Hai assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh kami dari kelompok tiga semester 7a akan melakukan praktikum mata kuliah rekayasa produk pertanian mengenai menggunakan reviewee komersial dan hasil kategori Tape merupakan salah satu makanan tradisional Indonesia yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan pangan berkarbohidrat atau sumber pati yang melibatkan ragi dalam proses pembuatannya. Dalam proses fermentasi tape, digunakan beberapa jenis mikroorganisme seperti Saccharomyces servicei, Tisopus oryzei, Endomycopsis burtoni, Mukor SP, Candida utilis, dan sebagainya. Proses fermentasi dikenal juga dengan proses perumbakan karbohidrat dimana dalam proses ini polisakarida akan dirombak atau dipecah menjadi disakarida kemudian disakarida akan dipecah menjadi glukosa dan fructosa dengan bantuan enzim amilase yang berasal dari kapang semakin banyak ragi yang diberikan maka akan semakin manis rasa tape tersebut kemudian Pada proses selanjutnya, glukosa akan dirombak menjadi alkohol dan CO2 oleh bantuan enzim invertase yang berasal dari hamir atau bakteri.
Semakin banyak glukosa, maka akan semakin banyak juga alkohol yang dihasilkan. Proses fermentasi yang berlangsung selama pembuatan tape terdiri dari 3 tahap pengurayan yaitu Yang pertama, molekul-molekul pati akan dipecah menjadi 10 dextrin dan gula-gula sederhana yang merupakan proses hidrolisis enzimatik Kedua, gula-gula yang terbentuk akan diubah menjadi asam-asam organik dan alkohol Ketiga, asam organik akan bereaksi dengan alkohol membentuk cita rasa tape, yaitu ester Untuk cara pembuatan tape bisa kita lihat di video berikut ini ya Praktik, mari kita persiapkan alat dan bahannya terlebih dahulu Untuk alat-alat yang diperlukan yaitu Kompor Panci atau dandang Nampan Pisau Dan wadah untuk fermentasi Untuk bahan-bahan yang diperlukan yaitu 1,5 kg singkong, 2 keping ragi tape hasil praktikum, 2 keping ragi tape komersial, dan daun pisang secukupnya. Langkah kerja dalam praktikum fermentasi tapai singkong ini yaitu Pertama, kupas singkong yang telah dipersiapkan, kemudian dipotong-potong dengan ukuran sesuai selera Kedua, cuci hasil potongan singkong tersebut dengan menggunakan air mengalir hingga bersih Proses pengupusan ini bertujuan supaya tekstur singkong menjadi lebih lunak sehingga dapat mempercepat proses fermentasi.
4. Tiriskan singkong dan dinginkan dengan cara diangin-angin. Proses pendinginan singkong setelah dikukus bertujuan untuk menjaga kehidupan inokulum yang diberikan karena suhu yang panas dapat berisiko merusak organisme tersebut. Setelah singkong dingin, letakkan dalam wadah yang terpisah, kemudian taburi dengan menggunakan rati. di kongresi dan bagi hasil bakti ku dengan merata keenam, tutup wadah singkong tersebut kemudian diamkan singkong di suhu ruangan dan tempat gelap selama 72 jam Hasil praktikum dan pengamatan fermentasi tape singkong menggunakan raki komersil dan raki hasil praktikum yaitu Pada perlakuan 1 yaitu fermentasi tape singkong menggunakan raki komersil dicumpai tekstur tape yang lembut dengan aroma khas tape Pada perlakuan 2, yaitu fermentasi tape singkong menggunakan ragi hasil praktikum berupa ragi tepung beras, dicumpai tekstur tape yang lembut dan aroma khas tape. Pada perlakuan 3 yaitu fermentasi tape singkong menggunakan ragi hasil praktikum berupa ragi tepung ketan Dicumpai hal yang serupa yaitu tekstur tape yang lembut dengan aroma khas tape Berdasarkan hasil pengamatan praktikum ini, dapat disimpulkan bahwa ragi tapek hasil praktikum memiliki kualitas yang sama dengan ragi komersil karena memiliki kriteria tekstur dan aroma tapek yang serupa.
Hai sekian video praktikum fermentasi tapai singkong menggunakan raki komersil dan raki hasil praktikum ini semoga video ini dapat bermanfaat bagi teman-teman dan sampai jumpa lagi Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Terima kasih sudah menonton!