Transcript for:
Penerapan Hukum Islam dalam Kehidupan

Cek Allah ya, sing siun gara jelma teh bunhirup nyulayaan kanjeng nabi, maka bakal terjadi dua hal, cek Allah Faliyah dari ladina yukholifuna an amri Sing siun, dimana-mana jelma, nyulayaan kanjeng nabi, cek Allah ya Dua perkara pasti terjadi, nahun Antusi bagu fitnah, bakal terjadi fitnah, huru hara malapetaka krisis karawas mteh Masya Allah atau di dunia Pak auyusi bahum adzabun alim kegagalanak mawad yulayaan kanjeng nabi teh Pak Oh istiqomah, itu apa nabi kapa ya? Nyulayaan kanjeng nabi, maksyiatnya kanjeng nabi Ngeruyuh di dalam hukum jahiliah, ngeruyuh di dalam demokrasi Itu tobat nabi kapa ya pak? Oh iya sih, bapak mazal pun adi Siksa yang sangat menyakitkan menunggu dia Bismillahirrahmanirrahim Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillahirrabbilalamin Wabihi nasta'inu ala umurid dunya wa'd-din Allahumma salli wa sallim wa barik ala sayyidina Muhammadin Wa ala alihi wa ashabihi ajama'in, Rabbi shrahul sadri wa yassir li amri, wa halun uqlatan min lisani, yaqahu qawliya fatah ya alim, Allahumma alhimna ma arshadur urana, wa na'udhu billah min shururi al-husina wa syi'ati amalina, Allahumma arinal haqqa haqqan wa rizukna tiba'ah, wa arinal batila batila rizuk. Alhamdulillah Semoga Pertemuan orang lainnya Selalu berjalan Selalu berjalan Judulnya pengawasan wengi ia makin kesini makin kesana.

Makin kesini makin kesana. Begitukah dia begitu para ruguhnya. Makin kesini kondisi makin memprihatinkan. Nah arah-arahnya gimana rujul lah ini namanya. Ngomong jeng sirum segala.

keperokatuh maka insyaallah orang bahas kondisi dan ayunan informasinya semua orang bisa mengakses berita dengan jelas, gampang gamblang gitu Kalau diurai satu persatu, ya Allah, saking banyaknya kesemerautan ini sudah tidak terhitung lagi. Sebagai muslim, kita wajib untuk menelusuri akar masalah. Kenapa kehidupan hari ini semakin tidak baik. Problem selakin kusut, makin menumpuk, yang satu belum selesai, datang 20 problem berikutnya, dan seterusnya. Sebagai muslim kita harus kembali kepada Al-Quran, apa penyebabnya?

Ada beberapa ayat yang ingin disampaikan ya. Banyak sebenarnya, tapi untuk orang beriman insya Allah satu dua ayat, satu hadis, dua hadis pun cukup untuk menambahkan iman, menggetarkan hatinya. Tapi bagi orang munafik, meskipun diberikan banyak ayat, diberikan banyak hadis tetap.

Hatinya tetap tertutup, pikirannya tetap tertutup. Kita semua di sini mudah-mudahan tergolong orang beriman. Di surah Tauhah ayat 124, ini di antara ayat ya, yang menyebutkan, أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ وَمَنْ أَعْرَضُ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِي شَتَىٰنْ دُنْكَ Dan berang siapa yang berpaling dari peringatanku, Al-Quran, syariat Islam, ya. maka baginya ada kehidupan yang sempit, tidak masalah, tidak jawab, tidak ada masalah, tidak ada solusi.

Itu di dunia. Dan akan aku bangkitkan dia pada hari kiamat dalam keadaan Buddha. Lalu dia berkata, Qawla Rabbilimahasharatani'a ma waqadakum tubasirah. Wahai Allah, kenapa engkau bangkitkan hari ini aku dalam keadaan buta, sedangkan aku di dunia melihat. Kata Allah, Qawla qadhalik atatka ayatuna falasitaha.

Ya, seperti itulah balasannya. Dulu waktu di dunia, telah datang kepadamu ayat-ayatku, lalu kemudian kamu. Acuh ya dengan ayat-ayat itu.

Waka dhali kalyau matun sa. Maka hari ini kamu diacuhkan. Akibat dari buta hati waktu di dunia, hari ini aku butakan hati dan mata.

Maka Allah bilang, dhali. Itu toh ayat 124, 126. Coba perhatikan. Jadi ada syarat, ada jawab.

Siapa yang berpaling dari... Peringatanku maksudnya dari agamaku, dari syariatku, dari kitab suciku, kata Allah maka baginya kehidupan yang sempit. Jadi satu ayat ini menjelaskan kenapa kehidupan kita hari ini makin kesini makin kesana. Di saat kematian semakin dekat tapi semakin lupa dengan akhirat. Di saat usia semakin tua, bukannya makin bertobat, tapi malah terus merobok dosa.

Itu artinya apa? Makin kesini, makin kesana. Itu penyebabnya adalah berpaling dari Al-Quran. Satu. Yang kedua di surat An-Nahl, ayat 112. Allah mengingatkan.

A'udzubillahiminasyaitanirrojim wa daraballahu massalan quriyatan kanat aminatan mutama'idnah Dan Allah telah memberikan contoh adanya satu desa yang aman, yang tentram, subur, ya. Ya'tiha rizquha rugwadan minkul limakan Rizkinya datang dari semua arah, insyaAllah. Lalu kemudian, فَكَفَرَتْ بِأَنْ أُمِ اللَّهِ Atas kondisi yang serba nyaman, serba enak itu, mereka kufur dengan nikmat-nikmat Allah. Akhirnya apa?

Kata Allah, فَأَذَاقَهَا اللَّهُ لِبَاسَ الْجُوءِ وَالْخَوْفِ بِمَا قَانُوا يَسْنَوَرُ Akhirnya, Alihallah ditimpahkan kepada mereka lapar yang melekat ibarat pakaian. Ditimpahkan kelaparan, wal-khawf, ditimpahkan dengan ketakutan, bimakan, yasna'un, akibat perbuatan mereka. Nah, para jemaah yang dirahmati Allah subhanahu wa ta'ala.

Jadi, dua ayat ini menyebutkan Krisis itu akibat daripada dosa, akibat daripada ma'asyiat. Ada lagi ayat lain kata Allah, Buharul fasadu fil barri wal bahri bima kasabat ayyidin nas. Krisis terjadi, kerusakan terjadi di darat dan di laut, kata Allah, akibat dari perbuatan tangan manusia. Maksudnya Pak Aibil Maasi التي يرتكبهنّس akibat masyarakat yang dikerjakan manusia. لِيُدِيقَهُمْ بَعْضُ الَّذِي عَمِلُوا Itu ditimpahkan oleh Allah kepada mereka sebagai teguran atas sebagian dari perbuatan mereka.

Belum dibalas semua ini. Tujuannya apa kata Allah? La'allahu biarji'un supaya mereka kembali kepada aku. Berhenti dari maksiat, kembalilah kepada aku dengan taat.

Jadi sebenarnya dibalik krisis ini orang disuruh mikir disuruh mikir disuruh mikir, disuruh insaf, disuruh tawabat. La'allahu biarji'un itu begitu. Mudah-mudahan Kita semua termasuk orang yang mau bertobat atas segala dosa, atas segala kesalahan. Supaya apa? Supaya di dunia tidak terus-menerus kita dirundung masalah.

Belum lagi di akhirat. Karena harapan kita ini kan bahagia di dunia, bahagia di akhirat. Itu para hadirin saya, ya nak. Nah, ini jadi pertanyaan. Kemudian, dosa nama itu orang-orang yang tidak, tidak baik, tidak baik jinnah, tidak baik mabok, tidak baik maian, gitu ya.

Tidak baik ngarenten, tidak baik ngagermok, nah, saya berjabina, saya jabina lah. Masih hati nama itu. Itu tadi disebutkan pada zaman, dosa maksiat. Tapi, dikategorikan maksiat cabang, maksiat daun. Yang sering dilupakan orang hari ini adalah ada maksiat akar, ada maksiat pokok, ada maksiat inti.

Nah, ini jarang disampaikannya. Yang karena maksiat inti ini, Sumbernya maksiat melahirkan legalnya berbagai macam perbuatan maksiat. Ada satu dosa yang karena dosa ini melegalkan seluruh dosa.

Ada maksiat, ini maksiat pokok, maksiat inti, yang karena maksiat inti ini legal seluruh macam maksiat. Dilegal. Ada satu kesesatan yang karena kesesatan ini, legal lah semua kesesatan itu.

Bahasa khasnya, yang lagi ramai sekarang ini, dipisahkan dengan kunud, disatukan dengan tambang. Ini bida'ah. Karena bida'ah ini, induk bida'ah ini, seluruh bida'ah menjadi boleh. Dosa akabah apakah itu? Maksiat apakah itu?

Kesesatan apakah itu? Jawabannya tidak lain Para hadir sekalian Karena Jika Allah kudu narapkan aturan Allah Syariat Islam Malah ditolak Nuditerima Nudibanggabanggakan Nudiperjuangkan Nuditenapkan Bahkan berpuluh-puluh tahun Malah hukum buatan manusia Itu masyarakat pokok. Kalau kita tidak merasakan, itu salah.

Itu dianggap dosa. Bagaimana kita bisa dipakai di Indonesia hukum jahiliah, kita harus merasakan jahiliah. Itu yang paling murah.

Itu saja. Jadi ketika ada orang bertanya, nah, apa itu dosa orang itu? Dia membakar jenazah, dia mengarantai, iya, disangkanya dosa itu tidak mengunggul.

Padahal, kalau orang rido, kalau orang cacing, tidak ingkar, tidak berontak, tidak protes, karena diterapkan hukum jahilnya, tidak ada dosa yang bisa digembleng. Itu adalah nukah hiji. Nah nukah dua, para hadirin saya dayana, karena saya paket.

Menarapkan hukum Islam itu. Cek Allah, menarapkan hukum Islam itu, itu memang pakai konsep 99 persen. Tapi kalau pakai konsep, kalau khuluh, fasilmi, kalau paksa, murni. Ada diurang seberapa persen pakai Islam.

2% kurang seetik. 7% kurang seetik. Lagi sedijatah.

Terus dialas, terus dibatasi. Islam di Indonesia. Udah nemen-nemen teing.

Nah maka para hadirin saya dan ajamah nusami di piharmat, samediwanyakan ke Allah Ta'ala. Kembali. Menerapkan hukum Islam.

Ini kesalahan kedua ya Pak. Hukum Islam itu jalan-jalan institusi negara. Negara ini diwajibkan oleh Rasulullah.

Negara khilafah. Itu diwajibkan. Itu ditolak.

Allah mengharamkan. Rasulullah mengharamkan. Karena demokrasi.

Itu dipakai. Jadi cek Allah, guru narabkan Islam, syariat Islam ditolak. Dipakai hukum jahiliah buatan akal.

Cek Allah, jeng rasulullah, syariat Islam tidak akan berjalan. Upamiku hilafah, ayo hilafahnya ditolak. Ditarima demokrasi. Tadi dinyata bibit kesesatan, bibit dosa, bibit maksiat. Ini pengantarnya, segera beli orang buka kitab.

Inilah yang menjadi penyebab kenapa makin kesini makin kesalahan. Jadi jelma Islam itu Pak, kalau ada masalah kembalikanlah ke Islam. Karena itu saja. Oh akibatnya diterapkan hukum Islam.

Tetapi harus jadi keyakinan. Namun ayat Jelma Islam, teryakin bahwa krisis ini akibat dicampakannya syarikat Islam, keislamannya bisa diragukan. Itu benar.

Ya, baik. Itu para hadirin syarikat. Ayat da'uhan ulama, إِذَا كُنْتَ فِي نَعْمَةٍ فَرْعَهَا فَإِنَّ الْمَعَاسِيَةَ تَزِيلُ النِّعْمَةِ wa'fadha mita'ati rabbil ibadih rubbal ibadih sari'ul naqami'ah disebatkan ketika kamu sedang hidup dalam keadaan nikmat jagalah dengan taat karena nikmat itu akan lenyap berganti laknat akibat maksiat itu syair mengatakan begitu idha kungta fi ni'matin far'aha Ketika kamu sedang hidup dalam keadaan nikmat Maka jagalah dengan taat Sebab nikmat akan segera lenyap Berganti laknar akibat daripada maksiat Jelas, berhadirin? Ya Nah, orang muka ya Ba Jadi tadi makanya Cek Allah juga Rasulullah tidak pakai syariat Islam Malah ini dipraktekkan hukum jahiliyah Cek Allah juga Rasulullah Sampaket kerjakan syariat Islam Tidak pakai yang hilafah Malah demokrasi ini dipakai Padahal demokrasi itu sejatinya Lahir dan diciptakan oleh orang kapir Justru untuk merontokkan syariat Islam Kayak pun tadi buka beberapa halaman. Ini demokrasi ya.

Naji ya pokoknya. Ciri demokrasi ya. Nepangken ya.

Gilih daacan tepang. Demokrasi itu kedaulatan di tangan rakyat. Jadi alukunya hak.

Memiliki otoritas membuat hukum itu rakyat. Hukum milik rakyat. Menghalalkan, mengharamkan undang-undang itu milik rakyat. Padahal hukum itu milik Allah. Yang berhak menghukumi siapa?

Allah. Tapi di demokrasi enggak. Satu. Yang kedua. Wasya'bu masdarus sultoh.

Rakyat itu adalah sumber kekuasaan. Jadi siapa orang yang terpilih, itu terserah rakyat. Jadi namun rakyatnya, mayoritas pemabok milih pemimpinnya, gak dukung karena pabrik minuman keras. Namun rakyatnya, pro riba ya milih pemimpinnya seperti itu padahal para jamaah sekalian di dalam islam itu memilih pemimpin harusnya dalam rangka untuk menegakkan agama kurang bongkar ya banyak bahasnya nukaduwa para jamaah sadayana didi disebatkannya ademokratiatu Hiya min wad e'ukulil basyar Demokrasi itu asli buatan akal manusia Wala isat minallahi Dia bukan dari Allah Maka kalau ada orang yang mengatakan Demokrasi itu berasal dari Islam Pernah dengar gak? Pernah tuh pak ngopeng kalimat kia Islam tuh agama paling demokratis Itu kalimat Dholun muddilun sesat dan menyesatkan.

Nggak ada. وَلَيْسَتْ مِنَ اللَّهِ Dia bukan dari Allah. وَهِيَ لَا تَسْتَنِدُ إِلَىٰ وَحْيِ السَّمَاءِ وَلَا تَمَتَ بِسِلَةٍ لِأَيِّ دِينٍ مِنَ الْأَدْيَانِ أَلَّتِي أَنْزَرَهَا اللَّهُ عَنَا رُسُولِهِ Demokrasi itu terayak hubungan sama sekali dengan wahyu dari langit.

Baik itu Zabur, Taurat, Injil, Al-Quran. Itu saja hubungan. Itu sih yang di Islam ayah Musawarroh.

Di demokrasi ini ayah Musawarroh. Hasil dari Musawarroh outputnya adalah suara terbanyak. Berarti Islam bedah ayah kemirikan dicocok-cocokkan. Padahal beda. Kalau dicocok-cocokkan itu juga menyebabkan kebanyakan.

Tapi satu prinsip dasar manusia berakal menyentuh jadi beda. Musyawarah Dina Islam ranahnya adalah membahas perkara-perkara yang mubah. Tidak boleh mencari suara terbanyak dalam rangka untuk menentukan yang haram setuju, mana yang setuju, mana yang setuju. Perkara yang harus diperlukan, yang harus jelas haram, itu tidak bisa diperlukan. Orang yang tidak diperlukan, bagaimana?

Diundang. Sebar kan, cak Balurah. Orang kumpul para tokoh di desa, seharusnya satu juga. Jakat wajib. Bagaimana?

100 orang hadir. Bagaimana dengan obat? 180 genap cacing, berarti tersatu juga jakat wajib gitu, itu benar ya Pak. Nah sedangkan demokrasi, Pak, namun banyak orang dipoting, sehingga gara-gara dipoting akhirnya pun terbak. Sekedar Islam ngeharamkan, riba ngeharamkan.

Ini terakhir ya, haramkan pengelolaan sumber daya alam, termasuk diantaranya pertambangan kepada ormas. Itu kan haram di dalam Islam. Kepemilikan umum, wajib dikelola ke negara, hasilnya untuk rakyat semua. Haram dibikin ke asing, haram dibikin ke ormas.

Tapi datang lagi agama. Asal di pusat, di dewan disetujui, jadi Pak, gak bersuai. Itulah demokrasi.

Terus Pak, ya orang nepangkennya lah nyobanya, demokrasi itu apa? An-naha'i basakot an-aqidati faslid dini anil hayati, wa bitali faslid dini anid daulati. Demokrasi itu Pak, lahir dari akidah sekuler.

Pisahkan agama dari kehidupan, termasuk pisahkan agama dari negara. Akhirnya hirup demak ya agama, bernegara demak ya agama. Itulah demokrasi. Jadi demokrasi itu beda jeng komunisnya, nolak agama, total lari komunisme. Karena anti agama.

Kalau demokrasi tidak anti dengan nama agama. Tapi dia anti dengan aturan agama. Komunisme itu pakai agama.

Karena memang itu percaya agama. Arisi kapitalisme, demokrasi. Percaya karena agama. Tidak pakai aturan agama.

Pertanyaan. Ukuran seberapa yang komunis? 11, 2? 11. Begitu, berhadirin. Nah, itu juga banyak jebak.

Di Ajan Lami, abadi ngawas di Bandung, Pak. Ibu-ibu, lu haruskan beres ngawas. Ustadz, nyawiyosting jenatu dan demokrasi itu kan dengan orang sholat. Ya, dengan orang puasa, dengan orang haji. Demokrasi itu.

Ya, kalau di Rewelanting maksudnya, jika di Tewo, memang demokrasi itu tidak dilarang sholat. Tapi tidak dilarang juga sholat. Sholat itu dilarang, sholat itu juga dilarang. Nikah dilarang juga demokrasi. Hmm, jina?

Hmm, nah. Tadwa. Teras para jemaah, nukatilu ibu ya, demokrasi itu yang wakilnya keripah jadi sumber masalah yang menjadikan makin kesini makin kesana itu.

Nukatilunya, annaha hukmul aksariyati wa annaqtiyarul hukami wa aqda'al majalis an-niyabiyati tatimu bi aksariyati aswatil muttari'in. Di demokrasi itu patokan benar atau salah bergantung suara mayoritas. Jadi mana itu loba, itu benar. Pertanyaannya, loba mana yang mengajari ini, yang dikerdugam.

Nah, itu pertanyaannya. Di desa atau di desa orang lain, loba mana antara jelma ngerti, ulama, yang jelma itu ngerti. Karena abu-abu itu gak ngerti. Makanya abis sok nyontokin di demokrasi, Mak. Rekumaha bener, Pak.

Di demokrasi, Mak. Suara seorang ulama, soleh, pinter, soleh, bagur, itu di demokrasi, Mak, setara dengan suara seorang penjahat. Ya ya calonnya, calon lurahnya, kamu pilihnya ya 10, kamu pilihnya ya 10. Kamu 5 ulama, kamu 5 pelacur. Kamu ulama pilih A, pelacur pilih B. Kita itung-itungan suara, saya nunggu.

Draw. 5 lawan, 5. Jadi benar juga salahnya, lainnya Allah yang Rasul di demokrasi, yang ramai. Maka ketika kita mengawasi nukarari, kita harus mengajari, karena itu umum. Asal kewaranan, karena memang mengajari, mengajari adalah ganjaran, pahala.

Hai surga naraka atau surga naraka teribahas naonumatak ngajadikun ka surga naonumatak ngajadikun kanaraka teribahasnya poe katuk artinya gitu tambah aja Masa teras na ngepangkin ya iya kredit paketnya iya Pak Satru sna anna hataku lobil huriatil latihya Ada demokrasi itu, Pak, akibat memakai hukum agama, tapi memakai aturan akal manusia, akhirnya prak di nekahirupan itu, Pak, demokrasi itu. Bagaimana anak? Anaknya itu haram jadah.

Namun anaknya itu opat. Nukahiji huriatul akhidah. Kebebasan beragama termasuk kebebasan untuk tidak beragama. Kabeh agama dianggap sarwa. Agama masyarakat kabeh alus.

Tergantung jilmana. Sering tiba-tiba ngomong gitu pak. Atau jilmana kudus syahadat tau ngomong gitu. Ngomong itu maka ilmu asalnya lah ngapain.

Atulamun kabeh agama bener pak. Karena Allah mengutus para rasul untuk menjaga Islam. Karena Allah menurunkan kitab-kitab suci, mengajarkan tawhid, tidak menyembahkan Allah. Namun agama kita benar, agama kita alus, karena Allah menjaga surga, yang menarakan. Tidak ada arti.

Tidak, anak haram itu tidak. Anak haram itu kedua, para jemaah. Nah, iya, itu tidak.

Akibat dinakahi rupan kemagi agama, kembali ke akal, lahirlah anak kedua. Kebebasan berpendapat. Ngomong bebas.

Tapi sebenarnya demokrasi itu jujur, Pak. Ternyata bebas-bebas ngomong itu hal-hal yang sesat. Tapi dari ngomong Islam, agak susah orang, dicurigaan, dipersulit, namun bicara tentang kebenaran Islam, dimedicose, dibened, takedown, gitu kan? Kealaman, kesorangan. Duh, dibangcuk, ngomong biasa, ya wasi tandar.

Langsung. Anda melanggar komunitas. Anda tidak bisa tayang selama dua minggu.

Aduh, maaf. Oke, itu Pak. Uri Aturoi, kebebasan berpendapat. Termasuk Pak Ayuna, Masya Allah tadi dia diobrol kan, ya aki-aki ngomong bebas-bebas.

Saya kira bisa ngomong jeng malah ikat, bisa nyarekan malah ikat, di gerwanku bidah dari O40, bisa ngomong jeng sirum, bisa ngomong jeng cacing, bisa siap jadi panjaga gawang merata, Masya Allah. Aku bebas-bebas, itu yang... Kamu berapa?

Padahal modalnya mungkin sama kuali-mama kuali ngunggul. Ya Allah ya Allah. Yang aneh-anehnya, ayahnya yang ada di sini.

Tadi kan disebutkan makin kesini, makin kesana. Nah, akibat hidup teman agama, pisahkan tindakan hidupan agama. Lahir anak katilu, karena huriatu tamaluk.

Kebebasan kepemilikan. Rekmuga duit ladang naon wae, benar. Saya demokrasi, Pak.

Saya sih cuma mengingatkan, Pak. Dibandingkan jeng pelacur, jeng perampok, lebih sadis di Pak. Ketika ada ormas yang mau menerima... Apa istilahnya tuh yang sudah ditanda tangani oleh Presiden tuh? Hak untuk mengelola tambang batu bara dan nikel atau apa itu.

Padahal jelas banget dinah Islam itu, Pak. Ini milik umum, haram dipripatisasi, baik itu oleh asing. Hai eh swasta asing ataupun lokal termasuk didalamnya adalah oleh orang mas nggak boleh haram hukum nah tapi kulantaran tadi diapa dianggapnya agama mengurusan babu dujung sholatunggul rusan tambang motong mama wagam Aina diturui Oh innalillahi wa inna ilaihi roji Hai Cio Situ mana keagamaan Agama di masjid hukum, baik. Satrasna para hadirin, ayah anak nuka opat, baik. Al-khuryatus syafsiyah, kebebasan bertingkah laku.

Sampai disebutkan di dia, Pak. Mana ya, akibat tina ayana, kebebasan bertingkah laku, Pak. Masya Allah.

Di Amerika, di Eropa, luar biasa ya. Al-i'tiraf, bisar iya tizawaj. Mana tadi? Bayinahum wa i'ta'ihim hukukun, mislah hukuki goyri syadain. Pernikahan sejenis, mislega.

di barat nah jadi pernikahan bahkan kalau dilegalkan ke negara, disahkan ke negara buka surat nikah kahwin awai jeng awai lelaki jeng lelaki teh padahal kan abis sering nyebutkan ya kalau di sana se anjing anjing ya ya sababi babi nababi teaya babi anulesbi Tidak ada anjing yang tidak berhubung. Masih apalagi mana jalur, mana pikang. Tapi di dunia, di alam manusia, Masya Allah, kuat kata apa ya. Bahkan, oh didia disebatkan itu, Masya Allah, didia disebatkan itu ya. Oh ya Allah.

Oh ya Allah. Atau seorang dari umur Termasuk akibat daripada lesbi jeng homo. Kan terbaru gak anak ya.

Ngingon nanti nonton anjing. Kaman-kamanan jeng anjing. Dahari jeng anjing. Sari jeng anjing.

Semasa tua nanti pak. Terbuka anak, terbuka incu. Nya kumarik anakan pak. Kawin jeng lelaki, jeng lelaki. Awe jeng awewe.

Lelaki kawin jeng lelaki. Kumaharu neng nak. Nya.

Hai maju menanti mana nyusu anak maknaun mengendung sobo kisah kita baju tuh Masya Allah jadi disebutkan bahasa renajung anjing dahar najung anjing kemana-mana jengajeng Allah lianna Kulan minum ya isya wahidan karena tepuk keluarga lalai salah walajari sayyid lalai khalaf Hai topuk garencang weh kurang penting dan jeng anjing weh unggul Bahkan termasuk di barat, Pak, itu legal, Pak. Termasuk hubungan intim dengan anjing. Itu model kita, model kita, Pak. Akhirnya, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, pelan tapi pasti, kering-keringnya, tapi ke Indonesia juga, daya komunitas itu.

Bahkan seorang yang aplikasi. Sesama orang homo, sesama orang lesbi, itu aplikasi. Jika orang mau meniangkan pom bensin terdekat, klik.

Dua kilo, ayo. Nah, jenama itu gitu, ayo. Lesbi terdekat.

Oh, 300 meter. Saya udah, aneripah. Dibantu ke hal itu.

Jadi bayangkan, Pak. Ini yang sedang diterapkan. Kuduna pakai syariat Islam, ayo pakai hukum jahiliah. Kuduna bernegara pakai negara khilafah, karena dia yang bisa menerapkan syariat Islam, digantilah ke demokrasi.

Maka tongheran. Jadilah makin kesini, makin kesana. Padahal terus diingatkan pak, puntan-puntan, di na'ayat disebutkan, cek Allah ya, wa ma'atakumur rasulufa khuduhu wa ma'anahakum anhu fantahu. Ajaran ma'rufaparentah nurga ku rasul, candak. Larangan anu dibawaku rasulullah, dilarang dicarek ke anjun, tinggalkan, dimatibalik.

Nuh diparentah ke Rasul, ditaringgalkan. Nuh dilarang ke Rasul, perebut diboro. Makin kesini, makin kesana.

Tuh ya. Terus berikutnya ya, kratoskan, Pak. Cek Allah. Fala warabbika. Demi Tuhanmu, ayat Nabi Muhammad.

La yu'minuna. Mereka tuh tidak beriman. Hatta, goyah ya. Hatta yuhakkimuka fima syajarobainahum.

Sehingga mereka menjadikan engkau satu-satunya hakim pemutus. Satu-satunya contoh, satu-satunya idola dalam kehidupan. Satu-satunya hakim yang memutuskan.

Engkau hakim ya wahai nabi. Jadi lamunaya jelma yang banyak, sana jan sholat na hebat, puasa na hebat, ya, terus sedekah na hebat, maca Quran na hebat, tapi tidak kakirupan, tengah jadikan Nabi sebagai contoh, gagal jadi jelma iman. Cek Allah, pakai sumpah kok kan? Wawuna wawukosam, falawarabik. demi Tuhan, wahai Nabi Muhammad.

Allah bersumpah, mereka tidak beriman. Maknya itu adalah dalam urusan apapun. Terlebih dalam urusan yang sangat sakral dalam kehidupan, berhukum dan bernegara.

Pertanyaannya, Ari Kanjeng Nabi berhukum pakai hukum naon. Pakai hukum naon. Islam. Kiwari, ayat jelama, ngaku hukum Islam, ngaku beragama Islam, tapi condong hati karena hukum selain Islam.

Gagal. Jadi nanti iman gagal. Layu minu na cek Allah. Pertanyaan berikutnya, kamu ngukirkan jeng nabi nalika hirup, nalika jumeneng.

Nyontawan tuh pak, agama dipisahkan jeng negara. Enggak. Nabi sebagai kepala negaranya, Islam sebagai hukumnya.

Lalu kenapa hari ini mengaku Islam, mengaku Muslim, mengaku mu'min, berani mencoba mempisahkan agama dengan negara? Sahalun yontuan. Demokrasi, Pak.

Fasluddin anil hayat, fasluddin anil daulah asli, Pak. Ajaran demokrasi. Lain ajaran Nabi. Kartos. Itu tauhid banget pak.

Bisa kata tauhid itu cukup kok. Ngucapkan. La ilaha illallah Muhammadur Rasulullah. Ada konsekuensi itu. Al ilmu, al yakin, al kabul, al inkiyat.

Kudu ngerti karena maknanya. Kudu yakin karena kandungananya. Kudu pasrah narima karena tuntutan. Di balik syahadat ada tuntutan.

Kau katakan ashadu an la ilaha illallah aku bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan selain Allah. Apa konsekuensinya? Akui tidak ada hukum selain hukum Allah.

Kalau kau katakan tidak ada Tuhan selain Allah tapi kau akui ada hukum lain di luar hukum Allah. Gagal syahadat. Wallahi gagal.

Kau katakan wa ashadu anna muhammad rasulullah aku bersaksi sesungguhnya Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Ya ada konsekuensi di situ apa? Buktikan tidak ada panutan, tidak ada idola, tidak ada contoh buat kamu dalam hidup yang mutlak kecuali Rasulullah. Muhammad s.a.w. Ada kalimat mutlak.

Kalau menang orang nyontok ke guru, menang. Namun guru-nak nyontok dengan Rasul. Kalau menang gitu anak nyontok ke kolot, menang.

Menang kolotnya cocok dengan Rasul. Lalu, apakah rakyat menang atau tidak pemerintah? Menang, tapi pemerintah tidak. Pemerintah tidak, tidak ada Rasul. Sekiranya guru masih ada Rasul, haram muridnya untuk guru.

Sekiranya kolot nyimpang di kanjeng Nabi, beda dengan Rasul, haram anaknya untuk kolot. Sekiranya pemerintah nyimpang, nyileweng di kanjeng Nabi, haram rakyatnya, tidak ada pemerintah. Tahu tidak?

Tahu. Tahu. Tahu itu apa? Atau tiba-tiba Asyadu ala ilaha ilallah wa asyadu anam Muhammad Rasulullah Kita ngomong, Pak, manuk beok ya, Pak?

Bisa kan? Bisa kan? Manuk beok? Jelas, para hadirin Tuk cobi tingali, oh Masya Allah Cek Allah dia Wa mahtalaf tumfihi min syai'in Fahukmuhu ilallah Dimana-mana anjin berselisih.

Paham? Maka balikin hukumnya ke Allah. Cek Islam. Di demokrasi.

Dimana-mana anjin berselisih. Selesaikan hukumnya ke syah. Ke Allah apa ke manusia? Ke manusia.

Beda deh. Makanya. Makin kesini makin.

Lesana. Perhatikan. Cek Allah gitu.

Ayatnya. Jelas banget. Ya Allah, ya Rabbul'ah, itu sudah macam Qur'an, ada di hayat itu.

Asal tamat, asal hatamuwaya. Ayatnya apa? Wa ma'akan li mu'minin wa la mu'minatin. Tepan, taska mu'min la laki, mu'min awewe.

Ida qadallahu wa rasuluhu amrun. Dimana-mana Allah, jeng rasul, nagis mutuskan hiji perkara. Ayyakunalahumulkhiyaratu min amrihim higniangan keputusan sejen nuturkin selera nak cek Allah tepantas mu'min teh kekituan teh dan mu'min makudu nak dimana Allah Jeng Rasulullah Gismutuskan kalimat tanah sami'na wa'alto'na kan orang begitu pak Allah Jeng Rasulullah Gismilihkan gak orang lain milihkan pak kan Ini tidak wajib, kan?

Berhukum kusyariat Islam. Ayo, ubuk-ubukkan jangan kemendah-mendih. Ya.

Teras. Orangnya kan, Pak. Nah, iya-iya. Nunggu tegas dirinya. Cek Allah.

Falyah dari Falyah dari yukhalifuna an amrih antusibahum fitnah ayusibahum azabun alib Cek Allah, ya. Singsiun gerah jelamateh Munhiruk nyulayaan kanjeng nabi Maka bakal terjadi dua hal Cek Allah Falyah dari ladina yukholifuna an amri Singsiun Dimana-mana jelamak Nyulayaan kanjeng nabi Cek Allah ya Dua perkara pasti terjadi Nau Antusi bahubu fitnah Bakal terjadi fitnah Huruhara Malapetaka Krisis karena Allah sendirinya Masya Allah itu di dunia Pak nyulayaan kanjeng Nabi nyulayaan kanjeng Nabi maksyiatnya kanjeng Nabi ngeriuh di dalam hukum jahiliah ngeriuh di dalam demokrasi tetapat tapi kebaikan Pak oh you see bahwa mazhabun adi Siksa yang sangat menyakitkan menunggu dia. Fitnah, Pak.

Antusi bahwa fitnah. Petaka, bencana, krisis. Ayo, Pak.

Masya Allah. Cakap lagi, Pak. Nanti.

Sebenarnya mah, seayat dua ayatnya mahi. Orang berlalu gendihnya ayatnya. Orang atas gendih, cek Allah ya. Alam taro ila alladzina yaz'umuna annahum amanu bima'un zila ilaik wa ma'un zila minqabalik.

Tidakkah engkau memperhatikan wahai Nabi Muhammad SAW? Kepada mereka. Mereka yang menyangka dirinya beriman kepada Al-Quran. Nyangka, imankah, Quran.

Nyangka, merek nyangka ya. Imanlah kitab-kitab suci rushejil. Dan memang orang itu wajib imankah Jabur, wajib imankah Taurat, wajib imankah Ijil.

Itu aslinya. Tapi haram ngamalkin anak. Dina soal ngamalkin anak cukup Al-Quran. Tapi iman mah wajib.

Sama pak, orang wajib iman ke Nabi Isa sebagai Rasulullah Allah. Wajib iman ke Nabi Musa sebagai Rasulullah Allah. Ngan dina nyontok mah haram. Haram.

Kantos dalil lagi didugikan. Bungkur, Sobat Umar, Nyandak Naman. Lembaran Taurat, nalangku gak kan jeng payunan Nabi, pas ditaroskan, nyandaknawan anjenin beno setop. Ya, cena rosu, badi jeng polos. Aya lembaran Taurat, nyariuskan, kesolehan Nabi Musa.

Ah, kuam ibadah di Aos, kuam ibadah di Tironnya Nabi Musa, ya tak kan jeng Nabi, rarainah berubah. Langsung adeng tak sumpah, ya bnal khattam, waladzi nafsi biadih, wahai bnal khattam, demi Allah, yang hidupku ada di dalam genggamannya, lau karena akhi Musa hayyan, seandainya saudaraku Musa masih hidup, ma wasiahu illa ayyattabi ani, tidak ada pemilihan bagi Musa, kecuali beliau wajib ikut aku. Andai Nabi Musa masih hidup, beliau wajib ikut aku.

Haram kamu ikut Nabi Musa. Nyontoh Nabi Musa haram. Angot nyontoh kapir Yahudi Nasrani nunyiptakan demokrasi.

Takbir. Jadi ngaji deh pak. Kuduka sasar urat nate.

Ya gitu. Nepi kanan. Nonton gitu nya.

anak polo, cek orang banten deh ambil anak polo cek orang banten, kudu nyasa nah itu makanya di nai ayat disebutkan coba kau perhatikan wahai rasul, ada orang menyangka dirinya iman ke Quran kok nyangka, iya karena dalam praktek kehidupan dia yuri dunai ya Taha kamu ilah togut ari ngaku iman ke Quran ngarasa iman ke Quran ayah masalah lompat tit Quran dengan hukum aprak-aprakan kemendah mendi atau cek Allah teh ini disebut naiman za'am iman nyangka bahaya nabak iman yang kata adina ngeiman Nyangka moga duit, artinya namanya? Tengkah duit. Nyangka moga pemojikon, bulis bisa.

Aslinan? Tegaduh. Asubkatol maknya, asubkatol nyandak mobil. Nyangka.

Duit pinuh, bensin pinuh, itol pinuh. Nyangka. Berarti namanya duit kepeser desain. Benzin kosong, pital kosong, asup katolma.

Hmm, insyaAllah. Padahal cik Allah, waqad umiru ayyakfurubi. Nah, gini ngari ngaku iman ke Quran, tapi berhukumnya dengan togut. Padahal katogut magis dititah kufur, datah jele mati. Wa yuridu syaitan wa ayyudillahum dolana ba'idah Begitulah syaitan selalu ingin menyesatkan mereka dengan kesesatan yang sangat jauh.

Syaitan apa? Nyesat gede, mau setengah. Mau. Daya cak syaitan deh.

Asal maksyiat syaitan juga cukup lantuk. Kudu maksyiatnya kudu total. Hai itu Masya Allah nah yuk versi demokrasi yuk versi demokrasi satrasna yuk orangmu diajar kumahatu hari-hari Islam eh obligadu kitab nama kitabna al-imamatul Udma nya al-imamatul ulama indah ahli sunnati wal jamaah menurut ulama ahl sunnah wal jamaah Hai alisnya waljamu asli nya baru lembar lain-lain ukawai no kowe maka panasan selidiki pegat kabelnya ah ting ting ala bak coba ya Allah ya roh ini orang tinggal ya banyak yang sabar ya buat malu gigi dukikan gak angges Nyata syafkumah tinggal diuk.

Bismillahirrahmanirrahim. Para jamaah rahimahku wallah. Di Islam, Pak. Beda ya. Dina Islam ayanu disebutkan makasidul imamah.

Tujuan gaduh pemerintah. Tujuan milih pemimpin, didir disebatkan, ataskan ya. Al-maqsud wal-wajib bil-wilayati islahu dinil khulqi alladhi mata fatahum khasiru khusronan mubina walam yanfa'hum manu'imu bihi fit dunya.

Wa islahumma la yaqumu d-dinu illa bih min amridud yahuh. Cak ulama, tujuan ayatnya pemerintahnya dua. Ini memastikan hadirnya agama untuk rakyat. Agama naon. Salam lah.

Ya tongkaan wakma. Agama naon. Hayat salam. Ya.

Sebab nalika rakyat lepas dinagama Islam, maka khasiru husro nar bubina eta rakyat bakal cilaka walam yanfa'u manu imu bihi fidunya dimana rakyat lepas dina agama islam maka sana jan kanikmatan dunia na lukut pak ya bro di jiru bro di pantok full kanikmatan dunia daya manfaat Daging ini yang baik, mati bang poe doang, dibawa. Ya, merajang-rajang, empuk. Ya, tinggalkan.

Kawin doi. Ya, mana usaha, saya capek. Orang tak baik, Pak. Aduh, men, awenu ditinggalkan, nah kawin doi.

Ya. Hai atulah munawawena mawat lalaki nakawin deh padahal menang usaha bareng anggar weboy eh Salamat nama Nusantri ke agama tak ternyata menghadirkan agama karak yet itu kewajiban negara Pak takbir kawajiban negara nah hadirkan agama karak yet Luka dua, luka dua, urus-urusan dunia menganggih agama. Sebab dunia tidak diuruskan agama, malah benar. Jadi rakyatnya perlu diurus berdasarkan hukum agama. Namun tidak diuruskan agama, rakyat bakal jadi bulanan-bulanan pak.

Objek kejahatan daripada para penguasa. Hai di non tujuan negara teh dina Islam luaya pernah tekan Pak yaqo matut di nanjirkan agama Islam nudi maksud tangkih Ayan una rospa usah jenak pemada di Indonesia makan tuh muslim KB maknya Teng maka hukum Islam jawaban anak yuk Mang dengeken di Indonesia teh untuk kapir KB Atau kunawan salilana yang memakai hukum kapir? Kunawan memakai hukum jahiliah, kan itu jahiliah kapir? Ini, bukan dua.

Karasa itu, gara-gara itu memakai hukum Islam, ini Indonesia jadi hancur segakir. Bagaimana, bagaimana karasa? Oh, H.S.K.N. berarti.