Intro Kita semua tahu, lautan penuh misteri dan pandai menyimpan rahasia. Belum banyak yang kita ketahui tentang apa yang hidup dan berkelana di bawah hamparan perairan. tidak perlu menyelam hingga ke laut dalam.
Banyak dari mereka yang berada di dalam jangkauan justru baru ditemukan dan dideskripsikan beberapa tahun belakangan berkat sebuah proyek bernama Senses of Marine Life yang berjalan selama 10 tahun. Para ilmuwan pun mengakui, manusia mengetahui lebih banyak tentang luar angkasa dibandingkan lautan. Jadi sesungguhnya bisa aja kita bilang, kalau sebagian besar makhluk yang bersembunyi di bawah permukaan air, kurang lebih sama dengan alien. Klaim ini disetujui oleh para peneliti dari Dalhousie University di Nova Scotia, Kanada, yang menyebutkan kalau 91% makhluk yang tersebar di seluruh lautan di dunia, masih asing dan belum kita kenali. Dari sekitar 235 ribu spesies yang telah dideskripsikan oleh para peneliti, banyak diantaranya telah beradaptasi dengan lingkungannya dengan berbagai macam cara, seperti kamuflase, fitur fisik yang ekstrim, bioluminesensi, hingga cara berkembang biak yang unik.
Adaptasi ini pula yang menyebabkan wujud beberapa dari mereka menjadi sangat aneh, menjijikan, dan indah. Dalam video kali ini, kita akan kembali mengungkap misteri lautan. Kita akan membahas beberapa makhluk laut yang misterius dan tidak umum, yang beberapa dari kita mungkin belum ketahui.
Video kali ini akan membawa kita kembali menjelajahi laut dan menemukan beberapa makhluk yang menghuni zona yang berbeda. Mulai dari permukaan seperti pantai dan terumbu karang, zona tengah, hingga ke laut dalam. Siapkan minuman, makanan, atau cemilan.
Karena video ini mungkin akan sangat panjang. Untuk yang sayang kota, nanti akan dibuatkan video yang terpisah. Sambil menunggu kamu menyiapkan 2M1C, izinkan saya mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah berdonasi di sawah area. Carmilla Jauh USA, Yaakob Komarudin Dibiza, Khalid Kashmiri, Khidir Karawita, Ismail Ahmad Khan Nabawi, Usman Abdul Jalil Shih. PASKIMAN, HF, KASN KAPAN BUBAR, TARIGAN, HAMBA AULOH, KENU, PSDA KOPMA UNY, ADI SEMOGA SKRIPSI CEPAT KELAR, DEW BISA BALIK NGA SIH, SEMOGA ROKET DARIS BISA TERBANG, JENBUDI INDONESIA, AURAIS TIRISI ROCHE, I LOVE YOU MISS RATULIANA, SATYA PERMANA, HACI DINI TIDAK SEBATANGKARA, FAZA ITU CEWEK BUKAN COWOK, TIAS CAYANG MUHAMMAD RITUAN, ARNOLD SUAR DININGRAT, IOTA, BARAMA JUNUN, ED INDO FISHFET, DR. IKAN, DR. HANIFAH A, NOPAL, BAGUS, CIERI, Toko Ikan Ciputat, Wetri, Niha Fahahini dan Aninha, Farasia Makeup Jogja, Nanamin Bakar, Miau, Syahidul dan Handi Rahma, I Love You Leslie, Narenda Torif Genteng Buangat, Tarik Haji Berusia 56 Hari, Jinzo Faya Faibo Waipa, Shad Cedit Pecinta Kelinci, Gans Gami, Blablablablabla, Aku Ibu, Lialulu Sidang Skripsi, Muhammad Ihsanul Hadi, KenKen, Meikeng Kompuat, Warmin Biologi, dan Keju Ketan Sumbul.
Ketika berjalan-jalan di pinggir pantai, mungkin kamu akan terkejut melihat cangkang kerang yang berjalan pelan menyusuri garis pantai. Tapi kamu akan lebih terkejut ketika mengambil cangkang kerang tersebut dan menemukan ada kepiting di bawah cangkang kerang. Dan mungkin kamu akan bertanya, kepiting apa ini?
Ini adalah shellback crab atau kepiting shellback atau kepiting cangkang kerang dari genus Hypochoncha. Mereka adalah spesies kepiting berukuran kecil yang berasal dari kawasan Indo-Pasifik. Mereka dapat ditemukan mulai dari Indonesia, Papua New Guinea, Australia hingga Jepang, bahkan di Hawaii dan sebagian kecil Amerika Selatan dan Tengah. Kepiting ini menciptakan perisai lindungnya sendiri dari cangkang kerang yang ditinggalkan. Mereka memiliki fitur semi-membran di cefalotoraksnya yang dapat ditekan ke dalam kontur cangkang, menghasilkan mekanisme penghisap yang akan membuat cangkang kerang menempel mantap di cefalotoraks.
Anggota genus Hypochoncha memang terkenal mempunyai serangkaian adaptasi unik yang memfasilitasi perilaku kamuflase semacam ini. Misalnya, Banyak kepiting dromidae seperti kelomang dan kepiting spons dilengkapi dengan sepasang kaki khusus yang memungkinkan mereka meletakkan atau menahan objek tertentu pada tubuhnya. Begitu pula dengan kepiting shellback.
Mereka juga memiliki kaki khusus yang dapat menahan cangkang kerang tersebut. Tapi juga disempurnakan oleh fitur tubuh semacam membran fleksibel yang dapat membuat tubuhnya menempel lebih kuat ke dalam kontur cangkang kerang. Menjaga cangkang kerang tetap terkunci di tempatnya.
Tubuh kepiting shellback juga ditutupi oleh lapisan struktur mirip rambut yang sangat halus yang disebut CT yang hampir transparan. terutama di sekitar tepi tubuhnya. Dan jika kamu cenderung pareidolia, kamu mungkin akan tersenyum melihat wajah kepiting ini. Mereka seakan memiliki ekspresi bingung tapi marah.
Seolah-olah kesel karena ada yang berhasil mengungkap penyamaran hebat mereka. Seolah-olah hal ini kerap terjadi dan mereka menjadi sangat muak. Tapi meskipun penuh dengan trivia menarik seperti ini, kepiting shellback masih kurang dipelajari dalam komunitas ilmiah.
Mungkin karena spesies kepiting ini terbilang cukup langka dan sulit ditemukan. Dan ini baru sekitar pantai lho, karena seperti yang kita tahu, semakin dalam lautan akan semakin aneh makhluk yang ditemukan, seperti ular laut ini. Tidak jauh dari pantai, ada ular yang menghabiskan sebagian waktunya berenang di sekitar terumbu karang. Wilayah ini dihuni oleh famili ular laut, yang beberapa diantaranya masih berkerabat dengan kobra.
Ada lebih dari 60 spesies ular laut yang sangat berbisa yang telah dideskripsikan. Mereka terdiri dari dua kelompok yang berevolusi secara independen atau terpisah. yaitu ular laut sejati dari subfamili Hydrophinae yang berkerabat dengan ular darat Australia dan ular laut dari subfamili Latikaudinae yang berkerabat dengan ular kobra Asia. Semuanya memiliki bisa yang lebih ampuh dari kebanyakan ular berbisa. Akan tetapi, korban jiwa pada manusia jarang terjadi karena ular laut tidak seagresif kerabat darat mereka.
Kalaupun mereka menggigit, output bisanya relatif kecil. dan taringnya cukup pendek, sehingga gigitan mereka tidak begitu mematikan. Tapi ini bukan berarti kamu bisa bebas mendekati dan memegang mereka ya.
Selalu ingat, kagumi dan amati dari jarak yang aman. Sesungguhnya, berdasarkan potensi bisa, seekor ular laut dewasa memiliki bisa yang cukup ampuh untuk membunuh hingga 10 manusia dewasa. Namun karena pengelihatan mereka cukup buruk, Mereka cenderung defensif atau memilih menghindari gangguan.
Ular laut jarang menggigit, kecuali mereka dalam ancaman ekstrim, seperti gangguan pada sarang dan telur. Dari 55 spesies ular laut sejati, sebagian besar ular dewasa memiliki panjang 1 hingga 1,5 meter. Tapi tergantung habitat dan ketersediaan mangsa, beberapa individu dapat mencapai panjang hingga 2,7 meter. Mereka ditemukan di hampir di seluruh benua, kecuali Antartika.
Sebagian besar mencari makan di perairan dengan kedalaman kurang dari 30 meter. Menyelam di antara turun bukarang, di antara hutan bakau, hingga ke dasar laut. Kebanyakan ular laut memangsa ikan yang relatif kecil. termasuk belut.
Namun, dua kelompok yang lebih primitif seperti genus Aipisurus dan Emodicephalus hanya memakan telur ikan. Sementara, genus Hydrophis sangat ahli dalam menemukan dan menggali sarang belut. Sebagai usaha adaptasi terhadap kehidupan laut, ular laut memiliki tubuh pipih dengan ekor gepeng yang seperti dayung. Lubang hidung mereka terletak di atas moncong dan memiliki katuk untuk mencegah air masuk. Paru-paru mereka juga memanjang ke seluruh panjang tubuh.
Sisik kebanyakan ular laut sangat kecil dan biasanya tidak tumpang tindih seperti ular lain, melainkan saling berdampingan seperti paving block. Spesies yang primitif memiliki sisik perut yang mengecil, sedangkan perut spesies yang lebih modern tidak memiliki sisik. Pada kebanyakan ular, sisik perut membantu mereka melata di darat. Oleh karena itu, kebanyakan spesies ular laut modern tidak dapat melata sehingga mereka tidak berdaya di darat. Saat berenang, tubuh mereka menyesuaikan seperti bentuk pelambung kapal.
Ini akan meningkatkan luas permukaan tubuh dan membantu pergerakan melalui gelombang lateral. Ketika menyelam, ular laut dapat bertahan di dalam air selama beberapa jam. Beberapa pengamatan melaporkan, mereka dapat menyelam hingga 8 jam atau bahkan lebih.
Prestasi luar biasa ini didukung oleh kemampuan mereka yang dapat bernafas melalui kulit. Lebih dari 90% limbah karbon dioksida dan 33% kebutuhan oksigennya dapat diangkut melalui respirasi kulit. Dalam penelitian yang dilakukan terhadap ular laut pita biru pada tahun 2019, ditemukan bahwa area yang sangat vaskular terdapat di antara moncong dan bagian atas kepala. Dan ini memungkinkan pengangkutan oksigen dari air yang sangat efektif. Mereka dapat menyerap oksigen terlarut secara langsung dari air ke otak.
Beberapa ular laut mencapai kematangan seksual pada usia 18 hingga 24 bulan. Beberapa spesies bersifat ovovivipar, Melahirkan sekitar 2-9 ular kecil di laut, beberapa spesies bersifat ovipar. Mereka akan meletakkan sekitar 20-35 telur di darat.
Anak ular telah memiliki bisa yang cukup ampuh ketika menetas. Mereka dapat bertahan hidup dan segera mencari makan tanpa bantuan induk mereka. Usia maksimal mereka di alam liar bervariasi, tergantung ketersediaan mangsa dan keberadaan predator.
Mereka seringkali dimangsa oleh beberapa burung, hiu, ikan predator lain, hingga belut. Rekor umur ular laut tertua di penangkaran adalah 7 tahun. Ada lagi makhluk laut lain yang bertubuh panjang dengan wujud yang lebih mengerikan daripada ular laut. Mereka dikenal sebagai worm of death atau cacing kematian.
Mungkin beberapa dari kamu pernah melihat ini, ini, atau ini. Video-video ini pernah viral beberapa waktu yang lalu. Tapi dari banyak akun yang menampilkan mereka, sangat sedikit yang menjelaskan apa, mengapa, dan bagaimananya.
Hingga akhirnya mereka terlupakan tanpa diketahui asal. usul dan jati dirinya. Tapi untungnya tidak di channel ini. Makhluk-makhluk berpenampilan aneh ini adalah anggota dari sub-famili Amblyopine atau lebih populer dengan nama Il Gobi atau Worm Gobi.
Mereka termasuk dalam famili Gobi Day dan masih memiliki ciri khas Gobi yaitu sepasang sirip perut yang menyatu membentuk cakram yang berfungsi seperti mangkok hisap. Tapi kesamaan mereka berakhir sampai di situ. Sekilas, Amblyopene terlihat seperti sebuah kontradiksi. Mereka ikan, tapi bentuk mereka memanjang seperti ular, dengan semburat merah keemasan di sepanjang tubuhnya yang tanpa sisik. Namun pada tubuh yang lumayan indah dan lentur ini, melekat kepala yang penuh keriput, seperti tengkorak monster.
Wajahnya yang agak transparan membuat mereka tampak seperti tengkorak tanpa kulit, lengkap dengan dedetan gigi runcing pada bagian luar mulutnya. Sepasang bintik mata kecil serta janggut pendek membuat tampilan mereka terkesan ekstraterrestrial, seperti alien. Subfamili Amblyopini hidup mendiami perairan pesisir, muara, dan sungai di banyak wilayah di Indo-Pasifik, seperti di India, Bangladesh, Thailand, Indonesia, dan Papua New Guinea.
Mereka hidup di leang di sebuah kota yang berbeda. subterat pantai yang berlumpur dan mampu menggali jaringan terowongan di bawah permukaan lumpur. Dan karena seringkali menghabiskan sebagian besar hidupnya di dalam kegelapan di bawah lumpur, tidak mengherankan jika matanya mengecil menjadi titik kecil.
Mereka lebih mengandalkan indera penciuman daripada penglihatan saat mencari makan Dan karena mampu menghirup udara langsung dari permukaan Mereka mampu bertahan hidup di luar air untuk jangka waktu yang cukup lama Tapi meskipun terlihat mengerikan, kita boleh agak tenang Karena ukuran mereka relatif kecil Spesies terpanjang dan terbesar adalah Tainioides siratus Yang dapat tumbuh hingga 30 cm Di alam liar Ikan-ikan monster ini memakan crustacea dan ikan-ikan berukuran kecil. Jika amblyopine memiliki wajah yang mengerikan dengan tubuh yang lumayan, makhluk yang akan kita bahas selanjutnya memiliki wajah yang lumayan dan tubuh yang menawan. Ini adalah ribbon eel atau belut pita. Ribbon eel atau belut pita juga dikenal dengan nama belut more hidung daun atau belut bernis. Mereka sesungguhnya masih berkerabat dengan belut more.
Tapi belut pita adalah satu-satunya anggota dari genus Rhinomurena. Meskipun umumnya dikelompokkan ke dalam keluarga belut more, yaitu Murenidae, belut pita memiliki beberapa ciri khas tersendiri, sehingga mereka juga dikelompokkan ke dalam familinya sendiri, yaitu Rhinomurenidae. Belut berwarna cerah ini merupakan spesies diurnal atau aktif pada siang hari. Tubuh mereka panjang, ramping, dengan sirip punggung yang tinggi.
Mereka mudah dikenali dari lubang hidungnya yang melebar, serta rahangnya yang membuka lebar. Tubuh belut pita dapat memiliki hingga 255 tulang belakang di punggungnya, menjadikannya salah satu spesies belut dengan jarak tulang paling sempit dan paling panjang yang diketahui. Mereka sering ditemukan bersembunyi di dalam lubang pasir dan pada celah terumbu karang di sekitar samudera Indo-Pasifik.
Mereka sering ditemukan di beberapa laut bersuhu hangat, mulai dari perairan di Indonesia, Afrika Timur, Jepang, Australia, dan Polinesia. Blut ini bersifat Hermaphrodite protandri, yang artinya mereka dapat berganti jenis kelamin dari jantan menjadi betina beberapa kali sepanjang hidupnya. Dalam populasi yang tidak seimbang, belut pita jantan dapat mengembangkan organ reproduksi betinanya, kawin, bertelur, dan kemudian mati.
Seperti kebanyakan belut morei, larva belut pita juga disebut Leptosephalus. Mereka transparan dengan sedikit pulasan warna hijau. Pada awal kehidupan remajanya, belut pita muda biasanya memiliki tubuh berwarna hitam pekat, dengan garis kuning pucat di sepanjang sirip.
Dan seiring pertumbuhannya, warnanya berubah menjadi biru cerah dan kuning mencolok. Namun betina biasanya akan berwarna kuning polos atau kuning dengan sedikit warna biru di bagian belakang. Tahap perkembangan ini terjadi dalam waktu sekitar 1 bulan. Belut jantan dewasa umumnya berwarna biru dengan panjang tubuh yang berkisar antara 65 hingga 94 cm. Sedangkan betinanya umumnya berwarna kuning dengan ukuran dan panjang tubuh yang lebih besar, yang dapat mencapai 130 cm.
Dalam beberapa pengamatan, diketahui bahwa pewarnaan tidak memainkan peran penting dalam perkawinan. Karena ironisnya, meskipun memiliki pewarnaan tubuh yang menawan, belut pita buta warna. Mereka hanya memiliki satu dari dua sel fotoreseptor yang diperlukan untuk melihat warna.
Kebanyakan belut pita tidak hidup lebih dari 1 tahun di penangkaran. Berdasarkan pengamatan, banyak belut pita mengalami kasus berhenti makan setelah ditangkap dan dimasukkan ke akwarium. Tapi pada akwarium publik dengan habitat dan ekosistem buatan yang mirip dengan aslinya, tingkat kehidupan belut pita lebih tinggi. Bahkan mereka dapat kawin dan berkembang biak. Sementara di alam liar, belut pita diketahui dapat hidup hingga usia 20 tahun.
Untungnya, Meskipun kerap ditangkap untuk industri akwarium, spesies ini masih cukup umum dan tersebar luas, sehingga tidak dianggap terancam. Selain belut pita, ada lagi makhluk laut yang penuh warna, yang bentuknya aneh, tapi sangat mesmerizing, dan memanjakan mata. Rasanya saya bisa melihat mereka bergerak naik turun sepanjang hari. Ini adalah Christmas Tree Worm, atau cacing pohon natal.
Para peninti menemukan makhluk aneh ini di Lizard Island di hamparan Great Barrier Reef. Dan ketika melihat wujudnya yang seperti pohon natal, mereka secara spontan menamakannya Christmas Tree Worm alias cacing pohon natal. Cacing pohon natal hadir dalam berbagai kecerahan warna.
Ukuran mereka sesungguhnya tidak terlalu besar. Rata-rata hanya memiliki panjang tubuh sekitar 3,8 cm. Namun, karena bentuk dan keindahan warnanya yang khas, cacing ini sangat mudah terlihat.
Mereka masih termasuk poleketa, atau cacing laut tersegmentasi yang paling dikenal luas. Cacing indah ini tersebar luas di seluruh lautan tropis di dunia, mulai dari Karibia hingga ke Indo-Pasifik. Tidak begitu lama setelah menetas, cacing ini akan menetap begitu menemukan tempat yang ideal, di mana partikel makanan banyak tersedia, sehingga mereka tidak harus banyak bergerak, karena cacing ini tidak memiliki organ khusus untuk bergerak atau berenang.
Cabang-cabang spiral ini sesungguhnya adalah sarana makan dan napas sang cacing. Mahkota seperti pohon tersebut ditutupi oleh pelengkap seperti rambut yang disebut radiole atau radiola. Ini digunakan untuk bernapas dan menangkap mangsa, dan dapat ditarik jika cacing pohon natal merasa terancam.
Tapi di mana tubuhnya? Tubuh cacing itu sendiri tersembunyi di dalam lubang, tepat di bawah pohon. Radiola memiliki silia atau rambut yang banyak, yang mampu menangkap mangsa yang akan segera ditarik ke mulut cacing.
Dan karena cacing ini menggunakan radiolanya untuk respirasi, radiola mereka juga biasa disebut sebagai insang. Mungkin kamu langsung ngeh dan merasa mereka sangat mirip dengan cacing kipas Sabilida. Tapi, selain berbeda ordo, perbedaan utama antara cacing pohon natal dan cacing kipas Sabilida adalah struktur yang disebut operculum. Cacing kipas Sabilida tidak memiliki struktur tubuh khusus untuk menutup lubang mereka saat mereka menarik diri. Sementara, cecing pohon natal dan kerabatnya memiliki radiola yang dimodifikasi, biasanya disebut operculum, yang digunakan untuk menutup dan mengamankan lubang saat mereka menarik diri ke dalam lubang.
Tidak jauh dari lubang cecing pohon natal, ada makhluk lain yang merambat pelan menyusuri terumbu karang dan memakan penghuninya. Ini adalah false kori, atau kori palsu dari family Ophulidae. Ovulidae adalah famili siput laut predator dan siput laut parasit dengan berbagai bentuk dan ukuran. Mereka adalah muluska gastropoda laut yang tergabung dalam superfamili Sipraeidae dan berkerabat dengan kauris jati yaitu famili Sipraeidae.
Famili Ovulidae adalah muluska karnivora yang memakan polip dan jaringan antosmogon. Mereka hidup dan memakan karang lunak, cacing, dan kipas laut family Gorgonidae. Dalam banyak kasus, mereka biasanya dianggap sebagai ektoparasit dari organisme Cecil colony ini. Spesialisasi ekstrim mereka terdapat pada modifikasi morfologi penting yang meningkatkan efektivitas radula mereka. Ketika populasi mereka tidak terkontrol, mereka dapat memakan dan menghabisi terubu karang dengan cepat.
Dalam family Ovulidae, terdapat genus ikonik Sifoma yang telah dipelajari di Karibia, di mana mereka hidup sebagai parasit berbagai spesies kipas laut. Setiap spesies dalam genus Sifoma memiliki pola dan warna mantel yang unggul. unik dan khas yang membedakan mereka ke dalam taksa yang valid. Karena kelimpahannya dan kemudahan pengenalannya, Saifoma telah digunakan sebagai organisme model dalam beberapa penelitian mengenai alelo kimia, degradasi terumbu, dan mekanisme pertahanan fisik pada penghuni terumbu.
Dalam keadaan hidup, mantel mereka menutupi seluruh jangkang hampir sepanjang waktu, menampilkan pertunjukan warna cerah dengan pola yang sangat indah. Pola warna mantel biasanya sangat mirip dengan pola warna spesies inangnya. Hal ini disebabkan oleh fenomena alimentari homokromi, di mana satu organisme akan memperoleh warna yang sama dengan inang yang mereka makan atau mereka hinggapi.
Fenomena ini memberi mereka kemampuan kamuflase yang luar biasa, sehingga sekilas kita tidak akan menyadari keberadaan spesies ini ketika mereka menempel pada tubuh inangnya. Dan dengan warnanya yang flamboyant, kamu mungkin mengira keong ini memiliki cangkang yang indah untuk di koleksi. Tapi tidak sesederhana itu, Sergio.
Seperti yang baru kita bahas, semua warna Ovolide berasal dari mantel tubuh. yang membungkus cangkangnya. Saat terancam, mereka dapat menarik kembali mantelnya. Dan ketika ini mereka lakukan, bentuk dan warna asli cangkang mereka akan terlihat.
Tidak bisa dibilang jelek, tapi tidak seindah yang kelihatan. kamu bayangkan bukan? Tapi berbeda dengan Ophulide yang rakus dan suka pamer, makhluk selanjutnya memiliki pewarnaan tubuh yang tidak kalah menariknya.
Namun mereka lumayan pemalu. Ini adalah Red Spotted Blenny atau Blenny Bintik Merah. Para pohobi ikan mungkin sudah familiar dengan mereka. Ikan pemakan alga ini umumnya dikenal sebagai ikan yang santui.
Namun jika bertemu anggota spesies mereka yang lain, atau setidaknya yang bukan pasangan hidupnya, beleni bintik merah bisa menjadi galak. Perlaku ini akan meningkat pada ikan yang dipelihara dalam akuarium. Di habitat alaminya, ikan ini sering terlihat mencemili karang dan kerang. Mereka hidup makmur di sepanjang Turun Bukarang di wilayah Samudera Pasifik dan India.
Blenny Bintik Merah hanyalah satu dari 400an lebih spesies Blenny yang diketahui. Mereka juga terkadang disebut sebagai Red Spotted Rock Skipper dan sering tertukar dengan Blenny Bintik Orange. Dengan panjang tubuh sekitar 12,7 cm, warna pucat dengan bintik cerah, Siri punggung yang panjang seperti sisir, siri atau antena pendek di kepala, serta wajah mungil dengan mata besar warna-warni, membuat mereka sangat menarik untuk diperhatikan.
Perilaku mereka juga tidak kalah menariknya. Ikan ini suka menyembunyikan tebuh langsingnya di celah-celah batu, dan hanya menyembulkan wajah dengan ekspresi yang datar. Karena alasan inilah, banyak spesies beleni yang berbeda menjadi populer dalam perdagangan ikan hias.
Beberapa genus yang paling umum ditemui adalah Astrosalarias, Bleniela, Exenius, Meyakantus, dan Salarias. Kebanyakan Blenie akan memakan alga yang menjengkelkan yang tumbuh di akwarium. Tapi mereka juga akan memakan alge hias seperti kaulerpa.
Kalau akwarium kamu bersih tanpa alga, Blenie juga akan memakan makanan lain, seperti pelet, udang, serta makanan ikan lainnya. Ada lagi ikan yang memiliki mata besar seperti beleni, tapi saya kurang serg dengan sebutannya dalam bahasa inggris. Ini adalah squirrel fish dari subfamily Holocentrinae.
Ya kan? Dimana miripnya coba sama squirrel atau tupai? Tapi memang sih, subfamili ikan ini dinamai berdasarkan satu spesies yang katanya mirip tupai, yaitu Holocentrus rufus yang memiliki sirip ekor yang panjang yang terlihat seperti tupai.
Anyway, ikan tupai berukuran relatif besar dan dapat tumbuh mencapai panjang maksimal sekitar 60 cm. Mereka memiliki kekuatan yang cukup besar, sehingga mereka menjadi ikan favorit para mancing mania. Kebanyakan dari mereka ak...
Mereka beraktif di malam hari, hidup di kedalaman antara 30 hingga 180 meter di bawah permukaan air, di mana mereka menjelajah dasar laut berpasir dan padang lamun untuk mencari mangsa. Mereka akan mencoba memakan apapun yang dapat mereka temukan. Pada siang hari, mereka biasanya beristirahat dan bersembunyi di celah terumbu karang. Ada sekitar 70 spesies ikan tupai, kebanyakan bermata besar dengan pewarnaan tubuh yang bervariasi. Mereka mempunyai sirip yang berduri dan sisik yang kasar dan tajam.
Beberapa spesies bahkan memiliki duri tajam di setiap pipinya. Ini adalah ikan sport yang cukup ditakuti karena sangat sulit menarik mereka ketika mereka terpancing. Mereka akan segera menyelam jauh ke dalam rongga batu. Banyak mancing mania yang mengalami nasib sial saat berhasil mendapatkan ikan topai.
Karena memiliki sirip punggung yang berduri dan sisik yang tajam, jika tidak berhati-hati, ikan ini dapat menyebabkan luka saat dipegang. Tapi yang lebih keren dari kekuatan dan duri tajamnya, adalah kemampuan mereka menggunakan swim bladder atau kantong renangnya untuk menghasilkan suara untuk berkomunikasi dengan ikan tupai lainnya. Tapi kehebatan ikan tupai mungkin bisa ditandingi oleh ikan kikuk yang ini. Mereka tidak secepat dan sekuat ikan tupai, tapi mereka lebih mematikan daripada ikan tupai.
Ini adalah boxfish alias ikan kotak. Saya Berani Taruhan, berdasarkan bentuk tubuh dan penempatan sirip ikan, kita semua dapat membedakan mana perenang yang cepat dan mana perenang yang lambat. Sekarang, coba bandingkan ikan tupa yang baru kita bahas dengan ikan yang ini.
Ini adalah boxfish. Dengan sirip di tubuh kotak mereka, kamu pasti akan bilang kalau ikan ini adalah ikan lambat. Dan mungkin akan masuk ke dalam list 10 ikan terlambat di dunia versi WatchMojo.
Jika diasumsikan, sifat hidrodinamik boxfish sebanding dengan mobil berbentuk persegi atau SUV, tipe kendaraan yang mampu membawa muatan lebih, tapi tidak secepat dan selincah sedan. Tapi anggapan ini salah besar. Boxfish adalah perenang yang cepat, stabil, dan memiliki kemampuan manuver yang luar biasa, sehingga menginspirasi para desainer dalam mempertimbangkan faktor aerodinamis pada rancangan mereka. Ahli biologi di Old Dominion University di Norfolk, Virginia, yang dipimpin oleh Ian K. Bartol, telah membuktikan betapa terbatasnya intuisi manusia.
Dalam penelitiannya, Tim menemukan bahwa boxfish memang terkesan lamban. tapi mereka bisa meluncur melintasi karang dengan kecepatan hingga 6 kali panjang tubuh mereka per detik. Kecepatan yang mengesankan menurut standar apapun. Selain itu, tim peneliti berhasil memvisualisasikan aliran air di sekitar ikan dengan menempatkan manik-manik atau glitter yang mengapung secara netral di dalam air dan memfilmkan manik-manik tersebut saat melewati model boxfish dari plastik.
Mereka menemukan bahwa drag atau gaya hambat tubuh boxfish ternyata sangat rendah. tidak seperti yang dibayangkan. Sifat hidrodinamik tersebut cukup membingungkan, karena sirip punggung dan sirip dubur yang berfungsi mendorong ikan berada jauh dari poros tengah tubuhnya. Namun ikan ini mampu berenang dalam jalur lurus tanpa bergoyang ke atas dan ke bawah.
Hal ini tampaknya memerlukan koordinasi sempurna antara dua sirip yang bentuk dan ukurannya yang sangat berbeda, dan ini memberikan stabilitas tanpa memperlambat laju renang sedikitpun. Pak Ian dan rekan-rekan juga menemukan bahwa rahasia stabilitas dinamis yang dimiliki boxfish terletak pada keel atau lunas yang membentuk tepi kotak pada tubuh mereka. Lunas ini membentuk pusaran air yang kuat yang mengalir di sepanjang lunas, menempel di dekat permukaan tubuh ikan, dan akan semakin intensif pada bagian belakang.
Tekanan air dalam pusaran ini lebih rendah dibandingkan tekanan air yang tidak terganggu yang ada di sekitarnya. Selain itu, letak sirip dada boxfish juga sangat baik untuk menghentikan atau mengatur pusaran. Sirip tersebut juga berfungsi untuk menstabilkan atau mendorong tubuh ikan dengan cepat. Dengan kata lain, boxfish tidak secara aktif mengendalikan laju renang mereka. Pusaran air tersebutlah yang secara otomatis menstabilkan arah.
Ini tidak hanya berdampak pada sedikitnya energi yang terbuang, tetapi juga penggunaan sirkuit syaraf yang kompleks untuk pengendalian. Rangkaian fitur tubuh boxfish memungkinkan geometri dan dinamika fluida, sehingga bisa dibilang boxfish tidak berpengaruh. perlu capek-capek. Semua gratis berkat desain tubuh mereka.
Desain tubuh Boxfish menginspirasi Mercedes-Benz dalam merancangan konsep kar mereka. Memperlihatkan kombinasi yang bagus antara pengangkutan beban dan gaya hambat yang rendah. Ini adalah Boxfish beroda dengan lampu depan, jendela, dan koefisien gaya hambat yang sangat kecil. Jika kecepatan yang diluar dugaan ini masih belum cukup, boxfish masih punya pertahanan terakhir, yaitu racun. Sama seperti kerabatnya, yaitu ikan buntal atau pufferfish, mereka mampu mengembungkan perutnya dengan air ketika mereka ketakutan, serta mensekresikan racun yang bercampur dengan lendir tubuhnya.
Racun ini tidak begitu kuat untuk membunuh manusia, tapi jika kamu adalah ikan, racun yang berupa pahu toksin ini tidak akan terasa nyaman di mulut. Tapi jika menggembung dan beracun masih belum cukup, ada lagi kerabat boxfish dan pufferfish yang melengkapi pertahanan mereka dengan duri tajam yang akan berdiri ketika mereka menggembung. Ini adalah porcupine fish atau ikan landak dari famili Diodontidae.
Porcupine fish atau ikan landak pertama kali dideskripsikan sebagai Diodon hystrix oleh Carl Linnaeus pada tahun 1758. Genus mereka yaitu Diodontidae berasal dari kata Yunani di yang berarti dua dan odus yang berarti gigi. Sedangkan nama spesies hystrix diterjemahkan dari bahasa Yunani yang berarti porcupine atau landak. Tirip dengan sepupunya yaitu pufferfish atau ikan buntal, ikan landak memiliki kemampuan menelan air saat terancam untuk menggembungkan tubuhnya menjadi seperti bola. Metode pertahanan ini sangat berguna ketika tidak ada waktu melarikan diri dan tidak ada tempat untuk bersembunyi. Tubuh gembung penuh duri ini hampir tidak mungkin ditelan oleh predator.
Sekalipun predator berhasil menelannya sebelum ia sempat menggembung, ikan landak beracun dan akan mematikan bagi sebagian besar ikan. Mereka bukanlah cemilan yang enak. Ikan landak ini bentuknya tidak jauh berbeda dengan kerabatnya, yaitu ikan buntal. Namun, tubuh mereka kebanyakan berwarna coklat keabu-abuan dengan bintik hitam yang menyebar, serta bagian perut yang berwarna putih.
Duri di sekitar tubuhnya merupakan sisik yang dimodifikasi. Duri ini akan menutup seperti sisik ketika mereka sedang relax. Tapi ketika merasa terancam, mereka akan menghisap air dengan cepat dan menggembung.
Dan ini akan membuat duri yang rebahan tersebut bangkit. dan menonjol. Ikan landak adalah ikan soliter dan lebih memilih berkelana sendirian di dekat perumbu. Mereka cenderung nokturnal dan berburu krustasea dan molusca di malam hari.
Meskipun ikan dewasa dapat tumbuh hingga sepanjang 40 cm lebih, ikan pemalu ini pernah ditemukan berukuran lebih dari 90 cm. Karena terkenal berduri dan beracun, ikan landak bukan merupakan komoditas perikanan. Namun, mereka tetap ditangkap untuk untuk diperdagangkan sebagai ikan hias di akwarium.
Tapi meskipun beracun, di Hawaii dan Tahiti, mereka adalah kuliner yang cukup populer. Di negara-negara bagian timur, tubuh ikan ini dikeringkan dan digelembungkan untuk dijual sebagai oleh-oleh bagi wisatawan. Sementara di Kepulauan Pasifik, tubuh kering mereka digunakan sebagai helm perang.
Seperti kan buntal, Ikan landak juga merupakan spesies yang tersebar luas Mereka hidup di wilayah tropis dan subtropis Di lingkungan laut beriklim hangat dan sedang Penyebarannya yang luas mungkin disebabkan oleh tahap telur dan larva mereka yang bersifat ikan remaja masih bersifat pelagis atau mengambang bebas di lautan terbuka akan dibutuhkan beberapa hari agar kuning telurnya habis diserap tubuh dan larva berkembang ke remaja dan dewasa ikan remaja masih bersifat pelagis dan sering berkerumun di sekitar rumput laut terapung yang disebut sargasum pada tahap ini mereka sangat lemah dan sering dikonsumsi oleh mahi-mahi dan ikan layar lamanya tahap remaja pelagis ini tidak begitu diketahui Tapi pada akhirnya, ikan-ikan muda akan berpindah ke perairan dangkal dan bertransformasi menjadi dewasa. Oke, udah dulu ya bahas ikannya. Kita beralih ke makhluk terumbu lainnya yang tidak kalah menariknya, seperti naga laut yang berdaun ini.
Ditemukan di sepanjang pantai barat daya Australia, Livisi Dragon atau jika diterjemahkan menjadi naga laut berdaun, terlihat lalu lalang menggunakan siripnya untuk mendorong tubuhnya. Tapi bukan kemampuan renangnya yang menarik perhatian kita, melainkan kamuflase mereka yang sangat menakjubkan, membuat tubuh mereka menyerupai sepotong rumput laut yang mengambang di lautan. Naga laut berdaun dapat tumbuh hingga sepanjang 50 cm, tapi panjang rata-rata biasanya sekitar 30 cm.
Organ pelengkap yang lebar dan pipih mencuat dari beberapa titik tubuh dan sangat menyerupai rumput laut. Organ pelengkap ini dapat tumbuh bercabang dan dihiasi duri tajam yang berfungsi untuk membantu melindungi diri dari predator. Menariknya, tidak ada individu yang memiliki jumlah dan warna daun yang sama. Variasi jumlah dan warna ini bergantung pada usia, lokasi habitat, pola makan, dan situasi lingkungan lain.
Kamuflase yang luar biasa ini membuat naga laut berdaun mampu mendekati mangsanya secara diam-diam. Kepala mereka yang lebih lebar dibanding bagian tubuh lainnya, membuat kerabat kuda laut ini mampu memusatkan tekanan pada mulutnya untuk menyedot mangsanya. Sudutan mulut mereka sangat kuat. Mangsa yang mereka sedot akan dengan cepat melesat ke dalam mulutnya. Mangsa utama naga laut berdaun adalah udang maisit.
Tapi mereka tidak akan melewatkan rangton dan larva makhluk lainnya. Mirip dengan kuda laut dan ikan pipa, naga laut berdaun jantan juga membawa telur yang telah dibuahi. Tapi tidak seperti kuda laut dan ikan pipa, naga laut berdaun tidak punya kantong khusus.
Mereka akan membawa telur di bawah ekornya. Karena bentuk tubuhnya, makhluk luar biasa ini memiliki peran ekonomi bagi perdagangan dan pariwisata. Spesies ini menarik perhatian para penyelam dan merupakan salah satu dari sekian banyak ikan eksotis Australia yang menarik wisatawan dari seluruh penjuru dunia. Dan karena ornamen tubuhnya, mereka juga menjadi ikan akwarium yang cukup diminati meskipun sulit dirawat. Karena perusahaan habitat dan pengambilan untuk perdagangan ikan hias, Populasi naga laut berdaun menurun tiap tahunnya.
Dan untuk melindungi spesies ini dari kepunahan, Australia telah menjalankan banyak upaya konservasi. Mulai dari edukasi bagi para penyelam, upaya penelitian untuk pengembang biakan, serta pelestarian dan perlindungan habitat. Status konservasi naga laut berdaun saat ini adalah near threatened atau hampir terancam. Keren banget ya!
Saya nggak akan bosan bilang kalau saya sangat takjub melihat adaptasi para makhluk laut yang tidak umum ini. Tapi saya juga sering merasa kalau saya terlalu gampang takjub. Karena ternyata masih ada langit di atas langit.
Masih ada makhluk yang lebih menakjubkan di atas naga laut berdaun yang mengesankan. Seperti beberapa spesies nudibranch ini. Dengan lebih dari 3.000 spesies yang berbeda, nudibranch ditemukan di hampir di seluruh lautan di dunia, baik di perairan dangkal maupun di laut dalam, mulai dari daerah tropis hingga kutub utara dan selatan.
Seperti yang pernah kita bahas di video sebelumnya, mereka adalah siput laut berukuran kecil yang tidak memiliki cangkang yang suka pamer warna cerah dan keindahan bentuk tubuh. Alih-alih bersembunyi, mereka melindungi dirinya dengan pewarnaan tubuh yang cerah dan terang, yang dimaksudkan sebagai sinyal peringatan. Tapi adaptasi mereka yang paling ekstrim adalah kemampuan mereka menelan, mencerna, dan menggunakan kembali sel penyengat dari mangsa mereka. Untuk kamu yang ingin tahu lebih banyak tentang Nolibrenk, bisa ditonton di video yang ini.
Udah gitu aja? Tentu tidak dong. Karena ada begitu banyak jenis lain dari nudibranch yang belum kita ketahui. Salah duanya adalah yang ini dan yang ini.
Kita bahas dulu yang ini. Kamu yang suka nonton AOT atau Attack on Titan, pasti teringat sama halusinogen, eh halusigenia, ketika melihat bentuk tubuh mereka. Ini adalah Melibeviridis.
Mereka adalah spesies yang termasuk dalam genus Melibe, genus nudibranch yang memiliki ornamen tubuh yang menonjol, yang terkadang terlihat seperti sirip atau kaki. Mereka muluska laut kecil, umumnya transparan, yang panjangnya bisa mencapai 14 cm. Dalam video sebelumnya, kita telah mem... Bahas, kalau sebagian besar nudibranch makan dengan mencemili organisme yang menetap seperti spons, atau koral, atau karang. Tapi tidak dengan genus melibe.
Mereka adalah pemburu aktif. Mereka akan bergerak perlahan dan memakan organisme kecil yang dapat mereka temukan di dasar laut atau di sekitar tempat mereka bertengger. Tapi yang paling mengesankan adalah cara mereka menangkap mangsanya. Untuk menangkap mangsa, Melibe viridis memiliki tudung mulut yang elastis dan dapat diperpanjang dan diperlebar untuk menutup area di sekitar mangsanya. Kalau kamu pernah melihat orang menjala ikan, nah kira-kira seperti itu.
Melibe dapat ditemukan di hampir seluruh lautan di dunia. Kebanyakan spesies ditemukan di dasar laut dengan iklim hangat seperti Karibia dan Asia Tenggara. Gindus Melibe tidak hanya termasuk nudibranch yang unik, tapi juga yang terbesar.
Beberapa di antaranya bahkan dapat berenang hingga beberapa meter. Tapi punya tapi, untuk urusan berenang, tidak ada nudibranch yang mampu berenang selihai filey roe. Filey roe adalah genus nudibranch yang berukuran cukup besar. Spesies terbesar dapat tumbuh hingga sebesar tubuh ikan mas.
Tapi selain kemampuan renang mereka, bentuk tubuh mereka juga menyerupai ikan. Yap, kamu gak salah dengar. Nudibranch ini memiliki bentuk tubuh yang seperti ikan. Para peneliti menduga, mereka berevolusi seperti itu untuk mendapatkan mangsanya yang selalu bergerak tanpa henti.
Ubur-ubur Veliro sangat menyukai ubur-ubur, dan Veliro tidak bisa mengejar ubur-ubur jika tubuh mereka seperti Nudibranch pada umumnya. Jadi, mereka berevolusi mengembangkan tipe tubuh seperti ikan untuk fungsi yang serupa. Evolusi konvergen Beberapa spesies menggunakan tanduk panjang mereka yang disebut rinovor untuk mengendus aroma ubur-ubur favorit mereka. Untuk menangkap ubur-ubur, Velero menggunakan kakinya.
Kenapa kaki? Karena kebanyakan siput, baik yang hidup di darat maupun di laut, memiliki tubuh panjang berlendir yang berpindah tempat dengan merayap di tanah. Nah, permukaan tubuh yang merayap ini disebut kaki. Dan pada sebagian besar siput, gerakan perlahan dari kaki inilah yang mendorong mereka maju. Tapi tubuh Veliro sudah mengalami evolusi yang ekstrim.
Mereka sekarang memiliki bentuk tubuh dan berenang seperti ikan. Dan sebagian besar kakinya telah hilang, menyisakan sedikit pada area dekat mulutnya. Nah, saat Veliro menemukan ubur-ubur, mereka menggunakan sisa kaki ini untuk menempel pada ubur-ubur, lalu menyeruputnya.
Setelah dimangsa, ubur-ubur akan melewati saluran pencernaan. Dan setelah dicerna, Veliro akan eek melalui anus yang terletak di sisi kanan tubuhnya. Jika kamu bertanya kenapa anusnya ada di sisi kanan tubuh, mereka mungkin menjawab kenapa enggak. Oke, mereka punya bentuk kebu seperti ikan, bisa berenang, dan punya anus di sisi tubuhnya. Fix!
Veliro adalah makhluk laut paling aneh yang pernah saya ketahui. Tapi ternyata saya salah lagi, karena masih ada keanehan dari siput laut yang satu ini. Apakah itu? Veliro ternyata juga mengembangkan kemampuan bioluminescence atau biopendar. Mereka mampu menghasilkan cahaya.
Dan cahaya ini membuat mereka menjadi salah satu dari sedikit nudibranch yang diketahui dapat menghasilkan cahayanya sendiri. Sangat keren. Tapi jangan lega dulu, karena ingat kita belum sampai ke laut dalam, dimana keanehan banyak tersebar luas.
Tapi sebelum ke laut dalam, saya ingin memperkenalkan makhluk laut favorit saya, Box Crab atau Kepiting Kotak dari genus Kalapa. Box Crab atau kepiting kotak mendapatkan namanya dari bentuk tubuhnya yang khas. Karapasnya yang bulat dan berbentuk kubah biasanya melebar ke samping dengan ekstensi seperti sayap yang menyembunyikan 4 pasang kakinya.
Capitnya yang lebar. dan pipih membentuk perisai melindungi mulut atau permukaan depan kepiting dan melengkapi tampilan keseluruhannya menjadi kotak ini adalah kepiting favorit saya ada kepuasan tersendiri melihat desain tubuh kepiting kota kotak ini, seperti konsep Transformers Rise of the Beast. Maksud saya, coba lihat ini.
Keren banget kan? Kepiting ini biasanya ditemukan di laut berpasir yang dangkal dan di area berpasir di sekitar terumbu karang. Mereka menghabiskan sebagian besar waktunya terkubur di pasir, dan hanya menampilkan struktur sensorik serta lubang pernapasan.
Saat mencari makan, kepiting kotak berjalan bebas di dasar laut dengan kaki mereka yang runcing. Ukuran kepiting ini bervariasi tergantung spesies, rata-rata selebar 4 sampai 15 cm. Spesies kepiting kotak terbesar adalah kalapa-kalapa, yang karapasnya halus, berwarna krem, lebarnya bisa mencapai 15 cm. Terlepas dari tubuhnya yang bulky, kepiting kotak merupakan penggali yang efisien dan mampu menggali pasir dengan cepat. Setelah mengubur diri, kedua capit akan mereka gabungkan di bagian depan tubuh Dan aliran air yang masuk akan disaring melalui tepi bagian dalam capit yang berambut Tonjolan di antara mata mereka membentuk dua saluran yang seperti tabung Dimana air akan mengalir ke ruang insang di dalam karapas Aliran keluar yang tersaring insang akan terlihat seperti pancuran air kecil di depan kepala Selain membantu penggalian pasir, tubuh dengan armor atau cangkang Mekang tebal ini pastinya juga baik untuk pertahanan.
Mata, antena, dan lubang pernapasan terletak di titik tertinggi di karapas, sehingga bagian tubuh lainnya, khususnya bagian yang lunak, tetap tersembunyi dari pemangsa. Warna mereka yang menyatu dengan lingkungan juga akan membantu kepiting menjadi sulit terlihat, kecuali ketika mereka bergerak. Capit yang gagah ini adalah alat khusus untuk mencemili sisa bangkai atau memangsa organisme yang lebih kecil. Kedua capit berukuran sama, tetapi dengan desain yang berbeda Capit kanan dilengkapi dengan pengait yang menonjol dan kenop besar yang berfungsi seperti pembuka kaleng Ketika memangsak keong, pengait ini akan dimasukkan ke dalam lubang cangkang keong Dengan bantuan kenop, kepiting kotak akan membuka paksa operkulung keong Atau bahkan menghancurkan bagian depan cangkang keong hingga tubuh lunaknya terlihat Sementara capit kiri difungsikan untuk menarik daging keong yang baru dihancurkan. Beberapa mangsa paling umum adalah Siput, Keong, dan Krustasea.
Mereka lebih aktif di malam hari, tapi terkadang juga terlihat pada siang hari. Salah satu aspek lain yang menarik adalah siklus hidupnya. Kepiting kotak memiliki kebiasaan yang unik ketika kawin.
Beberapa dari kamu mungkin sering mendengar istilah kawin lari. Nah, kepiting kotak melakukan kawin lari secara harfiah. Ketika kepiting kotak jantan telah menemukan betina yang ideal, ia akan menangkapnya dengan capitnya dan membawanya berkeliling di dasar laut hingga sang betina siap molting atau berganti kulit.
Pejantan melakukan ini karena setelah mati, molting, tubuh krustasea sangat rapuh dan lunak. Dan saat inilah, kepiting jantan akan mengawini betina. Betina yang baru saja menanggalkan bajunya, maksud saya pelindungnya.
By the way, ketika menggali pasir di sekitar terumbu karang, kepiting kotak seringkali berhadapan dengan ikan yang teritorial ini. Ikan ini lumayan agresif dan akan mengusir makhluk apapun yang mendekati sarang mereka. Ini adalah jawfish, atau ikan rahang dari famili opisto nasional.
Terima kasih. Opis tonathidae atau jawfish atau ikan rahang adalah famili ikan yang berada dalam ordo persiforms, subordo percoidae. Famili ini beranggotakan sekitar 80 spesies.
Mereka sering ditemukan menghuni wilayah hangat di samudera Atlantik, Pasifik, dan India. Habitat mereka mulai dari perairan dangkal hingga kedalaman beberapa ratus meter. Taksonomi kelompok ikan ini cukup rumit. dan mencakup beberapa spesies yang tumpang tindih dengan famili ikan lain. Secara fisik, Jowfish mirip dengan Blenny.
Sebagian besar berukuran kecil, yakni sekitar 10 cm dengan bentuk tubuh yang memanjang. Spesies terbesar adalah Jowfish Raksasa yang panjangnya mencapai sekitar 50 cm. Secara anatomi, kepala, mulut, dan mata mereka berukuran lebih besar dibanding bagian tubuh lainnya.
Sebagian besar Jowfish memiliki sirip punggung tunggal yang panjang yang ditopang oleh 9-12 duri, serta sirip ekor bulat atau bulat meruncing. Jowfish biasanya tinggal di lubang yang mereka gali di substrat berpasir. Mereka menggali pasir dengan mulutnya dan melepehkannya ke tempat lain.
Dengan sabar mereka melakukan ini dan pada akhirnya menciptakan lubang yang cukup untuk tubuhnya. Mereka menggunakan lubang ini sebagai sarang dan tempat berlindung. Para peneliti menduga mereka tidak membuat lubang pada sembarang pasir. Mereka akan mencari lokasi dengan lalu lintas makanan yang baik, sehingga mereka tidak perlu keluar terlalu jauh dari lubang untuk mencari makan. Mereka akan memakan plankton atau organisme kecil yang lewat di atas atau di sekitar lubang.
Ketika merasakan tanda-tanda bahaya, mereka akan melesat masuk ke dalam lubang. Oleh karena itu, mereka bersifat teritorial dan sangat menjaga area di sekitar lubang. Jika kamu bertanya, kenapa mereka dinamakan Jowfish atau ikan rahang?
Saya perlu menunjukkan ini dan ini. Ini adalah alasan mengapa mereka dinamakan Jowfish atau ikan rahang. Rahang mereka multifungsi, dapat digunakan menggali lubang, dan dapat digunakan sebagai ruang inkubasi telur.
Jowfish jantan menggunakan mulutnya yang besar untuk membuat telur yang terbuahi hingga mereka menetas. Perilaku ini disebut mouth brooding. Setelah terbuahi, pejantan akan menciduk telur dengan mulut mereka dan menempatkannya di sana selama 7 hingga 10 hari.
Satu spesies yang dipelajari, yaitu Opistonatus aurifrons, mampu menampung sekitar 300-800 butir telur dalam mulut mereka. Burayak atau ikan yang baru menetas akan tetap berada di dalam mulut induk jantan sebagai perlindungan dari predator. Dan setelah cukup kuat, sekitar usia 15 hari, Pejantan akan melepaskan anak-anaknya yang akan segera melarikan diri ke pasir. Satu tahun kemudian, Jowfish muda mencapai kematangan seksual dan akan mengulang siklus hidupnya. Bicara tentang rahang besar, ikan yang satu ini juga memiliki banyak fitur besar.
Mulai dari ukuran tubuh yang besar, mulut besar, jidat besar, hingga peran besar dalam ekosistem. Ini adalah Napoleon Reyes dari genus Ceilinus. Dengan panjang lebih dari 2 meter, Napoleon Res adalah salah satu ikan karang terbesar yang ditemukan di perairan hangat di samudera India dan Pasifik. Menurut sebuah artikel di Census of Marine Life, warna biru kehijauan yang menghiasi wajah ikan besar ini menyerupai warna perang suku Maori di Selandia Baru. Dan hal ini menjadi latar nama alternatif mereka, yaitu Maori Res.
Pola warna ini unik dan berbeda pada tiap individu, mirip seperti sidik jari kita. Napoleon Res, atau biasa juga disebut Humphead Res, merupakan ikan karang berukuran sangat besar. Panjang tubuh maksimal dapat mencapai 2 meter, dengan berat hingga 190 kilogram. Ciri khas lain dari ikan Napoleon adalah dahi mereka yang menonjol, atau jenong, yang mirip dengan topi mantan kaisar Prancis, Napoleon Bonaparte.
Tunjulan dahi ini akan membesar seiring pertumbuhan mereka. Bukan dahinya aja yang membesar, rahang dan bibir juga akan membesar dan menebal, yang pada akhirnya menjadi ciri fisik khas dari ikan Napoleon yang memudahkan kita membedakan mereka dari ikan lain. Ciri lain yang juga tidak kalah pentingnya adalah sifat hermaphrodit protogini mereka. Ikan Napoleon dapat mengubah jenis kelaminnya dari betina menjadi jantan.
Napoleon fish ini termasuk ikan karnivora. Oleh karena itu, mereka senang berkeliaran di sekitar terumbu karang untuk memangsa ikan-ikan kecil, kepiting, dan udang. Ikan ini menjadi jenis ikan yang umum dikonsumsi di sejumlah negara Asia. Harga jualnya yang tinggi menyebabkan terjadinya eksploitasi besar-besaran terhadap ikan ini hingga populasinya terus mengalami penurunan. Sekarang ikan ini dianggap terancam dan dilindungi oleh undang-undang di beberapa negara.
Sejak tahun 1995, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan surat keputusan yang melarang ekspor ikan Napoleon, serta menetapkan larangan penangkapan ikan ini untuk tujuan apapun, kecuali untuk penelitian dan pembudayaan. Itu pun harus dengan seizin kementerian pertanian. Tapi sayangnya, praktik penangkapan masih sangat luas, dan hukum yang ditegakkan masih sangat lemah.
Sehingga kita masih sering melihat ikan ini beredar di pasar ikan. Anyway, jika ikan Napoleon bentuknya mirip topi mantan kaisar Prancis, ikan selanjutnya mirip pancake. Ini adalah pancake batfish dari genus Haliotictis.
Ikan berpenampilan aneh ini dapat ditemukan di dasar laut, dinamakan pancake karena tubuh mereka tampak seperti pancake berkaki. Tapi anggota tubuh yang menyerupai kaki ini sebenarnya adalah sirip yang digunakan ikan ini untuk berjalan di dasar laut. Ada dua jenis pancake batfish yang diketahui, yaitu Haliotichthys intermedius dan Haliotichthys aculeatus.
Tidak seperti kerabat batfish lainnya, pancake batfish tidak memiliki duri punggung dan duri dubur. Dan ini membuat penampilan mereka seperti perpaduan antara blobfish dan anglerfish. Mereka berasal dari keluarga bedfish, Ocosevalidae, dan sering ditemukan berjalan menyusuri dasar laut berpasir lembut di wilayah Atlantik bagian barat, Teluk Meksiko bagian utara, dan Amerika Selatan bagian utara. Keunggulan utama mereka adalah berenang, berjalan, dan mengubur diri di lingkungan mereka hidup.
Mereka berukuran relatif kecil, mulai dari 4 hingga 10 cm. Umumnya hidup pada kedalaman antara 50 hingga 150 meter, tapi mereka pernah ditemukan hingga kedalaman 422 meter. Pancake Baitfish adalah predator penyergap. Sering mengubur diri di dalam pasir dan menunggu mangsa yang lewat. Makanan utama mereka adalah cacing poliketa dan krustasia kecil.
Tapi, krustasea kecil yang ini mungkin akan selamat dari sergapan mulut pancake batfish. Karena mereka memiliki kamuflase yang apik, sehingga tidak mudah melihat mereka. Ini adalah skeleton shrimp atau udang kerangka dari famili Capralidae.
Kita harus fokus dengan baik untuk melihat udang kerangka yang kecil yang sering menempel pada briozoa, hidroid, atau alga. Bentuk dan warna tubuh mereka sangat tersamarkan. Tubuh mereka panjang dan silindris dengan pewarnaan yang berbeda. yang mirip dengan lingkungannya. Beberapa spesies transparan, dan bahkan dapat mengubah warnanya, untuk menyatu dengan lingkungannya.
Mereka tidak begitu besar, hanya sekitar 1-4 cm panjangnya. Udang kerangka juga sering disebut mantis laut, karena seperti mantis atau belalang sembah, mereka memiliki dua pasang kaki depan yang besar dan tiga pasang kaki di belakangnya. Kaki depannya membentuk semacam cakar yang kuat untuk berbagai macam.
macam kegunaan, mulai dari pertahanan, perawatan, hingga menangkap mangsa. Kaki belakang mereka juga memiliki cakar kuat yang mampu mencengkram dan menahan tubuh mereka ketika mereka bertengger pada alga atau pada permukaan lainnya. Udang kurus ini menggunakan antenanya untuk menyaring makanan dan berenang.
Masa berenang pakai antena? Mungkin begitu pertanyaan kamu. Iya, gaya renang mereka seperti cacing.
Mereka menakuk dan meluruskan tebuhnya. Dan antena mereka berfungsi seperti dayung. Populasi udang kerangka sangat melimpah di seluruh lautan, termasuk laut dalam.
Mereka memainkan peran penting dalam ekosistem dengan memakan detiritus dan sebagai makanan. Udang kerangka menjadi mangsa bagi udang yang lebih besar, anemon laut, hingga berbagai macam ikan. Seperti layaknya krustacea, udang kerangka juga akan melewati beberapa tahap molting sepanjang pertumbuhannya.
Mereka melepaskan exoskeleton atau cangkang luarnya yang sempit dan membentuk cangkang baru yang lebih besar. Sama seperti kepiting kong. Ketak, udang kerangka hanya kawin segera setelah betina molting.
Setelah kawin, betina menyimpan telurnya di kantong induk pada struktur menonjol yang mirip daun di bagian tengah tubuhnya. Tapi tidak seperti kebanyakan krustasea, udang kerangka tidak bisa menemukan telurnya. kerangka tidak melewati tahap larva. Ketika menetas, mereka langsung menjadi remaja dewasa.
Fakta menarik lain dari udang kerangka adalah betina dari beberapa spesies berperilaku seperti belalang sembah betina. Mereka membunuh dan memakan pejantan setelah kawin. Kebanyakan udang kerangka ditemukan di area mesopelagis atau twilight zone atau zona senja pada kedalaman 200 hingga 1000 meter.
Zona di mana cahaya matahari mulai meredup. dan tidak mampu menembus lebih dalam. Di sini, wujud makhluk laut menjadi semakin aneh dan asing, seperti yang satu ini.
Mereka adalah campuran dari keindahan dan kengerian. Ini adalah Sea Angel, atau bida dari laut, dari Kelat Jimno Sumata. Keren ya namanya, Bidadari Laut. Melihat bentuk dan pergerakannya yang gemulai elegan, mungkin banyak yang paham dan setuju mengapa mereka diberi nama Bidadari Laut. Tapi sesungguhnya, mereka bukanlah bidadari.
Mereka ini sebenarnya masih termasuk siput laut predator yang lumayan ganas. Mereka terbang melintasi perairan dalam di seluruh lautan di dunia, termasuk Antartika, sambil berburu teropodai bercangkang yang menjadi makanan utamanya. Bidadari laut memiliki parapodia khusus yang berasal dari kakinya yang melebar ke samping.
Ketika kaki ini dikepakan, maka akan membantu mendorong tubuh mereka melewati badan air. Ketika mereka melakukan kepakan tersebut, mereka tampak seperti terbang. Organisme ini memiliki jangkauan geografis yang luas, mulai dari wilayah tropis di dekat Katolistiwa hingga ke poros bumi di sekitar Kutub. Mereka hidup di kedalaman sekitar 200 meter dan akan berenang lebih dalam ketika musim panas. Udah ya, segitu aja.
Karena saya telah membahas lebih lengkap tentang makhluk mengesankan ini. Untuk kamu yang masih penasaran sama Sea Angel, silahkan search Sea Angel Alam Semenit. Pasti ketemu. Seperti si angel yang misterius, ikan ini memiliki habitat tersembunyi sehingga manusia baru menemukannya pada tahun 2019. Penemuan ini dirasa mirip dengan sebuah film superhero yang fenomenal pada waktu itu sehingga menginspirasi para peneliti dalam penamaannya. Ini adalah ikan Wakanda.
Marvel fanboy khususnya Black Panther mungkin sudah tahu kalau ada ikan yang baru ditemukan yang diberi nama dengan negara fiksi dalam film tersebut. Wakanda. Ikan ini dinamakan Wakanda karena habitatnya yang seperti Wakanda, rahasia dan terpisah dari spesies ikan lain.
Kemudian tubuh mereka dihiasi garis-garis ungu cerah yang secara cocok logi mirip dengan kostumnya Black Panther. Selain itu, sisik mereka memiliki pigmentasi yang sangat dalam, sehingga jika ikan lain diawetkan warnanya akan memudar, warna tubuh ikan Wakanda yang ungu tua tetap berwarna sama selama proses pengawetan. Dan karena pigmentasi warna ungu yang kuat tersebut, sebutan lain dari ikan ini adalah Vibranium Feriores, logam fiksi yang hanya terdapat di Wakanda dan dikelola oleh Black Panther. Ikan Wakanda hidup di kedalaman lebih dari 100 meter di antara terumbu karang di zona senja atau twilight zone dimana lingkungan laut hampir gelap total.
Mereka umumnya ditemukan di samudera India. Dan hanya itu informasi yang diketahui oleh para peneliti. Tidak mengherankan, karena ikan Wakanda baru ditemukan dan dilaporkan pada tahun 2019. Dan para peneliti harus mengamati dan mempelajari selama bertahun-tahun untuk mengenal lebih dalam tentang biologi makhluk kecil ini. Alasan utamanya adalah karena mereka hidup di wilayah batas menyelam. Butuh peralatan dan tim khusus untuk menangkap ikan ini agar bisa diamati dan dipelajari.
Hingga saat ini tidak ada jurnal terbaru yang menjelaskan lebih detail tentang ikan Wakanda. Misterius itu adalah kata kunci di zona twilight. Begitu banyak organisme yang terlihat seperti alien, asing, dan tidak pernah kita lihat sebelumnya. Salah satu dari mereka adalah si Phonophore Pelagis yang hidup di zona Beti Pelagis atau zona midnight. Marus Orthokana adalah salah satu dari beberapa Siphonophore laut dalam yang memiliki nama umum yang sama, Siphonophore Pelagis.
Mereka berada dalam film yang sama dengan Koral, Ubur-Ubur, dan Anemon, yaitu Nidaria. Namun, lebih berkerabat dengan Siphonophore lain yang pernah kita bahas, yaitu Portugis Minowar. Siphonophore yang sering disebut Ubur-Ubur, yang terkenal dengan pelampung biru dan tentakelnya yang panjang dan penuh sengat. Tapi, Portugis Manowar lebih suka terapung di permukaan laut. Sementara, Marus Ortokana adalah organisme laut dalam.
Mereka sering ditemui di tempat-tempat yang terkenal. pada kedalaman antara 200 meter hingga 1000 meter di perairan dingin di seluruh samudera. Beberapa ROV bahkan pernah melihat spesies ini pada kedalaman lebih dari 2000 meter.
Seperti semua sifonofor, organisme yang terlihat tunggal ini adalah superorganisme yang sesungguhnya tersusun dari organisme yang lebih kecil, yang disebut zoid. KANTUNG-KANTUNG KECIL Kantung-kantung kecil yang menempel pada tangkai tipis ini adalah koloni zoid yang disebut pneumatophore. yang membuat Marusortokana tetap mengapung.
Rangkaian pneumatophor berbentuk lonceng ini menempel pada tangkai tipis yang disebut nekthophor yang akan menekuk dan memanjang ketika mereka bergerak. Kemudian, kumpulan serabut di bawahnya adalah kumpulan tentakel bersengat yang disebut Sifosom yang dapat memanjang hingga 50 cm dari koloni. Sifosom bertugas untuk menangkap mangsa menggunakan sengatnya. Secara keseluruhan, panjang organisme koloni ini dapat mencapai 2 meter.
Reproduksi Siphonophore bersifat aseksual. Keseluruhan organisme baru dihasilkan dari satu sel telur yang terbuahi atau dari tunas yang mencuat di sekitar zooid dewasa, menghasilkan individu yang identik secara genetik, klon. Masing-masing zooid memiliki tugas khusus yang terspesialisasi.
Seperti halnya semut, koloni yang terdiri dari banyak individu ini bahu-membahu menjaga keutuhan si Vanover. Di bawah, di dataran zona midnight, dimana kegelapan yang hakiki tanpa henti menyelimuti, disinilah lobster yang bercapit mengerikan hidup. Namanya memang demikian, Terrible Claw Lobster, yang jika diterjemahkan menjadi lobster bercapit mengerikan.
Nama ilmiah lobster ini, Dinocellus ausubeli, juga mengandung arti yang sama. Berasal dari kata dalam bahasa Yunani, Dino, yang berarti cakar atau capit, dan Cella, yang berarti mengerikan atau menakutkan. Capit yang mengerikan. Dalam komunitas sains, lobster ini dinamakan lobster capit ausubel, atau lobster ausubel aja. Spesies lobster buta yang baru ditemukan ini dikelompokkan ke dalam genus Taumastocelepsis yang hanya beranggotakan 4 spesies lainnya.
Dua spesies ditemukan di Australia pada tahun 2007. Kemudian, pada tahun 2010, Dinocellus osobelli ditemukan. Nama Spesies Osobelli diberikan untuk menghormati G.C.H. Osobell, salah satu ilmuwan yang mendirikan Census of Marine Life atau Census Kehidupan Laut, sebuah proyek internasional yang berusaha mengumpulkan dan mendata kainekaragaman hayati di seluruh lautan di bumi. Proyek ini memakan waktu 10 tahun dan telah mempertemukan 2.700 ilmuwan dari 80 negara dalam 540 ekspedisi.
dalam upaya untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang beragam kehidupan laut di seluruh dunia. Pada tahun 2010, proyek ini berakhir, membawa hasil penemuan lebih dari 6.000 spesies baru, dan salah satu di antaranya adalah lobster yang cantik tapi aneh ini. Lobster ini ditemukan pada kedalaman lebih dari 250 meter, di dataran berpasir di dekat Luzon, pulau terbesar di Filipina.
Krustasia laut dalam yang berwarna cerah ini memang terlihat sangat menakutkan, berkat capitnya yang besar dan mengerikan. Tapi sesungguhnya, tanpa capit, ukuran tubuh mereka hanya sepanjang 31 mm. Mereka juga buta.
Tapi dalam pengamatan, lobster ini benar-benar tahu bagaimana cara menggunakan capit yang sangat panjang dan bergiri-giri rapat tersebut. Capit perkasa milik lobster Ausubel mungkin terlihat sebagai capit yang paling berbeda dari lobster manapun. Tapi hingga saat ini kita masih belum tahu pasti apa kegunaan capit yang panjang dan mengerikan ini.
Dugaannya mungkin mereka adalah alat kawin bertujuan sebagai display untuk mendapatkan cinta. Atau mungkin sebagai alat pertahanan untuk mengusir predator atau mengusir saingan. Atau mungkin ada hubungannya dengan pengaturan suhu tubuh.
Apapun fungsi capit yang mengerikan ini, kita harus merasa beruntung mengetahui makhluk yang luar biasa ini masih hidup di sekitar kita. Begitu pula dengan spesies hiu yang sering disebut sebagai fosil hidup ini. Ini adalah Frilled Shark.
Frilled shark, atau yang jika diterjemahkan menjadi hiu berjumbai, dengan nama ilmiah, Chlamydosilagus anguinius, adalah salah satu makhluk laut dalam yang tampak sangat aneh. Aneh karena fitur tubuh dan perilaku mereka yang tidak umum. Jika kamu bilang hiu berjumbai terlihat seperti binatang purba, kamu benar. Karena berdasarkan bukti fosil, mereka sudah hidup sejak 80 juta tahun yang lalu. Ini berarti mereka hidup bersama dengan dinosaurus, tapi bentuk tubuhnya tidak mengalami perubahan yang signifikan.
Luar biasa bukan? Karena inilah mereka sering disebut sebagai fosil hidup. Garis keturunan prasejarah inilah yang menjadikan Hiu berjumbai sebagai salah satu makhluk laut paling menarik untuk dipelajari.
mereka dapat tumbuh hingga lebih dari 2 meter. Nama mereka diberikan berdasarkan penampilan insangnya yang seperti berjumbai atau berenda. Dan meskipun mereka hiu, gaya renang ikan ini lebih mirip belut atau ular daripada hiu. Ini karena sirip mereka terletak pada bagian belakang tubuh.
Mangsa hiu ini adalah cumi-cumi atau hiu lain yang berukuran lebih kecil yang akan mereka telan secara utuh. Mereka memiliki beberapa baris gigi panjang yang masing-masingnya bergerigi tiga, sempurna untuk mencengkeram tubuh lunak mangsanya. Penampakan hiu ini cukup langka karena mereka hidup di laut dalam mulai dari 120 hingga 1280 meter.
Oleh karena itu, masih sedikit pengetahuan tentang ekologi dan biologi hiu purba ini. Informasi yang dimiliki oleh peneliti didasarkan pada pembedahan spesimen yang terperangkap di jaring ikan komersil dan pengamatan terhadap individu yang hidup di penangkaran. Berdasarkan pengamatan, Hugh berjumpai berkembang biak melalui pembuahan internal dan melahirkan bayi hidup. Namun tidak seperti mamalia, Hugh tidak memiliki placenta yang menghubungkan induk dengan anaknya.
Embryo hidup dengan menyerap kuning telur. Dan setelah embryo bertumbuh serta mampu bertahan hidup sendiri, barulah induk Hugh akan melahirkan anaknya. Masih sedikit yang diketahui tentang tren populasi hiu berjumbai. Namun mereka semakin jarang ditemui oleh manusia, dan kemungkinan besar mengalami penurunan populasi. Karena dulu, ikan ini sering tidak sengaja tertangkap oleh kapal ikan.
Tapi karena faktor alam dan jumlah penampakan sampingan yang semakin jarang terjadi, para peneliti menganggap hiu berjumbai mungkin terancam dan rawan kepunahan. Tapi Hugh berjumpai baru permulaan, karena semakin dalam menyelam, akan semakin aneh makhluk yang kita temukan, seperti Fantasia Pink yang tembus pandang ini. Pink Citrus Fantasia yang jika diterjemahkan menjadi fantasia pink yang tembus pandang.
Namanya membuat makhluk ini terdengar seperti lingerie, jenis pakaian dalam yang seksi. Ada benarnya juga sih, karena tebu mereka tembus pandang, sehingga kita bisa melihat dalemannya, maksud saya organ dalam tubuhnya. Ya kan?
Tapi sesungguhnya, fantasia tembus pandang berwarna merah muda atau pink ini adalah sea cucumber. alias timun laut, alias teripang. Mereka ditemukan pada kedalaman sekitar 2.400 meter di Laut Sulawesi di timur Kalimantan pada tahun 2007. Mereka adalah spesies teripang yang berenang dengan menggunakan selaput yang mirip jari yang terletak di bagian bawah tubuh mereka. Melihat bentuk tubuh mereka yang asing melayang di air akan membuat siapa saja terkesima.
Selain tembus pandang, teripang ini memiliki taktik bertahan hidup yang menunjukkan evolusi jangka panjangnya, yaitu kemampuan bioluminesensi untuk mengusir predator. Tapi sekali lagi, hanya itu informasi yang bisa kita dapat hingga saat ini. Masih banyak yang para peneliti harus pelajari untuk mengungkap misteri dari makhluk yang aneh dan indah ini. Beberapa penemuan ilmiah menjadi spektakuler, karena berpotensi menyelamatkan nyawa dan membawa revolusi terhadap cara hidup manusia.
Beberapa penemuan menjadi menarik karena dengan mempelajari kehidupan mereka akan mengubah cara pandang kita terhadap diri sendiri dan dunia di sekitar kita. Tapi beberapa penemuan menjadi sangat seru karena ternyata ada begitu banyak makhluk yang sangat aneh bentuknya seperti cacing yang memiliki tentakel di kepalanya ini. Ini adalah Squidworm, dari genus Tutirudrilus.
Cacing ini membuat penelitian ilmiah menjadi sangat seru, karena mereka terlihat seperti binatang fusion atau gabungan, setengah cumi, setengah cacing. Tapi faktanya, mereka adalah cacing anelida, kelompok cacing yang mencakup cacing tanah dan lintah. Tapi, genus cacing ini memiliki 10 tentakel panjang di kepalanya. Tentakel squid worm elastis dan dapat dijulurkan. Panjang totalnya bahkan bisa melebihi tubuh mereka yang hanya berukuran 10 cm.
Dua tentakel yang melingkar dan berwarna kekuningan digunakan untuk makan. Delapan sisanya digunakan untuk bernafas atau mungkin untuk merasakan lingkungan. Kepala mereka juga memiliki dua struktur berambut seperti sikat yang disebut organ nukal, yang berfungsi seperti hidung, mampu menangkap bau kimia di sekitar mereka. Nama ilmiah salah satu spesies, Tuti Dodrilus Samai, diberikan berdasarkan suku Sama Bajau, kelompok masyarakat yang tinggal di Kepulauan Tawi-Tawi di Filipina. Menurut Ibu Karen Osborne dari Scripps Institution of Oceanography, Nama tersebut diusulkan sebagai penghormatan kepada kolaborator Filipina yang ikut serta dalam ekspedisi menemukan makhluk ini pada tahun 2007. Ibu Karen menambahkan cacing ini ditemukan bersama enam spesies cacing laut dalam lainnya yang masih berkerabat dekat.
Empat diantaranya adalah bomber worm atau cacing pengebom yang mampu mengeluarkan kapsul berisi cairan bercahaya dari kepalanya untuk mengusir predator. Tapi squid worm tidak memiliki pertahanan seperti itu. Dan tampaknya mereka juga bukan perenang yang baik. Akan tetapi, seperti bomber worm, sisi tubuh squid worm dilengkapi deretan kaki rambut yang seperti sikat yang membantu mereka mendayung air dengan gerakan gelombang yang menghidnotis. Dan berbeda dengan bomber worm yang gesit, squid worm lebih santai.
Ini memberikan informasi kepada para peneliti kalau squid worm bukanlah predator. Mereka makan dengan menyaring partikel makanan yang tenggelam ke dasar laut yang dikenal dengan sebutan marine snow. Selama 7 kali penyelaman, ibu Karen dan tim telah menemukan 17 cacing unik ini dengan ukuran yang berbeda.
Berarti cacing ini sebenarnya cukup umum dan banyak. Fakta ini menunjukkan kalau banyak hal yang belum kita ketahui tentang penghuni laut dalam di planet yang kita tinggali. Squidworm hidup di salah satu lapisan paling kaya nutrisi, tapi juga yang paling misterius di laut dalam, yaitu zona demersal, tepat di atas dasar laut. Ini adalah habitat terbesar di bumi, dan surga bagi kehidupan lain yang belum ditemukan, atau mungkin karena mereka menolak untuk ditemukan.
Seperti Bigfin Squid atau cumi sirip besar yang fenomenal. Ini adalah salah satu makhluk laut dalam yang sangat elusif. Sukar ditemui sehingga membatasi pemahaman kita akan makhluk laut misterius ini.
Selama beberapa tahun hanya ada 20 penampakan yang tercatat. Jadi masih banyak yang belum kita ketahui tentang makhluk ini. Tapi ada satu hal yang kita tahu pasti. Ini adalah seekor cumi-cumi. Bigfin squid atau cumi sirip besar dikelompokkan ke dalam genus Magnapina dari kata dalam bahasa latin yang berarti sirip besar.
Nama ini diberikan berdasarkan sirip mereka yang membentang hingga sekitar 90% dari panjang. mantel atau tubuh utama. Bigfin Squid terbesar yang pernah tercatat memiliki panjang keseluruhan lebih dari 6 meter, bahkan hingga 8 meter.
Ini adalah cumi-cumi yang hidup paling dalam yang pernah kita ketahui. Mereka dapat hidup pada kedalaman lebih dari 6.000 meter. Mereka langsung dapat dikenali dari siripnya yang besar dan tentakelnya yang panjang dan tipis. Seperti cumi-cumi pada umumnya, Bigfin Squid juga memiliki 8 lengan dan 2 tentakel. Tapi kita tidak dapat membedakan mana tentakelnya yang besar dan mana yang kecil.
Mana yang tentakel dan mana yang lengan. Lengan dan tentakel mereka menggantung dari siku, membuat mereka terlihat seperti laba-laba berkaki 10. Para peneliti berspekulasi kalau mereka menggunakan lengan dan tentakelnya sebagai jaring, seperti jaring laba-laba untuk menangkap mangsa saat mereka berenang. Para peneliti juga menduga kalau siku yang tidak umum pada lengan dan tentakelnya Takal mereka adalah untuk mencegah kekusutan.
Bigfin Squid dideskripsikan secara resmi pada tahun 1980-an. Ini berarti mereka relatif baru dalam daftar sains. Spesimen pertama ditangkap pada awal tahun 1900-an. Namun ternyata, tubuh mereka mudah rusak sehingga para ilmuwan kesusahan untuk menelitinya. Tapi setelah beberapa waktu pada akhirnya spesimen tersebut dinyatakan bukanlah Bigfin Squid melainkan jenis Cephalopoda yang lain yang disebut whiplash squid atau cumi cambuk.
Hingga beberapa dekade kemudian, lima spesimen akhirnya berhasil dikumpulkan dari samudera Atlantik dan Pasifik, sehingga para peneliti dapat menelusuri hubungan antara spesimen baru dengan spesimen lama. Menariknya, semua spesimen yang didapatkan masih berusia muda. Dan berkat kemajuan teknologi, khususnya setelah penemuan ROV atau Remotely Operated Vehicle, para peneliti sekarang dapat dengan mudah mengamati Bigfin Squid baik yang remaja maupun dewasa dalam keadaan hidup berenang di habitatnya.
Keberhasilan ROV dalam mengamati laut dalam dengan aman menyajikan manusia dengan visual yang belum pernah terlihat sebelumnya. Membantu kita menemukan banyak makhluk yang belum pernah terlihat versi hidupnya. Salah satunya adalah Gulper Il atau Pelikan Il yang tidak pernah terpikirkan ini. Sekarang, coba bayangkan makhluk paling aneh, menyeramkan, dan paling keren yang bisa kamu bayangkan.
Kemungkinan besar, lautan sudah memiliki makhluk yang kamu bayangkan, dan kemungkinan besar mereka hidup di laut dalam. Gulper eel atau belut penelan atau juga dikenal dengan pelikin eel atau belut pelikan adalah salah satu makhluk laut dalam yang paling tidak biasa. Jika sedang mingkem, mereka mungkin terlihat seperti belut biasa. Tubuhnya panjang ramping dan berenang dengan gerakan gelombang, seperti belut.
Namun jika mereka membuka mulut, kamu mungkin akan bereaksi seperti ini. Seperti belut sejati lainnya, Gulperil merupakan bagian dari Ordo Anguilliformes yang beranggotakan 800 spesies dan berkerabat dengan belut moray dan sidat. Tubuh mereka berwarna hitam dengan panjang yang dapat mencapai sekitar 69 hingga 90 cm. Mereka hidup di laut dalam yang berkisar antara 500 hingga lebih dari 3000 meter. Namun tidak seperti belut lain yang berwarna cerah mencolok, Gulperil tidak membutuhkan warna mencolok atau ukuran yang mengesankan untuk bersaing di antara para belut.
Mereka cuma punya satu trik yang mungkin akan mengalahkan bulut lain, yaitu kemampuan mulut besar yang membuka lebar dan kemampuan menelan mangsa yang lebih besar dari tubuhnya sendiri. Dan dari sinilah nama Gulper Il berasal. Saking besarnya mulut dan selaput bagian bawah rahangnya, mereka akan terlihat seperti balon hitam ketika menelan air. Tapi, mengapa Gulper Il memiliki adaptasi yang tidak biasa ini? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus ingat nama lain mereka, yaitu Pelican Il atau Blut Pelican.
Seperti burung pelikan, mulut besar dan selaput elastis di bawah rahangnya memungkinkan mereka menelan utuh mangsanya. Makanan utama Blut Terakus ini adalah krustasea, ikan, dan cefalopoda. Tapi beberapa peneliti percaya kalau mulut mereka yang lebar bukan karena mereka rakus.
Pencernaan mereka bisa dibilang cukup lambat dibanding kebanyakan belut. Alasan utama dibalik kemampuan penelan mereka adalah karena keterbatasan makanan di zona mereka hidup. Sehingga mereka harus bisa memakan apapun ketika datang kesempatan, termasuk ikan yang lebih besar.
Blut ini terbilang langka, jadi kita masih belum banyak tahu tentang mereka. Namun mereka ditemukan di seluruh dunia dan dianggap tidak memprihatinkan oleh IUCN. Tapi sekali lagi, dengan peningkatan perilaku manusia yang menyebabkan keadaan laut yang semakin rusak, risiko kepunahan tetap ada.
Makhluk laut dalam lain yang mungkin hidup di dekat Gulper Il adalah makhluk ini. Mereka terlihat seperti alien buncit, yang sedang duduk di jaring laba-laba. Mereka terlihat seperti ini karena mereka sebenarnya sedang berenang terbalik. Dan jika dibalik, terlihatlah kepala mereka yang besar. Jika kamu pikir mereka adalah laba-laba, kamu salah.
Ini adalah isopoda monopsis, yang termasuk dalam ordo isopoda, yang juga berarti mereka berkerabat dengan kutu kayu atau pilbal, yang juga dikenal sebagai roli-poli. Mengetahui lebih detail tentang laut dalam seringkali menyadarkan kita betapa anehnya hubungan kekerabatan satu organisme dengan organisme lainnya. Jika pilbok atau kutu kayu hidup dan mencari makan di sudut-sudut gelap di tanah dengan bantuan kaki kecilnya yang banyak serta kemampuannya menggulung menjadi bola saat merasa terancam, munopsis berenang-renang di sudut paling gelap di laut dalam.
Di sini, Mereka menghabiskan banyak energi dan ruang dengan tubuhnya yang hanya berukuran 1 atau 2 cm. Famili Monopsidae merupakan famili isopoda aselot, yang merupakan salah satu famili isopoda yang diketahui paling spesifik dan tersebar luas. Famili ini terdiri dari 9 subfamili, 44 genus, dan sekitar 364 spesies. Famili Munopsi Dei merupakan famili isopoda yang paling melimpah dan beragam di komunitas bentik di laut dalam dan juga tersebar luas di perairan dingin di seluruh dunia.
Munopsis lebih sering menghabiskan waktu di dasar laut, karena disanalah makanan mereka berada. Mereka memakan makanan yang juga dimakan oleh sebagian besar penghuni laut dalam, yaitu apa aja dan apapun. Jadi ada banyak pilihan makanan untuk detritifora yang unik ini.
Secara anatomi, bagian tubuh mereka agak nanggung. Mata mereka kecil dan tidak berfungsi di kegelapan laut dalam. Eksoskeleton atau kerang keluar mereka cukup tipis dan lemah.
Jadi ketika merasa terancam, mereka akan melarikan diri. Lepas landas dari dasar laut, berenang dengan kaki panjang dan tipis, kemudian bersantai. Karena kaki panjang ini ibarat parasut, memungkinkan mereka melayang dengan damai di hamparan laut gelap yang luas. Dalam sebuah pengamatan, monopsis betina akan terus berenang ketika sedang membawa telur.
Mereka mungkin menangkap marine snow ketika sedang melayang atau bahkan tidak makan sama sekali. Sebelum telur menetas, monopsis betina tidak akan mendarat di dasar laut. Terkadang, ada ratusan monopsis berkumpul bersama dalam satu tempat yang subur.
Dan satu spesies, yaitu monopsis abyssalis, dapat ditemukan lebih dalam dari spesies yang lain. Mereka diketahui hidup pada kedalaman mulai dari 1000 meter hingga 4000 meter. Tapi, mereka lebih sering ditemukan pada kedalaman lebih dari 2000 meter, melayang di atas dasar laut.
Mungkin saja ini adalah spesies yang baru saja melompat. Mungkin juga betina yang sedang membawa telur. Atau mungkin mereka sedang menghindari area ventilasi hidrotermal yang panas, di mana hanya sedikit makhluk yang bisa bertahan hidup di sana. Salah satunya adalah ini, Armored Snail, keong laut yang mirip dengan keong emas, yang mampu hidup di area yang paling panas di laut dalam. Keong Mas dengan kaki bersisik besi ini tampak seperti makhluk yang diciptakan dalam kompetisi photoshop.
Namun mereka beneran ada, hidup makmur di beberapa tempat terpencil di samudera India. Dan karena sisik besi mereka, beberapa peneliti memanggil mereka terenggiling laut atau volcano snail. Habitat keong ini sangat ekstrim. Mereka hidup ribuan meter dari permukaan laut, merayap digundukan ventilasi hidrotermal yang penuh bahan kimia beracun, dan dapat mencapai suhu lebih dari 300 derajat Celsius.
Kea hidup keong ini diliputi oleh bakteri yang tumbuh di dalam kantong khusus di tenggorokan mereka. Bakteri ini berperan mengubah bahan kimia yang keluar dari ventilasi hidrotermal menjadi energi, yang pada gilirannya akan menjadi akan makanan bagi mereka. Agar bakteri mendapat asupan yang baik, tubuh keong mengembangkan insang yang sangat besar untuk menyerap oksigen terlarut dan bahan kimia lain dari air laut.
yang akan disalurkan melalui aliran darah dan jantung yang sangat besar. Jika keong adalah manusia, maka jantung mereka sebesar kepala kita. Pada tahun 2019, para ilmuwan menemukan bahwa sisik besi pada kakinya ini dikembangkan bukan untuk melindungi tubuh keong dari serangan predator, namun untuk meminimalisir ancaman racun yang datang dari dalam.
Bakteri yang tersimpan di tenggorokan mereka akan melepaskan belerang sebagai produk limbah. Belerang ini sangat mematikan bagi keong, dan pada pesticida untuk keong dan sibut, belerang adalah bahan aktif utama. Struktur bagian dalam sisik pada kaki keong berfungsi seperti vakum cleaner, yang menarik belerang berbahaya dari jaringan lunak dan menyimpannya di bagian dalam.
luar sebagai senyawa berbasis besi yang tidak berbahaya. Meskipun mereka mengembangkan banyak adaptasi aneh untuk bertahan hidup di ventilasi hidrotermal yang luar biasa panas, Keong Armor ini tidak mampu menghadapi manusia dan terancam oleh aktivitas penambangan. Tiga lokasi habitat utama mereka yang luasnya kurang dari 0,025 km persegi merupakan target potensial untuk penambangan laut dalam.
Perusahaan penambangan ini mengincar emas, perak, dan logam mulia lain yang terkandung pada dinding cerobong. Jika habitat ini rusak atau hancur, maka punahlah segala makhluk yang hidup di sana. Dan karena itulah, IUCN memasukkan keong bersisik ini ke dalam daftar merah sebagai spesies yang endangered atau terancam punah. Keong bersisik besi ini adalah spesies pertama di dunia yang masuk dalam daftar terancam akibat penambangan laut dalam.
Dan ternyata, ada banyak organisme laut dalam lain yang juga diakini akan terpengaruh oleh ancaman penambangan laut dalam ini. Tentunya, teman-teman masih ingat sama cecing Pompei yang juga hidup di sekitar ventilasi hidrotermal. Terlepas dari keserakahan manusia, Molusca yang tidak biasa ini dengan cemerlang menggambarkan bagaimana evolusi bisa terjadi sebagai upaya bertahan hidup.
Betapa evolusi melewati jalan aneh berkelok dan menjadi buah usaha adaptasi satu organisme. Dan berkat jalan aneh berkelok tersebut, genus gurita ini menjadi satu-satunya gurita yang mampu menghasilkan biopendar. Ini adalah Glowing Saccharide Octopus atau gurita penghisap yang bercahaya dari genus Staurotodis.
Staurotuthis sirtensis alias glowing soccer octopus alias gurita penghisap yang bercahaya adalah gurita kecil yang berukuran 5 hingga 10 cm. Mereka tampaknya cukup umum di sekitaran Atlantik Utara dan mampu hidup hingga kedalaman yang ekstrim. Mulai dari 500 hingga 4000 meter.
Tapi mereka lebih sering ditemukan pada kedalaman antara 1500 hingga 2500 meter. Namun, yang paling menarik dari spesies ini adalah penghisap pada lengan mereka yang mampu memancarkan cahaya dan terlihat glowing dalam gelap dan ini sangat jarang dimiliki oleh gurita. Jadi, lengan gurita penghisap yang bersinar ini memiliki sekitar 40 penghisap yang masing-masing telah kehilangan kemampuan penghisapnya dan malah menjadi organ biopendar yang cukup besar. Fungsi utama biopendar atau bioluminesensi pada gurita penghisap yang bersinar ini Tampaknya merupakan kombinasi antara pertahanan dan permangsaan.
Lengan yang glowing mungkin akan memikat krustasia planktonik untuk mendekat. Sementara ketika terancam, lengan yang glowing yang dilebarkan mungkin akan membuat predator bingung dan memberikan mereka cukup waktu untuk melarikan diri. Spesies ini masih dipelajari hingga saat ini.
Untungnya di Atlantik Utara, mereka merupakan gurita yang cukup melimpah. Sama melimpahnya seperti ikan yang ini. Ini adalah Coffinfish atau ikan peti mati dari genus Chownex.
Coffinfish atau ikan peti mati juga dikenal sebagai Seafrog atau kodok laut. Mereka juga terlihat mirip dengan Frogfish atau ikan katak, karena memang masih berkerabat. Namun Coffin Fish ini agak beda.
Mereka memiliki ciri dan fitur tubuh yang mirip Frogfish, tapi juga memiliki ciri dan fitur tubuh yang mirip Pufferfish atau ikan buntal. Kebanyakan anggota genus Chownex ditemukan di ketiga samudera di dunia. Mereka adalah ikan bentik atau hidup di dasar laut pada kedalaman antara 90 hingga 2000 meter.
Rasanya sangat pas ikan yang hidup di dasar laut yang gelap ini dinamakan Coffinfish atau ikan peti mati. Dan seperti ikan lain yang mampu berjalan di dasar laut, Coffinfish juga memiliki sirip khusus untuk berjalan di dasar laut seperti Batfish dan Frogfish. Sama seperti Frogfish, Coffinfish juga memiliki organ pemikat kecil bercahaya yang mencuat dari cekungan di belakang matanya. Pemikat ini juga mirip seperti kerabatnya yang lain, yaitu anglerfish. Coffinfish menggunakan organ glowing ini untuk memikat mangsa.
Selain organ pemikat, ikan ini juga memiliki insang yang sangat besar, sehingga mereka dapat meningkatkan volume tubuhnya hingga 30% dengan menghirup banyak air. Mereka dapat tetap berada dalam keadaan kembung hingga selama 4 menit. Perilaku ini mirip seperti pufferfish. yang juga mahir menggembungkan tubuh ketika merasa terancam.
Namun beberapa peneliti menyarankan kalau perilaku menelan air dan menahannya selama 4 menit ini bukanlah untuk pertahanan diri, melainkan sebagai cara untuk menghemat energi di laut dalam di mana makanan sangat sulit ditemukan. Dugaan-dugaan tersebut semakin menguatkan kalau memang belum banyak yang kita ketahui tentang kehidupan para makhluk di laut dalam. Karena jauh dari jangkauan, kita hanya bisa menduga melalui pandangan. Bicara tentang pandangan, makhluk selanjutnya akan menyita pandangan kamu sekalian dengan warna merah cerahnya yang mengagumkan.
Dengan warna merahnya yang cerah, Krosota Norvegica hidup di perairan Kanada Artik yang dalam. Mereka ditemukan pada kedalaman sekitar 2.500 meter di bawah permukaan laut. Krosota Norvegica adalah spesies hidruswa dalam famili Rhopalonymena.
Mereka masih berkerabat dekat dengan Kurosota Milsei yang ditemukan di samudera arktik pada kedalaman di bawah 1000 meter. Kurosota Norvegica sering digambarkan sebagai alien karena warna merahnya yang cerah. Bentuk kerosota milsei adalah kerosota yang terkenal di dunia.
Bentuknya kecil hanya mencapai hingga 2 cm. Seperti ubur-ubur, mereka menggunakan sel-sel ektodermal yang bersenjatakan nematosit untuk menyangat mangsanya. Kita belum mengetahui dengan pasti apa yang dimakan oleh makhluk merah ini.
Kemungkinan besar mereka memakan zooplankton dan vitoplankton. Tapi bukankah makhluk ini ubur-ubur? Kenapa disebut hidrozoa?
Sebagai informasi, Hidrozoa adalah subgrup nidaria yang terdiri dari sekitar 3.700 spesies. Ini adalah kelompok yang luas dengan beragam siklus hidup, bentuk pertumbuhan, dan struktur tubuh khusus. Seperti ini. banyak nidaria, hidrozoa memiliki tahapan polip dan medusa dalam siklus hidupnya.
Tapi, kerosota Norvegica tidak seperti kebanyakan hidrozoa. Alih-alih bertransformasi dari tahap sesil dan tahap planula, Mereka menjalani seluruh hidupnya dalam tahap planktonik atau tahap planula. Bisa dibilang planula ini adalah tahap larva sebelum mereka berkembang menjadi polip.
Nah, Korsota Norvegica tidak berkembang menjadi polip. Polip biasanya menghasilkan gamet dengan cara bertunas. Polip adalah tahap nidaria yang tidak bergerak dan menetap di satu lokasi. Umumnya, mereka akan bereproduksi secara seksual setelah berada pada tahap medusa. Medusa adalah nidaria yang berenang bebas.
Sayangnya, hanya itu yang baru kita ketahui tentang ubur-ubur merah yang misterius ini. Pengamatan terakhir yang mendeskripsikan spesies ini dilakukan pada tahun 2018. Semoga akan ada informasi terbaru yang dapat menjelaskan lebih detail tentang si merah ini. Gimana? Sudah berapa spesies yang kita bahas?
Banyak ya? Apakah sudah mengantuk? Kalau kamu sudah tidur atau baru tidur, baru mau tidur, selamat tidur. Semoga aktivitas esok lebih baik.
Bangun tidur dalam keadaan sehat dan bisa menjalankan aktivitas dengan maksimal. Jangan lupa bilang kepada bantalnya, tal bantal, saya mau tidur nyenyak. Kalau saya sudah nyenyak, bangunkan saya di saat tubuh saya sudah enak.
Tapi kalau kamu belum tidur dan masih mau lanjut, ayo kita lanjut. Kepiting Yeti yang memiliki capit dan kaki berambut ini terlihat sangat tidak biasa. Sehingga ketika ditemukan di kedalaman 1500 meter di sekitaran ventilasi hidrotermal, para peneliti tidak hanya menciptakan genus baru, yaitu Kiwa, tapi juga famili baru, yaitu Kiwaidei.
Kedua nama ini terinspirasi oleh nama dewa dalam mitologi Polinesia, Kiwa, penjaga lautan beserta penghuninya yang mempesona. Namun nama Yeti diberikan berdasarkan penampilannya yang berambut kasar yang menyerupai monster salju legendaris. Yeti Ada lima spesies yang telah diketahui yang tersebar di empat lokasi laut yang berbeda.
Masing-masing spesies memiliki sedikit perbedaan, tapi mereka sama-sama memiliki rambut pada capit dan kakinya. Rata-rata panjang kepiting Yeti adalah sekitar 15 cm. Kedalaman dan suhu air juga merupakan faktor yang berkontribusi terhadap perbedaan antar spesies. Karena semuanya adalah penghuni laut dalam yang sebagian besar gelap dan sangat dingin, air hangat yang berasal dari ventilasi hidrotermal menciptakan sebuah habitat unik yang menjadi rumah bagi kepiting berambut ini.
Di sini, belerang hidrokarbon yang beracun dapat membunuh sebagian besar makhluk hidup dan mengurangi kadar oksigen terlarut. Makhluk hidup yang bukan warga lokal akan sulit bernafas, apalagi mencari makanan. Tapi hebatnya, kepiting yeti mampu menghasilkan makanannya sendiri dengan mampu didayakan bakteri yang hidup di sekitar ventilasi hidrotermal yang tumbuh dan menikmati belerang yang terperangkap di atas rambutnya.
Dan untuk mendorong pertumbuhan, kepiting yeti sering terlihat melambaikan tangannya ke depan dan ke belakang di sekitar ventilasi hidrotermal. Setelah cukup subur, Kepiting ini akan memanen dan memakan bakteri yang berkembang biak di atas capitnya. Selain itu, mereka juga memiliki adaptasi yang sangat penting, yaitu ruang insang yang sangat besar, sehingga meningkatkan efektivitas pernapasan. Besarnya ukuran ruang insang kepiting yeti bisa kita lihat dari pola alur khusus pada karapasnya.
Semakin aneh? Iya, semakin dalam semakin aneh. Tapi tunggu dulu.
Ini masih belum seberapa dibanding Goblin Shark atau Hugh Goblin yang punya mulut ajaib. Banyak yang takjub ketika melihat kemampuan hiu yang rahangnya terhubung kelipatan kulit yang dapat terbuka dari moncongnya ini. Ini adalah hiu goblin dari genus Mitsukurina.
Mereka adalah salah satu spesies ikan yang biasanya hidup di dasar laut di sepanjang landas kontinen atau tepian benua. Tubuhnya berwarna merah muda dan dapat tumbuh hingga sepanjang lebih dari 3 meter, dengan berat hingga 200 kilogram. Mereka terkenal dengan moncong sempit yang penuh gigi tajam yang dapat dijulurkan.
Hiu ini banyak ditemukan di lepas pantai Jepang. Alhasil, nama mereka diberikan berdasarkan kemiripannya dengan makhluk mitos Goblin atau Tengu yang muncul dalam cerita rakyat Jepang. Para peneliti belum mengetahui banyak tentang perilaku Hiu yang jarang terlihat ini.
Namun mereka menduga kalau Hiu Goblin sama seperti kebanyakan spesies Hiu lainnya, yaitu ikan yang soliter. Berdasarkan pengamatan, hiu goblin diketahui paling aktif pada pagi dan sore hari. Dan berdasarkan anatomi, kemungkinan besar mereka adalah hiu yang lamban, sehingga sering kesulitan mengejar makanan.
Dan untuk mengatasi kekurangan ini, hiu goblin mengembangkan rahang khusus yang dapat dipanjangkan untuk menambah jangkauan ekstra. Gerakan rahang ini akan menciptakan sedotan yang kuat yang disebut pharyngeal suction. atau hisapan faring.
Mangsa yang kecil akan tersedot ke dalam mulut dan dikunci oleh gigi mereka yang tajam. Gigi atas dan gigi bawah Hugh Goblin melekat pada ligamen atau lapisan jaringan kulit di dalam mulutnya. Saat mangsa berada di luar jangkauannya, Hugh menjulurkan jaringan elastis dari mulutnya untuk menangkap makanan yang biasanya lebih kecil. Hal ini mereka lakukan supaya penggunaan energi lebih efektif.
Karena rahang yang terjulur ini tidak memiliki otot dan kekuatan yang sama jika dibandingkan rahang hiu pada umumnya. Sehingga menelan utuh mangsa yang lebih kecil lebih baik daripada serakah dan berburu mangsa besar yang tidak bisa ia kunyah. Ketika rahang mereka dalam posisi normal dan tersembunyi di dalam mulut, Rostrum atau moncong panjang khas Hugh Goblin adalah ciri fisik yang paling mencolok.
Rostrum ini dilengkapi dengan organ sensor khusus yang membantu Hugh menemukan mangsa dalam kondisi cahaya redup atau tanpa cahaya sama sekali. Di dalam kegelapan, Hugh Goblin dapat dengan mudah merasakan pancaran listrik yang diciptakan oleh gerakan otot ikan lain. Dan seperti banyak makhluk laut dalam mainnya, Apa yang kita ketahui tentang Hiyo Goblin sebagian besar berasal dari segelintir spesimen mati dan rekaman video yang sangat sedikit. Artinya, informasi tentang ekologi serta perilaku mereka masih sangat kurang. Kita nggak tahu mereka pergi kemana, dengan siapa, dan semalam berbuat apa.
Ini kasus yang sama, seperti pada ikan yang selalu divitnah sebagai ikan yang terjelek di dunia. Plopfish Padahal wujud hidupnya fine-fine aja, lumayan keren malah. Tapi karena mereka seringkali difoto dalam keadaan mati, mereka terlanjur terkenal sebagai ikan buruk berupa.
Tapi jika blobfish mati terlanjur dicap sebagai ikan yang paling jelek di dunia, apakah ada makhluk laut yang masih hidup yang sama buruk rupanya, seperti blobfish mati? Tergantung persepsi dan standar spesifik? Ada ikan lain yang mungkin bisa bersaing dengan blobfish untuk mendapatkan predikat makhluk paling jelek di laut. Untuk mengenal mereka, kita harus naik ke prairan dangkal di mana kelompok ikan yang berwajah buruk ini hidup, mengubur diri di pasir.
Bukan karena sadar dan malu kalau mereka jelek, tapi untuk menunggu mangsa. Ini adalah stargazer. Stargazer atau jika diterjemahkan menjadi pengamat bintang atau nama lokal ikan belukuk adalah ikan bentik atau dasar laut yang menggunakan duri beracun untuk menyengat mangsa.
Jika itu belum cukup, ikan ini juga memiliki organ listrik yang terletak dalam kantung khusus di bagian belakang matanya. Organ ini akan membantu menyengat mangsanya dengan tegangan listrik hingga 50 volt, menjaga mangsanya melarikan diri. Stargazer menghabiskan sebagian waktunya bersembunyi di balik pasir, dengan hanya matanya yang menonjol di permukaan, seperti sedang mengamati bintang. Dan dari sinilah mereka mendapatkan nama mereka, Stargazer dari famili Uranus Copidae. Mereka ditemukan di perairan yang relatif dangkal di kawasan Indo-Pasifik, termasuk di sekitar Indonesia, Fiji, Samoa, Tonga, dan Australia.
Sebagian besar anggota famili Uranoscopidae memiliki mata di bagian atas kepala serta mulut besar yang menghadap ke atas. Anatomi khusus ini memungkinkannya mengubur seluruh tubuhnya di dalam pasir sambil menunggu mangsa yang lewat tanpa curiga. Mereka akan menunggu hingga mangsa berenang cukup dekat.
Jika jarak dirasa sudah pas, mereka akan menyentak mangsanya dengan sangat cepat, hanya dalam hitungan mili detik. Sentakan ini menciptakan ruang hampa di dalam air, yang membantu ikan berwajah mengerikan ini menyedot mangsanya. Biasanya ikan yang berukuran lebih kecil, tapi juga kepiting atau makhluk kecil apapun yang berenang tanpa curiga ke arah rahangnya yang menganga.
Jika gigitan mereka tidak mampu melumpuhkan mangsa, mereka akan menyetrumnya. Sel otot di belakang mata mereka telah dimodifikasi menjadi elektroplak. Organ ini dapat menghasilkan kejutan listrik hingga 50 volt, setara seperti yang dimiliki oleh belut listrik. Taktik lainnya adalah dengan meracuni korbannya. Kebanyakan stargazer memiliki duri berbisa di sepanjang setiap tolang belikat.
Kombinasi duri yang tajam disertai bisa akan menimbulkan luka mematikan pada mangsanya. Duri berbisa ini juga dapat digunakan sebagai pertahanan diri dari predator yang lebih besar. Manusia seringkali menjadi korban ketika menginjak stargazer yang sedang mengumpur diri.
Dan meskipun bisa mereka tidak sekuat stonefish atau ikan batu, ada beberapa laporan kematian manusia yang disebabkan oleh bisa dari stargazer. Dalam kasus umum, bisa stargazer akan menyebabkan bengkak yang disertai sakit yang luar biasa. Dan jika sengatan listrik dan duri berbisa ini masih belum cukup untuk mendapatkan mangsa, beberapa stargazer memiliki organ pemikat seperti anglerfish. Tapi, organ ini terletak di bagian dalam mulutnya. Organ yang mirip lidah ini dapat digoyangkan untuk memikat mangsa yang penasaran ke dalam mulutnya.
Jadi, bagaimana menurut teman-teman? Apakah belukuk... alias Stargazer bisa menggantikan Blobfish dan mendapatkan predikat makhluk laut yang paling jelek?
Tulis jawaban di kolom komentar. Anyway, mari kita kembali ke laut dalam, menemui makhluk aneh selanjutnya. Taukah kamu, ada ubur-ubur yang wujudnya mirip Darth Vader?
Namanya, Ubur-ubur Darth Vader. Ekspedisi di samudera artik banyak mengungkap spesies baru. Salah satunya adalah Batikorus buyoni yang aneh. Mereka ubur-ubur, tapi hanya memiliki 4 tentakel. Pada tahun 2005, tim yang dipimpin Bapak Kevin Raskov dari California State University di Monterey Bay melakukan ekspedisi bersama NOAA dan Census of Marine Life.
Ketika mengamati layar ROV yang sedang menyelam di samudera yang suhu terendahnya mencapai minus 1,8 derajat Celsius ini, Pak Kevin dan timnya mendapati diri mereka berada di tengah segerombolan makhluk yang mirip dengan helmnya Darth Vader. Pak Kevin mengambil beberapa spesimen untuk dilakukan serangkaian penelitian. Kemudian, pada tahun 2010, Pak Kevin mengumumkan deskripsi resminya.
Ini adalah Batikorus buyoni, spesies hidrozoa laut dalam yang ditemukan di samudera arktik pada kedalaman 1400 hingga 2000 meter. Mereka adalah satu-satunya spesies dalam genus Batikorus. Nama genus mereka berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu Bati yang berarti dalam dan chorus yang berarti helm. Helm di laut dalam. Disebut helm karena ketika mereka melihat bentuk tubuhnya, para peneliti segera teringat pada helm Darth Vader.
Sementara nama spesiesnya, yaitu Buioni, adalah untuk menghormati seorang ahli zoologi laut, Dr. Jean Buioni. Spesies ini diamati sebanyak 423 kali pada 11 stasiun pengamatan yang berbeda. Ini menunjukkan bahwa spesies baru ini mungkin juga sangat banyak ditemukan di wilayah lautan yang belum dieksplorasi. Satu hal yang ingin saya angkat adalah mengenai penamaan spesies ini, Dark Feather Jellyfish.
Ini menunjukkan kalau para ilmuwan dan peneliti memiliki selera humor yang lumayan. Dalam beberapa video, kita telah mengetahui beberapa di antaranya. Ada Tripod Fish yang dinamakan karena tulang siripnya yang mirip tripod. Ada Dambo Octopus yang mirip gajah dumbo berkuping lebar dan panjang, ada Dragonfish yang mirip naga laut, dan ada Obis Dragonfish yang tubuhnya sama seperti Dragonfish tapi lebih gemuk. Ketika mendengar namanya, yang gampang ketrigger pasti langsung sensi.
Masa gitu namanya? Kok body shaming? Tapi begitulah mereka dinamakan. Dragonfish yang gemuk ini juga tidak akan tersinggung dengan namanya.
Faktanya, ikan yang panjangnya mencapai 55 cm ini merupakan salah satu spesies terbesar dalam family Stomiedae. Panguni laut dalam ini memiliki tubuh hitam mulus yang tanpa sisik. mulut yang lebar berisi gigi tajam, sungut dagu yang panjang, dan serangkaian fotofor penghasil cahaya di sepanjang tubuh dan di belakang soket mata. Habitat utama mereka adalah perairan di sekitar Australia, tapi mereka juga dapat ditemukan di samudera Atlantik, India, dan Pasifik pada kedalaman 5.000 meter. Kebanyakan dragonfish adalah soliter dan hidup dalam kegelapan abadi di habitatnya.
Namun beberapa spesies akan melakukan migrasi vertikal. Mereka sering diamati berenang naik pada malam hari untuk mencari mangsa yang akan mereka sergap secara tiba-tiba. Biopender atau bioluminescensi adalah aspek kunci dalam komunikasi antar spesies.
Namun sebagian besar interaksi visual ini masih belum begitu diketahui, karena sangat jarang kesempatan menemukan dua individu dalam jarak yang berdekatan. Tapi nampaknya, fungsi utama organ biopendar ini adalah sebagai pemikat untuk menarik calon mangsa, akan tetapi memiliki tubuh yang mampu menyala di kegelapan, akan membuat mereka terdeteksi dengan sangat mudah. Makhluk laut dalam yang lain yang berukuran lebih besar akan segera tertarik oleh pendaran dan memangsa mereka.
Dan seperti banyak aspek pada laut dalam, Reproduksi, siklus hidup, dan beberapa detail lain dari Obis Dragonfish masih diselimuti misteri. Tapi untungnya, kita bisa dengan mudah mengamati jenis keong lain yang tahan akan panasnya lingkungan ventilasi hidrotermal dan mampu bertahan hidup dengan bersimbiosis dengan bakteri. Ini adalah keong dari genus Alvinikonka. Alphini conca adalah molusca gastropoda laut dalam yang digulungkan ke dalam family profanidae. Mereka adalah bagian dari ekosistem ventilasi hidrotermal di samudera india dan pasifik barat.
Seluruh spesies dalam genus ini adalah satu-satunya organisme yang nutrisinya berasal dari hubungan endosimbiotik dengan bakteri dari film Campylobacterota dan Gamma Proteobacteria. Kedua jenis bakteri ini hidup dalam vacuola atau insa yang terpisang dari keong alfinikonka. Semua spesies alfinikonka hanya ditemukan di area dekat ventilasi hidrotermal yang memasuk endosimbion bakteri dengan senyawa turunan yang datang dari ventilasi hidrotermal, seperti hidrogen sulfida. Keong ini tahan terhadap variasi suhu yang besar, fluktuasi pH, dan variasi komposisi kimia.
Ukuran cangkang mereka bervariasi. Rata-rata memiliki lebar cangkang 2 cm dan tinggi 6 cm. Permukaan cangkang mereka dipenuhi dengan apa yang disebut periostrakum yang warnanya berkisar antara kuning kehijauan hingga coklat.
Namun, periostrakum yang tipis ini kerap rontok atau terdegradasi karena suhu tinggi dan reduktor kimia dari ventilasi hidrotermal. Studi morfoanatomi yang dilakukan pada tiga spesies telah menemukan adanya perbedaan pada bentuk cangkang dan kepala atau kaki mereka. Siklus hidup dan reproduksi mereka masih menjadi misteri hingga saat ini Ketika membahas keong ini, saya teringat pada satu jenis kepiting yang juga hidup di sekitar ventilasi hidrotermal Dan masih kerabatnya Yeti Crab yang sebelumnya kita bahas Sama-sama berambut, tapi ada tapinya Ini adalah The Hoff Crab The Hoff Crab atau Kepiting Hoff yang memiliki nama ilmiah Kiwa Thalerie adalah spesies dalam keluarga Kiwaidee yang hidup di laut dalam di sekitar ventilasi hidrotermal di samudera antartika. Berbeda dengan kerabatnya yaitu Kiwahirsuta alias Yetikrab yang terkenal memiliki sete atau rambut yang rimbun pada capitnya yang panjang, Kepitinghof memiliki capit yang lebih pendek. Sete atau rambut yang seharusnya tumbuh di sekitar capit menghilang.
Sebagian besar rambut khas ini justru terkonsentrasi di permukaan dada atau di area perut. Dan dari rambut dada inilah mereka mendapatkan namanya. Untuk teman-teman yang sudah berumur dan suka nonton Knight Rider dan Baywatch, pasti kenal dengan Mitch Buchanan dan Michael Knight.
Kedua karakter ini diperankan oleh David Hasselhoff. Nah, dadanya Bang David terkenal lebat rambutnya. Jadi, ketika para peneliti melihat kepiting dengan rambut lebat di bagian dada dan perut, mereka langsung teringat pada David Hasselhoff.
Kocak! Dan sama seperti pada kepiting eti, bakteri berfilamen tumbuh subur pada sete dan mengolah belerang, menyediakan sumber nutrisi yang penting bagi kepiting. Kepiting hoff ditemukan hidup bergerombol di sepanjang permukaan cerobong ventilasi hidrotermal.
Beberapa hidup lebih dekat pada cairan yang keluar dari cerobong asap yang bersuhu lebih dari 350 derajat celcius, suhu panas yang amat sangat dihindari oleh kebanyakan makhluk laut dalam bertubuh lunak. Salah satunya adalah babi laut. Babi laut atau Skotoplanes adalah genus teripang laut dalam famili LPDD.
Mereka mungkin mendapatkan namanya dari tubuhnya yang berwarna merah jambu dan kecintaannya pada dasar laut yang berlumpur. Makhluk yang tampak aneh namun sangat mengemaskan ini memiliki kaki tabung di perut, punggung, dan sekeliling mulutnya. Kaki pada punggungnya diduga sebagai alat sensor untuk mengendus aroma makanan yang menyebar di perairan. Babi laut ditemukan di hampir seluruh wilayah laut dalam di dunia.
Secara spesifik, mereka sering ditemukan hidup di dataran jurang berpasir lunak dengan kedalaman lebih dari seribu meter, hingga di Palung Filipina pada kedalaman 9.997 meter. Di atas pasir atau lumpur yang lembut ini, mereka berjalan melawan arus kecil sebagai usaha mencari makanan yang lebih segar dan berkualitas lebih baik. Hari-hari mereka habiskan dengan mengendus-ngendus sedimen berlumpur di dasar laut, mencoba memakan segala yang dapat mereka temukan, seperti bangkai alga dan binatang yang tenggelam.
Tapi ketika binatang yang lebih besar, seperti bangkai paus, tenggelam ke dasar laut, Babi laut dari segala penjuru akan berkumpul untuk menikmati sajian organik yang langka di kedalaman laut yang gersang ini. Fakta baru menyebutkan kalau babi laut mungkin adalah organisme yang diandalkan bagi makhluk yang lebih kecil. Mereka seperti babysitter di laut dalam. Tim dari Monterey Bay Aquarium Research Institute sering melihat kepiting memanjat atau bersembunyi di bawah tubuh babi laut. Para peneliti menduga ini adalah simbiosis mutualisme.
Bebi laut melindungi kepiting dari predator? Kepiting yang menggali sedimen akan membantu menyediakan makanan di dasar laut dalam yang tidak kenal ampun. Selain tekanan air yang sangat besar, makanan yang sangat langka, kegelapan selalu beredar. Di lingkungan ini adalah hal yang sulit untuk bertahan hidup. Namun, para penghuni laut dalam harus dapat tetap bertahan dengan beradaptasi.
menghadirkan fitur tubuh yang tidak biasa. Sementara, beberapa akan memanfaatkan apa yang bisa mereka manfaatkan. Seperti kepiting remaja yang berlindung di bawah babi laut yang bersahaja. Lihatlah dua makhluk aneh ini.
Ada perasaan haru ketika melihat mereka. Perasaan yang mungkin segera sirna ketika melihat cumi kakak tua. Mungkin kalau kita memasukkan AI prompt rambut Snooki dan mata Wall-E, hasilnya adalah gambar ini.
Meskipun terlihat aneh, ini adalah Cockatoo Squid atau cumi-cumi kakak tua. Cumi-cumi laut dalam yang sangat tidak biasa, sehingga tampak seperti render 3D. Inilah yang membuat kebanyakan dari kita suka dengan makhluk laut dalam. Mereka terkesan random, tapi setelah kita memahami, persepsi kita akan berubah. Taunius borealis adalah sefalopoda laut dalam yang umum ditemukan di samudera pasifik utara, dengan panjang maksimal 50 cm.
Tubuh transparannya dengan jelas memperlihatkan kelenjar pencernaan yang berbentuk jerutu. Kromatofor yang terdapat pada mantelnya mampu berubah warna, memancarkan warna kemerahan, untuk membantu cumi-cumi aneh ini berbaur dengan lingkungannya. Adaptasi uniknya adalah matanya yang besar yang menghadap ke depan.
Tapi mata ini mampu mereka gerakan ke samping untuk melihat sekeliling mereka. Dan jika kita perhatikan, cumi-cumi ini berenang dengan tentaklenya yang menjulur di atas kepalanya. Seperti gaya rambut pompadour yang identik dengan Snooki, bintang reality show Jersey Shore yang sangat terkenal 15 tahun yang lalu.
Tren rambut yang sepertinya sudah ketinggalan zaman, tapi cukup dimaklumi karena memang sulit untuk mengikuti perkembangan tren kalau kamu tinggal di dasar laut. Mereka dijumpai di lautan Pasifik Utara pada kedalaman lebih dari seribu meter. Habitat umum mereka adalah zona mesopelagis atau zona senja.
Namun, mereka akan menyelam lebih dalam untuk kawin dan bertelur. Mereka biasanya memakan udang, ikan kecil, serta cumi-cumi spesies lain. Dan mereka akan dimakan paus, hiu, dan cumi-cumi spesies lain. Sayangnya, masih sedikit yang kita ketahui tentang cumi-cumi eksentrik ini. Tapi seperti cumi-cumi kaca yang lain, mereka bersifat gonokoris.
Jantan dan betina terpisah. Jantan biasanya akan segera mati setelah kawin. Embryo akan menetas sebagai organisme planktonik dan akan melayang di badan air selama beberapa waktu sebelum mereka turun ke dasar laut dan tumbuh menjadi lebih besar.
Seiring pertumbuhannya, kromatofer mereka akan menghasilkan warna kemerahan. Mulai dari ungu transparan, merah muda transparan, hingga merah tua transparan. Dan bicara tentang transparansi, ada satu makhluk laut dalam yang cukup banyak di request oleh viewer alam semenit. Seekor ikan laut dalam berkepala transparan yang bernama barrel eye. Ikan yang sangat tidak biasa ini ditemukan di laut dalam, antara zona senja dan zona midnight, lebih dari seribu meter dari permukaan laut.
Karena penampilannya, mereka kadang-kadang disebut ikan hantu. Wajar saja, karena mereka memang terlihat seperti hantu. Tubuh mereka hitam kehijauan, tapi ujung ekor dan bagian wajah, khususnya area mata dan dahi mereka, benar-benar transparan.
Ikan yang berukuran 15 cm ini pertama kali ditemukan pada tahun 1939 oleh ahli biologi laut Wilbert McLeod Chapman. Namun, Baru pada tahun 2009, para peneliti di Monterey Bay Aquarium Research Institute menemukan beberapa fakta mengejutkan tentang si mata gentong ini. Pada awalnya, mata barrel eye diakini memiliki pandangan tetap yang hanya dapat melihat lurus ke atas.
Namun, setelah beberapa pengamatan, para peneliti menemukan bahwa mata mereka ternyata dapat berputar. dan sebenarnya terletak pada posisi yang normal di dalam kepalanya yang tembus pandang. Dan karena adaptasi unik ini, mata barrel eye dapat melihat ke berbagai arah, termasuk lurus ke atas saat mereka berenang, sehingga memungkinkannya mendeteksi siluet mangsa maupun predator. Selain itu, berkat siripnya yang besar dan rata, barrel eye dapat menyeimbangkan tubuh mereka dan terlihat seperti diam tak bergerak di air.
Ini adalah adaptasi lain yang memberikan keuntungan ketika mereka berburu. Makanan utama ikan barrel eye adalah zooplankton. Tapi ketika isi perut satu spesimen dibedah, ditemukan sisa-sisa crustacea dan siphonophore. Berdasarkan penemuan ini, para peneliti menduga barrel eye mencuri crustacea yang terperangkap dalam tentakel siphonophore. Dugaan lainnya adalah Beryl I memiliki semacam kekebalan terhadap sengat Sifonovor, sehingga dengan mudah mengambil krustasea yang terjerat lemas dalam perangkat sengat Sifonovor.
Licik? Mungkin aja. Tapi saya rasa sah-sah aja bagi mereka yang hidup di laut dalam yang minim makanan. Kesempatan sekecil apapun tidak boleh disiasiakan. Mengenal semua makhluk laut yang misterius ini sungguh membuka mata dan pikiran kita akan keajaiban alam, sekaligus menunjukkan kita kalau ada sesuatu yang baru yang akan kita temukan.
Dan menariknya, banyak dari mereka ditemukan secara tidak sengaja. Ini berarti, campaign Tokopedia memang benar. Mulai aja dulu, karena kita nggak akan tahu apa yang akan kita temukan kalau kita malas jalan.
Jadi jangan berhenti belajar dan terus mencari hal-hal baru. Itulah cara terbaik untuk bertumbuh dan menjadi individu yang lebih baik dari tahun ke tahun. Eksplorasi laut dalam juga menunjukkan kepada kita, bagaimana kita harus menjadi penghuni yang baik di planet yang kita sebut rumah ini.
Lautan mungkin jauh dari hutan, tapi bukan berarti kita boleh abaikan. Melihat postingan pantai penuh sampah, tapi banyak yang nyemplung, bikin hati terasa miris. Serajin apapun tim Pandawara mengajak kerja bakti mengeruk sampah di sungai dan laut, sampah tersebut gak akan habis kalau kita kurang berpikir kritis. Para ikan gak punya pilihan ketika rumah mereka semakin penuh dengan sampah.
Mereka cuma bisa sabar. Sabar aja. Tapi, kelaman sabar nggak enak juga. Sabar aja ya.
Sabar nggak juga. Nggak enak. Habis kita.
Kita rusak. Rusaknya kita. Kita rusak.
Punya kita rusak. Kita mana, bro? Nggak enak juga, kan?
Di lain sisi, manusia punya banyak pilihan. Pilihan logisnya ya, jangan berenang di pantai yang penuh sampah. Tapi, pilihan logisnya. Pilihan humanisnya adalah jangan nyampah kalau kamu masih pengen melihat laut dan kehidupannya yang indah.
Akhir kata, mari kita lakukan apa yang bisa kita lakukan untuk menjaga lautan. Sehingga makhluk-makhluk ini dapat tetap tumbuh dan berkembang. Karena bagaimanapun, kita hidup di bumi yang sama.
Jika kita menjaga alam, alam akan menjaga kita. Terima kasih telah menonton sampai menit ini. Saya sangat-sangat menghargai segala dukungan yang teman-teman berikan kepada Alam Semenit. Jika ingin tahu lebih banyak tentang subjek pembahasan dalam video ini, cek deskripsi video.
Di sana teman-teman bisa menemukan segala jurnal, literatur, dan referensi saya dalam menyusun naskah. Jika suka dengan pembahasan dari Alam Semenit, like video ini dan share. Karena like dan share dari kamu akan membantu perkembangan channel ini. Ikuti perkembangan semua hal yang aneh, menjijikan, dan indah yang mengundang rasa ingin tahu kita semua.
Sampai jumpa. Sampai jumpa di video selanjutnya.