J.E. dan Abu Bakar Bashir, mereka melihat diri sebagai orang yang akan melanjutkan program Kartu Suwiryo yang dulu. Ini adalah petikan pernyataan peneliti senior terorisme di Indonesia, Sidney Jones, terkait aksi-aksi teror yang terjadi di Indonesia antara tahun 1990-an hingga 2000-an. Beberapa peneliti terorisme di Indonesia, seperti Bu Sidney, memang menyebutkan bahwa gerakan terorisme di Indonesia saat ini ini punya kaitan dengan sejarah masa lalu, terutama dengan gerakan seperti Darul Islam atau negara Islam Indonesia yang dipimpin oleh orang ini, Sekar Maji Marijan Kartos Wirjo. Hal ini tentu menjadi bagian dari perdebatan terkait seberapa besar warisan Darul Islam dan Kartos Wirjo masih bercokol di negeri ini.
Lalu, seperti apa sejarah gerakan ini? Get your coffee and let's get started! Sejarah Darul Islam Indonesia dengan pasukannya yang bernama Tentara Islam Indonesia atau TII memang identik dengan perjuangan Kartos Wirjo. Namun, gerakan ini sesungguhnya juga dipayungi oleh beberapa toko lain. Di antaranya ada Daud Bereh di Aceh, Amir Fateh di Jawa Tengah, dan Kahar Muzakar di Sulawesi Selatan.
Selain Kartos Wirjo, Daud Bereh dan Kahar Muzakar memang menjadi dua toko yang dominan. Keduanya menyatakan diri bergabung dengan negara Islam Indonesia yang diproklamasikan oleh Kartus Wirjo. Daud Bere'eh bergabung dengan negara Islam Indonesia atas dasar kekecewaannya terhadap pemerintah pusat yang menggabungkan Aceh dan Sumatera Utara sebagai satu provinsi.
Perjuangannya juga terkait dengan penegakan dan pelaksanaan hukum syariat Islam di Aceh. Sementara, Kahar Muzakar dengan Kesatuan Gerilya Sulawesi Selatan yang dipimpinnya awalnya berangkat dari ketidakpuasan akibat tidak diterima masuk ke TNI Pasukan ini kemudian bergabung dengan DITI pimpinan Kartos Wirjo dan bercita-cita untuk mendirikan Republik Persatuan Islam Indonesia Walaupun demikian, dibandingkan dengan dua tokoh tersebut Kartos Wirjo bisa dianggap sebagai sentral perjuangan DITI karena menjadi orang yang memproklamasikannya Kartos Suwirjo lahir di Cepu pada 1905. Semasa mudanya, ia mengenyam pendidikan Belanda yang sekuler. Saat melanjutkan studinya di Surabaya, ia bergabung dengan Jongjava, organisasi pelajar yang didirikan oleh Satiman Wirjo Sanjoyo.
Setelah munculnya gejolak yang berujung pada perpecahan Jongjava akibat benturan antara kelompok yang nasionalis sekuler, dengan kelompok yang membawa cita-cita keislaman, lahirlah Jong Islami Tenbon atau JIB yang membawa nafas cita-cita Islam. Kartos Sudirio bergabung dengan organisasi ini dan menjadi ketua JIB cabang Surabaya. Di posisi inilah ia berkenalan dengan ketua pate syarikat Islam atau PSI, Haji Umar Syai Cokroaminoto. Kartos Subirio bahkan sempat ditawari menjadi sekretaris pribadi Cokro Minoto pada tahun 1927. Ia belajar banyak tentang gerakan Islam saat itu dan sosok ideologisnya juga lahir pada masa ini dimana ia mulai mendambakan lahirnya. negara Islam.
Ketika PSI berubah menjadi Partai Syarikat Islam Indonesia atau PSII pada tahun 1930, karir politik Kartos Wirjo makin terlihat. Pada Kongres 1936, ia dipilih menjadi Ketua Muda PSII. Ketika Jepang membentuk BPUPKI, Kartos Wirjo melalui wakil-wakil Islam mengusulkan ide-ide tentang pembentukan negara yang memberlakukan syariat Islam. Inilah yang menyebabkan lahirnya pihagan Jakarta yang memuat kewajiban menjalankan syariat Islam bagi... pemeluknya meskipun akhirnya kalimat tersebut dihilangkan.
Tak lama setelah Jepang dibom atom oleh Amerika Serikat, Kartos Suwirio juga menjadi orang yang mendorong Kiai Yusuf Taujiri untuk mendeklarasikan negara Islam Indonesia walaupun usulan tersebut ditolak. Setelah Indonesia merdeka, Belanda memang tak begitu saja membiarkannya. Agresi militer Belanda 1 dan 2 adalah bagian dari upaya tersebut.
Terima kasih. Namun, hal ini justru membuat Kartos Subirio semakin yakin untuk mendirikan negara Islam Indonesia. Akhirnya, pada 7 Agustus 1949, Kartos Subirio memproklamasikan negara Islam Indonesia di desa Cisampah, kecamatan Ciawiligar, Kabupaten Tasikmalaya.
Proklamasi negara Islam Indonesia disebut disertai dengan 10 penjelasan, termasuk penegasan bahwa wilayah negaranya meliputi seluruh wilayah Indonesia dan seluruh bangsa Indonesia. Kartos Wirjo juga telah mempersiapkan konsep-konsep bentuk dan sistem pemerintahan serta susunan Dewan Imamah NII. Ia mengangkat dirinya sebagai imam, panglima tertinggi, dan kuasa usaha.
Ia juga menunjuk beberapa orang untuk menduduki jabatan mendagri, menteri penerangan, menteri keuangan, dan menteri pertahanan. Kartos Wirjo juga menganggap perlunya jihad untuk menegakkan negara Islam Indonesia. Akibat aktivitasnya ini, DITI dituduh oleh pemerintah Indonesia melakukan gerakan separatisme dan pengerusakan.
Di beberapa daerah di Jawa Barat, kelompok ini sering dikenal dengan sebutan gerombolan yang bergerilia di hutan dan masuk ke pemukiman warga untuk mengambil makanan di malam hari. Atas aktivitasnya ini, kelompok Kartus Wirjo harus berhadapan dengan tentara dan milisi desa yang tergabung dalam Organisasi Keamanan Desa atau OKD. Puncak kekuatan DITI di Jawa Barat terjadi pada tahun 1957 saat mereka terdiri dari 13.129 personel dan perlengkapan 3.000 senjata api termasuk brand dan mortir.
Aksi untuk menumpas DITI kemudian semakin gencar dilakukan. Melalui konsep pagar betis, akhirnya DITI berhasil dikalahkan dan pada 4 Juni 1962, Kartos Wirjo tertangkap. Pada 16 Agustus 1962, Pengadilan Mahkamah Darurat Perang mengatakan bahwa gerakan Kartos Wirjo adalah pemberontakan dan hukuman mati pun dijatuhkan kepadanya.
Ia dieksekusi pada 4 September 1962. Sekalipun Kartos Wirjo telah meninggal, namun warisan ideologis dan bahkan gerakannya dianggap belum sepenuhnya berakhir. Pernyataan Sidney Jones yang menyebutkan bahwa toko seperti Abu Bakar Basir menganggap diri mereka melanjutkan cita-cita Kartos Wirjo adalah bukti nyatanya. Beberapa sumber juga menyebutkan bahwa DITI masih hidup dan ada di bawah rezim order baru.
Pasalnya, kala itu ada operasi khusus atau obsus yang dipimpin oleh Ali Murtopo yang justru bermain-main dengan kelompok ini. Ali Murthopo adalah salah satu sosok penting di lingkaran kekuasaan Soeharto. Ia pernah menjabat sebagai asisten pribadi Soeharto, kepala Opsus, hingga kepala Badan Koordinasi Intelijen Negara atau BAKIN, yang kini kita kenal dengan nama Badan Intelijen Negara atau BIR.
Jurnalis Tempo Nugroho Dewanto menyebutkan bahwa alasan gerakan-gerakan seperti ini tidak mati sangat mungkin karena kepentingan politik. Ia mencontohkan pertemuan antara petinggi-petinggi DI di Jalan Situ Aksan Bandung pada tahun 1971 dengan Pitu Suharto punya kaitan dengan pemenangan pemilu 1971 untuk Partai Golkar. Adalah orangnya Ali Murtopo dalam misi menginfiltrasi DI. Ini juga menjadi penanda perpecahan di tubuh para pentolong negara Islam Indonesia itu sendiri menjadi NII Vilah dan NII Visabililah.
NII Vilah setuju menghentikan kegiatan separatis mereka dan mendapat ampunan dari pemerintah Sedangkan kelompok kedua menolak tawaran bergabung. Singkatnya, kelompok yang awalnya diburu ini justru diberi fasilitas oleh pemerintahan Suharto. Selain itu, Orde Baru juga menggunakan DETI untuk bersama-sama melawan komunisme. Pentolan-pentolan DI juga diberikan kemudahan berbisnis.
Bahkan ada beberapa di antaranya yang justru ditarik menjadi anggota bakin oleh Ali Murtopo. Salah satunya, adalah Danu Muhammad Hasan. Warisan ideologis DITII masih tetap ada hingga saat ini, katakanlah jika berkaca dari pernyataan para pengamat terorisme.
Bahkan, tak sedikit yang menganggap bahwa cita-cita untuk mendirikan negara Islam Indonesia masih akan tetap ada dalam waktu-waktu ke depan. Selain itu, beberapa pihak menyebutkan bahwa DITII bukanlah sekedar gerakan biasa, melainkan... Sebuah ideologi karena menjadi kumpulan gagasan, ide-ide dasar, keyakinan serta kepercayaan yang bersifat sistematis dengan arah dan tujuan yang hendak dicapai dalam kehidupan nasional suatu bangsa dan negara. Dan sebuah ideologi akan sangat sulit untuk dilenyapkan. Lalu bagaimana menurut kalian?
Mungkinkah gerakan semacam DITE ini akan bangkit lagi di Indonesia? Berikan pendapat. Terima kasih sudah menonton video ini. Jika kalian punya saran atau ide terkait topik yang akan dibahas, jangan lupa untuk tinggalkan di kolom komentar di bawah ini. Jangan lupa untuk like, subscribe, dan nyalakan lonceng notifikasinya.
Dan ikuti terus PinterPolitik.com untuk dapatkan informasi seputar fenomena politik di Indonesia. Bye!