5 4 3 close siapa anak babi itu namanya? armor armor siapa? armor toreador anak babi bernama armor toreador protokol apapun itu gua itu hampir 2 minggu ini setiap kali buka instagram Buka sosial media keganggu banget.
Keganggu dengan pikiran ada manusia tolol seperti itu. Yang mukulin istrinya. Bukan sekali, berkali-kali.
Kerekam tau ada CCTV dan ada bayi di sana ditendang. Dan gue sama tim bingung. Selama seminggu ini penuh bingung.
Ini kalau kita mau bahas, kita mau ngundang siapa? Ngundang korban? Nggak mungkin. Undang polisi?
Kasusnya belum selesai. Ngundang orangnya? Gak bisa Kalau undang orangnya disini bukan saya undang Tapi saya pukulin yang ada Jadi saya bingung mau undang siapa Tapi ini harus gue omongin Harus gue omongin Kenapa?
Karena kejadiannya tolol dan lo harus dengerin baik-baik Karena saya pun pernah mukul perempuan Saya pernah mukul perempuan Jadi kalian harus tau dulu Begini Tololnya kenapa? Awalnya istrinya itu alasannya karena selingkuh kan? Betul kan?
Oke. Tapi si cowoknya ketika ditangkap polisi bilang kena nonton bokep. Ya kan? Nggak ada.
Nggak ada nonton bokep. Gue kalau nonton bokep pun bini gue tahu gue nonton bokep. Ya.
Karena kalau bisa nonton bokep di samping istri lu, artinya secara psikologi, istri lu sudah menyetujui untuk suaminya nonton bokep. Dan secara psikologi juga, nonton bokep itu di psikologi ya, itu bisa untuk membantu hubungan suami istri. Oke. Tidak membenarkan tapi bisa. Nah si tolol ini Mengatakan bahwa alasannya nonton bokep terus ribut Bayinya ditendang Dipekul, di jambak Dicakar, udahlah pokoknya Ketololan-ketololan itu dan bayinya ditendang Mau sengaja mau gak sengaja Ribut di depan anaknya Ribut di depan bayinya You know what?
Ini bukan cowok Ini bukan cowok Gue mau ngomong benj** Tapi kalau gue ngomong benj** Dikuningin gue punya video Jadi di bip aja Ini Tidak ada yang membenarkan video viral tersebut. Tapi tadi gue bilang. Gue pernah mukul cewek. Gue ceritain.
Ada kalanya. Gue punya pacar. Atau punya pasangan.
Atau istri. Atau siapapun itu. Gue gak mau sebut namanya. Gak mau sebut kejadiannya.
Ada kalanya ketika ribut besar. Ribut besar. Apapun alasannya. Terus yang perempuan. Cewek gue ini.
Ngelempar piring. Mecahin kaca. TV dibalikin. Nyak. Nyakar, nyakar, udah berdarah-darah, udah dibilang stop, gak bisa semuanya dan sebagainya.
Gue tampar. Bener, gue tampar. Silahkan, kalau mau ngelaporin KDRT, silahkan yang pernah saya tampar. Gue tampar.
Salah? Mungkin salah. Tapi buat gue pada saat itu, ada reason-nya.
Bukan hilaf loh ya. Saya tidak hilaf ketika melakukan hal tersebut. Tidak hilaf. Tidak hilaf sama sekali. Buat gue, gue ngelakuin itu shock effect terapi.
Supaya tenang. Tenang. Karena saya yakin, dan tamparnya pun, Tampar dengan perasaan. Karena kalau saya nampar beneran, nggak bangun.
Tiga hari nggak bangun ya kalau saya tampar. Saya tampar untuk shock therapy. Tenang dulu, setelah tenang, kaget, shock therapy.
Gue pegang, tangan gue pegang, gue ajak ngomong baik-baik. Tapi ya nggak bisa kalau kejadiannya gara-gara dia selingkuh atau dia macem-macem. Lebih baik Anda keluar dari rumah.
Jadi kalau cowok dalam keadaan seperti itu, keluar dari rumah. Gitu. Nih, kalian kan nggak pernah ya?
Mungkin saya agak beda dengan artis lain atau selebriti lain. Dan ini gue harus ngomong sama kalian. Karena banyak sekali yang ngomong di Instagram gue. Atau Instagram bini gue. Atau banyak deh.
Kok gak pernah sih gue tuh memamerkan kemesraan di sosial media. Gak pernah tuh gue bikin. Unyu, unyu.
Istriku unyu. Istriku sayang. Gue pegang pelukan.
Sebenernya gak pernah. Gue gak pernah kayak begitu. Kalaupun pernah itu karena bini gue minta bikin konten bareng sama gue Gak pernah gue mau pamerkan kemesraan Karena buat gue kemesraan bukan untuk dipamerkan di sosial media Itu buat saya Kemesraan, sakit, orang lagi sakit lagi Masalah bukan untuk pamerkan di sosial media Nah apa yang kita lihat Jadi banyak orang nanya, oh kelihatannya gak apa-apa ya, kelihatannya baik-baik aja ya, kelihatannya dia happy aja ya, tapi ternyata kayak gitu, kenapa?
Karena kita manusia ini, netizen ini juga tolol kadang-kadang, termasuk gue, kadang-kadang tolol, kenapa? Karena kita ngeliat media sosial, lalu menganggap, oh ternyata baik-baik aja, tiba-tiba langsung cerai, ya kan? Keliatannya mesra banget. Keliatannya sayang banget. Oh keliatannya, oh pokoknya itu harmonis sekali.
Suami istri paling harmonis keliatannya. Itu sosial media. You know what?
Apa yang ditaruh selebriti di sosial media 99% palsu. Palsu. Oke? My words, kata-kata gue. Palsu.
itu buktinya tadi apa yang terjadi? istrinya ngambil HP si anak babi ini kalap kesetanan, mukulin istrinya direndam istrinya udah gak bisa ngelawan jadi udah overpower nah ini ada psikologinya overpower, istrinya sudah kayak tikus jadi tikus itu fight, flight, or freeze Itu karakteristikus. Kalau nggak lari, dia nggak bisa, dia kabut, dia berantem. Atau kalau udah di pojokin, dia freeze.
Istrinya tuh udah freeze, dia diem. Diem dia di sana. Tapi tetap, tetap dipukulin.
Dan mukulinnya kayak perempuan lagi. Mukulinnya kayak cewek lagi. Wah udah nggak karuan mukulinnya kayak gimana.
Gue udah nggak kebayang. Dan di situ ada bayi yang baru lahir. Kalau kalian ribut suami istri, ribut, mau itu bayi atau mau itu anak, jangan ada anak di sana.
Jangan pernah. Gue selalu kalau ribut, mau gue ribut sama bini gue yang dulu, mau gue ribut sama Sabrina sekarang, tidak di depan anak-anak. Nggak pernah. Karena itu bukan urusan anak-anak. Apalagi sampai ketendang.
Itu bayi loh ketendang. Baru lahir loh. Udah ngalamin trauma.
Fisik dan psikis. Anak itu jadi saksi bisu. Tapi mereka bisa nyerap atmosfer ketegangan dan ketakutan pada saat itu.
Anjing aja bisa tahu kalau yang punya rumah lagi ribut. Jadi nantinya ini berpengaruh terhadap persepsi mereka yang bernomalisasi hal tersebut. Ini nantinya akan melahirkan orang-orang seperti itu lagi.
Tapi banyak ya, ada yang ngomong Ya kita gak tau mungkin dia sama ibunya dulu begitu. Dia sama ayahnya mungkin dulu begitu. Dia sama orang tuanya gitu. You know what? You give me reasons, reasons, reasons.
Alasan, alasan, alasan, alasan. Bapak lu boleh maling, lu gak perlu jadi maling. Bapak lu boleh jahat, lu gak perlu jadi jahat. Kalau lu hidup dengan trauma, lu ambil trauma tersebut untuk berbuat baik dari trauma itu.
Tapi, udahlah. This is so stupid. Karena gue liat nih aja, gue pertama gak berani liat Jadi gue tuh pertama mau liat, gue gak berani liat Akhirnya Sabrina bilang Udah liat belum? Terus gue bilang udah, gue liat di insider ya Udah, udah liat videonya? Udah, yang diburumin kan?
Udah liat full? Enggak, kenapa? Gak mau liat gue Terus akhirnya dia liat, dia bilang Liat deh, tapi kamu liat deh Dan akhirnya gue liat Full, dan ketika gue liat Full Pengen gue gebukin itu cowok. Lu bukan cowok.
Kenapa lu bukan cowok? Karena lu berani, dan gue yakin tipe-tipe pria seperti ini beraninya hanya pada orang yang ada di bawah dia, yang lemah, yang bisa dikuasai. Enggak, dia kalau sama preman enggak berani. Tipe-tipe cowok seperti Ronald Tanur, Ronald Tanur, ya, mana itu Ronald Tanur? Hah?
Kabur Ronald Tanur? Udah kita gedein disini, udah kita besarin, udah podcast ngomongin sama Rike Diyapitaloka, udah kita bahas, udah gue gede-gedein beritanya, udah gue viralin. Ronald Tanurnya mana?
Hakimnya mana? Jadi percuma, mau viral pun percuma kan? Mana hakim-hakimnya? Yang brengsek itu mana hakimnya? Ronald Tanur, mana?
Ceweknya digilas katanya. Mana? Cokok-cokok modelan begini, itu lemah sebenarnya.
Lemah. Nggak puas dengan dirinya. Tidak cukup jadi cowok. Gak cukup jadi cowok, testonya kurang, tapi pengen jadi cowok.
Insecure, gak percaya diri, gak punya value, ya kan? Jadi hasratnya adalah mendominasi atau mengontrol pasangan atau keluarganya atau orang-orang yang berada levelnya di bawah dia. Dan kalau kalian ketemu cowok kayak begini, itu kelihatan, ciri-cirinya aja udah kelihatan. Bukan cowok, lemah. Terserah, orang, gue kan sempet dikatain toxic masculinity, yes I am.
Karena kalau ada toxic masculinity, maka ada toxic feminisme. Ya, gue masculinity. Mau orangnya bilang toxic, mau nggak, terserah. Tapi gue benci dengan cowok-cowok seperti ini, karena mereka bukan cowok. Jangan kan toxic cowok aja bukan.
Jadi dari semua ketidakmampuan, dari semua insecure-nya itu dilampiaskan ke orang-orang yang ada di sampingnya, yang lemah dan yang bisa disiksa, yang bisa dikontrol. Karena apa? Karena dia tahu bahwa pasangannya. Tidak bisa melawan. Dengan apa?
Dengan tenaganya. Gini deh, nggak usah ngomongin kesamaan, kestaraan gender, tai kucing. Tai kucing.
Kestaraan gender itu dalam hal apa? Otak? Bisa. Power? No.
Itu loh tinju cewek yang menang transgender. Ada kan? Ada. Hebat kan?
Cowok juga yang menang kan? Kestaraan gender. Tapi ketika cowok seperti itu, biar gimana pun powernya pasti lebih menang. Alangkah indahnya kalau kita menang dalam berdebat, dalam mempengaruhi, dalam mengatur, dalam membimbing, dalam mengasih ajaran ke mereka.
Ya tapi kalau ini selingkuh, yaudah selingkuh ya selingkuh aja. Yaudah. Kalau udah ketahuan, yaudah.
Yaudah ribut-ribut aja. Yang gue paling gak suka adalah disitu ada bayinya yang baru lahir gitu. Ada bayinya baru lahir. Dan liat kan ya, kelakuannya beda banget nih. Pada saat nyiksa istrinya, nendang bayinya, sama pada saat disamperin polisi.
Beda. Kalau tadi anak babinya babi hutan. Kalau sekarang kayak piglet tau gak?
Yang kecil ya? Yang babi kecil itu. Kalau sekarang langsung karakternya kayak babi kecil itu. So imut.
So iye. Jadi babi so iye dia tuh. Di kantor polisi, dia ngaku karena nonton bokep.
Brandt & Mies just doesn't make sense at all. Karena kalau mau selingkuh, nonton bokep, gak membenarkan menyiksa istri lu seperti itu ya. Gini, jadi gue, karena gue gak tau mau ngundang siapa, tapi gue gak kuat kalau gue gak ngomong ketika gue ngeliat berita ini, gue gak kuat. Dan banyak orang yang minta, Mas Det bahas dong tentang hal ini. Bahas sama siapa?
Bahas sama psikolog udah pernah. Bahas sama psikiater sudah pernah. Ya tadi, Ronald Tanur mana?
Gitu kan? Bahas sama siapa? Mungkin gue mau ngasih tau lu tentang psikologinya aja.
Tentang pelajarannya aja. Mungkin begitu. Orang tua ribut cerai, jangan sampai anaknya jadi korban.
Oke. Ribut berantem secara fisik, wanita pasti kalah. Pasti kalah. Pasti kalah.
Ada karateka wanita ban hitam, lawan karateka pria ban hitam. 100% wanitanya kalah. Silahkan, kalau nggak setuju sama saya. Di somasi juga nggak apa-apa. Pasti kalah.
Karena mereka secara fisik, dari bawah ke atas lebih lemah. Itu ada loh. Scientifically.
Rumah adalah tempat yang aman. Faktor ekonomi. Banyak orang kaya yang rumahnya tidak menjadi tempat yang nyaman dan aman. Keluarga Cemara zaman dulu mengajarkan kita rumah jadi tempat yang aman walaupun keadaan ekonomi begitu sempitnya.
Jadi jadikanlah kalau Anda pria, jadikanlah rumah. Kalau Anda bos, jadikanlah kantor. Kalau Anda pekerja, jadikanlah orang di bawah Anda.
Merasa nyaman di sana. Jadikan tempat tersebut kebahagiaan, bukan neraka. Bukan ketika lu disana terkurung dengan cowok iblis tolol kayak orang tersebut.
Dan kalau kamu perempuan, wanita, cari cowok. Sekarang kan banyak strawberry ya, soft boy gitu ya. Banyak loh softboy-softboy yang tampangnya softboy ternyata predator tuh banyak loh. Banyak.
Ada bukinya kan? Yang Korea itu kan? Wah tampangnya softboynya. Marco Osa. Banyak.
Real man doesn't do that. Gue tidak akan pernah menyentuh siapapun wanita. Siapapun. Never.
With. Without under concern. Beda ya kalau under concern. Without under concern.
Gak pernah. I need that concern to do that. So you girls. Banyak orang bilang kalau udah sekali melakukan. Gue baca ada orang tulis.
Kalau udah sekali ngelakuin begitu mukul nampak. Udah lah gak akan berubah. Kalau udah sekali selingkuh. Udah lah gak akan berubah. Gue gak setuju.
Karena manusia tempatnya salah dan manusia tempatnya belajar dan manusia tempatnya berubah. Bisa nggak berubah? Bisa. Orang seringkuh bisa nggak seringkuh lagi?
Bisa. Orang pernah mukul bisa nggak? Nggak mukul lagi?
Bisa. Orang ngobat bisa nggak berhenti? Bisa.
Pertanyaannya adalah mau apa tidak? Kan itu kan, mau apa tidak? Karena pria yang benar, a real man, do mistakes, melakukan kesalahan, pasti. Pernah, pasti.
Ideanya adalah bertanggung jawab terhadap kesalahan tersebut. Ideanya seperti itu. So, kalau lu punya cowok, karena gue punya cerita kakak gue, kakak gue yang cewek, itu 12 tahun disiksa sama suaminya.
Sampai masuk rumah sakit. Balik lagi kejadian lagi, balik lagi kejadian lagi. Tau endingnya apa? Suaminya meninggal, oh deh.
Suaminya meninggal, oh deh. Kakak gue yang cewek. Dan kakak gue sudah meninggal saat ini.
Hidupnya gak pernah senang ketemu pria seperti itu. Tapi gue yakin cowok pun bisa berubah. So if you're man.
Dan lu kayak gitu. Pikirkan suatu hal ya. Kalau lu mau emosi atau lu mau marah.
Emosi, marah. Pikirkan suatu hal. This is much more beautiful.
If you can talk and win. Because if you punch and hit. It's an easy win. Dan menang yang mudah tidak berarti menang. Kalau lo mau benar-benar menang, menang dalam perdebatan.
Kalau mukul, udah pasti menang. Kalau udah pasti menang, bukan sebuah kemenangan. Tapi kalau lo seringkuh ketawa dan sebagainya, yaudah ribut, wah ribut mau begini.
Keluar dari rumah, tinggal. Tinggal udah. Nanti minta maaf. Ya kalau mau balik lagi, minta maaf.
Kalau gak mau balik lagi yaudah. Kalau ceweknya, waduh ini tampar sekali mungkin. I don't know. Ceweknya, ya hak ceweknya juga kalau selingkuh. Tapi there are many things to solve this.
Gue gak mengajarkan kalian menampar perempuan ya. Tidak ya. I'm just telling you a story.
So for girls, these days. Susah untuk menemukan lelaki yang benar. Sangat susah untuk menemukan lelaki yang benar.
Dengan semua media sosial, dengan semua kegilaan, dengan segalanya. Susah untuk menemukan lelaki yang benar. Karena lelaki yang benar adalah orang yang bisa sangat berbahaya.
Sangat berbahaya. Tapi, memiliki segalanya di kontrol. Itu lelaki yang benar. Itu benar-benar seorang lelaki.
Dan karena mereka sangat dikontrol, mereka bisa melayanmu lebih baik dan tahu bagaimana untuk menghormati dan bagaimana untuk mencintaimu. Itu seorang lelaki. Sekarang, semoga beruntung menemukan seorang lelaki.