Assalamualaikum Wr Wb Halo Sobat Jeep Kali ini kita akan melanjutkan materi tentang penanganan ikan Pada dua bagian sebelumnya, kita telah mempelajari tentang mutu ikan dan perubahan ikan setelah mati Pada bagian terakhir ini, kita akan membahas tentang penanganan ikan di atas kapal Meliputi tahapan penanganannya, sarana handling di atas kapal, dan tempat pelelangan ikan Sekarang kita akan mulai dari ukuran ikan yang ditangkap. Jika bobotnya berkisar antara 200 gram sampai 10 kilogram, maka ukurannya kecil. Jenis ikan tersebut ditangani tanpa disiangi. Contohnya, ikan lemuru, ikan kembung, dan tongkol.
Jika bobotnya berkisar lebih dari 10 kg, maka ukurannya besar. Ikan ini harus diangkat ke atas kapal menggunakan ganco. Ikan ini harus disiangi terlebih dahulu dengan membuang insang dan isi perutnya. Contohnya ikan tuna dan layaran. Selanjutnya, bagaimana tahap penanganan ikan di atas kapal?
Tahap penanganan ikan di atas kapal dimulai dari ikan diangkat dari air, lalu keluarkan ikan dari alat tangkap, setelah itu lakukan penyiangan pada ikan, kemudian lakukan pencucian ikan dengan air dingin, lalu Simpan ikan pada wadah berisi es setelah diseleksi berdasarkan ukuran, jenis, dan mutunya. Lalu, wadah tersebut disimpan ke dalam palka yang telah dilapisi es curai atau sejenisnya. Lalu, apa saja sarana handling yang digunakan di atas kapal?
Sarana yang pertama, adalah palka berisolasi. Palka berfungsi untuk penyimpanan ikan dengan kapasitas yang disesuaikan dengan target penangkapan ikan dan kapasitas kapal. Yang kedua adalah bak pendinginan dan pencucian.
Wadah ini dipungsikan untuk pencucian setelah ikan diangkat dari jaring dan pendinginan awal dengan menggunakan air ditambah es. Yang ketiga adalah keranjang. Keranjang memiliki dua fungsi, yaitu tempat seleksi ikan dan penyimpanan di dalam palka. Sarana yang keempat adalah pilam polietilen.
Alat ini biasanya dipungsikan untuk membungkus ikan agar tidak bersentuhan langsung dengan es jika diperlukan. Yang kelima adalah pompa air laut. Pompa ini dipungsikan untuk membersihkan dek kapal dan peralatan yang digunakan untuk penanganan ikan. Yang keenam adalah terpal.
Alat ini dipungsikan untuk melindungi dek kapal yang digunakan untuk penanganan ikan dari sinar matahari. Yang ketujuh adalah katrol. Katrol dipungsikan untuk memindahkan wadah terutama yang memiliki bobot di atas 100 kg. Sarana yang kedelapan adalah pisau.
Pisau biasanya dipungsikan untuk menyianyi ikan berukuran besar. Yang kesembilan adalah sarung tangan. Sarung tangan digunakan sebagai isolator untuk mencegah penetrasi panas dari pekerja. Yang kesepuluh adalah kasur atau matras. Kasur digunakan sebagai tempat penyiangan ikan dengan permukaan yang halus dan kedap air.
Yang kesebelas adalah hook. Hook digunakan untuk mengangkat ikan berukuran besar dari air. Pada tahap selanjutnya, pembongkaran ikan dari dek kapal di atas dermaga.
Selanjutnya, dari area pembongkaran ikan, diangkut menuju gudang penyimpanan atau langsung ke tempat pelelangan ikan. Jika ikan sudah dibawa ke tempat pelelangan ikan, maka akan dilaksanakan pelelangan ikan. Kondisi ideal di tempat pelelangan ikan biasanya harus memiliki sarana, antara lain, air bersih, tempat pembuatan es, gudang penyimpanan, katrol, meja lelang, alat pengangkutan, dan box berisolasi. Setelah menyimak informasi tentang penanganan ikan mulai dari bagian 1 sampai dengan 3, maka kita dapat menyimpulkan bahwa 1. mutu ikan hanya dapat dipertahankan dengan memperhatikan prinsip penanganan ikan.
Yang kedua, kemunduran mutu ikan dapat dihambat dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi mutu ikan dan standar dari Badan Standarisasi Nasional. Yang ketiga, penanganan di atas kapal dan tempat pelelangan ikan harus dilakukan dengan tepat agar mutunya tetap terjaga. Demikian informasi tentang penanganan ikan. Jika Sobat JIP tertarik dengan konten kami, Silahkan simak video kami selanjutnya Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Salam Jib