Coconote
AI notes
AI voice & video notes
Export note
Try for free
Cerita Kesetiaan dan Keberanian Aji Saka
Oct 3, 2024
Ringkasan Cerita Kerajaan Medang Kamulang
Pengenalan
Kerajaan Medang Kamulang dipimpin oleh Raja Prabu Dewata Cengka yang jahat.
Raja memiliki kebiasaan menyeramkan: menyantap manusia.
Karakter Utama
Aji Saka
: Pemuda dari bumi Majeti/Jambu Dwipa, India.
Dora
dan
Sembada
: Dua abdi setia Aji Saka.
Perjalanan Menuju Jawa Dwipa
Aji Saka dan kedua abdinya berlayar menuju Pulau Jawa untuk menyebarkan ilmu pengetahuan.
Mereka menembus hutan untuk menemukan penduduk lokal dan diarahkan menuju kerajaan Medang Kamulang.
Pertemuan dengan Nyai Sengkaren
Di pegunungan Kendeng, mereka beristirahat dan Aji Saka menitipkan keris pusaka kepada Sembada.
Mereka bertemu Nyai Sengkaren, seorang janda tua, dan tinggal bersamanya.
Ketakutan Warga
Warga hidup dalam ketakutan karena kebijakan Raja yang mengharuskan menyerahkan manusia.
Aji Saka mendengar bahwa banyak warga mengungsi karena raja yang kejam.
Aji Saka Mengajukan Diri
Aji Saka menawarkan diri untuk menjadi santapan raja demi menyelamatkan warga desa.
Meskipun Nyai Sengkaren melarang, Aji Saka tetap bertekad.
Di Istana Prabu Dewata Cengka
Prabu senang melihat Aji Saka sebagai "makanan" baru.
Aji Saka meminta sebidang tanah yang luas seperti kain yang dibawa.
Ajaibnya Kain
Kain yang diminta Aji Saka memanjang tanpa akhir, melampaui kerajaan.
Kain melilit tubuh Prabu Dewata Cengka, membuatnya tidak bisa bergerak.
Keberhasilan Aji Saka
Aji Saka berhasil menjatuhkan Prabu Dewata Cengka ke laut.
Rakyat bersorak karena terbebas dari penindasan.
Transformasi Prabu
Prabu berubah menjadi buaya putih dan menghilang ke lautan.
Aji Saka diangkat menjadi raja yang baik dan bijaksana.
Kesetiaan Sembada
Aji Saka meminta keris pusaka dari Sembada.
Sembada menolak untuk menyerahkan keris kepada siapapun kecuali Aji Saka.
Pertarungan dan Kesetiaan
Dora dan Sembada terlibat dalam pertarungan hebat, keduanya tewas.
Aji Saka merasa dikhianati dan menuliskan kesetiaan mereka di batu.
Tulisan tersebut menjadi asal-usul huruf Jawa, atau Aksara Jawa.
Penutup
Cerita menggambarkan nilai kesetiaan, keberanian, dan kebijaksanaan.
📄
Full transcript