Memang baik jadi orang penting, tapi lebih penting jadi orang baik. Saya bikin status. Al-Quran selalu menampilkan hal-hal istimewa yang penting dalam hidup.
Sesuatu yang penting, yang dahsyat, yang agung itu disebut dengan nabak. Karena itu pembawa berita penting yang istimewa disebut dengan nabi. Semua yang dibawa Nabi itu penting, sekalipun terlihat kecil dan sederhana. Nabi senyum, senyumnya Nabi itu penting. Sehingga ketika kita meniru, kita menjadi orang penting.
Nah kemudian jalannya Nabi itu penting, itu yang sederhana-sederhana. Apalagi yang kompleks, menjadi seorang suami, menjadi ayah, menjadi pekerja, menjadi pemimpin. Lalu semua yang terkait dengan Nabi itu orang-orang penting.
Dan hebatnya, dibalik kepentingannya mereka orang baik. Memang baik jadi orang penting, tapi lebih penting jadi orang baik. Saya bikin status. Hai ya nah ini penting dan baik menyatulah pada diri Nabi ketika kepentingan dan kebaikan menyatu maka berubah maknanya menjadi uswah lokal kandalku mfi rasulillahius waduh hasanah digabungkan jadi suri teladan. Nah nabak memberikan keteladanan kepada kita dengan beberapa pesan-pesan penting dari 40 ayat telah kita simpulkan.
Yaitu pertama terbiasakan selalu mencari informasi yang baik-baik, yang penting-penting. Jangan diskusi pada yang tidak penting. Persiapkan diri kita dengan peta jalan yang panjang. Jangan hanya menyiapkan kegiatan-kegiatan dengan kurikulum duniawi saja. Nanti besok punya rumah kapan, rumahnya seluas apa, kendaraan mau berapa, itu baru duniawi.
Sedangkan capaian kita sampai pulang ke akhirat. Karena itu doanya, Maka jika ingin menjadi orang penting di hadapan Allah. menjadi baik, berusaha untuk membekali diri pada hal-hal yang penting siapkan kurikulum sampai dengan kita kembali kepada Allah dan jangan mengatur yang sudah diatur oleh Allah cukup jalani aturan itu jangan banyak diperdebatkan, seperti orang dulu banyak berdiskusi membahas tentang waktu kiamat, lupa mempersiapkan menjelang kiamat oleh karena itulah silahkan bertebaran yang jadi ilmuwan silahkan meriset seperti ada ayat-ayat tentang awan ya, tentang yang gunung diperjalankan tentang berbagai hal, antum mau menengok kanan, menengok kiri, itu kalau antum melihat segalanya menjadi bahan untuk diriset, jadi apapun setelah itu siapkan untuk pulang di saat kita akan dihisap sendirian saat malaikat pun tidak ada yang berkata semua bersap-sap sempurna dan diam dengan seluruh ketaatan kepada Tuhan, kepada Allah kecuali yang diizinkan bicara, dia bicara dalam konteks seperti itulah kemudian kita berusaha untuk membekali diri dalam apapun kondisinya dicontohkanlah di surat Surah kemudian di An-Nazi'at tentang penguat-penguat persiapan pulang, tentang tugas malaikat, tentang bagaimana dibandingkan malaikat yang sempurna saja masih tetap ibadah, maka bagaimana dengan kita yang tidak sempurna, yang harus terjaga selalu dalam kebaikan, itu penting meningkatkan diri.
Maka dirinci cara meningkatkan dirinya di Surah Abasa untuk mendalami pengetahuan yang terbebas dari semua sekat-sekat batasan fisik dan keadaan. Jangan dibatasi orang yang... ingin menuntut ilmu itu, harus maaf, sempurna secara fisiknya dalam sudut pandang manusia. Oh, kalau saya penglihatan sudah tidak mulai tajam, seakan-akan gak bisa ngaji lagi. Oh, kalau pendengaran sudah gak bisa dengar, seakan-akan terputus peluang untuk belajar.
Tidak. Tidak ada batas, tidak ada sekat, tidak ada istilahnya mengaji hanya untuk maaf sekali orang yang dinilai kaya. Kalau orang-orang tidak sampai derajat itu gak bisa ngaji, tidak demikian. Karena Allah Allah akan berikan pelajaran besar melalui surah berikutnya di surah Abasa itu tentang terbukanya semua peluang untuk mengaji bagi siapapun dengan sosok yang terlihat oleh manusia biasa tapi istimewa di hadapan Allah.