Transcript for:
Kebutuhan Manusia akan Tuhan dan Agama

Bismillahirrahmanirrahim Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Adik-adik mahasiswa kita masuk di sesi kedua materi kita hari ini adalah tentang bagaimana manusia itu beragama jadi materi ini akan mengulas apakah manusia itu Meyakini agama dengan alasan yang kuat, yang kokoh, atau hanya karena faktor-faktor yang sebenarnya tidak rasional, atau seperti apa. Dan bagaimana kita beragama seharusnya menurut agama Islam. Kita buka dulu dengan berdoa dalam... Video singkat, kita mulai dengan bacaan basmalah Bismillahirrahmanirrahim Penting juga untuk saya sampaikan ayat yang relevan dengan materi ini ada banyak Salah satunya akan saya baca Yang lain-lain Anda akan bisa temukan di dalam slide ini Maupun di dalam materi penunjang di luar slide presentasi atau video ini Ayat yang akan saya bacakan adalah surat Al-Baqarah ayat 170 A'udzubillahimnashaytanirrojim Bismillahirrahmanirrahim وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ اتَّبِعُوا مَا أَنْسَلَ اللَّهُ قَالُوا بَلْ نَتَّبِعُ مَا أَلْفَيْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا أَوَلَوْ كَانَ آبَاءُهُمْ لَا يَعْقِلُونَ شَيْءًا وَلَا يَهْتَدُونَ Ayat ini akan kita ulas di beberapa slide berikutnya.

Baik. Jadi materi kita judulnya Kebutuhan Manusia kepada Tuhan dan Agama Sekarang Yang akan saya sampaikan adalah Tentang kompetensi Yang harus dicapai dulu dalam Pembelajaran kali ini Anda diharapkan dapat menjelaskan bagaimana manusia beragama, bagaimana manusia meyakini agama, bagaimana manusia meyakini Tuhannya. Kita bicara manusia secara umum dulu belum bicara tentang Islam secara khusus, nanti di akhir saya kira nanti akan saya beri catatan tentang itu. Sebelum masuk tentang bagaimana manusia beragama, agama itu apa?

Itu dulu yang penting. Agama itu apa? Bagi sebagian orang, ya agama yang kita yakini ini, Pak. Tapi kita butuh definisi yang lebih lengkap, yang lebih barangkali mencakup beberapa aspek atau barangkali mencakup beberapa pendapat dan kita akan bahasnya. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, mudah-mudahan bisa terlihat ya, Kamus Besar Bahasa Indonesia, agama itu dimaknai yang pertama adalah ajaran.

Yang kedua adalah sebagai sistem yang mengatur tata keimanan atau kepercayaan kita kepada Tuhan yang Maha Kuasa, termasuk tata peribadatan dan tata kaedah yang berhubungan dengan kehidupan kita bersama orang lain. Jadi satu, berapa? Keyakinan.

Jadi tadi ada benarnya kalau Anda menyatakan keyakinan. Keyakinan ini mengatur bagaimana kita berinteraksi dengan Tuhan, dengan Allah SWT. dengan sesama manusia dan ada bulan yang memaknai dia adalah ajaran Tapi kita coba mempelajari arti agama itu tidak hanya dari kamus ini ya. Kalau sudah dari kamus ini, ajaran memang isinya ajaran agama itu.

Dalam kamus ini, agama itu adalah sistem keyakinan, ya agama sistem keyakinan. Tapi kita memanai agama, coba dari sudut pandang yang lain. Paling tidak dari sudut pandang bahasa bagaimana dapat beberapa orang bagaimana. Sekarang dari sisi bahasa dulu. Dari sisi bahasa, nanti akan saya tunjukkan agama dalam bahasa Indonesia, agama dalam bahasa Arab, agama dalam bahasa Inggris.

Dalam bahasa Indonesia, agama itu berasal dari bahasa Sangskerta, itu kata Abu Dinata dalam bukunya Metodologi Studi Islam. Yang akar katanya itu adalah A dan Gama. A itu tidak, Gama itu kacau. Agama tidak kacau.

A susila, tidak punya susila, tidak bersusila. A moral, tidak punya moral. Begitu ya.

Itu dari sisi... Kosa kata bahasa Indonesia, agama itu sendiri. Agama, a tidak, agama kacau. Sebelum saya masuk yang kedua, Anda bisa perhatikan yang ketiga dulu, religion dalam bahasa Inggris ya. Ternyata dalam bahasa Inggris, diurut dari bahasa asalnya, bahasa Latin, itu artinya adalah mengumpulkan, membaca, mengikat.

Kalau dari sisi bahasa Indonesia artinya tidak kacau itu sama dengan teratur. Aturan-aturan itu berarti sistem yang mengikat. Maka ketika dimaknai sebagai sesuatu yang mengikat, religio itu membaca, mengumpulkan, kumpulan bacaan, kumpulan nilai, kumpulan aturan, maka sebenarnya ada... Penang merah, ada persamaan.

Dan ketika dia menjadi kumpulan aturan, agama itu dibaca. Bukan hanya dibaca, tapi sifatnya mengatur, mengikat. Jadi orang yang beragama itu orang yang berperaturan.

Ada aneh, agak aneh kalau kemudian kita mendengar ungkapan agama Islam itu ribet. Kenapa ribet? Kakean aturan, kebanyakan aturan. Di sini diatur, di sini ya diatur.

Arti sesungguhnya, baik secara bahasa dalam bahasa Indonesia maupun dalam bahasa Inggris, itu memang agama itu sifatnya mengatur. Dan hidup kita itu selalu diatur. Coba, Anda keluar dari rumah itu, negara mengatur, masyarakat mengatur, negara memberi aturan, masyarakat memberi aturan. Mengapa agama tidak boleh mengatur?

Kalau ternyata... Ketika tidak ada aturan, ada kosong aturan, kita itu membuat aturannya. Dan aturan agama itu kan hal yang prinsip-prinsip saja.

Ya, meskipun dalam sebagian contoh itu sifatnya rinci, detail. Dan nanti akan ketemu itu, apa namanya, hikmahnya. Kenapa sih orang Islam kalau mau makan disuruh berdoa? Kenapa sih orang Islam kalau mau kesini berdoa dan seterusnya berdoa? Satu contoh saja, aturan tentang makan dengan berdoa, ternyata kemudian menghasilkan sebuah penelitian.

Ya, diteliti oleh orang Jepang bagaimana air itu kalau dibacakan doa, itu partikelnya berubah menjadi positif. Energinya berubah menjadi positif. Ada banyak contoh tentang itu nanti.

Bahwa aturan-aturan agama Islam, itu sejujurnya justru untuk kepentingan manusia. Dan agama secara bahasa, baik dalam bahasa Indonesia maupun dalam bahasa Inggris, itu artinya sebagiannya adalah memang aturan yang menyikat. Nah sekarang yang ketiga dalam bahasa Arab itu disebut dengan dinun atau ad-din.

Ternyata sama. Ada yang bermakna undang-undang, ada yang bermakna menguasai, ada yang bermakna menjelaskan. undukkan ada yang bernama bermakna patuh jadi kata din nanti dilihat di dalam surat Yusuf ayat 76 anda akan menemukan e din itu artinya undang-undang aturan mengikat meskipun apa namanya spektrum maknanya ragam maknanya itu bisa justru lebih luas di dalam bahasa Arab di dalam bahasa Al-Quran aturan kalau tidak dibatui apa gunanya maka adin itu juga patuh baik itu secara bahasa singkat saja sekarang secara istilah Kita akan melihat secara istilah ini dari sudut pandang umat Islam, dari sudut pandang mereka yang hanya meneliti tentang agama, dari sudut pandang mereka yang membenci agama.

Dari sudut pandang umat Islam, agama itu adalah apa saja aturan yang disyariatkan Allah SWT dengan perantara para nabi dan rasul. berupa perintah, larangan untuk kebaikan hidup manusia di dunia maupun di akhirat nah ini penting untuk dicatat bahwa dalam pandangan kita agama itu harus bersumber dari Allah kalau bersumber dari manusia itu namanya budaya nah nanti kita akan temukan bahwa dalam beragama kita mengalami benturan-benturan ketidak cocokan, perbedaan ya mana yang lebih ringan, yang lebih ringan perbedaan Lebih berat lagi nanti ketidak cocokan. Lebih berat lagi nanti benturan-benturan. Itu biasanya justru timbul karena praktek beragamanya manusia antara satu dan yang lain berbeda.

Kalau nilai ajaran agamanya, sama. Tapi praktek dari manusia. Jadi manusia itulah sumber perbedaan.

Bukan Allah SWT. Karena itu agama adalah apa yang disarankan Allah. Kalau yang datang dari manusia, pasti menimbulkan perbedaan. Karena itu, datangnya ajaran Allah itu harus melalui agen resmi namanya nabi atau rasul. Tidak bisa semuanya, kalau semuanya bagaimana?

Kok nilai agama yang satu dipraktekkan oleh orang yang berbeda-beda saja menghasilkan benturan, perbedaan, perselisian. Apalagi kalau ada orang yang menginginkan kenapa Tuhan itu tidak mengajarkan kepada masing-masing manusia. Bayangkan kalau semua... Semua itu disahpat Tuhan dengan aturan masing-masing, kemudian dipraktekkan, merasa lebih benar satu dengan yang lain, wah itu lebih tajam lagi. Karena itu Allah memilih Nabi dan Rasul.

Di samping karena kecenderungan manusia untuk berselisih tidak bisa diatur, sehingga menimbulkan, ada potensi untuk menimbulkan perbedaan, perpecahan, konflik. Nabi dan Rasul itu dipilih oleh Allah menyampaikan agama karena mereka adalah orang-orang yang memiliki karakter unggul, keperibadian yang tidak biasa. Sejak kecil Nabi Muhammad itu nggak pernah dekat-dekat dengan perbuatan yang lagau, yang sia-sia misalnya. Itu saja nanti nggak dipercaya, apalagi kita yang suka cuma...

Bercanda, cuma main-main. Kemudian menyampaikan agama. Kamu itu sok suci. Kamu itu pikiranmu kotor.

Kayak gitu kan. Nabi Muhammad SAW yang pribadinya bersih saja. Sejak kecil terjaga dari perbuatan yang dosa. Dan dikenal dengan orang yang bisa memegang amanah. Itu saja ketika menyampaikan agama berbenturan dengan nilai yang sudah berkembang.

di masyarakat menjadi sebuah budaya itu saja dibodoh-bodohin di kata-katain dicela di EJ di macam-macam apalagi nanti kalau kita oleh karena itu Allah memilih Nabi dan Allah yang maha tahu siapa yang harus dipilih itu yang alasan yang kedua memilih yang ketiga adalah orang yang punya kepribadian bersih frekuensinya itu jernih layak untuk mendapatkan Wahyu kita tuh kan Jangan kan mendapatkan wahyu, mendapatkan bimbingan, ya mendapatkan petunjuk, dikasih tahu aja susah kan gitu ya. Sehingga kita memang bukan orang yang layak untuk dipilih. Karena orang yang layak dipilih itu orang yang memiliki frekuensi yang kuat. Baik, nah tapi sampai para nabi dan rasul tidak cukup. Harus ada isinya agama itu.

Isinya perintah, larangan, perkara ini, perkara itu, ini yang diizinkan, ini yang tidak diizinkan, ini yang boleh, dan seterusnya. Supaya konten itu menjaga aktivitas kita. Jadi perintah larangan dan aturan-aturan itu adalah konten agama.

Dan konten-konten itu, isi ajaran agama itu, memiliki fungsi kebaikan hidup manusia di dunia makmur. Hanya saja nanti kita akan tahu, Anda akan tahu, adik-adik sekalian, bahwa sebagian orang beragama itu hanya memperhatikan tujuannya sehingga ada orang yang beragama oleh Allah SWT dianggap agamanya itu belum benar karena yang dia pentingkan adalah tujuannya yang penting aku hidup, bisa nyaman bisa enak, kalau itu tujuan beragama dan itu menjadi satu-satunya yang dipentingkan, yang diprioritaskan, mohon maaf Menjadi orang yang beraliran animisme, dinamisme pun bisa menyatakan saya sudah nyaman hidup saya, jangan diganggu. Jadi sama kayak punya HP sampai ini, sama kayak punya laptop.

Laptop yang canggih, yang baik, itu tentu saja fungsinya nggak hanya satu. Kalau hanya fungsinya ngetik untuk ngerjakan perkuliahan, nanti cukup. Laptop yang spesifikasinya rendah, ya, sudah cukup.

Tapi hidup itu kan terus berubah, terus membutuhkan nilai dan aturan yang bisa dipakai. Meskipun bisa dipakai mengerjakan makalah laptop Anda, tapi kalau semester Anda semester 8 itu harus aplikasi ini dan itu, Anda harus mendapatkan... laptop yang lebih baik jadi tujuannya tidak hanya satu HP tujuannya adalah komunikasi telepon sana, telepon sini tapi tidak hanya itu yang lebih canggih itu terus berkembang nah Islam itu diberi oleh Allah SWT perangkat aturan, konten aplikasi yang lengkap saya ini sedang Menjalankan ibadah haji Disini ada macam-macam Ada orang yang cukup dengan HP jadul Cukup saja sudah dia Dia merasa itu sudah cukup Tapi bagi sebagian yang lain Apalagi saya disambi bikin ini Bikin konten begini Saya gak cukup dengan alat yang demikian Nah agama itu harus bisa menjangkau Seluruh urusan manusia bisa selesai Tidak hanya tujuan, karena itu konten-konten yang lebih lengkap itu menjadi kriteria. Bukan hanya kontennya yang lengkap, tapi kesahihan pembawanya, agennya. Anda punya HP yang paling canggih, aplikasinya bisa macam-macam, keinginan Anda untuk menggunakan, untuk berbagai kebutuhan Anda terpenuhi.

Tapi orang akan bertanya, itu belinya beli... HP bodong apa HP yang resmi? Nah, begitu kan pertanyaannya kan? Baru kemudian yang terakhir adalah Siapa pabriknya?

Siapa sumbernya? Allah SWT HP kan begitu Oke, HP-mu kontennya banyak, aplikasinya banyak Oke, resmi Merk Oppo, kan gitu ya Apa merknya? Nah, kebanyakan manusia beragama itu dimulai dari Unsur yang keempat tujuan, pokoknya tujuan hidupnya selesai, hidup tenang dengan agamanya tertentu meskipun dengan banyak keterbatasan, pokoknya yang penting hati saya tenang, orang akan biasanya begitu. Kalau Islam mengajarkan empat-empat unsurnya, sumbernya, agennya, konten aplikasinya, tujuan dan fungsinya, itu semua harus terpenuhi.

dalam definisi yang singkat ini sebenarnya bisa diulas baca aspek sekurang-kurangnya ada 4 Maksud yang harus terpenuhi supaya agama itu bisa menjawab seluruh kebutuhan kita Pertama adalah sumbernya, pabriknya, mereknya Yang kedua adalah agennya, nabinya, rosulnya Yang ketiga adalah kontennya, aplikasinya Dan yang keempat adalah fungsinya, tujuannya Baik, itu definisi yang pertama, saya agak panjang disitu Tapi kita lihat definisi yang berikutnya Ini kan bagi yang kita Orang lain melihatnya dari sudut pandang yang berbeda karena mereka melihatnya dari bagaimana agama itu dijalankan oleh manusia. Bukan bagaimana seharusnya dijalankan, tapi bagaimana kenyataannya dijalankan. Misalnya ada Clifford Girtz, ini orang yang meneliti di pari ketiri pada... satu abad yang lampau ya hampir satu abad yang lampau bagi dia agama adalah sebuah sistem simbol yang berperan membangun perasaan dan motivasi yang berpengaruh meliputi dan abadi dan berimbas jadi bagi dia yang penting agama sudah simbol-simbol saja kek kopia pakai baju koko itu orang Islam pakai kalung salib ke gereja Oh itu orang Kristen udah selesai ya Siapa yang Lebih benar, gak ada masalah mereka Mereka tidak melihat Mana sumbernya, mana yang lebih Otentik, mana yang Bisa mencapai Bisa mengantarkan orang Mencapai kebahagiaan hidup yang lengkap Di dunia dan akhirnya itu gak penting Yang penting simbol-simbol Nah itu ketika ada ungkapan semua agama Sama, jadi sebenarnya berasal dari Peneliti-peneliti Sosiologi agama, mereka melihat Agama itu dari sisi simbol-simbol Anda dianggap baik beragama kalau simbol-simbol agama Anda sudah Anda pakai, sudah Anda lekatkan dalam diri Anda.

Padahal bisa jadi orang pakai kopiah, tapi prakteknya itu tidak menggambarkan orang yang seharusnya memakai kopiah. Orang pakai baju koko, tapi prakteknya dia tidak menggambarkan orang yang seharusnya pakai baju koko. Orang berbahasa agamanya yang faseh tapi ternyata prakteknya tidak demikian. Sekali lagi, ini karena sudut pandang mereka tidak untuk mencari mana agama yang benar.

Kalau bahasa tadi saya sebut laptop, HP, mereka ini adalah pengamat teknologi HP atau laptop. Mereka pengamat merek-merek. Jadi mereka akan bicara, oh kalau mereknya ini itu kelebihannya di sini tapi harganya mahal, kalau mereknya ini aplikasinya lebih banyak tapi begini, tapi begitu.

Itu saja, dia tidak bisa memberikan, apa namanya, dia tidak ada pada wilayah untuk memberikan pernyataan, ini loh yang benar, itu gak begitu. Meskipun kalau jujur, harusnya juga bisa diberikan sebuah pengantar, mana yang lebih lengkap, mana yang tidak. Tapi rata-rata mereka membatasi diri. Nah, kita juga begitu dalam praktek yang penting simbolnya. Kadang-kadang, atau bahkan lebih sering kita itu memang begitu, cara beragamanya, mementingkan simbol.

Sementara subtansinya tidak banyak diperhatikan. Nah, ini yang kedua, yang lebih ekstrim lagi. Yang berikutnya saya lewati saja karena sama. Orang yang tidak beragama, membenci agama, misalnya Karl Marx dan pengikutnya, itu mengatakan agama itu adalah candu masyarakat. Orang mengatakan bahwa agama candu itu artinya penyakit.

Menyakit masyarakat, orang harusnya kerja kok disita waktunya untuk sholat jumat misalnya Coba dihitung, kalau dia kerja berapa produktivitasnya Kalau dia pakai, maaf, bikin kerjanya misalnya pekerja pabrik bikin sepatu Selama ditinggal tuh berapa pasang sepatu yang harusnya bisa diproduksi Gitu misalnya ya Agak-agak tidak memberi manfaat apa-apa, ini candu saja, kelihatannya nikmat, nyaman Tapi Tidak memberikan apa-apa. Orang punya utang disuruh banyak sholat duha, nggak ada hubungannya. Hutangnya tetap belum dibayar meskipun sholat. Tuhannya berkali-kali, kan gitu dia melihatnya dari sisi itu Bahkan ada yang mengatakan, Emil Durkheim Agama adalah pantulan dari solidaritas sosial Anda beragama itu karena kebetulan lingkungan anda beragama saja Coba anda tidak beragama Anda menjadi Islam karena kebetulan orang tua Islam Coba tidak Begitu seterusnya Jadi bagi mereka, klaim bahwa Islam yang paling benar Orang Kristen mengatakan Kristen yang paling benar Orang yang lain mengatakan ini yang paling benar Itu klaim yang palsu Karena mereka mengikuti itu karena orang tua saja, karena tekanan sosial, solidaritas saja.

Itu yang mereka amati dan ada benarnya mereka itu. Nggak salah, meskipun secara total tentu ada kelemahan juga argumentasi mereka. Nanti kita akan sampaikan.

Tapi kita menampakannya begitu. Sering kita beragama, nggak pakai mikir. Kan gitu ya.

Nah, makanya mikir, ada di antara Anda yang kemudian orang tuanya itu agamanya berbeda dengan diri Anda. Mungkin kalau satu kelas ada, itu satu orang saja. Karena ada proses pindah agama dan seterusnya.

Karena itu, mereka memandang bahwa klaim kebenaran agama itu klaim palsu, itu hanya kebenaran kelompok saja. Sama dengan orang Indonesia, ya kalau... dipegang kepalanya itu sebagai sebuah penghinaan orang-orang Arab kalau dipegang bahkan dicium kepalanya itu sebuah penghormatan itu aja mereka melihatnya ini hanya beda budaya saja mereka dan tidak perlu diklaim ini yang benar ini tidak benar dan Tuhan gak perlu ada ya waktu dibikin manusia sendiri orang butuh Tuhan kan karena merasa tidak mampu Merasa gak dapat pekerjaan, berdoa. Coba dia dapat pekerjaan, gak perlu berdoa.

Orang gak punya keturunan, berdoa. Coba dia punya keturunan, berdoa. Gak perlu berdoa.

Begitu seterusnya. Ini pandangan dia. Dan karena itu bagi kelompok ini, agama itu hanya sebagai racun saja. Karena itu, mana agama bisa bermacam-macam, tapi semuanya harus diuji. Harus diuji.

Nah kita diajarkan oleh Islam untuk beragama dengan menguji keyakinan kita. Jangan hanya karena ikut orang tua. Karena itu, dalam Islam diajarkan bagaimana beragama dengan baik dan benar. Karena itu penting untuk mengetahui apa sih alasan-alasan manusia beragama.

Di dalam Islam itu dibuka alasan-alasan beragama dan ditunjukkan sebenarnya harusnya seperti apa. Yang pertama, saya kira Anda tahu, faham, tadi sudah kita bahas, faktor keturunan. Tidak bisa tidak orang lahir itu akan ikut orang tuanya. Orang tuanya mohon maaf ngomong baik, anaknya akan ngomong baik.

Orang tuanya ngomong kotor, anaknya ngomong kotor. Orang tuanya... Melakukan satu aktivitas, anaknya akan ikut juga.

Begitu seterusnya. Dan kita mengalami itu. Di dalam Al-Quran itu disebut, tadi ayat yang kita baca, Surah Al-Baqarah 170 itu menyebut itu.

Tapi di akhir ayat ini, Allah memberi catatan yang sesungguhnya memberikan kepada kita isyarat supaya kita itu kritis. Nggak hanya begitu terus. Kalau begitu terus, kita seperti anak-anak terus. Maka Allah SWT menyatakan, orang itu kalau dikatakan begini, Ikuti apa yang telah diturunkan Allah Orang akan menjawab, enggak lah Dari dulu kita ya begini ini Orang tua kita ya begini ini Maka Allah memberi catatan Apakah mereka akan ikut juga Kalau nenek moyang mereka itu Tidak punya ilmunya Tidak dapat petunjuknya Nah itu catatan Jadi ayat ini memberi isyarat Bahwa Kebanyakan orang beragama karena keturunan dan itu sudah dibuka kelemahannya oleh orang-orang ateis seperti Karl Marx. Itu lemah sekali argumentasi begitu itu.

Karena keturunan kok mau klaim kebenaran. Orang yang, mohon maaf, hidup di lingkungan pencurian, jangan disalahkan kalau kemudian anaknya juga begitu. Ya bener aja, yang penting hidupnya jalan gitu kan Oleh karena itu, di akhir ayat ini Allah mengingatkan harusnya orang itu memiliki argumen ketika mengikuti orang lain.

Orang itu memiliki argumen yang kuat ketika mengikuti kebiasaan orang lain. Termasuk di dalam agama. Yang kedua, Faktor Naluri Kalau tidak karena faktor keturunan Menjelang dewasa Orang itu akan beragama karena naluri Surat Ar-Rum Ayat 30 Berbicara tentang manusia itu Diciptakan oleh Allah Dengan fitrah beragama Dan karena itu secara naluri Manusia itu yakin kepada Tuhan Tapi naluri itu baru muncul kapan?

Surat Yunus E12 Maaf, surat Arum E30 itu nanti juga diperkuat dengan surat Al-A'raf 172 Nanti di buku penunjang itu surat Al-A'raf 172 dimunculkan Tapi kapan naluri itu muncul? Kita biasanya ikut-ikutan aja Naluri beragama yakin kepada Tuhan itu kapan muncul? Itu biasanya adalah ketika orang punya kesulitan Nah itu dibuka di dalam Al-Quran Tadi sudah dibuka juga kelemahan cara berpikir kita begitu-begitu Oleh orang ateis Tapi Al-Quran memberikan kepada kita bimbingan Ayat ini kalau anda pelajari Kalau anda pelajari isinya Itu sesungguhnya mendorong anda Tidak hanya Hai meyakini Tuhan hanya pas Anda butuh kepepet saja mau ujian saja itu ya kalau Anda kan masih saya mau ujian itu ya mau tes gitu ya kalau orang yang tidak kuliah barangkali kalau susah nggak punya keturunan baru berdoa kalau rezekinya seret itu baru doa maka Allah memberikan peringatan apa Bih Allah Syaikh Rajim waidha massal insana durruda'ana lizan bihiya uqaidan uqaima Apabila manusia ditimpa bahaya, dia berdoa kepada kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri. Tapi setelah kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia kembali melalui jalannya yang sesat.

Seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada kami untuk menghilangkan bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang mereka lakukan. Nah ini memberikan kepada kita.

Sebenarnya ayat ini nyidir kita, jangan gitu lah. Beragama jangan hanya mut-mutan begitu lah. Itu sudah dikritik oleh ateis. Dan karena itu agama anda kalau anda caranya begitu, gak bisa anda klaim sebagai kebenaran.

Beragama itu harus ada istiqomahnya. Ayat Al-Quran ini. Membuka juga kelemahan kita beragama dengan cara itu, karena orang lain akan mudah menangkap dan melihat kelemahannya. Maka, karena itu, bagaimana kita beragama?

Ya kita memang manusiawi begitu. Manusiawi kita itu ya meyakini berdasarkan keturunan, tapi jangan begitu terus. Jangan hanya norok buntek, kata orang Madura. Jangan hanya ikut-ikutan terus. Jangan hanya mut-mutan terus.

Kita itu kan gak pernah maju beragamanya begitu. Maka Allah memerintahkan alasan yang lebih lengkap Yang faktor pertama dan kedua tidak bisa dihindari Faktor pertama misalnya keturunan tidak bisa dihindari Karena itu di dalam Islam Hana sampai usia dia balik tidak pernah kena dosa Kenapa? Ya karena Allah memberi kesempatan kita untuk belajar sebenarnya Tapi ketika kita balik Diberi pemikiran yang lebih kritis Harusnya pemikiran yang kritis Akal yang terbuka itu kita pakai Termasuk untuk mengevaluasi Cara beragama Naluri juga begitu Harus kita gunakan Kalau kita mau gunakan sebenarnya Kita akan bisa beragama dengan konsisten Coba sih Kalau kita mau Naikkan sedikit dengan berpikir Maka naluri itu akan Menjaga kita terus beragama dengan baik Karena itu Allah mengatakan di dalam Surat Muhammad Ayat 19 Dan juga nanti bagaimana Nabi Ibrahim berpikir Menganalisa, merenung Dalam surah Al-An'am 74-79 Allah menyatakan Fa'lam anna hula ilaha ilallah Ayat itu saja Maka ketahuilah dengan ilmu Bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah Tidak ada Tuhan kecuali Allah itu Harus diilmui Tidak hanya bisa mutmutan Tidak hanya bisa ikut-ikutan Nah inilah pesan penting di dalam Surat Muhammad ayat 19 Nanti pesan penting dalam surat al-anam 749 Bicara tentang bagaimana Nabi Ibrahim beragama Kalau Nabi Ibrahim itu hanya ikut orang tuanya, pasti dia ikut orang tuanya Tukang bikin berhala Tapi Al-Quran memberikan kita informasi Nabi Ibrahim adalah seorang yang kritis Kapan itu sejak dia balik sejak remaja Itulah alasan yang paling kuat harusnya. Ini sebenarnya diskusinya bisa lebih berjalan dengan baik kalau kita bisa ketemu secara langsung.

Akhirnya ini mudah-mudahan membantu. Kalau dalam bahasa lain, faktor-faktor atau alasan kita beragama itu disebut dengan istilah yang lebih ilmiah. Tapi intinya sama, tiga itu. Kalau dengan Tuhan, kepercayaan kita kepada Tuhan, kepada Allah SWT itu harus didasarkan pada ilmu, bagaimana cara membuktikannya?

Ada Ibn Rushd yang membuat teori tentang, apa namanya, argumen bukan teori, argumen secara ilmiah untuk membuktikan keberadaan Allah SWT sebagai Tuhan SWT. Kita kan didorong. Harus ilmiah, harus rasional.

Bagaimana membuktikan adanya Allah? Itu pertanyaan awal, itu tidak mudah menjawab. Ya, Ibu Nurus membuat jawabannya.

Oleh karena itu nanti dibaca di Buku Penunjang. Yang singkat, buka. Baca dengan seksama. Ayat 74-79 dari Surah Al-An'am.

Buka modul agama bab 3 halaman 29 Kemudian cari video-video yang terkait dengan bagaimana Tuhan itu bisa ditemukan secara ilmiah Nah di slide ini tidak saya sertakan Kalau dalam istilah akademik Mengapa manusia beragama itu ada namanya sumber psikologis, sosiologis, filosofis, teologis Yang kurang lebih sama tadi ya Dengan tadi Hanya Saya tambahkan yang nomor 4 Kita bisa beragama Dengan menguji teks agama Menguji apa? Menguji Al-Quran Ujilah Al-Quran Bandingkan dengan kitab suci agama lain Nanti kamu akan tahu kebenaran Al-Quran Kalau Al-Quran itu benar Maka penciptanya adalah maha Benar Saya kira demikian Saya cukupkan Slide-slide yang lain di dalam Materi ini saya kira tidak perlu Saya sampaikan Dalam waktu yang singkat ini Kalau ada pertanyaan bisa disampaikan dengan media yang lain Assalamualaikum Wr Wb