Transcript for:
Memahami Demokrasi dan Penerapannya di Indonesia

Intro Demokrasi dan penerapannya di Indonesia Coba pikirkan, adakah perubahan positif yang ingin kamu lihat di sekolah, masyarakat, atau bahkan negara? Misalnya, kelas yang lebih mengakomodasi kebutuhanmu, atau lingkungan yang lebih bersih, ramah, dan aman untuk tumbuh dan berkembang? Dapatkah keinginan-keinginan ini kamu suarakan agar ditanggapi? Jawabannya adalah ya! Jika ada demokrasi di lingkunganmu Jadi, apa itu demokrasi?

Demokrasi berasal dari bahasa Yunani, demos dan kratos Demos artinya rakyat dan kratos artinya pemerintahan Dalam demokrasi, rakyat ikut berperan dalam pemerintahan dan semua kepentingan harus mengutamakan kepentingan dan kesejahteraan rakyat. Berbeda dengan demokrasi, sistem diktator adalah pemerintahan yang dikuasai oleh satu orang dan sistem oligarki adalah pemerintahan yang dikuasai oleh beberapa pihak. saja. Lalu, kenapa demokrasi dianggap lebih baik? Ada tiga alasan utama.

Pertama, pemerintah dapat dimintai pertanggung jawabannya. Jika tidak menjalankan peran dengan baik, pemerintah dapat diganti oleh rakyat melalui pemilu. Kedua, hak rakyat dijamin oleh undang-undang.

Jika pemerintah melanggar hak rakyat, maka rakyat dapat mengandalkan sistem pengadilan untuk membelanya. Ketiga, rakyat boleh menyuarakan protes jika tidak setuju. dengan keputusan pemerintah.

Protes ini tetap mesti dilakukan dengan damai seperti misalnya demo, kampanye online, atau petisi. Semua ini tidak mungkin terjadi pada sistem diktator dan oligarki karena kedudukan rakyat jauh lebih-lebih rendah dari pemerintah. Dan pemerintah tidak harus mendengarkan keinginan rakyat.

Wah, kalau begitu, negara dengan sistem demokrasi pasti dijalankan dengan sangat adil ya. Belum tentu, ini tergantung praktik di masing-masing negara. Banyak praktik demokrasi yang menghasilkan pemerintahan oleh mayoritas karena suara mayoritas yang akhirnya menjadi penentu dalam pemilu.

Lalu, bagaimana dengan kepentingan pihak minoritas? Di Indonesia sendiri dikenal musyawara untuk mufakat. Dengan bermusyawara, kita memecahkan masalah bersama untuk dilaksanakan bersama.

Dengan demikian, diharapkan keputusan yang diambil sudah berdasarkan keinginan semua pihak. Sejarah demokrasi itu sendiri diawali pada abad kelima sebelum masehi di Atena, Yunani. Saat itu, Clyde Dennis sebagai pemimpin Atena membuat perubahan penting pada sistem pemerintahan Atena dan mulai memperkenalkan demokrasi.

Demokrasi yang diterapkan adalah demokrasi langsung di mana rakyat berkumpul di suatu tempat untuk berdiskusi dan memberikan pendapatnya secara langsung. Meskipun begitu, hanya laki-laki yang memiliki kedudukan sosial tinggi yang ikut serta. Sementara wanita, budak, dan penduduk asing tidak diikut sertakan. Seiring dengan perkembangan zaman, sistem demokrasi langsung tidak cocok digunakan.

Apalagi untuk negara yang memiliki wilayah yang luas dan penduduk yang banyak. Tentu sulit untuk mengumpulkan seluruh rakyat di satu tempat dan mengambil satu keputusan dari ratusan juta pendapat. Hal ini akan sangat memakan waktu dan membutuhkan biaya yang mahal.

Karena itu, berkembanglah sistem demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan, di mana warga negara memilih perwakilannya untuk mewakili mereka dalam proses pengambilan keputusan. Pada abad ke-18, bentuk demokrasi perwakilan ini pertama kali digunakan oleh Amerika Serikat dengan menerapkan prinsip pemisahan kekuasaan. Tokoh yang memperkenalkan pemisahan kekuasaan adalah Montesquieu dalam bukunya The Spirits of the Lost.

Konsep ini mengajarkan bahwa kekuasaan pemerintah harus dibagi menjadi 3 lembaga kekuasaan yang dikenal dengan trias politika. 3 lembaga tersebut adalah 1. Lembaga legislatif yang membuat undang-undang. Di Indonesia, contoh lembaga ini yaitu MPR, DPR, dan DPD. 2. Lembaga eksekutif yang melaksanakan undang-undang.

Di Indonesia, kedudukan ini dipegang oleh Presiden, Wakilnya, serta para Menteri. 3. Lembaga Yudikatif yang mengadili pelanggaran undang-undang. Di Indonesia, lembaga ini terdiri dari Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi.

Setiap lembaga harus saling mengawasi dan menyeimbangkan kekuasaan satu sama lain untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan dan menjaga kedaulatan rakyat. Lalu, apakah... Indonesia juga menganut sistem demokrasi? Ya, Indonesia sudah menganut sistem demokrasi sejak Indonesia Merdeka. Indonesia menganut sistem demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan.

Rakyat Indonesia akan memilih perwakilan untuk mewakili mereka dalam membuat kebijakan dan menjalani pemerintahan. Melalui pemilihan umum atau pemilu, Rakyat akan memilih perwakilan eksekutif yaitu presiden dan wakil presiden serta perwakilan legislatif yaitu DPR, DPRD, dan DPD. Agar demokrasi dapat berjalan dengan baik, ada beberapa syarat yang harus ada. Pertama, kesataraan di mata hukum.

Kedua, kebebasan berkumpul, berpendapat, bergerak, dan berkeyakinan. Ketiga, pemilu yang bebas dan adil. Keempat, sistem hukum yang bebas dari pengaruh luar.

Kelima, pers yang bebas dan mewakili keberagaman. Jika demokrasi tidak berjalan dengan baik, maka ketidakadilan mudah terjadi. Misalnya, mayoritas menindas minoritas, korupsi, oligarki, dan pemilihan yang tidak adil.

Jadi sekarang kita sudah tahu apa itu demokrasi dan bentuk demokrasi di Indonesia. Lalu bagaimana kamu bisa menjalankan hak berdemokrasi sebagai seorang pelajar? Jika kamu belum berusia 17 tahun atau belum pernah menikah, maka kamu belum memiliki hak pilih dalam pemilu.

Namun kamu tetap bisa menyuarakan keinginanmu lewat berbagai jalur. Pertama, bertanya dan angkat bicara jika ada hal yang tidak kamu mengerti atau tidak kamu setujui di rumah ataupun kelas. Tetapi, Pastikan kamu menyampaikan dengan cara yang sopan dan hormat. Kedua, berpartisipasi dalam pemilihan badan dalam sekolah.

Misalnya, ketua kelas atau pengurus OSIS. Pilihlah kepengurusan yang janjinya lebih sesuai keinginanmu atau kamu percaya kinerjanya baik. Ketiga, bergabung dalam organisasi muda budi yang memperjuangkan hak masyarakat. Contohnya, organisasi lingkungan hidup yang memperjuangkan hakmu. untuk mewarisi bumi yang bebas dari sampah dan polusi di masa depan.

Nah, untuk menguji pemahamanmu, sekarang coba jawab, sikap manakah yang sesuai dengan prinsip demokrasi? Yuk, coba latihan soal gratis di website Kejar Cita atau download aplikasi Kejar Cita di Playstore. Jangan lupa like, komen, dan share juga video ini ke teman kecil lainnya. Kejar Cita, Kejar Ilmu, Raih Cita.