Coconote
AI notes
AI voice & video notes
Try for free
Fenomena Kabur Aja Dulu di Indonesia
Feb 27, 2025
Catatan Kuliah: Kabur Aja Dulu
Pengantar
Hashtag "Kabur Aja Dulu" ramai dibicarakan oleh banyak orang termasuk para menteri.
Menjadi tema dalam konten politik Sila dan part tour komedi "Mensreah".
Tour Mensreah
Tour akan berlangsung di 7 kota: Bogor, Bandung, Semarang, Jogja, Surabaya, Denpasar, Balikpapan, dan Medan.
Tiket kategori Sapphire masih tersedia.
Pemegang kartu prioritas dan sepatu HIM 500 dapat foto setelah acara.
Makna Hashtag "Kabur Aja Dulu"
Menjawab kegusaran masyarakat terhadap kondisi Indonesia, seperti:
Ekonomi sulit
Kesempatan kerja minim
Ketidakadilan meritokrasi.
Merespon pernyataan menteri Bahlil mengenai nasionalisme.
Fenomena "Kabur Aja Dulu"
Fenomena ini bukan baru, sudah ada dari lama namun baru dikenal dengan hashtag.
Sejarahnya:
Eksil PKI di luar negeri
Contoh: Pak Prabowo pernah "kabur" ke Jordania.
Peningkatan frustasi masyarakat karena pemerintah yang tidak memenuhi harapan.
Persepsi dan Reaksi Publik
Ada kritik terhadap pemerintah dan menteri yang tidak responsif.
Keresahan masyarakat terhadap kondisi pendidikan dan kesempatan kerja.
Media sosial memperburuk suasana dengan menyebarkan ketidakpuasan.
Alasan Orang "Kabur" ke Luar Negeri
Beberapa individu pindah kewarganegaraan untuk kemudahan karir.
Contoh:
Perempuan yang pindah ke Singapura karena kesulitan dengan paspor Indonesia.
Peluang kerja di Jerman yang mengharuskan kewarganegaraan lokal.
Tantangan Kembali ke Indonesia
Banyak individu yang berkuliah di luar negeri tidak kembali
Akibat kurangnya peluang kerja yang sebanding dengan kualifikasi yang dimiliki.
Gaji dan standar hidup di luar negeri seringkali lebih baik.
Sistem di Indonesia vs Luar Negeri
Di luar negeri, jalur karir sudah jelas.
Di Indonesia, banyak rintangan dan ketidakpastian dalam karir.
Pentingnya street smart di Indonesia untuk navigasi karir.
Tanggung Jawab Pemerintah
Pemerintah perlu membangun sistem yang jelas untuk mengurangi "kabur aja dulu".
Jika pemerintah mendukung keadilan dan meritokrasi, individu tidak akan merasa perlu untuk "kabur".
Kesimpulan
Kecintaan terhadap Indonesia tidak diukur dari tindakan superficial.
Sejarah menunjukkan bahwa banyak tokoh yang berkontribusi untuk Indonesia dari luar negeri.
Pertanyaan bagi semua orang: "Apa yang sudah Anda lakukan untuk Indonesia?"
Penutup
Diharapkan episode ini menjadi bahan renungan untuk memperbaiki keadaan Indonesia.
๐
Full transcript