Transcript for:
Inovasi Pembelajaran dengan Pendekatan PBL

Apa saja pendidikan dan pelatihan dengan Diklat terpercaya Laih semua tujuan mulia pendidikan kita bersama Diklat online, sumber belajar bersama Bersama Diklat online, sumber belajar bersama Diklat online, diklat online Diklat online, sumber belajar bersama Diklat online, diklat online Diklat online, sumber belajar bersama Sumber belajar bersama Bersama Diklat online Sumber belajar bersama hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai hai Ayo semua belajar dimana saja dengan cara menyenangkan kapan saja Pendidikan dan pelatihan dengan dikelak terpercaya Dari semua tujuan mulia pendidikan kita bersama Diklat online, sumber belajar bersama Oh oh oh oh Bersama Diklat online, sembuh belajar bersama Diklat online, diklat online Diklat online, sembuh belajar bersama Diklat online, diklat online Diklat online, sembuh belajar bersama Sumber belajar bersama Bersama Di Klat Online Sumber belajar bersama Bismillahirrahmanirrahim Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Selamat malam dan selamat datang Bapak Ibu peserta di Klat Nasional yang telah bergabung di Room Zoom dan streaming Youtube masih dalam acara di Klat Nasional Inovasi Strategi Pembelajaran untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam kuritulun merdeka hari ini hari kedua Sebelum dimulai, saya ingin menyapa dulu Bapak Ibu di room Zoom dan juga sering di Youtube Bagaimana kabarnya hari ini? Hari Senin, hari yang semangat Harus semangat kita Alhamdulillah baik, sehat, semangat Luar biasa nih Bapak Ibu Enak, enak, enak Oke, saya sudah melihat antusiasme Bapak Ibu di Room chat-nya, sekarang saya ingin mendengar nih, semuanya Bapak-Ibu lewat kita bersama-sama menyorakan tagline dari Diklat Online. Sama seperti hari pertama kemarin Bapak-Ibu, ketika saya bilang Diklat Online, Bapak-Ibu bisa menjawabnya dengan sumber belajar bersama. Bagi Bapak-Ibu yang di streaming YouTube, jangan mau ketinggalan ya, ikut meramaikannya juga di kolom chat-nya. Baik, saya mulai.

Diklat Online. Sumber berbelajar bersama Bapak Ibu semangatnya ya Hari kedua ini kita akan bersama dengan pemateri yang luar biasa yaitu ada Pak Suhut Rois Tapi sebelum itu saya akan membacakan profil dari narasumber kita pada malam hari ini Beliau yaitu Bapak Soeutrois, Instruktur Calon Pengajar Praktik Program Guru Penggerak. Dengan karya dan pengalaman beliau yang pertama, SD Interaktif Gemilang Mutafanin dari tahun 2001 hingga 2013. Selanjutnya SD Peradaban Insang Mulia tahun 2013 hingga saat ini.

Kemudian editor buku Dir Media Guru tahun 2017 hingga saat ini. Sudah mengedit lebih dari 800 buku. kemudian pelatih guru belajar tahun 2020 hingga saat ini, sebagai penulis buku, 18 buku tunggal dan 16 antologi, kemudian editor surat kabar guru belajar, selanjutnya sebagai instruktur calon guru penggerak, kemudian penggerak komunitas guru belajar Nusantara, dilanjutkan dengan penggerak jaringan sekolah atau madrasa belajar. dan narasumber di beberapa pelatihan dan seminar. Luar biasa sekali pengalaman dan juga karya-karya dari pemantere kita pada malam hari ini.

Dan mari kita sambut bersama Bapak Ibu, pemantere kita Halang Pak Sudut. Selamat malam. Selamat malam Kak Ana. Selamat malam teman-teman semuanya. Hari ini kabarnya bagaimana Pak?

Sehat ya? Alhamdulillah sehat, dan tempat saya tadi sempat hujan, jadi suasananya agak gimana gitu. Ya, sadu ya. Oke, seperti itu.

Oke, mudah-mudahan teman-teman yang ada di sini semuanya juga dalam keadaan sehat semuanya, semangat belajar terus gitu ya, sehingga kita memang layak untuk menjadi teladan bagi murid-murid kita. Betul sekali. Semoga semua dari Pak Sotrois ini menular nih untuk Bapak-Ibu peserta di malam hari ini.

Oke, Bapak hari ini kita akan belajar di hari kedua. Ya? Oke, kita melanjutkan dari materi yang hari pertama kemarin, Bapak ya.

Oke, siap-siap. Oke, dengan saja saya persilahkan Pak Sotrois untuk... Mulai sesi materi pada malam hari ini. Silahkan Bapak.

Oke baik, terima kasih Kak Ana. Saya mohon izin untuk share screen dulu ya Bapak dan Ibu semuanya. Oke, ya.

Kemarin kita sudah belajar tentang, tentang apa kemarin? Tentang ketentuan, dalam kurikulum merdeka. Oke, ya. Nah.

Kita sekarang akan belajar, Bapak dan Ibu teman-teman semuanya, tentang pembelajaran berbasis proyek. Tentu saja ini bukan hal yang baru, saya yakin ya. Bagi teman-teman bukan hal yang baru.

Sudah ada yang pernah mempraktekan PBL di kelasnya masing-masing, Bapak dan Ibu? Pasti pernah ya? Sudah pernah semuanya ya? Ada yang belum? Sudah semua kan ya?

Oke, baik. Nah, PBL itu apa ya? Dan bagaimana sih PBL yang melibatkan?

Saya dimintanya seperti itu. Bagaimana kita melibatkan murid-murid kita? Nah, nanti kita akan pelajari bersama-sama, Bapak dan Ibu.

mudah-mudahan nanti kita bisa mendapatkan sesuatu yang baru, maksud saya juga saya bisa mendapatkan sesuatu yang baru dari teman-teman bukan hanya teman-teman yang belajar, saya pun belajar, dan saya senang sekali ketika ada sesi apa sesi dan Berbagi bersama dengan teman-teman gitu ya. Karena biasanya ketika saya berkumpul dengan teman-teman guru itu. Oh dikit dah ya.

Sebentar, sebentar. Ini ada masalah ya. Apakah tidak terlihat ininya?

Boleh nih Bu. Tamilan saya tidak terlihat ya. Mohon maaf. Apakah tidak terlihat tampilan saya Bapak dan Ibu? Terlihat Pak, tapi belum ditampilkan, belum light show penuh.

Oh belum light show penuh, oke oke oke. Sebentar sebentar ya. Kalau begitu saya turun dulu ya. Sebentar Bapak dan Ibu.

Saya tampilkan lagi kalau begitu. Oke. Sudah slideshow penuh atau belum, Bu? Sudah? Belum?

Belum, Pak. Kenapa ya? Mohon maaf ya, Bapak dan Ibu.

Ketika sesi seperti ini, kendala teknis adalah hal yang sangat biasa. Oke, saya coba yang dari sini ya. Belum juga ya?

Sudah? Belum, Pak, tapi sudah terlihat. Tapi nggak apa-apa ya, nggak masalah ya?

Nggak masalah, Pak, pada Ibu? Mudah-mudahan nggak masalah. Oke, nggak masalah ya?

Oke, baik. Saya mulai. Kita akan belajar tentang bagaimana sih sebuah pembelajaran ambil basis proyek yang kemudian bisa melibatkan murid. Tadi perkenalan sudah ya, tidak perlu saya ulangi lagi.

Kalau Bapak dan Ibu aktif di Medsos bisa ketemuan dengan saya juga. Kebetulan saya pembuat konten di media sosial. Tentu saja konten-konten yang saya buat masih seputar pendidikan. Dan nanti setelah sesi kita, Bapak dan Ibu, teman-teman semuanya, boleh deh membuka akun media sosial masing-masing, baik di Instagram, di Facebook, di TikTok, di LinkedIn, ataupun di Tweet. Di kolom pencarian silahkan ketikkan nama saya, Sudut Roes, atau Guru Penulis.

Kita akan ketemu sama akun saya. Dan jangan lupa untuk dihubungi. Itu pesannya yang penting.

Oke, baik. Ini Bapak dan Ibu dari seluruh Indonesia ya? Berarti ada yang teman-teman dari waktu Indonesia bagian timur ya?

Ada ya? Berarti disana udah jam setengah 10 ya? Udah malam ya?

Oke, baik. Oke, mungkin untuk bisa tampilkan secara penuh ada di pojok kanan bawah Pak tadi. Nah, itu di pojok kanan bawah.

Sudah ya? Oke, sudah. Oke, baik. Terima kasih.

Oke, terima kasih. Sampai mana saya tadi? Oh, menyapa teman-teman yang di Indonesia Black and T-Worker ya.

Oke, terima kasih kepada teman-teman Dari Indonesia bagian timur Yang sudah memasuki hampir tengah malam Berarti ya Tengah sepuluh gitu Tapi masih semangat untuk belajar Begitu juga untuk teman-teman yang dari Waktu Indonesia bagian tengah dan juga barat Sama saja sebenarnya ya Oke, terima kasih sudah mau belajar bersama dengan saya Pada malam hari ini Oke, nah Ada yang sudah makan ya Oke, yang sudah makan silahkan Gak apa-apa gitu ya Teman-teman yang mau nge-meet juga boleh silahkan disiapkan kopinya, silapkan tehnya, dan siapkan cemilan yang lain. Silahkan boleh ya, silahkan, nggak apa-apa. Nah, oke.

Saya minta untuk memulainya. Teman-teman. Hentikan sejenak gitu ya, hentikan sejenak aktivitasnya Kalau bisa gitu ya Nanti kita akan menggunakan tangan kita teman-teman ya Nanti akan ada sebuah instruksi Instruksinya dalam bentuk video jadi running gitu ya Running terus Nanti teman-teman cuma mengikuti instruksi yang ada di video tersebut Jadi silahkan dilihat layarnya, dilihat monitornya. Sebentar lagi saya akan putarkan sebuah video dan nanti di video itu sekali lagi ada instruksi yang perlu teman-teman lakukan. Instruksinya apa?

Cuma bertepuk aja. Bertepuknya kapan? Nah, itu ada di instruksi di videonya.

Jadi nanti ketika diminta untuk misalkan ketika melihat bintang, silahkan bertepuk. Ketika melihat lingkaran, silahkan bertepuk. Seperti itu. Tapi instruksinya dalam bahasa Inggris ya Bapak dan Ibu.

Oke siap ya Bapak dan Ibu teman-teman semuanya Siap Oke baik Oke saya putarkan ya loh mati kok mati ya oke mohon maaf teman-teman semuanya tidak bisa dilanjutkan yaudah deh saya coba balik lagi mudah-mudahan bisa ada kendaraan tenis Oh, nggak mau videonya? Ya sudah deh. Mohon maaf, Bapak dan Ibu teman-teman semuanya ya.

Ada kedalaman teknis. Ya, terima kasih pada yang tadi sudah mencoba. Tapi mohon maaf, ternyata videonya tidak bisa saya putarkan.

Mohon maaf ya. Nanti kalau bisa, nanti akan saya coba lagi. Oke, intinya sih tadi, sebenarnya di video tadi, saya mengajak teman-teman untuk berkonsentrasi gitu ya. Berkonsentrasi supaya kita bisa mengikuti...

Sesi belajar kita pada sore hari ini dengan baik. Oke, saya lanjut saja ya. Apa sih yang akan kita pelajari atau akan kita bahas di sesi kita ini? Yaitu kita akan mempelajari tentang apa sih itu pembelajaran berbasis proyek gitu kan. Kemudian apa manfaatnya, implementernya seperti apa, bentuk evaluasinya, bentuk penilaiannya seperti apa gitu ya.

Kemudian nanti kita akan ada sesi, tanya-jawab, dan juga diskusi. Nah, ini kegiatan kita pada malam hari ini. Oke, sekali lagi, kita santai saja ya Bapak dan Ibu semuanya.

Teman-teman semuanya yang mau melanjutkan makan, silahkan. Yang mau menikmati cemilan, boleh juga, silahkan. Kita santai ya.

Oke, lanjut ya Bapak dan Ibu. Nah, ketika... Ketika Bapak dan Ibu mendengar kata pembelajaran berbasis projek, apa sih yang Bapak dan Ibu pikirkan?

Apa sih yang ada di benak Bapak dan Ibu? Boleh di kolom chat mungkin ya, Kak? Boleh silakan dijawab di kolom chat. Apa sih yang terpikirkan? Atau mungkin ada yang difasilitasi untuk secara langsung, Kak?

Mungkin di chat dulu atau... Satu atau dua boleh. Oke, silahkan.

Bisa dibantu dibacakan di chat, Kak. Oke, ada banyak yang sudah menjawab di chat. Ada yang menjawab kita siswa, kemudian belajar praktik, ada produk, dan juga merancang suatu proyek.

Ada berbagai macam jawaban di kolom chatnya. Oke, mungkin Bapak ingin ada satu yang ingin sharing? Boleh, boleh.

Silahkan. Oke, Bapak Ibu yang ingin sharing, boleh untuk raise hand dan diaktifkan kameranya. Silahkan untuk raise hand Bapak Ibu yang ingin sharing, boleh.

Satu. Oke, ini ada Ibu Afrianti. Halo, selamat malam. Ibu bisa diaktifkan mic-nya. Silahkan Bu Afrianti.

Terima kasih. Selamat malam Bapak. Selamat malam Ibu. Bapak Rois ya? Iya betul Ibu.

Yang saya ketahui kalau pembelajaran berbasis proyek ini adalah pembelajaran yang menuntut anak atau Nanti hasilnya adalah produk. Kemudian pembelajaran projek ini. dia pelajaran praktik ya pelajaran praktik yang nanti hasilnya ada produk produknya itu bisa berupa barang atau berupa hasil temuan gitu Terima kasih Pak Oke baik luar biasa Bu Afrianti dari Acah ya Iya, dari Aceh, Pak.

Dari Aceh, dari jauh lagi, dari kepulauannya, Pak. Oh, dari kepulauannya. Oke, baik. Terima kasih.

Tapi jawabannya luar biasa ya. Itu sudah menunjukkan bahwa semenit dari satu contoh jawaban saja. Saya yakin teman-teman sebenarnya sudah paham sih ya.

Apa sih pembelajaran yang berbasis... Saya mau bilang diferensiasi tadi. Berbasis proyek itu apa gitu ya.

Memang ada, namanya juga project ya Ada produknya gitu ya Produknya itu tidak harus berupa barang gitu Bisa apa? Bisa yang lain-lain gitu Oke, baik Coba kita lihat dulu ya Bapak dan Ibu Apa sih sebenarnya Pembelajaran berbasis project itu Atau nggak mau Nanti Nah, ini dia. Pembelajaran berbasis projek itu adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada murid dengan menggunakan projek sebagai inti dari proses pembelajaran.

Nah, dari kalimat pertama ini yang perlu kita garis bawahi adalah fokus kepada murid. Fokus kepada murid itu seperti apa? Bapak-Ibu, teman-teman semuanya Fokus kepada murid itu artinya Pengambilan keputusan kita Itu didasarkan pada Pertanyaan Apa sih manfaatnya bagi murid kita Dalam pembelajaran berbasis proyek Ketika pembelajaran Ataupun proyek itu mau dipakai Atau mau diaplikasikan Maka Yang paling utama, yang paling pertama kita tanyakan adalah apa nih manfaatnya bagi murid kita? Apakah cukup bermakna pembelajaran ini, proyek ini bagi murid-murid kita? Sejauh mana proyek ini akan meningkatkan kemampuan mereka?

Kenapa seperti itu? Karena ada juga gitu ya. Di daerah saya KTPBL gitu Tapi buat muridnya sendiri Buat muridnya sendiri Kurang berdampak gitu Yang penting kelihatan, oh di sekolah itu banyak kegiatan Oh di sekolah itu Belajarnya rame, oh ada begini-begini Tapi bagi muridnya sendiri Apa sih manfaatnya Nah itu yang perlu kemudian kita Jadikan Sebagai indakator utama Bapak Demi, teman-teman semuanya Seberapa penting proyek itu kita lakukan Dasarnya adalah seberapa bermanfaat bagi murid-murid kita Sampai tingkatan kebermaknaannya seperti apa Nah itu akan menentukan apakah kita sudah berfokus kepada murid-murid kita Atau belum Tentu saja pendekatannya kan Berbasis projek sebagai inti Dari proses pembelajaran Projek itu jangan kemudian Kita artikan Membuat produk Membuat produk belum tentu projek Oke misalkan Di sekolah saya misalnya Oke sekarang kita akan membuat Tempat sampah Oke ada produknya Ada, tapi itu bukan projek Kalau anak-anak Misalkan saya Besok kalian bawa Apa?

Bahan-bahannya saya sebutkan Misalkan bawa Ember bekas cat gitu ya Tempat cat gitu Dalam cat gitu Kita akan membuat tempat sampah gitu Kita ada produknya? Ada gitu Tapi apakah itu pembelajaran yang Berbasis proyek? Enggak Karena apa? Karena kegiatannya cuma membuat produk Nah, pembelajaran berbasis proyek tidak seperti itu kita lihat lagi apa Kalimat selanjutnya, dalam PBL, dalam pembelajaran berbasis projek, murid belajar melalui keterlibatan aktif dalam projek-projek yang lepas dan nyata, yang berhubungan dengan masalah dan tantangan dunia nyata.

Kita lihat di situ ada beberapa kata kunci, keterlibatan aktif. Murid terlibat aktif. Dari kapan? Dari mulai perencanaan, teman-teman.

Dari awal. Apakah bisa? Bisa. Kebetulan saya mengajari SD.

Dan itu anak-anak SD bisa kok. Dilibatkan dari awal dari perencanaan pembelajaran kita. Dimulai dari apa?

Dimulai dari melihat masalah dulu. Misalkan tentang sampah. Tadi karena saya menyatakan membuat tempat sampah.

Menurutnya sampah dulu. Kita bisa melihat mengajak mereka melihat kondisi sekolah atau kondisi lingkungan di dekat sekolah. Ketika kita mengidentifikasi ada masalah dengan sampah.

Kita ajak mereka melihat, menilai, sebenarnya bagaimana sih kondisi sekolah kita atau kondisi di lingkungan sekolah kita. Apakah sudah cukup sehat, cukup bersih, dan sebagainya. Mereka buat penilaian, mengamati, buat penilaian. Nah, itu kan ada keterampilan di situ sudah terbangun dari awal juga ya. Kemudian kita kasih pemantik.

Apa yang dapat kalian lakukan? Apa yang dapat kalian lakukan ketika melihat kenyataan ini? Nah, itu sudah mulai terlibat di awalnya menentukan projeknya. Oh, kita bisa begini, Pak.

Bisa begitu, Pak. Dan seterusnya. Yang relevan dan nyata.

Oke. Contoh sederhana tadi. Itu sangat relevan dengan kehidupan mereka.

Karena ada di sekitar mereka. Ada nyata. Kenapa? Karena mereka menyaksikan sendiri. Mereka melihat sendiri.

Ada masalah di sekitar mereka. Berhubungan dengan masalah atau tantangan dunia nyata. Nah, ini Bapak dan Ibu, teman-teman semuanya, bahwa ternyata pembelajaran berbasis projek Itu bukan sekedar kita membuat sebuah produk. Kita menghasilkan sebuah barang.

Bukan seperti itu. Tapi ternyata ada rangkaiannya. Saya mohon izin untuk melanjutkan dulu. Ini dia. Apa saja, kita lihat sekarang.

Karakter ya. Apa saja karakter dari... pembelajaran berbasis proyek.

Yang pertama tentu saja berbasis proyek. Artinya apa? Artinya ada sesuatu yang kemudian dilakukan.

Mulai dari apa? Mulai dari perencanaan. Penentuan topiknya dulu ya.

Penentuan topik. Pengambilan tema. Bahkan dari tujuan dulu. Menentukan tujuan, menentukan topik.

Atau tema. Membuat perencanaan. Pelaksanaannya. Evaluasinya. Bedanya dengan sekedar membuat produk apa?

Kalau sekedar membuat produk, yang penting produknya ada. Kalau berbasis proyek, nanti akan pembelajaran, itu akan bisa meluas, akan lebih holistik, akan banyak yang bisa dipelajari oleh murid kita, akan bisa melibatkan berbagai materi dari banyak atau beberapa bidang studi. Apakah bisa dengan kayak tematik bisa jadi seperti itu juga gitu ya Tapi berbeda pembelajaran projek dengan tematik tetap saja berbeda gitu Oke, kemudian ada keterlibatan murid Seperti saya sebutkan tadi Keterlibatan murid dari kapan?

Mulai dari perencanaan Bukan, sorry Mulai dari penentuan temanya, penentuan projeknya Penentuan tujuannya, pelaksanaannya penilaiannya mereka terlibat keterlibatan murid ini sesuatu yang mutlak ada dalam pembelajaran berbasis proyek sampai kemudian semuanya ditentukan oleh kita oke kita kata saya oke anak-anak minggu depan kita akan mengadakan pembelajaran membuat proyek Projectnya ini, sudah ditentukan sama saya Nanti yang dibawah ini, ini, ini Kalian akan begini, begini, begini Laka-lakanya begini-begini. Oke. Udah.

Ada kata tiga jalan aja. Nah, itu ya. Keterlibatan murid di situ belum terbentuk.

Belum terbentuk. Sebenarnya saya tidak seperti itu. Kemudian, ada masalah atau tantangan yang konteksual. Ini penting.

Penting banget ya. Penting banget bagi kita untuk menghadirkan masalah-masalah yang konteksual. yang relevan, yang nyambung dengan kehidupan mereka. Makanya ketika kita mengajak anak-anak kita, murid-murid kita, untuk peduli pada lingkungan sekitar, pada lingkungan sekolah, lingkungan rumah, dan sebagainya, itu sebenarnya kita akan mendapatkan masalah-masalah yang kontekstual. Bisa apa saja masalah kontekstual itu ya, bukan hanya secara fisik gitu ya, tapi juga secara yang lain, misalkan.

tentang bullying gitu ya. Itu bisa jadi sebuah proyek gitu. Tentang bangunan dan sebagainya. Ada satu yang menarik saya.

Tahun lalu gitu ya. Tahun lalu. Awal tahun aja.

Ya betul, tahun yang lalu ya. Tahun yang lalu. Kebetulan, saya cerita aja ya. Kebetulan di sekolah saya itu banyak kucing.

dari tetangga gitu ya. Karena anak-anak senang nama kucing gitu ya. Kucing-kucing itu pada datang gitu ya.

Datang gitu. Akhirnya ya ada beberapa yang kemudian menurut saya membawa makanan kucing dari rumah gitu. Kasih makan.

Nggak tahu itu kucing siapa gitu. Akibatnya apa? Akibatnya adalah banyak makanan yang tercecar gitu yang pertama. Yang kedua, kucing memakannya tidak teratur. Karena memang tidak teratur.

Akhirnya saya ajak murid-murid saya untuk melihat fenomena itu. Itu sebuah masalah bukan sih? Mengajak seperti itu. Kelas 4 waktu itu.

Kondisi seperti itu, menurut kalian itu sebuah... Seperti apa sih? Saya nggak menyebut itu masalah atau bukan. Menurut kalian, kondisi seperti itu apa?

Mereka mengidentifikasi. Ada kenyataan seperti itu, ada fenomena seperti itu di sekolahnya. Mereka melihat makanan kucing berceceran.

Kucing bisa makan kapan saja dan seterusnya. Akhirnya terjadi diskusi apa gilanya. Kemudian setelah itu, setelah ada masalah, baru kemudian mereka...

saya kasih pemandik, lalu apa yang dapat kalian lakukan? Apa yang dapat kita lakukan? Jadi diskusi lagi sampai akhirnya kemudian, oke Pak, kita akan membuat makanan kucing yang otomatis.

Otomatis akhirnya bisa keluar sendiri. Itu untuk mengantisipasi supaya makanan tidak bercerai kemana-mana. Jadi nanti bayangannya, bayangannya nanti...

Ada beberapa titik di sekolah, di sini taruh tempat ngasih makan kucing yang mereka buat. Di situlah anak-anak yang biasa membawa makanan bagi kucing, itu mengisi. Jadi tidak bercajaran.

Nah, seperti itu Bapak dan Ibu. Bahwa ada masalah, ada tantangan. yang konteksual.

Kemudian, kolaboratif. Artinya memang pebelajaran bebasan proyek ini biasanya tidak dilakukan secara individual. Tapi berkelompok.

Nah, tentu saja kolaborasi, kolaboratif. Kolaborasi itu bukan sekedar bekerja bareng. Tapi bagaimana sih dalam kolaborasi itu sebenarnya kata kuncinya adalah setiap anggota, setiap komponen dalam kelompok tersebut itu mempunyai peran. Kalau kata murid-murid saya, jangan jadi beban di kelompok. Cuma jadi beban di kelompok, jangan sampai seperti itu.

Atau cuma sekedar yang penting masuk kelompok, ada namanya di situ. Tapi bagaimana memang... Ada perannya Nah disini Tentu saja Perlu Atau murid-murid kita akan belajar Bagaimana sih kemudian membagi peran Bagaimana sih kemudian Mendelegasikan tanggung jawab Mempercayai temannya Memberikan kepercayaan Kepada teman-temannya Ini sebuah keterampilan yang Menurut saya Menurut pengalaman saya Luar biasa juga teman-teman Bapak-Ibu semuanya Selanjutnya, karakteristik pembelajaran berbasis proyek itu adalah adanya penilaian yang berkelanjutan.

Oke, selama ini teman-teman saya di sekolah saya, itu biasanya penilaiannya itu penilaian akhir, tes akhir. Penilaian berkelanjutan tidak seperti itu, teman-teman. Penilaian berkelanjutan itu sepanjang proses belajar, itu ada penilaiannya. Bisa disebut sebagai, kalau kita kenal sekarang adalah asesmen formatif. Iya, asesmen formatif itu bagian.

Bagian dari penilaian berkelanjutan. Dan berkelanjutan tidak selalu harus berupa asesmen formatif. Artinya apa? Artinya sepanjang proses belajar itu ada umpan balik yang kita berikan kepada murid-murid kita. Umpan balik supaya apa?

Supaya mereka bisa berkembang lebih baik. Supaya mereka mengetahui apa sih yang perlu dikembangkan, apa sih yang sudah bagus, apa sih yang perlu dipertahankan, bagian mana yang kemudian harus diperbaiki dan sebagainya. Upuan balik bukan kemudian kita cukup sekedar, oke, good, bagus, oke, luar biasa.

Itu belum berupa upuan balik. Belum. Kepada kita ketika kita, oke, bagian mana sih ini?

Bagian mana ya kemudian good-nya itu di bagian apa? Luar biasanya di bagian apa? Kemudian bagian mana yang tadi sebutkan?

Bagian mana yang perlu dikembangkan lagi? Bagian mana yang perlu diganti dan seterusnya? Tapi bukan berupa kritik ya, Bapak dan Ibu, teman-teman semuanya. Pembalik. Lebih ke pertanyaan pemantik Kira-kira bagian ini bagaimana ya Kalau ini Dikituin Dijadikan begini Kira-kira bagaimana ya Ini fungsinya sudah optimal atau belum ya Bukan Berupa kritik Ini tidak bagus Apaan kayak begini Bukan seperti itu juga ya Nah penelitian berkelanjutan Penelitian berkelanjutan itu saja penting bagi murid-murid kita mereka bisa mendapatkan umpan balik mereka bisa mengembangkan secara lebih bagus lagi dan akhirnya apa?

Akhirnya ketampilan mereka akan semakin bertambah kemudian juga adanya pengembangan ketampilan abad 21 ada kemampuan komunikasi, pembacaan masalah berpikir kritis, dan seterusnya nah ini beberapa karakteristik dari Penilaian, oh penilaian, mohon maaf. Pembelajaran berbasis projek. Oke, baik. Saya lanjut lagi ya.

Sekarang kita ke manfaat. Saya minum dulu. Apa manfaatnya?

Yang pertama, pembelajaran berbasis projek itu akan meningkatkan terampilan berpikir kritis menurut kita. Ketampilan berpikir kritis itu apa sih? Apakah selalu mengkritik orang?

Bukan. Ketampilan berpikir kritis itu berhubungan dengan pemecahan masalah. Berhubungan dengan memahami masalah dulu ya. Memahami masalah.

Kemudian mencari sumber-sumber. Menentukan sumber yang relevan. Maksudnya penilaian sumber ya. Bisa memecahkan masalah. Bisa kemudian menggunakan logika berpikirnya itu berpikir kritis ternyata berpikir kritis itu banyak variabelnya ada bagaimana bisa menemukan sumber yang tepat, memilih sumber yang tepat, bagi dasar pengambilan keputusan, atau sebagai dasar melakukan langkah berikutnya tentu saja ini bukan hal yang sederhana Tapi bukan pula hal yang kemudian sangat rumit, gitu.

Nggak bisa dilakukan, bisa, gitu. Bagaimana kemudian kalau saya mengajarkan ketika murid-murid saya mencari sumber di internet. Bagaimana saya mengejarkan, oh ini sumbernya kayaknya bukan sumber yang primernya.

Oke lah coba cari yang lebih bisa dipercaya daripada ini. Bandingkan dengan sumber yang lain misalkan seperti itu. Keterampilan seperti itu.

Sangat penting gitu ya. Sehingga murid-murid kita diharapkan tidak sekedar ketika ada informasi, oh iya pasti benar. Dapat satu informasi, oh iya langsung percaya. Gitu saja gitu ya. Tanpa kemudian mencoba untuk memahaminya, menyaring apakah dari sumber yang dapat dipercaya atau tidak.

Kemudian yang kedua, pembelajaran akan lebih mendalam. Oh iya tentu saja gitu ya. Dengan pembelajaran berbasis projek, itu banyak. Kemudian yang bisa dipelajari oleh murid-murid kita.

Mereka bisa belajar secara banyak hal dan juga lebih mendalam. Ketika fokus pada sesuatu. Misalkan tentang makanan kucing tadi.

Murid-murid saya bisa belajar bagaimana sih kemudian tahu kucing itu berapa perlu makannya. mengetahui juga apa me belajar merancang gitu merancang sebuah alat-alat yang kemudian bisa nutup sendiri itu ya walaupun akhirnya niru juga gitu dari dari yang ada di YouTube gitu ya tapi sedihnya bagi saya itu ya sudah ada usaha lainnya untuk bikinnya itu itu hai hai banyak hal yang lainnya gitu ya. Yang bisa jadi mereka menemukan hal-hal baru ketika mereka memang fokus mempelajari hal tersebut. Yang ketiga adanya keterlibatan murid.

Oh tentu saja juga ya. Seperti saya sebutkan tadi, bahwa pembelajaran berbasis proyek, bahkan bukan hanya pembelajaran proyek sebenarnya gitu ya, semua pembelajaran yang berfokus pada murid, itu harus melibatkan murid-murid kita. Dimulai dari apa?

dimulai dari menentukan tujuannya, kegiatannya seperti apa, bentuk kegiatannya seperti apa, masuk juga penilainya seperti apa. Emang bisa apa penilainya? Ya bisa. Oke, kalau saya.

Oke, dari kegiatan ini, apa sih yang... perlu kita nilai, rubriknya apa saja yang perlu kita nilai. Yang pertama kan bisa seperti itu.

Kemudian bagaimana kalian akan menunjukkan kemampuan kalian setelah kita selesai mempelajari tentang hal ini. Itu bagian keterlibatan murid dalam hal penilaian. Dan itu sekali lagi bisa kita laksanakan. Kita bisa melibatkan murid-murid kita. Dalam hal pelaksanaan tentu saja ya, dalam pelaksanaan, mereka terlibat.

Yang jelas adalah mereka perlu kepercayaan dari kita. Perlu. Ketika mereka dikasih kepercayaan, mereka akan lebih terlibat, akan lebih merasa nyaman.

Dan akhirnya ketika sudah merasa nyaman, aman dan nyaman, mereka akan merasa bahwa belajar itu akhirnya menyenangkan. Tidak ada, menurut saya, pembelajaran yang menyangka bagi murid ketika mereka tidak merasa aman dan nyaman Yang keempat, adanya kemandirian dan tanggung jawab Nah, kemandirian dan tanggung jawab ini teman-teman Ini sebenarnya adalah bentuk dari merdeka belajar Unsur yang sangat penting dalam merdeka belajar Kemandirian dalam apa? Kemandirian dalam mencari cara untuk mencapai tujuan. Kemandirian itu seperti apa? Apakah kemandirian itu tidak butuh orang lain?

Enggak juga. Yang namanya mandiri bukan tidak butuh orang lain. Tapi punya inisiatif. Punya inisiatif. Ketika...

Apa? Menurut kita, belajar berbasis proyek Mereka sudah menentukan tujuannya, sudah membuat rancangannya, mencari cara untuk kemudian bisa mencapai tujuan tersebut. Mencari cara supaya rancangannya bisa dilakukan.

Itu sebuah kemandirian. Bisa jadi nanti dia akan meminta bantuan. Iya, pastilah seorang murid pasti akan minta bantuan. Tidak mungkin dia melakukannya sendiri.

Dan ketika minta bantuan bukan berarti tidak mandiri. Tergantung seperti apa minta bantuan Kalau mencari kerjaan ini selesai kan ya gak mandiri Tapi bagaimana Misalkan pak saya belum tahu nih Tentang Cara membuat alat Yang Bisa nutup sendiri makanan kucing tadi Misalkan teman saya Teman saya Ketika saya misalkan Kasih misalkan pemantik Oh coba cari deh Dimana gitu Mungkin di Youtube mungkin ada. Nah itu bentuk bantuannya seperti itu.

Jadi bukan bantuan kemudian menyelesaikan masalahnya, enggak. Tapi bagaimana kita mengarahkan. Nah, kenapa kita memberikan bantuan?

Kita memberikan bantuan itu ketika murid-murid kita memang perlu. Yang saya sering amati dari teman-teman. Teman-teman di sini, teman-teman di sekolah saya.

Terlalu terburu-buru memberikan bantuan. Tidak sabar melihat murid-muridnya berproses. Padahal memberikan kesempatan kepada murid-murid kita untuk berproses. Untuk mencapai banyak atau beberapa pengalaman.

Oh pengalaman, oh ternyata yang begini itu belum berhasil ya. Oh dengan cara ini ternyata tidak sukses ya. Nah mereka akan terpacu untuk mencari cara.

Menemukan cara yang lain. Tapi ketika dikit-dikit kita bantu. Dikit-dikit kita bantu. Belum apa-apa sudah kita bantu. Oh nggak begitu.

Jangan begitu. Begini. Menunjukkan gitu ya. Nah itu kemandiran mereka. Itu bisa jadi akan sedikit demi sedikit akan berkurang.

Akhirnya mereka apa? Akhirnya mereka akan tergantung gitu. Tergantung kepada kita terus. Tergantung menunggu.

Bantuan kita terus gitu. Itu sebenarnya perlu kita hindari. Tahun menjawab juga. Tahun menjawab sangat terkait dengan kemandirian. Tahun menjawab itu bagian dari kemandirian.

Orang yang mandiri, dia bertahun menjawab. Itu. Nah, tentu saja kalau kita lihat salah satu kunci susah dari pembelajaran berbasis projek adalah adanya tanggung jawab dari murid-murid kita. Ketika mereka sudah menentukan pilihan, mereka bertanggung jawab terhadap pilihannya. Nah, itu yang perlu kita terus dampingi.

E, namanya juga murid. Mereka masih proses belajar. Kita tidak hanya bisa menentukan harus bertanggung jawab, tapi bagaimana kita membantu mereka supaya mampu bertanggung. jawab yang kelima kemampuan beradaptasi eh kita tahu bapak dan ibu teman-teman semuanya dalam pembelajaran berpisah Project itu akan banyak kegiatan bersama mereka menemukan masalah masalah baru mencoba solusi solusi solusi solusi mencoba eh apa alternatif solusi Ini melatih mereka untuk beradaptasi terhadap perubahan, beradaptasi terhadap situasi baru.

Dan kalau kemudian ini berlangsung, bukan terus-menerus ya, sering mereka dapatkan pengalaman ini, kita akan terus saja melatih kemampuan beradaptasi mereka, itu akan... Jauh lebih baik. Dan yang keenam, adanya penilaian otentik.

Kita bisa menilai kemampuan menurut kita secara real. Karena mereka melakukannya. Makanya penilaiannya itu dari awal proyek, pelaksanaannya sampai akhirnya. Bukan sekedar kita menilainya hanya di akhir saja. Atau kita menilainya produknya saja.

Tidak, tapi bagaimana prosesnya Bagaimana mereka memecahkan masalah Mereka memahami masalah Mengumpulkan bahan-bahan Merancang mengeksekusi perencanaannya bagaimana mereka ketika ada masalah mencoba memasakkan masalah tersebut problem solvingnya seperti apa nah ini yang bisa jadi tidak didapatkan dalam pebelajaran-pebelajaran yang basisnya bukan Project, apalagi sekedar membuat produk. Laka-lakanya bagaimana, Bapak dan Ibu? Yang pertama, ketika kita membuat pembelajaran berbasis project atau mengaplikasikan pembelajaran berbasis project, yang pertama adalah kita tentukan dulu tujuannya. Tujuannya untuk apa?

Setelah ketemu tujuan, baru kemudian kita tentukan topik atau masalahnya. Seperti yang saya sampaikan tadi, bahwa menurut kita bisa kok, bisa kok diajak untuk menentukan tujuan. Semua seperti apa.

Kalaupun tidak bisa atau belum terbiasa, bisa dari kita dulu. Tapi tetap kita coba libatkan murid-murid kita untuk mampu melakukannya. Menentukan topik atau masalahnya. Menentukan tema atau masalahnya.

Ini kemudian biasanya diawali dengan kalimat pemantik. Tujuan juga bisa kita awali dengan pertanyaan ataupun... pertanyaan permantik gitu ya pertanyaan permantik seperti apa yang terbuka bukan jawabannya iya atau tidak gitu tapi terbuka gitu oke misalkan yang tadi kucing yang tadi ya permantik saya misalkan apa sih yang dapat kita lakukan gitu itu yang kedua yang pertama adalah apa yang terjadi itu berlangsung terus menerus gitu ya kondisi yang tadi yang awalnya gitu akan berlangsung terus menerus apa yang terjadi Oke, itu bisa jadi nanti untuk menentukan tujuan, bisa jadi juga itu nanti akan berkembang untuk menentukan topik atau masalah.

Yang jelas, topik atau masalahnya itu yang relevan, yang kontekstual. Jangan kemudian kita bikin proyek, tapi proyeknya tidak dipahami oleh kita. Kenapa?

Karena sangat jauh dari kehidupan mereka. Mereka akan kesulitan. Jadi lihat aja Masalah yang ada di sekitar kita Banyak kok gitu Dan itu akan melatih Melatih murid-murid kita Untuk peduli Melatih murid-murid kita untuk berempati Kepada lingkungannya Melatih murid-murid kita untuk menjadi Problem solver Bagi masalah yang ada di lingkungannya Bukan justru jadi troublemaker Misalnya, ketika saya kan sering lihat berita tentang jalanan yang rusak. Mungkin di daerah Bapak Deni pun nggak ada ya. Kalau di daerah saya banyak jalanan yang rusak, berubang-lubang.

Bisa jadi kita sedang lewat saja. Jalan rusak gimana sih pemerintah daerah? ini gimana sih pemerintah daerah itu jalanan rusak dibiarin saja bisa jadi berikut itu juga akan agak berarti biarin aja deh jalanan rusak gak peduli gitu tapi bagaimana kemudian kita bayangkan bahwa mulai kita melihat jalanan rusak oh jalanan rusak ya apa yang bisa kita lakukan apa yang bisa kita lakukan sekarang Itu kan kita akan lebih bangga dengan mulut yang seperti itu.

Atau misalkan, ya sederhana saja. Ketika di sekolah misalkan, ada beberapa keran air itu tidak tertutup sempurna. Airnya netes-netes.

Oke, satu keran mungkin cuma netes saja. Tapi ketika ada beberapa, kita bisa... Ajak mereka untuk berpikir. Memikirkan.

Ini ada beberapa kran yang bocor di sekolah kita ini. Kira-kira air yang terbuang dalam sehari berapa. Apa yang bisa kita lakukan.

Sederhana. Yang bisa jadi, itu akan jadi sebuah proyek yang menarik bagi mereka. Tentang sampah yang berserakan. Tentang bagi yang...

Biasa melepas sepatu atau langsung kaki ketika masuk ruangan kelas bisa dilihat. Apakah sudah rapi atau benar-benar. Itu bisa jadi sebuah proyek. Atau mungkin ketika teridentifikasi di sekolah itu banyak yang menggunakan kata-kata kasar.

Itu bisa juga jadi sesuatu yang menarik bagi mereka. Ada penelitiannya, ya ada lah. Mengapa kata-kata kasar itu muncul, apa penyebabnya. Dimulai dari situ. Bukan langsung kemudian, ada kata-kata kasar, yuk kita bikin.

Itu belum sampai tahap yang lain. Misalkan, di sekolah saya, ada yang lapor. Di kelas, banyak yang berkata-kata kasar. Jadi apa yang bisa kita lakukan dong?

Ayo kita bikin poster. Supaya tidak mengajak berkata kasar. Itu belum berupa proyek.

Belum. Belum basis proyek. Tapi bagaimana kemudian melakukan penelitian.

Kenapa kata-kata kasar itu muncul. Mengidentifikasi masalahnya. Dari mana sih munculnya. Apakah dari rumah. Apakah dari perkembangan dan sebagainya.

Sehingga. ketika sudah melihat penelitian, solusinya akan lebih pas, lebih kena. Penelitian juga bisa lewat, tidak harus langsung pergi ke masyarakat, tapi bisa lewat kajian di internet, kajian pesta kan, sebagainya. Itu juga salah satu bentuk penelitian.

Yang jelas adalah bagaimana kemudian mereka mengumpulkan Mengumpulkan data, memverifikasi data, bagian itu yang penting. Penting untuk apa? Penting karena banyak yang mereka pelajari, dan penting untuk menemukan solusi yang lebih efektif. Kemudian baru setelah menentukan masalah, baru merancang proyek. Mulai dari apa?

Proyeknya akan dilakukan berapa lama? kemudian nanti produknya akan seperti apa, apa yang akan kita lakukan, bikin sketch-annya seperti apa, berupa barang, kalau bukan barang mungkin kanvasnya akan seperti apa, langkah-langkahnya akan seperti apa, tahapannya seperti apa, termasuk juga timeline, penanggung jawab, apa yang dilakukan. Nah disitu...

Kita juga belajar banyak hal Buat perencanaan Mohon maaf Mengingatkan untuk waktunya 10 menit lagi ya Pak Oke baik Terima kasih Saya cepat ya Mohon maaf Kemudian baru pelaksanaan Pelaksanaannya Nah dalam pelaksanaan ini tentu saja Yang perlu kita perhatikan Bapak dan Ibu teman-teman semuanya adalah Bagaimana kita kata kunyit yang tadi sudah saya sebutkan kita memberikan kepercayaan kepada murid-murid kita ketika kita gatal, pengen tahan, tahan, tahan, biarkan mereka melakukannya dulu, biarkan mereka mencari solusinya, kasih kesempatan mereka untuk itu, kita apa? kita memastikan bahwa pembelajaran pelaksanaannya tetap pada koridornya fungsi kata seperti itu kemudian refleksi dan pelaporan kita perlu gitu ya, perlu bagi murid-murid kita untuk yang pertama menilai gitu ya melihat apa sih yang sudah dilakukan sudah puas atau belum menurut mereka sudah baik atau belum kalau yang sudah baik, baiknya di mana bagusnya di mana Kalau bagaimana yang belum, apa yang akan dilakukan nanti, next, perbaikannya akan seperti apa. Kemudian juga membuat pelaporan. Apakah pelaporan yang setulis?

Enggak juga gitu ya. Apakah kemudian pelaporannya harus dalam bentuk bahas kayak karya tulis? Tidak juga.

Kita bisa melibatkan kita dalam pelaporan. Oke, nanti pelaporannya akan seperti apa? Di awal tentu saja ya. Apakah nanti pelaporannya dalam bentuk...

presentasi, apakah dalam bentuk video atau bentuk yang lain ya gak apa-apa, jadi pelaporan jangan kemudian kita terpaku, yang namanya laporan itu harus tertulis kemudian seperti karya tulis, harus seperti itu kita bisa membuat mengajak murid-murid kita untuk berpikir bagaimana sih membuat laporan yang lain yang kemudian lebih sesuai dengan mereka, kemudian penilaian Penilaiannya itu Saya sebutkan tadi mulai dari awal Dari awal Penilaiannya berkelanjutan Nanti kita Mudah-mudahan masih ada waktunya Nanti kita coba lihat penilaiannya seperti apa Nah ini contohnya Misalkan Membuat taman imut Jadi ini ceritanya Ada lahan Sekolah yang kemudian tidak belum dimanfaatkan, kemudian terpikir karena tidak dimanfaatkan kan jadi kotor, jadi banyak bersemak-semak, banyak nyamuk dan sebagainya. Nah ini kemudian yang bisa dilakukan adalah bagaimana sih memanfaatkan lahan kosong, sedikit lahan kosong tersebut. Terima kasih. mengidentifikasi masalah yang dulu masalahnya apa?

masalahnya adalah yang tidak terpakai, tidak termanfaatkan, tidak terurus akhirnya membuat pemandangan gak bagus pemandangan gak bagus ada banyak nyamuk dan sebagainya ini sesuatu yang kemudian harus diantisipasi, harus kemudian dicari pemenjahat masalahnya kemudian baru apa? Muncul ide bagaimana kalau kita buat di lahan yang kecil ini, bagaimana kalau kita buat sebuah taman. Kemudian menaruhkan penelitian. Penelitiannya seperti apa? Tanaman apa saja sih yang bisa tumbuh dengan mudah, yang perawatannya mudah, nggak ribet, yang cepat berkembang.

Karena untuk usia SD ya. Kemudian cocoknya apa ya kalau tanamannya seperti ini dan seterusnya. Jadi mereka menawarkan penelitian itu.

Bisa, ya bisa. Tentu saja ada bimbingan dari kita. Setelah itu baru membuat perencanaannya.

Nanti sketsa tamannya seperti apa. Tanaman-tanaman yang ada di situ apa saja. Itu masuk ke perencanaan Ada berapa batang yang ada di situ Nanti akan ditanam di mana Kapan pemumpukannya Kapan penyiramannya Siapa yang bertanggung jawab terlebih dahulu Itu semua Termasuk berapa jangka waktunya Dan sebagainya Itu adalah bagian dari perencanaan Kemudian pengumpulan sumber daya Setelah itu baru kemudian mencari bibitnya Betul kan kalau di tempat saya Di sekolah saya itu tidak terlalu jauh dari yang dua bibit tanaman Ada pengumpulan bibitnya, pupuknya, peralatannya Apakah ada tanah khusus yang perlu dibeli dan seterusnya Dan baru kemudian penanaman dan perawatannya Ini nanti termennya berapa minggu atau berapa bulan Sesuai dengan perencanaan tadi Dalam penanaman dan perawatan ini Tanggung jawab, komitmen murid-murid itu perlu kita rawat, perlu kita jaga.

Karena biasanya kalau sudah, itu biasanya lewat saja. Awal-awalnya semangat, tapi ketika kita tidak rawat, tanggung jawabnya sudah lewat. Makanya penanaman dan perawatan itu perlu didiaga.

Dengan cara misalkan ada jadwalnya, ada penanggung jawabnya hari ini siapa, atau minggu ini siapa, dan seterusnya. Setelah itu, setelah beberapa saat kemudian baru mereka presentasi. Yang di presentasi kan apa?

Mulai dari awal. Kegiatannya seperti apa? Kendala yang dihadapi apa? Hal yang menarik apa?

Gimana mereka mengatasi masalahnya. Pengetahuan baru apa yang mereka dapatkan. Hal baru apa yang mereka dapatkan. Dan refleksi.

Refleksi itu sudah sangat tahu ya Bapak dan Ibu. Oke. Saya mau coba lagi. Nah ini kalau bentuk penilaiannya seperti apa. Nah seperti ini Bapak dan Ibu.

Oke terlihat ya. Oke. Terlihat ya.

Terlihat. Kak Ana terlihat? Iya terlihat Pak. Oke baik, terima kasih. Nah saya memakai rubrik ya, rubrik ada 4 hal yaitu aspek penilaiannya ya, desain dan perencanaan, kemudian kerjasama dengan teknik dan presentasinya.

Misalkan seperti ini, untuk yang, ini perkelompok, desain dan perencanaan. perencanaan itu ada kriterianya kriterianya, aspeknya dulu aspeknya sesuai dengan desain desain taman dengan lingkungan sekolah apakah sesuai enggak desain tamannya dengan lingkungan sekolah, kemudian kreativitas desainnya seperti apa, kelengkapan dan kejelasan rencana perawatannya apakah jelas atau enggak itu mulai dari desain dan perencanaannya kemudian ada empat empat kriteria yaitu Sangat baik, cukup baik, dan juga perlu perbaikan. Nah, yang sangat baik itu kalau misalkan desainnya sangat sesuai dan juga kreatif, kemudian juga rencana perawatannya sangat jelas. Kemudian yang poin baik, itu desainnya sesuai, rencana perawatannya cukup jelas. Kemudian yang cukup baik, itu desainnya kurang sesuai, rencana perawatannya kurang jelas.

Dan yang perlu perbaikan, itu memang tidak sesuai desainnya dan juga rencana perawatannya tidak jelas. Itu dari aspek Sain dan juga perencanaan Kemudian juga saya menilai Aspek kerjasamanya Di kerjasama ini ada beberapa hal Atau beberapa indikator yaitu Partisipasi aktif setiap anggota Kemudian kemampuan bekerjasama Dan menyelesaikan konflik Membagian tugas yang adil dan efisien Masih sama ya Kriterianya sangat baik, cukup baik, dan juga perlu perbaikan. Jadi juga dalam proses dan juga teknik penanaman, kesesuaian teknik penanaman dengan jenis tanaman, perawatan yang dilakukan, pembagian tugas yang adil dan efisien. Ini bukan bagian tugas yang adil dan efisien. Kemudian presentasinya, itu tentang kejelasan presentasi dan kejelasan proyek, kemampuan menjawab pertanyaan dari teman-temannya.

Kemudian kedalaman refleksi tentang proses dan juga pembagian yang didapatkan. Oke, kayaknya waktunya sudah cukup, Kak Ana, atau masih ada? Sudah cukup ya?

Oke, Bapak sudah cukup? Ada waktu 2 menit mungkin? 2 menit, oke. Cukup deh kayaknya.

Oke. Ini saya... Berhenti dulu berbaginya Slideshow-nya Atau gimana? Turun aja ya Terima kasih Bapak Atas penyampaian materi Yang luar biasa sekali ya Dan tadi kita Belajar banyak Sekali ya Bapak-Ibu, di malam hari ini akan sedikit saya rangkum sebelum kita keset si tanya-jawab pada malam hari ini. Tadi Pak Aswud sudah dijelaskan mengenai bagaimana proyek best learning yang melibatkan murid.

Tadi kita sudah belajar banyak ya, diawali dengan apa sih itu PBL gitu. Mengenal terlebih dahulu yang merupakan PBL ini adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada murid dengan menggunakan sebagai inti dari proses pembelajaran. Kemudian untuk karakteristiknya seperti apa? Karakteristiknya ini ada yang berbasis projek, kemudian keterlibatan murid, kemudian tentang tantangan konteksual, kemudian ada kolaboratif, selanjutnya penilaian berkelanjutan dan pengembangan keterampilan abad 21. Nah, manfaatnya apa saja?

Tadi manfaatnya yaitu pembelajaran yang... mendalam, kemudian meningkatkan keterampilan berpikir kritis, kemudian kemampuan beradaptasi, kemudian keterlibatan murid, dan juga kemandirian. dan tanggung jawab. Kemudian langkah-langkahnya Bapak Ibu, tadi ada yang pertama mengidentifikasi tujuan, kemudian menentukan topik masalah, kemudian merancang proyek, dilanjutkan dengan pelaksanaan, kemudian adanya refleksi dan pelaporan, kemudian adanya penilaian.

Tadi juga oleh Pak Sus sudah dijelaskan ya tentang ada beberapa contoh dan juga yang terakhir tadi mengenai penilaian dari PBL itu sendiri. Semoga apa yang sudah kita dapatkan dari pasukku tadi bermanfaat bagi Bapak Ibu tentunya. Nah Bapak Ibu, sebelum kita ke sesi tanya-jawab, saya ingin menyapa dulu Bapak Ibu apakah masih semangat ya di hari kedua ini?

Boleh kita kembali lagi menyuarakan tagline dari Diklat Online. Bapak Ibu bisa bantu menjawabnya dengan semangat nanti ya. Sama seperti tadi ketika saya bilang Diklat Online, Bapak Ibu bisa menjawabnya dengan sumber. belajar bersama sudah siap Bapak Ibu, kita mulai di Cloud Online sumber belajar bersama belajar bersama belajar bersama belajar bersama oke, luar biasa nih masih semangat ternyata ya tadi ternyata Bapak Ibu semangat menyimak juga, nah sekarang punya Sesit aja Bapak-Ibu bisa bertanya kepada pemateri dan juga bisa sharing juga. Oke, untuk pertanyaan kita ada dua sesi.

Sesi pertama ada di room Zoom, kemudian yang kedua yaitu di link Mentimeter yang sudah dibagikan. Sesi pertama akan ada di room Zoom, untuk itu Bapak-Ibu yang ingin bertanya silakan untuk raise hand dan diaktifkan kameranya. Baik, ini ada dari Pak Syaful Bahri. Halo selamat malam Bapak bisa diaktifkan mic-nya?

Selamat malam. Selamat malam Bapak. Oke silahkan Bapak.

Oke terima kasih Mbak Hana dan Bapak Sudrais. Sangat bagus nih untuk presentasinya malam ini. Kami dari Kalimantan Selatan ini, tepatnya di Kabupaten Tanah Laut.

Kebetulan saya seorang guru SMA yang tadinya sudah pernah tugas tapi mengabdi menjumbangkan ilmu kepada anak didik kita untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Nah, dari pemahaman Bapak tadi, saya coba menelaah manfaat dari PBL ini. Di poin ketiga, kalau tidak salah itu, pada 6 poin tadi, keterlibatan murid. Betul Pak ya, ada keterlibatan murid. Nah, betul.

Nah, pertanyaan kami sampai sejauh mana Pak, efektivitas murid mengikuti atau melaksanakan PBL, di mana dari sekian murid yang ada, tentu ada yang tidak senang, ataupun setengah-setengah untuk mengikuti PBL tersebut. Yang kedua, kemudian bagaimana cara mengatasinya? Itu, Pak, pertanyaan dari kami. Terima kasih.

Terima kasih, Pak Sheffelberry, sudah menyampaikan pertanyaannya. Dan selanjutnya akan asli jawab oleh Pak Suhaim. Silakan. Terima kasih, Pak Sheffelberry. Luar biasa pertanyaannya.

Oke ya, ini kenyataan yang selalu kita hadapi di kelas kita. Apalagi kalau misalkan teman-teman di kelasnya... 30 murid Datang ke sekolah ya Cuma datang aja Yang penting datang Daripada di rumah di mana orang tua Mendingan ke sekolah Anak Indonesia itu kan Murid Indonesia itu murid paling bahagia Segininya Murid penelitian kan seperti itu Daripada Itu sebuah kenyataan Kemudian bagaimana Tidak semua seperti itu ya. Ada juga yang memang benar-benar ingin belajar, ingin berkembang.

Nah, kemudian bagaimana kita menghadapi kondisi seperti ini. Dan kita tidak menutup, tidak menafikan. Wah, nanti ketika dengan PBL semuanya akan semangat.

Ya, enggak juga. Enggak. Tapi bagaimana sih kemudian kita mencoba mencari cara supaya kemudian mereka bisa... Terlibat Sebenarnya Mulai dari yang dekat dengan mereka Kalau sesuatu itu Nyentuh Nyentuh mereka Oh relate dengan kata-kata Oh relate dengan aku Itu Biasanya akan tertarik Sehingga kita perlu, kalau kata keaja diantara, mengetahui jiwa zaman. Jiwa zamannya seperti apa.

Itu salah satunya. Yang selanjutnya adalah bagaimana sebenarnya kuncinya. Itu adalah bagaimana kita memanusiakan hubungan. Artinya apa?

Oke. Jangan kita berpikir PBL dulu. Kalau kita mau melibatkan murid gitu ya. Tapi bagaimana sih kita mencoba memahami mereka. Yang saya buat dengan memanusikan hubungan.

Intinya adalah bagaimana kita berempati kepada mereka. Sama seperti kita. Kita datang ke kelas bisa jadi ada masalah di belakang kita.

Murid kita masuk ke kelas bisa jadi ada masalah di belakang mereka. Bagaimana kemudian kita mencoba. memahami ketika ada murid kita yang seperti itu, ketika ada murid kita yang motivasinya kurang kita lihat, kok sekolah kok ugahan-ugahan sih, kok tugas-tugasnya nggak dikerjain sih, kita coba paham apa yang terjadi dengan murid kita oke, gitu misalkan satu langkah misalkan kita kasih hukuman gitu ya, oke bisa jadi cocok untuk satu murid tapi tidak semua murid akan cocok karena apa? Karena bisa jadi motivasinya berbeda.

Hal yang menyebabkan dia tidak mengerjakan tugas itu bisa jadi berbeda. Dan itu perlu kita pahami dulu. Ketika mulai kita sering males, sering mengganggu. Kita pahami dulu. Kenapa seperti itu.

Karena dari hal seperti itulah ketika kita memahami mereka. Berempati kepada mereka. Kemudian mencoba.

Masuk ke dunia mereka gitu. Membuat mereka merasa diterima. Membuat mereka merasa dipahami. Ini kan saya sebutkan tadi. Mereka akan merasa nyaman gitu ya.

Tapi ketika mereka tidak dipahami gitu ya. Misalkan ada menurut saya gitu ya. Dia di rumah duduk orang tuanya mohon maaf.

Broken home gitu kan ya. Ataupun kalau nggak broken home ya. Serumah tapi...

sepertinya gak ada di rumah gitu kan atau ayahnya, ayah ibunya kerja semuanya gitu, ada murid saya yang seperti itu sehingga dia malam-malam itu harus menungguin bapaknya pulang gitu bapaknya biasanya jam 11 baru pulang dia nungguin nungguin bapaknya pulang gitu jam 11 akhirnya apa di kelas itu sering ngantuk gitu sering ngantuk, saya gak bisa memaksakan Ya kenyataannya dia memang seperti itu gitu. Seperti itu. Menurut dipahami. Apakah kemudian yaudah deh biarin aja. Enggak juga gitu kan.

Artikan ada ngobrol juga dengan orang tuanya. Ini bagaimana gitu kan. Anaknya sering terlihat ngantuk gitu ya di kelas.

Bahkan kadang-kadang sampai tertidur. Jadi itu penting gitu ya. Penting bagi kita membuat murid kita merasa aman dulu.

Merasa dipahami, merasa nyaman. Nah, ketika itu sudah ada, ketika kita mau melibatkan mereka, itu akan lebih mudah. Tapi ketika kita pukul rata, ayo semuanya gitu. Kita hari ini mau ini, semuanya ikut ya.

Tapi masalah juga ketika yang saya sampaikan tadi, bagaimana dengan kelas yang besar? Apakah satu persatu kemudian? Kita Secara personal gitu ya Gak juga akhirnya apa Akhirnya kan Saya belum kebanyak sebenarnya Kalau di kelas besar Kelas besar di saya itu paling banyak 20 Itu sudah besar banget 20 bagi saya gitu kan Itu sudah lumayan Tapi kalau yang 20 Misalkan saya pernah Beberapa tahun 20 Anak dalam satu kelas Gitu Biasanya sih, akhirnya kan ada kayak, bukan grouping sih sebenarnya, identifikasi ya, murid ini seperti apa. Nanti penanganannya seperti apa, kemudian nanti kalau pengelompokan, kalau PBL kan pasti ada pengelompokannya. Pengelompokannya yang efektif seperti apa.

Supaya murid ini bisa kemudian terlibat dalam kelompoknya. Jangan sampai kemudian... Kelompoknya itu yang aktif semua, atau kelompoknya yang... Nggak mau semua gitu, atau kelompoknya nggak cocok, nggak match gitu ya.

Artinya, kalau dalam satu kelompok, justru dia akan ngobrol terus gitu ya. Atau justru nggak mau komunikasi. Nah, itu yang perlu kita perhatikan gitu ya. Intinya tetap sama bagaimana kita memahami murid kita.

Seperti itu, Pak Saiful Bahri. Terima kasih Pak Sud atas jawabannya. Semoga Bapak Chef Kubari terbantu Bapak ya. Terima kasih.

Terima kasih Bapak. Oke, selamat-selamat Bapak. Kita ke pertanyaan selanjutnya. Silakan Bapak Ibu yang ingin bertanya untuk raise hand dan diaktifkan kameranya. Oke, ini ada Ibu dengan username bo5758.

Halo, selamat malam Ibu. Bisa diaktifkan kameranya, Ibu? Iya. Oke. Terima kasih.

Oh iya. Tadi mengenai sebenarnya saya juga berpikir seperti tadi yang disampaikan oleh Bapak Saiful Bahri. Namanya anak itu kan kalau Pak Saiful Bahri tadi kan mengajarnya di tingkat SMA ya.

Lebih tinggi. Kalau saya kan di tingkat dasar. Di SD gitu. Nah ini seperti tadi, rata-rata itu guru kami, itu banyak yang belum katakanlah bisa memahami apa itu karakter anak-anak. Tadi sebenarnya mengenai langkah-langkah itu kalau saya masih katakanlah kurang jelas Pak Suhut Rais.

Mohon maaf. Saya sebenarnya jarang mengajar, paling mengajar itu apabila ada guru-guru yang tidak adil. Jadi saya hanya membantu, tapi kadang saya juga mengamati anak-anak itu karakternya memang. Nanti sebagai bahan masukan ke rekan-rekan guru.

Dari pengalaman webinar ini, saya dapat mengambil... Apa itu pengalaman untuk pengetahuan pada rekan-rekan guru mengenai projek tadi, itu kayaknya masih jauh. Sebenarnya kami juga memberikan waktu, kesempatan untuk ikut menambah pengetahuan. Tapi ya namanya manusia itu bermacam-macam juga ada yang rekan guru itu bersemangat sekali seperti itu jadi yang namanya proyeknya itu belum belum paham apalagi kalau disampaikan ada yang sekarang itu ada p5 nya gitu loh kalau menurut saya kan bisa gitu saat arah ya proses begitu jadi bersih nambungan dengan melihat tadi langkah-langkah nanti saya berharap nanti bisa ke Saya tularkan kepada rekan-rekan.

Jadi saya tidak ingin bertanya itu. Cuma nanti saya akan lebih mendalami lagi di YouTube-nya, Pak. Karena tadi saya sempat ke belakang. Jadi ada yang ketinggalan.

Jadi nanti saya lebih mendalami lewat YouTube-nya. Saya ucapkan terima kasih. Saya dapat mengikuti. Kegiatan webinar ini Semoga bermanfaat Terima kasih Bapak Terima kasih Ibu siapa Ibu?

Ibu Kostiani Terima kasih Ibu kepala sekolah ya Kita tidak hanya berempati Kepada murid-murid kita Tapi kita juga berempati Kepada teman-teman guru kita juga ya, gitu ya oke, sudah apa, bukan nggak mau gitu ya, bukan nggak mau belajar, gitu-gitu hanya tapi mungkin ada hal yang lain, ada prioritas yang lain, kemudian yang yang perlu mereka pilih gitu ya, tapi tidak juga harus kemudian langsung banyak, ketika belajar langsung banyak dan sebagainya, tapi yang yang kita dorong adalah bagaimana teman-teman kita itu mau mau berkembang, sedikit gak apa-apa oke belum memahami murid utuhnya ya gak apa-apa, tapi paling gak itu tidak lagi kemudian mengedepankan hukuman jadi guru yang, kalau dulu guru killer gitu kan banyak penghapus melayang di kelas itu ya sealami dulu kan begitu ya karena memang kita kan Apalagi posisi ibu sebagai seorang pemimpin Itu kan mengayomi banyak hal Mengayomi banyak orang Banyak hal yang dipikirkan Sama sebenarnya guru-guru juga banyak yang dipikirkan Saya gitu banyak yang dipikirkan Saya guru bu, saya guru SD juga Banyak yang dipikirkan, banyak Kami guru-guru juga perlu dipahami Ketika ada Ada seorang pemimpin yang mengayomi. Oh iya, oh iya, begini ya. Kita merasa aman, kita merasa nyaman, merasa kemudian diperlakukan dengan baik. Kalau diajak belajar, itu akan senang.

Tapi kalau kalian gitu saja nggak bisa, gimana mau belajar. Seperti itu Bapak dan Ibu, teman-teman semuanya. Kita belajar Yang penting kita ada Ada yang Baru ada kemudian dikembangkan Setiap waktu, setiap saat Tidak harus banyak Karena yang banyak itu biasanya Cepat dilupakan juga Tapi kalau sedikit, tapi kemudian kita praktekkan Kita praktekkan terus Itu akan lebih berdampak Terima kasih Dan juga Bu Kustiani, semoga semangat saling Bu.

Terima kasih sudah sharing tadi. Oke, Pak Sud dan juga Bapak-Ibu paserta di klub pada malam hari ini, kita akan beralih ke pertanyaan yang sudah ada di link mentimeter yang telah dibagikan. Pertanyaan pertama dari Bu Tunita Linda, beliau bertanya, apa yang bisa kita lakukan untuk proyek pengembangasi sebuah kota di desa? Silahkan Pak Sul untuk langsung menjawab. Wah, oke.

Ini pertanyaannya langsung ya. Apa yang bisa dilakukan untuk proyek di desa? Banyak sekali gitu ya.

Ini di Kalis, Kapuas Hulu. Ini berarti dekat dengan sungai Kapuas ya. Banyak di situ yang bisa dikembangkan.

Ekosistem masalah-masalah di sungai, masalah-masalah penduduk di sana. Atau mungkin masalah tentang lingkungan Kawasan hutan Kalau di Kalimantan mungkin seperti itu ya Kalimantan Barat Kapuas Hulu itu daerah mana ya Apakah dekat dengan perbatasan Malaysia misalkan Gak tau sih saya Pokoknya yang sesuai dengan konteks saja Seperti saya contohkan tadi Ketika sekolah saya Di sekolah saya banyak kucing aja Udah jadi buah masalah gitu ya Ketika misalkan di sekolah Misalkan bapak dan ibu sering banjir misalkan oke, ya kalau di Kalimantan, biasanya seperti itu ya saya pernah ke Kalimantan Kalimantan juga pernah sih, Kalimantan Selatan oh Kalimantan Selatan yang banyak rumah ini ya rumah panggungnya gitu ya oke, Kalimantan Barat itu kalau nggak salah banyak ini ya kebun kelapa sawit ya dan sebagainya, yang jelas adalah bagaimana kita melihat sesuatu masalah di lingkungan kita gitu masalah apapun itu, di desa banyak gitu Banyak masalah kemudian. Di kota juga banyak masalah. Jadi PBL itu sebenarnya tidak kemudian yang di kota itu akan lebih mudah mencari masalahnya. Di kota, di desa lebih susah.

Tapi bagaimana kita mencoba menguatkan menguatkan apa? Apa sih namanya? Kita menguatkan penilaian kita terhadap lingkungan kita.

Kita mencoba melihat masalah di lingkungan itu apa. Sesederhana tadi, misalkan keran air yang bocor di sekolah itu berapa sih. Itu sebuah masalah juga. Jadi tidak kemudian masalah harus yang ruwet. Masalah politik juga nggak perlu.

Kadang-kadang tidak perlu Tapi masalah yang keseharian saja Yang kemudian Dampaknya Itu kita lihat Dan masalahnya itu bisa kita lihat Kita rasakan karena ada di depan kita Bisa jadi Kitanya yang belum aware selama ini Atau anak-anak kita yang belum aware selama ini Bahwa itu adalah sebuah masalah Begitu Bu Tunita Linda Oke, terima kasih Bapak atas jawabannya. Jadi dapat mengangkat permasalahan yang ada di sekitar Bapak gitu ya. Jadi bisa banyak nantinya gitu. Oke. Pertanyaan dari Ibu Linda tadi sekaligus menutup perjumpaan kita di malam hari ini, di hari kedua ini, tapi sebelum itu mungkin dari Pak Surut ada yang ingin disampaikan mungkin untuk esok hari di hari ketiga ada apa yang disiapkan, apa yang dipelajari gitu.

Boleh Bapak silakan. Oke baik, ya terima kasih ya Kak Anna, Bapak Ibu, teman-teman semuanya. Mudah-mudahan besok malam kita masih bisa belajar bersama lagi dan kita akan belajar tentang pembelajaran berbasis inquiry, silakan dipelajari pembelajaran berbasis inquiry seperti apa.

Bisa jadi nanti teman-temannya akan banyak sharing tentang pembelajaran inquiry. Silakan juga dilihat apakah selama ini sudah melakukannya atau belum. Boleh juga disiapkan pertanyaan-pertanyaan terkait dengan pembelajaran.

berbasis inquiry. Oke, itu saja Kak Anna. Terima kasih Bapak. Jadi nanti Bapak Ibu bisa dipersiapkan materinya atau mungkin ada yang ditanyakan nantinya. Semoga besok berkesempatan untuk bertanya dengan Pak Sofut Rais tentunya.

Oke, sebelum ditutup, mari Bapak Ibu kita berfoto bersama terlebih dahulu. Jadi silakan Bapak Ibu untuk diaktifkan kamera dan Juga disiapkan pose terbaiknya. Silahkan Bapak Ibu. Kalau sudah siap, saya hitung hingga dengan ketiga. Satu, dua, tiga.

Boleh berganti gaya Bapak Ibu. Satu, dua, tiga. Oke, sekali lagi. Berganti gaya.

Satu, dua, tiga. Oke, terima kasih Bapak Ibu dan juga Pak Sotrois yang hari ini bersama kita mendapatkan banyak sekali ilmu dari Pak Sotrois dan akan dirancutkan di esok hari. Dan juga Bapak Ibu luar biasa sekali hari ini antusiasmenya.

Semoga besok juga tambah lagi semangatnya ya. Dan saya rasa cukup. yang kemarin hari ini selamat malam sampai jumpa selamat beristirahat Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh pertanyaan Pak Ruis Assalamualaikum Pak Ruis Terima kasih Pak Abdul Rais, Makasih Pak Rais, Makasih Pak Rizwais, Makasih Pak Rizwais, Makasih Pak Rizwais, Makasih Pak Rizwais, Makasih Pak Rizwais, Makasih Pak Rizwais, Makasih Pak Rizwais, Makasih Pak Rizwais, Makasih Pak Rizwais, Makasih Pak Rizwais, Makasih Pak Rizwais, Makasih Pak Rizwais, Makasih Pak Rizwais, Makasih Pak Rizwais, Makasih Pak Rizwais, Makasih Pak Rizwais, Makasih Pak Rizwais, Makasih Pak Rizwais, Makasih Pak Rizwais, Makasih Pak Rizwais, Makasih Pak Rizwais, Makasih Pak Rizwais, Makasih Pak Rizwais, Makasih ini ini ini ini ini ini ini ini ini ini ini ini ini ini Terima kasih.

Hai teman-teman Hai teman-teman Hai teman-teman Hai teman-teman Hai teman-teman Hai teman-teman Hai teman-teman Hai teman-teman Hai teman-teman Hai teman-teman Hai teman-teman Hai teman-teman Hai teman-teman belajar dimana saja dengan cara menyenangkan kapan saja pendidikan dan pelatihan dengan dikelak terbesar dari semua tujuan mulia pendidikan kita bersama di klub online dan belajar bersama bersama di klub online sempurna belajar bersama ya di klub online kita online di klub online semoga belajar bersama Iklat online, iklat online, iklat online, semua belajar bersama Dari desa hingga kota, dari berbagai usia Semua belajar bersama, demi pendidikan kita Bersama di Klatonline Sumber belajar bersama Bersama Di Klat Online Sumber belajar bersama Intro Intro Intro Intro Intro Intro Intro Intro Intro Intro Intro Intro Intro Intro Intro Pendidikan dan pelatihan dengan Diklat terpercaya Dari semua tujuan mulia pendidikan kita Bersama Diklat Online Sumber belajar bersama Bersama Diklat online Sumber belajar bersama Diklat online Diklat online Diklat online Sumber belajar bersama Diklat Dari desa hingga kota, dari berbagai usia Semua belajar bersama demi pendidikan kita Bersama di Klat Online Sumber belajar bersama Bersama Di Klat Online Sumber belajar bersama