Transcript for:
Kebangkitan Nasional Indonesia dan Pemuda

Satu Nusa, satu bangsa, satu bahasa, Indonesia. Ikran Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 adalah tonggak penting sejarah bangsa kita. Peristiwa ini jadi puncak pertama kebangkitan nasional yang menyatukan beragam perbedaan.

Mulai dari suku dan etnis, bahasa, seni, budaya, sampai agama. Semua bersatu dalam harmoni untuk kebangkitan sebagai satu bangsa untuk memperjuangkan kemerdekaan. Sumpah pemuda menjadi pondas yang kokoh dan kuat peran penting kaum muda.

Yang kemudian berlanjut seturut peristiwa-peristiwa yang mengubah sejarah bangsa oleh generasi muda. Mereka yang mendobrak kemampatan, menggubah perubahan untuk kemajuan Indonesia. Kongres Pemuda Kedua yang menghasilkan seruan lantang ikrar sumpah pemuda bukanlah perisiwa seketika. Kebangkitan Nasional yang berhasil memecah kebekuan primordialisme Nusantara ini memiliki runutan panjang perjuangan melawan penjajahan.

Salah satunya dimulai dengan berdirinya berbagai organisasi kebangsaan dan kepemudaan di awal abad ke-20. 19 Oktober 1905, Haji Saman Hudi di Solo mendirikan Serikat Dagang Islam. Tujuannya untuk memperkuat ikatan di antara pedagang muslim pribumi di antara pedagang asing yang mendapat perlakuan khusus dari pemerintah kolonial Hindia Belanda. Tahun 1910, Raden Mas Tirto Adi Suryo mendirikan Serikat Dagang Islam di Buitenzoh atau Bogor. Sebelumnya pada tahun 1906, Tirto Adi Suryo mendirikan Serikat Priayi.

Tokoh ini juga menerbitkan surat kabar pertama di Indonesia berbahasa Melayu Medan Priayi pada tahun 1907. Di Surabaya, Haji Umar Said Cokro Aminoto mengikuti gerakan Haji Saman Hudi. Di bawah kepemimpinan Hos Cokro Aminoto, pada tahun 1912, Sarekat Dagang Islam berganti nama menjadi Sarekat Islam. Perubahan nama ini menandai meningkatnya aktivitas organisasi dari sebatas perkumpulan dagang menjadi gerakan politik.

Serikat Islam pun menjadi satu organisasi besar. Anggotanya menyebar hingga Maluku dengan tokohnya A.M. Sanghaji, Sumatera Barat dengan tokohnya Abdul Muiz dan Haji Agus Salim, dan banyak daerah lain di Indonesia. Dalam Kongres tahun 1916 di Bandung, Serikat Islam secara gamblang melontarkan gagasan untuk menyatukan seluruh penduduk Indonesia sebagai satu bangsa yang berdaulat. Dan pada Kongres tahun 1917, Serikat Islam kemudian menegaskan cita-cita membentuk pemerintahan sendiri.

Pada periode yang sama, perkumpulan Budi Utomo dibentuk pada 20 Mei 1908 di Jakarta. Budi Utomo berdiri atas inisiatif Dr. Sutomo bersama beberapa dokter dan mahasiswa Stovia berdasarkan gagasan Dr. Wahidin Sudirohusodo. Anggota perkumpulan ini di awal berdirinya dihususkan untuk orang Jawa yang juga mahasiswa kedokteran Stovia.

Bangkitan Nasional itu ukurannya memang ketika Budi Utomo jadi lahirnya untuk pertama kali organisasi modern. Kalau ada pertanyaan lagi, kenapa kok Budi Utomo? Kenapa kok bukan syarikat dagang Islam? Kenapa kok bukan syarikat...

atau yang lainnya. Ini ada kaitannya juga pada saat itu tahun 1948. Itu diwarnai pertentangan internal. Jadi kita tuh menghadapi juga ancaman agresi dari Belanda. dan kita juga menghadapi persoalan konflik politik di dalam negeri yang semakin meruncing gitu. Jadi kan dulu antar faksi-faksi, ada orang kiri, ada orang kanan, semua punya caranya dalam berperan bagi Republik ini.

Tapi seringkali terjadi gesekan-gesekan yang menimbulkan potensi pecah belah kira-kira seperti itu. Nah, waktu itu Bung Karno sebagai Presiden Republik Indonesia meminta kepada Ki Hajar Dewan Toro. waktu itu Menteri Pendidikan untuk melakukan penelitian kira-kira momentum bersejarah apa yang kita bisa jadikan sebagai patokan untuk kita semua waktu itu bersatu kemudian Kiaj Ardewantoro bikin riset kira-kira gitu bersama timnya dan menemukan berdasarkan surveinya risetnya Budi Tomo adalah organisasi di Indonesia di Indonesia di Hindia Belanda waktu itu yang sudah menjalankan prinsip-prinsip secara modern, organisasi modern pertama.

Sehingga bisa dikatakan itulah milestone atau tonggak perjalanan kebangkitan kita sebagai sebuah bangsa Indonesia. Nah ini kaitannya apa? Di dalam Budi Utomo itu sudah mulai ada perdebatan mengenai ide-ide nasion, ide-ide kebangsaan sebagai antitesa kolonialisme. Perkumpulan Budi Utomo tercatat dalam sejarah sebagai organisasi pemuda pertama di Indonesia Keberadaan Budi Utomo ini menggerakkan dan seiring sejalan Dengan munculnya organisasi dan perkumpulan pemuda yang bersifat kedaerahan di awal abad 20 Perubahan sosial di Nusantara ini tidak lain adalah konsekuensi dari arus zaman Yang berikut digerakkan oleh putusan politik Belanda atas nestapa kaum pribumi di tanah jajahan mereka. Setelah ratusan tahun terus dihisap dan dibuat sengsara dengan rupa-rupa kebijakan, kaum pribumi Nusantara seakan berada di lembah paling dasar kehidupan yang tidak manusiawi.

Situasi ini menggerakkan para aktivis di Belanda menulis laporan dan kritik ras terhadap pemerintahan mereka sendiri. Akhirnya, Ratu Wilhelmina berpidato dalam pembukaan parlemen di Belanda. Secara garis besar, pidato itu mengingatkan bahwa pemerintah Belanda mempunyai panggilan moral terhadap penduduk Hindia Belanda.

Pidato yang memunculkan kebijakan baru ini terutama dipengaruhi oleh pemikiran Konrad Theodor van de Vente. yang dituliskan dalam beberapa artikel. Itulah sebabnya kebijakan politik ini kemudian dikenal dengan nama Trias Van Deventer.

Disebut juga sebagai politik etis atau politik balas budi. Kebijakan ini meliputi irigasi, transmigrasi, dan edukasi. Meski demikian, pelaksanaan ketiga program ini ternyata diselewengkan oleh perselingkuhan para pejabat kolonial dan kelompok kapitalis. Irigasi yang seharusnya untuk pertanian rakyat Indonesia dialihkan untuk perkebunan-perkebunan Belanda.

Transmigrasi pun sama. Perpindahan masyarakat Jawa ternyata malah dimanfaatkan untuk mencukupi kebutuhan buruh-buruh perkebunan di Sumatera dan Suriname. Sementara penyelenggaraan pendidikan barat difungsikan untuk menyediakan tenaga administrasi perusahaan-perusahaan swasta dan pemerintahan Hindia Belanda.

Tapi ini dikritik kebijakan ini. Betul dalam soal edukasi melahirkan generasi terdidik dan terpelajar. Tapi dikritik sama Soekarno dalam pengadilan di Bandung, di Landra tahun 1930. Apa kritiknya? Ya edukasi ini cuma untuk menghasilkan...

...menghasilkan tenaga-tenaga terdidik untuk dipekerjakan di kepentingan modalnya Belanda lagi. Kerja di perkebunan, jadi jurutulis, jadi bagian pembukuan, jadi tenaga-tenaga teknis......yang bisa dipekerjakan dan dibayar upah murah ketimbang bawa orang... dari Belanda langsung.

Irigasi juga sama. Infrastruktur bikin irigasi pengairan untuk mengairi apa? Ternyata untuk mengairi perkebunannya Belanda.

Lagi-lagi untuk kepentingan Belanda. Yang ketiga, emigrasi, transmigrasi, dipindah-pindahin untuk apa? Datangin buruh ke Sumatera untuk dipekerjakan perkebunan-perkebunan milik Belanda. Itu kritiknya Bung Karno. Dalam situasi semacam ini, kembali terbukti bahwa ilmu pengetahuanlah yang jadi roda penggerak peradaban.

Dibukanya akses pendidikan bagi kaum pribumi ternyata menjadi pelita yang kelak kemudian menyalakan kebangkitan nasional rakyat Indonesia. JHA Bendanon, waktu itu menjabat sebagai Menteri Kebudayaan, Agama dan Kerajinan. Menjadi tokoh penting keberhasilan program pendidikan bagi pribumi.

Sekolah tersebar cukup merata di beberapa wilayah penting. Nusantara. Akses pendidikan tidak hanya dibuka untuk kaum priayi yang ketika itu menjadi kepanjangan tangan pemerintah kolonial.

Rakyat biasa pun diberi kesempatan bersekolah walau dengan kualitas dan fasilitas berbeda. Kolonialisme itu ditopang oleh dua pilar sistem kekuasaan. Satu yang sangat kolonial, artinya orang-orang Belanda yang memerintah, Gubernur Jenderal Hindia Belanda di atas. Ke bawah strukturnya ditopang oleh pilar yang kedua, pilar feudal. Sebagai perpanjangan tangan dari kolonial.

Terus di dalam masa kolonial ini, ditopang, bekerja juga dengan sistem yang sangat diskriminatif. Kamu kalau bukan anak pria, nggak bisa sekolah tinggi. Golongan bawah paling banter apa ya? Bisa baca, bisa tulis, bisa ngitung. Nah dalam sistem itulah kolonialisme bekerja.

Dan kemudian lahir satu generasi tercerahkan tadi, bagaimanapun akibat produk ini ya, yang melawan. Melawannya apa? Pake ide, pake pemikiran. Dengan cara apa? Bikin organisasi.

Nggak lagi ngumpulin orang, ngamuk-amukan, bawa golok gitu, teman, bacok-bacokin gitu kan. Bikin organisasi, merorganisir kesadaran masa. Bangku Pendidikan Barat yang membuka... akses generasi baru Indonesia menguasai bahasa Eropa, yakni bahasa Belanda dan bahasa asing lainnya, membuka mata kaum pribumi. Anak-anak muda itu kemudian bersentuhan dengan rupa-rupa ilmu pengetahuan dan peradaban baru yang bertolak belakang dengan kejungu dan kolonialisme Hindia Belanda.

Awal abad ke-19, perekonomian di Hindia Belanda terutama perkebunan dan perdagangan dikuasai oleh bangsa Eropa dan Tionghoa. Politik ekonomi liberal ini sangat menyengsarakan petani dan penduduk beribumi. Terlebih, ketika perekonomian Hindia Belanda memburuk, yang membuat para tuan tanah dan pemilik modal semakin menindas kehidupan masyarakat.

Kerusuhan dan pemberontakan masa terjadi di mana-mana karena para petani dibaksa bekerja tanpa bayaran atau diusir karena tidak dapat membayar hutang dan pajak. Perkumpulan dan organisasi pribumi seperti Serikat Dagang Islam dan Budi Utomo awalnya dibentuk untuk memperjuangkan kepentingan kelompok dan golongan. Sampai kemudian, kaum terdidik ini tergerak memperjuangkan aspirasi politik. bahkan bertambah radikal sejak awal 1920-an.

Organisasi itu kan senjata, senjata perjuangan itu yang mengorganisir masa tadi. Kita tahu kita pernah punya syarikat Islam, itu kan berdiri tahun 1905, kemudian sekitar tahun 1912 setelah kepemimpinannya berada di tangan Cokrom. Atau dia menjadi syarikat Islam dan menjadi organisasi yang cukup besar. Wah itu jutaan itu anggotanya di bawah Cokro. Perjuangan itu perjuangan politik.

Rakyat dihimpun di situ. Baru setelah ada pukulan telak dari pemerintah kolonial akibat pemberontakan PKI tahun 26, tahun 27 lahir organisasi yang namanya Partai Nasional Indonesia, rakyat juga berkumpul di situ. Jadi kalau ditanya rakyat itu gimana, secara umum ada rakyat yang sudah punya.

kesadaran dimobilisasi oleh elit-elit ini, tokoh-tokoh ini, pemimpin-pemimpin ini lewat organisasi-organisasi. Dan dengan organisasi itu terus melakukan perlawanan. Belanda takut.

Pemerintah kolonial takut. Pemerintah Hindia Belanda tentu saja tidak tinggal diam. Kebebasan berserikat dan berkumpul yang awalnya dijamin dan legal, kemudian dikekang dengan peraturan-peraturan baru. Kepolisian dan pejabat khusus pemerintah Hindia Belanda berwenang untuk menghadiri rapat-rapat organisasi.

Pemerintah India-Belanda juga menyusup dan memecah belah berbagai organisasi dan perkumpulan pergerakan nasional. Demikian juga dengan organisasi pelajar dan mahasiswa. Orang tua pelajar dan mahasiswa ditekan agar anak-anak mereka tidak terlibat dalam perkumpulan dan organisasi politik. Siasat licik pemerintahan ini sedikit banyak memberi pengaruh besar.

Karena para pelajar dan mahasiswa itu sebagian besar mendapatkan beasiswa atau orang tua mereka adalah pegawai dan aparatur pemerintah India-Belanda. Represi dan politik pecah belah pemerintah itu memunculkan ketegangan di antara organisasi pergerakan. Antara kelompok yang memilih jalan panjang melalui kerjasama dan pendidikan dengan kelompok yang semakin keras menyuarakan sikap politik pribumi. Pada tahun 1918, bulan November, pemerintah Hindia Belanda untuk pertama kalinya memiliki perwakilan DPR.

Kalau sekarang namanya Volkskrad. Volks itu rakyat, rad itu dewan, dewan rakyat. Itu untuk pertama kalinya di Hindia Belanda ada Dewan Rakyat. Sebelumnya udah ada, tapi di kota-kota, kementeran namanya, lebih sifatnya kecil. Bagaimana cara milih orangnya?

Diangkat. Ada perwakilan dari organisasi, ada perwakilan dari pribumi. pria-pria ini duduk di situ untuk menyuarakan.

Mereka disebutnya golongan kooperatif. Dewan ini ada masalah dan dikritik waktu itu oleh Semaun CS, Marco Kartodikromo, Tan Malaka juga kritik. Ngapain kita nyikut Dewan Rakyat Komedi Omong? Orang dipilih sama Belanda memperjuangkan dari dalam itu buat apa?

Gitu kan? Karena itu Dewan itu bohong-bohongan, gak dipilih sama rakyat, gitu kira-kira. Kemudian ada golongan yang non-kooperatif. Golongan non-kooperatif itu sama sekali mereka gak mau ikut skema yang dibikin oleh pemerintah kolonial. Nah gitu.

Nah itu perdebatan. Kita nggak bisa mengatakan bahwa yang ada di dalam Polskrat itu juga sepenuhnya pengkhianat. Kita tahu ada MH Tamrin.

MH Tamrin ini tahun 30-an yang justru membela dari dalam. Mereka kaum mederat yang membela dari dalam kepentingan politik mereka yang non-kooperatif tadi. Tamrin ketika Bung Karno ditangkap bersuara keras di Volkskrant. Ketegangan lebih gawat terjadi pada organisasi Islam yang mendapat infiltrasi aliran kiri atau komunis. Puncak represi pemerintah terjadi pada tahun 1926. Hal ini terjadi seiring dengan pemberontakan bersenjata PKI yang dimulai di Batavia pada 12 November 1926. Yang kemudian menyebar ke kota-kota lain di Jawa dan Sumatera.

Pemberontakan ini sejak semula telah menimbulkan perpecahan bahkan di kalangan internal PKI. Terlebih setelah pemerintah India Belanda menghabisi pemberontakan itu yang mengorbankan ribuan jiwa dan dilanjutkan dengan... tangkapan para aktivis politik nasional. Pemerintah kolonial Hindia Belanda semakin ketat mengawasi perkumpulan dan organisasi pergerakan. Sementara para aktivis semakin menyadari bahwa persatuan dan kerjasama di antara seluruh elemen bangsa harus didahulukan untuk memperjuangkan nasib kaum pribumi.

Perkumpulan dan organisasi pemuda memulai upaya untuk menjalin persatuan itu melalui Kongres Pemuda Pertama. Kongres pemuda pertama yang dilaksanakan di Batavia pada 30 April sampai 2 Mei 1926 sesungguhnya telah mengerucut pada satu rumusan resolusi Kongres. Resolusi itu gagal dimufakati karena belum adanya kebulatan pandangan tentang bahasa Melayu yang diusulkan Muhammad Yamin sebagai bahasa persatuan.

Bahasa persatuan dan lagu kebangsaan adalah simbol penting nasionalisme bangsa yang sudah sejak lama jadi pemikiran para aktivis. Pemikiran ini tidak lain dipengaruhi oleh pendidikan barat yang mengajarkan bahwa kemerdekaan satu bangsa tidak akan bisa dicapai selama bangsa Indonesia masih terpecah karena perbedaan aliran, suku maupun agama. Tahun 28, Kongres. Kita tahu, sumpahnya, satu Nusa, satu bahasa, satu bangsa.

Apa itu artinya? Satu Nusa, itu kesadaran tentang geopolitik. orang-orang tinggal di satu wilayah yang sama di bawah administrasi Hindia Belanda sehingga mereka merasa punya satu ikatan asal yang sama di wilayah Hindia Belanda ini tinggal di kepulauan-kepulauan yang sama itu kesadaran yang kita sebut landscape lah kesadaran tentang landscape dipersatukan oleh apa? oleh bahasa Iya kan, orang Bugis kalau ketemu sama saudaranya ngomong Bugis.

Begitu ketemu sama orang Batak, apa yang membuat satu? Bahasa Indonesia. Digunakanlah Bahasa Indonesia sebagai kesadaran mindscape bahwa orang-orang ini, bahwa kita yang tinggal di sini, wah ternyata kita punya satu-satu bahasa, Bahasa Indonesia.

Bangsanya satu, apa? Bangsa Indonesia. Nah tahun 28 itu meruntuhkan, mendobrak kesadaran lama, kesadaran pra-Indonesia yang terjadi pada abad 19 kebelakang, digantikan kesadaran baru orang Indonesia sebagai antitesa dan... dari kolonialisme.

Nasionalisme ini kan bentuk dari perlawanan reaksi terhadap kolonialisme. Maka lahirlah kita orang Indonesia secara identitas. politik ya, konstruksi politik itu orang Indonesia. Lahir tuh abad 20 dipertegas lewat Sumpah Pemuda yang waktu itu datang orang Ambon, orang mana lah, orang Jawa, orang Sulawesi datang.

Nggak ada lagi ikatan etnisitas kalau udah bicara kebangsaan. Apa? Kita orang Indonesia.

Kita nggak perlu memasalahkan lagi apa etnisitas kita, apa ras kita, apa agama kita. Intro Kongres Pemuda II adalah hasil permufakatan berbagai organisasi pemuda yang melaksanakan Kongres Pemuda I. Kongres Pemuda Kedua dilangsungkan di Batavia pada 27 dan 28 Oktober 1928 di tiga lokasi berbeda. Hari pertama Kongres 27 Oktober berlangsung di Gedung Katolike Jongen Lingenbond. Hari kedua 28 Oktober diadakan di Gedung Osia Fabioskop dan penutupannya dilangsungkan di Gedung Indonesia Kuphebo. Di gedung inilah keputusan Kongres dibacakan, yang kemudian dikenal dengan nama Sumpah Pemuda.

Gedung Indonesia Sheikh Klub Kepo adalah asrama mahasiswa yang diperuntukkan bagi mahasiswa dari luar Jakarta. Di asrama ini pula, para pemuda yang semuanya fasih berbahasa Belanda berkumpul, berdiskusi, berdebat, dan akhirnya berkongres. Kongres ini tentu saja tidak terselenggara dengan mudah. Rupa-rupa represi dan tekanan terus dilakukan bahkan sejak jauh-jauh hari. Para orang tua, priayi dan pejabat pemerintahan telah melarang anak-anak mereka terlibat dalam kegiatan politik.

Pemerintah sendiri selalu melakukan pengawasan melekat dalam setiap kegiatan dan rapat. Aparat pemerintah ini berhak melarang dan bahkan menangkap aktivis yang dianggap merongrong pemerintahan India-Belanda. Beberapa kegiatan tambahan seperti pawai dan arak-arakan pelajar termasuk yang dilarang dalam Kongres Pemuda Kedua ini.

Sementara penyebutan dan kalimat merdeka tentu saja jadi subversif yang paling tidak bisa diampuni. Meski demikian, anak-anak muda masa itu hidup dalam lingkungan pergerakan nasional yang tak bisa dibendung lagi. Semua mereka bersiasat di bawah hukum kolonial yang terus menjegal.

Termasuk persoalan-persoalan di antara anak bangsa sendiri yang belum lagi bertekad bulat dan bersatu sebagai bangsa Indonesia. Kongres Pemuda Kedua didasari hasil dari Kongres Pemuda Pertama. Dalam Kongres Pemuda Pertama, dimaklumatkan bahwa bahasa persatuan adalah bahasa Melayu. Pada Kongres Pemuda Kedua inilah terjadi perubahan besar, yaitu istilah bahasa Melayu diubah menjadi bahasa Indonesia.

Yamin yang semula bersikuku menggunakan istilah bahasa Melayu menimbang ulang, bahwa Kongres Kedua ini harus menghasilkan resolusi yang penting. Maka dia kemudian merumuskan bahasa persatuan adalah bahasa Indonesia. Kongres Pemuda Kedua pun ditutup dengan pembacaan hasil Kongres. Seluruh peserta yang berasal dari beragam suku dan golongan memulai awal baru bagi perjuangan bangsa.

Mereka bertekad bulat dalam satu sumpah, bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia. Berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Dan menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ikrar ini kemudian dikenal dengan nama Sumpah Pemuda. Selain itu dalam penutupan Kongres Pemuda kedua ini pula, untuk pertama kalinya lagu kebangsaan Indonesia Raya berkumandang secara instrumental ya.

Bangsa Indonesia dilahirkan oleh kaum muda. Sejak awal abad 20 yang ditandai dengan berdirinya syarikat Islam. Dan berbarengan dengan munculnya kaum terpelajar, kaum muda betul-betul bergairah.

Ya faktor kesadaran, kesadarannya begini. Kalau mau milih hidup enak kayak Bung Hatta gitu ya, itu kerja di Departemen Keuangan Hindia Belanda udah dapet uang banyak. Ya kan?

Soekarno juga. udah sama. Kayak Soekarno kalau mau hidup enak kan bisa, dia insinyur. Pada saat dimana orang sekolah aja paling tinggi mungkin sampai SD. Dia insinyur.

Dia bisa. Dia udah punya kantor biro. Kalau dia mau jadi pebuka...

pemerintahan Dupenak bisa, tapi pilihan itu karena pengetahuan mereka terhadap keadaan masyarakat, dipengaruhi oleh berbagai macam pemikiran-pemikiran besar di dunia ya, waktu itu kan mereka baca Karl Marx, baca pemikiran sosialisme, baca pemikiran tentang melawan imperialisme, kolonialisme, mereka bisa paham situasi kan baca ya, belajar ya. Orang kan bisa paham situasi karena belajar kan, oh kita di FINDES ya. Anda bayangkan hidup di dalam satu sistem masyarakat yang sangat diskriminatif, yang sangat rasialistis itu, ya kalau orang... Yang punya pikiran dari belajar ya melawan lah.

Iya gak? Mereka kan juga, orang pintar kan juga butuh bersuara gitu. Nah tapi dia melihat keadaan seperti itu ya kemudian bersuara, ya kan, mengorganisir diri, menumbuhkan kesadaran untuk pembebasan nasional yang kemudian ya ujungnya gerakan kemerdekaan. Soekarno tahun 1927 mendirikan Partai Nasionalis Indonesia.

Waktu itu umurnya baru 26 tahun. Sejak berdiri, aktivitas Soekarno membuat geram pemerintah India-Pelanda. dielakkan, Soekarno ditangkap dikurung di penjara Bangcei. 1 Desember 1930 Soekarno membaca pledoy dalam persidangan di Lendrat Bandung.

Pledoy ini diberi judul Indonesia Menggugat. Pidato politik yang menelanjangi kebusukan praktek-praktek kolonialisme dan imperialisme. Perjuangan pemuda tak hanya di tanah air. Muhammad Hatta tahun 1921 hingga 1932 bersekolah di Belanda.

Di perantauan inilah Hatta muda aktif dalam gerakan politik. Dia tergabung dalam perhimpunan Indonesia dan menjadi ketua pada tahun 1926. Usianya baru menginjak 24 tahun. Berjuang untuk bangsa sudah tentu memiliki resiko yang besar. Terlebih di masa penjajahan di bawah pemerintah kolonial India-Belanda.

Penangkapan, penjara, dan pengasingan menjadi ancaman nyata. Pada waktu itu Belanda pemerintah kolonial memiliki satu gubernur jenderalnya memiliki hak gitu ya veto namanya haknya ex orbitante rechten atau satu kewenangan bagi Gubernur Jenderal Hindia Belanda untuk mengasingkan, untuk menangkap siapapun yang dinilai membahayakan stabilitas negara kolonial, pemerintah kolonial. Apalagi ketika tahun... 920-an, 30-an itu Belanda ingin menegakkan apa yang disebut sebagai Rus and Order. Rus and Order itu artinya keamanan dan ketertiban yang kita sering dengar sekarang.

Tram tip gitu, ketentraman. Itu kan diadopsi dari sini juga itu, Rus and Order itu. Gak boleh ada onteran-onteran, gak boleh dari ribut-ribut, rusu-rusu, berisik-berisik gitu kan.

Gak ada demokrasi kok. Nah dengan hak ini, orang bisa dibuang. Ini separtai. Tiga serangkai dibuang ke Belanda. Tan Malaka Semaun dibuang.

Soekarno Tahan dibuang. Hatta dibuang. Semua.

Eh dibuang, dibuang. Diasingkan. Soekarno, 29 Desember hingga 31 Desember 1931 dipenjara.

Dipenjara banci dan suka miskin. Agustus 1933 diasingkan ke Ende Flores. Tahun 1938 sampai 1942 diasingkan ke Bengkulu. Muhammad Hatta dan Sultan Syahrir pada awal tahun 1935 dibuang ke Bovendigul, kemudian ke Bandanaira. Dan banyak aktivis gerakan kemerdekaan lain yang mengalami hal serupa.

Kita juga harus lihat konteks global waktu itu. 1930 terjadi krisis global. Zaman Malaysia disebut, zaman meleset.

Krisis. Kalau kita ngomong krisis 1914, perang. 1918 ada pandemi kayak sekarang. 1930 ada krisis. Sementara di Eropa, tempat dari mana negara-negara kolonial berasal.

Itu juga terjadi dinamika apa. Tonton. tahun 30-an, Nazi naik ke tampuk kekuasaan. Tidak hanya Nazi di Eropa, di Jerman, tapi juga di Itali dan juga di Jepang. Kemudian tahun 1942, Jepang yang juga berbaikat bersama koalisi bersama Jerman, menuduki Indonesia.

Sampai akhirnya Jepang datang meluluh lantai tahta pemerintahan Hindia Belanda atas Nusantara. 8 Maret 1942, pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Jepang datang, pada awalnya membawa angin segar.

Para tahanan politik dibebaskan. Mereka pun diberi kesempatan untuk berorganisasi, tapi sepenuhnya di bawah kontrol Jepang. Konflik antar tokoh pergerakan tak bisa dielakkan. Sampai akhirnya, Jepang kalah perang melawan sekutu.

Soekarno dan Hatta didorong oleh kaum muda untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Terjadi perdebatan antara kaum muda dan kaum tua. Syahrir ini bisa dianggap adalah seorang tokoh yang punya hubungan baik dengan para pemuda.

Apa yang diminta oleh Syahrir dan para pemuda ini adalah supaya Bung Karno dan Muhatta menyatakan kemerdekaan sekarang juga. Karena Jepang sudah minta damai dengan sekutu... Meskipun belum ada pernyataan menyerah resmi, pernyataan menyerah itu baru muncul tanggal 15 Agustus.

Mereka juga sekali lagi meminta kepada Bung Karno, Bung, sekarang, sekarang Indonesia merdeka. Lalu Bung Karno bersikeras sampai keluar kata-kata, saya tidak mau dipaksa. Karena ada istilah yang agak, apa namanya, agak keras dan vulgar itu, sampai-sampai Bung Karna bilang, ini leher saya. Gitu ya, maksudnya dia tidak akan mundur setapak pun juga untuk mengikuti maksud atau tujuan dari para pemuda yang dipimpin Wikana ini untuk segera menyatakan kemerdekaan. Akhirnya pada 17 Agustus 45, Indonesia memproklamirkan kemerdekaan.

Indonesia Merdeka! Tentu saja Belanda tidak menerima kemerdekaan Indonesia. Sejak Agustus 45, di semua wilayah Republik Indonesia terjadi perang.

Perang untuk mempertahankan kemerdekaan. Tercatat ada beberapa palagan besar yang diwarnai pertempuran sengit. Palagan Ambarawa, pertempuran Surabaya, Bandung Lautan Api, pertempuran Yogyakarta atau dikenal dengan agresi militer kedua, hingga perang Gerilya Semesta yang dipimpin langsung oleh Panglima Besar Sudirman, dan juga pertempuran-pertempuran di hampir seluruh wilayah Indonesia. Sejarah mencatat, kaum muda menjadi aktor utama dalam perjuangan bangsa melalui pertempuran bersenjata maupun diplomasi, perjuangan di jalan raya maupun organisasi. Di masa penjajahan maupun kemerdekaan, peristiwa-peristiwa besar negeri ini mengajarkan anak-anak muda itulah yang berjuang paling depan.

Abai pada kepentingan pribadi, tidak peduli jabatan dan kursi. Pada mereka kita belajar, pada kaum muda itu bergantung masa lalu dan masa depan Indonesia.