Transcript for:
Comeback Oasis dan Rencana Tur 2025

Intro Siapa generasi akhir 1990-an hingga awal milenium? Baru-baru yang tak gandrung grup musik satu ini, ya ini tentang Oasis. Kabar gebirnya datang dari grup band asal Manchester Inggris tersebut. Baru-baru ini saat mengumumkan comeback dan siap mengadakan tour tahun depan. Noel dan Liam Gallagher rencananya bakal...

menyapa kembali fans di Cardiff, Manchester, London, Edinburgh, dan Dublin pada Juli hingga Agustus 2025. Selain Inggris, Oasis juga direncanakan bakal menyambangi beberapa negara di luar Eropa pada akhir 2025. Namun sahabat kompas yang pengen nonton konser reuni Oasis mesti siap-siap merogoh kocek dalam-dalam. Pasalnya harga tiketnya selangit loh. Bahkan kabarnya sampai membuat pemerintah Inggris berencana turun tangan.

Kok bisa ya? Pengumuman comeback ini diunggah di media sosial Oasis pada 27 Agustus 2024 pukul 0800 waktu Inggris. Setelah terbentuk pada tahun 1991, Oasis adalah salah satu band yang sangat sukses.

Penjualan album multi platinum dan pertunjukan tur mereka selalu laku dan terjual habis. Magisnya tembang-tembang seperti Don't Look Back in Anger dan Wonderwall menandai kebangkitan British Rock akhir 1990-an. Namun semuanya berubah ketika kakak Liam, Noel Gallagher, selaku gitaris band tersebut meninggalkan Oasis pada 2009. Band rock kebanggaan kota Manchester itu pun bubar. Bubarnya Oasis sempat ramai dibicarakan karena kakak beradik Liam dan Noel.

sempat berkonfrontasi sesaat sebelum Oasis tampil menjadi headline di Rock and Sane Paris pada 2009 lalu. Saat itu, Oasis membatalkan jadwal tampil di menit-menit terakhir dan kemudian secara resmi mengonfirmasi pembubaran mereka. Comebacknya Oasis sepertinya berdampak pada ekonomi di Inggris.

Media Inggris The Mirror melaporkan beberapa jam setelah Oasis mengumumkan tanggal tur reuni pada 2025, harga hotel di sejumlah kota di Inggris telah melonjak sampai 5 kali lipat. Kenaikan ini terjadi di sejumlah kota besar yang menjadi tuan rumah tur Oasis tahun depan. Namun, euforia penggemar atas reuninya Oasis ini berubah seketika menjadi hujatan setelah penjualan tiket mulai dilakukan pada akhir Agustus lalu.

Terima kasih. Hal ini terjadi lantaran harga tiket yang dianggap teramat mahal. Penetapan harga dinamis atau dynamic pricing yang diterapkan Ticketmaster sebagai platform penjualan tiket dikritik penggemar Oasis. Bahkan pemerintah Inggris sampai turun tangan untuk menanggapi keluhan tersebut.

Dynamic pricing adalah strategi penetapan harga fluktuatif mengikuti kondisi pasar. Harga bisa naik ketika permintaan tinggi dan harga bisa turun ketika sepi. Praktik ini tidak hanya digunakan pada harga tiket konser, tetapi juga pada harga tiket pesawat dan tarif kamar hotel selama musim liburan. Atau juga harga transportasi daring selama jam-jam sibuk. Praktik ini lebih umum digunakan di Amerika Serikat ketimbang di Inggris.

Nah, pemerintah Inggris melalui otoritas persaingan dan pasar akan memastikan apakah tiket master mitra tiket resmi Oasis ini melanggar Undang-Undang Perlindungan Konsumen atau tidak. Mereka juga akan mengecek apakah terjadi praktik komersial yang tidak adil, apakah konsumen diberi... informasi yang jelas dan tepat waktu yang menyebutkan tiket dapat dikenai skema harga dinamis dan apakah konsumen ditekan untuk membeli tiket dalam waktu singkat.

Seorang jurubicara tiket master mengatakan mereka berkomitmen bekerja sama dengan pemerintah dan berharap dapat berbagi lebih banyak fakta tentang penjualan tiket. Tiket Master menyatakan berkaitan tiket konser, artis atau promotor bertanggung jawab untuk menentukan jumlah tiket dan menetapkan harga nominal tiket. Mereka dapat memilih penetapan harga dinamis jika mereka mau.

Selain itu, skema ini baru bisa diterapkan setelah mendapat persetujuan dari artis atau promotor. Namun dari pihak manajemen Oasis pada Rabu 4 September menyebut mereka tidak tahu bahwa penetapan harga dinamis akan digunakan. Oasis mengklaim semua keputusan tentang tiket dan harga adalah tanggung jawab promotor dan manajemen. Ribuan penggambar Oasis protes telah menunggu berjam-jam dalam antrian virtual lalu mendapati harga tiketnya melonjak dua kali lipat dari 148,50 pound sterling atau sekitar 3 juta rupiah menjadi 355,20 pound sterling atau 7,2 juta rupiah. Oleh otoritas setempat, para pembeli tiket Oasis diminta menyerahkan bukti pembayaran dan harga.

dan kronologi cerita mereka sebagai bagian dari proses penyelidikan. Nah, untuk mengakali harga tiket konser yang mahal, banyak penggemar memilih menonton konser di negara lain. Ini pernah terjadi lho pada konser Taylor Swift dan Coldplay. Banyak penggemar dari Eropa menonton di Singapura atau negara lain di Asia karena tak mendapat tiket atau harga yang ditetapkan di negaranya dianggap terlalu mahal.

Lagi-lagi perlu dipertimbangkan juga bahwa sulit bagi seseorang untuk tidak bersikap impulsif ketika ada banyak orang yang yang ingin pergi ke konser. Padahal barangkali mereka tak sungguh-sungguh mau menonton konsernya atau sekadar FOMO belaka. Termasuk Gen Z yang tak tumbuh di era Oasis. Apapun itu, reunian Oasis tetap jadi oase nostalgia bagi para bapak, ibu, Om dan Tante yang di masa remajanya gandrum berat akan suara serak liam dan petikan gitar Noel Gallagher serta aura sigma keduanya. Sampai jumpa di bahas peristiwa lainnya.