Jalur Jangan serung man kawan dan kua SD sini teman-teman ya Makanya sarupo awak Awak masuk SMA di Bambuang Lalu taruhi ke ITB ITB Yo, sarupo Joh Habibie Mantap tuh Ya, ibu hati-ambu maliak sekolah kamu cuma jadi tampik pembuangan anak-anak saja. Iya, tapi kan tidak seduhnya bantu-bantu. Lampir gini, kalau macam itu apa jadinya? Bodohlah Islam, bisa tidak dolayi orang macam kamu kah?
Ah, Raymond Randai Jeffrey, bakal lebih hebat dari Habibi. Catat bu harian angtu. Iya setuju. Bentuk anaknya sebuah yang hebat tuh. Anaknya banden.
Baulahnya di pasar, baulah juga di sekolah. Dan naik kelas anaknya. Nah, supaya lapih tanggung jawabnya masuk anaknya ke pesawat. Bentuk itu kan.
Liv, soal durian awak tuh masih jadi kan? Waang indah takwe kan? Masih utak waang bisa tambuh ITB Yo, jadilah Waang beko nan harus memborong durian sama ninja ko untuk aden Kalau begitu kita mau nyalam kini Ayo, siana paling banyak mau bawa pensi Injun akan menang yo Ayo Boleh, seperti itu ya.
Tapi kalau niatnya, bibitnya, payah seperti itu saja, ya nanti pasti lebih payah lagi. Ayah bisa merasakan seorang, kok sedang mengajan anak itu, kan? Tuhan, kamu pandai ya.
Pastilah bisa menghargai. Ini kamu kok bagus ya. Assalamualaikum. Waalaikumsalam. Waalaikumsalam.
Aduh, apa ini, Mak? Ayah? Alim, tidak mau.
Eee... Pondok An namanya tadi? Madani! Eee...
Dimana? Ponorogo, Jawa Timur! Aden Kamari bukan untuk mengajari kau geografi, Randai! Hai, sudah marah-marah?
Santriyo! Kau mau berusaha? Wah, aku setuju, Indah. Kalau tidak, ya jangan berangkat. Enak saja, Lidangtu.
Aku maunya orang tua. Randa! Tidak usah, Maite.
Terima kasih. Percuma mengecek saja, Ma. Alif, Alif, Alif, Alif, buka pintunya nak Ayah Liv Ayah Sini lah dulu Kawani ayah Jadi, Pak Dad.
Iya, betul. Kau untuk piti sekolah si Alif ke Jawa. Jadi, berapa minta yang lebih? Dua. Kau minta ya?
Tambah lah. Kau minta ya? Tambah lah.
Aku minta ya? Tambah lah setelah. Aku minta. Lah, jadi. Terima kasih.
Itu kabar saya satu-satunya. Bahaya mengharapkan saya. Dan kau pikirkan kabar saya itu, kalau ada rasaku, saya bisa balik-balik.
Tapi ini bukan sekolah kamu ya? Tapi apa kau pikirkan itu yang paling baik? Maka sebaiknya sekolah kamu lebih baik. Begitu.
Lalu tentu lah ya. Alif tadi cari kan, waktu ayah menjual kabao, ayah merosok ke dalam saruang. Kalau ayah tidak masukkan tangan ayah ke dalam saruang, ayah tidak tahu apa yang akan menjual kabao. Hidu itu, model itu, saat kita benar-benar menjalani, wak jabat dulu, jalani, baru awak tahu nama yang paling enak untuk awak. Tapi sih tidak, ini sama kamu luar biasa.
Sama saya memikirkan nasib umat. Anda tidak memikirkan diri sendiri. Bisa alif bantah itu.
Sekarang saya tanyakan satu hal ke Anda. Apa pernah selama aku sama kamu memasukkan sesuatu ke Alif? Pernah? Pernah? Tidak, Ayah.
Saran Ayah. Jabat dulu. Jalani. Jangan cuma mencari dari luas ruang. Baru Alif tahu apa yang paling bagus untuk Alif.
Makan durian tapi tidak makan nasi. Bagaimana kalau orang sakit? Makanlah dulu nak.
Ini ada orang yang bisa berpikir, coba dikasih. Makan yuk. Hai mama kita yoyo makan buat makan pagi tak balik ah kasih Saya kini konan memimpin doa.
Tafah, atau Leli. Udah, Alif! Amak, randang kalau dimasukkan ke dalam kaleng susunan gadang itu bisa tahan berabulan. Untuk apa dibawa ke Jawa Beko? Bisa lah untuk sebulan, nak.
Nih, makan alko dulu. Please, Ang Pimpin baca doa. A'udzubillahimina shaitanirrojim, bismillahirrohmanirrohim, Allahumma barik lana, bima rozaktana, wa kinnah azabanar, amin. Alif Iya Mak Masuk aja ya, aku mau ambil Iya Mak, aku mau kasih Aduh, Aden Aduh apa?
Jadi kamu mau ambil barang? Iya Aden, minta maaf ya Aku baru mau ambil Ya lah, kamu pilih durian apa yang kamu suka deh. Wah, lupa kan saju masalah itu.
Kini dan nanti yang aku yakin nih, itu saju. Dan harus baik, kamu akan menyeruah membalik minyak. Aku mau kirim surat yuk. ah, baiklah baiklah Hai, gue bilang, malam gue jangan ke imping, keser, habis dagangan gue buat.
Wah, bener gue ya. Ya Allah, menang kita lah ya. Pak, kita harus bersama dulu. Jangan ke suri itu, Pak. Ayo, Pak, ya lah ya.
Kirim kemnya suri ya. Pak, baik-baik. Lalu, lalu, di rumah ya. Assalamualaikum.
Waalaikumsalam. Ayo, nak. Ayo, Liv. Duduk, nak. pancet kan?
pancet no pancet pancet eh? jauh lah Mana anak? Muntan, muntan lah, muntan.
Sudah minum obat? Muntan, anak. Kalah minum obatnya, Pak. Tapi kok masuk angin? Tempelkan ini di pusarnya.
Itu rahasia saya kalau masuk angin. Desi bahaya kucing dan selalu mengingat. Raso randangku semakin daging ke Jawa, semakin tak padel. Tuhan yang bawa randang dari ama anak, lebih tak raso, lebih badacak, lebih padel lah. ...di YY.
Pemadatan di Pondok Madani, bagaimana persiapannya? Mari ikut saya sekarang. Banyak orang yang masuk sini ya? Iya.
Berapa banyak setiap tahunnya, Pak? Bisa sampai ribuan. Iya, besok pagi akan ada tes masuk. Ada tesnya?
Oh iya jelas ada. Dari ribuan yang daftar, hanya ratusan yang bisa keterima. Sebelum saya pamit, apa ada pertanyaan lagi ya? Silahkan. Saya dengar begitu lulus tes, saya akan masuk kelas persiapan dulu.
Itu benar. Karena sistem pengajaran di Pondok Madani sangatlah berbeda. Dimulai dengan kelas adaptasi.
Setelah itu lanjut ke kelas 2, kelas 3, dan kelas 4. Ada lagi? Jadi aku bakal sekolah lebih lama setahun. Terima kasih telah menonton Nak, waktu pertama kali ayah masuk SMA.
Waktu itu, kau membelikan ayah bapak dan anak. Ayah berubah bapak dan anak. Sampai kini, alhamdulillah masih terjaga.
Ya, ujian sudah bisa dimulai. Silahkan. Bisa mewati Assalamualaikum Waalaikumsalam Indah ya menara itu Iya Bikin aku ingat dua hal Yang pertama Aku ini kecil sekali ternyata Yang kedua, ada saja orang yang membangun menara seindah ini di tengah kampung yang seperti ini. Hebat tuh.
Liv! Iya, iya. Kamu duluan ya. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
3, 2, 1 Lihat, lulus Allah Terima kasih. Kaifahalakum Alhamdulillah ini Mikhail Oh yee Pantai Jaya Syukur Kafa Morobia Naham Kaifahalakum Artinya bagaimana kabar kalian? Bagaimana kabar kalian? Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Best, Jangan malu-malu disini ya Saya Iskandar, Kepala Asrama Indonesia 1 Kalian sudah saling kenal?
belum? tunggu apa lagi? ah masih malu rupanya saya kasih tau ya orang-orang yang ada di sebelah kamu itu akan menjadi orang-orang yang terdekat bagi kamu bukan lagi keluarga Jadi saran saya mulailah berkenalan dengan keluarga baru kamu Seperti Rasulullah bilang, petangga itu keju surga Bagus, ini kecil-kecil nih suaranya besar juga nih Kamu siapa namanya? Saya Baso, asli dari Goa, Surabaya Selatan Yang lain? Syair, Surabaya Raja Lubis, asli dari Medan.
Jauh, kamu pasti capek ya, sini ya. Saya Atang, di Bandung. Atang, di Bandung.
Ayo. Kalau saya Dulmajid, asli Madura. Jotesel Jakarta.
Jotesel Jakarta. Gerak. Idris, dari Blitar.
Nama Ambo Alif. Nama Ambo Alif, dari Padang ya? Sekarang sudah saatnya saya membacakan peraturan pondok ini.
Peraturan ini hanya akan dibacakan satu kali kepada santri baru. Dan akan dibacakan sama-sama. Tengko disiplin santri pondok madani Bukla diman Perbaiki kembali niat belajar kalian di pondok ini Masing-masing individu harus selalu mengkondisikan dan menciptakan miliu untuk belajar di pondok ini Kesopanan pakaian Bajunya langsung tidak boleh terlalu kondisi di pondok ini Tengah aja siapkan nasi ya Sikit-sikit Duh.
Hangat ya, Rek? Iya. Kalian mau?
Kita masih ikhlasnya aja ya. Seikhlasnya. Eh, sesedat-dua sedatnya lumayan.
Iya, boleh. Benar. Oke. Ayo, makasih Liv. Sehat kita setiap hari kayak gini nih.
Sama-sama. Pake es enak, Liv. Ayo, si Jaros sudah memanggil.
Nanti kalian telat loh. Wah, siapa pula itu Jaros? Xenio? Oh, kamu harus kenal. Dia yang bakal ngatur waktu kita.
Bel Pondok, memanggil mesra nya Jaros. Ayo! Ini akan lari kelas itu kalian kejar. Duduk saja, Mi, di sini.
Assalamualaikum Wr Wb Apa kabar? Kalian bisa manggil saya Ustadz Salman selamat menikmati Ingat, bukan yang paling tajam, tapi yang paling bersungguh-sungguh. Manjada wajada.
Manjada wajada. Manjada wajada Manjada wajada Siapa yang bersungguh-sungguh Dia akan berhasil Manjada wajada Manjada wajada! Nih, yang tadi tuh bikin kaget.
Tapi asik. Manjada wajada. Gini, gini.
Aku udah pernah dengar, konco kuih itu ada yang lulusan sini. Tapi begitu ngalamin langsung, jual! Beda, bro.
Beda. Emang menarik perhatian sih. Tapi kalau saya mah belum kerasa efeknya, ee. Ini, weh, kuping.
Perada budak sedikit. Kurang besar kuping kau. Kotor kali, Tan.
Enak aja. Jangan rasa gitu. Kamu sih, sudah.
Eh, cepat. Cepat. Jangan rasa.
Ada beratus-ratus yang bertarik-kira isi. Iya nanti tapi itu, tapi si Syah. Ayo cepet yuk.
Letakkan lemarinya. Semuanya baris. Buat satu saf. Kalian sudah pasti terlambat datang ke masjid. Tidak dengar bunyi jaras berkali-kali?
Dia berlengah kawan sebelah. Cepat! Jawar sekeras saya menjawar kamu. Rajab, mereka semuanya santri baru.
Santri baru yang terlambat datang ke masjid. Masuk, kita bikin lingkaran Kau jewek di telingaku Ya sudah, Masud Ustaz berangkat, Assalamualaikum LAMBI KERAS! Astagfirullahaladzim Maaf, maaf, maaf Kupingku besar Kalau saat gede itu Namanya bukan jenius raja Tapi celaka kayak badut Lovingraft lagi Allah Akbar Somebody please check the generator Rusak kok rutin Aduh, ono-ono hai Udah usah, udah usah Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh Selamat datang kepada para halifah baru Saya tidak akan bicara panjang lebar disini Saya hanya akan bertanya, siapa di antara kalian yang menganggap ini adalah sekolah agama tok?
Ayo. Salah semuanya, salah. Ini bukan sekolah agama, dan juga ini bukan sekolah Islam, tapi ini sekolah pembelajaran hidup yang islami berdasarkan nilai dan jiwa pesan.
Di pondok ini juga kalian akan belajar soal keilmuan, kepribadian, dan juga kemasyarakatan. Jadi bukan hanya belajar bagaimana cara menghapal Al-Quran, hadis, atau kitab kuning. Bukan hanya itu.
Kalian juga akan kami didik untuk menjadi. kader-kader pemimpin dan juga belajar untuk menjadi orang besar apa itu orang besar? apakah mereka yang jadi pengusaha besar?
atau jadi ketua partai? ketua ormas islam yang besar? bukan itu yang saya maksud orang besar orang besar itu adalah mereka yang lulus dan keluar dari pesantren ini dengan kemudian dengan ikhlas mengajarkan ilmunya kepada orang-orang di pelosok-pelosok desa sampai di kaki-kaki gunung, dimanapun mereka berada di bukit-bukit atau di kolam jembatan sekalipun itu yang saya maksud orang besar I'm too serious to do that Lief, aku akan jadi mi orang besar itu Amin Kalo saya mah jadi ketua partai Tapi ga jadi kalo menjembatan Kan dobel aja Dina ya Bye Betul mati lampu disini Kalau ini namanya mati wajib, Liv Setiap jam 9 tuh peteng, gelap Emangnya kok pikir disini ada apa? Enggak enak apa? Pakai jeanset kawan Solar Solar Solar, Liv This is how we practice our English Okay guys Remember your part Siap?
Maaf, pak. Ya? Bisa kasih tau di mana Trafalgar Square? Maaf, pak.
Saya tak bisa bantu. Saya kecil. Maaf, pak. Gak ada masalah.
Selamat malam, pak polis. Bisa kasih tau di mana Trafalgar Square? Saya mau ambil gambar keluarga saya di Washington. Jangan khawatir. You're already here, just turn around and you'll see that Trafalgar Square.
Jangan heran, biasa itu. Perang rat syaraf. Di sini apapun bisa jadi kompetisi dan ada pialanya. Nah, kayak mereka. Bukan kompensi dimulai?
Biasanya sebentar lagi. Tunggu aja. Kawan, ini nomor pertama. Dan ini harus jadi pilihan pertama kita juga.
Coba, coba, coba. Wah, gak ngerti aku. Aku sih. Wah, bahasa Inggris mahalifah tuh.
Kurang lotok saya. Ya terus, yang udah mau siapa? Quran.
All over the world, regardless of their color, the Enlightenment so purifies moral. So, kota duitnya jadi lain ya, So? Paling tidak, So. Pada pelan dan sampean...
Jadi lebih terasa, Tayo. Sekarang kan cuma ada kalian yang nyemuran ini. Memang panggung aku kalau depan banyak orang.
Dia memang satu itu. Agak susah, Bannya Kawan. Sehingga penting percaya diri aja, So. Lanjut, So. Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh Hei, mau mana? Al-Quran leads men to understand It's all in this world And... And go... Maso! This is your audience!
Ayo, tau! Semangat! Al-Quran membawa manusia untuk memahami peran-peran dunia, memanjakan manusia untuk berpikir, dan mengajari manusia dalam penggunaan sumber alam. Al-Quran memberikan peraturan yang membawa hubungan yang benar antara manusia dan Allah dan manusia.
Al-Quran adalah kebenaran islami yang terakhir. Ini adalah penulis dan penulis terbaik untuk memiliki kehidupan dan mencari keamanan. Tegangan Al-Quran adalah universal. Adresan kepada orang-orang di seluruh dunia, tidak kira warna mereka. Mereka memiliki jiwa manusia, memiliki moral, menghentikan kesalahan, mengatur kebohongan, dan mengatakan Allah sebagai Ketua Kekuasaan.
Yeayyyy, second winner Madanis English Pitch Competition Hebat kamu Soh Hahaha Kan sudah tak bilang, yang paling penting itu bukan lidah yang paling tajam Lidah kayak sampen juga bisa Soh Weh, pernah-pernah gak denger ya Weh, Soh Hehehe Kembali terobsesi dengan hafalan 30 juz dia Aku bukan cuma menghafalai Aku akan jadi mi santri pertama Yang akan menulis tafsir lengkap Alquran Soalnya dia masih jadi santri Amin Lulus aja rasanya susah Susu Hei Mimpi terus jauh Tinggi Lihat mi menara ini Nyaris ke langit Bener So, kayak kita aja barusan ya Baru aja berhasil belintir lidah goa, jadi punya lafaz booking ham Juara lagi Basso Basso Salahuddin Basso benerudin itu Eh, Mulyong. Kemana mimpimu? SMA di Bandung, terus ke ITB. SMA? Kan kamu udah di sini, Alif.
Kumaha. Apanya si Alif ini? Apa tuh, Alif, maksud lo?
Laman lagi. Eh, saya belum narah. Masih pada di sini. Bentar lagi bel tuh. Eh, Alif.
Ada surat buatmu tuh di papan paman. Ya, syukur. Hei, bagus juga nama tadi buat kita.
Sahibul Menara. Yang punya menara. Oh iya bener, Jack.
Keren tuh. Bisa jadi nama LSM, atau partai juga oke. Iya kan? Jah, jawab Taiso nanti.
Hei, so. Jangan, jangan. Aduh, biarlah kamu, so.
Aduh, udah. Intinya, SMA di tanah Sunda ini luar biasa sekali, Liv. Belum lagi maluk-maluk manisnya.
Wah, tutip ujahankah waktu madrasa itu kalah telak di sini. Sebenarnya aku mau bicara ini waktu sebelum kau berangkat. Aku punya usulan untuk situasi kau sekarang ini.
Bagaimana kalau biar adil, kau coba dulu selama setahun menghormati kemauan orang tua. Tapi kalau memang tak cocok, kau minta dengan amat serius pulang pada amatmu. Kalau kau minta dengan memohon, dia pasti dengar. Asal kau setahun ini, kau jadi anak yang berbakti. Say, Bu, jangan lama lah.
Alif, yuk! Kenapa, Liz? Gak apa-apa.
Apapun yang ada di surat itu, Liz. Manjadah wajahnya. Ayo, Liz. Ayo, Liz. Coba, Miko, cari kegiatan.
Tinggal pilih mana yang cocok dengan minatmu. Hai telah kita ada jamboran nasional yang mungkin kita itu ada di mana kalau kita buat menyesuaikan Assalamualaikum Waalaikumsalam Waalaikumsalam masuk-masuk madaftar masuk jam itu Ya, sih tak tinggal bentar. Pokoknya, di majalah kita minggu ini, masukin aja sedikit informasi masalah pramuka kita yang akan ikut Jambore Nasional.
Ya? Rahmat! Tolong ambilin formulir satu, Man. Sama bawain pulpan ke sini.
Siapa nama? Ali Fikri. Kasih deh. Udah yakin apa masih belum yakin? Belum tau kak Kalau belum nyakin gak apa Ya Nah ini kamu jelit dulu aja baru kamu kasih ke saya Kamu coba aja dulu Gimana?
Kalau memang kurang sedap kamu boleh pilih kegiatan yang lain Eh gini Sebelum kamu isi formulir itu aku mau tanya dulu satu hal Kamu tahu apa yang hebat dari orang bikin berita? Jadi jurnalis. Datang. Nih. Kamu bisa merupakan dunia hanya dengan kata-kata.
Just sweet word. Gimana? Mau pegang itu juga? Pengen, Kak. Boleh.
Tapi bikinkan dulu berita bagus. Bisa? Insya Allah. Pelajar ini.
Setelah kamu isi formulir itu, balikin lagi ke Rahmat. Saya tinggal meeting dulu. Ya? Abdullah!
Sampai dimana? Enggak dengar, Be. Jadi konstan hasilnya. Nooo...
Hey! Coba lihat yang lama awan-awan itu. Bisa jadi gajah...
Monyet... Halo, Mak. Aku melihat peta dunia Subhanallah Eh, kalian ingat kisah Ibnu Batu, tak? Ya inget, Tato So. Kan diulang-ulang terus sama kamu tiap malam Itu karena aku ingin merantau, menuntut ilmu di berbagai belahan dunia Seperti Ibnu Batu, Tato Iya Apa kalian tidak ingin melihat tanah lain selain tanah yang kalian injak ini?
Sekarang, coba, Mikau, lihat awan-awan itu Aku melihat benua Asia. Aku harus mimpi kalinya. Hah, kau tengok itu. Aku mau ke Inggris. Kasih salam sama kerajaan di sana.
Kalau saya mau ke sana tuh. Afrika, Mesir, Al-Azhar. Kalau aku cinta Indonesia.
Jadi aku lihatnya Indonesia. Tuh, Tanah Irian Jaya. Iya, It.
Sama dengan aku. Aku cinta Indonesia. Eh, ini sedang bicara dunia. Eh, eh, kau pikir Indonesia bukan dunia?
Eh, Ali, kemana mimpimu? Masih mau ke kampung saya, Bandung, ITB, tanah dekat kebun binatang. Kita mau kembaran ya, Liv. Mirip memang itu. Aku mau ke Amerika.
Jauh juga ya, Liv? Sama kayak kamu, jauh duduknya dari sini. Lah!
Sini yuk, gabung yuk. Sini, sini, sini. Sini, Liv. Jauh.
Eh, siap tempat tadi? Punya menara tuh. Berarti ada lima menara yang harus kita taklukan. Benar juga. Nanti akan kebawa fotoku di depan Trafalgar Square.
Pasti kalah semua foto kelulusan saya di Al-Azhar nanti. Kayak mutang sama orang hitam-hitam itu ya, Tang. Hei, gini saja. Kita bikin janji nih di menara ini. Nanti kita akan bertemu dengan foto menara kita masing-masing.
Setuju. Setuju? Setuju! Tahimul Malam, Panjangan!
Assalamualaikum Pak Saya Umi Tim... Ngapain disini? Apa kak? Ngapain kalian disini? Oh disini ada titipan dari kak Iskandar Nah kasih ya Adik kak Hilmi disini ngapain kak?
Lagi jaga generator Hah? Lagi jaga generator Dijaga? Iya Kok dijaga kak?
Mesinnya udah tua Oh... Kiai Raiste memang hebat ya piratonya Tapi kalo ditanya masalah generator Ngerti muasok Maksud lu? Iya, untuk urusan yang kecil-kecil kayak gitu ya Biasanya kalo pangkat udah tinggi Suka lupa sama yang kecil-kecil Eh, jangan sulit Janjian dia memang tidak tahu. Masih diberitahu itu.
Benar tuh. Benar, Oge, sih. Tapi jangan sampai kalau kita udah laporan nanti ya, cuma ditabung-tabung aja hasilnya.
Gak manfaat nanti. Atang, atang. Eh, bener kan? Iya, sih. Cuma janjian.
Eh, musik apa itu? Bocah gendeng main musik bule. Cari gara-gara, ayo. Si Raja.
Kalau main gitar itu... Innaullaha jamil wa yuhibbul jamal Assalamualaikum Waalaikumsalam Ya, latihan terus ya Jangan, belum yakin sayang. Pasti bisa, Tan.
Kamu tidak pihak. Kalau ditanya, ayo. Ayo, kamu pasti bisa, Tan.
Aku yakin kamu bisa. Rencana kamu ini udah bagus sekali. Sekarang tinggal waktunya mewujudkan.
Saya belum yakin sayangnya. Aku yakin, kok. Cuman Kiai yang bisa bantu kita.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh Tumben malam-malam ada apa tuh? Iya Ustazah, mau ketemu sama Pak Kiai? Ada, ada. Tunggu sebentar ya.
Tunggu. Ya, terima kasih. Saya sempat ke ruang generator kemarin dan ternyata generatornya masih sering mati Kiai. Tapi ada masalah lain gak selain masalah generator? Untuk sementara itu dulu.
Jadi begini, kita analogikan ibarat sebuah pemerintahan ya. Saya ini sebagai penguasa di sini atau sebagai otoritas, tugas saya adalah memberikan fasilitas kepada kalian. Nah, perkara masalah dinamisasi, pergerakan atau pertumbuhan itu ya datangnya harus dari kalian sendiri. Itu yang namanya pemerintahan yang bottom up.
Dari bawah ke atas. Yang di atas ini kewajibannya tinggal memberikan semua kebutuhan yang dirasakan. oleh yang dibawa ya masih belum paham ya beginilah yang yang si protes itu siapa kamu kan yang protes itu biasanya si ngerti tau yang ngerti itu tau dong solusinya ya wadah Nah ya, itu baru bener namanya. Gak asal protes aja. Gini ya, kalau kalian siap untuk dipimpin, kalian juga harus siap untuk memimpin.
Ya? Paham ya? Paham.
Betul? Betul. Ampan yakin? Ampan Mana saya sehat?
Nah, nah, nah Masih ngerjain tugas, Kev? Iya, Ustadz. Perlu dibantu? Nggak usah, Ustadz. Makasih.
Gue yang diekstramas, ya. Assalamualaikum. Waalaikumsalam, ya, Ustadz.
Ini kak, sesuai janji saya. Duduk. Sepertinya ini muat sama kamu Selamat bergabung, kawan jurnalis Deadline setiap hari Rabu Ngerti?
Iya kak Ya wis Makasih kak Ya Terima kasih ya. Sudah pak. Barang-barang buat genset sudah semua, Kiai?
Bener gak ada yang bisa ditunda dulu? Ya, enggak apa-apa. Aku sudah terlanjur janji sama anak-anak untuk memenuhi semua fasilitas yang mereka butuhkan. Aiko, ini ya?
Iya, iya, iya. Aku terima dulu ya. Aiko, ayo.
Terima aja. Apa ini, Kay? Buat jaminan.
Oh, just like that. Emang aturannya begitu? Ngutang, Kay.
Nah, bukan. Itu pinjam barang, Ahmad. Kamu lihat sendiri kan, ada jaminannya.
Maksudnya? Nah, itu aku lakukan buat kemajuan. Buat progres.
Ya? Baik, baik. Hai harus dimulai dari mana tangkau pimpinlah Yaudah basok di depan dulu sobat basok rangka-rangka ya soya Raja boleh banjar boleh-boleh Said alifin aja cek kalau ada mur yang bisa dipakai pisahin dulu itu bersihkan aja ini alifinnya kau hai hai So, sambungin juga yang itu So. Nah, ini satuin ya.
Jadi dua. Oke, sip. Sinta, emang kalo mati Giai bisa dibawa ke lokasi nih Giai Hahaha Jam segini Enak banget Soh Makanya, kemarin waktu menunjukan genset, jangan terlalu nafsu Enggak juga Mi dengan istirahat Ya udahlah Soh, yang penting kan sekarang enak dipijitin sama kamu Iya Mi, ini minyak pemberian nenekku Sudah terkenal ampuh dari zaman dia muda dulu Makanya enak Kalau begitu pastikan itu cukup ya sampai kita lulus nanti Bisa aku pesankan lagi dari kampungku.
Asal kau benar, Miss, mau sampai lulus di sini. Belum tangki, Celik. Iya, Dul. Ntar lagi ada Thomas Cup, kan?
Aku pengaruhnya buat bukita Jelangku mepet Tapi pastikan perutmu itu udah sembuh ya Jangan sampai nanti di lapangan ada bau-bau tak sedap lagi Wih dih, ada yang cantik Nanti aja rilap lagi ya kak, pastiin dulu Hai! Hati-hati. Itu Sarah. Penangan kaya Rais.
Kau dari mana, kau? Udah empat hari dia terlihat di sini. Lagi liburan, kali? Yaudah deh, aku latihan dulu.
Foto ya. Yang keren lift! Apa enggak ada pertimbangan lain, Kiai? Ini atasan saya lumayan kecewa, C.
Ponaannya kok enggak bisa masuk di sini? Lah, maksud sampean? Nih sudah dilakukan, toh.
Enggak lulus. Lebih. Apa enggak ada kebijaksanaan lain, Kiai? Kiai kan orang bijak.
Ada. Ada kalau itu. Kebijakan yang paling bijaksana adalah tidak diluluskan itu. Permisi kalau begitu.
Nanti saya sampaikan pada komandan saya. Assalamualaikum. Waalaikumsalam. Bagus, kalau gitu semua hasil riset besok saya tunggu di meja saya. Yo, yaudah terusin ketiknya.
Eee, Sep, bikinin saya laporan tentang Thomas K. Sama bikinin proposal izin buat Kiai Rais untuk asukin majalah-majalah luar. Kak Fahmi. Ya, eh Liv. Kenapa? Sudah mau ngasih tulisan tentang bulu tangkis dong?
Bukan, Kak. Terus? Saya mau nanya, bagaimana untuk melengkapi tulisan saya yang waktu itu? Tulisan contoh kamu waktu itu?
Bentar Biar tambah afdol, saya mau wawancara K.R.A.S.E. kak K.R.A.S.E.? Serius kamu? Serius kak Boleh juga? Udah sana? Iya kak, makasih kak Yo Gaya banget, Lir.
Hei, mau bergaya ga di masjid? Aku dapet izin kok. Izin apa, Lir? Izin bergaya di masjid?
Mau wawancara Ki Rais lah. Ki Rais apa Ki Rais? Habis ketemu cewek dia.
Siapa? Punakan Kira is... Wih...
Dimana dulu biasanya dia dong? Kapan dulu? Biasanya sih ada di Gor.
Di Gor? Sekarang ada nggak? Ada kalau sekarang. Lagi latihan dia. Gimana kalau kita bawa dia ke Gor?
Aku jadi sibuk. Ayo, sibuk. Sibuk-sibuk.
Apa kamu? Ayo sudah, itu kecil. Tolong.
Hai teman-teman masyarakat itu ya biar aja batang ya jantan ya jantan ya pos kainnya ya bar kawan Gak ada soal Apa sih kalian Cuman jangan curang dong sampean Kita-kita ini kan juga pengen kenalan Ajak dong kita-kita ini wawancara Bukan begitu maksudku Aku bisa saja kenalan sendiri Cuma aku pengen tau Apa si Ali bisa kenal nanti udah modalnya bawa-bawa Syam kayak begini tetap aja nggak akan bisa saya mau modal dengkul juga pasti bisa atau ada bukti kawan ada bukti Kalo aku ngebukta sama Sarah, baru aku akui, kau jantan, tidak modal jabatan. Tapi sekarang udah jantan? Masih bawa-bawa nama Syam. Belum pake ini, tampang.
Kalo aku bisa, bawa tampang. datangin jah aku cuci baju kose minggu aduh jangan taruhan ah li dosa itu yaudah sampean kose ikut ayo bil ayo siap siap cuci baju lah kamu lah assalamualaikum kei Waalaikumsalam, ada apa lagi sekarang? Makanannya kurang enak atau kamarnya kurang besar?
Bukan itu, Kiai. Saya mau wawancara buat Syams. Syams?
Wawancara apa? Soal pondok ini, Kiai, lebih detail. Nisa, Nisa. Tolong ambilkan minum buat Bapak ya, sekaligus ada tamu ini.
Silakan. Coba pertanyaannya lebih spesifik, Ono. Banyak bener ya, daftar pertanyaannya.
Soal... Soal Ustadz misalnya, oke? Oh iya, iya.
Saya dari awal tertarik dengan mereka. Soal apa? Berapa gajinya? Gaji?
Tidak ada gaji itu. Tidak ada yang dibayar. Semua di sini dilakukan berdasarkan keikhlasan dan pengabdian saja. Ini anakku namanya Nisa.
Nisa dan ini... Sarah, ponaanku. Terbaru ya?
Kameranya. Iya, kok kamu tahu? Ya jelas dia ahli, toh. Fotografi. Iya, fotonya bagus-bagus sih, Pak, ya?
Udah juga. Coba kamu fotoin nih, Pak Demi ini sama... Siapa nama kamu?
Alif. Iya, Alif. Alif, kasih kameranya ke Sarah. Ya? Sarah, fotoin.
Kita lagi wancara. Eksen, bener-bener. Iya, Pak Demi. Jangan kagum-kagum.
Iya santai aja ya pak ya. Coba tarik sampai mana? Terus? Sampai soal dibayar itu.
Lah udah kan, Dibi. Jawab Dibi. Astagfirullah. Liv, bener nih gak apa-apa kalau aku pakai kameranya.
Oh enggak, gak apa-apa. Pakai aja. Nanti kalau bagus bisa masuk ke lift photo di Shams.
Tapi apa ya, Kak, objeknya ya? Bunganya bagus tuh, Nis. Oh, ini.
Itu yang warna merah. Oh, yang tinggi ini. Iya, yang tinggi. Kameranya enak ya, Liv? Light Matter nya masih manual Kalau punya aku di rumah itu, WES otomatis lift Jadi kurang menantang Ngerti Light Matter kan?
Oh iya iya ngerti Bagus sih Ki Oh iya iya, foto dong Coba Bisa ndak? Aku itu pengen ngetes auto... Itu lo yang bisa foto sendiri? Auto...
Otomatisnya. Terus Sopo yang mau difoto? Ya, kita bertiga.
Senyum, Kak. Geser-geser. Nisa, Nisa. Kamu dipanggil ibu kamu di dapur. Oh.
Salah juga ya. Nis, pergi dulu ya. Oh iya, iya.
Assalamualaikum, Kiai. Waalaikumsalam. Jid! Bolak balik, bolak balik! Kau cari kerjaan lain apa?
Pusing pula aku tengoknya. Ya Jid, selamat malam. Yang satu list, Su.
Yang satu hiperaktif. Kenapa, Mi? Kamu orang? Bukan itu, So.
Masalahnya Sarah tiga hari lagi pergi ke Jogja. Foto aja belum dapat. Ada yang nguci baju, nih. Nguci baju seminggu. Nia!
Alah! Apa sih, Cet? Malem-malem kok. Tiga hari lagi tuh, Bella Thomas. Aku nih, gak pernah gak nonton Pasti rame tuh, Cid Pasti rame lah, Id Ini tuh musuh bebuyutan yang tanding Indonesia versus Malaysia Wah, bener juga tuh, Cid Di kampungku Selalu nonton bareng di rumahku Setiap ada Bella Thomas Matang Hai ah gini kita bikin nih nonton bareng Pira Thomas itu pondok repot-repot enggak enggak setuju kawan aku sudah bisa bayangkan pasti akan ada orang datang itu paling tidak orang yang suka bertangis macam dulu majid ini pasti akan datang.
Hebat juga sih Soh, idemu itu jenius. Tapi gimana caranya? Sampean-sampean-sampean kan tahu, dilarang menonton TV.
Itu sih yang repot ya. Nah! Kita kirim lagi si Atang ke Kiai Rais.
Nggak mau, enak aja. Disuruh nyari solusinya sendirinya, ho. Yang betul Atang, It. Buat urusan begini lebih baik kita urus aja sendiri. Oh iya, Jid.
Bukannya di klub Brutangkis ada Ustadz Pengesuhan ya? Oh iya. Ustadz Torik.
Ustadz Torik itu maniak. Sering penasaran kalau kalah sama saya. Kayak yang paling coklat aja, Jid. Jadi gimana nih? Kayaknya kita perlu bantuan Siapa yang mau bantu?
Assalamualaikum Waalaikumsalam Kok masih pada belum tidur? Jadi bagaimana Ustaz Torek, kalau masalah tim ini bisa diatur, saya bisa pinjam ke Kiai Rais. Peraturannya memang sudah begitu, kecuali kalau ada kaitannya dengan kegiatan belajar mengajar. Kepala Torik dan Dulmaji menjadi 9-14 Boleh saya bertanya Ustadz?
Ustadz Siapa pemain butang kisah favorit Ustadz? Liam Sweeking Semesternya Ustadz Torik mirip betul dengan dia Subhanallah Ustadz Ternyata benar Ustadz, Bukulan Ustadz sama dengan King Smash. Akan sangat bermanfaat sekali Ustadz, Bila teman-teman satu pondo ini bisa menyajikan itu dengan langsung. Mereka bisa termotivasi untuk jadi seperti Ustadz. Betul.
Jadi sebenarnya kegiatan ini sejatinya belajar mengajar juga Ustadz. Persis. Jadi bagaimana Ustadz? Demi santri-santri yang cerdas? Saya yakin ada banyak nilai-nilai heroisme yang bisa mereka dapat di pertandingan nanti Ustadz.
Cepet lah kau mandi. Masih siap? Syukur ya Ustadz, syukur.
Assalamualaikum. Assalamualaikum. Salam.
Ya Allah, kita akan berhubungan. Halo, Halo Indonesia! Assalamualaikum, Assalamualaikum, Assalamualaikum, Jadi ya, insya Allah, insya Allah, So please drive carefully ya, Insya Allah, insya Allah, Assalamualaikum, Jadi barang taruhan kotor saja Masya Allah. So, ini nilai apa mukjizat, So?
Coba lihat, coba lihat. Encer kali otak kau. 9, 8, 9. Susah ini mau ngejarnya juga ya?
Kapan aku bisa kayak kamu? Eh, ada apa ini? Bah, kau bilang tau? Si juara Lopi Datu ini sekarang jadi juara di kelas kita. Baso Salahuddin.
Ya, nggak usah dilebih-lebihkan itu. Kalau kalian berusaha, kalian juga bisa. Sayangnya ada Baso, jadi susah.
Beda, So. Oh, ya, Liv. Koneklas tidak? Iya, So. Mengalihkan perhatian.
Traktir, Otus, So. Yang juara yang traktir. Bener. Traktir apa?
Ayam bakar. Kamu mau apa, Liv? Sati padang. Pokoknya, sama aku, semua yang enak-enak.
Biar rata. Saya traktir itu. Nasi pakai kerupuk.
Eh, So. Masuklah, saya traktir. Amak minta maaf, liburan ini tidak bisa mengirim biaya untuk kau pulang.
Panen senyel sulit, amak berharap liburan ini kau bisa betah di pondok dulu. Tang, gimana Tang? Orang tua mu tidak masalah?
Bermasalah kalau kalian gak ke Bandung liburan kali ini. Kamu gimana, Nip? Mau ikut?
Apa pulang kampung? Enggak kayaknya, It. Aku disini saja.
Bina doang. Ikut aja, Liv. Priburan sama-sama kita ke Bandung. Kamu mau jadi penjaga bodo apa? Ayo.
Bina repot, Bang. Enggaklah, disuruh malah sama Mama saya. Yuk, ayo.
Hayu sama-sama kita Iya deh Kau sih Saya pun menara ghost di Bandung Serapan apa ini anaknya Hei Raja Raja kenapa sampai saja Randa Randa ya Si Basto diwaro dimana So, so, ngapain Belok kiri asli Afrika yuk Biar Mi, biar saya tau ini kota Bandung Woh, ayo saya tau Ayo tenang Masuk dulu Masuk dulu Gokor Gokor Gokor Gokor Gokor Gokor Gokor Gokor Gokor Gokor Gokor Gokor Gokor Gokor Gokor Gokor Gokor Gokor Gokor Gokor Gokor Gokor Gokor Gokor Gokor Gokor Gokor Gokor Gokor Gokor Gokor Gokor Gokor Gokor Gokor Gokor Gokor Gokor Gokor Gokor Gokor Gokor Gokor Gokor Assalamualaikum Waalaikumsalam Alif Wah angin nih Mau bales suri enggak, tapi mau datang Lho, kamar rambut wang itu? Panjang ceritanya. Oh, itu sejauhnya. Kamar kamu siapa?
Kamar kawan pendek. Ayo masuk. Ayo. Cari itu di dalam. Ayo, ayo.
Pak, di kelas tadi ada yang kabar saja. Di kelas itu mendapatnya terbaik. Memang rancang.
Tapi ternyata tidak serancang yang Anda kira. Ada yang belum salah saya. Karena yang satu lebih unggul yang tidak banyak Kenapa dia unggul? Karena dia lebih patut dihidupkan Ramiu mana lu?
Iya Ini sih pak Lihat tuh, adain Mbak Raja di tempat Mbak Habibie Mbak Raja Kelak, adain kabar pidato di podium tuh Sarupo Mbak Habibie Iya, sarupo Mbak Habibie Saya tadi mengatakan teknologi dengan filsafat, interwoven. Tapi jangan kira teknologi itu hanya kapal terbang atau kapal. Para wartawan, media, ada politician yang ada di sini. Memanfaatkan teknologi.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Hari ini saya menggantikan Ustadz Salman yang berhalangan hadir Darsunelan Alhamdulillah Apakah kunci untuk mendapatkan ilmu? Dan apasajakah yang menghalangi manusia dari mendapatkan ilmu? Tunggu saya di dalam ya. Ahmad, Siddiq.
Ada apa Salman? Surat dari Fitri, Kiai. Bagus, tapi kok murung?
Ibunya menanyakan kapan saya akan ngelamar dia. Terus? Tapi yang saya pikirkan adalah, sekarang ini saya dalam proses memuakafkan diri Pak Piawi.
Dan saya rasa dalam waktu 6 bulan saya tidak bisa meninggal puno kini. Dan jika saya ambil Pak Putu paling cepat pun itu 2 bulan dan itu pasti banyak hal-hal yang saya... Kamu ini ngomong apa sih, Salman?
Hmm? Semua itu kan buat orang lain, toh. Dan selama ini kamu sudah membuktikan banyak pengorbanan kamu yang cukup. Buat dirimu sendiri kapan? Inilah saatnya, pikirkan buat diri kamu sendiri.
Waktu itu saya sempat juga wawancara Kiai Rais. Oh, bagus itu. Kata Kiai, di sini nggak ada ustad yang dibayar. Benar itu.
Jadi bagaimana ustad-ustad di sini bisa mencukupi dirinya? Pertanyaan bagus sekali, Ali. Jadi di sini para ustad menganggap bahwasannya pondok ini adalah ladang perjuangan, bukan ladang penghidupan. Jadi kita berusaha menghidupi pondok, bukan kita yang menggantung hidup dari pondok. Sair!
Sair, bangun dulu lah. Bangun. Kita harus buat sejarah lagi nih. Kalian tahu, dua minggu lagi ada panggung sini untuk pementasan kelas akhir. Iya, tahu kok.
Ada pementasan sininya juga kan. Biasanya ada dari dua kelas. Kelas tiga, kelas empat.
Yang ada Bupati nonton itu ya? Dan katanya, ya Raiz langsung yang menilai ya? Hah, persis.
Bagaimana kalau kita menampilkan kelas ini kita juga? Pasti bagus itu. Ayo, ayo, ayo, kamu masuk. Kan kita masih kelas dua tuh.
Apa yang tidak mungkin untuk menjadi... Ayok. Ayok. Boleh lah. Ayok.
Milif. Ayok milif. Ayok milif.
Oke. Sahibu Munara. Manjada wajada. Ini semua demi angkatan kita. Sebentar, Maso.
Emangnya kau sudah boleh ikutan? Kalau masalah itu tenang aja. Tadi udah aku cek dan tak ada larangannya. Tradisi saja yang selama ini cuma boleh kelas 3 dan kelas 4. Kalau nggak percaya, tanya sama Dul Majid.
Bener, nggak ada larangannya sama sekali. Oke, teman-teman. Gimana? Kalian mau bantu apa nggak?
Mau bantu nggak? Tang, pemain gimana? Masih nunggu draft final dari Alif, belum beres semua.
Iya Soh, sebentar lagi ya. Aku mau ending yang dramatis, yang sekarang kurang. Ayo oke. Bagian artistik sudah hampir selesai dengan hasil utama. Bagus, sip.
Yaudah, sekarang. Setetap saja, Soe. Yang kurang-kurangnya. Assalamu'alaikum, Atang.
Halo, Soe. Barusan saya dapat pesan. Katanya kamu dipanggil ke ruang Ustadz.
Sekarang. Oh, makasih ya. Nah, It. Kau pimpin dulu rapatnya.
Emang ada apa, Soe? Gak tahu. Ada apa sih?
Kemana, Soe? Panggil ke ruang Ustadz. Katanya sih ada yang jemput.
Gak tahu. Yaudah. Catet, Catet, Catet. Assalamu'alaikum.
Wa'alaikumussalam. Silahkan duduk, silahkan duduk, Basso. Aku mengerti kekecauan kalian.
Kalian pernah bertanya padaku, kenapa aku tidak pernah menerima surat atau ada keluarga yang mengunjungiku, kan? Ini misal satunya, yang mengingatkanku kalau aku pernah punya orang tua. Dan ini juga yang membuat aku berjuang untuk mengapakan Al-Quran.
Supaya aku bisa memberikan jubah kemuliaan untuk kedua orang tuaku di akhirat nanti. Sekarang aku cuma punya neneku. Beliau buta huruf dan tidak kuat lagi naik kapal dari Goa ke Jawa.
Sekarang sakit beliau semakin parah. Tidak bisa lagi bangkit dari tempat tidurnya. Sudah pasti aku harus pulang kawan.
Di luar itu bukannya pamanmu. Biarkan saja yang mengurus. Ngapain kau mesti pulang? Dia bukan pamanku. Tetanggaku.
Bayangkan Pada hari iya naik kapal dari gua ke Jawa Terlepas iya aku harus pulang Jangan takut Aku akan jadi milerang besar gua nanti Pegang itu janjiku Bener gak bisa, So Gak ada lancaran Al-Quran dari kamu lagi dong, So Alif, kamu gak balik ke asrama? Tidur disini Yowes aku duluan ya Sama-sama kami disini, setahun saja buat dua terlama, ha? Kau pikir saya boleh menaruh cuma basuh? Ini ada hubungannya dengan itu. Aku memang dari awal gak mau disini.
Sabar aja. Raja, sabar. Dahlah, penting ada aja, Cik.
Nah, gimana pula ini? Sutradara datang telat. Saya nyelesain tugas Alif dulu, Jak.
Emang kamu bisa, Pak? Banyak kali cakap ini. Halo, mana aja?
Gimana, Lev, kabarnya? Jadi ke Bandung? Gimana caranya? Aku bisa masuk sebagai murid pindahan. Pondok bisa mengurus itu.
Tinggal menunggu surat dari emakku. Kalau emakmu gak setuju gimana? Aku akan tetap pergi. Pasti ada cara.
Manjada wajada. Alif. Liv.
Lihat aku. Jangan pernah menyalah artikan Anjada wajada Oh iya Kalau kamu mau tetap pergi Saka repu Hidup hidupmu kok Amak dan ayah bisa mengerti, mungkin salahku terlalu memaksakan kehendak dulu. Amak dan ayah tidak akan melarang. Sudah amat kirim surat persetujuan pemindahanmu ke pihak pondok. Satu saja pinta amat.
Entah itu di Bandung atau dimanapun kau mau belajar, lakukanlah dengan kesungguhan. Amak juga baru menyadari, tempat belajar memang penting. Tapi kesungguhan hati lebih penting lagi. Udah beres, cuma nunggu list pemain baru Oh iya bener Ntar, Lusa paling ya, saya kasih Ngapain sampe lift? Amboi, gak jadi pulang Bukan waktunya bercanda ini Jangan main-main, Liv Kamu yakin?
Mending dramatisnya botol pembentasan ajalah Tinggal seminggu lagi nih Demi menghormati Baso, kita semua akan mementaskan Ibnu Batuta. Buat perubahan karakter udah saya fikirin kok Disini semua gak ada yang mudah Kita kerja sama-sama ya Raja juga udah ngatur musiknya Siap, musik oke Dan dari artistik masih bisa diakali Aku sudah buatkan gambarnya, silahkan lihat sendiri Kita main terakhir. Wah, beban, eh. Iya. Yaudah, kamu kasih tangan lain, deh.
Eh, ada apaan? Kita main terakhir dulu. Hmm, bagus itu.
Hei, teman-teman. Kita main terakhir. Terakhir, sih?
Tenang. Di mana-mana, nih. Jaguan memang muncul terakhir, Tayo. Terima kasih.
Ais kering? Buat tepe kasar? Yaudahlah, beli aja lagi. Uangnya kan cukup.
Udah jam 3 ini, Jak. Mana sempet. Sempet sih, Tang. Aku tau tempatnya.
Yakin? Caya sama aku. Yaudah, kita izin sama-sama.
Ayo. Ayo. Jadi gimana, Ustadz? Boleh? Ya, boleh.
Tapi ingat, sebelum maghrib, kalian harus sudah ada dalam pondok. Bisa, start. Masih start ya.
Sekarang, start. Cepetan, cepetan. Hei!
Masih start. Sekarang, start. Assalamualaikum. Oh, balik kiri, Pak. Mudah.
Nah, ini, ini. Ini toko S, ini. Ini kiri, Pak. Pas jempat Masih apa? Pak Pak Pak Pak 23-25 Masih apa?
Mas, mas, mas. Apaan itu? Astagfirullahaladzim Woy, panas ya Sekarang yang mau gue kan mobilnya Ini emang gara-gara sampean nih Sekarang mau diapain lagi? Aduh apiii, aduhhh Engga, ga bakal terlambat aku yakin Ayo kita bikin bareng-bareng Oi Saibul! Ketika, satu, dua, tiga.
Buka jenis kipas, baca, ayo. Bentar dulu, sahabat. Terima kasih. Bah, kalian lah kena jago mu keluar kawan.
Sudahlah, kita mainkan saja pokoknya. Ayo. Untuk kesuksesan kita ya, berdoa dimulai.
Selesai. Demi Basso Untuk Basso PIF nya Pada hakikatnya, kita memang perantau dan ditugaskan Tuhan untuk menjelajah dan membawa kebaikan untuk bumi, langit, dan semua makhluk. Lantas, kita semua mencoba kembali mencari jalan menuju ke sana. Terima kasih. Hai, ini kita mulai pengajian ini.
Intro Terima kasih telah menonton Terima kasih. Terima kasih. Halo? Halo, Alif? Aku mau menelepon.
Jangan melarang amanan sedang teragak. Kalo Alif kecil, Alif saja yang menelepon. Mahal, Bikku. Ya, Alif. Yolah, capek.
Assalamualaikum. AHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA Sebentar, belum tau ya? Di Jakarta Teh ada pertemuan sekolah Islam Nasional.
Basuh bersama mereka sekarang. Iya kawan. Iya. Kudengar, metode mengajinya cukup berhasil di Makassar.
Oh, mau ditelpon? Ah, boleh boleh boleh. Buruat dulu. Sabar sabar. Assalamualaikum.
Eh, Alif! Ah, ramai sekali. Sebentar, Riff, ya. Majid, Syed, Alif!
Alif? Alif, ada siapa saja di sana? Ada Atang hadir. Raja! Akhirnya kalian ketemu di mana?
Don't worry, we're already here! Hahaha, mati aja kalian suka meledek saya. Apa kabar orang-orang besar? Manjada-manjada!
Terima kasih.