Transcript for:
Analisis Konten Willy Salim dan Harapan

Halo warga sipil sekalian, beberapa minggu yang lalu gue buat video ini Bang bahas Willy Salim bang, kayaknya dia baru kapok dan jerak kalo lu yang kasih paham Menarik, menarik, menarik, menarik Tapi mari kita lakukan dengan cara Willy Salim kalo gitu Oke kalian lihat subscriber gue 950 ribu, gue bakal bahas Willy Salim And I'm man of my word. Karena gue udah janjin kepada kalian semua dan sekarang udah 1 juta subscriber, maka udah saatnya kita membahas soal Willy Salud. Kak, aku mau borong semuanya kak. Satu Indomaret sampe kosong semuanya.

Oke, sebelum panjang lebar. Gue agak terkejut juga ya, dalam satu minggu video itu dibuat. Kan waktu itu dibuat 950 ribu subscriber ya.

Nah, dalam satu minggu itu pertumbuhannya 30 ribu subscriber. Terus gue wonder gitu, energi gibah kalian ternyata setinggi itu ya. 30 ribu subscriber dalam satu minggu tanpa giveaway, tanpa uang, motor, mobil, handphone. Kalian suka rela atau bahkan bikin second account cuma untuk subscriber. Cuma untuk dengerin orang lain digibahin Itu bukan sesuatu yang menyenangkan sih 30 ribu orang pengen denger lo digibahin Gila Hai kan berusaha bikin video ini se-efektif dan se-efisien mungkin nggak usah dipanjang-panjangin juga tapi sebelum kalian nonton lebih lanjut gua mau disclaimer dulu video ini bukan gue buat untuk menjelek-jelekkan menjatuhkan atau menyerang personality ataupun pribadinya Willy Salim, no gue bukan orang yang akan melakukan sesuatu seperti itu gue gak benci sama Willy Salim, gue gak kesel sama Willy Salim gue gak emosi sama Willy Salim dan gue gak ada dendam sedikit pun sama Willy Salim justru video ini gue buat karena gue menaruh harapan besar pada beliau ya, dia masih muda punya jangkauan seluas itu, punya reach seluas itu, dan punya subscriber atau follower sebanyak itu, sayang kalau potensinya terbuang sia-sia makanya video ini gue bikin gitu, jadi kepada teman-teman semua juga gue harus ingetin kita jangan sampai segitu jahatnya atau segitu kesalnya sama content creator, tapi permisif sama koruptor jangan, gitu, mau gimana pun jeleknya konten milih salim atau mau gimana pun cringe-nya beliau, menurut pandangan kalian atau mau setidak suka apapun kalian kepada dia, tetap aja sampai detik ini.

Sejauh ini dia bukan kriminal, dia nggak nyuri uang orang lain, dia tidak merugikan orang lain, dia tidak mengambil hak hidup orang lain. Ini yang harus kita paham bersama. Jadi dalam konten ini, gue akan memberi kritikan, memberikan masukan, memberikan penjelasan, evaluasi, dan juga apresiasi. Jadi mari kita mulai. Oke, kita mulai dari hal yang baik-baik dulu.

Setiap manusia pasti ada lebih dan... Kurang ya, baik dan buruk. Begitu juga dengan Willy Salim.

Willy Salim di mata gue punya beberapa kelebihan yang mungkin bisa kita contoh, atau bisa kita aplikasikan, atau bisa kita senggaknya apresiasi apa yang dia lakukan. Pertama yang gue sadar banget tentang Willy Salim adalah, dia ini punya awareness soal menjaga data pribadi dan privacy. Dengan ukuran seorang konten kreator yang punya puluhan juta subscriber dan follower lah, kita akan sangat-sangat sulit untuk menemukan. Data personalnya dia, menemukan keluarga dia, menemukan latar belakang dia, menemukan hal-hal yang sifatnya pribadi tentang Willy Salim sendiri.

Artinya nih anak sadar kalau hal-hal seperti itu bukan sesuatu yang bisa dia bagikan ke publik. Jadi kalau lu mau nyari orang tua Willy Salim namanya ya sulit gitu loh. Terus lu mau... Nyari di mana persisnya dia sekolah juga sulit. Kebetulan karena gue mau buat konten soal dia, jelas gue melakukan riset dan jelas gue menemukan sesuatu.

Tidak akan gue bagikan kepada teman-teman. Gue cuma mau bilang ya kalau dia bukan orang yang bodoh. Dia berasal dari sekolah yang luar biasa bagus, luar biasa terkenal.

Dan sangat kecil kemungkinan sekolah itu melahirkan alumni yang bodoh. Gitu lah, kasarnya begitu. Jadi ya, masuk akal kalau Willy Salim bisa mencapai apa yang dia capai sekarang. Dan masuk akal juga dia punya kesadaran privacy dan...

personality seperti sekarang. Dan ini seharusnya kita contoh bersama ya, karena memang oversharing itu bisa menghasilkan resiko yang luar biasa untuk diri kita. Lu udah harus tahu mitigasi-mitigasinya, langkah-langkahnya, dan penyelenggaraan atas data pribadi.

Seenggaknya kita bisa belajar dari Wili Salim soal itu. Selanjutnya, gue percaya dia orang yang benar-benar peduli dengan orang lain. Dan beberapa kontennya sebenarnya nggak buruk ya, dan beberapa bahkan bagus sekali. Salah satu yang paling gue ingat adalah dia membenarkan jembatan yang udah mau... Roboh yang tinggal satu tali doang nih, yang orang bergelantungan biasanya lewat disitu dia benerin, dia pulihkan jadi seperti semula dan bisa dilintasi oleh siapa aja sekarang.

Dan itu sesuatu yang bagus, seharusnya diapresiasi oleh banyak orang. Terlepas apapun motifnya, sekali lagi, terlepas apapun motifnya. Bertahun-tahun gue konsisten, sekecil apapun kebaikan dan manfaat, tetaplah sebuah kebaikan dan manfaat.

Entah itu untuk konten, entah untuk publikasi, entah itu... Untuk popularitas, seenggaknya ada orang yang menerima manfaatnya yang sudah dia berikan. Dan Willy Salim banyak melakukan. Dan yang terakhir yang gue apresiasi juga adalah di umur dia yang baru 22 tahun, dia punya puluhan juta subscriber. Dan dengan kekuatan sebesar itu, dia punya potensi untuk membawa kemana masyarakat Indonesia ini ke depannya.

Kemana masa depan kita, gimana generasi muda kita. Karena ya, dia diidolakan banyak sekali anak kecil di Republik Indonesia. Dia dijadikan panutan, dia dijadikan role model.

Dan dia harus sadar bahwa tanggung jawab dia sebesar itu atas apa yang udah dia capai sekarang. Dan itu jelas itu juga sesuatu yang perlu diapresiasi menurut gue. Dan perlu disadari oleh Willy Salim itu sendiri.

Nah selanjutnya kita akan ngasih kritikan, masukan, evaluasi, sanggahan. Dan beberapa hal yang gue pikir sangat perlu diketahui oleh Willy Salim itu sendiri. Jadi orang yang paling butuh video ini bukan kalian, bukan gue, tapi Willy Salim. Cuma tau jenis-jenis kontennya Willy Salim, apa yang dia lakukan di media sosial, apa yang dia buat, dia sering ngasih giveaway, ngasih uang, ngasih barang, minta orang follow dia, terus dia kasih 1 juta, 2 juta, or something like that. Terus dia juga sering mengeksploitasi masyarakat tidak mampu, dia jadiin konten, ngasih musik sedih, dia bantu, dan lain sebagainya.

Itu jenis konten Willy Salim. Nah, kalau kita kerucutkan, berdasarkan riset yang berapa minggu ini gue lakukan, kalau kita kerucutkan, Mungkin goalsnya ada dua Satu, dia pengen mengharumkan nama bangsa Indonesia Pengen dianggap sebagai superhero Pengen dianggap sebagai orang baik, penyelamat dan lain sebagainya Kedua, dia pengen jualan kelas Jadi dua tujuan itu gak ada yang salah sebenarnya Jual kelas bukan aktivitas ilegal Lu pengen terlihat baik juga itu hak lu Dan gak ada yang salah Gue nggak akan pernah bilang orang yang jualan kelas salah atau orang yang pengen terlihat baik itu salah. Nah, yang justru gue nggak mengerti, kalau emang tujuannya antara kedua ini, kenapa cara itu yang diambil gitu? Pertama, untuk tujuan pertama, Wilisralim harus mengerti, tidak ada satupun manusia di bumi ini yang akan bangga dengan pencapaian follower atau subscriber orang lain. Nggak ada.

Gak ada yang namanya lu akan mengharumkan nama bangsa Indonesia kalau lu punya 50 juta subscriber. Gak ada kayak gitu. Atau lu jadi orang dengan subscriber terbanyak di dunia, di Asia, di Asia Tenggara. Gak ada yang kayak gitu. Yang bangga paling lu sendiri, pacar lu, atau keluarga lu.

Itu pun pacar dan keluarga lu, gue masih ragu gitu. Dalam hati mereka, mereka beneran bangga atau enggak. Gak enak aja sama lu terus bilang dia bangga. Gak ada, Wil.

Gak ada. Itu pernah dipakai Atta Halilintar tahun 2016-2017 dan iya gagal. Dia selalu pakai jualan, wah subscriber terbanyak di Asia and no one give a damn. Bahkan masyarakat tidak mampu sekalipun atau berpendidikan rendah sekalipun, mereka nggak relate dengan hal kayak gitu dan berhentilah mempermalukan diri lu sendiri dengan narasi mengharupkan nama bangsa, mengharupkan nama Indonesia, dan lain sebagainya.

Kenapa gue bilang kayak gitu? Karena udah banyak hal yang lu lakuin yang emang benar-benar bermanfaat buat masyarakat. Nah, jualan kelas. Gue juga bingung.

Willy Salim seharusnya tidak sebodoh itu untuk menyadari demografi penontonnya ya. Kayaknya orang yang benar-benar kerja di industri media sosial, entah itu agency, entah itu kontek daternya sendiri, tanpa perlu mencari... menelisik data lebih dalam pun udah tahu demografi penonton Willy Salim ini seperti apa dan gua melakukan riset juga soal ini Kak Willy ini hp aku ruang sak minta iphone dong dia rumahnya kayak terus terus terus dia rumahnya kayak kastil ini nanti aku mau ketemu Willy Salim dong jadi sejak video pendek itu gua buat sampai video ini gua syuting itu ada sekitar 5 kampus dan 8 acara gua datengin dimana gua jadi narasumber dan salah satu pertanyaan gua adalah kalian kemudian disini nontonin siapa? content creator siapa? nah beberapa nama selalu disebut tergantung umurnya, tergantung pekerjaannya dan lain sebagainya diantara semua nama itu gak satu pun nama lo disebut pas gua coba tawarin nama lo, ada yang nonton willy salim gak semua orang ketawa, semua orang menggelet artinya apa?

artinya lo sendiri mungkin paham demografi atau sebagian besar penonton lo mungkin 80% atau bahkan 90% itu anak-anak yang mana mereka gak punya daya beli yang cukup untuk membeli kelas sebagai influencer dan lain sebagainya dan sebagainya. Jadi dengan jenis konten seperti itu, lo mau jualan kelas, ya miss. Tapi lo gak perlu malu, dan lo gak perlu denial.

Kenapa demikian? Justru gue envy sama lo, karena gue pengennya juga penonton gue sebagian besar anak-anak, karena mereka ini yang masih bisa diubah, dibentuk, dan dikasih informasi-informasi, serta edukasi yang bermanfaat, yang akan pun pengaruh pada mereka di ke depannya, di masa depan nanti. Mereka mengidolakan lo, mereka ngeliat lo sebagai role modalnya, dan apapun yang lo sampaikan, itu akan masuk di kepala mereka. Mengedukasi orang umum. Umur 20 tahun ke atas itu sulit.

Tapi mengedukasi anak-anak. Umur 9 tahun, 10 tahun. Itu seperti kampas kosong yang bisa lu gambarin gitu.

Dan tergantung lu yang mau gambar seperti apa. Ada banyak sekali yang bisa lu lakukan buat anak-anak ini. Dan anak-anak ini nantinya.

Itulah yang jadi. Fondasi utama. Atau aktor utama. Dalam membawa Indonesia menuju Indonesia emas 2045. Gitu.

Bukannya. Gua. Bukannya lu. Bukannya generasi kita. Dan lu bisa punya power sebesar ini.

Sayang kalau. Lu tujuin cuma untuk mengharumkan nama bangsa atau jualan kelas. Yang mana dua-duanya juga nggak nyambung. Jadi gue kira juga nggak perlu malu kalau penonton lu bocah. Justru bayangin dalam 10 tahun, 20 tahun lagi gitu.

Mereka tumbuh dengan nonton konten lu. Sekarang konten seperti apa yang mau lu kasih? Jadi sebenernya keluarga orang kaya tuh bukan?

Bukan Soalnya dulu kan gue mulai konten dari 0A Kan kalo lu ngikutin orang-orang liat Gue dari bukan siapa-siapa, dari kampung juga Dari kampung mana sih? Gue dari Bangka kan Gue ingin naikin derajat keluarga gue Tadinya orang tua lu maaf ya, orang tua lu dari yang mampu. Cuman ya, gue bilang, gue tadi mengapresiasi Willy Salim yang bener-bener bisa ngejaga data privacy atau data pribadinya dia ya, atau personality dia ya. Tapi juga jangan karena orang gak... tau lu bisa berbohong atau ngarang cerita soal ini, kenapa demikian?

karena ini bukan hal yang sulit untuk dicari tau orangnya butuh e-force sedikit, skills sedikit sama knowledge sedikit mereka akan sangat gampang untuk mengetahui latar belakang lu, keluarga lu, dengan siapa lu terhubung dengan siapa lu terkoneksi, dari mana sumber pendapatan lu, dari mana kekayaan lu, dan lain sebagainya kalau orangnya mau ya nah, kenapa gue bilang kayak gini? karena udah-udahilah cerita-cerita zero to hero yang bener-bener gak masuk akal maksud gue, jangan sampai lu nyeritain kalau lu mau mulai dari nol buat konten kekayaan itu pure semuanya dari endorsement semuanya dari dunia content creator men ada banyak content creator di Indonesia, ada banyak agency di Indonesia, ada banyak brand di Indonesia dan semua Itu bisa diukur, dan ini kalau diukur beneran ini akan menghasilkan masalah yang sangat besar buat lu sendiri. Jadi untuk apa?

Gainnya juga nggak ada gitu loh. Lu ngaku-ngaku lu mulai dari nol merantau dari SMP, mana ada lah orang tua yang kaya. Yang ngebiarin anaknya merantau sendiri yang ke Jakarta gitu loh.

Ya lu pindah ke Jakarta kan karena untuk kualitas pendidikannya lebih baik. Dengan keluarga yang juga sama baiknya. Itu gak akan menambah nilai apapun ketika lu menceritakan yang sebenarnya.

Ya gue dari keluarga. keluarga privilege gua berusaha memanfaatkan privilege gue sebaik mungkin gua nggak mau bergantung sama keluarga gua coba make my own itu juga jadi cerita yang keren gak perlu lah mulai lagu or susah biasa-biasa aja gua fight semua uang ini hasil keringat gue sendiri no man no sudah-sudah hilang kebohongan seperti itu karena enggak ada untungnya juga lu tahu gue pernah live streaming di tiktok enggak Iya yang jualan produk ya bukan produk gua loh beli betul-betul tebak komisi gua sehari bisa berapa 100 200 juta itu Kalau dapet segitu mungkin gue agak sedih ya. Berapa bro?

Berapa? Dengan effort yang gue keluarkan. Kalau gue sungguh-sungguh.

Ya se-M loh. Lebih mungkin. Sebuah podcast lu bilang lu bisa dibayar 1 miliar.

Dalam 1 kali live. Ini menimbulkan banyak banget kerugian. Untuk orang yang mendengar.

Dan bahkan untuk diri lu sendiri ya. Itu mustahil lu dibayar. Pendapatan lu 1 miliar.

Dalam 1 kali live. Gue berani jamin itu mustahil. Kenapa gue bisa bilang kayak gitu? Karena di dalam...

sosial media lu, lu kasih kontak person lu, lu kasih kontak bisnis lu, dan orang bisa tinggal tanya berapa rate lu sebenarnya sekali live. Yang mana nilainya 1 jam 35 juta, dalam kurung 30% fee. Hai ayolah kalau om Satu M itu masuk akal merging profit dia masih bisa masuk akal kalau fitelen untuk live satu miliar ngapain lu buat kebohongan seperti itu dan lu bilang ini bisa dibuka kok gue siap buka datanya gua nggak perlu data lu lain SPT tahunan lu aja berani enggak kalau lu berani ngasih SPT tahunan lu ah gua hapus video ini hehehe Kan enggak, karena kalau lo manipulasi lo bisa kena hukum kan. Makanya sudah lah, sudah lah. Dan lo nggak perlu cerita-cerita seperti itu, karena lo sendiri udah gede gitu loh.

Lo bukan konten kreator yang baru mulai naik, sensasi-sensasi atau kesombongan yang berusaha lo keluarkan. yang lu bilang part of marketing itu juga udah gak guna lagi. Dan orang-orang yang bilang, blunder-blunder Willy Salim ini adalah Instagram marketing, marketing monster, kan udah stupid shit lah kalau kata Panji.

Kalau ini tahun 2010-2011, lu bilang kayak gitu, oke, wah keren ya. Ini 2024. Dan itu adalah jurus yang selalu digunakan orang yang belum der di media sosial, tapi mau nutupin aibnya. Dan berkali-kali dipakai, wah ini cuma marketing, wah gue cuma pengen jadi pembicaraan, wah gue konversi ini, ini, ini. Karena egonya terlalu besar untuk dinilai bodoh gitu. Udah lah itu bukan monster marketing.

Lo salah, lo lakuin, lo perbaiki. Betak. Dan terakhir yang bikin gue miris dan paling bikin gue sedih, dan mungkin ini kesalahan paling besar Willy Salim ya. Ya itu momen ketika dia klarifikasi dan ngatain-ngatain orang miskin dengan mental minta-minta dan lain sebagainya. Itu keliru banget bos, keliru banget.

Kolom komentar aku isinya semuanya pada ngemis. Lu terganggu karena sebab akibat yang lu munculkan dari konten lu juga manusiawi, gak ada yang bisa salahin. Tapi ketika lu keluar di publik dan lu bilang kesalahan ini adalah datang dari mereka karena mental mereka yang buruk, mental mereka yang minta-minta. Seakan-akan lu gak...

berpengaruh sama sekali atau berperan sama sekali dalam membentuk mental buluk ini ya itu yang menjadi keliru gitu loh, ini orang miskin udah lo jadiin komunitas jualan konten lo gitu, untuk naikin subscriber lo, untuk naikin follower lo, lo jual orang-orang miskin, lo jual bapak-bapak yang lagi dia lagi cari nafkah dia lagi bekerja, terus lo datangin uang bukan dia yang minta uang ke lo lo videoin dia, lo jual kesedihan dia, lo dapetin semua exposure dan setelah lo merasa capek, lo nyalah-nyalahin mereka, man, such loser move gitu loh Gue cuma bilang ini dasarnya bukan kebencian, bukan keirian, bukan kedengkian. Karena gue percaya Willy Sallon punya power yang kuat, pengaruh yang kuat, dan jangkauan yang kuat. Umurnya masih muda, masih banyak jatah salahnya, masih banyak jatah gagalnya.

Apa yang terjadi kepada generasi muda sekarang, seenggaknya 50 juta generasi muda, yang mana itu sebenarnya bisa kita bilang 30% mungkin dari total populasi Indonesia. Itu bisa lu kasih asupan, bisa lu edukasi, bisa lu perbaiki. Nah sekarang tinggal lu mau ambil itu atau enggak.