Transcript for:
Kebiasaan Belajar dan Etika Ilmu

bertanya kepada Amir ibn Shurahil Al-Sha'bi seorang tabi'in ahli hadith tanya tentang kebiasaan masyarakat di kampungnya Amir ibn Shurahil Al-Sha'bi di daerah Irak orang yang bertanya dari daerah Khurasan Khurasan itu daerah Rusia zaman sekarang mereka punya kebiasaan katanya kalau ada orang punya budak Orang punya budak perempuan, kemudian dibebaskan, kemudian dinikahi, kemudian seperti biasa, diperlakukan seperti istrinya, maka kebiasaan ini bagaikan orang yang menunggangi untanya, artinya dicelah. Kita tahu bahwa seorang laki-laki yang memiliki budak perempuan, budak itu bagaikan barang belian. Antum bisa jual, bisa pukul, bisa hukum, bisa apa. Bahkan para ula mengatakan tidak boleh ada kisah seandainya seorang tuan memperlakukan atau membunuh budaknya.

Karena budak sangat rendah derajatnya. Dan seorang laki-laki punya budak perempuan, seandainya dia menggauli budaknya tidak apa-apa. Tidak apa-apa, tidak perlu menikah. Kalau seandainya budak ini akan dijual ke orang lain, maka perlu ditunggu agar bersih rahimnya. Setelah itu Tuhan yang berikutnya bisa menggauli dia.

Akan tetapi seandainya sang budak hamil, kemudian melahirkan anak, maka anak ini anak tuannya. Sehingga status sang budak menjadi umul walat. Umul walat artinya ibu.

dari anak Tuhan konsekuensinya ketika sang Tuhan meninggal otomatis budak ini bebas sekalipun dia belum melahirkan secara sempurna dia hamil dari Tuhannya kemudian gugur jika janin yang digugurkan itu kemudian lahir sudah membentuk manusia utuh sekalipun gugur maka dia sudah berhak menyandang gelar umul walat tidak boleh dijual kembali Meskipun khilaf diantara para fukaha Akan tetapi ini yang Menjadi konsekuensi bagaimana perlakuan Seorang Tuhan kepada budaknya Artinya Budak ini sesuatu yang rendah Kemudian Orang Khurasan bertanya kepada Amir Ibn Shurahil Al-Sha'bi Bagaimana seandainya hukum syariat Ada orang menikahi Si budak padahal Tidak perlu menikahi saja dia bisa menggauli Ya Tapi kenapa justru Justru ketika ada orang ingin menikahi budaknya, maka dia seolah-olah seorang yang menunggangi keledai atau unta atau tunggangannya. Maka terabir Ibn Sharahi Al-Sha'bi Rahimahullah, ada hadisnya ini. Bahkan orang yang melakukan itu akan mendapatkan dua pahala. Membebaskan budak, memperlakukan budak dengan istimewa.

Dibebaskan budak ada keistimewaannya. Kemudian dia perlakukan mantan budaknya sebagai istrinya. Ini adalah keistimewaan Rasulullah SAW mengatakan, ثَلَاثَةٌ لَهُمْ أَجْرًا Ada tiga golongan orang yang akan mendapatkan dua pahala.

Yang pertama, رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ آمَنَ بِنَبِيِّهِ ثُمَّ أَدْرَكَ النَّبِيَّ صَلَى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَآمَنَ بِهِ وَصَدَّقَهُ Orang ahli kitab Dia berkata beriman kepada nabinya karena mereka mempunyai kitab membaca, percaya kepada nabi mereka setelah rasulullah s.a.w. datang mereka beriman kepada rasulullah s.a.w. lahu ajaran dia mendapatkan dua pahala wa abdun mamlukun adda haqqa allahi wa haqqa sayyidihi Budak sahaya yang bisa menggabungkan untuk menunaikan hak Allah dan menunaikan hak Tuhannya. Dalam Islam, perbudakan selama ada dan sebabnya syari'i boleh. Dan seorang budak tidak boleh.

boleh kabur dari tuannya tidak boleh ya Nah akan tetapi ketika seorang budak bisa menunaikan hak Allah dan bisa menunaikan hak tuannya dia mendapatkan dua pahala kemudian yang ketiga warah Seorang laki-laki punya budak perempuan. Orang laki-laki punya budak perempuan. Kemudian dia perhatian kepada budaknya.

Dilatih, dididik, diarahkan, diajari dengan pendidikan dan arahan yang baik. Setelah itu dibebaskan. Setelah itu dinikahi. Maka dia mendapatkan dua pahala.

Catatan pentingnya bukan di sini, di setelahnya. Amir Ibn Shurahil Al-Sha'bi rahimahullah mengatakan, Khudz hadhal ilma bila shay'i. Ambil ilmu ini gratisan.

Waqad kana rajulu yur yarhalu ilal madinati fi maduna thalik. Dulu orang ingin mendapatkan jawaban pada permasalahan yang lebih rendah dari itu, harus melakukan perjalanan ke Madinah. Dari Irak harus melakukan perjalanan ke Madinah untuk mendapatkan sebuah hadis yang lebih sedikit dari yang saya sebutkan. Sekarang Antum belajari dengan gampang.

Tanpa perjuangan seperti orang-orang sebelum Antum. Ini menunjukkan bahwa perjuangan orang sebelum kita dalam memperjuangkan hadis sampai kepada kita bukan perjuangan yang mudah. Sebagian mereka melakukan perjalanan.

Yang jauh selama satu bulan Hanya untuk mendapatkan satu hadis Nabi SAW Dan bukan karena dia tidak tahu Tapi dia ingin Lebih memastikan hadis ini sahih Betul didengarkan dari Nabi SAW. Dalam kisah yang disebutkan Imam Ahmad, safar atau perjalanan jauh dilakukan oleh seorang sahabat Nabi, Jabir ibn Abdullah RA, menuju ke seorang yang tinggal di daerah Syam. Seorang sahabat Nabi pula, Abdullah ibn Unais RA.

Hanya untuk mendapatkan satu hadis. Dalam ribet Imam Ahmad r.a, Jabir bin Abdullah mengatakan Balaghani hadithun an rajulin min ashabin nabi s.a.w. Sami'ahum min rasulillah s.a.w. Aku mendengar Satu hadith pernah disampaikan oleh salah seorang sahabat nabi. Aku mendengar ada seorang sahabat nabi mendengarkan dan meriwayatkan hadith dari nabi s.a.w. Aku belum mendengarnya langsung dari sahabat itu. Tapi aku hanya mendengar khabar-khabar kalau sahabat itu meriwayatkan hadith yang aku tidak pernah dengar. Akhirnya, Maka aku beli unta.

Aku persiapkan pelanannya Kemudian dia mengatakan Maka aku melakukan perjalanan satu bulan Sampai aku mendatangi rumah itu Sampai aku ke rumah Abdullah ibn Unais Maksudnya sahabat itu namanya Abdullah ibn Unais Aku katakan kepada Penunggu atau penjaga pintu. قُلْ جَابِرٌ عَلَى الْبَابِ Katakan kepada tuanmu bahwa ada sahabat Jabir di pintu. Maksudnya izin untuk masuk.

Dengar itu Abdullah Ibn Aishah di dalam. Jabir Ibn Abdullah maksudnya adalah sahabat Nabi yang di Madinah itu. Dia mengatakan, Ia. فَخَرَجَ فَاْتَنَقَنِ وَاْتَنَقْتُهُ Maka ketika dia keluar, Anda bayangkan kawan lama. Belajar di marhalah nubu'ah.

Terima kasih. Sama-sama menimba ilmu dari Rasulullah s.a.w. Kangennya bagaimana? Keluar, dipeluk. Salim berpelukan mereka. Kemudian Jabir mengatakan, Hadithun balaghani annaka sami'tahu mir Rasulullah s.a.w. Wakhashitu anta muta aw amut walam asyik.

Isma'hu minka Ada hadis yang aku dengar khabar orang bahwa kamu meriwayatkan dari Rasulullah s.a.w. Aku khawatir, aku mati duluan atau kamu mati duluan Aku belum sempat mendengarnya dari engkau Kemudian disampaikan hadis itu Hadis tentang hari kiamat Allah Azza wa Jal akan mengumpulkan manusia pada hari kiamat dalam keadaan tidak berbakaian tidak berkhitan dan tidak mengudangkan sandal satu hadis membuat beliau safar melakukan perjalanan jauh selama satu bulan Siap untuk tethabud, ingin klarifikasi. Betul atau tidak hadis itu diriwayatkan oleh sahabat ini. Kita bayangkan bagaimana perjuangan para sahabat menuntut ilmu.

Sabar mereka. Perjalanan jauh terkadang sampai menghadapi kerasnya seorang guru. Ahlul hadith dari dulu dikenal orang keras.

Susah untuk menerima kebiasaan. Nah, sekalipun ini merupakan perjalanan. pendapat yang perlu dirinci kebiasaan yang bagaimana tradisi yang bagaimana seandainya tradisi itu bertentangan dengan syariat memang tidak pantas diperjuangkan, akan tetapi jika seandainya sebuah kebiasaan baik tidak bertentangan dengan syariat, para mengatakan al-adat muhakkamah tradisi itu bisa dijadikan sumber hukum tidak apa-apa, selama tidak bertentangan dengan syariat diceritakan dalam siar alam nubala yang ditulis oleh al-zahabi rahimahullah, beliau katakan ada seorang ulama di Irak Ahli hadith, namanya Ahmad Ibn Mansur Al-Ramadi Dia katakan, satu saat kita ingin menimba ilmu ke daerah Yemen Dia tinggal di Irak Mau ke daerah Yemen, ke tempatnya Imam Amir D'Razzaq ibn Hammam al-San'ani rahimahumullah dia katakan aku keluar bersama seorang ahli hadith dan kawannya seorang ahli hadith pula Yahya bin Ma'in dan Ahmad ibn Hanbal rahimahumullah kita keluar dan aku sengaja aja berangkat bersama mereka li akhdumahuma aku ingin membantu mereka selama perjalanan akhirnya mereka berangkat ke Yemen untuk belajar hadith sepulang mereka dari Yemen menuju Kufah daerah Irak Yahya bin Ma'in mengatakan kita mampir ke seorang ahli hadith namanya Abu Nu'aym al-Fadl ibn Dukain seorang imam kuat hafalannya terpercaya orangnya terkena Kenapa ahli hadis? Tapi kata Ibn Ma'in, Aku ingin mengetes dia. Kata Imam Mahd, Tidak perlu dites.

Orang itu terpercaya, kuat hafalannya. Tidak perlu dites. Tidak, saya akan lakukan.

Akhirnya, tiga orang ini datang ke majlis Abu Nu'ain. Al-Fadl Ibn Tukain, disebutkan dalam Siyar'a'la Minubala. Dan kitab Siyar'a'la Minubala merupakan kumpulan biografi para ulama. Disebutkan dalam dalam biografi Al-Fadl Ibn Dukai.

Maka tiga orang ini, duduk di depan Imam Abu Nu'in. Imam Ahmad, di sebelah kanan. Ibn Mu'in, di sebelah kiri.

Di depannya, Ahmad Ibn Mansur Al-Ramadi. Kata Yahya Ibn Mu'in, aku tuliskan 30 hadis, dari hadis-hadis yang diriwayatkan oleh Abu Nu'in. Tapi aku kacau kan. Aku campur.

Di bagian akhir dari 10 hadis itu, aku campur dengan hadis yang lain. Sengaja aku ingin cek dia. Hapalanya bagaimana?

Akhirnya dibacakan 10 hadis pertama aman. Hadis ke-11. Imam Abu Nu'aym mengatakan, Ini bukan hadithku.

Coret. Mulai lagi. Sampai 20 hadith aman berikutnya.

Ingat beliau. Beliau kemudian mengatakan, Ini bukan hadithku. Coret. Yang ketiga.

Dia sadar, anak dikerjain ini. Fankalabat aynahu, maka matanya berbolak-balik, marah. Bangun. Kemudian Imam Abu Nu'aym memegang tangan Imam Ahmad.

أَمَّا هَذَا فَأَوْرَعُ مِنْ أَنْ يَفْعَلَ هَذَا Orang ini dia akan berhati-hati. Tidak mungkin dia ngerjain anak seperti ini. وَأَمَّا هَذَا Kalau Ahmad Ibn Mansur ini.

فَأَقَلُ مِنْ أَنْ يَفْعَلَ هَذَا Dia tidak lebih berani untuk mengerjakan ini. وَمَا يَفْعَلُ Aluhadha illa hadhasani Ini kerjaannya Yahya Ibn Ma'in Ditendang Ditendang sampai tersungkur Kemudian marah masuk ke rumahnya Dalam sebuah riwayat dikatakan Maka Yahya Ibn Ma'in bangun Kemudian dikatakan oleh Imam Ahmad Alam akullaka innahu thabtun Akan sudah bilang sama kamu Gak usah ditestas dia ini hafal Kamu seperti itu Kemudian dia bangun dalam sebuah riwayat Kemudian dicium Cium jidat Yahya bin Ma'in. Di ciumnya kepala gurunya, Abu Nu'aym al-Fadl al-Muddukain rahimahullah. Kemudian beliau mengatakan, Jazakallahu anil islami khairan.

Semoga Allah membalas kebaikan engkau. untuk kaum muslimin jasamu dalam memperjuangkan hadis nabi s.a.w. orang seperti antum yang berhak untuk menyampaikan hadis nabi s.a.w. aku cuma pengen kertas antum demi Allah tendanganmu lebih aku sukai daripada perjalanan ini bagaimana mereka memperlakukan hadis nabi s.a.w. perjuangan mereka menghapal menerima, memahami Kemudian menyampaikan Kita bandingkan orang zaman sekarang Tidak kenal hadis Atau mendengar hadis Dijadikan lambang kesesatan Subhanallah, kita bayangkan jauh sekali antara kebiasaan para ulama dengan kebiasaan zaman sekarang. Benar kata Nabi SAW, لا يأتي على النسي زمان إلا والذي بعده شر منه Tidaklah bergurir waktu untuk kaum muslimin, manusia, kecuali yang setelahnya lebih buruk dari sebelumnya. Kata Al-Hafidh Ibn Hajar Rahimahullah Aku mendengarkan tafsiran dari sahabat Ibn Mas'ud Aku mendapatkan tafsiran dari hadith ini Athar dari Ibn Mas'ud R.A La yakti ala nasi zaman Illa walladhi ba'dahu Akallu ijtih ilman minalladhi qablau, tidaklah bergulir waktu kepada kaum muslimin, atau kepada umat secara umum, kecuali yang setelahnya lebih sedikit ilmunya daripada sebelumnya. Semakin jauh dari masa kenabian.

Padahal kalau kita lihat, atar pertama atau nasihat pertama dari asyadi, Ambil ilmu ini gratisan. Dulu orang untuk mendapatkan satu hadith. Harus melakukan perjalanan jauh. Zaman sekarang gak usah perjalanan.

Tinggal browsing. Ilmunya di rumah. Gak pengajian gak apa-apa.

Anak kan lihat Youtube. Tapi subhanallah. Pernyataan seorang alim.

Ibn Syihab Az-Zuhri. Dia mengatakan. Orang yang ingin belajar ilmu.

Bongkoan. Bongkoan itu langsung. banyak gitu, gak mau pelan-pelan gak mau sedikit-sedikit, langsung ambil semua nanti yang hilang juga sama banyak bayangkan, orang pengen belajar instan orang ingin belajar yang gampang Dengan cara yang cepat, langsung pinter, maka ilmu yang hilang akan semakin banyak.

Maka dalam salah satu nasihatnya, Orang-orang kafir mengatakan kepada Nabi, kenapa Al-Quran ini tidak diturunkan langsung saja? Sedikit-sedikit ngapain orang harus nunggu? Wahyu belum turun.

Kelamaan. Orang kafir mengatakan demikian. Kan tapi Allah Azza wa Jal jawab mereka, demikianlah kami turunkan Al-Quran dengan bertahap.

Agar hatimu semakin mantap, semakin... Yakin. Dan kita akan tartilkan Al-Qur'an ini setartil-tartilnya. Kata Al-Khatib Al-Baghdadi Rahimahullah, Ayat ini merupakan Dasar yang paling dalam untuk seorang talibul ilm dalam belajar harus ta'anni wa'adamul ajalah. Harus sabar, pelan-pelan dan jangan kerusah-kerusuh.

Sehingga ini pentingnya bagaimana seorang penuntut ilmu ingin mendapatkan ilmu yang mantap harus mengikuti metode para ulama. Kalau hanya ingin semau sendiri belajarnya tidak mendatangkan hasil. Maka...

Beda para ulama teori belajarnya dengan teori orang-orang zaman sekarang kalau para ulama dulu satu hari, seperti Imam Nawawi dalam biografi beliau, dikatakan satu hari beliau bisa menghadiri 12 majlis satu hari kita zaman sekarang satu minggu aja belum tentu sudah bisa ngaji sehari sekali satu minggu sudah merasa bangga wah saya sudah mending sudah mending ngaji, itu orang gak ngaji gak sholat lagi, kan saya mending subhanallah apalagi majlis Majlis Imam Nawawi rahimahullah. Beliau mencatat, mencocokkan hadith yang disampaikan gurunya ditulis. Kemudian setelah tahadith dicocokkan.

Kalau seandainya ada yang perlu ditafsiri, beliau cari tafsirnya. Ada bahasa yang perlu dicari maknanya, dicari maknanya. Kemudian dicampur-campur ilmu yang dipelajari pada hari itu.

Ada hadithnya, ada bahasanya, ada tafsirnya, ada fikirnya, segala macam. Dan yang seperti itu yang menghasilkan. Perlu perjuangan hebat. Maka para ulama memiliki cara dalam belajar.

Kalau seandainya talibul ilm tidak mengikuti cara mereka, kita akan kesulitan mendapatkan ilmu itu. Ada salah seorang ulama yang bernama Az-Zarif. Zarnuji ini didisbatkan kepada daerah Zarnuji. Zarnuji itu adalah daerah sekarang di sekitar negara Kazakhstan. Kazakhstan, Tajikistan, dan sebenarnya daerah Rusia.

Dan daerah Rusia memang menelurkan banyak para ulama. Sekalipun itu bukan negara Arab. Menunjukkan bahwa ilmu ini bisa dikuasai oleh orang-orang non-Arab.

Dan ilmu ini merupakan hidayah dari Allah. Tidak khusus untuk bangsa satu, bukan untuk bangsa yang lain. Tidak perlu sensitif disebutkan satu bangsa, tidak perlu.

Ilmu ini untuk bersama. Semua ingin masuk surga. Dan Allah Azza wa Jal bukan... Tidak perlu untuk masuk surga lewat ilmu.

Maka dengan keadilan Allah SWT semua berhak untuk bisa belajar. Dan kita pernah sampaikan di Masjid As-Siddiq bahwa orang yang mendapat petunjuk dari Allah, bisa mempelajari agama, dia telah mendapat petunjuk. mendapatkan petunjuk di atas petunjuk seperti disampaikan oleh al-ajurri rahimahullah ta'ala dalam kitab akhlakul ulama beliau katakan Allah memuliakan manusia dari semua makhluk yang lain setelah itu Allah pilih diantara manusia beberapa orang mendapatkan hidayah diantara orang mendapatkan hidayah dipilih lagi oleh Allah subhanahu wa ta'ala orang yang siap belajar agama Ini menunjukkan bahwa orang yang siap belajar ilmu agama itu pilihan Bahkan Al-Hafidh bin Hajar rahimahullah menyebutkan Orang yang tidak tertarik belajar agama berarti dia sudah terhalangi dari segala kebaikan Karena Rasulullah s.a.w. menyatakan Man yuridillahu bihi khairan yufaqihu fid din Orang yang ingin dikehendaki kebaikan oleh Allah akan dipahamkan agamanya Orang itu akan dibuat paham terhadap agamanya.

Tidak dibuat kaya, tidak dibuat pejabat, tidak dibuat banyak istrinya, banyak anaknya. Akan tetapi dipahamkan agamanya. Kata Hafiz bin Hajar berarti ada kilas balik dari hadis ini. Berarti orang yang tidak tertarik belajar agama, Kasian dia.

Terhalang dari berbagai kebaikan. Kalau ada pembagian, Pembagian uang di masjid, Subuh nanti, Semua jamaah dapat 5 juta. orang gak dengar, ente gak beritahu kalau gak diberitahu rugi kan, ini ada pintu surga kita gak dikasih tahu betul seperti itu dan perhatian seseorang terhadap ilmu akan menunjukkan bagaimana kadar keimanan dia ada seorang ulama dia terlambat sholat ketiduran orang yang tidak melakukan sholat jamaah karena ketiduran ma'zur dimaklumi dia karena ada udhurnya akan tetapi dia merasa kehilangan sesuatu yang sangat berharga kata beliau, ini disebutkan dalam sejarah alam atau dalam kitab al-kabair beliau katakan hanya satu orang alim yang bertakziah kepada saya Dia bertakziah kepada saya karena saya ketinggalan sholat jamaah satu waktu saja.

Seandainya ada salah satu orang keluarga ku meninggal yang takziah beribu-ribu orang. Kata beliau, Memang perhatian orang terhadap urusan dunia lebih besar dari urusan akhirat. Buktinya kalau saya ketinggalan sholat, yang bertaziah kepada saya cuma satu orang.

Itu seorang alim ahli ibadah pula. Padahal kalau ada yang meninggal, mungkin yang bertaziah banyak sekali. Nah maka ikhwas kalian, belajar itu merupakan salah satu bentuk hidayah dari Allah Azza wa Jal Salah seorang ulamak mengatakan, Azzarnuji tadi Beliau mengatakan Wa kullu man akhta'at tariqa dhan Wa la yanalu'l maqsuda'a Qalla awjan Orang yang salah dalam menempuh teori belajar Maka dia akan tersesat Dan dia tidak akan mendapatkan cita-citanya sedikit atau banyak. Kalau orang sekarang mengatakan yang penting filter saya akan saya pakai. Saya akan bisa membedakan antara baik dan buruk.

Saya mau belajar sendiri sudah. Buka internet saya akan belajar setiap hari buka internet. Dia belum tahu internet itu keluar apanya, bukan hanya masalah maksiat, akan tetapi ada syubuhat di sana. Ada berbagai kerancuan berpikir, kalau syahwat saja bisa menghancurkan kebaikan seseorang, karena itu penyakit.

Penyakit hati, para ulam mengatakan penyakit hati ada dua. Penyakit hati ada dua. Yang satu syahwat, yang satu syubuhat.

Yang syahwat ini bisa menghancurkan orang. Aslinya dia orang yang baik, orang yang suka ke masjid. Gara-gara terjerumus ke dalam syahwat, hancur mentalnya. Tidak lagi dia pede untuk berkumpul dengan orang-orang yang baik. Tapi syubuhat lebih bahaya.

Buka internet, ada pengajian. Dia ikuti, terus ternyata pengajian itu pengajian sesat. Dan bisa menjadi salah satu penyebab seorang terjerumus ke dalam kebid'ah yang berbahaya.

Di antara contohnya, ini kasus nyata, Anak sudah sering sampaikan. Ada kisahnya di tahun 2015, kalau tidak salah. 2015, di Arab Saudi. Ada orang anak tentara.

Dia, tentaranya akhirnya sudah pensiun, kakak adik. Dan di dalam rumah ini ada sepupu mereka. Memang diayomi oleh ayah mereka. Kemudian sepupu mereka ini hidup bersama, kecil sampai besar. Kemudian sepupu mereka ini masuk kantara.

Tapi dua orang ini tidak. Seperti biasa mereka bertiga main acara apa, akrab. Suatu saat di kesempatan hari raya Idul Adha.

Orang Saudi biasa kalau ada acara liburan begitu mereka keluar ke badang pasir. Bawa karpet. bawa teh, kopi, makanan apa ya, kesibukan dan kejenuhan mereka, mereka habiskan dengan seperti itu, mereka hadapi dengan refreshing yang modelnya seperti itu, kalau kita kan pergi ke pegunungan pantai, mereka gak punya pegunungan, akhirnya mereka datang ke padang pasir saja satu saat di kesempatan idul adha mereka bertiga keluar ini sudah besar semua yang satu sudah tentara yang dua pemuda sampai di tengah padang pasir mereka cari batu besar dibalik batu tiba-tiba sepupu mereka ini diikat tangannya diikat kemudian yang kakaknya mengeluarkan senjata Laras panjang, adiknya ngambil gambar dari video.

Kemudian dia mengatakan, sungguhnya saya sudah bayat kepada orang yang di sana. Siapa itu? Isis.

Dia katakan bahwa orang yang mau dengan pemerintah, orang yang tidak berhukum dengan hukum Allah, orang seperti ini seperti kafir. Dan tentara itu termasuk orang yang membela orang-orang kafir. Dan saya diperintahkan untuk membunuh orang yang tidak berhukum dengan hukum Allah. yang seperti itu dan ini adalah salah satu dari mereka kasian sekali saudara mereka sepupu mereka gak bisa apa-apa hanya menggunakan kaos dalam dan celana putih kemudian di ikat di belakang begini jatuh ter apa namanya duduk bersimpuh begitu dia bilang jangan jangan ditembak depan kamera kamera ditembak, mati, mati sudah tanpa perlawanan sama sekali, diikat setelah itu video ini diunggah langsung sampai ke pihak-pihak berwenang di Arab Saudi dikejar mereka dalam hitungan detik, dalam hitungan menit dikejar, kemudian dikepung dari atas dan dari darat melakukan perlawanan, sampai beberapa tentara terkenal Setelah itu kakaknya tertembak disitu meninggal Tinggal adiknya terluka ditangkap kemudian diobati setelah itu akan dikisos Atau diperlakukan hukum di alam Saudi Bapaknya ditanya Dua anak saya itu akrab-akrab saja Tidak ada indikasi sama sekali orang itu akan nyeleneh Tetapi dia pendiam Cuman akhir-akhir ini dia sering membuka internet Dan dia belajar dari internet itu.

Rupanya dapat dari situ dia. Kena subhad, sampai akhirnya yakin, kemudian sampai melakukan salah satu tindakan. Ini mirip dengan yang diceritakan oleh Sheikh Saleh Suhaimi.

Hafidahullah. Beliau cerita, ada seorang... Awam, cemah masjid, karena orang awam itu artinya orang bukan tolebel ilmu Soalnya itu jenggotan, tetap orangnya taat ibadah Hanya dia diuji, anaknya tidak mau sholat Berusaha dinasihati, suruh hadir pengajian, dia ajarin apa, nggak bisa Tapi satu saat, dia pulang dikabari sama ibunya Ya abafulan abshir, wahai Ayahnya anak kita. Ada kabar gembira. Anakmu sekarang sudah rajin sholat.

Masya Allah, senang dia. Tidak berapa lama, tiba-tiba ibunya bilang lagi, Ya Aba Fulan, anakmu mengkafirkan kamu. Tidak berapa lama, ibunya bilang, Woi Aba Fulan, jangan sentuh aku. Kamu kafir. Apa-apaan ini?

Jangan sentuh saya. Kemudian si ibu ini pengen beres-beres. Mau keluar dari rumah itu. Kata orang laki-laki ini, Subhanallah ini apa-apaan dari kemarin? Akhirnya dia bilang, sudah kalian di sini saja.

Jangan keluar rumah, saya yang keluar. Daripada perempuan keluar mau kemana, anak kecil juga mau kemana. Sudah saya yang keluar. Ngalah dia. Dia keluar kemudian nyewa penginapan.

Dan dia di penginapan itu kelihatan murung, bingung. bingung sekali, karena sekarang kejadian itu tiba-tiba akhirnya dia sholat di masjid yang terdekat dari penghidapannya berhari-hari sampai jamaah masjid bilang orang ini potongannya orang soleh tapi kok murung terus ada apa akhirnya ditanya ditanya seperti itu, ini kisah nyatain yang cerita Sheikh Soleh Sohaimi dan beliau katakan saya tahu yang meriwayatkan ini kenal baik sama saya dan anak juga tahu orangnya kemudian dikatakan orang ini ini ada apa, oh ternyata permasalahannya gitu tadi. Dibiarkan lama-kelamaan gini. Kita kasih solusi.

Apa pendapat Anto? Anto menikah lagi aja. Tak siapkan ada seorang perempuan masih muda, hafidh apa gimana. Ya udah, khair.

Saya sudah dikafirkan sama istri saya, anak-anak saya. Sudah, nikah apa adanya? Nikah, kemudian dia tinggal di penghinapannya.

Tiba-tiba, beberapa saat, datang lagi istri pertamanya sama anaknya, datang minta maaf. Alfu. Saya kemarin salah, terlalu tergesa-gesa Saya sudah membaca fatwa Sheikh Saleh Fawzan Katanya ini salah, apa segala macam Ya khair, kata suaminya Ana sudah nikah lagi Sekarang Ana mau balik ke rumah Ente mau Ahlan mas Ahlan, istri saya dua sekarang Kalau saya tidak mau, saya keluar sekarang Kemarin Saya larang saya keluar Karena khawatir saya Nanti bagaimana, di luar bagaimana Sekarang, ya urusan nanti Saya sudah ada istri yang lain Kalau mau gabung, Alhamdulillah, Ahlan mas Ahlan Kalau tidak, ya sudah Tapi catatannya Ini endingnya seperti bagus saja, seperti rito Tapi yang di garis bawah Bagaimana subhad Yang dilihat Atau di dihasilkan ketika ada orang liar dalam belajar.

Tidak perhatian kepada sumber belajar dia bagaimana. Alangkah cepatnya. Dan antum harus tahu bahwa bid'atul khawarij, bid'ah yang ditimpulkan oleh orang-orang khawarij disebutkan Ibn Kathir rahimahullah adalah bid'ah pertama di tengah kaum muslimin.

Karena asal mulanya dari sejak zaman Nabi s.a.w. Awalu bid'atin fil islam bid'atul khawarij kata Ibn Kathir. Wabah Penyebabnya adalah urusan dunia ketika ada seorang mengatakan kepada Rasulullah s.a.w. i'dil ya Muhammad, wahai Muhammad adillah maka Rasulullah s.a.w. dia mengatakan, wahai haka man ya'dil illa ma'dil celaka kamu, kalau saya dianggap tidak adil siapa yang adil berarti. Akhli sebagian sahabat mengatakan, dalam riwayat itu dikatakan, ya Rasulullah biarkan aku penggal kepala orang munafik ini. Dalam riwayat lain dikatakan, dikira-kira orang yang seperti itu adalah Khalid bin Walid. Kemudian Rasulullah mengatakan, biarkan dia, di belakang dia, ada orang-orang yang seperti dia.

Ibadahnya kuat. wa sawmakum bi sawmi puasa kalian tidak ada apa-apanya dengan puasa mereka yaqra'una minal quran la yujawizu taraqiyahum yamrukuna minal islam kama yamrukus sahmu minal ramiyah mereka membaca al quran tapi Tidak sampai ke kerongkongan. Mereka bisa cepat keluar dari Islam.

Seperti anak panah keluar dari busurnya. Ini sebagian ulama mengatakan. Orang-orang khawarij itu orang kufur. Orang kafir gara-gara mereka tercermus ke dalam. Pemikiran yang parah sekali.

sekali mengkafirkan kaum muslimin memerangi menghalalkan darah segala macam akan tapi jumbo rulu ulama mayoritas ulama mengatakan mereka tidak kafir tapi terjurus ke dalam kesalahan yang perlu diperbaiki dan perlu diperangi kalau seandainya mereka memang sudah memiliki kekuatan dan akan membahayakan kaum muslimin bisa diperangi tapi tidak sampai kafir tapi catatannya adalah bagaimana besarnya bahaya pemikiran yang menyimpang seandainya seorang tidak benar-benar menitijalan ulama dalam belajar. Maka para ulama menyebutkan bahwa belajar itu membutuhkan cara yang tepat. Cara yang dituntut dan diterapkan oleh para ulama tidak akan berhasil. Orang yang datang belakangan untuk menempuh cara yang baru yang tidak diterapkan oleh ulama-ulama sebelumnya. Maka seperti yang pernah kita bahas beberapa malam yang lalu di Masjid As-Siddiq bahwa seorang talib ilm perlu memperbaiki niatnya ini akan mendukung benar langkah dan lurusnya pilihan yang dia lakukan, dia berdoa kepada Allah SWT kita pernah sebutkan empat hal yang menjadi landasan keikhlasan seseorang dia ingin belajar untuk menghilangkan kebodohan dirinya yang kedua ingin menghilangkan kebodohan orang lain, yang ketiga dia ingin menghidupkan sunnah belajar dan yang keempat dia ingin mengamalkan yang dipelajari dan ikhlas merupakan ibadah yang berat Bisa berubah pada satu ibadah.

Orang belajar. Bisa jadi. Awalnya dia semangat.

Berusaha mengikhlaskan diri. Akan tetapi di perjalanan digenggu sama syaitan. Ada seorang ulama. Ahli hadis.

Yang bernama Sulaiman Ibn Dawud Al-Hashimi. Dia mengatakan. Rupanya. Saya berbicara tentang hadis yang berbalik.

Satu saat bisa jadi aku menyampaikan hadis Nabi SAW dan aku berusaha untuk menjaga keikhlasan niatku. فَإِذَا أَتَيْتُ عَلَىٰ بَعْضِهِ تَغَيَّرَتْ نِيَّتِهِ Tapi ketika aku sampai kepada sebagian hadis itu, niatku berubah ternyata satu hadith saja membutuhkan niat yang perlu selalu diperbaharui berarti niat itu penting sekali dalam belajar minta kepada Allah dan para ulama berusaha untuk memperbaiki niat dan mereka tidak berani mengatakan saya sudah ikhlas Mereka tidak berani merekomendasi diri mereka, saya sudah ikhlas dalam belajar. Imam Ahmad rahimahullah pernah ditanya, Masya Allah Antum belajar untuk Allah subhanahu wa ta'ala. Ditanya, Antum belajarnya betul-betul gimana caranya biar ikhlas terus? Lalu dia mengatakan, Alhamdulillah aziz.

Saya berhasil belajar ikhlas karena Allah, itu berat sekali. Walakin syai'un hubbiba ilaiya fa'adlubuh. Saya belajar hadith itu karena Allah memasukkan ke dalam hati saya kecintaan terhadap hadith. Maka saya belajar.

Tapi kalau betul-betul saya bisa jamin keikhlasan, saya tidak bisa. Imam Ahmad rahimahullah. Ada seorang ulama yang lain namanya Hisham Ad-Dastawahi rahimahullah Dia mengatakan Saya tidak bisa mengatakan Aku belajar satu hari saja Karena Allah Jadi sekarang kalau ada orang merasa, yang belajar itu ikhlas. Yang ikhlas belajar itu, kayak anak itu.

Masya Allah, ini terlalu pede. Sebagian ulama mengatakan, man ra'a fi ikhlasihil ikhlas, faqad ihtaja ikhlasu. ...ilah ikhlas. Barang siapa yang memandang bahwa ibadah dia mengikhlaskan hati telah berhasil membuahkan ikhlas, berarti ikhlas dia butuh keikhlasan.

Artinya memang ikhlas itu ibadah, taufik dari Allah. Kita berusaha memperbaiki, tapi kita tidak bisa menyatakan bahwa kita sudah berhasil melaksanakan. Yang kedua, seorang mungkin merasa banyak kekurangannya.

Dan kita tidak mungkin bisa membandingkan kebiasaan. orang zaman sekarang dengan orang zaman dulu orang zaman dulu selain mereka memiliki keahlian, kelebihan yang Allah berikan juga mereka memiliki pemahaman dan semangat serta komunitas pada saat itu tidak seperti sekarang Akan tetapi, masing-masing memiliki peluang sesuai dengan kemampuannya. Maka yang dijadikan patokan adalah yang pertama, seorang berusaha untuk melakukan yang bermanfaat.

Yang kedua, seseorang selalu minta pertolongan kepada Allah. Dan yang ketiga, jangan sampai gampang putus asa, menyerah. Rasulullah s.a.w. menyatakan, إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ إِذَا عَمِلَ عَبْدٌ عَمَلًا أَنْ يُتْقِنَهُ Allah Azza wa Jal suka apabila ada orang yang melakukan sebuah perbuatan, hendaklah dia profesional. Melakukan semaksimal mungkin.

Nah, tiga nasihat ini terkumpul dalam hadith yang dibatalkan oleh Imam Muslim, إِحْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكُ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلَا تَعْجَلُ Anda lah engkau semangat dengan Apa yang bisa bermanfaat untuk dirimu Kemudian engkau minta pertolongan Kepada Allah dan jangan gampang Menyerah Ini sudah waktu adzan ya Belum Dua menit. Masya Allah. Kemudian ikhwas kalian.

Yang perlu dipelajari pula. Belajar itu perlu perjuangan. Jadi kalau kita belajarnya ala kita.

Bukan ala ulama. Nanti hasilnya juga ala kita. Berarti perlu perjuangan.

Tolibul ilm. Atau penutup ilmu. Itu tidak terbatas pada santri atau mahasiswa. Akan tetapi semua memiliki. peluang untuk belajar dan semua metode yang diterapkan oleh para ulama bisa kita terapkan memang kemampuannya berbeda-beda maka disesuaikan dengan kemampuan kita dan kemungkinannya akan tetapi perlu memang itu diterapkan sesuai dengan kemampuan masing-masing jangan bilang, oh itu kan zamannya sudah berlalu, kita sudah susah untuk mengikuti mereka karena setiap orang yang menit di sebuah jalan dia akan sampai kalau tidak mau memulai kapan sampainya, kita tidak mau menempuh cara para ulama dalam belajar kita bisa dapat ilmu dari mana begitu, maka yang dinasihatkan oleh para ulama diantara Syekh Salim Hufzahullah, beliau katakan nah ini baru adhan ya ya, taip adhan dulu aja antara adhan komat berapa menit?

nah 10 10 khairan insya Allah 1 jam ya 2 jam ya Ashabullah Ashabullah Alhamdulillah Ashabu an Muhammad Al-Ramad Hai, saya Ardhaw Suwana Hai, ini adalah video selanjutnya Hai hai Alhamdulillah Allah Allah Allah Allah kebiasaan belajar yang memang menjadi rukun Yang menjadi rukun dalam belajar adalah menghapal Kalau tidak menghapal Maka ilmu yang dipelajari lebih gampang hilang Kita sudah mengetahui bagaimana para ulama Menghapal syariat ini Dan dengan hapalan itulah Allah Azza wa Jal menjaga agamain Dan Allah Subhanahu wa Ta'ala Menyebutkan di dalam Al-Quran Kami menurunkan adhikr dan kami akan menjaganya. Para ula menyebutkan bahwa adhikr disini bisa dimaknai Al-Quran dan hadith sekaligus. ulama menghafalkan dua-duanya agar betul-betul syariat itu terjaga maka merupakan kemuliaan untuk seorang muslim pada saat dia bisa bersama dengan rangkaian orang-orang yang menghafal warisan Nabi s.a.w. untuk digunakan oleh Allah sebagai penjaga agama, penjaga syariat maka menghafal Al-Quran sekalipun kita sudah berumur selamat menikmati Kemudian kemampuan sudah berkurang.

Kemudian lingkungan tidak sama dengan lingkungan para ulama akan tetapi tidak mustahil dilakukan. Sekalipun untuk orang tua. Saya sudah pernah sampaikan pengajian khusus tentang masalah talibul ilmu hifzul Quran.

Seorang penutup ilmu dengan hafalan Al-Quran. Hafalan Al-Quran itu tidak khusus untuk anak kecil. Apalagi untuk anak pesantren tidak.

Tapi orang tua pun bisa. Ada orang yang tinggal di Dubai. Orang tinggal di Dubai, dia usianya 52 tahun.

52 tahun baru melihat ada daurah atau diklat penghafal Al-Quran, tertarik dia. Akhirnya dia punya tekat, saya harus hafal Al-Quran dan berhasil dia. Setelah itu dia arahkan anak-anaknya berhasil pula, 5 orang anaknya bisa hafal Al-Quran.

Memulai dari sejak usia 52 tahun masuk Quran. Karena sudah tua, maka dia butuh sekitar 6 tahun untuk menyelesaikan hafalannya. Baru dia sempurna menyelesaikan hafalannya, usianya 59 tahun. Ada yang lebih tua dari itu, seorang militer angkatan udara di Sudan.

Dia mengajukan pensiun dini, kemudian setelah itu ada aktivitas lain. Setelah itu dia mendatangi masjid yang ada TPA-TPA-nya, tertarik dia. Ada guru yang ngajari anak-anak kecil membaca Al-Quran, maka dia tertarik untuk belajar.

Setelah 60 tahun dia mulai menghafal Al-Quran dan hafal. Memang kelebihan dari Allah, akan tapi kita ingin memperlihatkan bahwa menghafal Al-Quran di usia tua tidak mustahil. Kalau seandainya kita tidak bisa hafal semuanya, paling tidak ada yang kita hafalkan. Jangan kalau sudah disuruh imam, dorong-dorongan.

Ya Alhamdulillah disini ada imam tetapnya Tapi kalau pas kayak pandemi kayak kemarin Satu rumah gak mau jamaah Keluarganya Nyuruh suaminya Gimana mau jadi imam Ya masa yang pinter istrinya istrinya istrinya jadi imam, gak bisa sudah sholat sendiri-sendiri ini kan kasihan sekali, dalam satu rumah tidak ada yang hafal Al-Quran atau tidak ada yang bisa baca Al-Quran satu orang pun, sampai gak bisa jamaahkan, kasihan sekali padahal ada beberapa rumah mubadir disitu hafal Al-Quran semua, gak mubadir akan tetapi, ini miris sekali sudah mestinya orang Islam tidak bisa melepaskan diri dari Al-Quran Maka, ketika ingin berhasil memang harus menggunakan otaknya, ada yang dihafalkan. Kalau tidak hafal Al-Quran semuanya, sedikit tidak apa-apa. Dan kalau kita mau mulai dari sekarang, tahun depan ada hasilnya.

Ramadan nanti ada hasilnya Beda loh Terawehan kita punya hafalan Dengan tidak punya sama sekali Sudah kenyangan buka Imamnya panjang Kita hafal juga Dah jangan sholat masjid itu Cari yang pendek-pendek aja Orang baca Kulhu sama Wailul likulihumazatilumazah Membaca wailul likulihumazatilumazah Keliru Wailul ilmutafid Jadi panjang Jadi Hafalan itu harus Harus Kita perlu menghususkan waktu Untuk menghafal Sehari satu ayat Kalau orang bilang sehari satu juh Sehari satu ayat Hapalkan sendiri di rumah ikutan program-program kayak gitu, antum hafalkan sendiri di rumah, hidupkan keharmonisan rumah tangga dengan ibadah yang syari'i di dalam rumah baca Al-Quran hafalkan, kalau bacaan saya masih cepat sekali kalau seandainya kita merasa bacaan kita masih perlu diperbaiki perbaiki tidak apa-apa baca ikhlaq tidak apa-apa saya pernah juga ceritakan di pengajian saya itu ada soal orang ibu-ibu, dia di kantor gak bisa baca Al-Quran sama sekali gak bisa Dari nol dia belajar mikro. Huruf per huruf. Terus, terus, terus. Sampai dia bisa hafal dua jus. Dan dia berjabat di kantor itu.

Kawan saya mau masuk pakai sandal. Ditolak sama satpamnya. Intim mau ketemu siapa?

Ibu itu. Yang beneran. Ditelepon ke atas. Oh iya betul. Dia mau ngajari saya ngaji.

Dibisikin sama satpamnya. Besok-besok kesini pakai sepatu mas ya. Dia ngajar.

Sampai dia hafal dua jus ibu itu. Sampai dihajikan itu kawan saya. Itu bayangkan.

Dari nol. Nol butul Sampai hafal Mungkin Yang lebih dari itu Mu'alaf Antum coba lihat Banyak sekali kan mu'alaf Mu'alaf itu Tugasnya banyak Dia harus belajar dari awal Alif, bakta Tapi karena mereka kebanyakan Rata-rata semangat Sekian tahun hafalannya banyak Loh ini yang Islam dari lahir Nggak tambah-tambah hafalannya Kan sayang Sayang sekali Aduh orang kaya, kekayaannya dari warisan dengan orang yang miskin kemudian kerja, semangat sampai kaya kalau seandainya kekayaan itu bisa menyaingi orang yang dari warisan itu kan itu sudah menjadi kesuksesan besar untuk si pengusaha daripada orang yang kaya hanya warisan, apalagi kalau yang warisan ini bangkrut kemudian yang ini sukses, kan timpang sekali, orang Islam dari lahir, tidak mau belajar ngaji, dengan orang mu'alaf yang baru mengerti Islam, dia semangat Gak ada Islam warisan itu gak ada Kemudian masuk surga juga warisan itu gak ada Harus belajar benar-benar Allahu akhrajakum min butuni ummahatikum la ta'lamuna shayya Allah mengeluarkan kalian dari perut ibu kalian dalam keadaan yang tidak tahu sama sekali Kalau kita gak mau belajar, gak bisa Dan Allah memberikan kita kemampuan. Buktinya surat an-Nas hafal kan? Padahal tadi nggak hafal. Gimana caranya?

Lupa dulu gimana hafalnya. Hafal sendiri. Tapi sekarang usahakan.

Surat-surat pendek kita bisa hafalkan. Kenapa yang panjang tidak bisa? Bisa.

Dimulai saja. Kemampuan kita terbatas tidak apa-apa. Sekarang mulai.

Satu ayat, satu ayat, satu ayat. Ramadan nanti usahakan. Misalkan saya sudah setengah Juz'amah. Dari surat an-Nas naik al-Falaq, naik al-Ikhlas. Bacaannya diperbaiki.

Kemudian sampai surat al-fajr Lumayan, kalau ada Imam bacala uksium bihadal balad Gak bingung, saya hafal Maka Hapalan harus, ini belum kita berbicara Tentang hafalan hadis ya, untuk yang masih muda-muda Yang tua juga tidak apa-apa sama Dibiasakan menghapalkan hadis Hadis Innamal a'malu biniyat Wa innama likul limrihim ma'nawa Bunyial islamu ala khairan Dibiasakan seperti itu Itu akan Menggugah kecintaan kita kepada syariat Lebih banyak daripada Hanya biasa saja Nanti kalau semangat saya datang kajian Kalau enggak Nah ilmu itu perlu perjuangan Jadi hafalan itu Menjadi modal terkuat Sheikh Uthaymin rahimahullah mengatakan Semua yang kita pelajari ini biasanya akan hilang Kecuali yang kita hafalkan Hai kalau hanya sekedar pelajaran kelas ujiannya selesai hilang itu padahal dihafalkan kita kalau di kampus-kampus itu ada istilah usbubil ulama pekan ulama ya hari tenang sebelum ujian itu orang betul-betul kemana-mana membawa buku ke restoran ke apa lapangan ke masjid buah buku itu kalau antum tanya itu semua dari definisi sampai dalil sampai pembahasan yang paling pelik ngerti habis ujian lupa biasanya ya Nah tapi kalau seandainya seseorang membuat kebiasaan seperti itu terus maka dia akan betul-betul terarah untuk menjadi seorang talibul ilm ini disebutkan oleh para ulama kulu ilmin la yadkhulu ma'akal hammamu falata'uddahu, ini disebut oleh Abdu'l-Razzaq al-San'ani setiap ilmu yang tidak bisa masuk ke dalam hammam ke dalam toilet bersama kamu berarti jangan dihitung menghitung ilmu maksudnya yang dihafalkan Anda bukan enggak mungkin bahwa mushaf bawa Alquran ke dalam toilet enggak mungkin enggak boleh ya maka ilmu yang bisa dibawa ke dalam hammam dibawa toilet itu ilmu bener masih dihafalkan seperti itu dan para ulema orang-orang yang menjadi contoh teladan dalam hafalan bahkan tidak hafal Alquran menjadi catatan miring ini terkenal oleh Syekh Asad Handalam mahal fitur itu lebih Beliau mengatakan salah satu contohnya ada seorang alim. Dia menulis buku. Alim, hafalannya kuat.

Disebutkan, Dia adalah seorang terpercaya, hafalannya kuat, terkenal, dan seorang imam. Tapi beliau punya beberapa hafalan yang keliru. Katanya dia tidak hafalan Al-Quran.

Jadi hafalan Al-Quran menjelaskan, menjadi catatan yang negatif untuk para ulama seperti itu. Maka kita perlu mengarahkan, membuat komunitas. Kalau ada orang yang hafal Quran, ini hafal Quran, ini hafal Quran, maka orang terdorong untuk menghafal Al-Quran. Orang ini hafal dua juz, ini juga dua juz. Maka orang tertarik untuk menghafal meskipun cuma dua juz.

Tapi karena komunitas itu tidak ada, maka kita tidak tertarik sama sekali. Kita orang Indonesia, ketika sampai ke Madinah, Ketemu orang Afrika, orang Mesir, orang Yordan, orang Yaman. Kok pinter-pinter? Apalannya wakih.

Saya dulu ketika sudah menghapalkan Al-Quran, saya ingin masuk ke fakultas Al-Quran. Karena katanya fakultas Al-Quran itu disyaratkan betul-betul harus hapalannya kuat. Tapi saya mikir, karena banyak senior juga mengarahkan, kamu masuk hadis aja.

Saya pikir kalau masuk hadis, saya punya modal yang lebih banyak dari kawan-kawan saya. Karena saya sudah hafal Al-Quran. Tapi saya masuk hadith Ternyata kawan saya di hadith banyak yang hafal Al-Quran Banyak sekali Bahkan bukan hanya Al-Quran Hadith banyak dihafal, syiir banyak dihafal Kata anak kita kenapa terlambat Sekali ya Karena memang ternyata di masyarakat Indonesia Kurang terarah untuk itu Antum kalau tau orang-orang Afrika Fasilitas hidup mereka jauh lebih rendah Daripada orang Indonesia Ini terlihat di segala aspek Negara mereka mereka, penghasilan mereka, kebiasaan mereka, sampai ketika haji kelihatan.

Standar haji itu biasanya masing-masing negara punya standar masing-masing. Indonesia itu paling tidak mereka penginapan. Penginapan yang dekat dengan Masjid Nabawi atau Masjid Al-Haram, kalaupun jauh, tidak jauh banget.

Kemudian standarnya hotel atau penginapan yang layak. Tapi ternyata kalau melihat negara-negara lain, kasihan sekali. Penginapannya jauh, ada yang di atas gunung, kemudian...

cuma penginapan yang sederhana. Karena memang negara mereka fasilitasi seperti itu, kemampuannya. Tapi subhanallah, dengan segala keterbatasan itu, mereka bisa menentut ilmu dengan lebih besar.

Kita kok kenapa kalah dari mereka? Kita pengen memperbaiki. Kita ingin memperbaiki seperti itu Kemudian yang kedua Ikhwas kalian Tadi kita membicarakan masalah hafalan Yang kedua adalah Perlunya membiasakan saling belajar bersama Belajar bersama Kamu sudah ngaji apa? Ngaji seperti ini Apa yang dipelajari?

Seperti ini Tukar menukar Para ulam mengatakan Hayatul ilmi bil mudhakarah Ilmu itu bisa hidup dengan saling bertukar pikiran Bukan debat kusir Kalau debat kusir Habis sudah ilmunya Debat kusir itu pokoknya enggak menurut saya mungkin tidak ada manfaatnya tapi orang sudah belajar coba tadi yang kita pelajari apa? 1, 2, 3, 4 seperti itu akan menguatkan maklumat yang kita serap dan Imam Az-Zuhri rahimahullah mengatakan innama yudhimul ilma annisyanu wa tarkul mudhakarah yang bisa menghilangkan ilmu itu adalah lupa Tadinya sudah ingat, sekarang lupa, itu wajar. Kalau tadinya nggak ingat, namanya sekarang bukan lupa. Nggak tahu dulu, nggak tahu sekarang, lupa.

Jadi yang bisa menghilangkan ilmu itu adalah lupa dan tidak mau berdiskusi dalam... Ilmu yang sudah dipelajari. Tapi yang terakhir adalah bertanya. Bertanya juga penting. Kata Syekh Saleh Al-Usaimi, Hafizahullah.

Orang yang menghapal itu ibarat orang yang menanam. Menghafal yang dipelajari itu seperti orang menanam. Setelah itu dia berdiskusi dengan kawannya, itu seperti orang yang menyirami. Setelah itu dia perlu bertanya dengan hal-hal yang perlu ditanyakan, itu bagaikan orang yang berusaha untuk memupuk.

dan membiarkan tanamannya semakin berkembang. Bahkan tingkat semangat seseorang dalam bertanya menjadi bukti dan tanda seberapa perhatian orang terhadap ilmu. Kalau ada orang malas bertanya padahal tidak tahu, maka akan terlihat perhatian dia dalam ilmu syari'memang sedang rendah.

Ini pernah disampaikan oleh Sufyan Al-Thawri rahimahullah. Satu saat beliau mendatangi sebuah tempat, kemudian beliau bosan disitu seorang imam sekelas Athawri rahimahullah disitu mubadhir gak ada yang tanya gak ada yang belajar hadith kepada beliau sampai beliau mengatakan kepada kawannya ikhtar li akhruj min hadhal balad hadhal balad ayo kita keluar dari negara ini negara ini mati ilmunya karena jarang orang bertanya pada saat kaum muslimin semangat untuk belajar ilmu ketika datang seorang sheikh di negara-negara Arab, sheikh datang itu betul-betul ditanya dia bagaimana, dicatat apa segala macam datang ke Indonesia orang biasa nasian sekali sheikhnya aja bingung, kalian tertawa-tawa apa yang saya katakan ini memang lucu Tapi ala kulli hal Ini merupakan kebiasaan para ulama Mereka belajarnya serius Kemudian ada metodenya Perlu perjuangan, menghafal, membaca Perlu menulis Kalau Imam Bukhari hafal Dengar hafal Karena lihat banyak Imam Bukhari disini Masya Allah Mudah-mudahan keluar hafal semua Tapi ala kulli hal Mudah-mudahan apa yang kita belajar bermanfaat Dan Allah Azza wa Jal memberikan kita kemudahan untuk menerima ajaran Nabi SAW kemudian kita terapkan dan perlu kesabaran dalam belajar semoga Allah SWT meridai kita dan ini yang dapat sampaikan, kurang lebihnya mohon maaf Alhamdulillah