Transcript for:
Sejarah Kolonialisasi dan Revolusi Amerika

Pada mulanya, benua Amerika didiami oleh bangsa Indian. Pada tahun 1492, Kolumbus tiba di benua Amerika. Setelah kedatangan Kolumbus, banyak orang-orang Spanyol dan Portugis yang datang ke Amerika.

Akibatnya, Amerika bagian selatan dikuasai oleh Portugis dan Spanyol, sementara Amerika Utara menjadi rebutan antara Perancis, Inggris, dan Belanda. Belanda akhirnya keluar dari Amerika setelah adanya barter wilayah jajahan dengan Inggris. Belanda menyerahkan New Amsterdam kepada Inggris untuk mendapatkan Pulau Rune yang terletak di Maluku.

Oleh Inggris, New Amsterdam kemudian diubah namanya menjadi New York. Dengan keluarnya Belanda, maka perebutan dominasi tanah jajahan di Amerika Utara hanya menyisakan Inggris dan Prancis. Kedua negara tersebut kemudian terlibat perang tujuh tahun. Inggris memenangi perang itu Sehingga semua tanah dan koloni milik Perancis yang ada di Amerika berhasil direbut Inggris. Orang-orang Inggris kemudian membentuk koloni-koloni yang berjumlah 13. Umumnya para penghuni wilayah jajan Inggris di Amerika itu adalah para imigran yang pergi karena faktor ekonomi dan faktor agama.

Mereka merasa bahwa tingkat kesejahteraan tidak berkembang selama di Inggris. Ditambah, kepadatan penduduk yang cukup tinggi. Kemudian, Raja Inggris juga memaksakan rakyatnya untuk menganut agama Kristen Anglikan dan melarang menganut agama selain agama tersebut.

Orang Inggris yang merasa bahwa kebebasan aktivitas agama mereka dibatasi memutuskan pindah ke Amerika. Koloni Inggris di Amerika diciptakan oleh pelarian-pelarian dari Inggris yang mendapat tekanan agama, sosial, ekonomi, dan politik. Kaum koloni menyatakan bahwa mereka adalah manusia merdeka yang membangun koloni di dunia baru.

Kaum koloni menganut paham kebebasan dalam perdagangan. Hal itu bertentangan dengan paham pemerintahan Inggris yang merasa berkuasa atas koloni di Amerika. Oleh karena itu, pemerintah Inggris memerintahkan agar hasil bumi dari daerah koloni harus dijual kepada negara induk saja. Peraturan tersebut tentu mendapat perlawanan dari para koloni karena bersifat monopoli dan bertolak belakang dengan prinsip kebebasan dalam perdagangan. Tahun 1763, Inggris baru saja memenangi perang melawan Perancis.

Meskipun memenangi peperangan tersebut, Inggris juga mendapat dampak buruk, yaitu terkurasnya kas pemerintahan. Untuk menutup kas yang merugi, Inggris memperlakukan beberapa peraturan untuk menarik pajak dari koloni Inggris di Amerika. Beberapa pajak yang diterapkan pemerintah Inggris sebagai berikut. Rakyat Amerika menolak semua bentuk pajak yang selunang-unang dan melanggar hak kebebasan koloni di Amerika. Mereka menirukan tidak ada pajak tanpa adanya perwakilan atau no taxion without representation.

Mereka memprotes kenyataan bahwa ke-13 koloni harus membayar pajak untuk Inggris namun mereka tidak memiliki perwakilan di Parlemen Inggris. Inggris memonopoli perdagangan teh ke seluruh wilayah koloninya, termasuk koloni Amerika. Penduduk koloni diwajibkan membeli teh yang diekspor dari Inggris. Pada tanggal 16 Desember 1773, kekecewaan dan penolakan rakyat Amerika ditumpahkan pada tiga kapal Inggris bermuatan teh yang sedang berlabuh di Boston. Dengan menyamar sebagai suku Indian Mahouts, kaum kolonis kemudian menceburkan teh tersebut hingga pelabuhan kota Boston dipenuhi dengan teh.

Perisiwa ini dikenal dengan istilah The Boston Tea Party. Perisiwa The Boston Tea Party juga merupakan sebab khusus terjadinya revolusi Amerika. Kerajaan Inggris marah besar dan mengeluarkan kebijakan bernama Involuble Acts pada 1774 yang merisikan antara lain. Dari isi kebijakan terakhir, kita tahu bahwa Inggris berniat mendatangkan tentaranya ke Amerika.

Inggris benar-benar mengirimkan tentaranya ke Amerika. Ketegangan pun semakin memuncak dan akhirnya pecahlah pertempuran di Lasington, Boston, Bunker Hill, dan Saratoga antara tentara Inggris dengan penduduk koloni yang berlangsung sepanjang 1775 hingga 1777. Pada perkembangannya, pasukan koloni Amerika mendapatkan bantuan dari Perakis dan Belanda. Pasukan koloni yang dipimpin oleh George Washington mampu mengalahkan pasukan Inggris dalam pertempuran terakhir di Saratoga.

Di samping perjuangan fisik, Amerika menerapkan taktik diklamasi dengan mengirimkan Benjamin Franklin ke negara-negara Eropa. Pada tahun 1776, Thomas Paine mengutarakan pendapat dalam dalam sebuah karangan yang berjudul Common Sense atau Akal Sehat. Tulisan tersebut berisi gagasan kemerdekaan.

Pendapat Penn itu menyadarkan koloni Amerika untuk mengubah tujuan perjuangan mereka dari hanya menentang kebijakan Inggris menjadi keinginan untuk merdeka. Selanjutnya diadakan kongres di Philadelphia yang dihadiri oleh wakil-wakil ke-13 koloni. Mereka sepakat untuk menandatangani sebuah deklarasi yang dikenal dengan Declaration of Independence yang disusun oleh Thomas Jefferson. Tanggal ditandatangani nya deklarasi tersebut yaitu 4 Juli 1776 dijadikan hari kemerdekaan Amerika. Dalam perjanjian Paris pada tahun 1783, Inggris akhirnya mengakui kemerdekaan Amerika.

Revolusi Amerika merupakan salah satu revolusi penting bagi umat manusia. Revolusi ini merupakan perjuangan untuk memperoleh kebebasan, kemerdekaan, dan penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia. Pengaruh revolusi Amerika meliputi hal-hal sebagai berikut.

Revolusi Amerika menjadi momentum yang menyadarkan dunia bahwa kesonah-onangan yang tirani dapat dilawan dan dihancurkan. Selain itu, pengakuan hak dan kesetaraan hak juga menyadarkan dunia. masyarakat dunia bahwa semua manusia adalah sama tidak lupa revolusi Amerika ini juga turut mengilhami terjadinya revolusi Prantis yang menggulingkan kekuasaan Raja Louis ke-16