Keren nih, hasilnya halus. Kamu memang kreatif. Hihihi, aku buat sendiri loh.
Eh Indra, Okto, sedang ngapain kalian? Keliatannya seru sekali. Eh Jono, lihat nih hasil karya Okto.
Keren kan? Dia bikin sendiri loh. Ah, gini doang.
Aku juga bisa bikin. Mainan murahan kayak gini, emang cocok buat kamu, kripo. Hihihi Aish, dasar si Jono.
Orang yang tidak paham seni. Udah gitu suka ngatain orang seenaknya lagi. Ah, udah biarin aja orang kayak gitu.
Waktu terus berlalu. Hingga tiba waktunya istirahat. Okto memanfaatkan jam istirahat dengan membaca buku misteri kesukaannya. Di saat sedang membaca, tiba-tiba...
Hei, Geribo. Sedang baca apa kau? Nampaknya seru sekali bukumu itu. Memangnya buku apa yang kau baca? Ini buku misteri.
Petualangan detektif. Buku apaan sih? So banget baca-baca buku.
Emangnya kamu ngerti isinya apaan? Sungguh cocok sama orangnya Misterius? Aneh pula Dasar krimis, kribul misterius Julukan yang pas sekali untuk orang aneh sepertimu Mendengar itu, Okto jadi malu Karena banyak yang melihatnya dan menertawakannya Si Jono tukang oner, Okto Kamu harusnya melawan ketika dia menjahili dan mengejekmu.
Aku takut, Dra. Badan dia kan besar. Aku takut dia apa-apain.
Lagian, paling dia cuma bercanda. Teman-teman Okto tetap menasihati Okto untuk lebih tegas lagi jika ia kembali dijahili. Hari demi hari, ternyata Jono tidak berhenti untuk menjahili Okto. Bak Bahkan malah semakin parah karena Okto diam saja dan membiarkannya.
Kribo, ini bangkuku. Ngapain kamu duduk di sini? Kalau mau duduk, kamu harus bayar. Sini bayar 10 ribu. Kejadian ini terus berlangsung di sekolah.
Hingga suatu hari, Okto tidak berangkat ke sekolah. Sepulang sekolah... Indra, Nadia, dan Donita pun berencana untuk menjenguk Okto. Mereka berpikir Okto tidak berangkat karena sakit. Sesampainya di rumah Okto, Terima kasih teman-teman.
Kalian sampai repot-repot datang ke rumahku. Okto! Ternyata kamu tidak sakit, ya?
Mengapa tidak masuk sekolah hari ini? Ceritakanlah yang sebenarnya pada kami. Kami akan coba membantumu.
Sebenarnya, aku takut untuk berangkat sekolah karena Jono. Ia tidak berhenti untuk terus menjahiliku. Kalau kamu takut, laporkan saja kepada ibu guru, Okto.
Kami akan menemanimu. Jangan takut, kamu tidak sendirian kok. Ada kami yang siap membantumu.
Sebagai bukti, sebenarnya aku sempat merekam ketika terakhir kali Jono menjahilimu. Aku mau mengajakmu untuk melapor bersama ke Bu Guru. Tapi ternyata kamu malah tidak berangkat hari ini. Tapi nanti kalau aku lapor Bu Guru, aku akan dicap sebagai pengadu.
Tidak akan! Ada kami yang akan membelamu. Nanti kalau Bu Guru marah ke Jono dan Jono jadi balas dendam padaku gimana?
Kami akan selalu membantumu, Okto. Perundungan seperti ini tidak boleh didiamkan saja. Kalian sungguh baik dan perhatian.
Aku merasa beruntung mempunyai teman seperti kalian. Grup Indo gitu. Indra, Nadia, Donita, dan Okto. Hei, Indra.
Jangan keras-keras, nanti dikiranya kita bikin geng. Keesokan harinya, Okto berani untuk berangkat ke sekolah dan melapor ke Bu Guru. Dengan membawa barang bukti berupa rekaman video ketika Jono menjahilinya.
Sudah berapa lama ini terjadi, Okto? Sejak kami kelas satu, Bu. Bu Guru pun segera memanggil Jono dan Pranky. Jono, Pranky, ke ruang ibu guru sebentar ya. Waduh, kenapa ini?
Aku jadi takut kalau dipanggil ke ruang guru. Aku juga, terakhir kali gara-gara kita usul sama anak kelas 1 itu. Iya ya, kira-kira kenapa ya? Apa kalian tahu, akhir-akhir ini Okto sering tidak masuk sekolah? Ah, sepertinya iya, Bu Kuru.
Setelah ibu selidiki, ternyata kalian sering berbuat jahil padanya ya? Kalau kalian tidak berhenti, itu hanya akan merugikan kalian. Coba bayangkan kalau Okto sampai berhenti sekolah. Kemudian, semua orang tahu bahwa kalianlah penyebabnya. Maka, kalian akan dicap sebagai anak nakal selamanya.
Apa kalian mau seperti itu? Ah, jangan, bukuru. Perundungan itu adalah tindakan agresif yang dilakukan untuk perendahkan seseorang dan berdampak negatif.
Hal yang kalian lakukan selama ini ke Okto juga termasuk perundungan. Kalian tahu mengapa? Ah, tidak, bukuru.
Karena kalian melakukan hal buruk kepada Okto dengan tujuan menghina, hingga akhirnya Okto takut untuk pergi ke sekolah. Ingat, hal yang kalian anggap lucu atau bercanda bisa jadi merupakan hal yang menyakitkan dan memalukan bagi orang lain. Jangan sampai kalian dikenal sebagai anak jahat nantinya.
Nah, sekarang Jono dan Pranky berkumpul di sekolah. Kalian tahu apa yang harus kalian lakukan kepada Okto? Jika kalian tidak bisa berubah, ibu terpaksa memanggil orang tua kalian lho. Karena perundungan adalah hal yang serius dan sama sekali tidak boleh terjadi, apalagi di sekolah.
Jono dan Prinky mengerti kesalahan mereka. Dan mereka pun menjabat erat tangan Okto sambil meminta maaf. Maafkan aku ya, Okto. Aku sebenarnya tidak bermaksud menjahili dan mengejekmu. Aku hanya iri.
Kamu itu pintar dan kreatif. Iya, sudah aku maafkan kok, Jono, Rengki. Kalau nanti memang mau belajar bersama, aku tidak keberatan kok. Sejak saat itu, Jono tidak pernah lagi menjahili Okto. Diam-diam.
Bu guru telah menghubungi orang tua Okto untuk meminta mereka mengawasi perubahan perilaku Okto. Berjaga-jaga seandainya Jono kembali berulah. Namun kekhawatiran itu tidak terjadi. Semua anak bisa berteman dengan baik.