Transcript for:
Pemahaman Islam Rahmatan Lil 'Alamin

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Assalatu wassalamu ala rasulillahil kareem wa ala alihi wa sahbihi ajwa'in amma ba'd faya ibadallah ursi nafsi wa iyaakum mitakwa allahi faqad Al-Fatihah. Assalamualaikum. Di maasalat subuh, masjid istiqlal, wa ya kumbu rahimani wa rahimakumullah, dan merisa akhir TV, dimanapun anda berada. Alhamdulillah, hari ini kembali kita diberikan kesempatan oleh Allah SWT menjalani rutinitas kehidupan, dibulai dengan menunaikan salat subuh berjawaah. 1438 Hijrah Kita bermohon pada Allah SWT Semoga sholat yang telah kita tunai Diterima oleh Allah SWT Dengan penerimaan terbaik insya Allah Saya tidak jenuh mengingatkan Bahwa diantara sunnah para nabi Orang-orang salim berusaha setiap selesai menunaikan ibadah maka bermohon pada Allah SWT agar berkenan diterima amal ibadahnya Nabi Ibrahim AS ketika beliau diperintahkan bersama putranya Ismail AS untuk meninggikan kembali bangunan Kaabah yang sempat tersampu atas dia di masa Nabi Nuh alaihi salam. Maka yang paling menarik ketika selesai tugas itu dituntaskan, yang keluar di lisannya, itu adalah ucapan doa. Diabadikan di Quran surah kedua al-Baqarah, ayat 127, paling kiri sebelah atas di Musab. وَإِذْ يَرْفَعُوا إِبَرَاهِيمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَإِسْمَعِينَ Dan ingatlah, Kita diminta ingat. Ingat itu artinya, menghadirkan peristiwa di maksud supaya kita bisa teladani di masa kini. Di saat kita ingat, itu yang coba kita hadirkan. وَإِذْ يَرَفَعُ إِبْرَاهِيمُ لَقَوَعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَإِسْمَعِيلُ Dan ingatlah, lajalilah, tiru'lah kebaikan-kebaikan. Tadkala Nabi Ibrahim dan Ismail a.s. Diperintahkan oleh Allah untuk meninggikan kembali fondasi Kaabah yang sempat tersapu bangunan atasnya di masa Nabi Nuh . Dari masa Nabi Ibrahim ke Nabi Nuh itu ada kisaran 6-7 generasi. Ibrahim bin A'far, bin Nahur, bin A'abil, bin Qinan, bin Ar-Fakhshan, bin Sam, bin Nuh . Nabi Nuh saja berdakwah hampir 1000 tahun. Baik, apa yang di ucapkan oleh keduanya? Rabbana taqabbal minna innaka anta assami'ul a'lim Keduanya berucap, Ya Allah mohon terima amal kami ini. Sungguh engkau yang maha mengetahui tentang kesungguhan kami dalam menunaikan perintahmu? Sungguh engkau yang maha mendengar doa-doa yang kami mohonkan? Kalau pada yang maha mendengar saja, Amalan kami tidak dikabulkan, lantas kepada siapa lagi kami mesti memohon. Anda bisa bayangkan dua orang nabi, dua orang rasul, sangat disayang oleh Allah. Bahkan Nabi Ibrahim gelarnya Khalilullah. Wattakhadha Allahu Ibrahimah Khalilah yang sangat dekat dengan Allah SWT gelar Nabi Ismail itu waladun halim yang sangat taat dan pekah keduanya sangat dekat dengan Allah kakek moyangnya Nabi Muhammad SAW ketika selesai beramal mereka masih merasa mohon untuk diterima amalannya diteruskan sunnah ini sampai ke masa Nabi Muhammad SAW tersebut dalam hadith riwayat Ibn Majah Nomor hadith 925 Setiap nabi selesai menunaikan salat, maka beliau seringkali bermohon pada Allah SWT Perhatikan diantara permohonannya Allahumma inni as'aduka ilman nafi'a warizkan tayyiba wa'amalan mutaqabbala Ya Allah, hamba bermohon-mohon tambahkan ilmu yang bermanfaat Rizki terbaik Dan mohon terima amalan hamba. Kurang apa lagi amalan Nabi Muhammad SAW. Orang yang sangat mulia, penutup para nabi. Sangat dicintai oleh Allah SWT. Akhlaqnya adalah Al-Quran. Kebaikannya tak terlukiskan. Surganya, jaminannya sudah diturunkan sebelum beliau masukinya. Satu surah bahkan. إِنَّا أَعْطَيْنَا كَالْكَوْثَرَ Kami sudah siapkan untukmu yang terbaik dengan kenikmatan yang banyak di surga nanti. Tapi ketika saya menunaikan zalat, masih bermohon kepada Allah, mohon terima amal saya ya Allah. Maka saya, Anda, kita bukan Nabi. Tidak sedekat hubungan Nabi Amrahim dengan Allah SWT. Tidak sebaik Ismail yang dipuji dalam Al-Quran. Tidak sesoleh Nabi Muhammad SAW yang sangat dekat dengan Allah. Maka kita lebih layak untuk bermohon kepada Allah, agar setidaknya sunnah setiap salah saya beramal, sekecil apapun. Baca Al-Quran walaupun satu ayat, sholat walaupun sunnah ditunaikan, infaq walaupun kecil diberikan, maka selalulah berdoa kepada Allah walaupun itu getaran dalam hati kita. Mudah-mudahan getaran itu yang mengetuk pintu langit. Allahumma taqabbal minna, innaka antas sami'un alim. Semoga Allah SWT menerima setiap titian amalan kita, kecil ataupun besar insyaAllah. Subuh ini, tema yang seperti Antum hadirkan, antum tuliskan di depan menjadi sepanduk yang bisa dilihat adalah Islam rahmatan dil'alabi. Kita coba keluarkan dulu kalimat ini supaya dipahami maknanya dengan baik. Saya tidak menyukai antum membuat sesuatu tapi tidak mengerti apa yang dituliskan. Kita menyampaikan satu istilah tapi tidak paham yang diungkapkan. Ini jangan sampai ada kebiasaan, bahkan ini diingkatkan dalam Al-Quran. Rahka 17 Al-Isra, ayat 36. وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ Ingat, ini kaidah kita yang tidak ditemukan di kitab suci manapun. Saya punya koleksi Bible di rumah, dari Barnabas sampai yang perubahan-perubahan. Ada Talmud dari yang versi bahasa Arab. Saya perhatikan, Masya Allah. Tidak ada ketentuan-ketentuan yang seindah dalam Al-Quran. Ini pandangan kita dan wajar kita memandang ketika membandingkan ukuran-ukuran itu. Dan itu bisa didiskusikan. Dan kaedah yang ini tidak ditemukan dalam kitab-kitab yang lain. Lihat kalimatnya. Allah menyampaikan, jangan pernah Anda ikuti, Anda kerjakan segala hal yang kita tidak paham dasar pengetahuannya. Bahkan kalau kita terapkan dalam kaedah sederhana, jangan ikuti. Kalaupun ada yang mengajak kita pada sesuatu, kita enggak tahu mau dibawa kemana, itu kaedah Qurannya jangan dulu ikut, sampai jelas nanti. Yuk ikut yuk. Kemana? Pokoknya ikut saja, nanti saya beritahu. Kalau kaedah Qurannya enggak boleh diikuti. Sebab Anda belum tahu akan dibawa kemana. Kalau tiba-tiba datang ke tempat maksiat, maka siapa yang bertanggung jawab? Maka Qurannya mengatakan, sekecil apapun, Islam itu mesti menunjukkan pada kita, mesti paham apa yang mau kita ikuti. Mengerti apa yang mau dikerjakan. Karena itulah para pembelajar, ketika diminta oleh Qur'an untuk belajar khususnya tentang agamanya, maka kalimatnya menggunakan konsep pemahaman. Qur'an surah ke-9 at-taubah, ayat 122. Paling kini sebelah bawah di Mus'haf. Tidak semestinya orang-orang beriman itu sibuk berjuang semua. Mesti ada di antara mereka yang meluangkan waktu, walaupun sedikit di antara mereka, untuk belajar tuntunan agamanya. Saat Anda diminta belajar ad-din, tuntunan agama, maka yang paling menarik, kalimatnya menggunakan kata fiqih. Bahkan ditambah ta di awalnya, tambah tashdid di ujungnya. Asalnya dari kata fiqih. Fiqih artinya paham, mengerti. Di bahasa Quran kalau Anda ingin mempelajari tentang agama, maka kita mesti pahami sampai dengan mengerti. Ditambah ta' di depannya. Ta' itu huruf dalam bahasa. Menunjukkan pada makna keseriusan, sungguh-sungguh. Maka kata Quran kalau Anda ingin belajar agama yang serius, sungguh-sungguh. Karena agama itu bukan mainan. Agama menentukan benarnya ibadah kita. Agama menentukan bahagianya kita dunia dan akhirat. Karena itu Anda katakan, Rabbana atina fid dunya hasanah, wa fil akhirati hasanah. Bagaimana bisa mendapatkan hasanah? Anda tidak serius mempelajarinya. Urusan dunia saja, untuk hasanah dunia, Anda begitu serius. Ada seminar, ada stadium general. Ada pertemuan-pertemuan, sekolah SD sampai 6 tahun, SMP sampai 3 tahun, SMA 3 tahun, 12 tahun, ditambah kuliah 4 tahun S1, 16 tahun, untuk urusan dunia sampai 16 tahun. Seriusnya luar biasa, sampai dikenal sistem SKS, sistem kebut semalam, ngebut mengejar urusan dunia, berangkat gelap, pulang gelap. Kenapa untuk urusan akhirat Anda, urusan surga kita-kita tidak serius? Maka kata Quran, Tafakruh fi d-din. Serius. Pahami. Maaf ya. Ini ada sindiran halus dalam Al-Quran. Ditunjukkan oleh Nabi. Maaf. Bahkan kata Al-Quran, ada orang yang dalam sholatnya pun, itu masih tidak paham, tidak mengerti, apa yang dibaca dan dilakukan dalam sholatnya. Coba cek barusan terakhir kita sholat. Dari ribuan kali ruku dan sujud yang kita kerjakan, berapa persen bacaan sholat yang kita pahami? Jangan-jangan sampai tadi saya, kita ruku, kita nggak ngerti yang kita baca. Kita sujud, tak paham apa yang kita ucapkan. Bagaimana sholat antum bisa khusyuh kalau nggak mengerti apa yang dilakukan? Maka dari itu ketika kita diminta belajar, tafakku, pahami dengan baik. Nanti kita bahas pertama apa itu Islam. Kedua, rahmatan lil'alamin. Awas, apa itu kalimat rahmat? Apa itu kalimat? Cepat kita turunkan dalam Al-Quran. Kita lihat dalam hadith. Dan kita uraikan dalam kesempatan sumum. Yang insyaallah mudah-mudahan Allah turunkan keberkahan di dalamnya. Islam. Apa itu Islam? Cepat saja. Waktu kita sangat sedikit. Kalau tidak tahu katakan Allah. Itu paling gampang. Banyak mikir saya. Tunggu waktu habis. Kita tutup ya. Baik, apa itu Islam? Baik, mari kita lihat. Islam yang paling baik, begitu kita ingin mencari referensi tentang apapun dalam Islam, maka kembalikan kepada paparan Al-Quran dan petunjuk Nabi. Karena dua ini sumber yang paling terpercaya. Yang disampaikan Allah tidak mungkin keliru. Yang disampaikan Nabi tidak mungkin juga dusta. Karena Nabi punya sifat Al-Abin. Yang kedua, Nabi sendiri diutus oleh Allah SWT untuk menyampaikan isi Al-Quran. Kita lihat apa yang disebut dengan Islam. Sehingga Anda buat judul Islam, Rahmatan Dila'alabin. Saya turunkan dulu ayatnya. Pertama, Quran surah ke-3, ayat 19. Itu kalimat Islam pertama di Quran. Anda beri judul Islam, ayat pertama, Rahmatan Dila'alabin. Islam, kita temukan satu di Quran surah ketiga dari Amran ayat 19 kemudian kita tidak boleh mencari yang lain ketika sudah mengetahui Islam surah ketiga ayat 85 kita afsirkan ini kemudian oleh Nabi SAW dalam bentuk tuntunan di hadith riwayat muslim, nomor hadith yang ke delapan Jilid yang pertama di kitabul muqaddimah Paling kiri sebelah atas tetapnya di kitab Riwayat Umar bin Khattam radiyallahu ta'ada anhu Kalau tidak punya sahih muslim, cari al-arba'in Nomor hadis yang kedua Ini keterangan nabi disebut lagi oleh Al-Quran Kemudian dengan satu istilah Quran surah kedua ayat 208 Dibinta kita mengerjakan tuntunannya Maksimalkan, jangan dipilih-pilih Quran surah 59 ayat yang ke-7 Detilnya di Quran surah 33 ayat 21 Capaiannya di Quran kembali ke surah 3 ayat 31 Kalau bisa mengerjakan ini semua Maka kita akan mendapatkan satu karunia Ada di Quran surah ke-19 ayat ke-15 Ini contoh yang diberikan kepada Nabi Yahya Kemudian ini semua disampaikan lewat putusan. Quran surah kedua ayat 151 namanya disebutkan 4 kali Quran surah ketiga ayat 144 Quran surah ketiga puluh tiga ayat keempat puluh Quran surah keempat puluh tujuh ayat kedua Quran surah keempat puluh delapan ayat dua puluh sembilan sekali dalam bentuk Ahmad Quran Surah ke-61 ayat yang ke-6 Apa pentingnya menguraikan ini? Karena ketika Anda mendapatkan kalimat Rahmatil Adamin, itu kalimatnya akan dilekatkan di sini Ditemukan di Quran, surah ke-21 Al-Anbiya ayat 107. Anda temukan kalimat ini wa ma arsalnaka illa rahmatil adamin. Ketika menyebut Rahmatil Adamin, yang disebutkan bukan Islamnya, tapi yang ditekankan adalah tentang Nabi. Turunkan ke sini lagi Kalau sudah dapatkan ini Maka kita turunkan kalimat rahmatnya Apa bentuk rahmat dalam Al-Quran Kalimat rahmat pertama Al-Quran surah pertama Ayat 1 dan ayat 3 Kemudian yang kedua ada bentuknya Al-Quran Surah kedua 155 sampai 157 Saya bulati yang 157 Surah ke 39 Az-Zumar ayat 53. Dan Anda ucapkan ini setiap kali masuk masjid. Anda memohon rahmat Allah s.w.t. Turunan yang ini kalau mau diturunkan lagi. Kita ambil Quran surah ke-40 ayat yang ketiga. Kita ambil Quran surah ke-71 ayat 10. Kita turunkan lagi yang terakhir. Kembalikan gabungannya di Quran surah ke-2 ayat 286. Kurang lebih ini. Pertama Islam. Apa itu Islam? Secara bahasa, Islam itu punya beberapa arti. Kalau kita ambil pengertian leksikal, kamus, pengertian bahasa. Jadi, di dalam pembelajaran itu. Definisi selalu dibagi dua. Pengertian selalu terbagi dua. Ada pengertian umum kebahasaan. Ada pengertian khusus sesuai istilah yang tengah dikaji. Jadi ada pengertian bahasa. Ada pengertian istilah. Istilah itu kemana bahasa ini akan diarahkan. Bisa secara bahasa banyak. Dapat, mampu, bisa racun, banyak. Tapi ketika diberikan istilah, kemana istilah itu akan disematkan. Dalam dunia hewan yang disebut bisa itu bukan dapat, bukan mampu, tapi racun. Dalam dunia misalnya kemampuan pekerjaan yang disebut bisa itu bukan racun, tapi dapat, mampu. Nah secara bahasa, apa yang disebut dengan Islam? Awas, kaidah ini penting saya sampaikan, karena nanti tidak sedikit orang sekarang sulit membedakan. Awas hati-hati, disebutkan sunnah. Sunnah kalau disebutkan kadang-kadang suka dibatasi, padahal sunnah itu ada tiga pengertian. Selain pengertian bahasa, pengertian fiqih, pengertian hadith, pengertian usul fiqih. Jadi kalau ditanyakan tentang pengertian A, ditanya dalam pengertian apa itu akan dibahas. Islam secara bahasa setidaknya punya tiga arti. Satu, tunduk patuh. Tunduk patuh. Aslama yuslimu islaman. Sifat yang tunduk patuh. Islam, kenapa disebut Islam? Orang yang disebut Muslim, karena seseorang kalau sudah masuk Islam, maka dia berikrar untuk patuh dan tunduk pada ketentuan Allah s.w.t. Jadi kalau anda sudah mengatakan saya Islam, saya Muslim, tapi tidak patuh pada ketentuan Allah, maka ada yang salah dalam keislamannya. Ada yang tidak tepat. Karena itu nanti kita akan lihat ketika Allah menyebutkan tentang Islam, Nabi menafsirkan Islam, maka disitu akan berbentuk ujian-ujian kepatuhan kita kepada Allah s.w.t. Nanti kita akan lihat. Jadi kalau Anda mengatakan Islam, nanti akan diuji oleh Allah, diterangkan oleh Nabi ujiannya. Ini Islam itu begini, begini, begini, begini. Kalau Anda tidak mau mengerjakannya, maka belum sempurna keislamannya. Baik. Dua, Islam bisa diartikan sesuatu yang menghadirkan kedamaian. Tenang, nyaman. Jadi kalau Anda sudah berislam sampai dengan hari ini, tapi mohon maaf. Belum mendapatkan ketentaman, kedamaian, ketenangan yang belum sempurna dalam keislaman kita. Nanti ada kaitan dengan yang pertama, kalau Anda bisa patuh kepada Allah, mengerjakan semua tuntunannya, maka akan melahirkan bagian kedua, tenang, damai, tentram. Tenang dalam kegelisahan dunia, damai dalam urusan dunia, dan bahagia dalam urusan akhirat. Nanti kita akan lihat, kalau Anda belum bisa mendapatkan ketenangan, kedamaian, kenyamanan, mungkin kepatuhan kita kepada Allah itu yang kurang. Bukan Anda kurang hebat, sehingga belum mencapai apa yang Anda harapkan dalam urusan dunia. Anda tingkat pendidikan sudah tinggi, kemampuan hebat, tapi kenapa gak dapat-dapat? Mungkin bukan karena kurang hebat, Anda kurang patuh dengan Allah. Yang punya rizki kan Allah, yang punya kemudahan Allah, yang punya kenyamanan Allah, yang punya ketenangan Allah. Barangkali Anda kurang dekat dengan Allah, bukan karena Anda kurang hebat. Yang lain bisa, Anda tidak. Padahal sekolah di tempat yang sama, makan juga makannya sama, nasi pakai rendang yang sama. Semua sama, kenapa gak Anda bisa raih? Nanti kita akan lihat. Dua, tiga. Tiga, Islam, tunduk, patuh, kedua tenang, damai. Yang ketiga, Islam juga bisa terambil nanti kita akan lihat dari kata salam. Kebahagiaan tertinggi yang diraih. Kebahagiaan tertinggi yang diraih. Jaminan kebahagiaan Ada orang yang bahagia di dunia Tapi sengsara di alam kubur Banyak contohnya Korun Fir'aun Bahagia dunia Korun kaya Fir'aun hebat dengan bala tentara Tapi alam kubur Allah menyampaikan di Quran surah 40 ayat 46 sampai 47 itu Ad-Naru Ya'radhuna A'niha Ghuduwa Wa'asyiyah Meraka ditempakkan dari pagi sampai petang. Bapak ibu tidur, mimpinya mimpi buruk, enak gak? Tidak. Begitu sedang tidur, mimpi misalnya. Melihat makhluk jubah putih, mukanya buruk, rambutnya panjang. Dalam mimpi itu, bangun gak? Bangun, seketika bangun. Gak enak kita tidur. Nah ini di alam kubur itu kan gak bangun lagi, kecuali kalau kiamat. Terus tidur, tapi ditampakkan neraka dari pagi sampai petang itu. Di dunianya merasa bahagia, maaf, alam kuburnya nestapa, akhirat sudah pasti sengsara. Ada yang kedua, Masya Allah, dunianya seakan-akan sengsara, fakir dia. Alam kuburnya nikmat, akhiratnya bahagia. Baik, Anda pilih mana? Bahagia dunia nestapa akhirat atau bahagia akhirat sengsara dunia. Tidak ada pilihan ketiga, tidak usah maksa. Baik, kita tidak ingin memilih keduanya. Karena pilihan itu tidak diberikan oleh Allah. Pilihannya hanya satu. Di Quran Surah kedua al-Baqarah ayat 201. Paling kanan sebelah bawah. Saking inginnya pilihan ini, bahkan kita pun hafal doanya. Bahkan orang payak kumbu punya istilah sendiri. Lihat kalimatnya, رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابًا نَعْرَ Hafal antum doanya. Doa apa itu? Tuh, punya istilah sendiri. Sapu jagad, yang orang Arab pun tidak mengetahuinya. Tanyakan sama orang Arab, At-ta'rif sapu jagad? Masya Allah. Taukah engkau sapu jagad? Eh, sapu jagad? Cuma antum. Ada doa sapu jagad, ada doa sapu gak ada jagadnya, ada jagad gak ada sapunya. Masya Allah, luar biasa. Dunia bahagia, alam kubur bahagia, akhirat bahagia. Nah, kalau Anda ingin mendapatkan puncak kebahagiaan, di dalam Islam itu kebahagiaan diukur di tiga alam. Kita nanti akan lihat. Bukan cuma bahagia dunia, kalau cuma dunia, jangankan orang Islam, non-muslim pun ada yang bahagia. Coba lihat tuh, banyak orang bahagia non-muslim di dunia. Alam kubur, kita lihat besok. Kalau pengen cepat ya silahkan aja duluan. bahkan caking bahagia nanti kita lihat meninggalnya itu enak tenang ya ayat Tuhan nafsul mutmainah sudah dunia mau meninggal aja tenang dunianya tenang enak tenang nyaman mau meninggal juga tenang alam kuburnya enak kita turunkan ayat-ayatnya akhiratnya bahagia nah jadi capaian kebahagiaan ukurannya dalam Islam itu bukan cuman sekedar dunia tapi alam kuburnya nikmat akhiratnya pun bahagia itulah Islam persoalannya kita ke alam kubur aja belum Kemudian dunia belum bahagia, sebentar kita mengaku muslim, islam kita. Apa yang salah dalam keislaman kita? Sehingga kebahagiaan itu belum diraih. Bahagia itu bisa relatif nanti, sesuai dengan kadar masing-masing. Ada bahagia dengan kekuatan tenaga ketika bisa bangun tahajud. Ada bahagia ukurannya harta ketika mencapai batas tertentu. Ada bahagia itu ukurannya kedudukan ketika mencapai level tertentu. Tapi dari semua yang relatif itu, semua kebahagiaan itu mendekatkan pelakunya dengan Allah SWT. Jadi kalau Anda menjadi orang kaya, mohon maaf, tapi kekayaan Anda belum bisa mendekatkan Anda dengan Allah, maka dalam Islam belum disebut bahagia. Belum bahagia. Kalau cuma sekedar kaya, korun lebih kaya. Korun lebih kaya. Uh, dan kayanya luar biasa. Quran Surah ke-28, ayat ke-76. إِنَّ قَرُونَ كَانَ مِنْ قَوْمِ مُوسَىٰ فَبَغَوْا عَلَيْهِمْ Qarun itu termasuk kaumnya Musa. Sombongnya luar biasa. Kalau bagha itu sombong pakai harta. Kalau pakai kedudukan namanya toga. Karena itu Qarun disebut bagha. Fir'aun disebut toga. إِذْهَبْ إِلَىٰ فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَا Pergi ke Fir'aun, dia sudah mulai sombong dengan kedudukannya. Menyimpang dia. Kalau sombong dengan kedudukan, toh, sombong dengan harta, baha, dua-duanya hidup di zaman Nabi Musa. Penguasa yang valim bertemu dengan pengusaha yang lalim, dua-duanya itu. Nah, Fir'aun sombongnya luar biasa, bagaimana kekayaannya? Lihat. Sungguh kunci-kunci gudang emasnya saja, kalau kita sekarang kunci berangkasnya saja, itu enggak sanggup dipikul oleh bodyguard yang ada di belakangnya. Kalau dia jalan kemanapun, di belakangnya itu ada bodyguard, Pak Bu. Jalan dia, di belakang bodyguard, cuma bawa kunci berangkasnya aja. Ini saya, ini saya. Itu pun gak kuat bawahnya. Jadi kalau jalan kemanapun dia tunjukkan, kalau mau ngambil, ambil aja. Bodyguard saya aja gak kuat, ngambil dia. Kaya, sombong. Jadi kalau ada sekarang orang yang merasa kaya, ingin ikutan sombong, dia terlambat. Karena sudah ada yang duluan. Dan sangat keterlaluan karena kekayaan dia, tidak sekaya korun. Korun sangat kaya, sombong, dihancurkan oleh Allah. Kata Allah, dia tidak bahagia. Bukan kebahagiaan itu yang ingin diraih. Maka muncul kaedah di ayat 77-nya. وَابْتَغِي فِي مَا آتَكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةِ Hei, saya titipkan harta ini bukan untuk kamu sombong. Tapi supaya kamu mencari kemuliaan akhirat. Nanti kita akan lihat bahwa dulu orang-orang yang super kaya itu. وَفْمَنْ بِنْ أَفْفَنْ رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَىٰ أَنْهُ Itu kebahagiaannya bukan ketika omsetnya bertambah. Tapi ketika kekayaan itu bisa digunakan untuk meraih akhiratnya. وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا Walaupun mereka tampil elegan juga dalam urusan dunianya. Dunia tidak lupa, tapi akhirat bisa diraih. Itu ukurannya. Sekarang mari kita turunkan semua capaian-capaian tadi. Bagaimana bisa mendapatkan kepatuhan, seperti apa meraih ketenangan, dan seperti apa mendapatkan kebahagiaan. Nanti di akhir, semua itu harus kita terbarkan sebagai rahmat tunjukkan kepada seluruh semesta alam. seperti dituntunkan oleh Nabi SAW jelas sampai sini? belum saya terangkan satu, Islam kita mulai Islam sebagai tuntunan kepatuhan Quran surah 3 ayat 19 ketika Allah menyebutkan Islam sebagai tuntunan kepatuhan maka kalimatnya disebut dengan ad-din إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامِ Sungguh, din yang diridai oleh Allah itu adalah Islam. Kalau sudah Anda mendapatkan ad-din Islam, Anda tidak boleh mencari yang lain. Rugi Anda. Sudah dapat Islam, maaf Anda mencari yang lain. Orang-orang sibuk mencari Islam, Anda sudah Islam, ngapain cari yang lain? Anda sudah dapatkan baju yang bagus, kenapa mencari yang jelek? Belas ya, karena itu turun ke ilah di Quran surah ketiga ayat 85 Siapa yang mencari selain Islam sebagai din, maka Allah tidak akan terima Di akhirat nestapa dia, dunia silahkan kalau merasa bahagia Tapi nanti saya tunggu di akhirat kata Allah Lihat, akhirat rugi Nah sekarang pertanyaannya apa itu ad-din? Ujian kepatuhan, kita lihat Ketika Nabi SAW menerangkan tentang ad-din yang disebut dengan al-islam tadi, Sehingga nanti menjadi rahmat bagi semesta alam, disebutkan kisahnya di hadis riwayat muslim, nomor hadis yang ke-8 dari Umar bin Khattab r.a. Di al-arba'in nomor hadis yang ke-2. Saya bacakan hadisnya. An Umar bin Khattab r.a. aydan qal. Hadis riwayat dari Umar bin Khattab r.a. anhu semoga Allah meridai kepadanya. Beliau menyampaikan. Bainama nahnu julusun anda rasulillah ketika kami sedang duduk-duduk santai bersama Rasulullah SAW kalau ada kata julus ditambah dengan bainama itu duduknya santai tidak terlampau serius tapi saya ingin tunjukkan pada anda sahabat nabi itu masya Allah luar biasa duduk santai saja yang dicari orang baik lihat, mau duduk santai saja, santai itu kan duduk-duduk ringan kadang minum teh, minum kopi, tapi yang dicari orang baik, nabi langsung ini petunjuk dalam hazanah sirah kita ini adab, bahwa orang islam itu dalam segala hal ingin mencari yang terbaik anda lihat ya, bayangkan, kalau anda berhadapan dengan orang baik, dapat orang baik orang baik itu dalam santainya saja, pasti akan menampakkan kebaikan karena dia baik, maka lisannya akan bicara yang baik-baik Karena dia baik, maka pandangannya akan pandang yang baik-baik. Karena dia baik, maka tangannya akan mengerjakan yang baik-baik. Lihat para sahabat itu. Jangankan yang seriusnya, yang santainya saja, cari orang terbaik. Itu prinsip kita. Kita jangan terbalik. Jangankan santai seriusnya saja, mencari orang aneh misalnya. Oh, hati-hati. Lihat teman-teman sekalian. Dalam santainya pun, yang dicari orang baik-baik, maka ambil prinsip ini dalam kehidupan. Anda pergi ke kantor, mau jalan sedikit, jalannya santai, cari orang baik. Di rumah, cari orang baik. Di kehidupan sosial, cari orang baik. Dengan kebaikan itu, maka kebaikan Anda akan terjaga, dan semua terkumpul kemuliaan-kemuliaan dalam kehidupan. Bila kita berjulusan dengan Rasulullah, Tiba-tiba di hadapan kami nampak seorang lelaki, pakaiannya putih bersih. syedidu sawah disya'ari rambutnya menghitam rapi la yura'adehi atharu safari tidak nampak dalam dirinya bekas-bekas perjalanan tidak nampak ringan ini ingin menunjukkan adab seorang penuntut ilmu saya agak sedikit tarik yang materi siang kita tarik kekinian jadi ini nanti kita lihat dan malaikat jibril menyamar datang kepada nabi untuk menunjukkan pada para sahabat bagaimana menuntut ilmu yang baik Ini untuk menerangkan tentang Islam, sampai malaikat turun ingin menegaskan apa inti keislaman seseorang itu. Nah, datang kepada Nabi SAW, lihat, لا يُرَعَدَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ Tidak kelihatan bekas-bekas perjalanan. Ini adab kalau Anda ingin belajar, jangan banyak mampir-mampir. Mau berangkat, lihat ada jualan misalnya, maaf ada kuliner mie ayam, mampir dulu situ. Ada pertandingan ini, mampir dulu situ. Sehingga ketika sampai ke madlis ilmu, kekuatan kita untuk belajar jadi berkurang. Begitu mau belajar yang diingat mie yang barusan. Begitu mau belajar yang diingat pertandingan yang belum terselesaikan. Macam-macam. فَجَلَصَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Sebelumnya, وَلَا يَعْرِفُهُ مِنَّ أَحَدٌ Kami tidak kenal siapa orang ini. Awas, ini menunjukkan belajar itu, Anda tidak harus dekat dengan lokasi. Anda mendapatkan ilmu yang bagus, guru yang baik, kejar selama punya kemampuan untuk mendapatinya. Maka dia mendekat kepada Nabi SAW. fa'asna daruk bataihi daruk bataihi menyandarkan lututnya ketemu lutut ambil sab depan wa ba'a kafaiya ala fakhidaihi meletakkan telapak tangannya di pahanya faqala dia bertanya ini intinya ya muhammad hei muhammad s.a.w akhbirni anil islam tolong terangkan kepadaku apa esensi islam itu inti islam itu apa lihat mana yang pertama tadi fokus disebut ad-din oleh quran Dan din yang disebutkan oleh nabi ini maksudnya. Entah syahadat Allah, ilah, ilallah. Wa anna Muhammad rasulullah. Syarat pertama seorang Islam adalah dia bersyahadat. Tidak ada Tuhan yang layak disembah kecuali Allah. Awas hati-hati ya. Ini saya mau serius sekali disini. Ketika anda bersyahadat, anda mengucapkan la dengan illah. Hati-hati dengan kalimat itu. La itu huruf nafi. yang meniadakan segala hal. Illa itu huruf ifbat yang menetapkan satu diantara yang ditiadakan. Ketika Anda mengatakan la ilaha, enggak ada Tuhan, enggak ada sama sekali. Sampai sini ateis. Tidak ada Tuhan. Tapi ketika Anda menetapkan illa, maka dari segala yang tidak ada itu, saya tetapkan satu saja. Allah, hanya Allah. Jadi kalau Anda sudah mengucapkan kalimat ini, Ashadu an la ilaha illallah, maka lisan Anda tidak akan bisa berkata ada Tuhan selain Allah. Karena Anda menetapkan tidak ada Tuhan, kecuali cuma Allah saja. Maka lisan orang yang bersyahadat, itu mustahil lisannya akan mengatakan, Walaupun lisan tidak bertulang, tapi lisan ini tidak akan pernah bisa mengatakan ada Tuhan lain selain Allah. Tidak ada din selain Islam. Mustahil. Lisan orang yang syahadat. Anda ini kan syahadat paling minimal. Sembilan kali dalam sehari. Subuh sekali. Coba lihat. Duhur dua kali, asar dua kali, maghrib dua kali, isya dua kali. Bukankah dalam tahiyyat Anda bersyahadat? Ashadu an la ilaha illallah. Subuh tahiyyat sekali, duhur dua kali, asar dua kali, maghrib dua kali, isya dua kali. Lisan orang yang tahiyyat mengucapkan ashadu an la ilaha illallah, maka dia tidak akan pernah mampu mengucapkan ada agama lain selain Islam, ada Tuhan lain selain Allah. Jadi saya itu agak bingung ada orang mengatakan semua agama sama. Menuju pada Tuhan yang sama, cuma caranya beda-beda. Ada yang salah di lisannya itu. Karena lisan orang yang berlatih syahadat dengan benar itu mustahil bisa mengucapkan kalimat demikian. Sama dengan telunjuk yang selalu dipakai untuk syahadat. Telunjuk ini ketika digunakan untuk syahadat, mustahil bisa dipakai maksiat. Mustahil. Karena tiap hari ketika diucapkan, Asyadu an la ilaha illallah, telunjuk Anda mengangkat. Maka telunjuk orang sholat tidak akan pernah dipakai maksiat. Tanda tangan proyek yang tidak jelas. Menulis hal-hal yang dilarang oleh Allah. Mengerjakan hal yang tidak disukai. Curang dalam timbangan. Gak mungkin. Mustahil. Hati-hati teman-teman sekalian. Hati-hati. Makanya orang-orang yang demikian disebut oleh Quran. Pasti sholatnya bermasalah. Quran surah keempat ayat 142. Bermasalah. Teruskan. Cara menyembah Allah. Maka anda mesti melihat bagaimana Rasulullah menuntun kita. Kemudian, apa ujiannya setelah Anda berislam mengucapkan kalimat syahadat? Perhatikan, kepatuhan. Waktu qimassalah, kerjakan salat. Waktu tiazzakah, keluarkan zakat. Waktu sumar Ramadan, puasa Ramadan. Waktu hujjal bayta ini stata'atai laihi sabila. Kemudian, Anda tunaikan haji dan berusaha mampu mewujudkannya. Ujian pertama ketika Anda mengucapkan, saya islam, saya muslim. Maka ujian yang pertama, perhatikan teman-teman sekalian. ujian kepatuhan dalam bentuk ibadah. Ini poinnya. Jadi kalau ada orang Islam mengaku Muslim, kemudian dia tidak mau ibadah, maka mohon maaf, satu, dipertanyakan ke Islamannya. Ini poin pertama. Ingat yang pertama tadi saya sebutkan, Islam, pengertian pertama, kepatuhan. Patuh pada ketentuan Allah. Karena itu ketika Anda bersyahadat, saya masuk Islam. Syadu'anna ilaha illallah Syadu'anna Muhammad Rasulullah Anda akan diuji dengan amalan tadi Patungan ini Muncul turunannya Makanya turun di Quran Perintah-perintah salat Wa'akimus salat Quran surah kedua ayat 43 Wa'akimus salat Zakah Wa'atuz zakah Puasa Al-Baqarah 183 Ya'ayyukalladzina amanu kutiba'anikumusyaam Haji Quran surah kedua ayat 196 Wa'atimul haji wal-umratalillah Turun semua perintah Mau diuji patungan Jelas seperti ini? Ini bagian yang pertama. Karena itu, ketika seseorang akan masuk Islam, mohon izin ya, pada teman-teman yang mungkin ada kawannya, kita berdoa pada Allah, akan dapat hidayah dia masuk Islam. Nah, selain tidak boleh dipaksa, Anda harus jelaskan selalu masuk Islam. Nanti kalau sudah masuk Islam, bapak atau ibu mesti mengerjakan ajaran-ajaran dari Islam. Siap tidak patuh. Kalau dia katakan, saya siap misalnya, maka syahadatkan. Kalau dia katakan, saya pikir-pikir dulu, ah pikir-pikir dulu untuk bersyahadat. Silahkan. Supaya tidak ada paksaan, ada kenyamanan, dan ada kepatuhan setelah dia bersyahadat. Maka setiap orang yang telah bersyahadat, disebut oleh Al-Quran, dia beriman kepada Allah. Iman. Orangnya disebut dengan amanah pekerjaannya, orangnya mu'min, jama'nya amanuh. Perhatikan. Ketika orang-orang sudah amanu, beriman kepada Allah, mengucapkan syahadat, maka kalimat pertama kali diminta harus dia patuh mengerjakan tuntunan dalam Islam. Quran surah kedua, ayat 208. Ketika kepatuhannya disebutkan, kalimatnya menggunakan kata silmi. Perhatikan, ini ujian kepatuhannya. Diterangkan dalam bentuk Islam, ketika tuntunan keseluruhannya disebutkan, dirubah kalimatnya dari Islam jadi silmun. Ya ayyuhal ladhina amanu. Hei orang-orang yang telah masuk ke dalam Islam, bersyahadatnya. Udukhulu fis silmi kafah. Maka praktekan semua tuntunan dalam Islam secara menyeluruh. Awas hati-hati. Jadi jangan pilih-pilih, sholatnya patuh. Tapi ujian yang lain tidak dikerjakan. Kalau Anda sudah masuk Islam, maka semua perintah Allah patuhi. Bukan cuma sholat. Akhlak, saya tunjukkan ya. Dari ujung kepala sampai ujung kaki ada perintah Allah. Mata, ada perintah. Apa fungsi mata? Bukan melihat. Kalau cuma melihat, kambing juga melihat. Elang melihat. Mata elang lebih tajam dibanding mata kita. Elang naik ke udara, naik ke bukit tinggi. Masya Allah naik. Anak ayam di bawah kelihatan. Antum naik pakai pesawat, anak sendiri gak kelihatan. Baca, mata hilang tuh. Tapi mata hilang setajam-tajamnya tidak dihisap. Mata kita dihisap. Quran Surah 17 Ayat 36 إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَّرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُمْ أَسْأُولَةً Sungguh pendengaran kita, penglihatan kita, dan apa yang kita fikirkan itu akan dihisap oleh Allah. Mata kita dihisap. Karena itu mata orang beriman yang sudah masuk Islam, itu beda fungsinya bukan cuma melihat. Kalau cuma melihat, orang yang gak beriman pun bisa melihat. Kalau cuma melihat binatang pun bisa melihat mata orang beriman diatur oleh Allah. Untuk laki-laki, Quran surah 24 ayat 30. Untuk perempuan, Quran surah 24 ayat 31-nya. Ketika akan menyebutkan fungsi mata, yang disebutkan bukan matanya dulu, yang disebutkan imannya. أُلِّ الْمُؤْمِنِينَ يَغُبُّ مِنْ أَبْصَارِهِمْ Katakan pada orang-orang beriman, iman. Eh, yang sudah beriman, yang masuk Islam. Mata anda beda dengan mata yang lainnya. Bagaimana cirinya? Mata orang beriman itu hanya akan melihat yang baik-baik saja Saya ulang ya Mata orang beriman kata Quran Hanya akan melihat yang baik-baik saja Jadi kalau anda mengaku beriman Masuk Islam Matanya sering dipakai untuk melihat yang tidak baik Ada yang salah dalam imannya Perempuan juga begitu Hei perempuan-perempuan beriman Imannya dulu sebelum matanya Anda masuk Islam patuh pada ketentuan Allah Bapak itu bukan cuma sholatnya. Mata yang selalu dipakai menunduk kepada Allah. Sujud dia. Maka tidak akan pernah digunakan untuk melihat yang tidak baik. Palingkan. Radul basar. Radul basar itu bukan tidak boleh lihat. Lihat silakan. Ketika yang dilihat tidak baik. Palingkan. Bahkan seketika anda beristighfar. Mata melihat dipalingkan. Lisan beristighfar. Wa sari'u ila ma'fira. Quran surah 3, 133. Bergegas dia istighfar. Keluar lihat ada Allah terbuka. Palingkan. Astagfirullah. Salam. Dan cepat, tingkat keimanan ditentukan pada kecepatannya. Astagfirullah. Ini enggak ada jeda. Astagfirullah. Astagfirullah. Ini menunjukkan masih bermasalah. Masuk ke lisan, sama. Iman dulu yang disebut. Quran Surah ke-49, ayat 11. Ya ayyubadzina amanu. Iman sebelum lisannya. La yashara qawmin qawm. Jangan saling celah antara satu komunitas dengan yang lainnya. Orang per orang. Boleh jadi yang dicelah itu lebih baik daripada pencelahnya. Laki-laki dan perempuan, jangan saling celah. Ketika disebutkan fungsi lisan, imannya dulu. Kalau ada orang tidak beriman mencelah, dia memang gak punya iman. Yang jadi masalah, ada orang aku beriman bisa mencelah. Ada yang salah dalam imannya. Ada yang keliru. La yag teba' dukum ba'da. Jangan saling bergosip, gibah. Bu, maaf saya ke ibu ya. Bukan berarti bapak-bapak gak gosip. Tapi peluang untuk berbicara dan berdiskusi lebih banyak perempuan dibanding laki-laki. Karena itu perempuan kalau banyakan disebut dengan nisah. Perempuan itu unik kalau sendirian, dia marah apa. Tapi kalau banyakan katanya berubah jadi nisah. Laki-laki akan katanya sama, sendirian rajul, banyakan rejal. Kata-katanya masih itu juga, perempuan tidak. Marah kalau sendirian, nisah kalau banyakan. Marah itu diantara maknanya yang senang tampil keindahan. Marah. Ya makanya antum jangan heran, kalau mau berangkat baju sedikit lecek, anda sih cuek aja di belakang tiba-tiba. Pak, sini ganti. Tampil indah. Begitu selesai, spray rapikan. Segala ditata. Wah, mau berangkat baju dilihat-lihat. Di elo-elo. Mau berangkat pilihan banyak. Indah, karena senang tampil keindahan. Jadi kalau anda pulang istri anda misalnya kurang peduli dengan keindahan, ada salah itu dalam kewanitanya. Senang. Kadang-kadang bikin kita bingung juga, mau ke taklim, nanya, Pak, ini ada baju bagus, ini mana warna yang bagus ya? Yang biru atau pakai yang hitam? Masya Allah. Kita bilang hitam ajalah lebih baik. Ah masa sih? Biru kayaknya ya. Masya Allah. Katanya nanya, kita jawab punya pilihan dia. Masih mending kalau dipakai yang hitam atau biru. Begitu keluar, hijau. Luar biasa. Tapi kalau banyakan, dia berubah nama jadi Nisa. Nisa itu dari kata Nasa. Sifat yang gemar mencurahkan apa yang dirasakan. Makanya ada surah An-Nisa. An-Nisa. Kenapa disebut Nisa? Karena perempuan itu sependiam apapun kalau sendirian. Kalau ketemu temannya bisa cerita. Dan kadang ceritanya itu cerita yang tidak dibenarkan oleh Quran. Karena itu ciri istisarihah di Quran surah 4 ayat 34 paling kini sebelah atas. Itu tidak akan pernah lisannya mengungkap apa yang tidak harus diceritakan. Apalagi urusan keluarga. Mungkin suaminya. Lihat kalimatnya. Fas-salihatu qanitantun hafidhatun ila ghaybi bima hafidhallah. Jadi perempuan-perempuan salihah. Dia akan taat kepada Allah dengan cara menaati suaminya pada yang baik-baik. Dan dia akan menjaga urusan suami dan keluarganya sepanjang Allah telah menutupnya. Di aibnya kan dijaga, tidak keluar, tidak bicara. Mohon maaf ya, ini sindiran tajam di Quran. Kalau ada aib rumah tangga tersebar keluar, jangan disalahkan yang menyebarkan. Yang jadi masalah kenapa anda membuka. Bahasa Qurannya kan saya sudah tutup, kata Allah kenapa kamu buka? Kata Nabi kalau malam ada terjadi sesuatu, siang jangan menyebar. Kalau siang terbuka sesuatu, malam jangan menyebar. Tutup, anda bisa tutup sampai kiamat akan dijaga oleh Allah. Tapi kadang-kadang, keluarlah kalimat itu. Judulnya taklim, baju sudah dipilih, berangkat pakai hijau. Begitu nyampe masjid, Assalamualaikum, kum salam, apa kabar? Baik, Alhamdulillah, sehat, sehat. Keluarga? Baik. Gimana suami? Disitu masalahnya. Wah, situ masalahnya. Ih, gak nyangka ya? Nyangka. Banyak luar. Lisan orang beriman itu gak akan bisa mengungkap halal yang tidak harus diungkap. Jaga dia. Saya tidak Ustaz. Alhamdulillah. Tidak seperti ibu itu tuh. Oh sama aja. Lisan. Cek. Jadi lihat mata Lisan sampai ke ujung kaki. Ketika anda diminta untuk beraktifitas. Kepatuhan itu melekat pada diri kita. Imannya yang disebutkan duluan. Jadi kalau antum tiap hari sholat. Cuman sholatnya bagus. Sesuai petunjuk Allah, sunnah Rasulullah. Tapi tidak ada praktikal dalam kehidupannya. Itu belum menunjukkan keimanan yang sempurna. Jelas ya? Patuh. Nah sekarang, apa faidahnya kita patuh kepada Allah? Apakah yang pentingnya sholat? Atau dibalik sholat itu ada yang lebih penting yang akan kita dapatkan? Apakah Allah butuh dengan sholat kita? Atau kita yang butuh dengan sholat yang kita kerjakan? Sekarang lihat rahasianya. Misal. Di Quran ada perintah-perintah kepada Tuhan. Salat, baca Al-Quran, berdoa, istighfar dan sebagainya. Semuanya disingkat dengan zikir namanya. Zikir. Salat disebut zikir. Quran Surah ke-20 ayat ke-14. وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِي Saya itu Allah. Tidak ada Tuhan yang layak disembah kecuali saya. Jadi kata Allah itu melekat dengan sembahan. Maka sembah saya. Bagaimana cara menyembahnya? ketika menyebutkan sholat, zikir disebutkan supaya zikir kepada saya perintah baca Al-Quran Quran surah 29 ayat ke 45 baca, pelajari apa yang diwahyukan kepada Muhammad SAW dari Al-Quran Quran surah 96 ayat 1 baca, ketika kita mau membaca Al-Quran Al-Quran disebut dengan zikir Quran surah 15 ayat ke 9 Kami yang menjelaskan Al-Quran sebagai zikir. Jadi kalau Anda sedang baca Al-Quran, Anda sedang berzikir. Anda mau menghafal Al-Quran, hafalan Al-Quran disebut zikir. Al-Quran surah ke-54, ayat 17, ayat 22, ayat 32, ayat ke-40. Hafalan Al-Quran disebut dengan zikir. Jadi kalau Anda sedang menghafal Al-Quran, Anda sedang berzikir. Doa disebut dengan zikir. Diperintahkan Anda berdoa. Diperintahkan. Lihat kalimatnya. وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبُ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّعْيِ إِذَا دَعَانِي Doa. وَدُعُونَ لِيَا سَجِبْ لَكُمْ Doa lah kepada saya, saya jawab. Ketika anda berdoa, disebut zikir. Quran Surah 7, ayat 205. Dan berzikirlah anda dalam diri anda. Minta berdoa kepada Allah dengan lirih. Seperti Nabi-Nabi dulu berdoa. Zikir. Anda diminta kalimat ta'ibah pasca salat. Setagfirullah, setagfirullah, setagfirullah Allahumma antas salam, ominkas salam Tabarak, tayyadhal, jalali wal ikram, zikir Hadis riwayat muslim, nomor hadis 591 Tahu dari mana itu zikir? Quran surah keempat, ayat 103 Paling kanan sebelah atas Begitu anda selesai salat, kata Quran Bergegaslah untuk berzikir, maka anda ucapkan Setagfirullah, setagfirullah, setagfirullah Allahumma antas salam La ilaha illallah, wadahullah syarika, lalumul qulul alhamdul, wa ala kulli sya'in qadir. Hadis muslim dan hadis 593. Subhanallah, subhanallah, subhanallah, alhamdulillah, allahu akbar. Hadis muslim dan hadis 597. Zikir, ada semua. Nah sekarang, ketika anda diminta untuk zikir patuh mengerjakan itu semua, apa manfaatnya? Perhatikan, zikir yang benar itu akan berdampak pada ketenangan diri kita. Quran surah ke-13 ayat ke-28. Ala bi zikri lahi tatma innul ulu. Yakinlah jika zikir Anda benar kepada Allah, maka dampaknya ke hati akan tenang. Jadi saat kita diminta zikir, sholat, baca Quran, puasa dan sebagainya, itu yang butuh kita. Allah enggak butuh dengan sholat kita. Semuka langit dan bumi tidak sholat kepada Allah, tidak berzikir, tidak akan menurunkan status Allah sebagai Tuhan. Yang butuh kita karena dengan sholat itu ada ketenangan dalam diri kita. Dalam bacaan Quran ada ketenangan bagi kita. Jadi ada dampak. Jadi kalau selama ini anda gak pernah tenang, padahal anda kaya luar biasa, kedudukan tinggi, mungkin cek dulu, bukan karena kurang kaya, anda kurang sholat. Bukan karena kurang kedudukan, anda kurang zikir. Kalau cuma kaya, banyak tuh di luar. Tapi mereka juga gelisah karena gak pernah zikir kepada Allah SWT. Di Jepang banyak orang hebat, tapi di Jepang banyak orang gelisah, banyak yang bunuh diri. Saya dari Jepang beberapa waktu lalu. Itu indeks tingkat bunuh diri di Jepang, itu 130 ribu lah, 30 ribu setahun. 100 orang per hari, 100 orang per hari, Anda bayangkan. Dan saya pernah dibawa ke satu tempat, itu setiap hari minimal 5 orang selalu ada di situ, mayat. Singkansen kereta cepat, kalau terlambat sekian detik, sepersian ketik, itu artinya ada yang orang lompat ke situ. Orang lompat. Anda bisa bayangkan kehidupan yang... disiplin, tenang, kelihatan nyaman, kelihatan saya sebut kelihatan, tapi ternyata banyak hadir kegelisahan dalam jiwa kenapa? karena gak ada zikir ada musibah kecil sudah gak tenang uh orang Indonesia yang rajin zikir kasih banjir, berenang tenang, luar biasa jadi ketenangan itu mudah jadi kalau anda sedang, konsepnya gini kalau anda sedang gelisah, bahasa sederhananya anda zikir minimal tenang, walaupun solusi belum datang minimal ada ketenangan Di antara dikit apa? Baca Quran Misal, sedang gak enak, sedang gak nyaman perasaan Ada sesuatu terjadi di perusahaan Ambil wudhu, buka mushaf Begitu dibacakan Quran, demi Allah saya katakan Seketika akan ada ketenangan yang tidak biasa Minimal Anda tidak mengeluh Gak ada kerjaan Anda mengeluh, mengeluh tidak menyelesaikan persoalan Mau pergi ke istiqlal Tiba-tiba macet di depan, bikin status Istiqlal macet Terus apa solusinya? Gak ada. Zikir. Hadir ketenangan dalam jiwa. Solat, tenang. Ambil budu, solat. Solat itu jangankan solatnya, tempatnya saja masjid, bikin tenang. Gak percaya silahkan. Antum masuk rumah dengan rumah Allah, beda. Masuk rumah Antum, kadang-kadang ruwet tuh. Tapi masuk rumah Allah, begitu masuk kaki karan, ada situasi berbeda. Enak, tenang. Salat dua rakaat tenang, duduk di bawah kipas angin, saking tenang, tidur. Masya Allah. Saya ke Gunma, di Jepang itu ada Gunma. Ustadz lokal menyebutkan, Ustadz, ternyata ada daerah lain yang tingkat bunuh dirinya, itu lebih hebat dibanding dengan Jepang. Eh, maaf sebentar, waktunya masih ada? 6.30 ya Pak Surya, halo? Masih ada? Oh masih. Di Gunma beliau cerita, jadi ada yang lebih hebat pesat dari sini, tingkat bunuh dirinya. Kalau di sini masih teratur. Teratur, bunuh dirinya teratur, masya Allah. Ya jadi pasti kalau nggak di Sengkansen kereta, tempatnya di sini. Kalau di tempat yang satu lagi, saya nggak perlu sebutkan lah tempatnya ya. Ada daerah Eropa, itu bunuh dirinya merantahkan. Di mana aja ada mayat. Maka pemerintahnya belajar kemudian, belajar. Melihat situasi itu di lokalisasi, tempat lokalisasi bunuh diri. Jadi kalau mau bunuh diri, disini aja, jangan tempat lain. Dan uniknya, jamnya diatur. Jam 8 sampai jam 12. Jadi kalau anda datang jam 7 ke pagian, datang jam 1 ke siangan. Besok lagi. Nah, satu kali, ini nyata. Ada orang mau berangkat bunuh diri. Ketemu orang Islam. Ini nyata, saya tidak mengarang cerita. Begitu di jalan dia merangkat, ketemu orang Islam. Ditanya mau kemana? Bunuh diri. Jam berapa? Jam 10. Ada jam ya. Baik. Hari itu masih belum jam 10. Baik. Masih belum. Si orang Islam ini bilang, bisa gak ikut saya dulu? Saya takut telat, takut telat, Masya Allah. Luar biasa. Keterang Islam ini, kalau terlambat, nanti saya ganti. Ganti. Baik, biasa kalau di luar itu kan ukuran terhadap materi kadang-kadang lebih tinggi. Lebih tinggi dari capaian ketenangan. Padahal dalam rumus kita kadang-kadang ketenangan itu bisa lebih penting daripada materi yang dipegang. Buktinya begini, Anda pilih ya. Tapi jangan pilih yang ketiga, saya ingatkan dari awal. Pilih. kaya tapi gelisah atau miskin tapi tenang? Tidak ada pilihan ketiga, jangan maksa. Kaya tapi gelisah atau miskin tapi tenang? Banyak uang tapi gelisah, sedikit uang tapi tenang? Pilih mana? Saya tahu pengen kaya tapi tenang. Sudah tidak usah dikasih pilihan. Balik ke sini. Akhirnya apa yang terjadi? Dia ikut, berangkat ikut dengan orang ini. Dibawa ke mana? Ke masjid. Karena dia belum muslim, dia tunggu di luar. Dia tidak masuk. Sedang ada pengajian Begitu duduk, Masya Allah Jangan kena orang Islam, non-muslim ikut pengajian Di luar, begitu duduk mulai ngantuk Gak terasa, tidur Tidur Saking lalapnya tidur sampai bubar pengajian Tidur Tidak dibangunkan, karena merasa kayaknya nikmat orang ini Lewat jam bunuh diri Jam 10 lewat Jam 12 lewat Jam 2 baru sersek-eresek mau bangun. Saat itulah kemudian dia terbangun. Kata si orang tadi yang muslim yang menawarkan. Saya minta maaf katanya. Minta maaf. Tadi tidak bangunkan anda karena anda terlihat nikmat. Bunuh diri. Eh maaf tidurnya. Tidurnya. Nanti besok saya antar lagi saya ganti kerugiannya. Kata orang tadi. Tidak, tidak. Tidak usah diantar, tidak usah diganti. Saya tidak jadi bunuh diri. Kenapa? Entah kenapa. Saya mendapatkan ketenangan ketika berada di sini. Anda bisa bayangkan, non-muslim saja, dekat masjid bisa tenang. Masa Anda orang Islam yang sudah muslim tidak tenang ke masjid? Cek! Cek! Ada non-muslim dekat masjid bisa tenang. Anda orang Islam dipanggil adan, jadi tidak tenang. Allahu Akbar, Allahu Akbar. Kau sudah sholat lagi? Oh! Luar biasa! Akhirnya apa yang terjadi? Orang itu masuk Islam, menyebar kisahnya, bikin viral. Akhirnya ketika viral, cancel setempat, pembedanya setempat, Masya Allah, membuat aturan. Jadi setiap ada yang bunuh diri, ustad tadi dibuatkan tempat lokal disini di sampingnya. Ada tulisan, yang mau bunuh diri konsultasi dulu kesini. Luar biasa. Teman-teman sekalian, coba lihat barangkali yang membuat kita tidak tenang itu bukan karena capaian dunia, tapi mungkin zikir kita kurang. Jadi kalau anda ingin, bagaimana anda bisa mengatakan Islam rahmat dilalamin, diri sendiri aja belum jadi rahmat. Untuk pribadi anda belum menatangkan rahmat, bagaimana anda bisa menawarkan rahmat pada orang lain. Kalau Anda belum bisa menenangkan diri, bagaimana menenangkan orang lain? Orang tua yang belum bisa menenangkan dirinya, bagaimana bisa menenangkan anaknya? Anaknya nangis, tenang, tenang, tenang. Bapaknya aja nggak tenang. Ibunya nggak tenang. Bagaimana bisa bikin anaknya tenang? Jadi kalau kita berusaha mengatakan, li'l-alamin, bikin diri sendiri juga, baik dulu dalam pandangan Allah SWT. Karena itulah orang-orang yang berinteraksi dengan Al-Quran, menunaikan perintah Allah, patuh pada segala keterangan dan tuntutan. maka apa yang terjadi selain ketenangan? Quran surah ke-19 ayat 15. Itu yang saya kotakin nomor 7. Lihat. Jaminannya tiga. Seperti kami berikan pada Nabi Yahya, kalimatnya nakirah. Nakirah itu umum, bukan untuk satu dua orang. Ayat ini bicara tentang kepatuhan Nabi Yahya. Ayat sebelasnya Yahya. Yahya. Ambil kitab. Pelajari, wahyu dari Allah SWT, terapkan. Nabi aja diperintahkan. Nabi Muhammad juga baca Quran, belajar Quran. Ya saya tanya, Nabi Muhammad itu Nabi bukan? Rasul bukan? Dijamin surganya? Ada hisapnya enggak? Surganya tingkat tinggi atau paling rendah? Tingkat tinggi. Beliau informasi masih baca Quran. Hatam Quran. Sekali, dua kali, Masya Allah, sekali dalam setahun, saat Ramadan. Saat mau meninggal dua kali dalam Ramadan, Nabi Muhammad masih menghatamkan Qur'an. Baca Qur'an, belajar Qur'an dengan Malaikat Jibril. Maaf, antum Nabi bukan. Bukan, Rasul bukan. Sudah jelas surganya? Belum. Ada hisab enggak? Surga paling tinggi atau paling rendah? Belum jelas. Baik, Anda bukan Nabi, bukan Rasul. Surga belum jelas. Amalan berantakan, hisab menegangkan. Masya Allah, enggak mau baca Qur'an. Nabi aja baca Qur'an, masa kita yang bukan Nabi enggak? kebalikan ketika Yahya a.s. mengikuti tuntunan Allah patuh pada perintah Allah ketenangan dunia diberikan yang hebat kami jamin hidup dunianya tenram alam kuburnya nyaman dan akhiratnya bahagia Ketika menyebutkan jaminannya, kalimatnya dibuat nakirah bentuk umum. Ada kaidah dalam tafsir. Lihat, kaidahnya berbunyi. Jika sesuatu disebutkan dalam bentuk umum, maka yang diberikan tidak hanya berlaku bagi orang yang disebutkan saja. Kalimat dalam kaidah Asbabun Nuzulnya menyebutkan, Al-imratu bi'amumin lafdila bi'khususis sababi. Anugrah itu berdasarkan keumuman lafadnya, bukan khusus diturunkan kepada siapa. Ayat itu ingin memuji Nabi Yahya. Tapi kalimatnya dalam bentuk umum Artinya siapapun yang mengikuti petunjuk-petunjuk dari Quran Seperti nabiah yang mengerjakan Maka akan diberikan kalimat-kalimat dan anugerah yang sempurna Contoh Para nabi sunnahnya diikutkan itu Nabi Muhammad luar biasa Diikuti oleh para sahabat Sahabat bukan nabi, bukan rasul Uthman mengikuti Uthman itu menantu nabi Menikah dengan dua putri nabi Yang satu dinikahi meninggal dunia Nikah lagi dengan yang satunya lagi Pengusaha sukses, sejak mengikuti petunjuk Nabi, usahanya gak pernah rugi. Modalnya tidak pernah kembali, yang datang untung. Bukan kembali modal, kembali untung. Untung, untung, untung, untung. Saking kayanya, sampai hari ini asetnya masih ada di Madinah. Setelah terakhir ke Madinah, itu Masya Allah. Sampai sekarang masih ada asetnya, sudah 15 abad lebih masih ada. Osman pernah beli sumur. Bukan lahan parkir, lahan parkir itu ujian buat kita sekarang. Bisa gak niru Osman tuh? Kalau mau tiru, silahkan. Pahalanya banyak. Itu Usman beli sumur, beli orang Yahudi. Setiap mau ngambil, bayar, bayar, bayar kata Yahudi. Kata Usman, saya beli. Ngambil gratis. Sekitarnya ada area tanah, 10 hektare. Ini cuma 400 meter. Itu 10 hektare. Kata Usman, saya beli. Begitu dibeli, kata Usman, hadirkan kurma. Kurma. Yang lapar, makan kurma. Yang haus, minum air. Gratis. Sekarang, area ini akan dijadikan pusat penginapan perhotelan. royaltinya disimpan di bangsa udia nama seorang bin afan disedekahkan untuk kepentingan umat islam masyaallah anda bayangkan hartanya sampai sekarang masih ada, kaya luar biasa menantu nabi, menikah dengan dua putri disebut dun norain, yang punya dua cahaya melalui lisan nabi disebut akan masuk surga tanpa hisab melalui lisan nabi disebut malaikat kalau turun, malu malu, saking pemalu Tapi Masya Allah, tahukah anda apa yang terjadi? Patuhnya pada Allah tak terlukiskan. Kata Imam An-Nawawi dalam kitabnya At-Tibyan Fi Adab Hamalatil Quran Terbitan dari Kutub Al-Islamiyah Warna Merah Barun Halaman 38, Paragraf 1 Baris 1-2 paling kanan sebelah atas Kata Imam An-Nawawi Kebahagiaan Uthman itu bukan tak kala Omsetnya meningkat atau bertambah. Kebahagiaannya Tak kala menemukan waktu lapang untuk Ibadah. Sampai tahajudnya Malamnya, sampai hatam Quran. Malam Tahajud, hatam Quran Sahabat Nabi, menantu Nabi, sangat pemalu, malaikat turun malu dengan Uthman, jaminan surganya ada dari lisan Nabi, kayaknya luar biasa, Masya Allah, malam masih tahajud sampai hatam Quran, jangankan yang fardu sunnah dikerjakan, bandingkan, antum sahabat Nabi bukan, menantu Nabi juga bukan, kayak tidak sekaya Uthman, surga belum ada jaminannya, malaikat turun belum tentu malu lihat antum, cek Apa siap membuat kita jangankan tahajud yang fardu aja kadang terlambat, tapi cita-cita lebih hebat daripada ufman. Mau kemana masuknya? Surga ustadz. Surganya apa? Firdaus. Kalau bisa tanpa hisab. Masya Allah. Jelas ya? Karena itu, saya ingin antarkan pada bagian terakhir. Kalau ingin Islamnya jadi rahmat bagi alamin, seluruh alam, maka yang harus kita kerjakan ikuti tuntunan Rasulullah. Dalam mengamalkan nilai keislaman itu, hadirkan dalam diri kita ahlunya, ibadahnya, muamalahnya, keluarkan penuntutan Qurannya. Karena itulah ketika rahmat untuk alam itu disebutkan, yang disebutkan bukan Islamnya, tapi yang disebutkan tuntunan nabinya. Quran surah ke-21 ayat 107. وَمَا أَرُسَلْنَا كَا كَا كَنَابِ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَابِينَ Tidaklah kami utus engkau muhammad, kecuali bagi rahmat bagi semesta alam. Jadi semua yang melekat pada nabi, rahmat semesta alam. Hai baiknya luar biasa jangankan ibadahnya ibadahnya terlukiskan lah nggak usah diukur al-bukhari nomor hadits 2008-2010 mohon maaf mohon maaf itu tahajudnya saja rokaat pertama rokaat pertama sampai 100 ayat paling minimal huruf kata Uthman Masud itu masih mending 100 ayat saya pernah sholat di belakang Nabi lima juz 4 halaman al-baqarah sampai selesai dikira mau selesai ternyata Ali Imran Ali Imran sampai selesai dikira mau ruku ternyata an-nisa sampai ke-24 lima juz 4 halaman maaf sampai ayat 176 5 juz 4 halaman, baru ruku besoknya gak ikutan lagi bukan karena capek, karena kata Abdul bin Masud saya ini suka menduga kapan rukunya nih supaya saya bisa sertakan dalam sholat saya saya ikuti luar biasa terus antum pengen ikutan boleh silahkan nabi praktekan dirinya dulu latihan, latihan, latihan maka apa yang terjadi? rahmat untuk dirinya rahmat untuk semesta adam sedang sholat diatasnya ditaruh kotoran unta apa marah? tidak diangkat oleh sahabatnya lanjutkan ruku sujudnya datang ke toif dilempari dengan batu apa marah? tidak sudah berdarah-darah ada di naungan sebuah pohon datang malaikat dua penjaga gunung Mengatakan, Muhammad, dua makna. Angkat tanganmu ke langit, minta. Kami angkat dua gunung taif, kami himpung orang-orang ini. Saking marahnya malaikat. Melihat Rasulullah SAW disakiti. Apa kata Nabi? Lah, jangan lakukan. Mereka belum tahu saja. Saya bermohon kepada Allah mudah-mudahan nanti dari bumi taif ini ada laki-laki, perempuan, tua, muda, anak-anak beriman kepada Allah s.w.t. Duhai Allah. Kepada siapa lagi yang kau akan titipkan aku untuk berdakwah? Kalau masa itu lebih dekat, aku harus tempuh dan aku harus disakiti. Atau masih jauh jaraknya dan aku harus kemudian juga dilempari. Maka aku rida ya Allah, aku rida. Yang penting kau tidak marah denganku. Lahaulawalaku wa ta'ila billah Muhammad s.a.w. Muhammad. Ini bagaimana bisa menjadi rahmat dalam kehidupan kalau kita tidak melatih diri kita. Maka Quran mengatakan, kaknya. Karena tidak sedikit orang merasa Islam, dia sholat. Dia kemudian berakhlak, dia macam-macam. Tapi tidak seperti Nabi membimbingnya. Ada orang ingin akhlak mulia, tapi salah caranya. Toleransi sampai ikut ke tempat ibadah orang lain. Dulu saja kita nggak perlu ikut-ikutan, tapi kita disebut baik. Baik. Saat ada makanan, kita bagi. Saat ada kebaikan, kita berikan. Tapi saat ibadah, kita masing-masing dan mereka mengerti. Mengerti. Sekarang orang sholat banyak. Tapi tidak sedikit orang sholat salah dalam sholatnya. Kata Quran, orang sholat itu terbebas dari perbuatan keji dan mungkar. Sekarang banyak orang sholat, kejinya bertambah, mungkarnya tambah. Apa yang salah? Bahkan orang mau ke masjid masih takut kehilangan sendalnya. Saya tidak tahu kalau di sini masjid lain, mau ke masjid, hati-hati dengan sendal. Hati-hati dengan sendal. Kalau di masjid saya sudah tidak aman, mencari tempat mana lagi? Maka dari itu saya simpulkan, mari kita jadikan mulai subuh ini, kita buat ikhlar dari masjid istiqlal. Istiqlal merdeka, bebas. Merdeka dari segala keburukan. Merdeka dari segala penghambaan kepada selain Allah. Merdeka dari maksiat, itu yang paling penting. Indonesia merdeka, merdeka dari penjajahan. Masjid ini membuat kita merdeka dari penjajahan-penjajahan setan. Merdeka dari maksiat. Merdeka dari keburukan. Jadi kalau antum keluar dari masjid ini belum merdeka dari yang buruk-buruk, maka ada yang salah dalam sholatnya di sini. Ada yang salah dalam baca Qurannya. Ada yang salah dalam ibadahnya. Perbaiki kembali. Sehingga bisa menjadi rahmat bagi semesta alam. Jelas sampai sini? Saya kira cukup dulu ya. Kita cukupkan dulu barangkali untuk orainya. Nanti insya Allah kita sambungkan dalam kesempatan yang lain, karena kita harus menuju ke Harau. Di Harau ada generasi-generasi muda yang ingin menentukan masa depan di kemudian hari. Mudah-mudahan kita doakan, semoga bisa mewakili Sumatera, dan juga saya berharap dari Payakumbu juga, ada orang-orang terbaik yang bisa belajar. Saya tidak bosan mengingatkan, ini saya ketiga kali ada di masjid ini. Kajian malam, kajian subuh. kedatangan saya sebelumnya, sekarang yang ketiga kajiannya, kedua kali ke Masjid Istiqlal, atau ketiga kali dan saya menegaskan lagi dari mulai saat ini, saya mohon mesti ada orang payah kumbu masa dari sekian banyak tidak ada satupunnya jadi ulama, mesti ada ayo bismillah, kalau bapaknya belum hafal Quran, anaknya mesti hafal anaknya belum hafal, cucunya, masa keluarga besar tidak ada satupunnya hafal Quran, malu kita nanti keluarga orang lain masuk surga duluan antum didadahin Siapkan dari sekarang, Bismillah, anak saya harus jadi. Ada satu, ayo tiga anak. Anak pertama hafal Quran, anak kedua hafal hadis, anak ketiga tahu hukumnya, Masya Allah. Begitu antum punya masalah, anak pertama, apa ayatnya? Ini Pak. Adik, apa hadisnya? Ini Pak. Masya Allah, bungsu, apa hukumnya? Ini Pak. Masya Allah. Ustadz Adi, gak akan diundang lagi. Enak di rumah itu, nyaman, nikmat. Teman-teman, ayo hadirkan. Apa yang bisa saya bantu, sampaikan. Saya ingin, mohon Allah. Saya tidak ingin cuma datang ke sini melihat Antum, saya ingin begitu saya meninggalkan tempat ini misalnya ada beberapa orang yang sudah siap untuk menuju masa depan. Dan esok Nusa akan dikenal dalam dunia. Kita kirim sinyal mulai subuh ini ke dunia, dari Payakumbu untuk dunia Islam. Tunjukkan dari sekarang. Apa yang bisa saya bantu, sampaikan. Itu yang kemudian kita bisa maksimalkan. Ya, saya dapat telepon. Mungkin nanti satu mudah-mudahan ada dari Payakumbu. Dari staf perwakilan salah satu negara di Timur Tengah. Tepatnya dari... Jami'an Uman di Irak, memberikan jatah beasiswa tiga. Saya berikan satu untuk payah kumbuh. Silahkan gratis untuk pemberangkatan sambil belajar. Syarat laki-laki. Usia tidak sampai 21 tahun, paling maksimal 21 lah. Kalau sudah ada nanti sampaikan lewat perwakilan mungkin dari Trendshop atau Pasurya. Nanti insyaallah saya inginkan satu orang dari sini ada yang merangkat. Supaya nanti bisa belajar balik lagi. Nanti untuk pembiayanya insyaallah kita akan bantu sehingga menjadi beasiswa keseluruhannya.