Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Jumpa lagi dengan Dahrul Yaling Kali ini saya akan menampilkan Cerita rakyat dari Jawa Tengah Yang berjudul Jakartarup dan Tujuh Bidadari Cerita ini dimainkan oleh Anak-anak SMA Negeri 26 Jakartarup Jakarta Rup Jangan lupa tonton Sip Kalian nonton apa? dari pada mau nonton Jakarta Rup kelas 11 1 dari yang tua hingga yang muda hai hai Oh, wow. Pleng, oh dia pleng, anjar pleng. Mantap. Kegiatan anak-anak drama di balik panggung.
Gedung salihara. Penta segera dimulai. Dengan para pemain, Raina Pratama sebagai Jaka, Asila sebagai Nawang Mulan, dan Heksa, Revi, Keiza, Zaki. Hira, Dewi, Amelia, Dewi, Anggita, Saya, Nawang, Fawaz, Revi, Nailah Huges, Raina, Talita. Marcel, Zaki, Zaki, Rizky, Fatih, Hilmi, Zuli, Sofia, Asila, dan anak-anak Ibu Sri Uigati lainnya di kelas 11-1 angkatan 25. Juga Raina dan Regita sebagai penulis.
Sobat Dahrul Yaling yang belum subscribe, subscribe dulu ya untuk penyemangat kami dalam membuat konten-konten yang menarik berikutnya Buat yang sudah subscribe, kami ucapkan terima kasih. Semoga menjadi ladang pahala dan tambah rezekinya. Jangan lupa like, share, dan subscribe channel ini untuk dapat info terbaru Dia tinggal berdua bersama dengan ibu.
Yang biasa dipanggil dengan sebuah cuyot. Di kehidupan yang sangat sederhana, Jaka Taruk dan ibu bertari di sana. Ibu terus mencukupi kegiatannya dan tinggal bersama dengan ibu.
Ibu ada apa? Hai semua kita beristirahat saja ya biar jangan kayak mungkin dapat semua ini sudah ya ya kejayaan padatau Hai kek Lagi pula, Jaka belum ada keinginan untuk menikah, Bu. Gua yang berasa sangat kuat, dan siapa yang akan menjadikan aku. Gua jangan berbicara seperti itu, Bu.
Gua jangan berbicara seperti itu, Bu. Ibu tega, berikan kan Jaka hidup di dunia ini tanpa seorang ibu. Jangan khawatir kak, kenapa anakmu jauh besar dengan cinta yang kau disikai Sudahlah kum, jangan akan berjanji untuk sudah bernikah Angun, jangan akan bernikah dengan wanita yang gak kecintaimu Jangan lho, jangan lagi tengah-tengahku ya kak Baiklah kum, maaf kum, kum bersih aja Bumila Laras Bumila Apa yang kau lakukan? Bumila Mengapa ibu baru terdiam sedih?
Laras Katakan! Ibu kenapa Laras? Bumila sedih ada!
Tidak mungkin! Tidak mungkin ini cerita adik! Kau lalu ya!
Kau lalu! Ibu bangun dulu Di Kahyangan Raja sedang berbincang-bincang dengan tujuh putrinya. Tujuh putrinya meminta izin untuk bermain-main ke mayapada.
Cuma aku marah, cuma aku berani tolak, tinggal setadak ini. Mudah-mudahan salah satu dari mereka ada yang menjadi jodohku. Pasti ini sedang mereka. warna merah warna yang cantik pas dia memikirnya juga cantik Ketujuh bidadari tampak bingung karena salah satu selendang dari mereka ada yang hilang.
Hai Hai selamat menikmati sedang menangis Hai banyak sana Hai ini tahu teman-teman Hai, apa kabar? Saya ingin mengucapkan maaf kepada Anda, Tuan. Tuan, saya ingin mengucapkan maaf kepada Anda. Saya ingin mengucapkan maaf kepada Anda. Tidak, Tuan.
Saya ingin mengucapkan maaf kepada Anda. Tidak, Tuan. Eh, tenang, tenang, tenang. Apakah tambang diriku, maaf untuk menakiti wanita sekalip dirimu.
Terima kasih, Bu. Yang akan menyakitimu di hutan yang menjelang malam seperti ini adalah hewan-hewan buas Seperti... Simba!
Atau... Ular! Tapi lah, apa yang dirakila? Koko-koko! Jika dirakila, apa yang dirakila?
Jika engkau ingin merata selamat, engkau bisa tinggal sementara waktu di rumahku. Walaupun jika tak mau. Tentu saja boleh.
Jadi bagaimana? Kau mau ikut? Baik, aku mau ikut sama...
Baiklah, mau ikuti aku? Ya, baik-baik. Oh iya, nama ku jangan kena luk. Nama ku siapa? Nama ku Mulan.
Ayo, jempolan kalian! Kenapa kalian mau menikah sama om Mulan? Sepertinya, bayangkan. Keadilan luar selalu saja albaikan halma pengganggu. Karena ia rajin sekali berkunjung ke pecahnya.
Untuk mencari perhatian luar. Nailah, Mulan. Komplik buatan sungguh dimana?
Hai teman-teman kamu sudah hampir sampai sawah untuk hadirin ku dan mereka ada di luar yang baik oh iya, sebulan nanti ada yang ingin menyampaikan kepada kamu huuuu Mas, banyak hal-hal yang tidak dengan cekat taruh, tanpa rebu menara atau mempernikahan. Maaf, tapi bukan karena Anda tidak ada hubungan cekat taruh. Aku tidak ada hubungan cekat taruh.
Namun, Bok Nailah, ibu dari cekat taruh sudah menunjukkan, ikutnya bisa, sebelumnya dia meninggal. Sudah, aku ini mau ke dalam. Ya sudah, boleh saja kok. Hai ini maksudmu kalau disitu itu apa sih maksudmu itu warna warna warna aku dengar tidak ada apa-apa nama ular Hai teman-teman Terima kasih. Terima kasih.
Aku yakin untuk kamu, aku akan mencarimu dimana-mana Aku tak tahu apa yang terjadi antara engkau dan Aras Namun aku yakin semua ini hanyalah kesalahpahaman Ya kak, aku tidak tahu apa yang terjadi di antara kalian berdua Tapi sepertinya, maulah membuat wanita tersangkiti Apa mau lupa ya kak, atas kata yang saya bilang Bawa korban ke rumah orang yang tidak baik, kan? Hei! Ketika di jadinya, kau sudah dicampur dengan ilusanku Dan jangan sekali, dan jangan sekali-kali kau membawa namaku ke luar Dan kau nolak Apa kau lupa siapa yang akan menolongmu dan siapa yang akan merawatmu selama ini? Kasel!
Talita tak tahu berhutup! Bah! Tau ulang?
Maafkan aku ya. Aku serang untuk tembakan emosi. Tak sayang tak berdikari sedih padaku.
Mas Jaka, sepertinya aku lebih baik dari saat ini tinggal di rumahku dan tinggal bersama adik perempuanku Jaka. Hei Aras, kau sudah aku bilang jangan ikut jamur musaiku. Kenapa memang ya?
Masuklah aku, aku ingin berbunca dari gua. Ya aku ingin merupuk cahadimu Baiklah jika kau memang benar-benar ingin merupuk cahadimu Langsung ke rumah aku Itu ingin aku Baiklah mari kita lakukan jatah Waktu ini kita akan langsung ke burang Apa menunggu dulu Hai siapa berdua bisa memuat jatah Hai sudah sudah siapa sampai jumpa coba jangan saja itu aku Setelah 10 tahun menikah, Jakarta Rup dan Nawang Mulan sudah memiliki anak. tidak dong hai sayangku pak ada apa ini enak sekali ya Jakarta Rup dilarang untuk pembuka tutup dari wadah itu Tidak berupa apa-apa Oke malam penonton Haper Belum lewat Pintis Lasi Buka gak nih?
Buka Oke fight Apa-apaan ini? Tandang setantai padi Berarti bersesat gini, tanda setantai padi Tidak mungkin cukup dimakan keluarga ku Apa jangan-jangan selama Apa-apaan ini? Apa yang saya lakukan? Tidak, aku hanya duduk Tidak, aku hanya duduk Mas, kamu sudah berjalan di padaku? Sudah lah, selesai dengan menjauhkanmu Tidak akan aku sendiri dulu Apa-apaan yang berusaha lagi sini?
Tidak mungkin, apa mungkin ini ulama sejak tak dasar lagi itu? Maafkan aku ya karena aku tadi telah terbohong padamu. Renyok ini? Mengapa senyok ini ada di dirimu?
Kamu menjelaskan? Eee... Kamu yang menyembunyikannya kan?
tidak, iya aku mau berpikir terpisah dari keluarga aku Mungkin aku bukan tempatnya disini. Aku harus kembali ke bayangan. Loh bagaimana dengan laki-laki?
Kenapa? Aku percaya kau bisa berurusan dengan baik. Aku tidak bisa menjaga lelaki. Ayah Ibu!
Sederhana! Apa yang terjadi? Kenapa kalian berdua bertengkar?
Saya tidak mau terima kasih. Ibu harus kembali ke bayangan. Tempat ibu bukan disini lagi.
Tidak, ibu. Ibu berjanji tidak akan meninggalkan lelaki. Maafkan ibu, ayah.
Tidak! Tidak, ibu. Ayah Ayah jangan!
Ayah Oh kenal ya anak? Aku pergi pergi ke rumah kita, kita kejar! Ayah Ayah kita kejar!
Ayah Ayah hanya berpesan Jalani kehidupan yang bahagia di sana Ini semua adalah takdirmu Ayah selalu akan mengawasimu Dan keluargamu Kami semua akan selalu menjagamu Ayah Jangan terlalu cepat dan membeda untuk putusan Ayo dah Naik dulu Bu Aku nangis Hai aku banget tidak ngomong-ngomong asin-asin ayah terlalu egois itu semua kesalahan Bagaimana kalau sekarang kita makan siang? Sama siang Ayo ibu, masih sudah sangat lapar Masih juga sangat lapar Ayo Jani adalah buruknya Jakarta Apa kabur-kabur? In mohancunkan rumah tangga ku Atau in mohancunkan Bising bakuin ha Masak panas! Bertawalah, bertawalah di belakang kita!
Asyik! Ibumu nak! Nak, cepat!
Ibumu Selamat malam Kita sudah tiada Kita sudah tiada Kita sudah tiada Kita sudah tiada Lebih baik kita usahakan Kita segera bawa dia ke tabib Mudah-mudahan dia masih bisa diselamatkan Cepatlah Mereka ditanya Sudah tahan Laras bahagia usahanya berhasil Selamat bulan, apakah kau ingat? Hari ini adalah waktu sekarang yang tak tunggu menjadi gadis kaki yang sama dengan sepuluh diri Mungkin tanpa adanya keirinya diriku sudah berjusul diri Selamat bulan, apakah aku tak tahu egois? Tendang ini membalikkan kepadamu Engkau bisa tenang disana Sampai jumpa dalam bulan istri penontonnya full menonton Jakarta Dup dan tujuh bidadari Wow tampilan mereka pecah pecah banget keren keren keren hebat sukses ya buat semuanya alumnismable banyak yang nonton juga Peran utamanya nih, Aan.
Jangan lupa subscribe, like, dan komen. Terima kasih telah menonton video kami. Salam!