Transcript for:
Pernikahan: Doa, Komitmen, dan Harapan

Barakallahu lak, wabaraku alaik, wajama'u baynakum fi khair Setelah memuji Allah SWT lalu menyampaikan salawat dan salam kepada Nabi kita Muhammadin SAW Itulah kalimat yang pantas untuk disubuhkan kepada kedua mempelai Mas Aswin dan Mbak Ajam Sebuah doa dari Nabi kita SAW Yang mendoakan keberkahan kepada kedua mempelai Barakallahulad Semoga keberkahan senantiasa menyeliputi kamu Di dalam kondisi senang Wabarakatuh Dan mengiringi gerak langkahmu ketika sedang sulit Dan semoga kalian berdua senantiasa Berkumpul di atas kebaikan dan ketaatan kepada Allah SWT Doa yang diajarkan oleh Nabi kita kepada kita semua Untuk mengiringi perjalanan panjang mereka berdua Oleh karena itu sekali lagi kita ucapkan Amin wa baraka alaikum wa jam'a abaynakum afi khair hadirin yang memuliakan khusyamah saswid dan ba'ajem 57,04 detik 57,04 detik Itulah catatan waktu akad nikah tadi yang saya hitung 57,04 detik Sangat singkat Lancar Tidak sampai satu menit Tidak sampai satu menit Maka kondisi berubah Peta berubah. Kalimat tadi itu game changer dalam kehidupan mereka berdua. Hanya 57,04 detik. Oleh karena itu...

Jemaah sekalian, saya pribadi gak terlalu khawatir ada kendala di saat akad minggu. Karena sangat cepat. Dan quote-unquote cukup mudah.

Yang saya khawatirkan hari esok. Lusa. Minggu depan.

Bulan depan. Tahun depan, apakah senyum mereka berdua bisa mereka pertahankan? Atau berbalik menjadi prahara? Hadirin yang lo muliakan, saya tidak ingin menakut-nakuti.

Tapi itulah yang Allah firmankan dalam surat An-Nisa ayat 21. Istri kalian, Mengambil perjanjian yang sangat sulit dari kalian Sangat sulit Golilong, sangat berat Sangat berat Ini mengenal akan hadirin Akan mudah Ini tentang dibalik akat tersebut Ini tentang sebuah kehidupan Ini semua tentang perjuangan Dan ini semua tentang pengorbanan Apalagi yang saya ketahui bahwa pasangan kita yang semoga Allah berkahi ini Itu memiliki pengalaman sebelumnya Jadi saya rasa tidak mudah untuk bisa Menerima apa yang saya katakan Lalu kita ketahui dalam ilmu fikir Akad nikah adalah akad terberat Dari semua akad di dunia Dari semua akad di dunia Makanya Allah menggunakan kalimat Mitha Qan Qalidah Komitmen yang sangat berat Hanya tiga kali Allah sebutkan di dalam Al-Quran Istilah Mitha Qan Qalidah Yang pertama untuk para nabi Ketika Allah kasih amanah Yang kedua untuk Bani Israel Bagi yang ingin tahu bagaimana sulitnya Nabi Musa Membimbing Bani Israel silahkan lihat surat Al-Baqarah dan kepada mereka Allah kata susahnya diaturkan Israel susahnya didakwahi dan Allah katakan lalu yang ketiga untuk kehidupan suami istri Allah lagi-lagi menggunakan kalimat komitmen Sangat berat Dan lucunya jaman sekalian Mayoritas Yang melangkah ke kehidupan ini Tidak ada persiapan sama sekali Persiapan Mentok-mentok di hari ini, hari H Lalu H plus 1 Kita biarkan seperti alir mengair Mengalir, dan itu yang fatal Harusnya yang paling Dipersiapkan dengan hari ini yang harus dipersiapkan hari esok minggu depan bulan depan bagaimana mas Aswin ngelit rumah tangga ini dan bagaimana mbak Anjing menjadi anggota keluarga yang baik itu yang harus dilakukan dan yang gagal sudah banyak oleh karena itu hadirin sekarang tolong calonkan baik-baik Hari ini merubah segalanya. Hari ini merubah segalanya. Kalau kita tidak sikapi dengan serius, akan fatal. Akan fatal. Dan saya rasa masing-masing pihak mempelai sudah pernah merasakan indahnya hari akad nikah dan beratnya hari-hari berikutnya.

Sudah pernah merasakan suasana tertawa dan sudah pernah merasakan suasana menangis dan merasa beratnya luar biasa mempertahankan rumah tangga. Oleh karena itu hadirin alamunyakan, asetnya simpel saja. Hadirin, akan ada rasa sedih, akan ada rasa sedih, bahkan mungkin akan ada air mata. Dan Nabi kita SAW pernah memberikan sebuah doa untuk menghilangkan kesedihan, untuk menghilangkan air mata tersebut. Doa yang lumayan, tidak pendek tapi tidak terlalu panjang Yang saya ingin garis bawah adalah awal dari doa tersuklop Karena itu inti dari kebahagiaan Inti dari hilangnya semua rasa sedih dan rasa berat pada saat nanti kita mengarungi perjalanan rumah tangga Ketika Nabi kita s.a.w. mengajarkan kita doa agar menghilangkan rasa sedih tersebut Nabi kita s.a.w. memberikan sebuah opening Allahumma ana abduk wa ibnu abdik wa ibnu amadik Ya Allah Saya ini hanyalah seorang hamba, hambamu ya Allah Dan saya adalah anak dari hambamu yang laki-laki Ayah kita adalah hamba Allah Jum'at Wa ibn Amatik Dan saya hanyalah seorang anak dari hambamu yang wanita Ibu kita adalah hambamu Mari kita renungkan Nabi ajarkan kita doa ini, Ya Allah saya adalah hamba Dan saya adalah anak seorang hamba Dan saya adalah anak dari hamba perempuanmu Bukankah tiga pihak yang diangkat di awal Doa ini, ini semua tentang inti dari keluarga Ayah, ibu, dan anak Dan Nabi ajarkan sebuah pesan besar Bahwa untuk menghilangkan kepedihan Maka ayah, ibu, dan anak Harus bermain sebagai seorang Seorang hamba Harus bermain sebagai seorang hamba Suami harus bermain sebagai seorang hamba Istri harus bermain sebagai seorang hamba Dan anak Baik yang dibawa masing-masing pihak Atau nanti anak yang dilahirkan dalam pernikahan ini Harus bermain sebagai seorang hamba Kalau tidak berantakan Kalau tidak berantakan Dari mungkin ratusan, mungkin ribuan kasus rumah tangga yang Allah takdirkan saya tahu dalam sesi konsultasi atau permasalahan, intinya cuma satu ini.

Intinya cuma satu. Mau selingkuh lah, mau KDRT lah, mau istri ngelawan. Mau ngebentak suaminya Mau suami gak pulang Ini cuma satu Masing-masing pihak gak bermain sebagai seorang hamba Akhirnya suami bermain Dengan ego kepemimpinannya Keegoisannya Arogansinya Apa yang terjadi? Berantakan semua lalu sama istri mulai dengan dendaunya dengan ngejawabnya, dengan suara kerasnya perlawanan sebagai seorang wanita merantakan semua hal ini sekalian gak ada yang bisa menyelesaikan masa rumah tangga kecuali apabila kita bermain sebagai seorang hampa Apabila suami bermain sebagai seorang hamba, dia bisa pukul istrinya.

Tapi apakah itu seorang hamba? Hamba itu rendah. Hamba itu rendah.

Kita bisa cacimaki istri kita, tapi apakah hamba pantas mengucapkan hal tersebut? Apa penintaroknya? Itu yang dia jalankan.

Istri bisa melawan. Istri bisa menjawab. Istri bisa mengeluarkan seluruh oceh-ocehannya, tapi apakah itu cara main seorang hamba? Istri bisa ngatakan, lalu mengedepankan hak wanita, hak wanita, hak wanita, tapi apakah itu cara main seorang hamba? Coba baik Mas Aswain dan Mbak Anjang jujur dalam bermuhas sama dalam kasus sebelumnya, apa penyebab?

Bukankah kita belum menjadi seorang hamba? Atau pasangan kita belum menjadi seorang hamba? Ini core hadirin. Adapun hak suami, hak istri, kewajiban suami, kewajiban istri Semua akan mudah Jika kita sepakat kita adalah seorang hamba Dan mau dikulen seperti apapun tentang kewajiban suami, kewajiban istri Gak akan ada manfaat Gak akan ada pengaruh, gak diamalkan Kalau kita belum menerima status kita sebagai seorang hamba Oleh karena itu, jadi lah seorang hamba yang baik Kampai takut kepada Allah Makanya Nabi SAW ketika berbicara Dengan para suami, apa kata Nabi SAW Ittaqullaha finnisa Bertakwalah kepada Allah Pada saat Anda menyikapi istri Anda Dan bagaimana Nabi mengarahkan Ada Tuhan dan kalau anda tahu diri bahwa anda adalah hamba maka bertakwalah kepada Allah ketika anda menyikapi istri anda yang lebih lemah dari anda yang anda bisa tekan yang anda bisa sudutkan yang anda bisa cacatkan yang anda bisa tunjuk-tunjuk yang anda bisa pukul atau tampar dia tapi anda adalah seorang hamba kenapa anda seorang hamba demikian bertakwalah kepada Allah dalam menyikapi istri anda rumah tangga ini dia butuhkan Dari kemampuan Mas Aswin dan Pak Ajang dalam memainkan peran seorang hamba apabila peran ini gagal dimainkan maka ada bahaya dalam pernikahan ini tapi kalau peran ini bisa diamalkan dengan ambil dengan indah dengan meminta pertolongan kepada Allah Maka rumah tangga ini akan jadi rumah tangga sakinah Mawadah Warahmah Bukan hanya di dunia Tapi Allah akan kumpulkan nanti di akhir Bermainlah sebagai seorang hamba Dan sekilas info Hamba itu gak punya bergen hadirin Hamba itu gak punya bergen Kalau bos punya bergen Kalau pemimpin punya bergen Jadi kalau suami masih bicara-bicara tentang arogansinya, dia bukan hamba. Hamba gak punya berge.

Hamba gak punya posisi tawar. Hamba hanya fokus mengerjakan kewajiban, kewajiban, kewajiban, kewajiban. Hamba itu lebih rendah daripada pembantu. Pembantu masih dapat gaji atau seleri, hamba gak punya apa-apa. Tapi justru kalau kita bisa fokus bermain seperti itu.

Allah janjikan kebahagiaan di dunia dan di akhirat semoga ini bisa terlaksana dan yang terakhir pernikahan ini bukan pernikahan diantara dua individu ini persatuan diantara dua keluarga besar mereka saling support untuk berbakti kepada masing-masing keluarga besar. Jaga silaturahim. Mas Asmin dukung Mbak Ajeng untuk berbakti kepada orang tua dan silaturahim kepada keluarga besar.

Dan minta dukungan dari Mbak Ajeng untuk... Berbakti kepada kedua orang tua kita dan silatul rahim dengan keluarga besar Dan untuk para senior-senior disini dukung beliau-beliau Untuk bisa menjadikan pernikahan ini adalah pernikahan kedua mereka dan terakhir mereka sampai ke surga kelam Ini bisa disampaikan jazabullah khairan Sekali lagi Wa barakallahu ala alihi wa jamal ala minakumun fi khair Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh