Alhamdulillahirrabbilalamin Wassalatu wassalamu ala ashrafil mursalin Sayyidina wa maulana muhammadin Wa ala alihi wa sahbihi ajmain Amma ba'du Sudara-sudara kaum muslimin yang berbahagia. Hadirin, kesempatan malam ini saya ingin cerita akhirat saja. Sudah pernah ke akhirat belum? Mau? Kalau mau saya daftar, besok berangkat.
Salah satu rukun iman yang enam, percaya kepada adanya akhirat. Satu saat, Alam ini akan hancur sehancur-hancurnya Bumi, gempa, gunung, meletus, air laut tumpah ke darat Planet-planet bertabrakan Halilintar menyambar Angin topan bertiup Semua yang bernama hidup mati Itu kiamat Lalu kita akan dibangkitkan di padang mahsyar Dibangkit dibangkitkan dari kubur kita masing-masing dan subhanallah pada saat bangkit dari kubur itu keadaan muka kita ini menurut satu riwayat berubah menurut amalan kita masing-masing jangan heran nanti ada yang dibangkitkan dari kuburnya itu mukanya berubah jadi muka tikus Hebat sekali, badannya badan manusia, tangannya tangan manusia, mukanya muka tikus. Sebab apa? Sebab waktu di dunia amalannya amalan tikus.
Apa amalan tikus itu? Suka menggeragoti barang yang disimpan rapi-rapi. Itu nanti koruptor-koruptor yang menggeragoti uang rakyat, itu nanti bangkit mukanya muka tikus.
Nah, ozo, saudara lihat, oh ini yang geragoti uang rakyat, mukanya muka tikus. Ada lagi yang bangkit dari kubur, mukanya itu berubah, jadi muka... Harimau. Kenapa waktu di dunia amalannya amalan harimau? Apa harimau itu?
Mau menang sendiri. Keras kepala, kupuh. Dimana ada hutan, rajanya pasti harimau. Padahal hutan belum pernah bikin pemilihan umum. Betul?
Tapi harimau tidak peduli ada pemilihan umum atau tidak. Saya Raja Hutan, setelah naik jadi Raja di hutan, harimau bukan melindungi rakyatnya, malah makanin rakyatnya. Orang-orang yang mau benar sendiri, ada lagi yang bangkit dari kubur gagah, mukanya muka ketek. Sebab apa waktu di dunia amalannya amalan ketek?
Apa ketek itu? Takus, serakah, tamak. Coba, ketek itu kasih pisang, dimakan.
Berikan lagi, pegang. Berikan lagi, kakinya yang megang. Temannya diberikan, masih dirampas juga.
Ketek, serakah. Kalau mental ketek masih gentayangan di republik ini, maka pemerata... Cuman akan jadi dongeng Kaum muslimin Yang berbahagia Pada saat itu di akhirat nanti Setiap orang sibuk Dengan urusannya sendiri-sendiri Boleh jadi Setiap kita lalu akan dimintakan pertanggungan jawab. Boleh jadi orang tua tidak sempat lagi mengingat anaknya.
Saudara tidak lagi sempat memikirkan saudaranya. Tiap orang akan dimintakan pertanggungan jawab. Dalam kondisi seperti itu, Rasulullah mengajarkan, 7. Yudhilluhumallahu يَوْمَ لَا ذِلَّ إِلَّا ذِلُّ Ada tujuh golongan manusia yang di akhirat nanti akan langsung mendapat perlindungan dari Allah SWT.
Orang lain sibuk, dia tenang. Orang lain resah dan gelisah, dia ayem. Kenapa mendapat perlindungan dari Allah? Sebab ketika di dunia, ia memberikan perlindungan kepada orang banyak. Siapa mereka?
mudah-mudahan kita termasuk salah satu di dalamnya mencari perlindungan Allah lebih-lebih dalam situasi sekarang ini pertama, imamun adil yang akan mendapat perlindungan langsung dari Allah adalah pemimpin yang adil sebab apa? pemimpin yang adil melindungi banyak rakyat maka pantas di akhirat dilindungi oleh Allah Subhanahu. Kita ini kan zon politiken. Kita ini makhluk yang tidak mungkin hidup sendiri-sendiri.
Untuk melaksanakan hajat bersama, kita memerlukan pemimpin. Memilih pemimpin itu tidak sulit. Dalam fikir ketika sholat, itu dijelaskan bagaimana cara memilih imam.
Siapa yang diangkat jadi imam? Pertama, a'lamuhum. Orang yang paling alim di kampungmu siapa? Angkat jadi imam. Yang paling alim, paling menguasai persoalan, sehingga bisa membawa bangsa keluar dari kesulitan.
Pemimpin yang bisa menyelesaikan masalah, kan yang menimbulkan masalah. Apalagi kalau pemimpinnya jadi masalah. Bagian dari masalah, ini namanya pengurus jadi urusan.
Alamuhum, pak di kampung saya ada dua orang, mana yang jadi imam? Sohuhum, yang lebih faseh lidahnya, yang paling pandai menyuarakan aspirasi rakyatnya, punya sense of crisis. Yang satu alim, tapi pelo.
Yang satu alim tidak pelo, yang tidak pelo jadi imam. Kenapa tidak sah orang fasih bermakmum kepada imam pelo? Ini imam pelo, makmum pelo semua. Sah, namanya kampung pelo. Aduh pak, ini dua orang alimnya sama, fasihnya sama, yang mana yang jadi imam?
Tharuhum sinan, yang lebih tua umurnya, senioritas baru dihitung. Lahirnya bareng pak. Yang mana yang jadi imam?
Awaluhum hijratan, yang lebih dulu tinggal di situ. Yang punya semangat nasionalisme yang tinggi. Yang cinta kepada bangsa dan rakyatnya. Sudah ada imam? Sudah.
Ayo azan. Fa'azan itu. Proklamasi. Sholat mau dimulai. Sudah azan?
Sudah. Kobliah, dua rekaat. Kobliah. Apa kobliah itu? Dulu ada namanya, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia.
Kobliah. Sudah kobliah? Sudah.
Luruskan soft. Atur barisan yang lurus. Rapatkan barisan.
Apa ini? Bentuk pemerintahan yang kompak, bersih, berwibawa. Jangan sesama elit saling tawuran.
luruskan sob, lalu sob yang terdepan hendaknya diisi orang yang sedikit alim tidak perlu alim betul, sedikit alim maksudnya apa? kalau imam keliru dia bisa tegur kalau imam salah dia bisa tegur kalau imam batal dia bisa gantikan ini wakil-wakil makmum DPR, DPRD wakil-wakil makmum Sudah, sudah, ayo imam, pimpin sholat. Sepakati dulu, kita mau sholat apa?
Rekatnya berapa? Surah yang mau dibaca apa? Pakai sujud tilawah apa tidak?
Supaya makmum tidak kaget-kagetan. Rakyat harus dikasih tahu pemimpinnya mau kemana. Visinya apa?
Supaya makmum ikutnya ikhlas. Jelas? Hadirin yang saya hormati, kita memerlukan pemimpin yang adil, yang menaungi rakyatnya. Sehingga dengan demikian, nanti mereka akan dinaungi langsung oleh Allah subhanahu. Mudah-mudahan Allah memberikan kepada kita rakyat dan bangsa Indonesia ini, pemimpin yang adil.
Saya yakin perjalanan waktu akan mengantarkan kita, di mana orang-orang akan terbuka topengnya, sehingga akan jelas. Mana pembela rakyat, mana penyengsara rakyat. Lalu sebenarnya tiap kita ini kan pemimpin. Pak Lura pemimpin di kelurahannya, Pak Camat pemimpin di kecamatannya, Kepala suami pemimpin di rumah tangganya, Anak muda pemimpin bagi dirinya. Dan setiap kita akan dimintakan pertanggungan jawab.
tentang apa yang kita pimpin. Marilah setiap kita berusaha menjadi pemimpin yang adil. Satu. Yang kedua, syab nasya'afi ibadatillah. Anak muda yang tekun beribadah kepada Allah.
Amin. Remaja adalah masa depan kita semua. Bagaimana Republik Indonesia akan... bahkan bagaimana Islam di Republik Indonesia 20, 30, 40 tahunnya akan datang, anak-anak kita jawabannya.
Jelas? Maka menghancurkan Islam, tidak usah menyegel masjid, tidak usah menutup pesantren, tidak perlu melarang pengajian, cukup dengan meracuni remaja dan pemuda Islam, menjauhkan mereka dari agama dan ulama, Kalau mereka sudah jauh dari agama dan ulama, tinggal menunggu pergantian generasi. Maaf, kalau yang sudah 60 tahun ke atas, itu saya anggap angkatan selamat. Generasi tanda seru.
Insya Allah mantap akidahnya, tidak goyah imannya. Tapi yang 30 tahun ke bawah, adik-adik saya ini, the next generation, kalian yang jadi pilot project. Hei remaja-remaja Islam, kalau mau jadi remaja dan pemuda modern, jangan dekat-dekat ke masjid.
Puno, masjid khusus 70 tahun ke atas. Baca Quran, kampungan, ngaji, urusan akhirat. Seiring dengan itu, modernisasi diartikan dengan westernisasi. Kau tidak bisa jadi pemuda modern, kalau semua yang datang dari barat belum kau telan mentah-mentah. Kau harus bisa bergaul seperti orang barat, berpakaian seperti orang barat, berumah tangga seperti orang barat, makan minum seperti orang barat.
Kalau nyanyi lagunya lagu barat, yang orang lain gak ngerti, kamu juga gak tahu. Mengalirlah narkoba dalam segala bentuknya. Maka munculah generasi-generasi santai, generasi-generasi salon, yang mencoba mencari pelarian hanya dengan kesenangan sesaat, tapi menghancurkan masa depan yang pasti. Maka mengalirlah pre-love, pre-sex, summon-liven.
Hidup bersama di luar nikah alias kumpul, ya sama saja kumpul kebo, kumpul embek itu sama. Hadirin yang saya hormati, kalau sudah hancur tinggal menunggu pergantian generasi. Oleh karena itu adik-adik saya, para remaja, para pemuda, kalian harapan kami semua.
Di pundak kalian, kami pertaruhkan hari depan bangsa dan negara ini. Hidup cuma... Seteran menunggu giliran. Ada saat datang, ada waktu pergi, ada hari lahir, ada saat kembali, ada hari dilantik, ada saat untuk menyerahkan jabatan. Hidup cuma sekadar menunggu giliran.
Karena itu kepada kalian saya ingatkan satu ucapan orang bijak. Eh anak muda, berpikirlah kau di waktu pagi, bekerjalah di waktu siang. Makanlah di waktu sore dan tidurlah di waktu malam. Berpikir di waktu pagi, belajar mumpung masih muda.
Bekerjalah di waktu siang, amalkan ilmu itu setelah dewasa. Makanlah di waktu sore, hari tua tinggal menikmati hasilnya. Tidurlah di waktu malam, matilah dengan tenang. Kalau pagi kau tidak berpikir, nanti siang kau tidak akan bisa bekerja kalau siang tidak kerja nanti sore mau makan apa kalau sore tidak makan alamat malam gak bisa tidur kalau waktu remaja waktu muda maunya santai-santai saja, dewasanya bingung kalau dewasanya bingung hari tua terlunta-lunta.
Kalau hari tua terlunta-lunta, matinya menteleng. Maka lebih baik makan singkong betulan, daripada makan roti mimpi. Ayo, makan singkong betulan, makan roti mimpi, lebih bagus mana? Lebih bagus makan roti betulan.
Kalau perlu, lebih baik sekolah sambil dagang koran, sekolah sambil parkir mobil, sekolah sambil semir sepatu, daripada petatang peteteng tanpa prospek hari depan yang ada artinya. Inilah golongan kedua yang nanti akan langsung mendapat perlindungan dari Allah. Anak muda yang tekun ibadah.
Kalau orang tua tekun ibadah, Orang tua rajin ibadah tidak istimewa. Masya Allah pak, itu orang tahajudnya hebat, wirid yasinnya mantap, kuasanya luar biasa, zikirnya mantap. Umurnya berapa?
70. Wajar. Lalarwi sanjo. Sudah larut senja. Kalau 70 masih jadi preman, kapan tewatnya?
Tapi kalau ada anak muda, darahnya masih mengalir dengan panas. keinginannya masih sejuta khayal yang bisa salurkan di jalan Allah itu amat disukai Allah dan itu akan mendapat perlindungan langsung dari Allah subhanahu hadirin kaum muslimin di seluruh tanah air yang saya cintai sekarang kita sampai kepada golongan ketiga yang nanti dirinaungi Allah itu siapa? rajulun Kalbuhu muallakun bilmasyajid Seseorang yang hatinya selalu terpaut kepada masjid Masjid memang tempat melaksanakan sholat Tapi lebih dari itu dia adalah pusat kegiatan umat Umat islam dengan masjid seperti ikan dengan air Tidak boleh berpisah Sehingga ada hal Ada hadis Qudsi mengajarkan Inna buyuti fil ardil masajid Wa inna zuwari fiha ummaruha Rumahku di permukaan bumi adalah masjid Orang-orang yang memakmurkan masjid adalah tamuku Dari masjidlah terpancar semangat silaturahmi Dan itu yang sangat kita perlukan sekarang Di tengah-tengah kerentanan kita sebagai bangsa Masjid Harus jadi lemperkat. Di sini siapapun yang datang mengucapkan Assalamualaikum.
Betul? Menebarkan salam. Menebarkan rasa damai.
Bersalaman. Kata Nabi, Mamin muslimaini. Yal taqiyani. Fayatasafahani. Illa ghafarallahu zunubahuma.
Apabila dua orang Islam bertemu. Lalu bersalam-salaman. Allah akan menghapuskan dosa.
yang terjadi diantara kedua orang itu bangsa kita sedang rentan perpecahan benih-benih disintegrasi bertebaran di mana-mana maka mari kita kembali ke masjid untuk menyusun semangat kebersamaan meluruskan saf, merapatkan barisan dan menerjemahkannya di luar masjid ini ada kaitannya dengan faktor yang keempat yang langsung dilindungi Allah siapa mereka? Rajulani Taha'ba fi'llahi ijtama'a alaihi wa tafarraqa alaihi Dua orang yang bersaudara bertemu karena Allah, berpisah karena Allah. Itu akan dilindungi langsung oleh Allah di hari akhirat nanti. Dua orang bersaudara bertemu karena Allah, berpisah pun juga karena Allah. Tadi dalam perjalanan ke sini, saya melalui sebuah desa.
Masih ada sisa-sisa tawuran antar desa. Saya tidak sebutkan desanya, itu rahasia perusahaan. Saya cuma prihatin siapa lawan siapa, siapa yang kita bakar rumahnya, siapa yang kita sambiti dengan batu, siapa yang kita rugikan, padahal urusannya kadang-kadang sepele. Di satu desa misalnya, cuma urusan kaset jadi tawuran antar desa. Ini kan hal yang sangat sepele.
Padahal Nabi mengajarkan dengan keras, kalau dua orang Islam saling bertengkar, al-qatil wal-maktul binar. Yang membunuh dan yang dibunuh, dua-duanya neraka. Sahabat bertanya, ya Rasul, kalau yang membunuh masuk neraka.
Pantas, kenapa yang dibunuh neraka juga? Rasulullah senyum lalu berkata, yang dibunuh pun sudah punya niat membunuh. Cuma keduluan dibunuh.
Andai kata tidak dibunuh, dia yang akan membunuh. Hari kita renungkan, kenapa sebagai bangsa, kita seperti tercaput dari akar budaya kita. Kita jadi beringas, kita jadi brutal. Untuk hal yang sepelek, yang satu teriak Allahu Akbar, yang lain teriak Allahu Akbar, siapa lawan siapa. Dulu Bung Tomo teriak Allahu Akbar, musuhnya Londo.
Saidina Hamzah, Khalid bin Walid, teriak Allahu Akbar, yang dilawan kafir. Abu Jahal, Abu Lahab, Abu Sofyan. Sekarang si Ali dan si Hasan, Hasan Allahu Akbar, Ali Allahu Akbar, siapa lawan siapa? Kenapa kita jadi begitu mudah menggunakan nama Tuhan untuk melampiaskan ambisi pribadi? Kenapa Allahu Akbar yang begitu sakral kita lepas?
cuma untuk pelampiasan sebuah dendam dua orang yang bersaudara bertemu karena Allah berpisah karena Allah, itu ukurannya, kau di jalan Allah kau saudaraku, keluar dari jalan Allah, selesai persaudaraan sampai disini, hadirin lewat mimbar ini, saya kembali menekankan Mari kita pelihara kerukunan. Pertama, rukun antarumat seagama. Sesama muslim harus bersatu. Yuk kita rukun yuk.
Kita kompak yuk. Kita bersatu yuk. Sesama muslim, kaos boleh berbeda. Boleh. Jaket boleh tidak sama.
Silahkan. Paham politik boleh berbeda. Boleh.
Kau lewat sana, saya lewat sini. Nanti kita ketemu di sana. Betul? Mari lapang dada menerima perbedaan, tetapi mengarah kepada satu tujuan yang sama.
Walaupun bineka kita ini tunggal, seperti dilatih di masjid ini. Dua orang yang bersaudara, bertemu karena Allah, berpisah karena Allah. Hati-hati, di masyarakat sekarang ini kan lebih banyak tukang kompor daripada tukang lem. Tahu tukang kompor? Hangati sana, panasi sini, bakar sana, sulut sini.
Terbakar kita, dia lari tepuk tangan. Udah capek kita rakyat diobok-obok. Udah capek kita rakyat dialamatkan, dijadikan adres.
Semua kalau pidato demi rakyat, untuk rakyat, buat rakyat. Padahal nggak pernah kenal sama rakyat. Kita cuma jadi alamat.
Mari kita kokohkan akar kebersamaan. Kita sama-sama anak ibu pertiwi. Di negeri ini kita dilahirkan. Air negeri ini yang kita minum. Udara negeri ini yang kita hirup.
Kalian remaja, kalian pemuda, lebih bertanggung jawab karena kalian anak ibu pertiwi. Hadirin yang saya hormati. Maka tetap jaga semangat kebersamaan. Ini yang keempat.
Yang kelima, rajulun zakarallaha khalian. Fafatat Ainahu Seseorang yang mengingat Allah dalam kesunyian Lalu berlinang air matanya Tengah malam, dikala orang sedang tidur Dia bangun munajat Gemersik tikar tersentuh tangan Laksana lambayan tangan malaikal maut Datang hendak merenggut nyawa Terbayang dosa yang pernah dia kerjakan Air mata berurai membasahi pipi tanpa terasa Orang yang munajat semacam itu nanti langsung mendapat perlindungan dari Allah subhanahu saya pernah baca hadis kudsi merinding bulu kuduk saya mendengar hadis kudsi ini terbayang Indonesia saya Indonesia ku Indonesia mu Indonesia kita semua apa kata Allah dalam hadis kudsi? ini la'ahammu bi'azabi'ibadi Kadang-kadang aku muak melihat tingkah laku manusia.
Aku kepengen turunkan azab. Kalau azab turun di bumi, kita sudah merasakan banjir di mana-mana. Manado, banjir. Sumatera Barat, banjir. Jambi, banjir.
Bengkulu, tanah longsang. Konsor di Purworejo, cilacap banjir, sukabumi gempa, padeglang gempa, ekonomi terpuruk, antar kampung tawuran, antar elit di atas tawuran, hutang numpuk. 40% APBN kita ini sekarang cuma untuk bayar hutang. Itu pun dengan asumsi dolar 7.000.
9.000 artinya sekitar 50% APBN kita untuk bayar hutang. Untungnya sekarang ini yang agak menolong harga minyak membaik di pasaran internasional. Hadirin yang saya hormati.
Ini lagi ngomong apa saya sih? Aku pengen turunkan azab, tetapi, ini tetapi, tetapi kata Allah, ketika aku melihat orang-orang tua yang sujud di keheningan malam, bayi-bayi tanpa dosa masih menyuruh. Ada hadis Qudsi mengajarkan Inna buyuti fil ardil masajid Wa inna zuwari fiha ummaruha Rumahku di permukaan bumi adalah masjid Orang-orang yang memakmurkan masjid adalah tamuku Dari masjidlah terpancar semangat silaturahmi Dan itu yang sangat kita perlukan sekarang Di tengah-tengah kerentanan kita sebagai bangsa Masjid Harus jadi lemperkat Disini siapapun yang datang Mengucapkan Assalamualaikum Betul? Menebarkan salam Menebarkan rasa damai Bersalaman Kata Nabi Apabila dua orang Islam bertemu Lalu bersalam-salaman Allah akan menghapuskan dosa yang terjadi diantara kedua orang itu. Bangsa kita sedang rentan perpecahan.
Benih-benih disintegrasi bertebaran di mana-mana. Maka mari kita kembali ke masjid untuk menyusun semangat kebersamaan, meluruskan saf, merapatkan barisan, dan menerjemahkannya di luar masjid. Ini ada kaitannya dengan faktor yang keempat, yang langsung dilindungi Allah. Siapa mereka?
Rajulani. Taha'ba fi'llahi ijtama'a alaihi wa tafarraqa alaihi Dua orang yang bersaudara bertemu karena Allah, berpisah karena Allah. Itu akan dilindungi langsung oleh Allah di hari akhirat nanti. Dua orang bersaudara bertemu karena Allah, berpisah pun juga karena Allah.
Tadi dalam perjalanan ke sini, saya melalui sebuah desa. Masih ada sisa-sisa tawuran antar desa. Saya tidak sebutkan desanya, itu rahasia perusahaan. Saya cuma prihatin siapa lawan siapa.
Siapa yang kita bakar rumahnya. Siapa yang kita sambiti dengan batu. Siapa yang kita rugikan.
Padahal urusannya kadang-kadang sepele. Di satu desa misalnya, cuma urusan kaset jadi tawuran antar desa. Ini kan hal yang sangat sepele.
Padahal Nabi mengajarkan dengan keras, kalau dua orang Islam saling bertengkar, Al-Qatil wal-Maktul binar. Yang membunuh dan yang dibunuh, dua-duanya neraka. Sahabat bertanya, ya Rasul, kalau yang membunuh masuk neraka.
Kenapa yang dibunuh neraka juga? Rasulullah senyum lalu berkata, yang dibunuh pun sudah punya niat membunuh. Cuma keduluan dibunuh.
Andai kata tidak dibunuh, dia yang akan membunuh. Hari kita renungkan, kenapa sebagai bangsa, kita seperti tercaput dari akar budaya kita. Kita jadi beringas, kita jadi brutal.
Untuk hal yang sepelek, yang satu teriak Allahu Akbar, yang lain teriak Allahu Akbar, siapa lawan siapa. Dulu Bung Tomo teriak Allahu Akbar, musuhnya Londo. Sayyidina Hamzah, Khalid bin Walid, teriak Allahu Akbar, yang dilawan kafir. Abu Jahal, Abu Lahab, Abu Subian. Sekarang si Ali Hassan, Hassan Allahu Akbar, Ali Allahu Akbar, siapa lawan siapa?
Kenapa kita jadi begitu mudah menggunakan nama Tuhan untuk melampiaskan ambisi pribadi? Kenapa Allahu Akbar yang begitu sakral? Kita lepas cuma untuk pelampiasan sebuah dendam. Dua orang yang bersaudara, bertemu karena Allah, berpisah karena Allah.
Itu ukurannya. Kau di jalan Allah, kau saudaraku. Keluar dari jalan Allah, selesai persaudaraan sampai di sini.
Hadirin, lewat mimbar ini, saya kembali menekankan. Mari kita pelihara kerukunan. Pertama, rukun antarumat seagal. Sesama muslim harus bersatu. Yuk kita rukun yuk, kita kompak yuk, kita bersatu yuk.
Sesama muslim, kaos boleh berbeda, boleh. Jaket boleh tidak sama, silahkan. Paham politik boleh berbeda, boleh. Kau lewat sana, saya lewat sini, nanti kita ketemu di sana.
Betul? Mari lapang dada menerima perbedaan, tetapi mengarah kepada satu tujuan yang sama. Walaupun bineka kita ini tunggal seperti dilatih di masjid ini. Dua orang yang bersaudara bertemu karena Allah, berpisah karena Allah. Hati-hati di masyarakat sekarang ini kan lebih banyak tukang kompor daripada tukang lem.
Tahu tukang kompor? Hangati sana, panasi sini, bakar sana, sulut sini. Terbakar kita, dia lari tepuk tangan.
Udah capek kita rakyat diobok-obok. Udah capek kita rakyat dialamatkan, dijadikan adres. Semua kalau pidato demi rakyat, untuk rakyat, buat rakyat. Padahal nggak pernah kenal sama rakyat. Kita cuma jadi alamat.
Mari kita kokohkan akar kebersamaan. Kita sama-sama anak ibu pertiwi. Di negeri ini kita dilahirkan.
Air negeri ini yang kita minum. Udara negeri ini yang kita hirup. Kalian remaja, kalian pemuda, lebih bertanggung jawab karena kalian anak ibu pertiwi. Hadirin yang saya hormati.
Maka tetap jaga semangat kebersamaan. Ini yang keempat. Yang kelima. Rajulun zakarallaha khalian.
Fafadat Ainahu Seseorang yang mengingat Allah dalam kesunyian Lalu berlinang air matanya Tengah malam, dikala orang sedang tidur Dia bangun munajat Gemersik tikar tersentuh tangan Laksana lambayan tangan malaikal maut datang hendak merenggut nyawa Terbayang dosa yang pernah dia kerjakan Air mata berurai membasahi pipi tanpa terasa Orang yang munajat semacam itu nanti langsung mendapat perlindungan dari Allah subhanahu. Saya pernah baca hadis Qudsi, merinding bulu kuduk saya, mendengar hadis Qudsi ini, terbayang Indonesia saya, Indonesia ku, Indonesia mu, Indonesia kita semua. Apa kata Allah dalam hadis Qudsi? Ini, la'ahammu bi'azabi'ibadi. Kadang-kadang aku muak melihat tingkah laku manusia.
Aku kepengen turunkan azab. Kalau azab turun di bumi, kita sudah merasakan banjir di mana-mana. Manado, banjir.
Sumatera Barat, banjir. Jambi, banjir. Bengkulu, tanah longs.
di Purworejo, cilacap banjir, sukabumi gempa, padiglang gempa, ekonomi terpuruk, antar kampung tawuran, antar elit di atas tawuran, hutang numpuk. 40% APBN kita ini sekarang cuma untuk bayar hutang. Itu pun dengan asumsi dolar 7.000, 9.000 artinya sekitar 50% APBN kita untuk bayar hutang.
Untungnya sekarang ini yang agak menolong harga minyak membaik di pasaran internasional. Hadirin yang saya hormati. Ini lagi ngomong apa saya sih? Aku pengen turunkan azab, tetapi, ini tetapi, tetapi kata Allah, ketika aku melihat orang-orang tua yang sujud di keheningan malam, bayi-bayi tanpa dosa masih menyuruh. Menyusu, binatang ternak melata mencari makan, murkaku surut, azab aku tarik kembali.
Ayo renungkan hadis ini. Allah mau marah gak jadi, azab ditarik, kesulitan diangkat, pertolongan datang. Ada yang meredam murka Allah.
Allah mau marah gak jadi. Kenapa orang-orang tua yang tengah malam sujud sambil berlinang air mata. Itu yang meredam murka Allah, yang ikhlas menangis kepada Allah. Bukan menangis berdasarkan pesanan. Ini kan sekarang apa yang gak bisa dipesan?
Istirahat pesanan, demo pesanan, 10 ribu berangkat. Ngerti apa gak urusan soal lain. Jadi bukan demonstran, pekerja demo. Orang tua yang ikhlas, nangis kepada Allah di kehendingan malam.
Kita hutang jasa kepada orang-orang tua yang ikhlas seperti itu. Itu yang menjaga keselamatan bangsa. Allah mau murka gak jadi. Sepanjang masih banyak orang-orang tua yang sujud di tengah malam. Amin.
Yang kedua, bayi tanpa dosa masih menyusu. Tanpa dosa! Binatang melata mencari makan.
Sekarang bagaimana kesulitan gak mau panjang. Mengamalkan hadisnya terbalik. Yang disuruh itu, orang tua tengah malam sujud! Bayi tanpa dosa nyusu!
Sekarang ini, orang tua tengah malam... Yusu, bayi tanpa dosa dibuang ke tempat sampah. Akibat pergaulan bebas, bayi tanpa dosa dibuang ke tempat sampah. Orang tua tengah malam.
Hadirin, yang ke-6. Rajulun. da'athum ra'atun zatu mansibin wa jamalin ila nafsihah faqala inni akhafu allaha rabbal alami orang yang bermoral dibujuk rayu oleh perempuan cantik lalu dia berkata maaf, saya takut kepada Allah orang bermoral yang merasakan kehadiran Allah dekat dalam hidup umpama waktu puasa saudara sholat zuhur sebelum sholat, saudara berhudu Ketika berkemur, saudara korupsi. Sedikit airnya, saudara minum. Jangankan polisi, teman, wuduk sebelah pun tidak tahu kalau waktu berkemur, saudara korupsi.
Kenapa kita tidak mau melakukan? Ada rasa malu kepada Allah. Ini yang perlu kita tumbuh kembangkan.
Rasa malu kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Yang ketujuh, Rajulun tasaddakobi saddakatin ba'afaha. Orang yang bersedekah lalu disembunyikan sehingga tangan kiri tidak tahu apa yang diberikan oleh tangan kanan.
Orang yang punya kepedulian tinggi tetapi ikhlas menolong yatim, membantu sesama dalam rangka menegakkan masyarakat yang adil dan makmur. Mari kita mohon kepada Allah, semoga kita semua senantiasa dalam perlindungannya di dunia ini dan lebih-lebih di akhirat nanti. Al-Fatiha. La ilaha illallah, Muhammadurrasulullah Halimatul haqqin alaiha nahi wa alaiha namut wa alaiha nubashri insyaallah minal aminin wa akhiru da'wana anilhamdulillahirrabbilalamin assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh