Transcript for:
Menggali Makna Kehidupan Dalam Islam

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Ketika saya masuk Islam Memeluk agama yang baru Saya punya banyak sekali kesulitan untuk memahami Islam Namun akhirnya ketika saya mempelajari dan mempelajari Lalu kemudian Melihat referensi demi referensi yang saya dapatkan Masya Allah Islam itu sangat sempurna, paripurna, indah, istimewa Dan saya mencoba untuk menyederhanakannya Bagi orang-orang awam yang baru mau belajar tentang Islam Orang-orang yang baru mau tahu tentang Islam Yang mereka yang berhijrah dan mau mempelajari agamanya Saya coba sederhanakan Dan akhirnya itulah yang kemudian menjadikan buku Beyond the Inspiration Saya buat dari hal yang sangat sederhana Untuk menjelaskan kenapa, why, pertanyaan awal tadi Kenapa sih Islam bisa jahit di masa yang lalu? Dan sekarang Islam itu terpuruk, dan apa solusinya dan apa yang harus kita lakukan agar Islam kembali lagi berjaya? Dengan singkatnya, Islam akan berjaya bila pemikiran Islam sudah berada pada kaum muslimin.

Itulah yang saya tulis dalam buku saya, Beyond the Inspiration. Bismillahirrahmanirrahim. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillah, puja dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT set pencipta manusia yang kelak nanti kita akan kembali kepadanya dan kita berharap mudah-mudahan kita kembali dalam keadaan yang terbaik, membawa amal-amal yang terbaik dan mudah-mudahan Allah izinkan kita untuk bisa mendapatkan rahmahnya saat kita kembali kepadanya.

Maka sholat dan salam kita curah dan nimpahkan kepada pengajar terbaik Daripada kurikulum yang terbaik yang diberikan oleh Allah SWT, dialah Rasulullah Muhammad SAW. Semoga kita semua senantiasa bersalawat kepadanya, bersalam kepadanya, sebagai bentuk kecintaan kita yang paling minimal terhadap beliau SAW. Dan bentuk kecintaan yang terbesar tentu saja mengikuti apapun yang telah beliau sampaikan kepada kita, berupa perbuatan-perbuatan, berupa perkataan-perkataan, ataupun diamnya beliau.

Dan semoga semua daripada kita menjadi Muhammad-Muhammad di masa milenial. Meskipun mungkin kita tidak akan mampu untuk bisa mencontohi seluruh perbuatan-perbuatan beliau, tapi mudah-mudahan ketika orang melihat kita sebagai seorang muslim, mereka diingatkan tentang sosok Muhammad SAW yang pernah menjadi pelipur dunia, pemanis perjuangan, dan menjadi contoh teladan yang paling hebat bagi seluruh manusia sampai dengan akhir zaman. Teman-teman sekalian syaudirahmatillah. Kita sampai pada pembahasan berikutnya. Mohon maaf kalau hari sebelumnya saya absen untuk memberikan sharing tentang bedah buku Beyond the Inspiration.

Dan kita masih dalam bab The Way to Believe sampai episode ke-16. Ini sudah kayak ngaji jomblo sampai ke episode ke-16. Tapi we are way to go.

Kita masih banyak sekali yang perlu dibahas. Dan ini baru sampai bab yang ketiga. Pembahasan tentang baru mau masuk tentang keimanan yang produk. Karena kita sudah membahas di episode-episode yang awal, sejak kita memasuki pembahasan The Way to Believe, kita sudah memasuki bahwa keimanan yang produktif itu didapatkan melalui proses berpikir.

Dan proses berpikir itu adalah akibat dari curiosity, atau daripada rasa penasaran yang dimiliki oleh manusia, sehingga penasaran itu pada gilirannya akan menyebabkan mereka bertanya. Bertanya tentang apa? bertanya tentang apapun yang ada di sekeliling mereka, apapun yang ada di alam semesta, apapun yang ada di kehidupan, dan apapun yang ada pada manusia.

Nah, maka kita hari ini membahas tentang tiga pertanyaan besar yang muncul pada manusia ketika mereka sudah mulai menggunakan curiosity mereka, akal mereka. Jadi gini teman-teman sekalian, Sheikh Takyuddin An-Nabhani itu di dalam bukunya Nizamul Islam, itu mengatakan bahwa, Setidaknya ada tiga hal yang bisa dinalar oleh manusia, yang bisa diindera oleh manusia, yang akhirnya bisa dia pikirkan dalam kehidupan dia. Yaitu pertama adalah alam semesta, yaitu adalah segala sesuatu yang ada di sekeliling kita, segala satu benda al-Asya yang ada di sekeliling kita, seperti planet-planet, daun, pohon, tanah.

lalu air, segala macem lah. Pokoknya itu semua termasuk dengan al-asyah, segala sesuatu, benda-benda yang tidak memiliki kehidupan. Yang berikutnya adalah manusia itu sendiri.

Jadi manusia dan apapun yang terjadi di dalam manusia itu, itu juga bisa untuk kita fikirkan, bisa untuk kita indera. Yang berikutnya adalah kehidupan itu sendiri. Yaitu kehidupan memang bukan hanya ada pada manusia, tapi juga ada pada sesuatu yang lain.

Al-hayah kehidupan. Kehidupan itu ada pada... Binatang, kehidupan itu ada pada manusia, ada pada yang lain. Dan ini bisa kita amati. Maka kalau kita mengamati segala sesuatu yang ada di sekeliling kita, maka kita akan mendapati kesegalanya itu akan menunjukkan pada satu titik atau satu hal.

Apa hal itu? Jawaban atas pertanyaan mendasar manusia. Dan kita sudah bahas kalau orang... Mengamati tentang manusia, mengamati tentang kehidupan, mengamati tentang alam semesta, maka ada tiga tahapan berpikir, atau tiga jenis berpikir. Berpikir rendah, yaitu hanya melihat eksistensi dan menyadari eksistensinya saja.

Yang kedua adalah dia berpikir secara detail, secara mendalam, spesifik. Dan yang ketiga adalah ketika dia mampu untuk berpikir lebih filosofis. Dia berpikir lebih mendalam lagi, yaitu dia mencoba untuk mencari jawaban kenapa semua ini ada.

Lalu, kenapa semua ini ada akan mengantarkan pada pertanyaan yang lain. Dari mana asalnya? Akan kemana setelah dia ada?

Dan seterusnya. Nah, maka pengamatan terhadap segala sesuatu itu akan membawa pada pertanyaan-pertanyaan yang lain. Jadi gini contohnya teman-teman sekalian.

Ketika kita mengamati manusia, dulu ketika saya masih kecil, saya beragama... Katolik pada saat itu Dan waktu itu saya juga gak terlalu peduli dengan agama Saya gak terlalu peduli pada agama saya Saya gak terlalu peduli pada agama orang lain Ya pokoknya yang kita lakukan hanyalah hidup seperti biasanya Ketika kita hidup, ketika mulai berpikir Ketika saya mulai berpikir Saya mulai bertanya dengan satu atau beberapa hal Misal, kalau saya mati nanti saya kayak apa? Kalau seandainya saya sudah mati Karena kan ada fakta yang kita lihat bahwa manusia itu pasti akan berakhir dengan kematian.

Kita lihat bahwa kakek kita sudah meninggal. Kita lihat misalnya bahwa orang-orang lain meninggal. Nah, ketika orang lain meninggal itu, kita akan penasaran. Ini orang akan kemana?

Dan kita pasti akan nanya. Saya dulu nanya sama nenek saya. Kakek saya waktu itu sudah meninggal.

Saya tanya. Kita manggilnya Tata. Kakek. Tata ada di mana?

Jawabannya ya, Tata sudah nggak ada di dunia lagi. Dimana adanya? Adanya di akhirat Adanya di alam yang lain Lalu sekarang lagi ngapain? Maka kemudian dia jelasin, nenek saya jelasin Waktu itu orang-orang Chinese itu berdasarkan kepercayaan mereka Dan ini adalah kepercayaan mereka ini juga bukti bahwa mereka senantiasa bertanya, menebak, pengen mencari tahu Setelah mati itu akan kemana?

Kalau teman-teman pernah menyaksikan orang Chinese bakar duit-duitan Duit-duitan, maksudnya duit-duit kayak palsu gitu ada kertas terus kemudian tengahnya ada kayak gambar, bukan gambar, tempelan emas atau perak gitu ya, terus dibakar, itu adalah duit-duitan akhirat, kira-kira gitu lah. Atau ada yang memang gambar kayak duit, lalu dibakar, itu duit-duitan akhirat. Kadang-kadang mereka juga bakar mobil-mobilan akhirat, tapi gedenya nggak kayak mobil sih, gedenya ya mobil-mobilan kayak anak-anak gitu terus dibakar.

Ada juga sendal-sendalan akhirat gitu lah ya, terus dibakar. Terus apa lagi? Rumah-rumahan akhirat.

Tentu aja nggak seperti rumah sebesar ini kalau dibakar ya. Ngeri juga gitu kan ya. Tapi rumah-rumahan.

Kecil. Lalu saya tanya, Nek, itu kenapa dibakar? Saya juga tanya sama bapak dan ibu saya, kenapa dibakar? Mereka meyakini bahwa itu akan sampai.

Sampai ke tempat tinggal di alam bakar. Asik gitu ya. Jadi kakek saya itu adanya di alam lain.

Yang ketika kita ngirimin duit dari sini itu nyampe kepada dia. Kalau kita ngirimin sendal dari sini itu nyampe kepada dia. Kalau misalnya kita ngirimin rumah dari sini, itu nyampe kepada dia.

Dan nyampe-nya apakah bentuknya kayak gitu? Ya itu nggak usah dipikirin, yang jelas nyampe gitu kan. Karena kalau kita pikirin nanti jadinya lucu. Kok kalau duit itu dikirim aslinya? Kalau misalnya sendal dikirim aslinya bentuknya.

Tapi kalau rumah dikirim versi minimized gitu kan ya. Versi lebih kecil misalnya. Atau misalnya kalau mobil dikirim versi lebih kecil.

Kalau ada perbesaran di situ, perbesarannya berapa kali gitu kan ya? Kenapa kita nggak kirim data aja misalnya? Ya itu nggak usah ditanyain lah.

Yang jelas yang pengen saya sampaikan adalah setiap peradaban itu punya jawabannya sendiri terhadap pertanyaan akan kemana manusia setelah mati. Maka mereka menjawab dengan cara masing-masing. Peradaban orang-orang Chinese itu menjawab dengan cara seperti tadi. Ada proses yang namanya reinkarnasi.

Apa itu reinkarnasi? Adalah proses kelahiran kembali. menjadi sesuatu yang lain.

Jadi orang-orang Chinese percaya bahwa ada satu dunia, dunia itu disitu kemudian roh-roh berkumpul setelah mati, nah disitu akan dicek dulu. Kalau misalnya mereka itu melihat bahwa roh ini penuh dengan amal, ibadah, gampangnya gitu lah ya, pahala lah kira-kira gitu, maka dia bisa naik level menjadi dewa. Tapi kalau seandainya mereka kurang, atau bahkan jahat, itu mereka harus diturunkan di dunia kembali untuk meraih lagi pahala-pahala. Nah itu kalau misalnya yang pernah nonton film Pai Su Chen gitu kan ya, Siluman Ular Putih atau Son Gokong ya kira-kira gitu lah.

Ada keyakinan reinkarnasi, dilahirkan kembali. Maka ada kata-kata diantara para pecinta, kalau seandainya kita tidak bisa disatukan di kehidupan ini, maka biarlah kita disatukan di kehidupan berikutnya. Itu adalah...

Keyakinan mereka, bahwa ada kehidupan yang lain. Maka orang-orang Chinese meyakini kayak gitu. Maka dulu ketika saya pun masih kecil, itu saya punya semacam kayak, kayak apa ya, ramalan.

Jadi ramalan, saya tuh dulunya tuh siapa? Dan saya tuh lahir sebagai apa? Di posisi apa? Lalu seperti apa keadaannya?

Lalu peruntungannya kayak apa? Nah itu adalah gambaran bahwa mereka memikirkan setelah mati itu akan kemana? Dan ngapain ketika kita hidup di dunia?

Dan sebelum di dunia ini kita dari mana? Itu ada pertanyaan dari mereka. Film Son Gokong itu menandakan banget. Manusia awalnya dari reinkarnasi, dilahirkan kembali.

Son Gokong itu terkurung 500 tahun di gunung. Lalu ada Patkai gitu kan ya. Tipatka itu adalah sebenarnya dulunya Jendralangit, Jendral Tianfeng, kalau nggak salah namanya. Lalu karena dia bandel, suka gangguin cewek, goda-godain cewek, apa namanya, mesum gitu ya.

Lalu kemudian dia akhirnya dilahirkan kembali jadi babi, supaya dia belajar untuk mencari kebaikan dengan mengawal Biksu Tong, untuk pergi ke sebelah barat untuk mencari kitab. Kalau sudah bisa nanti baru dilahirkan kembali menjadi Panglima Perang lagi Atau Panglima Tian Feng lagi Nah ini salah satu contoh konsep reinkarnasi Semua orang punya konsepnya masing-masing Kalau teman-teman pernah lihat di dunia barat itu ada film Ghost Film Ghost itu menandakan dan menyampaikan kepada kita Bagaimana orang barat itu melihat hidup setelah mati Contoh misalnya Mereka menganggap bahwa setelah mati itu Kalau seandainya orang sudah mati nih Mati nih ada roh yang keluar Bentuknya sama kayak manusia, putih, tapi bedanya dia nggak perlu makan, dia nggak perlu minum, dan dia bisa tembus pandang, dan dia bisa jalan kemanapun. Enak dong.

Saya sempat mikir kalau zaman dulu, kalau gitu jadi roh. Cool juga ya, kenapa kita bisa ngintip gitu kan ya. Itu pikiran orang mesum gitu ya. Baik, tapi setidaknya itu menggambarkan orang mikir dari mana akan, sorry bukan dari mana, akan kemana setelah dia mati.

Dan orang berpikir dari mana dia itu ada. dan akan kemana dia setelah mati, dan ngapain sekarang dia hidup di dunia. Salah satu film yang lain, film barat, yang juga mempunyai pertanyaan filosofis semacam ini adalah film The Matrix. Film The Matrix itu juga menjawab, jadi seolah-olah dunia ini bukan hal yang sebenarnya.

Tapi ada kehidupan yang lain yang lebih real, yaitu adalah ketika kita dicolok sama mesin untuk diambil energinya, untuk kepentingan mesin tadi. Maka itulah kehidupan yang real. Maka mereka bilang bahwa mereka harus untuk berjuang di kehidupan yang real yang nggak seperti sekarang kenyataannya.

Jadi mereka bilang justru sekarang itu adalah dunia yang enak yang dikasih sama robot, kata The Matrix itu. Tapi ada dunia yang lain sebelum ini, atau dunia yang lain yang sebenarnya yang kita lagi dicolok. Tapi pertanyaannya siapa tau yang itu juga dicolok juga gitu. Dan itu gak abis-abis. Tapi pada intinya saya pengen kasih tau.

Kalau anda pergi ke peradaban manapun. Anda lihat kepada kisah-kisah apapun. Anda akan menemukan pertanyaan-pertanyaan ini. Dan mereka mencoba untuk menjawabnya.

Orang-orang Yunani mereka mempunyai teori. Bahwa manusia diciptakan oleh Zeus. Atau kalau gak diciptakan oleh Prometheus. Prometheus itu adalah salah satu daripada anak Zeus. Zeus itu kemudian diciptakan oleh siapa?

Diciptakan oleh Kronus. Mereka punya bapak dan ibu juga. Namanya Kronus dan Gaia.

Gaia dan Kronus dari mana? Ya nggak tau lagi lah. Jelas mereka adalah para titans.

Lalu membuat para gods, para dewa. Para dewa membuat manusia. Dan setelah mati akan kemana?

Kembali ke Tartarus. Kalau para dewa. Kalau manusia juga sama.

Pada peradabannya orang-orang Viking. Mereka punya Valhalla. Mereka punya satu tempat yang namanya ya akhiratnya mereka lah.

Dan juga dewa-dewanya mereka. Anda pergi lagi ke Mesir, mereka punya Amun-Ra, mereka punya Osiris, dewa-dewa bawah tanah dan segala macemnya. Seperti hadesnya daripada dewa Yunani. Tapi yang jelas teman-teman sekalian, mereka punya konsep hereafter.

Mereka punya konsep setelah dunia ini mau kemana. Dan mereka punya konsep dari mana manusia sebelum ada di dunia ini. Dan kebanyakan di antara mereka, karena mereka berbicara tentang politeisme, maka mereka membahas akan ada dewa-dewa.

Animisme, politeisme, mereka membahas tentang dewa-dewa yang menciptakan manusia. Nah pertanyaannya, apakah betul atau tidak? Itu pertanyaan yang belum kita bahas. Yang pengen saya bahas adalah, ini sebuah kesadaran setiap manusia yang punya akal.

Setiap manusia yang curious, dia akan mencari tahu senantiasa dari mana asal mereka akan kemana mereka setelah mati, dan ngapain mereka hidup di dunia. Dan itu pun terjadi pada saya. Saya bertanya, dari mana asal manusia?

Setelah mati akan kemana? Apakah setelah mati saya seperti film Ghost? Kemudian rohnya itu bergentayangan, kalau setelah berhasil menunaikan tugasnya nggak lagi penasaran gitu kan ya, kalau zaman sekarang nggak lagi pinisirin, lalu kemudian pergi ke langit, lalu kemudian di langit itu ngapain rohnya gitu kan ya, itu juga saya nggak tahu ada surga, surga itu bentuknya kayak apa, saya mencari-cari di dalam kitab suci, bagaimana penggambaran tentang surga, bagi orang-orang yang berbuat baik, bagaimana penggambaran tentang neraka, bagi orang-orang yang berbuat buruk. Tapi itu membuat saya tetap nggak puas. Kenapa?

Karena penggambaran itu menurut saya kayak nggak real. Kayak nggak detail. Kayak nggak meyakinkan. Mending kalau ada trailernya misalnya di Youtube. Tapi kan nggak ada.

Lalu kemudian seperti apa gambaran-gambaran kayak gini? Saya tetap cari. Saya juga baca tentang buku-buku orang-orang Buddha. Saya baca buku-bukunya orang-orang Confucianisme. Tentang bagaimana mereka memandang tentang kehidupan.

Setelah kehidupan ini dan sebelum kehidupan ini. Saya baca hampir semuanya. Tapi pada satu titik teman-teman sekalian.

Akhirnya membaca itu. Menanyakan itu. Berpikir itu membuat saya mentok.

Saya nggak ngerti. Setelah mati itu nanti seperti apa. Bagaimana terjadi dengan kesadaran saya.

Kalau seandainya reinkarnasi itu betul. Atau reinkarnasi itu memang ada. Kok bisa jadi saya nggak ingat apapun tentang yang dulu.

Tapi Ustadz. Itu ada tuh orang-orang yang tiba-tiba lahirnya sudah bisa apapun. Iya, tapi setidaknya kalau misalnya kita bilang bahwa ini teorinya bukan jering. Kalau kita bilang bahwa ini pasti betul, itu harusnya ada A sama dengan B, B sama dengan C.

Sesuatu yang pasti yang bisa kita lihat. Tapi ini nggak ada yang pasti. Ada pun ramalan-ramalan yang saya tahu, ternyata tidak membuktikan. Contoh misalnya, saya dikatakan bahwa saya dulunya tukang kayu.

Tapi saya bingung, saya nggak ada keahlian kayu sama sekali. Satu-satunya kesamaan saya dengan kayu adalah... Saya sukanya sama Hokage pertama yang bisa ngeluarin kayu. Itu aja sih.

Tapi selainnya nggak sama. Saya senang kayu karena alami. Saya senang kayu karena nature.

Saya senang kayu karena hijau. Karena dia memberikan udara bagi bumi. Itu aja saya senangnya.

Tapi saya nggak bisa, saya nggak mendapatkan kemampuan apapun sebagai dulunya tukang kayu. Pernah maku yang kepaku jempol gitu kan ya. Pernah bikin meja. Jangankan bikin meja yang bisa tegak gitu kan ya.

Yang bikin aja gak bisa tegak gitu ya Ini salah satu contohnya Tapi setidaknya yang pengen saya samain adalah Kalau memang ini adalah dulunya saya tukang kayu Harusnya saya punya trace dong Dan kalau seandainya saya dikatakan Kalau konsepnya orang Chinese kan adalah Kalau seseorang tuh dilahirkan menjadi orang yang miskin Dan dulu saya miskin sama bapak saya Dan saya sempat bertanya sama nenek saya Kenapa kita miskin? Nenek saya bilang mungkin ini caranya untuk Tuhan membalas Kegiatan-kegiatan kamu yang dulu tidak diridui Kira-kira gitu lah Bahwa kamu tuh dulu mungkin agak jahat. Nah sekarang saatnya untuk membalas kelakuan-kelakuanmu dulu yang buruk. Lalu kemudian saya mikir, enakan saya zaman dulu dia berbuat yang jahat-jahat, saya harus nanggung akibatnya. Nah nanti ketika saya sekarang sudah berbuat baik, taruh lah.

Nanti kalau misalnya di kehidupan ke depan, saya jadi lebih mending daripada sekarang, ya nggak enak saya dong. Orang-orang dia nggak ingat juga nanti, bahwa saya sekarang sudah berbuat. Sesuatu yang apa namanya Baik dan susah untuk dia yang enak gitu kan ya Jadi ada kehidupan saya Sebelumnya yang berbuat Gak bagus, saya harus menanggung Dan saya harus berbuat baik supaya kehidupan Setelahnya saya bagus, padahal saya gak ngerti sama sekali Ya itu kan gak adil bagi saya, nah maka Ya hal-hal kayak ginilah, mentok bagi saya Saya mencari juga dari mana asal manusia Saya berpikir Saya sadar itu kapan ya Saya ingetan paling awal saya Saya gak tau teman-teman sekalian, tapi ingetan saya yang paling awal adalah Ketika saya Hahaha sebelum sekolah, sebelum sekolah SD saya itu pagi-pagi beli nasi gemuk kalau di Palembang, kalau sekarang ya nasi lemak apa ya nasi lemak itu ya, nasi uduk nah jadi pagi-pagi beli nasi gemuk di dekat sekolah untuk ngasih makan keluarga yang nggak sekolah dan nggak kerja, dan pagi-pagi itu setelah beli nasi gemuk lalu menemani nenek saya pergi ke pasar dan mungkin waktu itu kalau saya ukur-ukur berarti umur saya sekitar 5 tahun... Berarti ingetan yang paling awal yang saya punya adalah dengan kehidupan saya adalah ketika saya 5 tahun pergi beli nasi gemuk di sekolah.

Itu ingetan saya paling awal. Lalu saya bertanya, sebelum itu saya kemana ya? Sebelum itu apa yang saya lakukan?

Saya cuma punya fotonya, saya cuma punya ceritanya, tapi saya nggak ingat sama sekali. Saya dikasih tau, ini loh Lik ketika foto kamu kecil, kamu sudah pernah ketemu dengan orang ini. Saya bilang, siapa dia?

Saya nggak ngerti sampai sekarang. Kenapa? Karena saya nggak punya ingetan tentang itu.

Karena saya belum sadar ketika itu. Maka dibilang, kamu dulu orangnya memang dari dulu suka ketawa. Saya nggak tahu. Saya suka ketawa ya, sekarang-sekarangnya saya tahu. Tapi kalau dulu saya nggak pernah tahu saya suka ketawa atau tidak.

Contoh misalnya ada yang bilang, Lik dulu kamu, ini contoh ya, ini nggak sebenarnya. Atau Antum ya, jangan saya contohnya. Eh, kamu tuh dulu orangnya mesum kok.

Saya nggak tahu kalau saya orangnya mesum. Umur 4 tahun, umur 3 tahun, siapa yang tahu kita mesum atau tidak. Atau kita bandel atau tidak.

Atau kita baik atau tidak, kita nggak tahu karena kita nggak punya ingetan. Pertanyaannya adalah, kalau saya punya ingetan yang paling awal itu umur 5 tahun atau umur 4,5 tahun, taruh lah. Pertanyaannya, lalu 1-4 itu atau 1-4,5 tahun itu saya kemana? Saya nggak tahu.

punya kesadaran. Sebelum itu saya kemana juga? Ada di dalam perut ibu saya. Tapi saya juga nggak tahu.

Nah, lalu sebelum dapat dari ibu saya itu kapan saya yang sebenarnya itu ada? Felix yang sebenarnya itu kapan ada? Kesadaran saya, awareness saya itu kapan ada?

Dan mikirnya itu kembali lagi mentok. Dan akhirnya kita pusing. Akhirnya kita nggak mendapatkan jawaban. Karena nggak ada yang ngasih tahu kepada kita.

Tapi yang jelas, yang kita tahu adalah bahwa kita pasti berasal daripada segala sesuatu. Kita pasti berasal daripada satu titik. Kita bermula Maka kita akan berakhir.

Bukti bahwa kita mati itu adalah bukti bahwa kita, sorry. Keadaan bahwa kita mati itu adalah bukti bahwa kita pernah hidup. Berarti kalau setelah mati ada sesuatu, itu bukti bahwa sebelum hidup itu juga ada sesuatu. Oh enggak, kalau gitu kita ambil aja cara komunis.

Mati ya sudah, mati, selesai. Pertanyaannya balik lagi. Kalau setelah mati nggak ada apa-apa, terus emang sebelum hidup juga nggak ada apa-apa.

Kalau sesudah mati nggak ada apa-apa. Berarti sebelum hidup nggak ada apa-apa, kalau seandainya memang begitu, berarti jelasin dulu kenapa hidup tuh bisa bermula, dan kenapa hidup tuh bisa berakhir. Dan kalau seandainya dianggap semuanya tuh nggak ada, itu juga nggak masuk akal, karena buktinya adalah hidup ini ada mulanya, dan mulanya ini harus dijelasin juga. Nah, pertanyaan-pertanyaan ini teman-teman sekalian yang membuat akhirnya saya menjadi bingung dan mentok.

Gampangnya seperti itu. Setelah bingung dan mentok, Tentu kita harus punya penjelasan Dari pada Di luar daripada manusia Kan logikanya begitu Harus punya penjelasan Di luar daripada manusia Siapa yang menjelaskan Di luar pada manusia ini Yang jelasin di luar manusia Tentunya adalah Pasti agama Kenapa? Karena gini deh Kita Kita gak pernah pergi ke Istanbul Kok contohnya Istanbul Terus riset Iya karena saya pergi ke Istanbul Kalau yang lain Saya gak terlalu tertarik Antum belum pernah pergi ke Istanbul Dan antum nggak ngerti tentang apapun yang ada di Istanbul.

Antum nggak tahu angkotnya warna apa di sana. Atau kalau ada angkot atau nggak bahkan. Atau kalau di situ ada metode transportasi. Antum nggak tahu metode transportasinya apa. Antum cuma bisa nebak-nebak.

Ataupun kalau antum bisa googling, mungkin Anda nggak akan tahu dengan sempurna. Anda mungkin nggak lebih tahu daripada orang yang pernah tinggal di sana atau orang yang pernah pergi ke sana. Apalagi kalau nggak ada Google atau segala macemnya. Nah kalau seandainya ketika Anda mau pergi ke Jakarta. Anda mau tahu tentang Jakarta, Anda akan cari orang-orang Jakarta.

Kalau Anda mau pergi ke Istanbul, Anda akan cari orang-orang Istanbul yang pernah ke sana. Dan kalau Anda pengen tahu tentang Istanbul misalnya, Anda cari kemana-mana orang nggak tahu, maka kalau ada orang tiba-tiba datang bilang, saya pernah ke Istanbul. Tentu Anda tertarik dan Anda akan verifikasi pengetahuannya. Itulah kira-kira hidup manusia.

Hidup manusia itu kalau misalnya kita lihat pada kenyataannya, dia senantiasa akan bertanya tentang segala sesuatu kalau dia tetap mempertahankan sifat curiousnya dia. Sifat penasarannya dia. Akalnya dia akan bertanya-tanya terus. Dan ketika dia bertanya-tanya, akan ada banyak sekali fenomena-fenomena dalam kehidupan yang nggak bisa dia jelaskan. Tentang kehidupan, tentang kematian, tentang dari mana asal kehidupan itu sendiri.

Itu bingung mereka untuk menjelaskan. Contoh, saya kasih contoh lagi ini yang menarik yang saya lupa ceritakan. Ada orang pernah meneliti mati itu kayak apa?

Mereka bilang, kalau seandainya mati itu ada perbedaan antara manusia yang hidup dengan yang mati, dan kalau kita berteoritis ada rohnya manusia, maka kalau pas mati dikatakan bahwa roh itu keluar daripada manusia, maka roh itu mau dihitung beratnya berapa. Maka mereka nimbang orang sekarat. Jadi orang sekarat ditimbang di sebuah timbangan yang sangat super sensitif gitu ya. Ketika dia lagi sakratul maut, lagi koma gitu ya, ditimbang beratnya berapa.

Dan itu sebulu yang datang aja itu akan keitung beratnya berapa. Karena timbangnya sangat sensitif sekali. Ternyata setelah keluar, keluar nih nyawanya ini keluar dalam timbangan yang sangat super sensitif itu.

Ternyata mereka nggak menemukan ada apapun yang berubah. Artinya mereka jadi bingung, oh ternyata nggak semua di dunia itu memiliki masa ya. Karena fisika mengatakan setiap... Setiap eksistensi pasti punya masa, dan setiap masa pasti ada volume. Atau sebaliknya, setiap yang menempati volume pasti punya masa.

Berarti kalau seandainya manusia ini adalah sebuah volume, yang rohnya ini menempati sebuah volume, berarti harusnya roh mempunyai masa. Seperti balon, itu adalah sebuah volume ditempati oleh sesuatu yang nggak kelihatan namanya udara, dan udara ini memiliki masa. Maka harusnya yang namanya manusia, yang volume juga punya roh, roh itu memiliki masa. ternyata mereka gak ketemu Ternyata nggak semua punya masa.

Bukannya zaman sekarang, data nggak punya masa. Gitu kan ya? Anda punya USB, Anda timbang.

Anda isi kemudian dengan film misalnya, atau dengan data-data super berat, Anda timbang lagi, ya sama aja. Ternyata nggak semua punya masa. Data aja nggak punya masa, apalagi rohnya manusia. Nah, maka ini mereka kemudian, ada satu titik di mana mereka mentok.

Sama seperti yang saya sampaikan tadi. Saya mentok. Ketika saya mentok, harusnya ada source yang dari luar, yang pernah setidaknya mengaku Pernah untuk ngeliat akhirat Atau ngaku pernah dari sana Atau bahkan ngaku bahwa dia punya akhirat Artinya manusia itu ketika Mengamati segala sesuatu ketika dia mendapatkan Banyak pertanyaan tiba-tiba datang pada dia Sesungguhnya saya adalah Tuhan Yang menciptakan kamu, yang menciptakan alam semesta, saya bisa jelasin bagaimana kehidupan kamu, saya bisa jelasin dari mana asal kamu, saya bisa jelasin setelah kamu mati akan kemana, saya bisa jelasin kamu sekarang di dunia seperti apa, supaya kamu nggak mentok, dan supaya kamu bisa tahu hakikat untuk apa kamu diciptakan, dan supaya ketika kamu kembali lagi ke hadapan saya, kamu nggak menjadi orang yang rugi, karena kamu nggak ngerti jobdesk kamu sendiri.

Supaya kamu nanti nggak nanya, kok nggak dikasih tahu dari dulu kalau tujuan saya ini begini, kan sudah saya ciptain kemarin. Ada orang nyiptain kamera yang paling bagus Taruh lah harganya 300-500 juta Saya cek 300-500 juta Dia buat untuk satu purpose tertentu Tujuan tertentu Tiba-tiba anda bawa Cuma untuk bawa ke rumah Kamera 500 juta Cuma untuk jadi web streaming Itu namanya tidak sesuai dengan tujuan Ada orang beli misalnya Sorry, ada orang misalnya jual komputer harganya 55 juta. Sudah high-end, bagus banget, speknya keren semuanya.

Di rumah Antum cuma pakai cuma untuk browsing. Itu namanya nggak sesuai dengan tujuan. Manusia apa lagi?

Antum coba cek, ada nggak yang sehebat Antum? Bola mata, lidah, kulit, jantung, segala macem, itu jelas lebih daripada semua Antum lihat yang paling mahal. Kalau sana Antum misalnya, kembali tiba-tiba kehadapan penciptanya, kembali tiba-tiba kehadapan yang bikin, Terus yang bikin bilang, kamu sudah lakukan seperti yang saya minta belum?

Kita bingung loh, emang nyuruh apa? Eh, saya nggak dapet informasi, saya nggak tahu ini. Lalu pencipta bilang, nah kalau gitu salahmu sendiri kenapa kamu nggak nyari tahu. Nah, coba bayangkan, tiba-tiba dalam hidup Anda, ada yang datang lalu berkata bahwa saya tahu. Dari mana asal kamu?

Saya tahu setiap pertanyaan-pertanyaan kamu yang kamu tanyain Dan saya bisa jawab dan saya bisa jelasin semuanya Dan kalau kamu mau tahu lebih lagi Tujuanmu hidup ini untuk apa Saya kasih tahu semuanya Supaya kamu nanti pas balik nggak salah Bahwa semua yang diberikan kepada kamu itu Kamu bisa manfaatkan dengan yang paling maksimal Dengan yang paling keren Dan supaya kamu lebih minimal kejelekannya Lebih minimal masalahnya Karena kalau ciptaan apapun Nggak nurut dengan pabriknya Mesti Ada kesalahan, mesti ada kerusakan yang sangat parah Maka itulah kemudian yang terjadi pada manusia Itu yang terjadi pada saya Maka ketika saya mendapatkan pertanyaan-pertanyaan itu Mendapatkan pertanyaan-pertanyaan mendasar Karena curiosity saya Dari mana asal manusia Akan kemana saya setelah mati Dan kedua pertanyaan itu membuat satu pertanyaan yang baru Ngapain saya hidup di dunia Karena dari mana akan kemana Menentukan saya mau ngapain dong Kalau saya mau pergi ke tempat pantai, jelas sekarang saya akan menyiapkan baju-baju pantai. Kalau saya pengen pergi ke gunung, jelas saya nggak akan pakai baju pantai. Kalau saya pengen pergi ke tempat salju, jelas saya akan menyiapkan baju-baju yang ada insulasinya. Kalau saya pengen pergi ke misalnya kutub selatan atau kutub utara, jelas kemudian saya akan membuat persiapan yang berbeda sekarang. Maka kemana kita akan pergi, dari mana asal kita, kemana kita akan pergi menentukan persiapan kita dan apa yang kita lakukan sekarang.

Maka teman-teman sekalian... Disitulah kemudian fungsi agama. Disitulah saya mulai tertarik dengan agama. Disitulah saya mulai tertarik dengan jawaban-jawaban atas kemana manusia akan pergi, dari mana asal dia, dan dia mau ngapain. Karena yang bisa nyediain itu cuma agama.

Jawaban itu nggak mungkin datang dari manusia. Kenapa? Harus datang dari source di luar. Sama seperti Anda mau cari tentang Istanbul, tapi Anda mikir sendiri.

Ya Anda cuma bisa nebak-nebak. Tapi kalau ada orang yang katanya, walaupun taruhlah dia cuma klaim, saya dari Istanbul, saya tahu semua tentang Istanbul. Taruhlah dia cuma klaim. Tugas Anda membuktikan klaim itu benar atau tidak. Tugas Anda membuktikan klaim itu masuk akal atau tidak.

Dan Anda bisa cek lagi klaim itu, apakah klaim itu adalah yang Anda perlukan atau klaim itu yang harus Anda tolak. Di situ perjalanan kita bermula untuk menyelidiki tentang keimanan. Sehingga keimanan itu bisa menjadi sebuah keimanan yang produktif. Kedepan kita akan bahas tentang dari mana salah manusia Mudah-mudahan ketika kita membahas itu dengan baik Kita bisa membahas lagi tentang yang lain Mendapatkan jawaban akan kemana manusia setelah mati Dan ngapain dia di dunia Walau-walau misal teman-teman sekalian mudah-mudahan bermanfaat Mohon maaf banget kalau kemarin sempat absen Bagi teman-teman yang rutin untuk menghadiri sharing beda buku ini Mudah-mudahan teman-teman mendapatkan manfaat terus Daripada apa yang kita sampaikan Dan kalau ada yang salah pasti berasal daripada manusia Ada silap-silap lidah, mohon dimaafkan, namanya juga manusia. Ada kebaikan, pasti berasal daripada Allah SWT.

Doain saya dan doain juga keluarga saya. Kalau ada yang bermanfaat, silakan sharing pada yang lain. Kalau ada yang buruk, doakan. Mudah-mudahan aib saya ditutupi oleh Allah SWT. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Ter