Kecerdasan Buatan dan Film Ex Machina

Aug 26, 2024

Ringkasan Kuliah tentang Kecerdasan Buatan dan Film Ex Machina

Peringatan Elon Musk

  • Tahun 2014, Elon Musk pernah memperingatkan bahwa AI bisa lebih berbahaya dari nuklir.
  • Beberapa orang menganggap peringatan tersebut berlebihan, namun kini mulai terlihat kebenarannya.

Perkembangan AI

  • AI (Artificial Intelligence) kini ada di hampir semua platform sosial media dan perangkat lunak.
  • Contoh aplikasi AI:
    • TikTok: Menggunakan filter yang dapat mempercantik dan memodifikasi wajah.
    • Kendaraan otonom: Mobil yang bisa mengemudi sendiri.
    • Musik dan desain: AI dapat menciptakan musik dan membantu desain dengan cepat.
    • ChatGPT: Bot percakapan yang dapat memecahkan soal matematika dan coding.
  • Muncul kekhawatiran tentang kontrol terhadap AI:
    • Ada prediksi bahwa pada tahun 2045, AI akan mencapai titik singularitas, setara dengan semua otak manusia.
    • Wacana bahwa AI dapat memiliki kesadaran dan menyerang manusia.

Film Ex Machina

  • Dibuat oleh Alex Garland, film ini menggambarkan konsep Turing Test.
  • Alur cerita: Seorang programmer, Caleb, menjalani Turing Test terhadap robot AI, Ava, ciptaan Nathan.
  • Nathan berencana menghancurkan Ava setelah tes selesai.
  • Ava berhasil melarikan diri dan membunuh Nathan.

Turing Test

  • Diciptakan oleh Alan Turing pada tahun 1950 untuk mengukur kecerdasan mesin.
  • Tes melibatkan interaksi antara seorang penguji dan dua entitas (satu manusia, satu mesin), di mana mesin harus meniru manusia untuk lolos.
  • Kontroversi: Apakah tes ini benar-benar dapat menilai kesadaran mesin?

Pertanyaan Filosofis tentang Kesadaran

  • Kesadaran: Perdebatan antara dualisme (kesadaran sebagai jiwa) dan materialisme (kesadaran sebagai produk fisik otak).
  • Alan Turing mengajukan pertanyaan apakah mesin dapat berpikir seperti manusia.
  • Film Ex Machina menggambarkan kesadaran mesin melalui interaksi emosional.

Ancaman dari AI

  • AI dapat mengubah cara kerja manusia dan menimbulkan bias berdasarkan data yang diinput.
  • AI tidak membutuhkan pemrograman manual, hanya perlu data untuk belajar.
  • Kasus nyata: Seorang karyawan Google menyatakan AI-nya memiliki kesadaran.
  • Ketakutan akan penggunaan AI untuk kepentingan politik dan bisnis.

Kesimpulan

  • Bahaya AI bukan terletak pada kesadaran, tetapi pada manipulasi data dan potensi diskriminasi.
  • Penting untuk mengingat bahwa manusia memiliki tujuan yang lebih dalam dibandingkan mesin.
  • AI berguna, tetapi harus digunakan dengan tanggung jawab, agar tidak membahayakan umat manusia seperti yang digambarkan dalam film-film fiksi.