Assalamualaikum, selamat datang kembali di Gurugumbul Channel. Saya percaya bahwa sebagian di antara baraya merasa bosan dengan tema yang berhubungan dengan krisis, berhubungan dengan kabar buruk, berhubungan dengan korupsi, penyelewengan dana, kekuasaan yang dipelintir, dan sebagainya. Saya percaya bahwa banyak di antara baraya yang sebenarnya sudah jengah dengan tema-tema yang seperti ini.
Dan banyak baraya juga yang di kolom komentar itu komplain, kenapa sih saya bahas hal yang seperti ini terus, gitu. Dan sekarang pun kita sedang akan membahas tentang Pertamina yang merugikan negara sampai 193 triliun rupiah itu. Tapi berhaya gini ya, harus saya sampaikan bahwa masalah-masalah seperti ini harus dilihat dalam kacamata perlawanan. Bahwa negara kita ini rusak dan yang paling dirugikan itu adalah rakyat. Kita yang paling dirugikan dan karena itu kita harus mengajukan perlawanan terhadap orang-orang yang merusak negara kita dan yang merusak kesejahteraan kita.
Bahwa Indonesia adalah negara yang kaya raya, bahwa Indonesia itu adalah negara yang sangat potensial, bahwa Indonesia itu dilihat dari kacamata apapun, itu mengandung begitu banyak potensi untuk kesejahteraan rakyatnya. Tapi semua itu dirongrong dan kemudian dibegal, dirusak, dihancurkan oleh segelintir kecil tikus babi yang merusak Indonesia. Makanya diskusi-diskusi kali ini itu memang penting untuk terus-terusan disuarakan, Mbak Raya.
Kita mulai misalkan membahas tentang korupsi 193 triliun rupiah, konon katanya. Saya yakin sih jumlahnya jauh lebih besar daripada itu, tetapi mari kita lihat dari mana sih sebenarnya korupsi-korupsi semacam ini itu bermula. Dalam hal korupsi Pertamina itu, yang menjadi masalah utamanya adalah Pertamina itu BUMN. Dan BUMN itu sejak 10 tahun yang lalu... memang sudah dijadikan bancakan oleh para politikus-politikus untuk bisa mempertahankan kekuasaan dan rezimnya.
Masalahnya itu di situ. Dan saya menegaskan bahwa ini bukan hanya Pertamina, tetapi secara keseluruhan BUMN. Jadi sejak Pak Jokowi berkuasa dan kemudian dilanjutkan sekarang oleh Pak Prabowo, ada sebuah tradisi di mana orang-orang yang berjasa besar untuk pemenangan presiden dan atau pemenangan wakil presiden, maka dia akan diberikan jatah. Apakah orang itu berkompeten atau tidak?
Apakah orang itu capable atau tidak? Apakah orang itu memiliki track record yang baik atau tidak? Itu diabaikan semuanya. Yang paling penting sejak dia memiliki jasa terhadap rezim, terhadap kekuasaan, maka dia akan diberikan jatah sebagai komisaris atau direktur atau pegawai atau apapun itu yang berhubungan dengan BUMN. Masalahnya itu di situ.
Jadi gini baraya, BUMN itu adalah milik negara, badan usaha milik negara. Dan karena itu sejatinya dikelola oleh negara untuk rakyat, untuk kesejahteraan rakyat Indonesia. Karena Indonesia itu kaya raya, maka harus ada yang mengelolanya.
Mengelolanya itu siapa? BUMN. Nah tetapi BUMN sekarang bukannya diserahkan untuk negara, untuk kepentingan kesejahteraan rakyat, tapi dijadikan sebagai alat. untuk balas budi kepada sekelompok rezim kecil di Indonesia.
Ini disini itu sudah terjadi pembegalan bahkan ketika BUMN itu tidak korupsi sekalipun dia sudah korupsi. Karena apa? Karena pejabat-pejabat publik yang ada disitu Itu bukan orang yang berkompeten, bukan orang yang baik, bukan orang yang hebat, tetapi adalah orang yang berjasa buat politikus tertentu. Di situ saja sudah ada pembegalan. Ini bukan kata-kata pepesan kosong, coba baraya lihat, ada Andi A. Arief, saya mohon maaf ya, beliau itu adalah tukang narkoba.
Beliau itu candu terhadap narkoba, tapi dijadikan sebagai dirut PLN misalkan. Atau yang kemarin itu, ada orang yang sudah terkendali. terpidana sebagai koruptor, tapi sekarang juga diserahi BUMN, dan kemudian akan menjadi pakar bagi danantara kelak.
Itu yang terjadi di Indonesia itu yang seperti itu, Baraya. Danantara itu ide yang bagus. Tapi kan yang jadi masalah sebenarnya bukan idenya, tapi aplikasinya nanti seperti apa, eksekusinya nanti seperti apa, kalau pada akhirnya diserahkan kepada orang-orang yang tidak berkompeten, bukan hanya tidak berkompeten, tapi orang itu cacat etika, cacat moral, Dan bahkan sudah terbukti korupsi tapi diserahkan kepada mereka itu masalahnya harus seperti apa gitu. Dan makanya ini di Indonesia itu sudah bertahun-tahun yang lalu.
Bahkan dulu tuh ada misalkan tagar Bismillah Komisaris. Bismillah Komisaris maksudnya apa? Jadi ada orang yang ya kita tahu lah ya ada orang yang sudah berjasa untuk pemenangan rezim tertentu. Kemudian sebagai balas budi dikasih jatah sebagai komisaris. Komisaris itu ngapain kerjaannya?
Ya nggak ngapa-ngapain. Sebenarnya komisaris itu nggak pernah ngapa-ngapain, tapi gajinya tinggi. Kalau misalkan di perusahaan swasta, misalkan...
Saya, saya. Saya mendirikan sebuah perusahaan, kemudian saya sudah lelah tapi masih pengen memantau. Ya sudah, saya jadi komisaris. Kan begitu, ya berhak saya dong. Saya nggak usah ngapa-ngapain, saya cukup mantau aja dari luar.
Tapi gajinya gede, ya wajar juga kan saya yang dulunya ngerintis perusahaan ini. Katakanlah seperti itu. Tapi di Indonesia kan BUMN, BUMN itu kan untuk rakyat.
Tapi yang jadi komisaris, yang jadi direksi, yang lain sebagainya itu diserahkan kepada orang-orang yang sudah berjasa untuk segelintir kecil orang. Dulu dimulainya Pak Jokowi, sekarang Pak Prabowo, aduh Pak Prabowo please lah, Pak Prabowo justru malah mengulangi hal yang sama. Orang-orang yang kemarin berjasa untuk kemenangan 02 sekarang dikasih jabatan-jabatan yang seperti itu gitu.
Dan akhirnya apa? Akhirnya BUMN dalam kondisi dia paling hebat sekalipun, dia tuh tetap aja tekor gitu. Dalam kondisi paling hebat pun tetap aja inefisiensi.
Contohnya kemarin tahun 2023 misalkan. Pertamina, koar-koar dengan bangga menyebutkan bahwa laba kami itu mencapai 72 triliun rupiah. Luar biasa.
Dan itu adalah capaian tertinggi dibandingkan dengan semua BUMN di Indonesia. Luar biasa. Tapi coba bandingkan kalau misalkan itu dengan perusahaan asing gitu, perusahaan luar gitu.
Petronas. Petronas itu pada tahun yang sama dapat keuntungan berapa? 260 atau 270 triliun rupiah. Kore 4 kali lipat.
Petronas lebih kecil, asetnya lebih kecil, apanya lebih kecil, tapi memberikan sumbangan kepada negara yang jauh lebih besar daripada Pertamina di kondisi terhebatnya. Dan itu adalah BUMN terhebat di Indonesia. Nah kan, kenapa seperti itu? Karena dikelolanya oleh orang-orang yang nggak bener.
Dan bukan hanya dikelola sama orang yang tidak bener. Kita bisa kok lihat kebijakan-kebijakan Pertamina yang nggak bener. Misalkan dia masang iklan di Eropa.
Dia masang iklan di Eropa tuh ngabisin anggaran sampai berapa. Kan masang iklan di sana tuh mahal banget. Masalahnya siapa yang mau jual Pertamina di Eropa?
Nggak ada. Dan lebih penting lagi siapa yang mau beli Pertamina di Eropa? Bahkan seandainya ada produk Pertamina di Eropa, Orang sebodoh apa yang mau membelinya di sana? Orang Shell datang ke sini aja, kalau tidak ada monopoli dari Pertamina, dia pasti lebih laku daripada Pertamina.
Iya kan? Itu mah usudah jaminan. Lihat aja itu produk-produk Pertamina seperti apa.
Itu mah hanya untuk menunjukkan kepada dunia bahwa kita punya ini, ya punya spanduknya, tapi nggak ada. Nah itu kan kerjaannya seperti itu. Belum sering kebakaran apa segala rupa. Mana ada.
Yang ditangani oleh orang profesional Tapi kebakarannya sering terjadi gitu Kan disitunya udah ketahuan Makanya Kalau misalkan kita balik lagi ke Yang lebih spesifik lagi masalah Pertamina yang sekarang korupsi 193 triliun rupiah Ini kan korupsinya tuh Bukan korupsi Di satu lini gitu Tapi di semua lini gitu Dari Dari awal sampai akhir itu semuanya dia korupsi di situ. Coba misalkan, dari mulai apa? Dari mulai pengadaan.
Pengadaan harusnya produksi sekian, tapi dikasih bocoran-bocoran, dikasih ini-ini, direkayasa sedemikian rupa sehingga produksinya dipersempit. Itu udah merugikan. Setelah produksi yang dipersempit apa? Wah, karena kita memproduksinya hanya sedikit, kita mempunyai cuma segini, maka kita terpaksa impor.
Itu juga untuk merugikan kedua kalinya. Udah mah harusnya kita nggak usah impor atau nggak usah impor besar, tapi malah didesain sedemikian rupanya supaya impor. Dan setelah impor, apa yang terjadi? Kita pakai broker, brokernya juga ilegal.
Yang nggak jelas, yang di situ juga ada korupsinya. Itu korupsi Kemudian masalahnya berikutnya apa lagi? Supply kontraktor dari dalam negeri itu juga ditolak Itu juga merugikan negara Kemudian apa? Pada akhirnya yang kita beli dari luar itu adalah Pertalite Rp90.000 tapi dijualnya sebagai Rp92.000 Dan itu kata kejaksaan Kemudian Pertamina membantah itu Enggak kok kita nggak ngoplos kita cuma ngeblended Apa sih kucing? Ngoplos sama ngeblended apa bedanya sih?
Itu kan beda bahasa aja gitu ya. Di oplos dicampur, di blended juga dicampur. Hasilnya apa ya?
Hasilnya sebenarnya tidak akan menaikkan ron dari 90 ke 92. Tapi diklaim aja yang seperti itu. Jadi barangnya yang pengguna pertama, termasuk saya, yang berusaha untuk solide terhadap rakyat miskin atau membantu pemerintah dalam... Menjaga subsidi tetap terarah dan lain sebagainya malah dihianati. Kan ini negara dihianati, rakyat dihianati, negara dirugikan. Rakyat dirugikan.
Itu kan motor, mobil kalau misalkan tidak pakai yang semestinya itu kan rugi. Itu dihitung nggak dalam 193 triliun rupiah itu kerugian mobil yang akhirnya jadi aus. Kemudian motor yang akhirnya gampang rusak, turun mesin dan sebagainya itu dihitung nggak? Dan itu terjadi sejak tahun 2018. sampai 2023 nah kan itu menunjukkan bahwa korupsinya itu bukan hanya di satu lini tapi di semua lini yang dengan demikian kesimpulannya selalu sama kalau BUMN itu mengelola sesuatu, dia pasti gak bener Itu tahun itu kan Pak Ahok yang berkuasa jadi komisarisnya Mana Pak Ahok ini tolong dijelaskan kepada kami semua Atau Pak Ahok juga sama-sama ketipu Ya saya nggak tau lah itu mah kan urusan sana gitu ya Ini kucing ngeganggu banget Tapi baranya ginilah ya Nah kan sekali lagi ya Korupsi yang ada di semua lini itu menunjukkan hal yang sama Apa? Masalah bahwa di BUMN itu banyak babinya Banyak tikusnya, banyak dinosaurusnya Banyak orang-orang yang cuma casingnya aja orang, tetapi hatinya itu benar-benar setan.
Begitu kan? Nah ini di semua lini. Nah makanya kalau misalkan kita melihat bahwa di semua lini BUMN itu seperti itu, kita lihat juga, cek yang di luar sana. Kasus-kasus korupsi terbesar di Indonesia biasanya juga melibatkan BUMN. Kita misalkan mengetahui.
Yang merugikan negara kemarin 300 triliun itu, itu kan PT Timah, itu BUMN. Kemudian masalah yang Pertamina sekarang, itu jelas BUMN. Kemudian yang Asabri, itu BUMN.
Jiwasraya, itu dulu juga BUMN. Kemudian pengadaan pesawat PT Garuda, Garuda juga BUMN. Itu ruginya berapa?
Ratusan triliun, puluhan triliun, triliun, triliun, triliun, kan banyak sekali. Nah, jadi kalau misalkan sekarang... Pak Prabowo mengatakan, saya akan sikat, saya akan kejar sampai ke Antartika, saya akan begini dan begitu, hajar korupsi dan sebagainya. Oke, tapi yang lebih penting daripada memberantas korupsi itu adalah mencegah korupsi.
Kalau memberantas korupsi artinya korupsinya sudah terjadi, kemudian diberantas koruptornya, kan begitu. Nah, itu tuh nggak efektif dan efisien. Karena apa? Karena misalkan kemarin, kerusakan dan kerugian negara akibat korupsi PT Timah itu mencapai 300 triliun rupiah. Bahkan ketika koruptornya ditangkap, kemudian dia dihukum mati sekalipun, atau bahkan seluruh asetnya dirampas sekalipun, Kerugian 300 triliun rupiah itu gak bisa langsung dilunasi pada waktu itu juga.
Itu kan kerugian lingkungan hidup, misalkan kerugian sumber daya. Itu butuh lebih dari 100 tahun untuk bisa memulihkannya kembali. Jadi kalau misalkan sudah korupsi, baru diberantas, ditangkap orangnya, dihukum mati, dicincang misalkan dibuntil lagi sekalipun, itu tuh sebenarnya kerugiannya masih ada.
Makanya yang lebih penting itu adalah pencegahan. Nah Pak Prabowo Subianto, saya mohon maaf ya, kalau memang mau memberantas dan memerangi korupsi, mulainya dari pencegahan. Dimulai dari mana?
BUMN itu... itu jangan diserahkan kepada orang-orang yang gak becus. BUMN jangan diserahkan kepada orang-orang berhati babi.
Ingat, Baraya, gini ya, kan kita semua mengetahui bahwa babi itu haram. Karena babi itu haram, maka konsekuensinya bukan hanya kita dilarang makan babi, tapi kita dilarang jadi babi. Gitu kan?
Nah jadi Pak Prabowo, tolong berhenti untuk mengikuti Pak Jokowi kemarin untuk memasukkan orang-orang yang berjasa pada Bapak dalam pemilu kemarin itu di BUMN. Ya cari, ya misalkan Bapak kasih dia duit gitu, uang pribadi Bapak kan dia memenangkan untuk Bapak, ya itu kan urusan pribadi gitu ya, untuk urusan kelompok, urusan partai Bapak. Ya beri mereka uang gitu seadanya, tapi jangan serahkan BUMN, jangan serahkan itu adalah aset milik rakyat kepada segelintir orang yang tidak berkompeten, yang pada akhirnya tidak jujur dan ketahuan korupsi.
Jadi, saya tuh bener-bener jengah dan bosan baraya dengan bahasan-bahasan semacam ini tuh. Suatu hari nanti saya tuh pengen ngebahas dan saya pengen wartakan kepada orang-orang di seluruh dunia bahwa Pak, Indonesia tuh megah, Indonesia tuh hebat, Indonesia itu negara sekarang masih berkembang tapi lihat potensi kedepannya Indonesia akan menjadi negara yang luar biasa hebat. Karena alam Indonesia begitu subur, tempatnya begitu strategis, kemudian dilirik oleh begitu banyak orang dan wisatawan.
Bahkan investor-investor juga seandainya tidak ada ormas, tidak ada pungli dan sebagainya. Itu pasti akan tertarik datang ke Indonesia. Indonesia adalah negara paling kaya di dunia. Tetapi itu babinya banyaknya luar biasa.
Jadi saya itu sekali lagi Pak, pengen sekali menjelaskan bahwa Indonesia itu adalah negara yang sangat membanggakan. Saya rindu sekali terhadap cerita-cerita Indonesia, narasi-narasi Indonesia yang katakanlah benar-benar harum, betapa indah dan sebagainya. Apakah itu cuma utopia saja, atau apakah itu cuma impian saya saja? Saya mohon kepada Pak Prabowo untuk mendengar ini, dan kemudian segera mengambil tindakan yang pantas sebagai seorang negarawan.
Terima kasih karena sudah menyimak. Saya Guru Gembu. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.