, keluarga kamu. Iya, keluarga kamu juga bisa kita sebut sebagai masyarakat lho, tapi dalam skala yang kecil. Nah, masyarakat itu bisa kita bilang sebagai sekelompok orang yang berada di satu tempat yang sama di mana sebagian besar interaksinya terjadi antara individu dengan individu yang berada dalam kelompok tersebut.
Kayak misalnya, pas kamu lagi terjebak macet, kamu dan orang-orang di sekitar kamu bisa disebut sebagai sebuah masyarakat karena kalian saling berinteraksi. Terus, kayak misalnya, pas lagi di kelas nih, kayak kamu bareng teman-teman kamu dan juga guru kamu yang lagi ngajar di depan kelas bisa juga kita sebut sebagai suatu masyarakat karena kalian di dalam sana berada di tempat yang sama dan kalian juga saling berinteraksi, kan? Kayak di rumah kamu pun begitu.
Ada ayah, ada ibu, ada adik, kakak, kakek, nenek, uyut Nah pokoknya kalau udah satu tempat dan saling berinteraksi Kita bisa sebut mereka sebagai masyarakat ya Jadi masyarakat itu bisa juga luas tapi bisa juga sangat kecil Terus gimana dengan perilaku manusia? Coba, kamu bayangin kamu lagi naik motor di perempatan jalan raya, terus kamu kejebak macet. Eh, kendaraan di belakang kamu terus-terusan ngelakson dengan tujuan agar kendaraan depan kamu ikutan jalan.
Tapi, karena kendaraan di depan gak jalan-jalan, pengendara-pengendara lain juga ikutan bunyiin klakson. Eh, kamu juga jadi ikutan. Padahal nih ya, di sisi lain kamu udah mencoba sabar untuk gak bunyiin klakson kamu.
Tapi kamu ketrigger atau kepicu untuk membunyiin klakson juga karena kelakuan yang lain juga. Tanpa kamu sadari, apa yang dilakukan orang-orang di sekitar kamu itu akhirnya mempengaruhi kamu untuk melakukan sebuah tindakan, kan? Tapi, gak hanya tindakan langsung aja kayak bunyiin kelakson tadi yang bisa bikin tindakan kamu berubah.
Kayak misalnya lagi nih, pas kamu atau orang tua kamu mau milih beli motor apa? Mau metik atau yang kopling? Itu juga bisa dipengaruhi oleh orang lain kan? Kayak misalnya gara-gara iklan. Atau karena tetangga pilih merek tertentu.
Eh, kamu juga jadi yakin deh untuk beli merek yang sama. Nah, beberapa contoh tadi itu contoh perilaku manusia. Tentunya perilaku manusia itu ada macem-macem kan? Jadi pas kita bilang bahwa sosiologi itu adalah ilmu tentang masyarakat dan perilaku manusia, artinya sosiologi itu luas banget. bahkan lebih luas dari ilmu-ilmu lain yang tergabung dalam kelompok ilmu sosial.
Ilmu-ilmu sosial, kayak ekonomi, sejarah, geografi, mereka punya fokus dan perspektif yang berbeda. Semuanya, termasuk sosiologi, mencoba untuk melihat fenomena sosial secara lebih objektif dengan mencari pola-pola melalui observasi secara berulang. Jadi, apa yang membuat sosiologi itu beda dari ilmu-ilmu sosial lainnya?
Nah, jadi sosiologi ini mengkaji masyarakat dari segala macam aspek. Dan ini dilakukan baik di dalam skala yang kecil, misalnya sekelompok teman, sampai ke skala yang besar. Kayak interaksi antara masyarakat Indonesia dengan negara-negara tetangga kita.
Ilmu sosiologi mengkaji itu semua melalui sudut pandang atau perspektif yang unik. Nah, perspektif sosiologi ini... Ada beberapa. Yang pertama, ilmu sosiologi melihat hal yang umum dari sekumpulan fenomena yang spesifik. Seeing the general in the particular.
Dan yang kedua, melihat hal yang asing dari fenomena yang umum yang dikenal. Seeing the strange in the familiar. Nah, melihat yang umum dari sekumpulan fenomena yang spesifik digunakan untuk memahami perilaku sosial di masyarakat dengan konteks yang lebih luas.
Maksudnya, sosiolog itu mencari pola yang umum dalam perilaku orang-orang tertentu. Walaupun setiap individu itu unik, anggota masyarakat bisa dibagi menjadi berbagai macam kategori yang lebih umum. Kayak misalnya, ada anak-anak, ada orang dewasa, ada wanita, ada pria, ada orang kaya, ada orang miskin.
Nah, ketika kita melihat masyarakat dengan sudut pandang yang lebih umum, atau lebih general, kita bisa lihat nih kalau pengalaman hidup yang dialami oleh masing-masing kelompok itu berbeda. Tapi di dalam kelompok tertentu, mereka punya pola hidup yang cukup mirip-mirip. Kemudian perspektif yang kedua, melihat hal yang asing dari fenomena yang umum dikenal atau seeing the strange in the familiar.
Nah, hal ini mendorong kita untuk selalu mencari keunikan di tengah fenomena yang terkesan umum atau yang biasa kita jumpai. Contohnya, kita mungkin terbiasa dengan kemacetan yang terjadi di jalan setiap pagi. Apalagi kalau kamu tinggal di Jakarta. Jadi lama-lama kita terima aja kan, kalau Jakarta itu ya emang macet.
Tapi, kalau kita lihat fenomena macet itu dari sudut pandang sosiologi, kita pasti akan bertanya, kenapa ya macet itu bisa terjadi? Apa karena kebanyakan mobil? Atau jangan-jangan jalanannya yang terlalu sempit? Jadi kita tuh nggak diem aja menerima apa yang biasa terjadi.
Kita mencoba mencari yang asing nih dari fenomena yang terjadi itu. Nah, sebenarnya banyak hal yang bisa kita lihat dari kemacetan. Mungkin kamu sebel kan sama yang namanya macet dan mikir kalau kemacetan itu adalah sesuatu yang buruk.
Tapi tenang dulu. Pas kamu lagi belajar sosiologi, pikiran-pikiran yang asalnya dari pendapat kita kayak gitu, kita tinggalin dulu aja. Karena, buat paham tentang suatu fenomena sosial yang terjadi di masyarakat, kamu perlu untuk buang dulu jauh-jauh semua perasaan ke kamu.
Biar kamu bisa ngeliat semua fenomena yang ada di masyarakat secara objektif. Jadi, kita bisa jelasin suatu fenomena secara nyata, tanpa pandangan kita sendiri. Dan ini termasuk salah satu ciri-ciri sosiologi yang disebut non-etis. Karena kita nggak mikirin baik atau buruknya persoalan itu untuk diri kita sendiri. Terus, selain non-etis, sebenarnya ada tiga lagi ciri lainnya.
Yang kedua, ada yang disebut empiris. Maksud dari empiris ini, fenomena yang kita sampaikan itu berdasarkan hasil penemuan, hasil observasi, dan nggak bersifat spekulatif. alias cuma pendapat-pendapat aja dari teori.
Nah, dari kasus kemacetan tadi, kamu harus punya data yang jelas tentang penyebab macet. Kayak berapa luas jalanannya, kayak berapa mobil yang lewat di situ, dan motor juga yang lewat di situ ada berapa, dan data-data lain yang bisa mendukung kamu buat membahas fenomena yang terjadi. Ciri-ciri sosiologi selanjutnya adalah teoretis. Artinya, ilmu sosiologi ini ilmu pengetahuan yang berusaha Nyusun kesimpulan-kesimpulan dari hasil pengamatan buat ngejelasin sebab dan akibat supaya bisa jadi teori. Dan yang terakhir adalah kumulatif.
Di ilmu sosiologi, kita bisa menggunakan teori-teori yang udah ada sebelumnya buat disusun kembali untuk membentuk kesimpulan yang baru. Caranya nih, kita bisa pakai diagram Venn nih misalnya. Penelitian yang satu nih, misalnya dia bilang kalau kemacetan itu karena pembelian kendaraan pribadi yang meningkat.
Terus penelitian yang satunya bilang kalau pakai mobil pribadi itu punya keistimewaan. Nah, dari kedua ini bisa kita simpulin dengan mengambil irisannya. Kalau kemacetan itu karena orang-orang banyak yang pakai kendaraan pribadi.
Oke teman-teman! Di video kali ini, kita udah belajar tentang apa itu sosiologi. Jadi, sosiologi itu adalah ilmu yang mengkaji masyarakat dan juga perilaku manusia.
Di sosiologi ini, mencoba untuk memahami fenomena sosial di kehidupan sehari-hari. Dan juga melihat masyarakat dari skala yang paling kecil sampai skala yang paling besar. Terus, tadi juga kita udah kenalan nih sama dua perspektif sosiologi dan ngebahas gimana sih perbedaan sosiologi dengan ilmu-ilmu lainnya.
Dan terakhir, kita juga udah belajar tentang ciri-ciri sosiologi, yang mana ada non-etis, teoretis, empiris, dan juga kumulatif. Nah, kalau kamu mau ngulang lagi materi tentang apa itu sosiologi ini, kamu bisa klik timestamp yang ada di bawah video ini ya. Sampai jumpa di video selanjutnya.
Dadah!